1 Dilarang menggunakan telepon genggam atau alat bantu dengar saat mengoperasikan kendaraan bergerak; Pelanggaran Kedua : PHK Pelanggaran Pertama : SP3 2 Dilarang mengoperasikan kendaraan/unit bergerak jika kondisi rem, sistem kemudi dan sistem transmisi rusak Pelanggaran Kedua : PHK Pelanggaran Pertama : SP3 3 Dilarang mengoperasikan kendaraan/unit bergerak jika tidak memilki simper Pelanggaran Kedua : PHK Tindakan Disiplin Pelanggaran Mengemudi TINGKAT 1 5 Membawa penumpang lain yang tidak berizin. Teguran Lisan 6 Menggerakkan unit tidak membunyikan isyarat klakson unit bergerak. Teguran Lisan 7 Tidak membunyikan klakson saat menghidupkan serta menggerakkan maju dan mundur unit. Teguran Lisan 8 Pengemudi unit kendaraan ringan dan kendaraan berat tidak melakukan P2H kendaraannya. Teguran Lisan 9 Tidak menyerahkan formulir P2H yang telah diisi ke pengawas atau tempat yang telah ditunjuk. Teguran Lisan 10 Memarkirkan unit maju di area parkir yang telah di tetapkan mundur. Teguran Lisan 11 Memarkirkan unit dengan jarak yang tidak aman (standar). Teguran Lisan Tindakan Disiplin Pelanggaran Mengemudi TINGKAT 2 12 Mengemudi dengan kecepatan 1-5 km/jam diatas batas yang ditetapkan. SP-1 dan lubang 1 Mendahului kendaraan lain ditempat yang berbahaya seperti: tikungan tajam, tanjakan atau jalan sempit (ada rambu beri prioritas dari arah depan) dan tempat dimana ada rambu larangan untuk mendahului SP-1 dan lubang 1 13 dipasang. 14 Tidak memberikan prioritas untuk kendaraan yang harus diprioritaskan di rambu GIVE A WAY. SP-1 dan lubang 1 15 Tidak mematuhi jarak aman beriringan saat unit bergerak. SP-1 dan lubang 1 16 Tidak melakukan positif komunikasi saat mendahului unit lain. SP-1 dan lubang 1 17 Tidak mematuhi jarak aman beriringan saat unit bergerak. SP-1 dan lubang 1 18 Berkendara menggunakan radio komunikasi dengan Bahasa daerah. SP-1 dan lubang 1 19 Parkir dengan posisi tidak aman atau melanggar prosedur parkir yang ditentukan. SP-1 dan lubang 1 20 Dalam periode 1(satu) bulan melakukan lebih dari 2kali pelanggaran tingkat pertama. SP-1 dan lubang 1 21 Accident yang terjadi disebabkan oleh kelalaiannya, sehingga "berakibat kergian material <pR 10.000.000, SP-1 dan lubang 1 22 Mengemudi dengan kecepatan 5-10 km/jam diatas batas yang ditetapkan SP-1 dan lubang 1 23 Menabrak kendaraan lain yang sedang tidak bergerak atau diparkir. SP-1 dan lubang 1 24 Mendahului water truck yang sedang menyiram jalan tanpa melakukan komunikasi aktif terlebih dahulu. SP-1 dan lubang 1 25 Kecelakaan saat mengoperasikan kendaraan bergerak mundur. SP-1 dan lubang 1 26 Dalam periode 1 (satu) bulan melakukan 2 kali pelanggaran tingkat kedua. SP-1 dan lubang 1 27 Accident yang terjadi disebabkan oleh kelalaiannya, sehingga berakibat kerugian material Rp 10.000.000 - Rp. 50.000.000 SP-1 dan lubang 1 Tindakan Disiplin Pelanggaran Mengemudi TNGKAT 3 28 Mengemudi dengan kecepatan 5-10 km/jam diatas batas yang ditetapkan. SP-2 dan lubang 2 29 Menabrak kendaraan lain yang sedang tidak bergerak atau diparkir. SP-2 dan lubang 2 30 Mendahului water truck yang sedang menyiram jalan tanpa melakukan komunikasi aktif terlebih dahulu. SP-2 dan lubang 2 31 Kecelakaan saat mengoperasikan kendaraan bergerak mundur. SP-2 dan lubang 2 32 Dalam periode 1 (satu) bulan melakukan 2 kali pelanggaran tingkat kedua. SP-2 dan lubang 2 33 Accident yang terjadi disebabkan oleh kelalaiannya, sehingga berakibat kerugian material Rp 10.000.000 - Rp. 50.000.000 SP-2 dan lubang 2 Tindakan Disiplin Pelanggaran Mengemudi TINGKAT 4 37 Mengemudi dengan keepatan 10-20 km/jam diatas batas yang ditetapkan. SP-3 dan lubang 3 38 Melanggar rambu berhenti/stop. SP-3 dan lubang 3 39 Berkendara yang menimbulkan bahaya/kecelakaan misalnya dalam keadaan fatigue, Lelah, gangguan kesehatan. SP-3 dan lubang 3 40 Mengendarai unit tanpa mengenakan sabuk pengaman. SP-3 dan lubang 3 41 Mengendarai LV diarea tambang tanpa membawa SIMPER. SP-3 dan lubang 3 42 Berkendara dengan membawa penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman. SP-3 dan lubang 3 43 Berkendara sambil menggunakan hand phone. SP-3 dan lubang 3 44 Accident yang terjadi disebabkan oleh kelalaiannya, sehingga berakibat korban cidera ringan atau kerugian material Rp 50.000.000- Rp 100.000.000. SP-3 dan lubang 3 Tindakan Disiplin Pelanggaran Mengemudi TINGKAT 5 46 Mengemudi dengan kecepatan >20 km/jam dari batas kecepatan yang telah ditetapkan. PHK 47 Accident yang terjadi disebabkan oleh kelalaiannya, sehingga berakibat cidera berat atau kerugian material > Rp 100.000.000. PHK 48 Mengendarai kendaraan di bawah pengaruh alcohol dan obat terlarang PHK 49 Mengendarai unit di area tambang tanpa memiliki SIMPER. PHK KETENTUAN JALUR HAULING 50 Setiap Operator/driver wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) dengan benar dan layak untuk digunakan, 51 Operator/driver telah terlatih dan memiliki SIMPER yang ditanda tangani oleh KTT, unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya) yang dioperasikan telah lulus 52 Komisioning/pengujian laik operasi dan selalu dilakukan P2H sebelum mengoperasikan unit, 53 Driver truck produksi tidak dibenarkan membawa penumpang kecuali Trainer, Pengawas (guna keperluan orientasi) dan Mekanik (ground test), 54 Untuk Driver Training wajib dilengkapi dengan bendera khusus di depan unit (bendera segi tiga warna dasar orange dengan tulisan training warna hitam), 55 Sabuk Pengaman wajib selalu digunakan selama mengoperasikan unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya), 56 Tidak diperkenankan membawa penumpang melebihi kapasitas dan sesuai dengan jumlah seat belt, 57 Memastikan kabin/dashboard bersih dari material, makanan & minuman (sekalipun secarik kertas), 58 Wajib berhenti selama 8 detik jika ada rambu STOP, 59 Memastikan kecepatan unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya) saat beroperasi sesuai dengan rambu yang terpasang di jalur hauling dan mengikuti rambu- rambu keselamatan di sepanjang jalur hauling, 60 Pastikan semua radio komunikasi dalam kondisi layak untuk digunakan, memiliki channel radio standar dan penggunaannya disesuaikan dengan area kerja, serta tidak menggunakan bahasa daerah. 61 Lakukan Pencatatan dan laporkan kepada atasan atau pengawas terkait, jika ditemukan kondisi yang tidak aman; 62 Memastikan kotak P3K tersedia di dalam unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya); 63 Dilarang menggunakan telepon genggam atau headset pada saat mengoperasikan unit; 64 Dilarang merokok di dalam kabin unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya); 65 Dilarang merokok saat pengisian fuel 66 Sarana/truck yang telah diijinkan melintas namun bukan milik perusahaan/mitrakerja agar dilakukan pengawalan/escort sesuai prosedur; 67 Dilarang membuang sampah di sepanjang jalan hauling kecuali pada tempat yang telah disediakan; Memberikan kesempatan kepada binatang yang dilindungi (seperti orangutan, beruang madu dll) untuk menyeberang jalan hauling dan melaporkannya kemudian kepada OHS Department PT Indexim 68 Coalindo; 69 Lampu depan dan rotari harus menyala selama beroperasi 70 Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku di sepanjang jalan hauling 71 Gunakan tanda klakson: 1 x Engine Start, 2 x Maju, 3 x Mundur dan klakson panjang saat kondisi emergency 72 Mulai dengan gigi rendah (gear) dan selalu menyesuaikan dengan area dan rambu gear yang berlaku; 73 Selalu waspada saat menjelang petang, pagi dan malam hari dan dibutuhkan konsentrasi yang tinggi 74 Berhenti mengoperasikan unit jika jarak pandang kurang dari 70m 75 Dalam keadaan darurat, driver tetap bertahan di kabin, tidak boleh meloncat dari unit dalam kondisi unit masih bergerak 76 Tidak menggunakan lampu hazard jika berkendara kecuali dalam keadaan kabut, debu dan pada saat pengawalan (escort) unit. 77 Tidak boleh mengoperasikan unit dalam keadaan fatigue dan di bawah pengaruh obat- obatan atau alkohol 78 Selalu mengendarai kendaran di jalur sebelah kiri kecuali dalam kondisi tertentu (sesuai dengan petunjuk dari traffic man/rambu); 79 Selalu mengemudi dengan memperhatikan kondisi jalan, jika jalan basah dan licin, laju unit diperlambat atau berhenti 80 Mengoperasikan unit menyesuaikan dengan rambu-rambu gear yang terpasang. Ketika memasuki jalan yang menanjak atau menurun, gunakan exhaust brake (rem kaki) jika diperlukan Semua unit harus menjaga “jarak aman” yang ada di depannya dengan mematuhi rambu batas kecepatan maksimal disepanjang jalan hauling dengan ketentuan sebagai berikut : 81 - Non Trailer (Bus, ELF, LV & DT) jarak beriringan 70m - Unit Single/Double Trailer Jarak beriringan 180m 82 Kaca kabin depan, spion, lampu, dan nomor lambung unit harus dalam keadaan bersih ATURAN PARKIR UNIT SEBAGAI BERIKUT: 83 Unit wajib parkir di area yang datar, jika terpaksa memarkir unit di daerah yang landai/miring, gunakan parkir brake dan ganjal roda unit; Unit kecil ( LV, Bus Elf) tidak boleh diparkir dalam jarak radius 25 meter dari alat berat. Jika unit dalam keadaan maintenance/breakdown dan harus memarkir dekat dengan alat berat, lakukan komunikasi 2 84 arah kepada operator alat berat tersebut; 85 Semua unit dan peralatan harus diparkir keadaan mesin dimatikan dan hand brake (rem tangan) dalam keadaan terpasang; 86 Jangan memarkir unit di area yang terpasang rambu larangan parkir; 87 Jangan memarkir unit pada akses ke lokasi peralatan darurat dan tempat evakuasi; 88 Jangan istirahat atau duduk di bawah atau di sekitar unit atau alat berat yang sedang diparkir; 89 Jangan memarkir unit di belakang atau depan alat berat, lakukan komunikasi 2 arah pada operator alat berat tersebut; 90 Dilarang parkir unit di area tikungan atau belokan tajam ATU RAN 91 Memastikan area di sekitar atau di belakang unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya)nya bebas/aman dari hambatan apapun, Pengemudi unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya) alat berat dan unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya) ringan harus membunyikan klakson (3 kali bunyi pendek) untuk menunjukan maksud pengemudi 92 tersebut sebelum melakukan gerak mundur, 93 Pengemudi juga dapat melakukan gerakan mundur dengan bantuan orang lain/spotter (jika ragu ragu, gunakan bantuan orang lain/spotter). 94 Bersikap waspada dalam setiap melakukan gerakan mundur. 95 Berhati-hati dalam gerakan mundur ke arah tempat pembuangan/penumpukan material. ATURAN MANUVER UNIT MEMUTAR, OPERATOR/DRIVER HARUS 96 Memastikan jalannya lurus dan cukup lebar (tidak berada di area blindspot), 97 Memastikan bahwa jalan bebas dan aman serta tidak ada unit (LV, truck, sarana bergerak lainnya) dari arah depan. 98 Menyalakan lampu indikator kanan (Sign) 99 Melakukan komunikasi 2 arah dengan pengguna jalan untuk menginformasikan lokasi tempat akan memutar agar pengguna jalan lain melakukan antisipasi, 100 Mulailah memutar dengan berjalan di sisi jalan sebelah kiri. OVERTAKING 101 Batas kecepatan untuk mendahului unit (overtaking) tidak boleh melebihi batas maksimal kecepatan yang telah ditentukan (sesuai dengan rambu); 102 Mendahului unit lain harus dilakukan dari sebelah kanan jalan / jalur. 103 Tidak boleh mendahului unit dalam kondisi jalan yang berdebu atau berkabut kecuali mendapatkan informasi dari traffic man; Wajib melakukan komunikasi 2 arah dan telah mendapat ijin dari unit yang akan 104 di dahului melalui radio atau sign kiri; 105 Dilarang mendahului unit lain yang bergerak pada kondisi jalan Tanjakan & Turunan, Tikungan dan Blind spot; 106 Sesama unit trailer dilarang saling mendahului, kecuali unit dalam keadaan breakdown/parkir PROSEDUR MELEWATI AREA ROAD MAINTENANCE 107 Lakukan komunikasi 2 arah dengan operator A2B di area road maintenance; 108 Jika ada unit dari arah yang berlawanan, lakukan komunikasi dengan operator unit yang berada di arah yang berlawanan 109 Pastikan overtaking bukan di tikungan tertutup dengan pandangan yang terhalang (blindspot) 110 Pastikan overtaking bukan di area yang mendekati persimpangan jalan (± 150 meter sebelum persimpangan) 111 Batas maksimal kecepatan saat melewati area maintenance yaitu 20 km/jam. 112 PROSEDUR UNIT BREAKDOWN Jika unit rusak yang menyebabkan gangguan di jalan, berikan lampu bahaya/hazard atau tanda-tanda lain yang lain (safety cone yang bersih dan terlihat jelas/ drum bereflektor/lampu flip flop) yang dipasang 113 minimal 15 m di depan dan belakang unit, pasang hand brake (rem tangan) dan ganjal ban 114 Driver harus segera menginformasikan ke pengawas untuk segera dilakukan perbaikan unit dengan menginformasikan lokasi dan kerusakan yang terjadi Pada kondisi tikungan : Maksimal 3 Jam Jika tidak ada tindakan perbaikan dalam 3 jam maka wajib di sediakan traffic man berikan lampu bahaya/hazard atau tanda-tanda lain yang lain (safety cone yang bersih dan terlihat jelas/ drum bereflektor/lampu flip flop) yang dipasang minimal 15 m di depan dan belakang unit, pasang hand brake (rem tangan) dan ganjalban; Pada kondisi jalan lurus : Maksimal 6 Jam 115 Jika tidak ada tindakan perbaikan dalam 6 Wajib di sediakan traffic man berikan lampu bahaya/hazard atau tanda-tanda lain yang lain (safety cone yang bersih dan terlihat jelas/drum bereflektor/lampu flip flop) yang dipasang minimal 15 m di depan dan belakang unit, pasang hand brake (rem tangan) dan ganjal ban; Jika melebihi batas waktu yang telah ditentukan , maka PJO wajib melaporkan ke PJA dengan tembusan ke KTT 116 Mengikuti arahan dari traffic man yang bertugas mengatur lalu lintas hauling PROSEDUR MELEWATI SIMPANG WARGA Saat mendekati area simpang warga, operator wajib melakukan komunikasi dua arah dengan security 150 meter sebelum mendekati simpang warga dan wajib mematuhi rambu batas kecepatan yang telah 117 ditentukan; 118 Di area simpang warga yang terpasang portal aktif maka Security memprioritaskan unit trailer tetap jalan dengan menutup portal yang kearah warga, sampai unit trailer melewati simpang warga. 119 Apabila operator merasa fatigue (lelah dan ngantuk) masuk ke rest area yang terdekat; 120 Lakukan komunikasi 2 arah sebelum memasuki rest area; 121 Lakukan komunikasi dengan pengawas (Group Leader) mitra kerja masing- masing untuk pelaporan fatigue PROSEDUR MEMASUKI REST AREA 122 Apabila operator merasa fatigue (lelah dan ngantuk) masuk ke rest area yang terdekat 123 Lakukan komunikasi 2 arah sebelum memasuki rest area 124 Lakukan komunikasi dengan pengawas (Group Leader) mitra kerja masing- masing untuk pelaporan fatigue. PROSEDUR PENGOPERASIAN UNIT DALAM KONDISI JALAN LICIN 125 Kecepatan maksimal adalah 20 km/jam; 126 Jarak antrian antar unit menyesuaikan informasi pengawas atau traffic man 127 Tidak boleh saling mendahului, kecuali diinstruksilah oleh pengawas atau trafficman; PROSEDUR KEADAAN EMERGENCY 128 Semua unit harus memberikan jalan kepada unit gawat darurat seperti Ambulance, sarana ERT, atau LV yang membawa korban gawat darurat; 129 Pastikan evakuator selalu melakukan komunikasi kepada pengguna jalan hauling lainnya untuk memberikan jalan. 130 Tidak membawa/menunjukkan SIMPER yang masih berlaku saat mengoperasikan unit atau kendaraan perusahaan di area operasi PT Indexim Coalindo. L1-SP1 131 Operator/Driver/Pengemudi/Penumpang merokok di dalam kabin kendaraan/unit operasional perusahaan baik di dalam maupun di luar area operasional. L1-SP1 132 Membawa penumpang lain yang tidak berizin L1-SP1 133 Menggerakan unit tidak membunyikan isyarat klakson L1-SP1 134 Tidak melakukan P2H (prosedur pemeriksaan harian) sebelum mengoperasikan Unit/Kendaraan. L1-SP1 135 Tidak menyerahkan formulir P2H yang telah diisi ke pengawas atau tempat yang telah ditunjuk L1-SP1 136 Parkir unit maju di area parkir yang telah ditetapkan mundur L1-SP1 137 Parkir unit pada jarak yang tidak aman (Standar) L1-SP1 138 Tidak memberikan prioritas kendaraan yang harus diprioritaskan di rambu giveway L1-SP1 139 Tidak melakukan positif komunikasi saat mendahului kendaraan lain L1-SP1 140 Tidak mematuhi aturan jarak iring antar kendaraan L1-SP1 141 Berkendara dengan menggunakan bahasa daerah L1-SP1 L1-SP1 142 Tidak mengoperasikan Strobe Light/Flash Lamp/Blitz Lamp/Rotary Lamp pada saat mengoperasikan unit/kendaraan di area tambang dan jalan hauling (berlaku selama operasional siang dan malam). 143 Tidak menyalakan lampu besar saat mengoperasikan unit/kendaraan di area tambang dan jalan hauling. L1-SP1 144 Pengemudi menghentikan unit/kendaraan di daerah terlarang atau berbahaya, diantaranya pada tanjakan, jembatan, tikungan, turunan, tengah jalan, kecuali dalam keadaan darurat. L1-SP1 Saat mengalami kerusakan di jalan tambang dan jalan hauling , kendaraan/unit tidak memasang Traffic Cone/ segitiga keselamatan (sesuai dengan Standar Kelayakan Kendaraan/Unit) dan ganjal ban L1-SP1 145 (ukuran disesuaikan dengan besaran ban). Mengangkut barang yang melebihi salah satu sisi atau lebih dari kendaraan/unit tanpa memasang pita L1-SP1 146 reflective 147 Mendahului kendaraan di jalan tambang dan jalan hauling pada daerah yang terdapat rambu/tanda larangan mendahului. L1-SP1 148 Tidak mengindahkan rambu-rambu yang tertera di jalan tambang & hauling kecuali yang disebutkan khusus dalam standar ini. L1-SP1 149 Memarkir kendaraan atau unit di depan fasilitas keadaan darurat seperti Fire Hydrant, Ambulance, Fire Truck atau memarkir kendaraan pada area dilarang parkir. L1-SP1 150 Melanggar kecepatan maksimum di semua jalan tambang dan jalan hauling melebihi kecepatan maksimum > 5 km/jam. L1-SP1 151 Melakukan tindakan tidak aman sehingga mengakibatkan kecelakaan baik terhadap unit/kendaraan yang dioperasikan maupun unit lain dan menimbulkan kerugian langsung < Rp. 100.000.000. L1-SP1 152 Menabrak kendaraan lain yang sedang tidak bergerak atau sedang parkir L2-SP2 153 Mendahului kendaraan water truck yang sedang melakukan penyiraman tanpa komunikasi positif L2-SP2 154 Mengoperasikan unit/kendaraan yang ijin pengoperasian (sticker commissioning) telah berakhir . L2-SP2 155 Meninggalkan kunci kontak di unit/kendaraan pada saat parkir. L2-SP2 156 Meninggalkan kendaraan/ unit dalam kondisi mesin hidup dan atau menghidupkan kendaraan/ unit saat sedang parkir/ istirahat. L2-SP2 157 Melanggar kecepatan maksimum di semua jalan tambang dan jalan hauling melebihi kecepatan maksimum > 10 km/jam. L2-SP2 158 Memasang sticker,gordyn /tirai atau accessories lain yang tidak dipersyaratkan dalam standar kelayakan kendaraan/unit yang dapat mengganggu pandangan driver/operator L2-SP2 159 Tidak menggunakan sepatu keselamatan/safety shoes saat sedang mengoperasikan kendaraan/unit operasional. L2-SP2 Melakukan aktifitas lain saat sedang berada di atas kendaraan/unit yang dapat berpotensi bahaya seperti: buang air kecil/besar, menerima/memberi barang apapun dari kendaraan/unit ke kendaraan/unit L2-SP2 160 lain. Melakukan tindakan tidak aman sehingga mengakibatkan kecelakaan baik terhadap unit/kendaraan yang dioperasikan maupun unit lain dan menimbulkan kerugian langsung Rp 100.000.000 ≤ Rp L2-SP2 161 250.000.000. 162 Tidak menggunakan seat belt saat mengemudikan atau menjadi penumpang kendaraan L3 - SP3 163 Berkendara dengan membawa penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman L3 - SP3 164 Mengemudikan kendaraan sambil menggunakan handphone L3 - SP3 165 Melakukan tindakan tidak aman sehingga mengakibatkan kecelakaan baik terhadap unit/kendaraan yang dioperasikan maupun unit lain dan menimbulkan kerugian langsung > Rp 250.000.000. L3 - SP3 166 Mengoperasikan kendaraan ringan (Light Vehicle) di jalan tambang maupun hauling tanpa menggunakan Buggy Whip L3 - SP3 167 Melanggar kecepatan maksimum di semua jalan tambang dan jalan hauling melebihi kecepatan maksimum 10 Km/jam s/d 20 km/jam. L3 - SP3 168 Membawa penumpang melebihi kapasitas tempat duduk pada kendaraan. L3 - SP3 Memberi tumpangan pada unit produksi/support seperti Crane Truck dan sejenisnya, Water Truck, Fuel Truck dan Service Truck dan sejenisnya kecuali Trainer/ Instruktur, orang yang diberi Ijin L3 - SP3 169 KTT untuk kepentingan investigasi, penelitian dan atau studi. Mengoperasikan kendaraan/unit memasuki daerah terlarang contoh tidak terbatas pada: area peledakan, area batas peledakan, gudang bahan peledak, area land clearing tanpa persetujuan dari L3 - SP3 170 penanggung jawab area atau orang yang berwenang. Tidak melaporkan kejadian kecelakaan yang dialami atau menerima laporan kecelakaan dari bawahannya namun tidak dilaporkan ke Command Centre Room (CCR) PT Indexim Coalindo lebih dari 171 SP1 1x24 jam sejak kejadian. 172 Merubah data dan fakta apabila terjadi kecelakaan SP3 173 Tidak berhenti pada rambu STOP saat mengoperasikan kendaraan/unit di area Operasional Tambang L3 -SP3 174 Melakukan perubahan/penambahan/modifikasi/menghilangkan fungsi alat keselamatan yang terdapat pada peralatan, unit/kendaraan yang telah lulus uji kelayakan. L3 -SP3 Pelanggaran Pertama : SP3 175 Melakukan aktivitas di tongkang pada malam hari tanpa menggunakan safety helmet yang sudah terintegrasi dengan head lamp yang berfungsi dengan baik Pelanggaran Kedua : PHK Pelanggaran Pertama : SP3 176 Aktivitas mooring-unmooring tidak menjalankan buddy system (minimal 2 orang) Pelanggaran Kedua : PHK Pelanggaran Pertama : SP3 177 Mengoperasikan winch machine di kapal selain crew kapal tersebut Pelanggaran Kedua : PHK 178 Melanggar kecepatan maksimum di semua jalan tambang dan jalan hauling melebihi kecepatan maksimum ≥ 20 km/jam. PHK 179 Meminjamkan kendaraan/unit operasional kepada orang yang tidak memiliki SIMPER di daerah operasi PT Indexim Coalindo. PHK 180 Mengajar orang untuk mengoperasikan kendaraan/unit operasional di daerah operasi PT Indexim Coalindo kecuali trainer (dalam rangka pelatihan). PHK 181 Mengoperasikan kendaraan/unit operasional dibawah pengaruh alkohol atau obat terlarang/mabuk. PHK Membawa keluar dari lingkungan perusahaan, gambar teknik atau dokumen yang merupakan rahasia perusahaan serta mempublikasikan foto/gambar kecelakaan atau kerusakan lingkungan ke media sosial PHK 182 kecuali telah mendapat ijin dari KTT PT Indexim Coalindo untuk kepentingan investigasi, pelatihan, dan pemeriksaan/kepentingan eksternal.