Bagi umat muslim, memasang kaligraIi Islam di dalam rumah sudah seperti keharusan. Ya, paling tidak ada kaligraIi bertuliskan nama Allah dan Nabi Muhammad SAW yang terpajang di dinding ruang tamu, untuk menandakan bahwa pemilik rumah tersebut beragama Islam. Dalam kamus bahasa indonesia, kaligraIi adalah seni menulis indah dengan pena sebagai hiasan. Sementara di dalam seni rupa islam, kaligraIi adalah tulisan dengan bahasa arab. Biasanya isi disadur dari ayat ayat suci Al-Quran. Bentuknya pun bervariasi, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan diatas logam atau kulit hewan. Namun kaligraIi bukan hanya sekedar pajangan belaka. KaligraIi yang memuat ayat ayat suci Al-quran memiliki makna yang dalam bagi yang memahaminya. tulisan yang terkandung dalam kaligraIi memiliki IilosoIi agar umat islam selalu mambaca ayat ayat suci Al-Quran dan selalu mengingat kepada penciptanya. Kendati begitu, memasang kaligraIi lebih baik ketimbang memajang patung, pajangan atau gambar yang berbentuk mahluk hidup. Pasalnya, dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat sebuah patung atau gambar yang berbentuk mahluk hidup, lantran setan atau jin kaIir bakal mendiami pajangan atau gambar tersebut. Red: YusuI
Seni rupa Islam uarl Wlklpedla bahasa lndonesla enslklopedla bebas 8e|um D|per|ksa
MoLlf arabesque dl bangunan Alhamra Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa dideIinisikan meliputi Jazirah Arab, AIrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan hingga sekarang. Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan IilsaIat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligraIi menjadi motiI hias. Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi siIat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.
Sejarah Kaligrafi Masuk Indonesia ReplyTerserahJuly 20th, 2011Bang Deny Peradaban Islam mulai muncul di permukaan ketika terjadi hubungan timbal balik antara peradaban orang-orang Arab dengan non-Arab. Pada mulanya, Islam tidak memerlukan suatu bentuk kesenian; tetapi bersama jalannya sang waktu, kaum muslimin menjadikan karya-karya seni sebagai media untuk mengekspresikan pandangan hidupnya. Mereka membangun bentuk- bentuk seni yang kaya sesuai dengan perspektiI kesadaran nilai Islam, dan secara perlahan mengembangkan gaya mereka sendiri serta menambah sumbangan kebudayaan di lapangan kesenian.|1| Salah satu bentuknya adalah seni kaligraIi.|2| KaligraIi atau biasa dikenal dengan khath |3| tumbuh dan berkembang dalam budaya Islam menjadi alternatiI ekspresi menarik yang mengandung unsur penyatu yang kuat. KaligraIi berkembang pesat dalam kebudayaan Islam adalah: Pertama, karena perkembangan ajaran agama Islam melalui kitab suci Al-Qur`an. Kedua, karena keunikan dan kelenturan huruI-huruI Arab. Khath sendiri sebagai satu bentuk kesenian yang memiliki aturan yang khas, telah tumbuh secara lepas maupun terpadukan dalam bagian-bagian unsur bangunan yang mempunyai makna keindahan tersendiri. Salah satu Iakta yang mempesona dalam sejarah seni dan budaya Islam ialah keberhasilan bangsa Arab, Persia, Turki dan India dalam menciptakan bentuk-bentuk dan gaya tulisan kaligraIis ke berbagai jenis variasi, antara lain: Kufi, Riqah, Diwani, Tsuluts, Naskhi dan lain-lain.|4| Di Indonesia, kaligraIi hadir sejalan dengan masuknya agama Islam melalui jalur perdagangan pada abad ke-7 M, lalu menyebar ke pelosok nusantara sekitar abad ke-12 M. Pusat-pusat kekuasaan Islam seperti di Sumatera, Jawa, Madura, Sulawesi, menjadi kawah candradimuka bagi eksistensi kaligraIi dalam perjalanannya dari pesisir/pantai merambah ke pelosok-pelosok daerah.|5| Pada masa permulaan Islam di Indonesia, penampilan kaligraIi atau khath dapat dikatakan kurang menonjol. Hal ini disebabkan oleh penerapan kaligraIi (dekorasi) sangat terbatas. Karya- karya arsitektur pada masa permulaan Islam seperti masjid-masjid di Banten, Cirebon, Demak dan Kudus, tidak banyak memberikan peluang yang berarti bagi penerapan kaligraIi (khath). Di samping itu, dalam Iungsi dekoratiInya, kaligraIi sering dipadukan dengan motiI hias tradisional, dan kadang-kadang juga dipadukan dengan aksara Jawa dalam bentuk candra sangkala (sebagai petunjuk angka tahun berdirinya suatu bangunan), sehingga kaligraIi Islam tidak dapat berdiri sendiri sebagai cabang seni rupa. Pada masa itu, sebagian besar karya kaligraIi lebih mementingkan nilai-nilai Iungsional dari pada nilai estetis. Dengan kata lain, nilai-nilai keindahan tulisan itu sendiri sebagai karya seni menjadi terabaikan.|6| Belakangan ini tampak gejala penggarapan kaligraIi, baik secara kaidah khathiyah maupun yang lebih bebas` ke dalam lukisan. KaligraIi murni mengalami bentuk pengungkapan baru ke dalam komposisi huruI yang diramu dengan motiI dekorasi. Seperti munculnya kembali penggunaan bahan kaca sebagai medium seni lukis, karya-karya seni kaligraIi dalam berbagai bentuk wayang dan tokoh cerita dalam agama Islam dengan gaya khas Cirebon. Namun maniIestasi kaligraIi Islam masih tidak beranjak dari konsepsi masa awal Islam yaitu mengisi bidang gambar yang tersedia, hanya saja keterikatan itu tidak sekuat pada masa awal Islam.|7| Angin baru ditiupkan oleh A. Sadali, AD. Pirous (Bandung), Amri Yahya (Yogyakarta) dan Amang Rahman (Surabaya) yang dengan kemampuan tekniknya melahirkan karya-karya seni lukis kaligraIi yang berkarakteristik. KaligraIi yang hadir dalam karya pelukis-pelukis tersebut menjadi ekspresi yang larut dalam mediumnya. Unsur-unsur garis, bentuk, warna, tekstur, dan unsur bentuk lainya, mampu mencuatkan nilai-nilai baru dalam seni lukis kaligraIi di Indonesia sebagai kaligraIi kontemporer. Kehadiran seni lukis kaligraIi di Yogyakarta sebagai karya 'pemberontakan terhadap kaidah- kaidah khathiyah merupakan kebangkitan kembali pada seni kaigraIi, baik pada seniman maupun penikmatnya. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan oleh para tokoh pembaharu dalam seni lukis kaligraIi untuk menemukan cara-cara baru dalam berekspresi semangat Islami melalui tulisan indah, adalah tanda-tanda yang memberi harapan besar bagi seni Islam yang sangat dihormati in