Anda di halaman 1dari 25

Moh.

Taofiq Rauf
PRANATA HUMAS AHLI MUDA

• Pernah di Majalah Matra


• Pernah di LKBN Antara
• Saat ini di Komik Komunika
• Saat ini di portal berita
www.infopublik.id
• Saat ini di Majalah GPRNews
• Saat ini di Forum Merdeka Barat 9
(FMB9)
• Saat ini sebagai verifikator berita
PSO LKBN Antara
Mengemas Siaran Pers
Kesukaan Media

Jarkom Kominfo
Jakarta | 18 November 2020

MOH TAOFIQ RAUF


Siaran pers itu apa?

Informasi/berita yang menggambarkan suatu kegiatan atau isu tertentu.


Disebarluaskan oleh kementerian/lembaga/badan usaha kepada khalayak melalui
media massa seperti koran, televisi, radio, atau situs online dengan tujuan untuk
mendapatkan publisitas, promosi, branding, atau pencitraan.
SIARAN PERS:

Informasi yang memiliki nilai


berita.

Tidak semua informasi memiliki nilai berita.


Tayang dan dimuat di media
itu mudah...
▪ Bayar wartawan
▪ Pasang advertorial
▪ Tayang di website sendiri

Hasilnya belum tentu dibaca.


Imbasnya? >>>> Agenda setting tak berfungsi!!!
Bagaimana menulis siaran pers
Yang disukai media...
Sudut Pandang
Mencari tahu cara pandang media terhadap suatu isu atau kebijakan pemerintah

Caranya ???
Monitoring isu Riset
media

Nilai berita/isu Kuatkan dengan wawancara dan data (terbaru)


Selasai ???

Minimal perjalanan
Keberhasilan
sebuah publikasi/counter narasi
• Siaran pers yang disukai media mengandung informasi yang berguna atau mempunyai intisari atau suatu
nilai dari suatu berita. Lagi-lagi nilai berita. Media dimudahkan mendapatkan bahan tulisan.
• Siaran pers jadi aktivitas yang kerap kali tak menjadi perhatian. Atau kalaupun terpikirkan adalah hal
belakangan. Salah !!!
• Siaran pers jadi komponen penting untuk menjadikan program/produk dikenal oleh publik. Pendekatan
permulaan terhadap media berawal dari siaran pers.

SIARAN PERS Penting??


Siaran pers salah satu senjata suksesnya agenda setting. Suksesnya agenda setting ditentukan oleh
“dimakan” atau tidak siaran pers “mentah-mentah” oleh media. >>>>> Media lupa dengan agenda setting
sendiri.
Masalah pada siaran pers
1. Tidak menarik
2. Tidak di”makan” media.
▪ Tidak memiliki nilai berita >> media ogah.
Posisi siaran pers sebagai penentu agenda setting. Bukan siapa

narsumnya

▪ Isinya tidak bermanfaat buat pembaca, otomatis mediapun


ogah.

Sajikan informasi penting dan data terbaru

▪ Hanya bermanfaat untuk promosi/program/seremoni.

Kenapa Citra pimpinan >>>> harusnya citra program

▪ Isinya citra positif semata


apa manfaatnya buat pembaca?
Padahal peran Rilis penting karena menjadi agenda setting
untuk mempengaruhi media. Media menjangkau publik lebih luas.
1. Buat rilis dengan kaidah berita
Pahami bagaimana caranya menulis hardnews – 5W+1H
dan piramida terbalik.

2. Isinya harus penuh data dan


bernilai berita
Kenapa suka ditolak/ditinggal media? Karena gak ada
nilai beritanya.
Sesungguhnya…….
Wartawan itu pemalas. 3. Pastikan Rilis sesuai dengan
agenda setting, bukan asal
bikin.
NILAI BERITA
Seperti sebuah berita, siaran pers yang menarik harus mengandung unsur:
• Faktual (sesuatu yang ada dan pernah terjadi),
• Aktual (sesuatu yang baru, bukan basi),
• Informatif (ada unsur yang menambah pengetahuan bagi pembaca atau
menambah kejelasan), Obyektif (sesuatu yang sebenarnya, tidak dibuat-buat)
• Akurat (tepat dan pas ukurannya, tak ditambah atau dikurangi, dan juga tida salah),
dan……..
• Menarik (melibatkan kepentingan pembaca dan merangsang keingintahuan
pembaca).

• Memberitahukan
• Menjelaskan
SIFAT SIARAN PERS • Menekankan
• Mempengaruhi
• Membimbing
• Kop siaran pers >>> logo kementerian
• Nama dan kontak narahubung >>> memudahkan
media yang tertarik untuk mengembangkan berita lebih lanjut
(agenda setting berhasil atau minimal jaringan media
diperoleh). Pastikan narahubung adalah orang yang menguasai
komunikasi dan data terkait isu yang diangkat

Bagian penting
• Membuat kerangka yang terdiri dari; Judul, Lead atau Intro, Body atau
Tubuh, dan Ending atau Penutup.

• Judul atau biasa disebut kepala berita. Sebagai kepala, judul sebaiknya
mencerminkan isi berita. Apa yang kita tulis pada judul tidak berlainan
atau menyimpang dari isi. Judul harus informatif, ringkas, padat, jelas,
dan menarik.

• Lead atau paragraf pembuka harus mempunyai daya tarik agar orang
terus membaca isi siaran pers. Beberapa macam lead yang bertujuan
memancing perhatian pembaca: Lead ringkasan, Lead diskriptif, Lead
kutipan, Lead pertanyan, Lead bertutur, dan Lead gabungan.

• dahulukan sesuatu yang dianggap paling penting. Teori piramida


Kerangka terbalik tetap diterapkan di sini. Pastikan unsur "5 W dan 1 H" dalam isi
siaran pers. Siaran pers harus mampu menyediakan jawaban untuk
Siapa, Apa, Kapan, Dimana, Mengapa dan Bagaimana.

• Penutup dalam siaran pers bisa berupa penekanan kembali pesan yang
ingin disampaikan, anjuran sampai tuntutan terkait dengan isu yang
dikembangkan.
Tempatkan diri kita
sebagai pembaca
...
Judul menarik
...

Jebakan yang sering terjadi

“KLHK Terjunkan Tim Tangani Karhutla “Karhutla di Pusaran


Meski di Tengah Pandemi Virus COVID- Pandemi”
19”
Judul menarik
...

Jebakan yang sering terjadi

“Kominfo Bangun Infrastruktur di “Agar Paket Tak Semahal Emas


Daerah 3T”
Judul menarik
...

Jebakan yang sering terjadi

Tingkatkan Layanan Kesehatan, Lenyapnya “Jin Pengganggu Anak”


Pemerintah Bangun Posyandu di Gucialit
di Kecamatan Gucialit, Lumajang
SIARAN PERS UNTUK MEDIA

Menulislah dari
sudut pandang media!
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai