Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

DIREKTORAT RUMAH SWADAYA DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DENGAN

YAYASAN ADVENTIST DEVELOPMENT AND RELIEF AGENCY


(ADRA) INDONESIA

Nomor : .....
Nomor : .....

TENTANG

PELATIHAN TEKNOLOGI LAPISAN FEROSEMEN BAGI


TENAGA AHLI DAN TENAGA FASILITATOR LAPANGAN
PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS

Pada hari ini ........, tanggal ......., tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (.... - .... -
2022) yang bertempat di Jakarta, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Ir. K. M. Arsyad, M.Sc.


Jabatan : Direktur Rumah Swadaya, Direktorat Jenderal Perumahan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat , yang
diangkat berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
Dan Perumahan Rakyat Nomor 542/KTPS/M/2020 dalam hal
ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Rumah Swadaya ,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat
Rumah Swadaya, Direktorat Jenderal Perumahan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang
berkedudukan di Jalan Pattimura Nomor 20 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan;

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. Nama : Panahatan Doloksaribu


PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Jabatan : Direktur Program Yayasan ADRA Indonesia, berdasarkan
Akta Pernyataan Keputusan Rapat Yayasan Adventist
Development and Relief Agency Indonesia Tanggal 28 April
2016 No 08 dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
Yayasan ADRA Indonesia berkedudukan di Jalan MT.
Haryono Blok A Kavling 4-5 Jakarta Barat.

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk selanjutnya secara bersama-


sama disebut sebagai PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA


PIHAK terlebih dahulu menerangkan latar belakang Perjanjian Kerja Sama
ini, sebagai berikut:

1. PIHAK PERTAMA adalah Direktorat Rumah Swadaya yang dalam hal ini
memiliki tugas melaksanakan penyusunan program anggaran dan
penyelenggaraan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
2. PIHAK KEDUA adalah Yayasan ADRA Indonesia yang merupakan
organisasi kemanusiaan yang fokus pada pengembangan masyarakat dan
memiliki pengalaman serta keahlian dalam penerapan teknologi
ferosemen sebagai bagian dari upaya pengurangan resiko bencana
berhadapan dengan bahaya seismic di Indonesia.
3. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman mengamanatkan bahwa Negara bertanggung jawab
melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di
dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di
seluruh wilayah Indonesia
4. Pemenuhan rumah layak huni dilaksanakan melalui bantuan
pemerintah, salah satunya dengan Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya (BSPS). Kegiatan BSPS ini dilaksanakan berbasis pemberdayaan
masyarakat dan responsif gender dalam rangka penanganan rumah tidak
layak huni, peningkatan kualitas perumahan dan penanganan bencana.
5. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 Pasal 427, Direktorat Rumah Swadaya
memiliki tugas melaksanakan penyusunan program anggaran,
penyusunan rencana teknis, standar dan pedoman, fasilitasi pendataan

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
dan verifikasi, fasilitasi pemberdayaan dan kemitraan, pelaksanaan
bantuan stimulan, pemantauan di bidang penyelenggaraan bantuan
rumah swadaya, dan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan. Salah satu
fungsi yang diselenggarakan oleh Direktorat Rumah Swadaya adalah
melakukan penyiapan penerima bantuan dan pendampingan dalam
pelaksanaan bantuan stimulan di bidang penyelenggaraan bantuan
rumah swadaya.
6. Kegiatan BSPS yang dilaksanakan diharapkan untuk dapat memenuhi
persyaratan layak huni, meminimalisir kerusakan bangunan dan
memberikan keamanan terhadap dampak bencana gempa.
7. Teknologi Lapisan Ferosemen dapat digunakan oleh penerima bantuan
untuk memperkuat struktur rumah rakyat non-enginering,
meminimalisir kerusakan bangunan dan menjamin bangunan rakyat
tidak berbahaya jika berhadapan dengan bahaya gempa yang rawan
terjadi di seluruh Indonesia.
8. Implementasi Kegiatan BSPS memerlukan Tenaga Ahli dan Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) yang terampil dan terlatih, sehingga dapat
memberikan arahan kepada tukang bangunan di setiap Kelompok
Penerima Bantuan (KPB) di wilayah penerima bantuan stimulan.
9. Yayasan ADRA Indonesia sebagai organisasi kemanusiaan yang fokus
pada pengembangan masyarakat memiliki pengalaman dan keahlian
dalam penerapan teknologi ferosemen. ADRA Indonesia telah
menerapkan teknologi ini dalam membangun kembali rumah rakyat atau
memperkuat bangunan rumah rakyat, sekolah, puskesmas pembantu,
fasilitas isolasi mandiri. ADRA Indonesia telah menerapkan teknologi ini
sebagai bagian dari upaya pengurangan resiko bencana berhadapan
dengan bahaya seismic yang semakin tinggi di Indonesia.
10. Yayasan ADRA Indonesia menyediakan program pelatihan Teknologi
Lapisan Ferosemen bagi 450 orang Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator
Lapangan (TFL) Program BSPS Tahun 2022 di 15 Kabupaten / Kota.
11. Perjanjian Kerja Sama ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan
Bersama antara Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dengan Yayasan Adventist Development
and Relief Agency (ADRA) Indonesia Nomor …… dan ……. Tanggal …..
2022.

BAB I
PENGERTIAN

Pasal 1

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Dalam Perjanjian Kerja Sama ini, yang dimaksud dengan :
1. Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya yang selanjutnya disingkat BSPS
adalah bantuan Pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan
kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana,
sarana, dan utilitas umum.
2. Tenaga Fasilitator Lapangan yang selanjutnya disingkat TFL adalah
tenaga profesional pemberdayaan lokal yang menjadi penggerak dan
pendamping penerima bantuan dalam melaksanakan kegiatan BSPS.
3. Yayasan Adventist Development and Relief Agency yang selanjutnya
disingkat ADRA merupakan bagian dari jaringan organisasi nirlaba
kemanusiaan global yang berfokus pada pengembangan masyarakat dan
pemberian dukungan bagi masyarakat yang paling rentan, dan tidak
berafiliasi dengan partai politik manapun dengan prioritas program
layanan pada bidang Pengurangan Resiko Bencana, Kesehatan,
Ketahanan Pangan, Pendidikan dan Respon Kedaruratan.
4. Teknologi balutan ferosemen yang digagas oleh Ir. Teddy Boen
merupakan metode peningkatan kualitas bangunan rumah sederhana,
berupa pemasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan perkuatan pada
dinding pasangan bata untuk menambah kekuatan struktur dan
mengurangi/ menghilangkan penggunaan tulangan baja.
5. Teknologi Lapisan Ferosemen dapat digunakan oleh penerima bantuan
untuk memperkuat struktur rumah rakyat non-engineering,
meminimalisir kerusakan bangunan dan menjamin bangunan rakyat
tidak berbahaya jika berhadapan dengan bahaya gempa yang rawan
terjadi di seluruh Indonesia.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

Pasal 2

1. Perjanjian Kerja Sama ini dimaksudkan untuk menjadi acuan PARA


PIHAK dalam melaksanakan kegiatan Pelatihan Teknologi Lapisan
Ferosemen bagi Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)
Kegiatan BSPS tahun 2022 di 15 Kabupaten / Kota.
2. Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah dalam rangka mendukung
pembangunan rumah Kegiatan BSPS dengan menerapkan Teknologi
Lapisan Ferosemen agar meningkat ketangguhan masyarakat

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
berhadapan dengan bahaya gempa, melalui serangkaian pelatihan bagi
Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Tahun 2022 di
15 Kabupaten / Kota.
3. Sasaran yang akan diwujudkan melalui perjanjian kerja sama ini adalah
a) Meningkatnya pengetahuan 450 orang Tenaga Ahli dan Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS 2022 di 15 Kabupaten/Kota
dalam hal penerapan teknoogi ferosemen.
b) Tukang lokal dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) mendapat
kesempatan untuk menerapkan teknologi ferosemen secara langsung
dengan praktik dilapangan melalui 15 rumah contoh (1 rumah contoh
per kabupaten/kota)

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi


1. Tugas dan Wewenang
2. Pelaksanaan Kerja Sama
3. Jangka Waktu
4. Pendanaan
5. Lokus Kegiatan
6. Nara Hubung
7. Keadaan Kahar
8. Penyelesaian Perselisihan
9. Penutup

BAB IV
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 4

1. PIHAK PERTAMA memiliki tugas dan wewenang


a. Menyelenggarakan pelatihan mengenai Teknologi Lapisan Ferosemen
kepada Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan
b. Menyediakan akomodasi, transportasi dan konsumsi kepada peserta
yang diundang dalam pelatihan tersebut.
2. PIHAK KEDUA memiliki tugas dan wewenang

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
a. Menyediakan tenaga pelatih dan fasilitator pelatihan Teknologi Lapisan
Ferosemen.
b. Mengalokasikan dana untuk tenaga pelatih dan fasilitator pelatihan
Teknologi Lapisan Ferosemen selama kegiatan pelatihan berlangsung.
c. Memberikan konsultasi teknis kepada Tenaga Ahli dan Tenaga
Fasilitator Lapangan (TFL) dalam penerapan teknologi ferosemen
setelah pelatihan.
d. Memberikan laporan mengenai capaian dan keberhasilan pelatihan-
pelatihan yang telah dilakukan termasuk rekomendasi dan
pembelajaran.

BAB V
PELAKSANAAN KERJA SAMA

Pasal 5

1. PIHAK PERTAMA menyampaikan rencana pelaksanaan pelatihan Tenaga


Fasilitator Lapangan (TFL) kepada PIHAK KEDUA.
2. PARA PIHAK menyepakati susunan acara pelatihan Tenaga Fasilitator
Lapangan yang telah termasuk materi Teknologi Lapisan Ferosemen.
3. PIHAK KEDUA mengatur penugasan tenaga pelatih dan fasilitator (nara
sumber) dalam pelatihan Teknologi Lapisan Ferosemen berdasarkan
susunan acara yang disepakati dengan PIHAK KESATU.
4. PIHAK PERTAMA melaksanakan pelatihan Teknologi Lapisan Ferosemen
bagi Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan sebagai bagian dalam
pelatihan atau pembekalan Tenaga Fasilitator Lapangan.
5. PIHAK PERTAMA menyiapkan rumah calon penerima Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya yang akan dijadikan praktik perbaikan rumah
dengan Teknologi Lapisan Ferosemen.
6. PIHAK KEDUA menanggung biaya tukang dan material yang diperlukan
untuk meretrofit 15 rumah calon penerima bantuan yang ditunjuk PIHAK
PERTAMA.
7. PARA PIHAK menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan
Teknologi Lapisan Ferosemen.

BAB V
JANGKA WAKTU

Pasal 6

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
1. Perjanjian Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) bulan
terhitung mulai tanggal perjanjian ini ditandatangani dan dapat
diperpanjang, diubah serta diakhiri dengan persetujuan tertulis oleh
PARA PIHAK.
2. Pihak yang berniat untuk memperpanjang Perjanjian Kerja Sama ini
sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih
dahulu memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum Perjanjian Kerja Sama berakhir.

BAB VI
PENDANAAN

Pasal 7

1. PIHAK PERTAMA akan menanggung biaya-biaya yang muncul akibat


mengundang peserta untuk pelatihan Teknologi Lapisan Ferosemen.
2. PIHAK KEDUA akan menanggung biaya-biaya yang timbul akibat dari
penugasan tenaga pelatih atau fasilitator nasional untuk melatih Tenaga
Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).
3. PIHAK KEDUA akan menanggung biaya tukang dan material yang
diperlukan untuk meretrofit 15 rumah sebagai bagian dari praktek
lapang pelatihan yang diselenggarakan oleh PIHAK PERTAMA.

BAB VII
LOKUS KEGIATAN

Pasal 8

Kegiatan pelatihan Teknologi Lapisan Ferosemen akan dilaksanakan di:


PROVINSI KABUPATEN/KOTA
1. Lampung 1. Kabupaten Pesawaran
2. Kabupaten Pringsewu
3. Kota Bandar Lampung
2. Banten 4.
3. Jawa Barat 5. Kabupaten Karawang
4. Jawa Tengah 6. Kabupaten Pemalang
7. Kota Semarang
5. Jawa Timur 8.
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
6. Nusa Tenggara Barat 9. Kota Mataram
7. Sulawesi Utara 10.
8. Sulawesi Tengah 11.
9. Sulawesi Selatan 12.
10. Sulawesi Tenggara 13.
11. Maluku 14.
12. Papua Barat 15.

BAB VIII
NARA HUBUNG

Pasal 9

Nara hubung untuk setiap lokasi kegiatan:


BALAI PROVINSI
1. Balai Pelaksanaan 1. Lampung PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan RUK Provinsi Lampung
Sumatera V Rangi L (0812 7961 313)
2. Balai Pelaksanaan 2. Banten PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan RUK Provinsi Banten
Jawa I Saut ….
3. Balai Pelaksanaan 3. Jawa Barat PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan RUK Provinsi Jawa Barat
Jawa II Indro Utomo …
4. Balai Pelaksanaan 4. Jawa PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Tengah RUK Provinsi Jawa Tengah
Jawa III Achmad Hendrico (…)
5. Balai Pelaksanaan 5. Jawa Timur PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan RUK Provinsi Jawa Timur
Jawa IV …. (…)
6. Balai Pelaksanaan 6. Nusa PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Tenggara RUK Provinsi Nusa
Nusa Tenggara I Barat Tenggara Barat
…. (…)
7. Balai Pelaksanaan 7. Sulawesi PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Utara RUK Provinsi Sulawesi
Sulawesi I Utara
…. (…)
8. Balai Pelaksanaan 8. Sulawesi PPK Rumah Swadaya dan
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
BALAI PROVINSI
Penyediaan Perumahan Tengah RUK Provinsi Sulawesi
Sulawesi II Tengah
…. (…)
9. Balai Pelaksanaan 9. Sulawesi PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Selatan RUK Provinsi Sulawesi
Sulawesi III Selatan
…. (…)
10. Balai Pelaksanaan 10. Sulawesi PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Tenggara RUK Provinsi Sulawesi
Sulawesi III Tenggara
…. (…)
11. Balai Pelaksanaan 11. Maluku PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan RUK Provinsi Maluku
Maluku …. (…)
12. Balai Pelaksanaan 12. Papua PPK Rumah Swadaya dan
Penyediaan Perumahan Barat RUK Provinsi Papua Barat
Papua II …. (…)

BAB IX
KEADAAN KAHAR

Pasal 10

1. PARA PIHAK dapat menunda atau membebaskan kewajiban masing-


masing PIHAK bila terjadi hal-hal diluar kekuasaan manusia/keadaan
kahar.
2. Keadaan kahar sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Kerja Sama ini
termasuk tapi tidak terbatas pada bencana yang disebabkan oleh bencana
oleh gempa bumi, banjir, taufan, tanah longsor, sabotase, huru hara,
pemberontakan yang jelas dinyatakan oleh instansi berwenang yang
menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya Perjanjian Kerja Sama ini.
3. Keadaan kahar sebagaimana dimaksud pada ayat ada hubungan sebab
akibat secara langsung yang menyebabkan PARA PIHAK tidak dapat
menyelenggarakan kegiatan yang telah direncanakan.

BAB X
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Pasal 11

1. Dalam hal terjadinya perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja


Sama ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.
2. Dalam hal upaya penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak tercapai, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyerahkan
penyelesaiannya ke pengadilan yang disepakati PARA PIHAK.

Pasal 12

1. Perubahan terhadap Perjanjian Kerja Sama ini akan diatur dalam


perubahan yang disepakati PARA PIHAK dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.
2. Dalam hal terdapat kebijakan pemerintah atau aturan lain yang
mengakibatkan perubahan dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini,
akan dibicarakan lebih lanjut oleh PARA PIHAK.
3. Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini tidak terpengaruh dengan
terjadinya pergantian kepemimpinan di lingkungan PARA PIHAK.

BAB XI
PENUTUP

Pasal 13

Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK pada
hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebut pada awal Perjanjian
Kerja Sama dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,


DIREKTUR PROGRAM YAYASAN DIREKTUR RUMAH SWADAYA
ADRA INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL
PERUMAHAN

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
_______________________________ Ir. K. M. ARSYAD, M.Sc.
NIP. 196709081991031006

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA

Anda mungkin juga menyukai