Anda di halaman 1dari 16

PJU PERUMAHAN

Perhitungan Kuat Penerangan Jalan Perumahan

Tata Letak Penerangan Jalan

F .U . M . K
E= Lux
W .S
atau

E .W . S
F=
U.M.K

E = illumination level (lux).

F = Lamp flux (lumen)

U = Koeficient of utilization (%)

M = maintenance factor (%)

W = lebar jalan (m)

S = Spacing of lighting pole for roadway (M)

K = coefficient of lamp flux life ( =75%)

 Jalan Utama
Jalan Utama pada perumahan mempunyai data sebagai berikut :
1. Required illumination level : 50 lux
2. Width (W) :7m
3. Height of the lamp (H) : 4,5 m
4. Spacing (s) : 25 m
5. Angle above horizontal : 5 degree
6. Over hung (OH) : 1,5 m
7. Maintenance factor (M) : 0,75

 Jalan Komplek
Jalan Komplek pada perumahan mempunyai data sebagai berikut :
1. Required illumination level : 30 lux
2. Width (W) :5m
3. Height of the lamp (H) : 4,5 m
4. Spacing (s) : 30 m
5. Angle above horizontal : 5 degree
6. Over hung (OH) : 1,5 m
7. Maintenance factor (M) : 0,75

Perhitungan UTILIZATION

 Jalan Utama
W −OH 7−2 ,5
B/ H (roadside)= = =1
H 4,5
OH 2,5
B/ H ( pavement side )= = =0,55
H 4,5
dari grafis didapat (UTILIZATION CURVES) :
U1 = 1 (pavement side) U2 = 0,55 (road side)
Maka U = U1 + U2 = 1 + 0,55 = 1,55
Jadi besanya lumen yang harus diberikan untuk tiap – tiap lampu sebesar :
ExWxS
F=
UxMxK

50 x 7 x25 8750
= = =10035,84 lumen
1,55 x 0,75 x 0,75 0,871875

Kuat penerangan lampu yang diperoleh adalah 10035,84 lumen


sehingga digunakan lampu:

- LAMPU PHILIPS SMARTBRIGHT LED ROAD LIGHTING BRP


13X SERIES
- Luminous 17500

- Tegangan 220-240 V / pf> 0,9

Lampu PJU diletakkan pada tiang dengan ketinggian 4,5 m pada bahu
jalan. Tata letak PJU menggunkan single sided. Jarak antar tiang ±25
m, sedangkan lebar jalan adalah 7 m. Lampu PJU menggunakan tiang
sendiri (tidak dipasang pada tiang SUTR dan SUTM).

 Jalan Komplek
W −OH 5−2, 5
B/ H (roadside)= = =0 , 55
H 4,5
OH 2,5
B/ H ( pavement side )= = =0,55
H 4,5
dari grafis didapat (UTILIZATION CURVES) :
U1 = 0,33 (pavement side) U2 = 0,33 (road side)
Maka U = U1 + U2 = 0,55 + 0,55 = 1,1
Jadi besanya lumen yang harus diberikan untuk tiap – tiap lampu sebesar :
ExWxS
F=
UxMxK

30 x 5x 30 4500
= = = 72834 ,32lumen
1,1 x 0,75 x 0,75 0,61875

Kuat penerangan lampu yang diperoleh adalah 72834,32 lumen


sehingga digunakan lampu:

- LAMPU PHILIPS SMARTBRIGHT LED ROAD LIGHTING BRP


13X SERIES

- Luminous 1800

- Tegangan 220-240 V / pf> 0,9


Lampu PJU diletakkan pada tiang dengan ketinggian 4,5 m pada taman. Tata letak
PJU menggunkan single sided. Jarak antar tiang ±30 m, sedangkan lebar jalan
adalah 5 m. Lampu PJU dipasang pada tiang SUTR.
PENENTUAN
DAYA GTT
PERENCANAAN INSTALASI PERUMAHAN, MASJID, LAPANGAN
OLAHRAGA, TAMAN BERMAIN, PENERANGAN JALAN UMUM, DAN
POMPA AIR.
Perencanaan kota Malang akan membangun sebuah Komplek Perumahan.
Ronggolawe Terletak di Kecamatan Lowokwaru, Dengan memperhatikan letak
geografis maka tata letak sangat diperhatikan.
Dari perencanaan tersebut maka diperoleh data sebagai berikut :
A. Perumahan
110 unit type 45 dan 40 unit type 90 daya 1300 VA/220 V. Jarak rumah
terjauh dari GTT adalah ±90 meter. Komplek perumahan disuplai oleh GTT
terdiri dari GTT distribusi tegangan menengah.
B. Pompa Air
Pompa air 3 Phase 6600 VA terdiri dari Panel SDP Pompa komplit.
C. Masjid
Daya terpakai pada masjid 2200 VA (1 phase)
D. Lapangan Olahraga
Daya terpakai pada sport center 1300 VA (1 phase)
E. Taman Bermain
Daya terpakai pada taman bermain 1300 VA (1 phase)
F. Penerangan Jalan Umum
Dalam perencanaan pembangunan komplek perumahan dan industri maka
penerangan jalan sangatlah diperlukan. Penerangan jalan ditata sedemikian
rupa dengan data sebagai berikut :
 Jalan Utama
a. Lebar jalan 7 m x 2 jalur
b. Kuat penerangan jalan 50 lux
c. Suplai PJU diperoleh dari SUTR
 Jalan Komplek
a. Lebar jalan 5 m
b. Kuat penerangan jalan 30 lux
c. Suplai PJU diperoleh dari SUTR
G. Data GTT yang akan direncanakan terhadap jaringan SUTR
perumahan jaraknya ±30 m

Penentuan Daya Trafo GTT Yang Dibutuhkan


Untuk menentukan daya trafo pada GTT kita harus menentukan factor
ramalan pertumbuhan kebutuhan beban yaitu:

Pertumbuhan beban atau melonjaknya kebutuhan suatu perencanaan


pengembangan system tenaga listrik adalah merupakan masalah penting bagi
suatu perencanaan pengembangan system tenaga listrik. Ada beberapa factor yang
mempengaruhi dan mendorong melonjaknya kebutuhan listrik tersebut, misalnya
adanya perdagangan dan industri yang tumbuh dengan pesat, pertambahan
penduduk yang semakin meningkat dan sebagainya.

Masalah-masalah yang timbul disini adalah untuk untuk perencanaan


tahunan untuk memperbesar kapasitas penjualan tenaga listrik, untuk
menanggulangi pertambahan beban tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut diatas, kita harus mengetahui besar


pertambahan beban puncak untuk tahun-yahun mendatang. Untuk meramalkan
kebutuhan tahunan, kebutuhan beban sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu.

Ada beberapa macam cara meramalkan pertumbuhan beban, tetapi secara


garis besar dapat dibagi menkadi dua yaitu:

 Secara Grafis.
 Secara Analitis.

a) Secara Grafis
Dengan menggunakan data-data grafis dari tahun sebelumnya, yaitu dari
kurva tahunan dan besarnya daya(kW), maka dapat diramalkan pertumbuhan
beban untuk tahun-tahun mendatang dengan metode extrapolar. Metode ini
adalah dengan menarik garis-garis pertumbuhan beban untuk tahun-tahun
berikutnya. Dengan sendirinya hasil yang diperoleh dari penganalisaan secara
grafis agak kasar. Oleh karena itu cara ini digunakan hanya sebagai
pembanding.
b) Secara Analitis
Dalam metode ini peramalan kebutuhan tenaga listrik digolongkan dalam
empat group konsumen, yaitu :
1) Konsumen Perumahan(residensial)
 Jumlah anggota perumahan = A orang per rumah (1)
Jumlah Penduduk
 Jumlah perumahan = A (2)
 Jumlah langganan dari perumahan = (2) X electrification ratio (3)
Dimana electrification ratio = perbandingan antara jumlah
konsumen rumah tangga yang memakai tenaga listrik dengan
jumlah seluruh rumah tangga.
 Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen Residensial
adalah (4)
= (3) X pemakaian maksimum rata-rata untuk seluruh rumah
2) Konsumen Komersil
 Jumlah dari langganan komersil = jumlah langganan perumahan x
constituent ratio (5)
 Dimana constituent ratio = perbandingan antara jumlah jumlah
konsumen komersil dengan jumlah konsumen perumahan. (6)
 Jadi jumlah kebutuhan tenaga listrik untuk konsumen komersil
adalah (7)
= (5) X pemakaian maksimum rata-rata dari tiap langganan
komersil
3) Konsumen Industry
Kebutuhan menurut permintaan dari para konsumen industry (8)
4) Konsumen Fasilitas Umum
Kebutuhan untuk fasilitas umum ={(4)+(6)} x 10% (9)
Penentuan Tranformator

Persyaratan Trafo GTT adalah dibawah 200kVA tapi jika diatas 200kVA
maka trafo tersebut bukan trafo GTT melainkan gardu perencanaan tersendiri /
khusus.

Dalam pemilihan trafo harus memperhatikan beberapa hal, yaitu :

 Faktor keserempakan beban

 Faktor perkembangan beban untuk beberapa tahun mendatang.

Maka dari sini kita dapat menentukan Trafo:

Data-data yang diperlukan:

A. Perumahan Ronggolawe
1) Pelanggan 1300 VA sebanyak 150 rumah : 195.000 VA
2) Pompa Air 6600 VA sebanyak 2 buah : 13.200 VA
3) Pos Satpam : 900 VA
4) Masjid : 2.200 VA
5) Lapangan Olahraga : 1.300 VA
6) Taman Bermain : 1.300 VA
7) PJU Perum ( 21 x 156 VA ) : 3.276 VA +
DAYA TOTAL : 217.176VA
195.000
 Rata – rata daya maksimum tiap rumah = 150 rumah =1300 VA

 Dengan asumsi setiap rumah memiliki anggota keluarga sebanyak 4


jiwa per rumah maka jumlah total penduduk = 4 x 150 = 600 jiwa
 Pertumbuhan penduduk tiap tahun (dimisalkan) = 0.5% per tahun
Dari data – data diatas dapat meramalkan pertumbuhan beban pada perumdin
tersebut yaitu :

jumlah konsumen perumahan 600


1. Electrification ratio : = =4
jumlah rumah 150
2. Jumlah penduduk lima tahun mendatang
= (1+0.005)5 x 600 jiwa = 615,5 jiwa
= dibulatkan 616 jiwa
3. Jumlah perumahan lima tahun mendatang
= jumlah penduduk / 4
= 616 / 4
= 154 rumah
4. Jumlah konsumen perumahan 5 tahun mendatang
= jumlah rumah x electrification ratio
= 154 x 4
= 615 orang
5. Jumlah beban perumahan
= jumlah konsumen x daya rata – rata tiap tanah
= 150 x 1300
= 195.000 VA
6. Beban fasilitas umum = 5 % beban total rumah
= 5% x 195.000 = 9.750 VA
7. Beban total
= beban fasilitas umum + jumlah beban total perumahan + jumlah total PJU +
pos satpam + pompa air + masjid + lapangan olahraga + taman bermain
= 9.750 + 195.000 + 3.276 + 900 + 13.200 + 2.200 + 1.300 + 1.300
= 226.926 VA
Kebutuhan beban diatas merupakan kebutuhan beban maksimum perumahan.
Karena penggunaan beban tidak mungkin maksimum maka dari total daya tesebut
dikalikan dengan faktor kebutuhan sebesar 0.8, sehingga :
Daya terpasang = FK x Beban maksimum
= 0.8 x 226.926 = 181.540,8 VA
Dalam penentuan dasar kapasitas trafo perlu diperhatikan akan rugi-rugi
daya trafo itu sendiri, sehingga trafo hanya di bebani kurang lebih 80% dari
kapasitas trafo. Untuk pertimbangan akan adanya pengembangan beban dan
musim yang ada di Indonesia. Maka trafo di harapkan bisa dibebani dengan
kemampuan 100%, Maka dapat di tentukan dengan cara daya total tersambung
dikalikam 120%.

Daya Beban = 120 % x daya total tersambung.


= 120 % x 226.926 VA
= 272.311,2 VA.
Dari perhitungan di atas didapat daya total sebesar 272.311,2 VA,
sedangkan di pasaran trafo dengan daya tersebut tidak tersedia, dan trafo untuk
GTT yang tersedia dipasaran adalah 50 kVA, 100kVA, 160kVA dan 200kVA,
maka dipilih trafo untuk 4 buah dengan daya 1 trafo 200 kVA dan 1 trafo 100
KVA dengan merk TRAFINDO :

 Trafo 200 KVA


Merk : Trafindo
Rated Power • Sn(kVA) : 200
Rated Primary Voltage Um (kV) : 20
Length : 1240
Width : 790
Height : 1295
No Load Losses (Watt) : 355
Load Losses at 75° C (Watt) : 2350
Total Losses (Watt) : 2705
Impedance at 75° C (%) :4
Oil Volume (Liters) : 282
Transformer Total Weight (kgs) : 1115
 Trafo 100 KVA
Merk : Trafindo
Rated Power • Sn(kVA) : 100
Rated Primary Voltage Um (kV) : 20
Length : 1045
Width : 700
Height : 1150
No Load Losses (Watt) : 210
Load Losses at 75° C (Watt) : 1420
Total Losses (Watt) : 1630
Impedance at 75° C (%) :4
Oil Volume (Liters) : 188
Transformer Total Weight (kgs) : 690
Pembagian Pembebanan Untuk GTT

Pembagian daya ini dimaksudkan agar dicapai keseimbangan beban


agar salah satu belitan trafo tidak mendapat beban yang berlebih.

GTT 1 (200 kVA)

Daya 3 fase = 200.000 x 80%( pembebanan 0,8 dari kapasitas trafo )

= 160.000 / 3 fase

Dayaper fase = 53.333 VA

 Fase R
Dengan pembebanan :
Pelanggan 1300 x 40 = 52.000 VA
PJU 156 x 7 = 1.092 VA
Total = 53.092 VA
 Fase S
Dengan pembebanan :
Pelanggan 1.300 x 40 = 52.000 VA
PJU 156 x 7 = 1.092 VA
Total = 53.092 VA
 Fase T
Dengan pembebanan :
Pelanggan 1..300 x 40 = 52.000 VA
PJU 156 x 7 = 1.092 VA
Total = 53.092 VA
GTT 2 (100 kVA)

Daya 3 fase = 100.000 x 80%( pembebanan 0,8 dari kapasitas trafo )

= 80.000 / 3

Dayaper fase = 26.667 VA

 Fase R
Dengan pembebanan :
Pelanggan 1.300 x 15 = 19.500VA
Total = 19.500 VA
Fase S
Dengan pembebanan :
Pelanggan 1.300 x 15 = 19.500 VA
Total = 19.500 VA
 Fase T
Dengan pembebanan :
Pompa Air 6.600 x 2 = 13.200 VA
Pos Satpam 900 = 900 VA
Masjid 2.200 = 2.200 VA
Lapangan OR 1.300 = 1.300 VA
Taman 1.300 = 1.300 VA
Total =18.900 VA

Anda mungkin juga menyukai