Pembelajaran fisika berbasis budaya lokal mengintegrasikan budaya lokal sebagai bagian dari
proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk membangun pengetahuan,
mengembangkan keterampilan proses sains dan menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila terdapat kesinambungan antara materi mata pelajaran dengan aktivitas kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal siswa yang digunakan sebagai sarana dan sumber belajar. Djamarah dan aswan (2002:136) mendefinisikan media sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur informasi belajar atau penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam konteks media sebagai sumber beajar , maka secara luas media dapat di artikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan dqan keterampilan. Berdasarkan penelitian nofriati dkk (2016) bahwasiswa kesulitan dalam memahami konsep perambatan bunyi, kecepatan rambat bunyi, medium bunyi. Hal tersebut dikarenakan siswa banyak mengalami miskonsepsi dalam arti mereka memahami konsep yang salah. Penelitian yang dilakukan oleh eko (2012) meggunakan alat musik tradisional sebagai media pembelajaran sains untuk mengajarkan konsep getaran gelombang dan bunyi . Instrumen musik tradisional yang ada pada gamelan dapat digunakan sebagai media pembelajaran fisika. Kendang dan siter dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa bunyi berasal dari getaran. Saron dapat digunakan untuk menjelaskan kuat-lemah dan tinggi-rendah bunyi. Penelitian ini merupakan salah satu pembelajaran fisika berbasis budaya lokal dengan memanfaatkan alat musik gamelan. Bunyi merupakan salah satu materi yang harus di kuasai peserta didik dengan baik dalam pembelajaran fisika, namun dalam pembelajaran masih terdapat kesalahan konsep yang terjadi pada peserta didik. Menurut hasil penelitian Susanti dalam Widiyanto, dkk (2018) tentang gelombang dan getaran yang didasarkan pada studi literatur peserta didik menganggap bahwa gelombang bunyi termasuk jenis gelombang transversal. Kesalahan konsep tersebut dapat terjadi karena peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik seperti yang diungkapkan oleh Kallesta dan Erfan (2017). Faktor-faktor dalam diri peserta didik yang mempengaruhi proses belajar yaitu siswa masih kurang tertarik dengan pelajaran bunyi, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan soal bunyi, kurangnya perhatian siswa, usaha siswa masih kurang dalam belajar.