Anda di halaman 1dari 3

Nama : Salsa Azzahra Nur Fadillah

NIM : 1321123019

Prodi : S1 Gizi 2023

REDAKSI

PERAN KELUARGA TERHADAP PEMBINAAN KEBIASAAN MAKAN PADA ANAK

Untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Gizi oleh dosen pengampu Ibu
Iriyanti Harun,S.KM.,M.Gizi saya melaksanakan wawancara kepada seorang ibu dengan data lengkap
wawancara sebagai berikut:

Narasumber: Ibu Nurjanah

Umur : 27 tahun

Alamat : Bojongmalaka

Tanggal : 8 Desember 2023

Pukul : 10.30 WIB

Berikut beberapa pertanyaan yang saya tanyakan kepada Ibu Nurjanah beserta pembahasannya:

1. S : Ibu, apakah ibu sudah memiliki anak saat ini?

N: Kebetulan baru satu anak saya

2. S: Umurnya berapa tahun?

N: Baru dua tahun empat bulan

3. S: Sejak kecil sampai sekarang, anak ibu apakah ibu beri ASI atau susu formula?

N: Kebetulan waktu melahirkan ASI saya masih sedikit jadi saya kasih susu formula sebentar, tapi
setelah itu saya kasih ASI sampai umur dua tahun

Pembahasan: Tindakan yang Ibu Nurjanah sudah benar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan ASI
lanjutan secara optimal hingga 2 tahun atau lebih merupakan hal mutlak untuk meningkatan kesehatan
bayi.

4. S: Oh jadi pernah dikasih susu formula juga ya bu?

N: Iya, soalnya kan takutnya kurang


Pembahasan: Susu formula memang memiliki banyak manfaat salah satunya memenuhi kebutuhan
energi anak, jadi ketika anak tidak mendapatkan ASI dari ibunya, susu formula sangat tepat untuk
diberikan kepada anak agar kebutuhan energinya tetap terpenuhi

5. S: Dari kecil sampai saat ini untuk MPASI nya ibu kasih yang instan atau buatan sendiri?

N: Pas enam bulan saya kasih yang instan dulu, kadang saya selingi sama nasi yang di tim, telur, tahu
jadi biar anaknya gak bosen

Pembahasan: Pemberian MPASI instan memang tidak dianjutkan untuk dikonsumsi secara terus-
menerus. Terutama MPASI bubur instan yang mengandung pemanis dan tambahan garam. MPASI
buatan sendiri lebih kaya rasa, tekstur, dan aroma. MPASI buatan sendiri juga dianggap lebih terjamin
kandungannya dan juga kehigienisannya karena dibuat langsung oleh para ibu.

6. S: Kalau buat bahan-bahan sama perlengkapannya biasanya ibu siapin kaya gimana?

N: Pertama saya cuci tangan dulu, setelah itu saya membersihkan peralatannya, bahan bahan untuk
MPASI nya juga harus bersih, harus dicuci dulu harus steril namanya untuk anak, karena anak itu masih
sangat sensitif

Pembahasan: Benar, yang paling utama adalah kebersihan karena anak itu masih sangat sensitif, tetapi
jangan lupa juga harus disiapkan dan diperhatikan makanannya juga tentunya harus yang mengandung
gizi seimbang.

7. S: Kalau menunya itu setiap hari apakah sama atau berbeda-beda?

N: Untuk menu saya kasih berbeda-beda karena anak saya bosenan

Pembahasan: Anak mungkin akan bosan jika hanya diberi makanan yang itu-itu saja. Ada beberapa
variasi menu MPASI yang bisa dicoba. Tentunya, ibu tetap harus memperhatikan jenis makanan dan
asupan nutrisi untuk anak.

8. S: Biasanya ibu kasih makanan itu suhunya hangat atau di dinginkan dulu?

N: Saya kasih hangat kuku karena anak saya juga gak suka makanan yang dingin

Pembahasan: Pemberian MPASI biasanya memang lebih banyak disajikan dalam suhu hangat, tetapi
MPASI juga tidak boleh dihangatkan lebih dari dua kali.

9. S: Kalau ibu biasanya kasih makan sehari berapa kali dan porsinya bagaimana?

N: Saya kasih tiga kali pagi, siang, sore. Porsinya kalau anak saya lagi gak mau makan saya kasih sedikit
dulu, tapi kalau lagi mau biasanya suka saya tambah lagi kadang saya kasih cemilan

Pembahasan: Ibu Nurjanah bukan type ibu yang suka memaksa anaknya, ia lebih memilih memberikan
makanan sedikit dulu jika anaknya sedang tidak mau, atau ia memberi cemilan agar perut anaknya terisi.
10. S: Tapi anaknya semua makanan suka?

N: Iya tapi anak saya bosenan jadi harus selang seling, saya suka bikin cemilan dirumah kaya terigu
pake telor, atau telor puyuh yang di rebus atau di ceplok.

Pembahasan: Membuat cemilan sendiri dirumah sangat dianjurkan daripada membeli dari luar, karena
kita tidak tau kebersihan makanan itu dan belum tentu makanan itu baik untuk anak.

11. S: Apa ada makanan yang ibu dan bapak gak suka lalu turun ke anaknya?

N: Ada, suami dan saya gak suka makanan kaya jengkol, pete yang gitu kayanya anak saya juga gak
suka tapi gak tau belum saya coba

12. S: Kalau untuk makanan yang ibu bapak sukain ada gak yang turun ke anaknya?

N: Ada, suami saya suka mie basah nurun ke anak saya juga suka mie tapi dengan porsi sedikit
tentunya

Pembahasan: Menurut Ketua Umum Pergizian Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardiansyah, M.S
mengatakan anak usia satu tahun ke atas boleh mengonsumsi mi instan untuk mengenal beragam cita
rasa. Tapi balik lagi, jangan terlalu sering karena tidak baik juga untuk kesehatan.

13. S: Sampai sekarang anak ibu masih diberi MPASI?

N: Engga, karena kan anak itu naik tekstur ya makan nya jadi udah saya kasih nasi utuh

14. S: Kalau menurut ibu, keluarga itu penting gak sih terhadap pembinaan kebiasaan makan pada anak?

N: Tentu sangat penting, apalagi saya suka browsing ya anak itu gen makan nya turun dari ayahnya,
kata ibu mertua saya juga gitu tapi memang bener sih anak saya nurun dari bapaknya

Kesimpulan:

Dari hasil wawancara yang saya dapatkan, menurut saya peran keluarga itu sangatlah penting terhadap
pembinaan kebiasaan makan pada anak karena keluarga adalah orang terdekat bagi anak, jadi apapun
yang anak makan pasti sebagian besar karena lingkungan keluarga, bagaimana cara keluarga itu makan,
makanannya apa saja, dan lain lain. Jadi sebagai orang tua juga, kita harus membina kebiasaan makan
yang baik pada anak sejak dini karena itu akan ia bawa sampai dewasa nanti.

Anda mungkin juga menyukai