Anda di halaman 1dari 3

Kontribusi Islam dalam Bidang Seni dan Arsitektur

Islam tidak hanya merupakan agama yang mengatur tata cara ibadah dan kehidupan sosial, tetapi juga memberikan
kontribusi yang besar dalam bidang seni dan arsitektur. Seni dan arsitektur Islam memiliki keunikan tersendiri
dengan ciri khas yang terinspirasi dari ajaran agama dan kebudayaan. Kontribusi Islam dalam seni dan arsitektur
tidak hanya mencakup wilayah geografis yang luas, tetapi juga mencerminkan keragaman budaya dan
perkembangan intelektual umat Muslim. Dengan adanya kontribusi Islam dalam seni dan arsitektur memberikan
corak baru pada masing-masing bidang.

A) Bidang Seni
1. Seni Kaligrafi Islam

Seni kaligrafi Islam merupakan salah satu bentuk seni yang paling menonjol dalam tradisi Islam. Kaligrafi
merupakan seni menulis huruf Arab yang diolah sedemikian rupa sehingga membentuk komposisi artistik
yang indah. Dalam seni kaligrafi Islam, huruf-huruf Arab digunakan sebagai medium ekspresi untuk
menyampaikan pesan spiritual dan keagungan Allah. Kaligrafi Islam tidak hanya berfungsi sebagai hiasan,
tetapi juga sebagai sarana memperkuat ikatan antara seni, tulisan, dan ajaran agama.
Seni kaligrafi Islam memiliki keunikan dalam berbagai gaya penulisan, seperti Thuluth, Naskh, dan Kufi.
Setiap gaya memiliki karakteristik dan estetika sendiri, yang mencerminkan perkembangan dan
keanekaragaman budaya Islam. Seniman kaligrafi Islam menggunakan teknik yang rumit dan presisi untuk
menciptakan harmoni visual antara bentuk huruf, ruang negatif, dan penggunaan warna atau emas.
Karya-karya kaligrafi Islam dapat ditemukan dalam berbagai medium, mulai dari seni mural di masjid dan
istana, hingga lukisan di kertas atau keramik. Keindahan dan kehalusan seni kaligrafi Islam
menggambarkan kebesaran Allah dan menjadi ekspresi visual yang menginspirasi umat Muslim dan
seniman di seluruh dunia.
2. Seni Mozaik
Seni mozaik dalam budaya Islam memiliki sejarah panjang dan menjadi salah satu bentuk seni yang sangat
dihargai. Mozaik merupakan teknik seni menggabungkan potongan-potongan kecil bahan seperti keramik,
kaca, atau batu untuk membentuk pola atau gambar yang indah. Dalam konteks Islam, seni mozaik
digunakan untuk menghiasi bangunan seperti masjid, istana, mausoleum, dan madrasah.
Penggunaan seni mozaik dalam budaya Islam dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan motif yang khas.
Motif geometris dan geometri abstrak adalah ciri khas seni mozaik Islam, menggambarkan keindahan
matematis yang melambangkan kesempurnaan ilahi. Selain itu, mozaik juga menggambarkan bunga,
tumbuhan, dan kaligrafi Arab yang indah, menciptakan komposisi yang memukau dan mencerminkan
kekayaan seni Islam.
Seni mozaik dalam budaya Islam tidak hanya memperindah bangunan, tetapi juga mengkomunikasikan
nilai-nilai estetika, simbolisme, dan spiritualitas agama. Mozaik Islam menciptakan atmosfer yang indah
dan menakjubkan, menciptakan ruang yang membangkitkan perenungan dan pengabdian kepada Tuhan.
Keindahan seni mozaik Islam terus menginspirasi dan mempesona para pengagum seni hingga saat ini.
B) Bidang Arsitektur

Arsitektur Islam merupakan wujud perpaduan antara kebudayaan manusia dan proses
penghambaan diri seorang manusia kepada Tuhannya, yang berada dalam keselarasan
hubungan antara manusia, lingkungan dan Penciptanya. Arsitektur Islam mengungkapkan
hubungan geometris yang kompleks, hirarki bentuk dan ornamen, serta makna simbolis
yang sangat dalam. Arsitektur Islam merupakan salah satu jawaban yang dapat membawa
pada perbaikan peradaban. Di dalam Arsitektur Islam terdapat esensi dan nilai-nilai Islam
yang dapat diterapkan tanpa menghalangi pemanfaatan teknologi bangunan modern
sebagai alat dalam mengekspresikan esensi tersebut.
Perkembangan arsitektur Islam dari abad VII sampai abad XV meliputi perkembangan
struktur, seni dekorasi, ragam hias dan tipologi bangunan. Daerah perkembangannya
meliputi wilayah yang sangat luas, meliputi Eropa, Afrika, hingga Asia tenggara.
Karenanya, perkembangannya di setiap daerah berbeda dan mengalami penyesuaian
dengan budaya dan tradisi setempat, serta kondisi geografis. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi alam yang mempengaruhi proses terbentuknya kebudayaan manusia.
Ciri khas Arsitektur Islam yang mempengaruhi dunia
1. Kubah
Umumnya, kubah menjadi ciri khas sebuah tempat ibadah seperti masjid dan
mushola. Kubah umumnya berbentuk bundar dengan sedikit menjorok keatas.
dan pada bagian atasnya dibuat sedikit meruncing. Kubah sering dihiasi dengan
pola geometris yang kompleks. Penggunaan pola ini mencerminkan pemahaman
Islam terhadap matematika dan abstraksi, serta menciptakan estetika yang unik.
Kubah bukan hanya elemen dekoratif; mereka memiliki signifikansi simbolis dan
fungsional dalam arsitektur Islam. Kubah menciptakan ruang yang luas dan tinggi
di dalam masjid, memberikan kesan kebesaran dan keanggunan.

Dan kini, bentuk kubah tidak lagi hanya dipakai sebagai tempat memperindah
tempat ibadah. Di beberapa negara, banyak bangunan yang mengadopsi bentuk
kubah untuk sebuah bangunan

2. Menara

Menara adalah adalah salah satu elemen arsitektur Islam yang


paling kuno yang biasa terdapat di Masjid. Seperti kubah, menara juga
sering dihiasi dengan kaligrafi Islam dan ornamen artistik. Kaligrafi dapat berupa
ayat-ayat Al-Qur'an atau pesan-pesan keagamaan lainnya. Hiasan seni dan pola
geometris juga umum digunakan. Menara menciptakan siluet khas pada
bangunan masjid dan dapat membantu mengidentifikasi masjid tersebut dari
kejauhan. Desain menara dan kubah seringkali saling melengkapi dan
menciptakan kesan keindahan.

Fungsi utama menara adalah kesempatan bagi seorang muazin


untuk memanggil orang-orang beriman dari titik tertinggi untuk
berdoa. Itu terjadi lima kali sehari: saat fajar, pada siang hari, di
tengah hari, saat matahari terbenam dan pada malam hari

3. Mimbar

Mimbar adalah tempat seorang khatib untuk menyampaikan khutbah. Mimbar ini
sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW ketika pertama kali beliau membangun
masjid di Madinah. Bentuknya, ketika itu sangat sederhana. Hanya terbuat dari
tumpukan batu bata dan kayu dari pelepah kurma. Posisinya dibuat lebih tinggi
dari jamaah. Dengan posisi ini, maka Rasulullah bisa memandang seluruh
jamaah.

Dalam perkembangannya, kini mimbar dibuat beraneka ragam bentuk sesuai


dengan seni dan arsitektur daerah. Ada yang dibuat bertingkat tiga, empat dan
lima. Namun ada pula yang hanya bertingkat satu, dan pada bagian depannya
dibuat tertutup. Sekarang ini, model ini dikenal dengan istilah podium.

Anda mungkin juga menyukai