Disusun Oleh :
BAB I
MATERI UNIT KOMPETENSI
Page 2
Gambar 2. Penampang pelek roda
Hydroplanning
Aman Berbahaya
1). Kecepatan : Rendah Tinggi
2). Tekanan Angin : Tinggi Rendah
3). Alur Telapak Ban : Ada alur Gundul
Pengendaraan di Jalan Basah
Ban yang baik harus dapat mengalirkan air minimal sebanyak 4 s/d 5 liter per
detik, ketika kendaraan berkecepatan 60 km/jam. Bila ketentuan tersebut tidak
terpenuhi, maka kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi ialah :
1). Terjadi peningkatan permukaan air di depan ban,
2). Bila kecepatan kendaraan meningkat, ban/kendaraan akan berjalan di atas
air (terjadi Aquaplane / Hydroplane),
3). Daya cengkeram kurang, kendaraan tidak dapat dikendalikan dengan baik
(ada resiko slip), mengurangi kemampuan pengereman.
Pengendalian di Jalan Basah
1). Posisi kedudukan bead kurang sempurna (tidak melekat dengan baik).
2). Ketika menikung, ban mungkin lepas dari pelek.
3). Tidak dapat menjaga tekanan angin ban tubeless dengan sempurna.
4). Ban dalam mungkin koyak karena terjepit bead pada pelek yang lebih
sempit.
5). Pada pelek yang lebih lebar, dinding samping ban terlalu tegang (tidak
lentur), sehingga pengendaraan menjadi keras.
(3) Kalau sebelah tread keausannya lebih cepat dari yang lain,
penyebab utamanya adalah mungkin camber tidak tepat. Karena
besarnya bidang singgung ban dengan jalan tergantung pada
besarnya beban, ban dengan camber positip, diameter sebelah
luarnya lebih kecil daripada sebelah dalam. Akibatnya, tread bagian
luar akan slip pada jalan untuk mengejar jarak tempuh yang sama
untuk tread bagian dalam. Kejadian slip ini mengakibatkan keausan
yang berlebihan di sebelah luar tread. Untuk ban dengan camber
negatip, keausan tread di sebelah dalam akan lebih cepat.
Keausan
Keausan Keausan
dak tepat. Kalau hanya sebelah ban yang mengalami keausan seperti itu, kemungkinan penyebabnya adalah steering knuckl
Keausan
Gambar 14. Keausan Spot
PENTING !
Kanvas yang dipasang pada tread ban untuk menambal kebocoran atau tonjolan akan menyeba
Start,pengeremandanbelokantajamyangmendadakjuga menyebabkan keausan spot.
Roda yang tidak balance berlebihan juga menyebabkan terjadinya keausan spot.
New Worn
Page 11
4.2.3.1 PELEK BAJA PRESS
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang
dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres.
Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah
yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini
karena tahan lama dan kualitasnya merata.
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan
kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling
cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah.
Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi,
menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan
“taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan
menghasilkan pegangan yang kuat dari bead dan pelek.
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil.
Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian).
Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk
memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper”
untukmencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
Gambar 17. Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil.
Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan
penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan
adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh
jenis Flat Base biasa. Semi Drop Center Rim terdiri dari 3 bagian
untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara
flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci ( Lock Ring).Tetapii
dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih
sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping
(Side Ring).
Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus.
Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan
beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim,
pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan
pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat
kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas
kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping
berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik,
karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim
yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah
disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang
bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan ( ratio) yang terbaik
antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek
yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap
pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek
(dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57
% dari lebar ban).
D.T.
(Divided Type Rim)
D.C.
(Drop Center Rim)
S.D.C.
(Semi Drop Center Rim)
F.B.
(Flat Base Rim)
RADI AL CORD
BIAS
CORD
LINER
BEAD TIRE
CHAMFER
RIM VALVE
TREAD
SHOULDER
LINER
CARCASS
SIDEWALL (CORD) CHAMFER
BEAD WIRE
BEAD
BEAD BASE
BEAD WIRE
RIM VALVE
WHEEL DISK
TIRE
Gambar 25. Roda Dengan Ban Tubeless
OUTER DIAMETER
b). Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 26 . Kode Ban
4.2.4.6 Metode ISO
a). Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi)
70 : Rasio Ketebalan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
137 : Indek muatan (roda ganda)
J : Simbol kecepatan
W W
Ratio Ketebalan : Tingkat Kerataan : x 100
H
H
Uraian Materi 3.
4.3 Membalans Roda / Ban
4.3.1 Balance (keseimbangan) Roda
Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran atau
untuk meminimalkan penggunaan ban, komponen suspensi dan stir.
Saat roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan
ban dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin
menguat saat rotasi roda semakin cepat
Saat massa sudah merata ke seluruh roda dan ban (tidak ada titik
berat), gaya akan seimbang maka gaya sentrifugal tidak akan memiliki
efek hambatan (gambar 29). Jika ban memiliki titik berat maka ban akan
tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal lebih besar pada
salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat saat ban
berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke
bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak).
Ban pada gambar 32 memiliki dua titik berat yang terletak secara
diagonal. Ban berada tersebut pada balance statis dan akan tetap
pada posisi porosnya. Ini karena titik berat yang ada saling
mengimbangi. Namun demikian, roda yang memiliki balance statis
akan memiliki unbalance dinamis. Ketika roda ini (tanpa pemberat)
berputar, gaya sentrifugal akan bergerak pada kedua titik berat.
Gaya akan menarik bagian depan dan belakang ban secara
bersamaan. Pemberat yang tampak pada gambar menjelaskan
balance dinamis.
Gambar 32: Ban dengan dua titik berat secara diagonal
o PERHATIAN
Untuk balancing roda pada on-vehicle balancing, dapat
menggunakan mesin kendaraan tersebut untuk memutar roda. Ini
dapat dilakukan pada roda depan dan belakang
Pemutaran roda harus dibatasi pada kecepatan 55 km/jam pada
speedometer, ini penting karena dengan satu roda di jalan,
speedometer hanya akan membaca ½ kecepatan roda sebenarnya.
Jika perhatian ini tidak diindahkan, akan menyebabkan roda melaju
pada kecepatan yang berbahaya, bahaya cedar bagi operator,
disintegrasi ban bahkan rusaknya kendaraan.
Saat batas slip-differential sudah diperoleh, kendaraan harus
dinaikkan dari lantai saat memutar roda depan dan belakang. Jangan
sampai masih ada satu roda yang masih menyentuh lantai agar
kendaran tidak lari dari dongkrak atau stand..
4. 4 Memasang Roda
4.4.1. Prosedur Pemasangan Ban
a). Pastikan bahwa kendaraan berada pada tempat yang rata dan roda
diganjal.
b). Pompa ban dengan kompresor dengan tekanan yang sesuai dengan
peruntukan ban. Peralatan yang perlu disiapkan antara lain: Tire gauge
(alat ukur tekanan ban), Chuck udara untuk ban, udara bertekanan,
kunci roda dan jack stand.
c). Tempatkan roda pada lubang baut-baut roda sehingga posisinya tepat dan benar
sesuai dengan tanda pemasangannya.
1
1
1 3
3 4 4 3
4 2 25
5 2
FIVE WHEEL NUTS
FOUR WHEEL NUTS
Kencangkan setiap mur roda dengan kunci mur roda dan periksa jika
ada yang kendor.
Jika ada yang longgar, kencangkan sampai putaran yang
ditentukan.
Putaran untuk mengencangkan: 4.000 - 4.800 kg.cm
4,000-4,800 kg.cm
VARIASI KECIL
PATAH
TEKANAN AKSIAL BAUT
VARIASI TITIK
BESAR GETAS
PEMANJANGAN BAUT
Penilai
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk
membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada
suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan
sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain
yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan
dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Judul Brigestone Tire Maintenance
:
Tire Maintenance Bogor
Pengarang
: PT. Brigestone Tire Indonesia
Penerbit : 1992
Tahun terbit :
: Dasar-Dasar Automotive.
Judul
Pengarang Team Toyota Astra Motor
:
PT. TOYOTA ASTRA MOTOR
:
Penerbit
: 1987
Tahun terbit
Judul :
:
Pengarang
Materi n Chassis Group Step 2 Team Astra Motor
Pelajara Jakarta
Judul
Pengarang Automotive Encyyclopedia
:
Penerbit William K. Tobolt & Larry Johnson
:
Tahun terbit The Good Heart- Wilcox Copany Inc Publisher
:
1977
:
5.3 Bahan Dan Alat Yang Digunakan
5.3.1 Bahan :
5.3.2. Alat :