Anda di halaman 1dari 34

Tires and Disc Wheels

Teknik Kendaraan Ringan (020)


Memperbaiki roda dan ban
(020.KK.11)
Kerangka Umum

1.Umum

Umum Berhenti
Daya centrifugal menikung
1. Umum Tenaga rem
Ban dipasangkan ke kendaraan bersama
dengan disk roda.
Kendaraan melaju dengan ban angin yang
berisi udara yang di tekan. Ban adalah satu-
satunya komponen kendaraan yang langsung
bersentuhan dengan permukaan tanah. Berjalan
Jika tekanan udara di ban tidak sesuai, hal ini Bebant
Daya laju
dapat menyebabkan pemakaian yang tidak
normal dan menurunkan performan laju
kendaraan.
Ban menunjukkan fungsi sebagai berikut:
•Ban menyokong keseluruhan berat
kendaraan. Ban karet
•Ban secara langsung bersentuhan dengan Mengurangi guncangan
permukaan tanah dan oleh karena itu
mengirimkan tenag laju dan rem kendraan ke Disk ban
jalan, dengan demikian mengendalikan mulai
kendaraan dihidupkan, penambahan
kecepatan, pengurangan kecepatan, berhenti,
dan berbelok/menikung.
•Penipisan/pengurangan guncangan ban
disebabkan oleh ketidak-biasaan permukaan
jalan.
(1/1)
Kerangka Konstruksi

2.Konstruksi Ban tanpa memakai ban dalam (Tubeless) Ban yang memakai ban dalam (Tubed)

Konstruksi
2. Konstruksi
Penggaris bagian dalam
(1) Ban-ban Ban dalam
Tipe-tipe ban adalah ban yang memakai ban
dalam (tubed tires) dan ban tanpa ban dalam
(tubeless tires).
Juga ada ban radial dan ban bias, keduanya
Pentil
terdiri dari bagian-bagian berikut ini.. Pentil
<1> Tapak
Ban Radial Bias tire
<2> Ikat/Belt (rigid breaker)/Breaker <1> Tapak
<3> Kerangka/Carcass (lapisan bersilang/
<2> PengeremBreaker
cross plies)
<4> Penggaris bagian dalam (Inner liner) <2> Lajur ban
<5> Kawat manik-manik (Bead wire) (Pengerem kaku)
Ada juga tipe-tipe ban lainnya, seperti ban
<3> Kerangka
compact spare (tipe ban sementara) (lapisan bersilang)
digunakan untuk ban bocor atau keadaan
darurat lainnya, ban berjalan rata (run-flat) <4> Garis bagian
yang dpat dikemudikan untuk jarak tertentu dalam
walaupun dengan keadaan bocor.
<5> Kawat manik-manik

(1/1)
Kerangka Konstruksi

Konstruksi
(2) Tire size Luas ban
Ukuran, performan, dan konstruksi dari ban
ditunjukkan pada sisi dinding sebuah ban.
Diagram di sebelah kiri menunjukkan
nama-nama dan ukuran-ukuran dari
bermacam-macam daerah di sebuah ban. Tinggi ban

Diameter ban luar


Diameter pelek ban

(1/1)
Kerangka Konstruksi

Disk roda Pressed steel


Ukuran ban
Konstruksi <1>Luas pelek ban <2>Bentuk pinggiran pelek roda
(3) Disk roda
Ukuran roda tampak pada pinggiran
(rim) dari disk roda. <3>Penyeimbang
<1> Lebar pinggiran roda
<2> Bentuk pinggiran roda (rim
flange shape)
<3> Penyeimbang (Offset)
<4> Diameter pinggiran roda (rim
diameter)
<5> Pusat pinggiran roda (rim center) <6>Diameter
<6> P.C.D. (Pitch Circle Diameter) gerakan
Disk roda yang terbuat dari cetakan logam berputar <4>Diameter pelek ban
<7> Permukaan pusat mendaki (Hub campuran yang ringan (P.C.D--pitch
mounting surface) circle
diameter)
Ukuran roda

<7>Pusat permukaan mendaki


<5>Pusat pelek ban

(1/1)
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

1.Tipe-type dari pola tapak


pada ban (1) Pola tulang rusuk (2) Pola lug (Lug pattern)
(Rib pattern)
Pola-pola tapak
1. Tipe-tipe pola ban
Berbagai macam pola bercampur pada ban untuk membantu
mengeringkan air, dan untuk menyesuaikan dengan bermacam-
macam faktor yang disebabkan oleh kondisi permukaan jalan
dan tipe kendaraan yang digunakan.

(3) Pola tulang rusuk & lug (4) Pola blok (Block pattern)
(Rib & lug pattern)

Pola tulang rusuk Pola Lug

HINT:
Pola ban secara tidak (1/2)
langsung
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

Pola-pola tapak
(1) Pola tulang rusuk (rib pattern) (1) Pola tulang rusuk (rib (2) Pola lug (lug pattern)
Pola rusuk terdiri dari beberapa alur zigzag parallel yang pattern)
terdapat pada sekeliling ban.
Pola ini paling sesuai untuk mengemudi/berkendara pada
permukaan beraspal pad akecepatan tinggi dan ban ini
digunakan oleh berbagai macam kendaraan, dari kendaraan
penumpang, bus, dan truck.
<Karakteristik>
•Pola rusuk meminimalkan daya hambat ban untuk berputar.
•Resistensi lebih besar terhadap ketergelinciran memberikan
kendaraan kemampuan pengendalian yang baik.
•Bunyi ban dikurangi.
•Tenaga tarik agak rendah dibandingkan ban dengan pola lug. (3) Pola tulang rusuk & lug (4) Pola blok (Block pattern)
(Rib & lug pattern)

Pola tulang rusuk Pola Lug

(1/2)
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

Pola-pola tapak
(1) Pola tulang rusuk (2) Pola lug (Lug pattern)
(2) Pola Lug (Lug pattern)
(Rib pattern)
Alur-alur pada pola lug terletak pada sudut kanan keliling ban.
Sering digunakan ban mesin konstruksi dan ban truck, pola
tapak ini sesuai untuk mengemudi/berkendara pada jalan yang
tidak mulus.
<karakteristik>
•Pola lug memberikan tenaga tarik yang bagus.
•Daya hambat putaran roda tinggi.
•Daya hambat ketergelinciran lebih kecil.
•Tapak pada daerah lug rentan terhadap pemakaian yang tidak
merata.
•Bunyi ban lebih besar. (3) Pola tulang rusuk & lug (4) Pola blok (Block pattern)
(Rib & lug pattern)

Pola tulang rusuk Pola Lug

(1/2)
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

Pola-pola tapak
(3) Pola tulang rusuk dan lug (rib-and-lug pattern)
(1) Pola tulang rusuk (2) Pola lug (Lug pattern)
Pola ini menggabungkan pola rusuk (rib) dan lug untuk (Rib pattern)
memberikan performan mengemudi yang stabil baik pada jalan
yang mulus maupun yang tidak.
<Karakteristik>
•Pola rusuk (rib) yang berada sepanjang bagian tengah ban
menstabilkan kendaraan dengan meminimalkan ketergelinciran
ban, sedangkan pla lug pada ujung-ujung ban meningkatkan
performan melaju dan mengerem.
•Bagian lug pada polaban rentan terhadap pemakaian yang tidak
merata.

(3) Pola tulang rusuk & Lug (4) Pola Blok (Block pattern)
(Rib & lug pattern)

Pola tulang rusuk Pola Lug

(1/2)
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

Pola-pola tapak (1) Pola tulang rusuk (2) Pola lug (Lug pattern)
(4) Pola blok (Block pattern) (Rib pattern)
Pada pola ini, tapak dibagi ke dalam blok-blok.
Digunakan pada kebanyakan ban salju dan ban
studless, pola blok pada tapak sekarang digunakan
juga pada roda radial –ply untuk kendaraan
penumpang.

<Karakteristik>
•Pola blok-blok memberikan performan
mengendara dan mengerem yang lebih baik.
•Pola blok mengurangi ketregelinciran atau (3) Pola tulang rusuk & lug (4) Pola blok (Block pattern)
meluncur pada jalan berlumpur atau tertutup salju. (Rib & lug pattern)
•Ban-ban cenderung menipis dengan lebih cepat
dari pada ban-ban dengan pola rusuk (rib) dan lug.
•Daya hambatan putaran sedikit lebih besar.
•Tapak rentan pada penggunaan yang tidak biasa,
terutama pada permukaan yang keras.

Pola tulang rusuk Pola lug

(1/2)
Pola-pola Tapak Ban Pola-pola Tapak Ban

2.Pola suara ban

Pola-pola tapak
2. Pola bunyi
Pola bunyi merupakan suara yang paling membedakan suatu
ban. Alur tapak yang bersinggungan dengan permukaan tanah
mengandung udara, yang terperangkap dan tertekan diantara
alur dan permukaan jalan. Ketika tapak meninggalkan
permukaan tanah, udara yang tertekan keluar dari alur,
menimbulakn suara/bunyi.

Pola bunyi meningkat jika desain tapak dibuat sedemikian rupa


sehingga udara lebih besar kemungkinanya terperangkap di
dalam alur. Misalnya, pola blok (block) dan pola lug lebih
mungkin menghasilkan bunyi dibandingkan dengan pola rusuk
(rib). Tinggi suara/frekwensi bunyi meningkat ketika kecepatan
ditambah. Karena pola bunyi tergantung pada pola tapak, pola
tersebut dapat didisain untuk mengurangi bunyi. Yang terlihat
sebagai pengulangan lug yang sederhana dan pola zigzag,
misalnya, mungkin mengandung variasi yang tidak kentara
dalam pola jarak.

(2/2)
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

Tipe-tipe ban
Ada berbagai macam cara untuk menggolongkan ban. Tipe dari
ban berdasarkan permukaan jalan yang digunakan lebih
ditekankan dan fungsi serta karakteristik dari setiap tipe ban juga
tercantum.

Ban normal

Ban segala cuaca

Ban untuk salju

50 60 70 80

Rasio daerah kontak tapak (%)

(1/1)
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

1.Ban untuk jalan bersalju

Tipe-tipe ban
1. Ban salju (snow tires)
Ban salju didisain untuk mempertahankan kemampuan
maneuver pada jalanan berlumpur atau jalanan tertutup salju.
Hal ini dilakukan dengan memasangkan jumlah blok yang lebih
banyak pada pola tapak, dan membuat blok-blok ini lebih dalam
dan jauh terpisah satu sama lain. Ban ini menggabungkan pola
tapak Lug, yang secara efektif mengirimkan tenaga laju (driving
force), dan pola rusuk (rib pattern), yang meminimalkan
tergelincir ke samping.

<Karakteristik>
•Ketergelinciran kesamping yang lebih sedikit dan dan tenaga
tarik yang lebih baik, dan stabilitas stir yang lebih besar delama Ban normal
pengereman.
•Kemampuan maneuver yang lebih besar ketika berbelok dan
merubah jalur. Ban segala cuaca
•Lebih mudah menghindari bekas roda (wheel ruts).
•Daya hambatan berputar (rolling resistance) yang lebih kecil. Ban untuk salju
•Getarandan bunyi yang lebih sedikit.
Karena tapak ban salju kurang kaku dibandingkan tapak ban
biasa, sebaliknay ban ini kurang mampu menstabilakan 50 60 70 80
kendaraan ketioka berjalan dengan kecepatan tinggi pada jalan
Rasi daerah kontak tapak (%)
dengan permukaan kering. Dalam hal ini menikung merupakan
hal yang sulit.
(1/1)
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

2.Ban berpaku/ujung
berduri

Tipe-tipe ban
2. Ban Berpaku/ujung berduri (spiked tires)
Ban untuk jalanan bersalju berkerja dengan baik, namun memiliki
kemampuan mencengkeram jalanan yang sedikit pada jalanan
yang ber-es. Ban berpaku /ujung berduri dipasang untuk Paku/ujung yang berduri
memberikan kestabilan yang lebih besar pada kondisi seperti
kondisi tersebut. Hal ini menjadi karakteristik tapak ban untuk Ujung
jalanan bersalju, digabungkan dengan paku metal, yang Badan
menggigit permukaan es untuk mengirimkan tenaga laju dan
tenaga rem kendaraan. Akan tetapi, memperlengkapi kendaraan
dengan ban berpaku/berujung duri saja, tidak menjamin
keselamatan berkendara secara sempurna pada jalanan tertutup
salju dan ber-es. Juga, penggunaan ban berpaku/berujung duri
pada jalanan dengan permukaan yang bebas dari salju dan es
harus dihindari karena hal ini tidak hanya menambah kecepatan
penggunaan paku, namun juga dapat merusak permukaan jalan
dan menyebabkan polusi udara dengan partikel aspal dan materi
konkrit.

Pihak yang berwenang di beberapa negara dan daerah-daerah


lokal membatasi atau melarang ban yang berpaku/berujung duri
dan bahkan ban rantai untuk alasan-alasan tersebut.

(1/1)
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

3.Ban Studless

Tipe-tipe ban
3. Ban Studless
Di masa lampau, ban berpaku/berujung duri terutama banyak Sipes
digunakan pada es dan salju. Namun, karena penggunaan ban
berpaku/berujung duri baru-baru ini dilarang atau dibatasi di
beberapa negara, ban studless menggunakan tapak karet
khusus yang, sebagai tambahan bagi kemampuan ban untuk
jalanan bersalju, juga mencegah kehilangan fleksibilitas bahkan
pada temperatur yang sangat rendah.
Hal ini memungkinkan ban-ban ini menjamin kontak yang cukup
dengan permukaan jalan bahkan ketika jalan tertutup oleh salju
atau es. Tambahan pula, karena adanya potongan-potongan
kecil yang benyak di permukaan tapak, yang disebut "sipes",
atau dengna kata lain, ban secara efektif dapat ,enggali dan
Ban utk bersalju Jalanan es
melemparkan es atau salju, memungkinkan ban untuk Jalanan bersalju
memperoleh tenaga laju dan rem yang sesuai. Namun demikian,
ada beberapa kasus dimana performan ban studless tidak dapat Ban studless
didemonstrasikan pada kondisi jalan tertentu dan gaya melaju
tertentu. Oleh karena itu, maka sangatlah penting untuk melaju
dengan hati-hati pada jalan ber-es dan penggunaan rantai roda 0 10 20 30 40 50 60 (m)
menjadi sangat penting
Contoh : Perbandingan jarak rem antara ban untu jalan
bersalju dan ban studless
(Kecepatan: 40km/jam [25m/jam])

(1/1)
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

4.Ban untuk segala cuaca


(ban segala semua musim)
Daya tahan berputar
Tipe-tipe ban
4. Ban segala cuaca (All-weather tires /All- Stabilitas berkendara pada permukaan
season tires) yang kering Kenyamanan berkendara
Ban segala cuaca adalah ban biasa yang
telah dimodifikasi untukmeningkatkan
performan melaju pada permukaan jalan
yang tertutup pasir atau salju. Bana ini Mengerem pada
permukaan yang Suara
adalah ban dengan berbagai fungsi, yang
dapat digunakan sepanjang tahun, karena basah
feature-nya mempunyai karakteristik ban
normal dan ban untuk bersalju. Jelek
Grafik di sebelah kiri menggambarkan
Daya tahan terhadap pemakaian
performan relatif dari ban segala cuaca Bagus
Mengerem pada permukaan yang
terhadap ban biasa (lingkaran di dalam kering
grafik). Semakin jauh nilai jatuh di luar
lingkaran, semakin tinggi performan yang
bersangkutan.
Ban segala cuaca mempunyai badan radial-
Performan pada jalanan yang Performan pada jalanan yang tertutup Es
ply yang diselubungi oleh baja dan pola
tertutup salju
tapak blok yang pekat untuk meningkatkan
cengkeraman dan hambatan terhadap
ketergelinciran. Alur tapak dari bola segala
cuaca ini lebih rendah daripada pola tapak Ban biasa Ban segala Ban utk jalan bersalju
pada ban untuk jalanan bersalju namun lebih cuaca
dalam daripada pola tapak ban biasa. Hal ini
berarti bahwa ban ini dapat menstabilkan
kendaraan dengan menggali lebih dalam ke
salju untuk dapat mencengkeram jalanan (1/1)
secara aman
Tipe-tipe Ban Tipe-tipe Ban

5. Ban untuk di pasir

Tipe-tipe ban
5. Ban untuk di pasir (sand tires)
Ban-ban ini didisain supaya dapat melaju pada jalanan di daerah
yang halus dan berpasir. Tapak ban ini lebar, dan pola tapak ban
ini adalah pola rusuk dengan alur-alur yang rendah yang
mencegah ban ini memecahkan permukaan atas pasir atau
tanah.
Tekanan inflasi dari ban-ban ini diturunkan ketika melaju pada
jalanan berpasi untuk memaksimalkan daerah permukaan yangb
erhubungan dengna permukaan roda.
Oleh karena itu, cengkeraman ban-ban ini dibuat untuk dapat
menahan beban yang berat bahkan pada tekanan inflasi yang
rendah.

(1/1)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

Keseragaman ban
Kesergaman (dalam arti umum)
Keseragaman ban merujuk pada keseragaman berat, dimensi
dan rigiditas (kekakuan). Namun karena keseragaman berat
biasa disebut “keseimbangan roda”, dan keseragaman dimensi Keseragaman
(atau lebih, ketidak-adaan) disebut "run-out", keseragaman itu dalam Keseimbangan roda
sendiri biasa merujuk ke “keseragaman rigiditas”. distribusi berat
Keseragaman-keseragaman ini besar pengaruhnya pada
performan berkendara.

Keseragaman
dimensional Run-out

Keseragaman Keseragaman
dalam rigiditas

LFV TFV

RFV

(1/1)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

1. Keseimbangan roda Keseimbanga statis

Keseragaman ban
1. Keseimbangan roda
Sangatlah perlu dilakukan penyeimbangan pemasangan roda
secara tepat untuk mengurangi getaran dan kerja/operasi inilah
yang disebut penyeimbangan roda. A (Titik berat)
Penyeimbangan roda meliputi penyeimbangan berat dari seluruh
Gaya Centrifugal
roda yag dipasang-yakni disk roda dan bannya.
Keseimbangan roda dapat dibagi atas “kesimbangan statis” Getaran radial
(yaitu ketika roda yang terpasang beristirahat) dan
keseimbangan dinamis (yakni ketika roda berputar).
Petunjuk: Keseimbangan dinamis
Ada penyeimbang off-the-car yang menyeimbangkan ban-ban
A B
saja dan penyeimbang on-the car yang menyeimbangkan ban-
ban denganbagian-bagian yang berputar seperti rotor disk rem
dan poros as (axle hub).

G0 G0

B A

(1/1)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

3. Uniformity
A tire may be thorough of as a
Keseragaman ban collection of springs.
3. Keseragaman
Ban akan berfluktuasi pada saat ban berkontraksi atau berputar.
Fluktuasi ini memberikan perbedaan berkala pada tenaga yang
diterima dari permukaan roda. Tenaga ini dapat digolongkan atas
3 komponen:
•Perbedaan tenaga radial (Radial Force Variation/RFV)
Fluktuasi pada arah vertikal berkerja ke atas ke arah pusat ban
(paralel dengan radius ban)
•Perbedaan tenaga lateral (Lateral Force Variation/LFV)
Fluktuasi pada tenaga horisontal bekerja paralel dengan aksis
ban.
•Perbedaan tenaga traktif (Tractive Force Variation/TFV)
Fluktuasi pada tenaga horisontal bekerja dengan paralel dengan
arah pergerakkan ban.

LFV TFV

RFV

(1/1)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

Keseragaman ban
Keseragaman dalam arti umum)
Petunjuk servis:
•Getaran
Masalah getaran ban dibagi atas goncangan pada badan, setir
yang terangkat (steering flutter), dan goncangan setir (steering Keseragaman
dalam Keseimbangan ban
shimmy). distribusi berat
Guncangan badan didefinisikan sebagai getaran vertikal atau
lateral body/badan kendaraan, dan roda kemudi, bersamaan
dengan getaran pada kursi.
Goncangan setir dan setir yang terangkat (flutter) didefiniskan
sebagai getaran pada roda kemudi pada arah putarannya.

Keseragaman Terpakai habis


dimensional

Keseragaman Keseragaman
kekakuan

LFV TFV

RFV

(1/1)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban
1. General
Pemakain ban
1. Umum
Pemakaian ban adalah kehilangan atau kerusakan pada tapak
atau permukaan karet karena gesekan yang dihasilkan ketika
ban meluncur di atas jalan. Pemakaian ban ini bervariasi sesuai
dengan tekanan inflasi, beban, kecepatan kendaraan,
Inflasi tekanan
pengereman, kondisi permukaan jalan, temperatur, dan faktor-
faktor lainnya.
110
(1) Tekanan inflasi (inflation pressure)

[Standar durabilitas dan standard


100
Tekanan inflasi yang tidak cukup mempercepat pemakaian ban
90
dengan membuat roda melentur berlebihan ketika berhubungan
80
dengan jalan.

inflasi tekanan = 100]


Indeks daya tahan (%)
70
Petunjuk servis:
60
•Perjalanan yang sukar (Hard driving):
50
Tekanan inflasi yang lebih tinggi berarti kekakuan ban yang lebih
40
besar. Jika tekanan inflasi terlalu tinggi, ban akan gagal 30
menyerap tekanan dari permukaan jalan, membuat mengemudi
20
menjadi sulit. Setiap model kendaraan mempunyai tekanan 10
inflasi ban yang disarankan sesuai dengan beban yang 0
diharapkan dan sesuai dengan aplikasi. Pemasangan ban yang 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50
lebih kaku akan membuat mengemudi menjadi sulit. Inflasi tekanan (%) [standar = 100]
•Setir yang keras:
Tekanan inflasi yang terlalu rendah membuat kontak dengan
permukaan menjadi lebih luas, meningkatkan daya hambatan
antara ban dan permukaan jalan dan demikian membuat
pengemudian menjadi seret (sluggish).
•Mobil menarik ke satu sisi ketika melaju normal:
Jika tekanan inflasi pada ban kanan dan kiri berbeda, akan ada (1/5)
perbedaan pada daya hambatan berputar pada ban dan Standing wave & Hydroplaning (Aquaplaning)
kendaraan/mobil akan cenderung berbelok ke arah kanan atau
kiri.
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

Pemakaian ban
(2) Beban Load
Sebuah beban yang lebih tinggi mempercepat pemakaian ban 200
sama besarnya dengan pengurangan tekanan inflasi.

[daya tahan dibayah beban yang


180
Ban juga akan cepat menjadi aus selama melakukan penikungan
ketika kendaraan mempunyai beban beran karena gaya 160
sentrifugal selama menikung menghasilkan tenaga menikung

Indeks daya tahan (%)


140
yang lebih besar, dan menghasilkan gesekan yang lebih besar 120
antara ban dan permukaan roda.
(3) Kecepatan kendaraan 100

sesuai = 100]
Tenaga melaju dan pengereman, gaya sentrifugal saat 80
menikung, dan daya-daya lainnya yang bekerja pada ban, 60
proporsinya meningkat ke kotak dari kecepatan kendaraan. 40
Meningkatknya kecepatan kendaraan akan mengakibatkan daya- 70 80 90 100 110 120 130 140 150
daya ini berlipat ganda, meningkatkan gesekan yang dihasilkan Beban (%) [beban yang sesuai = 100]
antara tapak roda dan permukaan jalan, dengan demikian Kecepatan kendaraan
mempercepat pemakaian ban sehingga aus. Tambahan terhadap

[daya tahan pada 55 km/jam


130
faktor ini, kondisi jalan juga memiliki pengaruh yang besar 120

Indeks daya tahan (%)


terhadap pemakaian ban: jalanan yang sukar secara jelas akan 110
mengakibatkan ban menjadi aus lebih cepat dari pada jalanan 100
yang halus. 90
80
70

= 100]
60
50
20 30 40 50 60 70 80 90
Kecepatan kendaraan (km/jam)

(2/5)
Keseragaman Ban Keseragaman Ban

2. Pemakaian
bandan jarak rem/
3. Indikator Indikator pemakaina tapak ban
pemakaian tapak 100
ban 100 km/jam
90

Pemakaian ban 80 80 km/jam


2. Pemakaian ban dan jarak pengereman
1.6 mm
Pemakaian ban tidak memberikan pengaruh yang 70
(0.063in.)
besar pasa jarak pengereman pada permukaan
60
jalan yang kering. Namun, pada jalan dengan
permukaan basah, jarak pengereman termasuk Ukuran kedalaman ban

Jarak rem (m)


50
lebih panjang.
Performan pengereman buruk karena pola tapak 40 60 km/jam
telah hilang/habis mencapai titik dimana ban tidak
dapat lagi mengalirkan air diantara tapak dan 30
pernukaan jalan, mengarah ke hydroplaning. 60 km/jam
20
3. Indikator pemakaian tapak ban
40 km/jam
Indikator pemakaian tapak ban adalah pola daerah 10
yang berpola 1.6mm (0.0630in.) sampai 1.8mm 40 km/jam
(0.0709in.)
0 20 40 60 80 100
Lebih tinggi dibandingkan dengan permukaan tapak
(Ban baru) (Terpakai habis)
yang lainnya, dan dibentuk ke dalam tapak pada 4
Persentase pemakaian (%)
atau 6 titik sepanjang lingkaran dari sebuah api,
Permukaan basah
lebih tinggi dari pada permukaan tapak.
Permukaan kering
Karena bola menjadi aus pada waktunya,
kedalaman dari daerah menjadi lebih berkurang
sampai mereka bisa menghilangkan permukaan
tapak.
Indakator pemakaian tapak ban mengindikasikan (3/5)
batas yang dapat ditoleransi dari pemakaian ban,
menunjukkan bahwa sudah waktunya ban diganti.
Keseragaman Ban Tire wear

4. Pemakaian tidak biasa

Pemakaian ban
4. Pemakaian yang tidak biasa
(1) Pemakaian bahu dan bagian tengah ban
Jika tekanan inflasi ban terlalu rendah, bahu ban akan menjadi
aus lebih cepat dari pada bagian tengah ban.
Kelebihan beban juga mempunyai pengaruh yang sam. . Inflasi di bawah Habis (aus) pada bahu
Jika tekanan inflasi terlalu tinggi, bagian tengah ban akan
menjadi aus lebih cepat daripada bagian bahu.

Inflasi di atas Habis (aus) pada tapak tengah

(4/5)
Pemakaian Ban Pemakaian Ban

Pinggir lingkaran
Pemakaian ban bahu luar
(2) Pemakaian sisi dalam dan sisi luar
Pemakaian ketika menikung, terlihat di kiri, disebabkan oleh Camber Positif
menikung pada kecepatan yang berlebihan.
Perubahan bentuk bagian suspensi atau kegiatan bagian
suspensi yang berlebihan mempengaruhi penjajaran roda depan,
menyebabkan pemakaian ban yang tidak normal.
Jika satu sisi dari tapak ban menjadi aus lebih cepat dari pada
yang lainnya, penyebab utamanya mungkin kesalahan camber.
Permukaan yang kasar karena
Lebih pendek
gesekan Lebih panjang
Pemakaian sudut

Dalam dalam

Pemakaian dalam Pemakaian luar


(Camber negatif – Terlalu besar) (Camber positif – Terlalu besar)

(4/5)
Pemakaian Ban Pemakaian Ban

Arah perjalanan
Pemakaian ban
(3) Pemakaian Toe-in or toe-out (Feathered wear)
Penyebab utama dari feathered wear pada tapak ban merusak
penyesuaian toe-in. Toe-in yang berlebihan memaksa ban Arah ban tergelincir
meluncur keluar dan menarik permukaan kontak tapak kedalam
pada permukaan jalan, menhasilkan pemakaian toe-in.
Permukaan menjadi bentuk seperti bulu yang khusus—seperti Dalam
terlihat pada gambar– yang dapat dikenali dengan cara
menelusuri jari sepanjang tapak dari sisi dalam ke sisi luar roda.
Toe-out yang berlebihan, sebaliknya, menghasilkan pemakaian
Penggunaan ban bagian sebelah Pemakaian ban
toe-out yang terlihat pada gambar.
dalam yang berlebihan bagian sebelah
dalam
Arah Perjalanan

Arah ban tergelincir

dalam

Pemakaian ban bagian sebelah Pemakaiana ban bagian


luar yang berlebihan sebelah luar

(4/5)
Pemakaian Ban Pemakaian Ban

Pemakaian ban
(4) Pemakaian Toe-and-heel
Pemakaian Toe-and-heel adalah pemakaian sebagaian yang
kerap muncul pada ban dengan pola tapak lug dan blok. Ban
dengan pola tapak rusuk (rib) aus menjadi aus membentuk pola
seperti ombak.
Pemakaian Toe-and-heel cenderung muncul lebih mudah ketika
ban berputar dan tidak menjadi sasaran dari tenaga laju atau
tenaga mengerem.
Oleh karena itu, pemakaian toe-and-heel paling sering muncul Arah putaran
pada roda non-drive wheels yang tidak menjadi sasaran tenaga
laju.
Dalam kasus roda kemudi, tenaga laju menyebabkan pemakaian
roda ke arah yang berlawanan dari pemakaian toe-and-heel.
Tenaga pengereman juga memberikan hasil yang sama.
Sebagai hasilnya, umumnya ada sedikit pemakaiann toe-and-
heel di roda-roda roda kemudi.

(4/5)
Pemakaian Ban Pemakaian Ban

Pemakaian ban
(5) Pemakaian spot (melengkunga)
Jika poros roda, sendi-sendi bola, ujung pengikat batang, dll
bekerja secara berlebihan, atau bila kumparan dibengkokkan,
ban akan tertatih-tatih pada titik-titik khusus dalam putarannya
pada kecepatan tinggi, memberikan gesekan yang kuat yang
menyebabkan ketergelinciran, keduanya menuju ke pemakaian
spot.
Drum rem yang berubah bentuk atau secara tidak beraturan
menjadi aus menyebabkan rem dipasang pada interval yang
beraturan (regular), mengarah pada pemakaian spot pada
daerah yang reltif luas dengan arah melingkar.
Petunjuk:
Tambalan kanvas yang ditempelkan ke tapak ban untuk
memperbaiki kebocoran atau tonjolan keluar yang dihasilkan
oleh pemisahan juga akan menimbulkan pemakaian spot.
Menghidupkan kendaraan, mengerem dan menikung secara
tiba-tiba juga akan menyebabkan pekaian spot.
Pemasangan roda yang tidak seimbang secara berlebihan juga Taoak yang telah usang
menyebabkan pemakaian spot.

(4/5)
Pemakaian Ban Pemakaian Ban

5. Rotasi BAN
Contoh

Pemakaian ban
5. Perputaran ban
Karena beban yang diberikan ke roda Depan
depan dan belakang berbeda, dan tingkat
pemakaian ban bervariasi.
Oleh karena itu ban harus dirotasi (diputar)
secara teratur sehingga mereka menjadi
aus/tipis secara seragam.
Ban-ban yang arah perputarannya
ditentukan jangan digantikan ke kiri dan ke
kanan.
Ban-ban yang ukuran ban depan dan
belakang berbeda jangan digantikan di
depan dan belakang,
Sebagai metode rotasi ban yang
disarankan bervariasi menurut model, dan
relejius, lihat kembali buku manual
(Owner's Manual).

Roda cadangan Roda cadangan

Kendaraan tipe FF ful time Kendaraan FR (kecuali 1 tipe box )


kendaraan 4WD paruh waktu

(5/5)
Pola-pola Tapak Pola Ban yang Unidirectional

Ban yang mempunyai pola tidak langsung


Ini adalah ban-ban dengan pola tapak, yang mempunyai arah
searah dengan arah putaran. Alur lateral pada tapak ban
memberikan arah untuk meningkatkan performan pada jalan
Tanda menunjukkan
yang basah, sehingga ban lebih mudah Perputaran arah perputaran
Perputaran ke depan
mengeluarkan/mengeringkan air. Performan dari ban-ban ini terbalik
pada jalan yang basah menjadi lebih buruk jika mereka mendaki
ke arah yang salah.

Air dikeringkan Air diserap masuk

(1/1)
Pemakaian Ban Standing Wave & Hydroplaning
(Aquaplaning)

1. Standing wave
Standing wave
Standing Wave & Hydroplaning (Aquaplaning)
1. Standing wave
Ketika kendaraan sedang meluncur, ban melentur terus-menerus
ketika bagian yang baru dari ban melakukan kontak dengan
permukaan tanah. Nanti, ketika bagian yang baru ini
meninggalkan permukaan jalan, tekanan udara di dalam ban dan
elastisitas ban mencoba mengembalikan tapak dan kerangka
(carcass) ban pada kondisi seperti semula. Namun, pada
kecepatan kendaraan yang lebih tinggi, ban berputar terlalu
cepat untuk memberikan waktu bagi tapak dan kerangka
(carcass) untuk melakukan hal ini.
Proses ini, diulang-ulang pada suatu interval yang singkat,
Hydroplaning (Aquaplaning)
memberikan peningkatan goyangan (oscillation) pada ban.
Goyangan ini, yang disebut sebagai standing wave, menyebar
terus-menerus ke sekeliling ban. Mayoritas tenaga terkunci di
standing wave dirubah menjadi panas, yang meningkatkan
Selaput air
temperatur ban dengan cepat. Pada situasi tertentu, panas yang
Tidak ada kontak
terbentuk ini bahkan bisa menghancurkan roda pada tempat
tersebut dalam beberapa menit dengan menjauhkan tapak dari Fenomena Hydroplaning
kerangka (ban kempes/pecah)

(1/1)
Pemakaian Ban Standing Wave & Hydroplaning
(Aquaplaning)

2. Hydroplaning
Standing wave

Standing Wave & Hydroplaning (Aquaplaning)


2. Hydroplaning
Kendaraan tergelincir pada jalan yang tergenang air jika
kecepatan kendaraan terlalu tinggi untuk memberikan cukup
waktu bagi tapak untuk memindahkan air dari permukaan jalan
sehingga ban dapat mencengkeram dengan kuat. Alasan untuk
ini adalah, ketika kendaraan meningkatkan kecepatannya, daya
hambatan dari air meningkat juga, memaksa ban untuk
“mengapung” pada permukaan air. Fenomena ini disebut juga
hydroplaning atau aquaplaning.
Perhatian: Hydroplaning (Aquaplaning)
•Jangan gunakan ban yang tapaknya aus, Ketika tapak menjadi
aus, tapak mencapai titik dimana alur tapak tidak dapat
mengeringkan/mengeluarkan air antara ban dan jalan dengan
cukup cepat untuk menghindari hydroplanning. Selaput air
•Meningkatnya tekanan inflasi. Tekanan inflasi ban yang lebih Tidak ada kontak
tinggi melawan tekanan air yang memaksa air di bawah tapak
Fenomena Hydroplaning
dengan demikian menunda terjadinya hydroplaning.

(1/1)

Anda mungkin juga menyukai