Anda di halaman 1dari 22

Contoh Manajemen Proyek

DAFTAR ISI

Daftar isi : 1
................................................................................
Ba I Pendahuluan ................................................................. : 2
b ........
Ba II Pengertian Manajemen Konstruksi
b
II. 1 Definisi : 3
Manajemen ........................................................
II. 2 Unsur - unsur : 4
Manajemen .............................................
II. 3 Sirklus dan Proses : 5
Manajemen ......................................
Ba III Manajemen Konstruksi
b
III. 1 Fungsi : 6
Manajemen ........................................................
III. 2 Pengertian Manajemen : 8
Konstruksi ...............................
III. 3 Tujuan Manajemen : 9
Konstruksi .....................................
III. 4 Peranan Manajemen : 10
Konstruksi ...................................
III. 5 Unsur - unsur Manajemen : 11
Konstruksi .........................
III. 6 Objek - objek : 12
Pengendalian .........................................
III. 7 Konsep Manajemen : 13
Konstruksi .....................................
Ba IV Proyek Konstruksi
b
IV. 1 Jenis Proyek : 16
Konstruksi ................................................
IV. 2 Tahapan Proyek : 17
Konstruksi ..........................................
IV. 3 Pihak – pihak yang terlibat dalam
: 21
Proyek ............................................................................
.
Ba V Penutup ......................................................................... : 22
b .........
Daftar : 24
Pustaka ......................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

Manajemen proyek kini menjadi suatu keharusan, bukan lagi sekedar pilihan Pekerjaan-pekerjaan
tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan
sebagai pekerjaan biasa maka diperlukan manajemen proyek yang benar
Contoh 1. Pembuatan Jalan Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta – Bandung yang
mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan dengan menggunakan cara pengolaan
pekerjaan yang berbeda dengan pengolaan pekerjaan – pekerjaan reguler. Batasan waktu yang tersedia
dan biaya yang dianggarkan serta kualitas jalan merupakan hal – hal yang harus dipenuhi dalam
penyelesaian pekerjaan tersebut.
Contoh 2. Membangun kembali Provinsi Aceh dari kehancuran akibat bencana alam tsunami,
pemerintah menugaskan tim khusus dengan manajemen khusus untuk melakukan kegiatan tersebut.
Contoh 3. Pembuatan suatu Coporate Plan yaitu rencana strategis perusahaan untuk jangka 5 tahun
kedepan. Perusahaan meminta sebuah konsultan untuk membuatnya. Kepada konsultan diberikan batas
waktu, biaya dan lingkup pekerjaan tertentuyang harus diselesaikan.
Contoh 1 dan 2 merupakan proyek yang berhubungan dengan pekerjaan konstruksi dan Contoh 3
bersifat pekerjaan jasa.
Pekerjaan yang besar diperlukan perencanaan dan pelaksanaan dengan sungguh – sungguh dalam
waktu tertentu. Pengelolaan proyek perlu cara khusus agar menghasilkan output yang baik
BAB II
PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

II.1. Definisi Manajemen

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek dapat diaplikasikan
secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan dalam 5M (manpower, material,
mechines, money and method).

Manajemen telah banyak disebut sebagai “seni untuk merealisasikan pekerjaan melalui orang lain”.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan
orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak
melakukan pekerjaan – pekerjaan itu sendiri.

Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi tersebut
memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya manusia, bukan material
atau finansial. We are managing human resources. Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan
(penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja),
penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi
kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang yang
digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan


pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni.

Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan dan
keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen
didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan
khusus mereka. Harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.

Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

II.2 . Unsur-Unsur Manajemen

Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam
suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya
tergantung dari ketepatan susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan.

1. Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem umumnya dapat
diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil (output ).

2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya


Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan terjalin satu sistem
terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.

3. Mempunyai Arti yang Berbeda


Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung siapa yang
mengamatinya dan untuk kepentingan apa.

4. Mempunyai Sasaran yang Jelas


Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu sistem dan
bagiannya.

5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari lingkungan, sedangkan
faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

II. 3 Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen


Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya, yaitu perubahan
teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem masih aktif.

1. Penahapan Dalam Siklus Sistem


Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus sistem berhenti
berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas jenis kegiatan yang dominan.

a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya


Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian
menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik sistem yang
dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya yang diperlikan.

b. Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama periode siklus sistem,
yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering, manufaktur dan kontruksi, sampai pada
opersai atau produksi atau utilisasi dan pemeliharaan.

Bab III
MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pengertian Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan, di antaranya
adalah :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber
daya yang terbatas. Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil
dalam bentuk bangunan / infrastruktur. Jadi, defenisi “Manajemen Proyek Konstruksi” adalah suatu
cara / metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh
waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui tindakan-tindakan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling).

III. 1 Fungsi Manajemen

Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah merencanakan (planning),


mengorganisasi (organizing), menempatkan orang (staffing), mengarahkan (directing) dan mengontrol
(controlling).

1. Fungsi perencanaan
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi, asumsi
maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
Bentuk tindakan tersebut antara lain :
a. Menetapkan tujuan dan sasaran usaha.
b. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
c. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
d. Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.
Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendali kegiatan,
atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
diperlukan.

2. Fungsi organisasi
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang
mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara tertentu dan
berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Tindakan berupa
antara lain :
a. Menetapkan daftar penugasan.
b. Menyusun lingkup kegiatan.
c. Menyusun struktur kegiatan.
Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi, dimana pembagian
tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.

3. Fungsi pelaksanaan
Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan
bersama. Tindakan tersebut antara lain :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban
masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan
dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.

4. Penempatan Orang (Staffing)

Fungsi ini menyangkut usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang-orang yang tepat di
dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah didisain lebih awal dalam organisasi.

Lebih jauh lagi fungsi ini meliputi hal-hal seperti pengembangan sumber daya manusia, proses
penilaian dan promosi, pelatihan. Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah mengidentifikasi
orang-orang di dalam organisasi yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai manajer. Good
managers develop managers.

5. Mengarahkan (Directing)

Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan pemberian bimbingan
kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama. Secara umum bisa dikatakan bahwa pekerja-pekerja
akan berprestasi lebih baik pada pekerjaan di mana mereka persis tahu apa yang diharapkan dari
mereka. Lebih jauh lagi, para pekerja tersebut akan lebih menghargai pekerjaannya kalau mereka bisa
melihat bagaimana kaitan perkerjaan mereka dengan gambar keseluruhan dari organisasi.
Mengerjakan sesuatu hanya karena atasan menyuruh demikian biasanya tidak bisa menghasilkan
secara maksimal.

Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi koordinasi, yang berarti penciptaan suatu
harmoni dari individu-individu yang berkerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan fungsi ini.

6. Mengontrol (Controlling)
Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara pasti. Ada banyak
alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses kontrol pada

dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi atau penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah yang perlu untuk mengoreksi.

III. 2 Pengertian Manajemen Konstruksi

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi
oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya
untuk mencapai suatu hasil dalam bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya
mencakup pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga tidak
jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan sebagainya.

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,


pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi
meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang
akan lebih ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan sisanya
manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala
terbatasnya waktupelaksanaan

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname
(laporan) harian, mingguan dan bulanan

4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lapangan

5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk menganalisis
performa dilapangan

III. 3 Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan
(Spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu
bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu
diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control) , pengawasan biaya (Cost Control) dan
pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).
Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat
juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK
dapat diterapkan pada tahap - tahap proyek sebagai berikut

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan proyek dengan sistem
MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan
atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh
tahapan proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu
proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan disain sampai proyek
selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan fungsi pengendalian


atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan
menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.

III. 4 Peranan Manajemen Konstruksi

Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

a. Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi
sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para
kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin
waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan
kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah
disiapkan.

b. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana
melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan
terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini
akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa
Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

c. Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional yang
bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan

d. Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM)


Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini
konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi

bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian
Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor
(sub kontraktor).

III. 5 Unsur-Unsur Manajemen Proyek (Konstruksi)


Unsur-unsur manajemen merupakan sumber daya yang berpengaruh terhadap berfungsinya
manajemen di dalam mencapai tujuannya.
Unsur-unsur manajemen yang utama biasa dinyatakan dalam 6 (enam) M, yaitu :
1. Men (manusia)
2. Material (bahan-bahan/material)
3. Machines (mesin-mesin/peralatan)
4. Money (uang)
5. Methods (metode/cara/teknologi)
6. Market (pasar)
Untuk mencapai tujuan manajemen proyek, seorang manajer harus dapat menggunakan dan
memanfaatkan unsur-unsur manajemen tersebut (sebagai sumber daya) secara efisien dan efektif
sehingga dapat dicapai tujuan yang telah ditentukan secara optimal.

III. 6 Obyek – obyek Pengendalian


Tahap pelaksanaan proyek ( tahap konstruksi ) adalah tahap dimana dilaksanakan kegiatan – kegiatan
atau pekerjaan – pekerjaan guna mewujudkan suatu bangunan konstruksi yang dimaksud. Secara
konsepsi, sebelum kegiatan / pelaksanaan proyek tersebut dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan
perencanaan. Didalam perencanaan inilah ditetapkan berbagai hal, seperti sumber daya yang
diperlukan ( input ) dan hasil yang dicapai ( output ) dengan maksud antara lain agar terdapat pedoman
yang jelas dan dapat diikuti pada pelaksanaan nanti. Setelah perencanaan maka dilakukan proses
pelaksanaan pekerjaan dan selanjutnya dilakukan kegiatan analisa terhadap kinerja dengan maksud
agar pelaksanaan dengan hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Sasaran dari pelaksanaan proyek adalah proyek yang akan dilaksanakan atau diselesaikan dapat tepat
waktu, tepat biaya dan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Hal ini juga berarti bahwa sasaran
kinerja pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut ini :
a. Pekerjaan rampung pada waktunya
b. Pekerjaan rampung dengan biaya yang memadai
c. Pekerjaan rampung dengan mutu yang sesuai
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hal ini juga berarti bahwa terdapat beberapa hal yang dapat
dijadikan obyek kinerja suatu proyek atau pekerjaan, baik input – inputnya maupun hasil keluarannya
(output). Sejalan dengan hal tersebut diatas dan sebagaimana maksud dari penulisan ini, maka biaya
dan waktu merupakan obyek – obyek dari kinerja itu sendiri.
1. Pengendalian Waktu
Yang dimaksud dengan waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah lamanya kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai dari awal sampai akhir pekerjaan. Pengendalian
waktu ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung seperti yang direncanakan.
Keterlambatan akan merupakan kerugian baik bagi pemilik proyek maupun bagi kontraktor. Bagi
pemilik proyek keterlambatan berarti mundurnya waktu pemanfaatan bangunan sedangkan bagi
kontraktor akan berakibat bertambah nya biaya tidak langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan
konstruksi.

2.Pengendalian Biaya
Yang dimaksud dengan biaya pelaksanaan proyek adalah biaya yang dipergunakan atau uang yang
dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan dalam proyek tersebut. Analisa Kinerja Biaya berfungsi
untuk mengukur dan membandingkan biaya yang sebenarnya terjadi dengan biaya standarnya
sehingga penyimpangan dapat di deteksi secara dini. Untuk mengetahui adanya penyimpangan secara
dini, maka perbandingan antara biaya actual dengan biaya standarnya haruslah dilakukan secara
periodic dalam jangka waktu yang tidak cukup lama sehingga dapat diambil tindakan koreksi untuk
mengatasi penyimpangan yang terjadi.
III. 7 Konsep Manajemen Konstruksi

Pengertian manajemen sangat luas, yang biasanya dibatasi dengan kata yang ada dibelakang kata
manajemen tersebut, yang merupakan/menunjukkan orientasi atau kekhususan dari manajemen
tersebut, seperti manajemen organisasi, manajemen keuangan, manajemen personalia, manajemen
perusahaan, manajemen industri, manamjemen proyek, manajemen konstruksi, dan sebagainya.
Pengertian manajemen secara umum adalah bagaimana menerapkan fungsi-fungsi manajemen
(Planning, Organizing, Actuting dan Controlling), secara sistematis dengan menggunakan sumber
daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan yang khas (organisasi,
perusahaan, proyek dan lain-lain) secara optimal. Dengan demikian pengertian manajemen proyek
adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian) secara
sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
agar tercapai tujuan proyek secara optimal.
Pengertian proyek di sini adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu . Sedangkan
konsep manajemen proyek (konstruksi) pada awalnya dikembangkan dari pelaksanaan proyek oleh
kontraktor (tahap pelaksanaan). Kontraktor merencanakan (planning) waktu pelaksanaan, waktu
pemesanan dan pemasukan material dan alat, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, metode/teknik
pelaksanaan dan sebagainya, yang merupakan penerapan fungsi planning (perencanaan pelaksanaan)
dari sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan proyek sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
dengan selalu diadakan pengarahan, monitoring, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan koreksi
terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan, sehingga akan diperoleh
hasil pelaksanaan proyek yang optimal.
Manajemen proyek (konstruksi) secara luas diterapkan pada seluruh tahapan proyek, mulai dari
tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya akan
lebih rumit dan komplek, karena sumber daya yang ada berlainan dan bervariasi dan mempunyai
tujuan-tujuan antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.
Pada manajemen proyek dalam pengertian di atas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan beraneka ragam,
mulai dari perencanaan program, survey, penelitian, study kelayakan, perancangan, pengadaan/lelaang
sampai pelaksanaan, sehingga akan melibatkan berbagai ahli dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek,
ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan sebagainya), yang merupakan suatu tim yang saling berkaitan
dan berhubungan, sehingga memerlukan pengelolaan (manajemen) yang professional (terpadu)
sehingga dengan pendekatan konsep ini dibutuhkan seorang manajer manajemen yang akan mengelola
proyek tersebut mulai dari perencaanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya.
Dengan konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan beberapa perencanaan,
begitu juga pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan pelaksanaan dengan lebih dari satu kontraktor
atau pelaksanaan secara bertahap (fast track) tanpa harus menunggu dahulu perencanaan selesai secara
keseluruhan (keuntungan waktu proyek lebih singkat).
Dengan konsep ini peran manajer manajemen sangat besar dalam menentukan keberhasilan proyek
dari segi waktu, biaya, mutu keamanan dan kenyamanan yang optimal, sehingga dapat berkembang
perusahaan yang bergerak dibidang manajemen ini, yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini
oleh owner/pemilik secara professional dan optimal.
Konsep manajemen ini terus berkembang dan dikenal dengan konsep “Manajemen Konstruksi”
(“Construction Management”).
Secara umum pengertian Manajemen Konstruksi adalah suatu metode/system atau proses pengelolaan
proyek (“konstruksi”) pada seluruh tahap proyek (“perencanaan, perancangan, lelang/tender dan
pelaksanaan”) secara terpadu, sitematis dan efisien untuk mencapai tujuan dari proyek secara optimal.
Manajemen Konstruksi dapat dilihat dari beberapa aspek/pendekatan, yaitu :
1. Manajemen Konstruksi sebagai suatu system atau metode/pendekatan, di sini pengelolaan proyek
didasarkan pada system metoda MK, mulai dari perencanaan, perancangan maupun pengadaan/lelang
dan pelaksanaannya, sehingga diperoleh perencanaan/perancangan dan pelaksanaan proyek yang
optimal.
2. Manajemen konstruksi sebagai suatu proses atau prosedur
Untuk proyek-proyek yang menerapkan system manajemen konstruksi maka proses dan prosedur
untuk mendapatkan, melaksanakan dan mengelola proyek harus sesuai dengan sistem tersebut, Yaitu
mulai dari perencanaan, perancangan, pengadaan dan pelaksanaan
ditentukan oleh tim manajemen konsturksi bersama pemilik (‘Owner”) Proses da prosedur
perencanaan/perancangan untuk konsultan perencana ditentukan oleh tim MK, sehingga didapatkan
perencanaan/perancangan yang optimal.
Pengadaan/lelang ditentukan oleh MK bersama owner sehingga diperoleh konsultan dan kontraktor
yang dapat dipertanggung jawabkan.Dan proses/prosedur pelaksanaan oleh kontraktor ditentukan oleh
MK, sehingga didapat hasil pelaksanaan yang optimal dari segi waktu, mutu dan biaya.
3. Manajemen konstruksi sebagai profesi
Dengan berkembangnya system manajemen konstruksi dalam pengelolaan proyek dan proses/prosedur
mengelola/mendapatkan proyek, maka akan timbul dan berkembang perusahaan yang bergerak di
bidang jasa manajemen konstruksi, sehingga berdiri perusahaan konsultan MK.
Konsep Manajemen Konstruksi menuntut adanya dapur professional yang mengolah keputusan-
keputusan yang akan diambil oleh proyek dan konsep ini juga menuntut suatu pengelolaan proyek
secara teknis operasional yang akan melengkapi pengelolaan strategis yang berada di tangan pemilik
(owner).
Manajemen konstruksi dilaksanakan oleh tim professional, yang bersama-sama dengan pemilik
merupakan satu kesatuan dalam pengelolaan proyek secara terpadu. Secara diagram pengelolaan
proyek dengan konsep MK dapat digambarkan sebagai berikut :
Proyek

Gambar
5 Diagram pengelolaan proyek dengan konsep MK

Bab IV

PROYEK KONSTRUKSI

IV. 1 Jenis Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia dan kemajuan
teknologi. Bidang – bidang kehidupan manusia yang makin beragam menuntut industri jasa
konstruksi, membangun proyek – proyek konstruksi yang sesuai dengan keragaman bidang tersebut.
Proyek konstruksi untuk bangunan pebrik tentu berbeda dengan bangunan gedung atau sekolah.
Proyek konstruksi bendungan, terowongan, jalan, jembatan, dan proyek teknik sipil lainnya
membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu, yang tentu berbeda dengan proyek
perumahan/pemukiman (Real Estate).
Memang agak sulit mengategorikan jenis-jenis proyek dalam kategori/jenis yang rinci dan tegas.
Namun secara umum klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat di bagi menjadi:
1. Proyek konstruksi bangunan gedung (“building Construction”)
Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan,
rumah sakit, rumah tinggal dsb.
Dari segi biaya dan teknologi, terdiri dari bersakala rendah, menengah dan tinggi. Biasanya
perencanaan untuk proyek bangunan gedung lebih lengkap dan detail.
Untuk proyek-proyek pemerintah (di Indonesia) proyek bangunan gedung dibawah
pengawasan/pegelolaan Pekerjaan Umum sub Dinas Cipta Karya.
2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman (“Residential Contruction/Real Estate”)
Disini P:royek pembangunan perumahan/pemukiman (real estate) dibedakan dengan proyek bangunan
gedung, yang didasarkan pada tahap pembangunannya secara serempak, dengan penyediaan prasarana-
prasarana penunjangnya, jadi memerlukan perencanaan infra struktur dari perumahan tersebut
(jaringan transportasi, jaringan air, dan fasilitas lainnya).
Proyek pembangunan pemukiman ini dari rumah yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan
rumah susun.
Di Indonesia pengawasan di bawah sub dinas Cipta Karya dan Dirjen perumahan.
3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek konstruksi rekayasa berat (“Heavy Engineeringn
Construction”).
Umumnya proyek yang masuk jenis ini biasanya proyek industri yang membutuhkan spesifikasi dan
persyaratan khusus, seperti untuk kilang minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir
dan sebagainya.
Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan keahlian/teknologi yang spesifik.

IV. 2 Tahapan Proyek Konstruksi


Secara garis besar tahapan proyek kontruksi sama dengan tahapan managemen proyek yang dapat
dibagi menjadi:
1) tahap perencanaan (planning)
2) tahap perancangan (design)
3) tahap pengadaan/pelelangan/tender
4) tahap pelaksanaan (construction)
masing – masing tahap proyek di atas di bagi dalam beberapa kegiatan yang lebih detail
sebagaimana pembahasan pada halaman sebelumnya.

1 Tahap Perencanaan (Planning)

Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun berdasarkan
kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.

Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :


a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan
dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah
ditetapkan sebelumnya.
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan
situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran.
Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan
memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan
kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah
memperhatikan berbagai batasan.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai urutannya. Dari
proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.

2 Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang

diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh

c. Menyusun analisis kelayakan proyek

d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi

Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi

(MK).

3 Tahap Penjelasan (Briefing)

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan sehingga konsultan
perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli

b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan, merencanakan

rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.

c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan

d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah dan batas

batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.
4 Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai dengan keinginan
dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi, rencana anggaran biaya (RAB), metoda
pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir

b. Memeriksa masalah teknis.

c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

d. Mempersiapkan:

Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas taksiran biaya akhir.

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa nilai dan atau
konsultan quantitiy surveyor.

5 Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek konstruksi
tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Prakulaifikasi

b. Dokumen Kontrak

Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.

6 Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah
dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah disepakati, serta dengan
mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan semua oprasional di lapangan :

a. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:

 Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan


 Organisasi lapangan
 Tenaga kerja
 Peralatan dan material
b. Kegiatan Koordinasi
 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan
 Mengkoordinasi para sub kontraktor
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor, Sub Kontraktor,
suplier dan instansi terkait.

7 Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai dengan dokumen
kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya. Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama pelaksanaan maupun

gambar pelaksanaan (as build drawing)

b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan

c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.

d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.


IV. 3 Pihak – pihak yang terlibat dalam proyek.
Pihak – pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (unsur – unsur) penyelenggaraan proyek) antara
lain:
1. Pemberi Tugas/Pemilik (owner) yaitu orang atau badan yang memerintahkan/memberikan pekerjaan
proyek kepada pihak lain (konsultan/kontraktor)
2. Pemimpin Proyek/bagian proyek atau yang dikenal pejabat pembuat komitmen (PPK) yaitu : orang
yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak sebagai pemilik di dalam
pengelolaan/penyelenggaraan proyek
3. Konsultan atau dalam undang-undang jasa konstruksi disebut penyedia jasa dalam bidang konsultansi
yaitu:
a) Konsultan Perencana yaitu usaha/orang yang ditunjuk oleh pemilik/pemberi tugas untuk membuat
perenanaan/perancangan lengkap tentang proyek yang diinginkan, sampai menjadi dokumen
pelelangan yang akan diimplementasikan dalam pelaksanaan
b) Konsultan Pengawas yaitu usaha/orang yang ditunjuk oleh pemilik/pemberi tugas untuk
melaksanakan pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek (tahap construction) agar sesuai dengan
perencanaannya. Pengawasan ini mencakup:
- Mutu
- Waktu
- Biaya
4. Kontraktor atau dalam undang-undang jasa konstruksi disebut penyedia jasa dalam bidang
pemborongan/pelaksanan konstruksi yaitu:
usaha/orang yang ditunjuk/disetujui oleh pemilik/pemberi tugas untuk melaksanakan pekerjaan fisik
proyek setelah melalui tender, pemilihan, atau penunjukan, dalam merealisasikannya harus sesuai
gambar rencana, spesifikasi, dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam kontrak kemudian
menyerahkan kepada pemilik.
5. Pihak – pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek.yaitu:
Suplier (pemesok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker, DPU, dsb), lembaga keuangan
dll.

BAB V
PENUTUP
Beberapa pengertian managemen menurut para ahli antara lain: sebagai ilmu dan seni (Management is
a Science and Art), system dan proses (Management as a System, Process) juga manajemen sebagai
suatu fungsi dan kelompok/kumpulan orang (Management as a Function a Group of People), serta
manajemen adalah sebagai profesi (Management as a Profession) ini sejalan dengan perkembangan
ilmu manajemen dan industri yang memerlukan jasa pengetahuan dan seni manajemen,
Fungsi utama manajemen konstruksi adalah: Melaksanakan berbagai metodologi managemen secara
optimal sesuai dengan tujuan dan kebutuhan proyek antara lain waktu, mutu, dan biaya serta bertindak
mewakili pemilik proyek sebagai tim profesional dalam batas lingkup MK yang telah disepakati
Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya yang terbatas untuk mencapai
hasil akhir yang telah ditentukan, dalam mencapai hasil akhir kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran,
jadwal, dan mutu, yang dikenal dengan tiga kendala (triple constrain), sedangkan kegiatan proyek
dibedakan dari kegiatan operasional antara lain karena sifatnya yang dinamis, non rutin, multi kegiatan
dengan intensitas yang berubah-ubah, dan memiliki siklus yang pendek.
Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat dari suatu proyek
untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan jadwal dalam batas anggaran dan kualitas
yang ditetapkan. Sasaran dari manajemen proyek adalah adanya tanggungjawab tunggal yang
terintegrasi ditangan Manager Proyek, serta adanya perencanaan dan pengendalian yang terintegrasi
dari semua kegiatan unit-unit fungsional selama proses siklus kehidupan proyek, sedangkan kegiatan-
kegiatan dalam Manajemen proyek dilakukan beraneka ragam, mulai dari perencanaan program,
survey, penelitian, study kelayakan, perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga
akan melibatkan berbagai ahli dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi, konstruktor,
kontraktor dan sebagainya)
Pengertian Manajemen Konstruksi adalah suatu metode/system atau proses pengelolaan proyek
(“konstruksi”) pada seluruh tahap proyek (“perencanaan, perancangan, lelang/tender dan
pelaksanaan”) secara terpadu, sitematis dan efisien untuk mencapai tujuan dari proyek secara optimal.
Tahapan proyek kontruksi sama dengan tahapan managemen proyek yang dapat dibagi menjadi: tahap
perencanaan (planning), perancangan (design), pengadaan/pelelangan/tender, pelaksanaan
(construction) dan pengendalian

Pengendalian adalah proses/usaha yang sistematis dalam penetapan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, sistem informasi, umpan balik, membandingkan pelaksanaan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan dalam perencanaan, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangannya,
serta melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan
tercapai secara efektif dan efisien.
Pihak – pihak yang terlibat langsung dalam proyek adalah : Pemberi Tugas/Pemilik (owner),
Pemimpin Proyek/bagian proyek atau yang dikenal pejabat pembuat komitmen (PPK), Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor, Sedangkan pihak – pihak yang terlibat secara tidak
langsung pada proyek.yaitu: Suplier (pemesok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker,
DPU, dsb), lembaga keuangan dan sebagainya.

1 Consideration of Variation and Provisional Sum


Items and Day Works within the Interim Payment
Application

Variations and Provisional Sum pay items (proposals, quantification, valuations and approvals) are to be
governed by Contract Clause 13 [Variations and Adjustments], namely:

● Sub-Clause 13.3 [Variation Procedure] – for Variations; and


● Sub-Clause 13.5 [Provisional Sums] – for Provisional Sum items.
The above procedures will not be detailed in this report but, with regards to any approved due amounts
from any approved / certified variation and/or Provisional Sum works, its payment will follow the
following process:

Variations
● Further to receiving and approving the Contractor’s proposal for the variation works the approved
variation will be included in a Variations log (as defined in Sub-Clause 13.3(g));
● After 4 months or when the unpaid approved variations aggregate exceeds 1% of the Contract Price,
whichever comes first and as described in Sub-Clause 14.17 [Approved Variation Works’ Payments], the
Employer will initiate the process of amending the Contract to include the pending Variations on the
Variations log; and
● At the same time that the Employer pursues the amended Contract, the aggregate amount of the pending
Variations on the Variations log is included in the next monthly Contractor’s Statement as new bill items
and paid in accordance with Sub-Clause 14.3 [Application for Interim Payments].

Figure 2: Proposed alternative Variation payment procedure

Variation
instruction,
Variation amount recorded (its
proposal, review
monthly progress) in a Variation amount included
and approval
Variations Interim Certification (its monthly progress) in
process
Register Interim Payment Application

4 months and/or accumulated unpaid variations amount over 1%56


Works’ execution of days
Contract
cyclePrice

Variation amount included (its monthly


progress) due for

payment
Mott MacDonald | Confidential | Jakarta LRT Project - Corridor 1 (Phase 1): Kelapa Gading-Velodrome - Package P102 9

Interim Payment Application Instructions

Provisional Sums
● Further to the Employer’s Representative instruction to execute works under any Provisional
Sum item, the Contractor will submit detailed justification of: the volumes of works executed
and cost for every resource utilised in the works’ execution (labour, plant, materials,
subcontract);
● In accordance with Contract Sub-Clause 13.5 [Provisional Sums], section (b)(ii), to the total
justified cost, the Contractor will add the sum for overhead charges and profit, calculated as
a percentage of these actual amounts by applying the relevant percentage rate specified in
the Contract Schedule 2 [Contract Information].
● The Contractor’s payment application for the approved Provisional Sum works will be
included in the next monthly Contractor’s Statement where the Employer’s Representative
will review (all quantities, costs and margins) and confirm compliance with the
Provisional Sum payment procedure.
Day Works
For work of a minor or incidental nature, the Employer’s Representative may instruct that a
Variation shall be executed on a day work basis. The work shall then be valued in
accordance with the day work schedule included in the Contract, and the following procedure
shall apply:

● Before ordering Goods for the work, the Contractor shall submit quotations to the Employer.
When applying for payment, the Contractor shall submit invoices, vouchers and accounts or
receipts for any Goods.
● Except for any items for which the day work schedule specifies that payment is not due, the
Contractor shall deliver each day to the Employer’s Representative accurate statements in
duplicate which shall include the following details of the resources used in executing the
previous day's work:
– the names, occupations and time of Contractor's Personnel,
– the identification, type and time of Contractor's Equipment and Temporary Works, and
– the quantities and types of Plant and Materials used.
● One copy of each statement will, if correct, or when agreed, be signed by the Employer and
returned to the Contractor. The Contractor shall then submit priced statements of these
resources to the Employer’s Representative, prior to their inclusion in the Variations Interim
Register.

Anda mungkin juga menyukai