Anda di halaman 1dari 4

TEMPLATE FORMAT SEMENTARA MINI RISET (UTS)

NAMA : M. RIZA FAHLUPI


NIM : 210105010129
NAMA : ARINI FAHRIANI
NIM : 210105010197
LOKASI RISET : Jl. Pramuka GG. Kayu Manis No.16, Desa/Kelurahan Pemurus Luar, Kec.
Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
JUDUL : Analisis Upah Buruh dalam Perspektif Etika Bisnis Islam (Studi Kasus
Pangkalan Gas Hj. Irma Rozana)
Latar Belakang (Pendahuluan):
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan kondisi paling sempurna dibandingkan dari makhluk
Allah yang lain, yakni melaksanakan tugas kekhalifahan dalam rangka pengabdian kepada Sang Maha
Pencipta. Manusia diberi tugas untuk mengembangkan seisi alam raya dengan sebaik-baiknya, sehingga
terciptanya kesejahteraan bagi seluruh mahluk yang ada dimuka bumi ini (Adiwarman, 2011). Kita tahu
bahwa Allah SWT menciptakan manusia itu sebagai zoon politicon. Dimana manusia membutuhkan orang
lain sebagai teman untuk saling berbagi kemanfaatan dalam segala urusan agar dapat menjadikan sebab
manusia bisa berkumpul, tidak terpecah belah, saling bertetangga dan tidak berjauhan. Dalam
hubungannya dengan orang lain, manusia memerlukan tatanan hidup yang mengatur, memelihara dan
mengayomi hubungan-hubungan antara hak dan kewajiban antara sesama manusia, untuk menghindari
benturan- benturan kepentingan yang mungkin terjadi. Tatanan hukum yang mengatur hubungan antara
hak dan kewajiban manusia dalam kehidupan bermasyarakat disebut muamalah. (Basyir, 2000)
Salah satu bentuk muamalah adalah perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama antara
manusia sebagai penyedia jasa manfaat atau tenaga pada satu pihak, dengan manusia lain sebagai penyedia
pekerjaan dipihak lain. Hal demikian dilakukan guna melakukan suatu produksi, dengan ketentuan pihak
pekerja akan mendapatkan kompensasi berupa upah. Kegiatan itu dalam literatur fiqh disebut dengan akad
Ijarah al-‘amal, yaitu sewa menyewa jasa tenaga manusia. Pengupahan karyawan atau pekerja tersebut
merupakan bentuk pemberian kompensasi berupa gaji yang diberikan oleh majikan kepada karyawan
(Susilo, 1987). Penentuan upah kerja harus disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga tidak ada pihak
yang merasa dirugikan baik itu pengusaha (majikan) maupun buruh (tenaga kerja). Selain itu, suatu
pengusaha hendaklah membayar upah kerja kepada buruhnya ketika mereka telah selesai mengerjakan
tugasnya. Rasulullah saw bersabda yang artinya “ Berikanlah upah seorang buruh sebelum mengering
keringatnya” (HR. Ibnu Majah)
Ketentuan ini untuk menghilangkan kekhawatiran para buruh yang telah bekerja, bahwa upah
mereka tidak akan dibayarkan atau mengalami keterlambatan. Islam menawarkan sebuah solusi yang amat
masuk akal mengenai pembayaran upah, didasarkan pada keadilan dan kejujuran serta melindungi
kepentingan baik pengusaha maupun buruh. Menurut Islam, upah ditetapkan dengan cara yang layak,
patut, tanpa merugikan kepentingan pihak yang manapun dengan tetap mengingat ajaran Islam.1
Pembayaran upah kepada buruh perlu diperhatikan oleh setiap pengusaha (majikan). Pada saat penentuan
upah harus disepakati oleh kedua belah pihak. Sehingga tidak ada salah satu pihak yang merasa dirugikan
(misalnya dari tenaga atau jasa dan waktu yang telah dikeluarkan). Oleh sebab itu, pembayaran upah
haruslah yang adil atau seimbang.
Rumusan Masalah:
1. Apa saja etika bisnis Islam yang bisa diterapkan pada usaha pangkalan gas?
2. Bagaimana penerapan etika bisnis Islam pada usaha pangkalan gas?

Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui etika bisnis Islam yang bisa diterapkan pada usaha pangkalan gas
2. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis Islam pada usaha pangkalan gas
Landasan Teori Sementara:
A. Etika Bisnis Islam
1. Pengertian Etika Bisnis Islam
Etika bisnis dalam Islam melibatkan pemahaman tentang apa yang dianggap baik atau buruk,
benar atau salah dalam konteks bisnis berdasarkan prinsip-prinsip moralitas Islam. Ini
mencakup refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis yang bersumber dari Al-Qur'an
dan Hadits (Badroen dkk., 2006).
2. Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam didasarkan pada enam prinsip utama, yaitu kebenaran, kepercayaan,
ketulusan, persaudaraan, pengetahuan, dan keadilan. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar
untuk penilaian dalam interaksi pribadi maupun kolektif (Alma dkk., 2014).
3. Etika Bisnis Nabi Muhammad SAW
Perilaku bisnis Islami tercermin dalam perilaku Nabi Muhammad SAW, yang selalu memiliki
motivasi dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an (Badroen dkk., 2006).
B. Analisis Upah Buruh
1. Pendekatan Normatif dalam Pengupahan
Dalam Islam, strategi dan sistem pemberian upah bagi buruh harus mengikuti pendekatan
normatif yang mengedepankan prinsip-prinsip syariah (Riyadi, 2015).
2. Keterlambatan Pembayaran Upah
Analisis etika bisnis Islam terhadap keterlambatan pembayaran upah buruh dapat mencakup
faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan dan dampaknya terhadap hubungan antara
pemilik dan buruh (Kartajaya & Sula, 2006).

Metode Penelitian Sementara:

- Penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research),
yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek
tertentu dengan mempelajari sebagai suatu kasus atau suatu penelitian yang dilakukan dilapangan
atau lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala objektif
yang terjadi dilokasi tersebut, yang dilakukan juga untuk penyusunan laporan ilmiah.
(Abdhurahmat, 2011)
- Metode : purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan atau mungkin sebagai penguasa. (Sugiyono, 2005)
- Teknik pengumpulan data : Wawancara dan dokumentasi

Daftar Pustaka Sementara:


Fathoni Abdhurahmat. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011)
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2005)
A. Karim Adiwarman. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (Jakarta:Rajawali Pena, 2004)
Azhar Basyir Ahmad. Asas-asas Hukum Mu’amalat edisi revisi. (Yogyakarta: UII Press, 2000)
Martoyo Susilo. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Yogyakarta: PT. BPFE, 1987)
Alma, B., Priansa, D. J., & Somad, R. (2014). Manajemen Bisnis Syariah. Alfabeta.

Badroen, F., Suhendra, Mufraeni, M. A., & Bashori, A. D. (2006). Etika bisnis dalam Islam. Kencana.

Kartajaya, H., & Sula, M. S. (2006). Syariah marketing (3 ed.). Mizan.


Riyadi, F. (2015). SISTEM DAN STRATEGI PENGUPAHAN PERSPEKTIF ISLAM. IQTISHADIA,

8(1), Article 1. https://doi.org/10.21043/iqtishadia.v8i1.1086

Pedoman Wawancara Sementara:


Peneliti menggunakan wawancara bebas terpimpin, bebas maksudnya peneliti bebas menanyakan apa saja
dengan data yang ingin diambil melalui wawancara. Sedangkan terpimpin artinya peneliti membawa
pedoman atau daftar pertanyaan yang berkenaan dengan penelitian. Mengenai alokasi waktu tidak terbatas
karena bergantung pada jadwal dan suasana wawancara dengan responden.

Anda mungkin juga menyukai