STIE Perbanas Surabaya, Jl. Nginden Semolo No. 34-36, Surabaya 60118
surel: ika.yunia@perbanas.ac.id
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9003
Disiplin ilmu akuntansi tidak ha nya berkaitan dengan tingkah laku seseorang
terkait dengan angka-angka saja, tetapi yang terlihat menonjol ataupun yang tidak
ada behavioral accounting, yaitu akuntansi menonjol. Perilaku manusia terbagi menja
perilaku yang membahas hubungan antara di perilaku yang dilihat dari sudut pandang
sistem akuntansi dan perilaku manusia. tujuan perilaku tersebut dan perilaku yang
Akuntansi perilaku juga membahas tentang dilihat dari sisi prosesnya. Ketika manu
dimensi keperilakuan dalam organisasi, ma sia melakukan suatu pekerjaan, kebutu
nusia, dan sistem akuntansi berada dan han masingmasing manusia akan mempe
diakui keberadaannya (Mahama & Chua, ngaruhi perilaku mereka ketika mengerjakan
2016; Thomas, 2016). American Accounting pekerjaan tersebut. Abraham Maslow mele
Association menjelaskan bahwa akuntansi takkan teori tentang hierarki kebutuhan ma
adalah proses mengidentifikasi, mengukur, nusia, yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman,
dan melaporkan informasi ekonomi (Bryant, rasa cinta dan memiliki, harga diri, dan ak
Stone, & Wier, 2011; Cataldo & McInnes, tualisasi diri (Shinkafi & Ali, 2017). Kurang
2011) Proses ini dilakukan dengan menye lebih 500 tahun sebelum Maslow mengung
diakan informasi terkait penilaian dan kepu kapkan pendapatnya, Abu Ishaq alShatiby
tusan yang tegas dan jelas bagi siapa pun telah mengemukakan teori dan konsep ten
yang membutuhkan informasi tersebut. tang the basic need (al-hajat al-dharuriyat),
Adapun perilaku adalah cara bertindak dan yang terangkum dalam maqashid al-shariah
38
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 39
butuhan vital manusia. Berbagai kala ngan membangun persepsi para pebisnis dan
melakukan bisnis atas dasar dorongan, ke wirausahwan muslim tentang bagaimana
butuhan, dan juga “keterpaksaan”. Mulai mereka menjalankan asas transaksi sya
dari berbisnis karena termotivasi penda riah. Penelitian ini ingin memaparkan dan
patan yang menggiurkan, berbisnis karena menginterpretasikan beberapa fenomena
tidak mendapatkan pekerjaan yang diimpi yang telah dilakukan oleh para partisipan,
kan, berbisnis karena termotivasi ajaran al- yaitu dua puluh orang pebisnis dan wirau
Qur’an dan hadis, ataupun berbisnis karena sahawan muslim berdasarkan perilaku
kepepet. Tujuan berbisnis yang dilakukan bisnis mereka. Pijakan awal teori tentang
oleh banyak kalangan adalah untuk men asas transaksi syariah yang disusun oleh
cari profit dan benefit sehingga pebisnis bisa Ikatan Akuntan Indonesia menjadi dasar
menjaga keberlangsungan hidupnya atau bagi penelitian ini untuk menarik benang
pun keberlangsungan perusahaan. Rasu merah tentang bagaimana perilaku para
lullah Muhammad SAW. sangat memotivasi pebisnis dan wirausahawan muslim. Teori
umatnya untuk berbisnis dan bekerja de tentang asas transaksi syariah menjadi alat
ngan professional. Beliau menjelaskan bah penelitian yang mengilhami penelitian ini.
wa sembilan dari sepuluh pintu rejeki bisa Untuk mendapatkan kedalaman data,
didapatkan dari jalan bisnis. Maka dari itu, peneliti sebelumnya telah bersama-sama
penelitian ini mencoba untuk mengungkap dengan informan masuk ke dalam bebera
perilaku pebisnis dan wirausahawan mus pa organisasi dan forum bisnis yang sama
lim ketika mereka berbisnis terkait dengan dengan para informan. Peneliti mempunyai
bagaimana mereka menjalankan asas tran akses yang baik dengan informan karena
saksi syariah dalam bisnis yang mereka peneliti juga merupakan salah satu wirau
jalankan. sahawan. Peneliti perlahan-lahan melaku
kan observasi partisipasi, wawancara yang
METODE mendalam, dan mendokumentasikan. Be
Penelitian ini merupakan studi dengan berapa informan telah diamati selama ren
pendekatan kualitatif. Power & Gendron tang waktu 1-9 tahun oleh peneliti, sehingga
(2015) berargumentasi bahwa penelitian peneliti yakin bahwa informan tersebut bisa
kualitatif merupakan penelitian untuk mem menjadi salah satu informan dalam peneli
bangun suatu makna dan fenomena, yang tian ini. Walaupun sebagian kecil informan
didasari oleh beberapa pandangan dari par baru didapati oleh peneliti setelah peneliti
tisipan. Beberapa paparan tentang fenomena bergabung dengan satu komunitas bisnis
yang diinterpretasikan dari para objek pene dalam hitungan kurang lebih satu tahun
litian pada awalnya didasarkan pada konsep saja.
dan teori ilmiah yang dijadikan pegangan se Beberapa pebisnis dan wirausahawan
belumnya. Penelitian tentang perilaku pebis muslim yang menjadi informan dalam pene
nis dan wirausahawan muslim ini meng litian ini dikategorikan menjadi tiga kelom
gunakan pendekatan deskriptif kualitatif. pok. Kelompok pertama adalah pebisnis dan
Model ini merupakan alat penelitian ketika wirausahwan alumni pondok pesantren;
peneliti pertama kali menemukan dan kemu kedua, pebisnis dan wirausahwan muslim
dian memutuskan untuk meneliti suatu per bukan alumni pondok pesantren tetapi me
masalahan (Power & Gendron, 2015). Upaya reka melaksanakan prinsip dalam transaksi
awal yang dilakukan adalah melakukan pen syariah. Kelompok kedua walaupun bukan
gamatan dan observasi lapangan, kemudian alumni pondok pesantren, mereka memba
melakukan pengujian data yang telah digali ngun komunitas, menghadiri majlis taklim
di lapangan. Pada umumnya penelitian de dan berusaha untuk meng-upgrade pengeta
ngan format ini dilakukan dalam bentuk pe huan keagamaan mereka. Kelompok ketiga
nelitian studi kasus yang bercirikan menye adalah pebisnis dan wirausahawan muslim
bar ke permukaan, tetapi berpusat pada yang bukan alumni pondok pesantren dan
satu unit tertentu. Studi dilakukan dengan tidak melaksanakan prinsip dalam transaksi
sangat mendalam sehingga diperlukan data syariah. Adapun informan kelompok perta
yang dalam dan menusuk kepada sasaran ma untuk penelitian ini tertulis dalam Tabel
objek yang diteliti. 1.
Terdapat persamaan antara pendapat Kelompok pertama dalam penelitian ini
Power & Gendron (2015) dan Parker (2012) sengaja digabung dalam kelompok informan
dalam penelitian ini, yaitu peneliti ingin berlatar belakang alumni pondok pesantren.
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 41
Tabel 1. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Alumni Pondok Pesantren (Nama Sa
maran)
Nama Informan Lokasi Jenis Bisnis
K.Z. Huse i n Jakarta Pe mi li k be be rapa PT, Franchise, Supplier Hote l
M. Abdul Qohhar Jakarta Pe mi li k pe rusahaan pe ne rbi tan buku skala nasi onal
Andi ka Fauzi Bandung Pe raji n Se patu
Syahri Fauzi Sumate ra Utara Pe mi li k pe rke bunan ke lapa sawi t, usaha re tai l, dll
Andri Fazli Jombang Pe mi li k be be rapa pe rsawahan dan prope rti , supplier PG
Ase p Andi ka Bandung Pe mi li k me di a massa local
Ri nda Zuri da Malang De sai ne r, Pe mi li k konve ksi baju musli m
Fe ni ta Rahayu Si tubondo Usaha kuli ne r, jual be li me be l
Ahmad Tari man Re mbang Pe mi li k be be rapa re tai l, dan be be rapa usaha lai n
Muhaji r Sulai man Bojone goro Pe mi li k be be rapa re tai l, di stri butor gas, dan usaha lai n
Penggabungan ini peneliti lakukan setelah asi dan organisasi keagamaan mereka.
mendapati adanya persamaan latar belakang Adapun kelompok terakhir informan
pendidikan yang mempengaruhi pemaham dalam penelitian ini adalah pebisnis dan
an mereka dalam menjalankan bisnis dan wirausahawan muslim yang bukan alumni
usaha mereka. Hasil yang didapat dari pene pondok pesantren dan tidak menjalankan
litian akan menjadi menarik dengan adanya prinsip-prinsip transaksi syariah (Tabel 3).
klasifikasi ini. Menjadi suatu pertanyaan Ukuran yang peneliti pakai untuk memasuk
selanjutnya adalah bagaimana perilaku kan mereka ke dalam kelompok ini adalah
pebisnis dan wirausahawan muslim alumni mereka tidak terlalu memahami prinsip dan
pondok pesantren dalam menjalankan asas pengetahuan yang baik tentang akad dalam
transaksi syariah dalam bisnis mereka. bisnis syariah dan juga prinsip yang harus di
Kelompok kedua dalam Tabel 2 adalah laksanakan dalam bisnis syariah. Akan teta
para pebisnis dan wirausahwan muslim yang pi, mereka meyakini bahwa sebagai seorang
tidak memiliki latar belakang pendidikan muslim mereka harus bersikap baik dalam
pesantren, tetapi mereka memegang kuat bisnis dan tidak merugikan orang lain.
nilai-nilai agama dan terlibat sangat intens Peneliti mengklasifikasikan ketiga
dengan kajian taklim dan seminar-seminar kelompok di atas dengan berbagai pertim
tentang bisnis syariah. Mereka mempunyai bangan yang terkait dengan temuan data di
komunitas bisnis berbasis syariah yang se lapangan ketika proses observasi dan wa
lalu meng-upgrade pemahaman mereka dan wancara yang mendalam. Kelompok pertama
senantiasa mempelajari kaidah-kaidah aga yang diisi oleh pebisnis dan wirausahawan
ma, khususnya kaidah-kaidah dalam tran alumni pondok pesantren peneliti dapati
saksi syariah. Pemahaman informan kelom dari kelompok-kelompok bisnis yang dilaku
pok kedua tentang agama sangat baik sekali, kan oleh para alumni pondok pesan tren.
walaupun berbeda-beda latar belakang afili Peneliti bisa sangat leluasa mengumpulkan
Tabel 2. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Muslim Bukan Alumni Pondok Pesant
ren yang Melaksanakan Prinsip Transaksi Syariah (Nama Samaran)
Tabel 3. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Muslim Bukan Alumni Pondok Pesant
ren dan Tidak Melaksanakan Prinsip Transaksi Syariah (Nama Samaran)
data yang terkait dengan informan pertama gang muslim di Mojokuto yang dilakukan
karena berada di group yang sama. Oleh pada tahun 1950. Lance Castles di tahun
karena itu, peneliti bisa bebas berinteraksi 1967 juga pernah meneliti tentang pengusa
dan menggali informasi yang berharga dari ha Muslim di Kudus dan Mohammad Sobary
beberapa informan tersebut. Adapun kelom juga melakukan penelitian tentang peda
pok yang kedua didapatkan dari berbagai gang sektor informal di Betawi pada tahun
jaringan bisnis yang peneliti miliki. Kelom 1991. Selain itu, sejumlah peneliti menemu
pok kedua ini seringkali memperlihatkan kan keterkaitan yang sangat signifikan an
simbol-simbol bahwa mereka telah melak tara agama Islam dan pembentukan karak
sanakan asas transaksi syariah, mi salnya ter pebisnis dan wirausahawan muslim di
mereka gemar sekali menggelar, menyepon Indonesia (Rokhim, Wahyuni, Wulandari, &
sori, dan mendatangi seminar tentang “Anti Pinagara, 2017; Tambunan, 2011; Wulan
Riba”. Beberapa di antara mereka ketika dari & Kassim, 2016).
peneliti tanya tentang kaidah yang terkait Hal ini dibuktikan dengan apa yang
dengan asas transaksi syariah sudah sangat ditemukan oleh beberapa peneliti (Ali, 2012;
paham, misalnya ketika ditanyakan tentang Birton, 2015; Sonhaji, 2017; Widati, Triyu
gharar, mereka sudah bisa mendeskripsikan wono, & Sukoharsono, 2011) bahwa semua
apa itu gharar. Peneliti juga beberapa kali faktor yang ada pada konsep religiusitas,
mencoba bertransaksi dan bekerja sama yang meliputi kejujuran, etika, moral dan
dengan mereka atau mewawancarai pihak sikap saling menghargai, berpengaruh pada
yang bekerja sama dengan kelompok kedua, peningkatan kinerja bisnis Usaha Kecil Me
untuk meyakinkan peneliti bahwa mereka nengah (UKM). Lebih jauh lagi, Fauzia (2016)
sekadar memahami kaidah dalam transak menandaskan bahwa karakter pebisnis dan
si syariah ataupun telah menjalankan asas wirausahawan muslim yang kuat akan me
transaksi syariah. Adapun kelompok yang nimbulkan kepercayaan yang transenden
ketiga adalah mereka tidak mengetahui (transcendental trust). Kepercayaan yang se
dengan baik kaidah yang terdapat dalam cara otomatis timbul dari para mitra bisnis
asas transaksi syariah. Mereka hanya ber dan konsumen ini karena ketaatan para
pendapat bahwa mereka muslim dan harus pebisnis dan wirausahawan muslim, dalam
bersikap baik dalam bisnis dan tidak akan menjalankan prinsip-prinsip bisnis syariah.
menipu orang lain dalam bisnis mereka. Wirausahawan adalah sosok yang menjun
Pengelompokan ini peneliti lakukan setelah jung tinggi beberapa nilai-nilai (values), yaitu
selesai mewawancarai seluruh informan. Hal nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai
ini bertujuan untuk memudahkan pembaca yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai
dalam memahami penelitian ini sekaligus yang berhubungan dengan sesama, nilai
menggali aspek yang berbeda dari kajian yang berhubungan dengan lingkungan dan
tentang perilaku pebisnis dan wirausahwan nilai yang berhubungan dengan kebangsaan
muslim dalam menjalankan asas transaksi (Arham, 2010; Yaacob & Azmi, 2012). Lebih
syariah. lanjut lagi, penelitian yang dilakukan oleh
Altinay & Wang (2011) menjelaskan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penelitian tentang perilaku pedagang etika bisnis Islam terhadap keuntungan da
muslim sering dilakukan oleh banyak ka lam berwirausaha.
langan, di antaranya adalah penelitian yang Pebisnis dan wirausahawan yang suk
dilakukan oleh Clifford Geertz tentang peda ses adalah yang mampu membangun bu
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 43
daya bisnis yang baik. Mereka harus me laku para pebisnis tersebut di lapangan.
matuhi syariah (sharia compliance) sehingga Bagaimana seharusnya pebisnis dan
kepatuhan tersebut mengakibatkan adanya wirausahawan berperilaku akuntansi sesu
quality management system yang baik (Ka ai dengan asas transaksi syariah telah di
sim, 2012). Menjalankan asas transaksi sya jelaskan di atas. Menjadi suatu pertanyaan
riah adalah salah satu cara untuk mematuhi adalah apakah mungkin akuntansi bisa
syariah dan menjalankan bisnis syariah de benar-benar bebas dari nilai karena proses
ngan baik. Menurut Fauzia (2016) banyak di penciptaannya melibatkan manusia. Triyu
antara pebisnis dan wirausahawan muslim wono (2006) menjelaskan bahwa ada nilai
yang menyatakan bahwa mereka sudah ber dasar yang ada dalam prinsip akuntan
bisnis secara syariah, tetapi terkadang tan si modern, yaitu nilai-nilai yang berkaitan
pa disadari beberapa perilaku bisnis mereka dengan egoistik. Pendapat ini sesuai dengan
belum sesuai dengan prinsip syariah. Prin pernyataan yang dikemukakan oleh Adam
sip dalam bisnis syariah banyak terangkum Smith. Nilai lainnya yang melekat pada
dalam asas transaksi syariah yang menja akuntansi adalah nilai materialistik karena
di core dalam penelitian ini. Asas transaksi nilai tersebut telah melekat pada diri ma
syariah secara garis besar mencakup lima nusia dan masuk ke dalam akuntansi mo
hal, yaitu persaudaraan, keadilan, kemasla dern. Dua nilai tersebut sangat kuat karena
hatan, keseimbangan dan universalisme. mendapatkan pembenaran, mulai dari nilai-
Untuk lebih jelasnya simak Gambar 1 ten nilai utilitarianisme. Ketika sebuah perbua
tang asas transaksi syariah tersebut. tan menghasilkan aspek utilitas yang tinggi,
Gambar 1 menandaskan bahwa per maka banyak yang menyatakan bahwa per
ilaku pebisnis dan wirausahawan muslim buatan tersebut baik, dengan tidak memper
mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi ten timbangkan proses yang terjadi sebelumnya.
tang bagaimana seharusnya seorang pebis Selain itu, Kamayanti (2014) berargumentasi
nis dan wirausahawan berperilaku. Keharus bahwa perlu ditelaah secara kritis bebera
an mereka dalam berperilaku ini menuruti pa nilai yang mendasari praktik akuntan
panduan dalam asas transaksi syariah, teta si modern (konvensional). Bahkan, agenda
pi dimensi selanjutnya yang menjadi kajian yang terkandung dalam penerapan suatu
dalam perilaku pebisnis dan wirausahawan praktik akuntasi harus disejajarkan dengan
muslim adalah bagaimana kenyataan peri nilai dan prinsip ideologi bangsa.
44 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56
Lebih lanjut lagi, Kamayanti (2014) asas transaksi syariah. Konsep ukhuwah
menjelaskan bahwa terdapat nilai-nilai atau persaudaraan ditemukan dalam al-
tauhid yang melandasi praktik-praktik Quran surat al-Hujurat [49]:10, yang me
akuntansi syariah. Mulawarman & Ludig nyatakan bahwa keberadaan orang-orang
do (2010) menjelaskan bahwa akuntan yang beriman adalah bersaudara satu sama
si yang lebih baik harus diinternalisasikan lainnya sehingga konsep persaudaraan ha
melalui konsep akuntansi yang berbasis rus berdampingan dengan konsep perda
nilai melalui praktik akuntansi yang bere maian. Dalam hadis juga dibahas bahwa
tika. Lebih lanjut, Mulawarman, Triyuwo konsep ukhuwah, yang maknanya adalah
no, Irianto, & Ludigdo (2014) telah memer “perumpamaan orang mukmin dalam me
iksa banyak penelitian berkenaan dengan nyayangi dan mengasihi ibarat sebuah tu
pendidikan akuntansi yang menekankan buh, jika salah satu anggota terasa sakit,
bagaimana ideologi memainkan peran dalam maka sakit itu akan menjalar ke seluruh
pendidikan akuntansi untuk menanamkan tubuh, seperti demam dan tidak bisa tidur.”
pandangan dunia tertentu. Ukhuwah berasal dari kata akhun yang
Berbagai gagasan dari penelitian di berarti bersaudara/berserikat, dengan per
atas bukan tanpa alasan. Dunia ini membu saudaraan maka akan menciptakan persat
tuhkan sistem dan perilaku yang humanis uan (wihdah), kekuatan (quwaah), dan kasih
dalam mencari laba agar terjadi suatu per sayang (mahabbah). Ukhuwah adalah perekat
alihan kekayaan yang berbasis an taradhin yang mengikat individu dan sosial dan mem
minkum. Dalam shariah ruh dari sebuah pengaruhi pergerakan masyarakat menu
transaksi adalah keikhlasan yang dimak ju kepada pencapaian kemajuan. Ukhuwah
nai dengan ‘proses yang berkualitas’ dalam tidak hanya diartikan dalam artian sempit
sebuah transaksi. Maka dari itu, peroleh yang berarti persaudaraan, tetapi ukhuwah
an laba yang dibenarkan dalam shariah adalah simpul yang mengikat kuat, tidak
adalah good profit saja, dengan screening bisa terpatahkan oleh sesuatu, ditampak
awal yaitu transaksi haruslah halal (asas kan dengan ekspresi yang mengikat dalam
keadilan). Dilanjutkan dengan sisi opera perilaku dan sikap seseorang ketika ia hidup
sional haruslah mempertimbangkan ketiga dalam sebuah komunitas yang mempunyai
asas lainnya (persaudaraan, keseimbangan karakter kohesif, saling mendukung, saling
dan universalisme), dan kemudian screen- memberi dan menerima, saling percaya dan
ing akhirnya adalah transaksi membawa mempercayai, serta saling mengayomi dan
kemaslahatan di antara pelaku usaha (asas mendorong untuk mewujudkan kemajuan
kemaslahatan). Maka, semua poin pada asas bersama. Ukhuwah dalam asas transaksi
transaksi syariah telah mewakili pendapat syariah adalah sharing economics, sehingga
tentang akuntansi syariah yang idealis kare tidak boleh seseorang mendapatkan keun
na bebas dari unsur-unsur non-materi. tungan di atas kerugian orang lain. Bebe
Semua prinsip yang terkandung dalam peri rapa informan menyatakan bahwa mereka
laku humanis melalui pencarian laba bisa sudah melakukan konsep ukhuwah dalam
dilihat melalui hasil observasi, wawancara bisnis mereka, misalnya mereka sudah ber
yang mendalam, dan dokumentasi yang pe usaha untuk menolong reseller, atau siapa
neliti dapatkan dari penggalian data ke dua pun yang ingin bekerja sama dengan mere
puluh pebisnis dan wirausahawan di bawah ka. Untuk lebih jelas lagi, simak wawancara
ini. Penelitian ini kemudian berusaha untuk dengan wirausahawan perempuan asal Su
melihat antara seharusnya dan kenyataan koharjo Nelia Felayani yang merupakan pe
yang terjadi di lapangan. Bagaimana seorang rajin busana muslim dan alat-alat sholat.
pebisnis dan wirausahawan muslim meya
kini bahwa mereka sudah berbisnis dan ber “Saya selalu menandaskan kepa
wirausaha dengan baik dan perilaku mereka da reseller saya, janganlah meng
ketika berbisnis dan berwirausaha. Berikut ambil laba lebih dari 10 ribu per
dijelaskan satu per satu hasil wawancara item, jualan haruslah sabar, ja
dengan informan sesuai dengan garis besar ngan menjual mahal, karena
yang tertulis dalam asas transaksi syariah. kasihan konsumen yang membe
Persaudaraan (Ukhuwah) dalam bisnis li. Jika satu bulan berhasil men
dan kewirausahaan shariah merupakan jual 1000 pcs produk, dilaku
suatu keniscayaan. Persaudaraan merupa kan ambil laba Rp10.000,00
kan salah satu prinsip yang terdapat dalam saja sudah dapat penghasilan
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 45
1
3 -Menata
2
interaksi
Ukhuwah sosial,
dalam Transaksi syariah: harmonisasi
transaksi: Mengutamakan values kepentingan,
saling kebersamaan dalam kemanfaatan
mengenal; pencarian manfaat. secara umum
saling Sehingga tidak boleh & tolong
memahami; ada keuntungan atas menolong.
saling kerugian.
menolong; - Sebagian informan -Sebagian
saling telah informan
menjamin; mengimplementasi menjunjung
saling sinergi kan hal ini. tinggi nilai ini.
dan beraliansi
dah ada lagi remaja lainnya yang pemberdayaan masyarakat, tetapi mereka
juga hamil duluan. Dulu saya ikut memperhatikan urusan sharing economics,
programnya pendampingan desa misalnya mereka memberdayakan mit ra
tertinggal dari dinas pemerintah, usaha dan siapapun yang bekerjasama de
di satu daerah di Wonosalam, ngan mereka. Untuk lebih jelasnya lihat
Jombang. Tapi kemudian saya Gambar 2.
tinggal karena saya kurang sreg Pada Gambar 2 dijelaskan bahwa ko
ada sesuatu yang bagi saya ber lom nomor 1 cenderung ada pada pebisnis
tentangan dengan nurani. Seka dan wirausahawan yang menjunjung tinggi
rang ya, saya bangun saja ma ukhuwah dan persaudaraan di skala yang
syarakat di area tempat tinggal lebih luas atau ke luar dari zona mereka. Ko
saya” (M. Zainuddin). lom nomor 2 dan 3 mengindikasikan adanya
persaudaraan yang baik di antara pebisnis
Tidak ada perbedaan di antara kelom dan wirausahwan muslim, tetapi terbatas
pok satu, dua, dan tiga di permasalahan pada komunitas dan hubungan di antara
tentang ukhuwah dalam asas transaksi sya mitra bisnis mereka.
riah. Baik pebisnis dan wirausahawan dari Keadilan (‘Adalah) merupakan asas
latar belakang pesantren yang mempunyai poin kedua dalam asas transaksi syariah.
pemahaman agama baik maupun yang tidak Adil bukan harus sama rata atau siapa pun
memiliki pemahaman agama baik mempu bisa mendapatkan yang diusahakan dengan
nyai ciri khas yang sama, yaitu kategori per cara-cara yang tidak benar. Suatu kegiatan
tama, sebagian informan menjunjung tinggi usaha dinyatakan adil apabila terbebas dari
tatanan dalam interaksi dengan masyarakat riba (unsur bunga), kezaliman (yang meru
dan juga menjunjung tinggi harmonisasi be gikan), maysir (judi, gambling), gharar (keti
berapa kepentingan pribadi dan sosial. Hal dakjelasan), dan haram (Ikatan Akuntan
ini dilakukan dalam rangka menjaga aspek Indonesia, 2007). Pelarangan riba secara
kemanfaatan dan tolong menolong yang su eksplisit telah disebutkan pada surat al-
dah terinternalisasi dalam diri masing-ma Baqarah[2]: 275-281; Ali Imran[3]: 129-130;
sing pelaku usaha. Basic dari spirit yang di al-Nisa[4]:161 dan al-Rum[30]: 39. Sebuah
junjung adalah pemberdayaan masyarakat, hadis secara spesifik menyebutkan bahwa
dan nilai manfaat yang tinggi untuk ma ada dua jenis riba, yaitu: riba al-fadl dan riba
syarakat. Adapun kategori kedua adalah al-nasi’ah. Riba fadl merupakan salah satu
sebagian informan tidak banyak melakukan jenis riba yang terjadi dikarenakan adanya
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 47
pertukaran barang atau produk yang seje yah memiliki unsur riba fadhl dan nasi’ah.
nis tetapi berbeda kriteria ataupun kuali Adapun jenis riba yang kedua dan ketiga
tas (mistlan bi mistlin), memiliki kuantitas menurut pendapat Ulama adalah riba fadhl
yang sama (sawaa’an bisawa’in) dan sama dan riba nasi’ah (seperti yang telah dijelas
diserahkan pada waktu yang bersamaan kan di atas).
(yadan bi yadin). Pertukaran yang terma Kezaliman (yang merugikan) adalah
suk riba fadhl ini merupakan gharar, yaitu mengambil sesuatu yang bukan merupa
adanya ketidakjelasan di antara dua pihak kan hak seseorang. Kegiatan zalim bisa juga
yang menukarkan barang tersebut. Adanya dilakukan dengan cara memberikan sesuatu
ketidakjelasan ini mengakibatkan terjadinya tidak sesuai dengan ukuran, kualitas, dan
kezaliman untuk masing-masing pihak atau temponya, serta meletakkan suatu hal bukan
salah satu pihak yang melakukan transak pada tempatnya serta posisinya. Pe rilaku
si. Sebagai contoh, yaitu pertukaran emas zalim mengakibatkan kerusakan (mudharat)
dengan kadar 75% sebesar 10 gram dengan bagi masyarakat ataupun pihak-pihak yang
emas dengan kadar 50% sebesar 15 gram. melakukan transaksi (Ikatan Akuntan Indo
Agar transaksi menjadi jelas, ada baik nya nesia, 2007).
untuk melihat harga pasar dan menak Maysir (judi, gambling) adalah suatu
sir harga emas, kemudian memberlakukan usaha yang dilakukan dengan spekulatif dan
harga pasar untuk transaksi yang sedang tidak rasional. Adapun gharar (ketidakjelas
dilakukan agar tidak terjebak pada perilaku an) adalah adanya ketidakpastian di antara
riba fadhl (Hasan, 2014). para pelaku bisnis, terkait dengan barang,
Adapun riba al-nasi’ah merupakan riba harga, waktu penyerahan, dan serah teri
yang terjadi akibat adanya utang piutang manya. Haram berkaitan dengan haram se
yang dilakukan dengan akad qard dan tidak cara dzat, yaitu yang terkait dengan barang/
sesuai dengan prinsip dari kaidah “untung jasa yang ditransaksikan ataupun haram
muncul bersama risiko” (al-qhunmu bil ghur- secara sifat dan prosesnya. Dari bebe rapa
mi) dan “hasil usaha muncul bersama biaya” informan yang peneliti temui, mayoritas
(al-kharaj bid dhaman). Sebagaimana diketa kelompok dalam pebisnis dan wirausahawan
hui bahwa utang terbagi menjadi utang kon muslim melakukan bisnis mereka de ngan
sumtif dan ini dilarang untuk dikenakan sangat berhati-hati. Mereka setuju bah
tambahan, dan juga utang produktif den wa keadilan dalam bisnis harus dijunjung
gan cara mudharabah, musharakah dan lain tinggi, tetapi ketika peneliti mewawancarai
sebagainya. Utang konsumtif dalam ben satu per satu, terdapat berbagai perbedaan
tuk barang tidak diakadkan utang, karena persepsi apabila keadilan tersebut dikaitkan
bisa diakadi dengan jual beli (murabahah), dengan standar asas transaksi syariah. Mi
adapun utang berupa uang masuk dalam salnya yang berkaitan dengan konsep riba,
kategori qard dan tidak boleh ada tambah terdapat perbedaan antara satu pebisnis
an. Riba nasi’ah dianggap juga dengan riba dan wirausahawan tentang persepsi bahwa
karena adanya tambahan dalam transaksi bunga bank adalah riba. Hal ini berkaitan
utang piutang, baik tambahan tersebut telah dengan perilaku mereka dalam berinteraksi
disepakati dan dijanjikan di awal maupun ti dengan perbankan. Simak wawancara beri
dak disepakati dan dijanjikan pada awalnya. kut ini dengan Andika Fauzi, wirausahawan
Sebagai contoh riba nasi’ah adalah transak muda asal Bandung yang produsen sepatu.
si kredit di bank konvensional. Selain pe
ngertian dan pembagian riba menjadi riba “Kalau untuk permodalan sebe
fadl dan riba nasi’ah, para Ulama terdahulu narnya saya nggak mau pinjam ke
juga membagi riba menjadi tiga jenis, yaitu bank konvensional. Sudah lama
riba yang berlangsung pada saat sebelum mencoba pakai skema mudhara-
Islam datang (riba jahiliyah). Riba tersebut bah, tetapi kok saya belum berha
awalnya berupa pinjaman. Apabila seseorang sil dengan jalan itu, rata-rata saya
tidak bisa mengembalikan pinjaman, maka ditolak. Jadi, saya masih memakai
ada beranak pinak dan kemudian pokok kartu kredit dan pinjam ke Bank.
pinjaman akan menjadi berlipat ganda. Riba Hanya saja saya tidak pernah
jahiliyah memiliki kesamaan dengan prinsip berspekulasi sehingga Inshaallah
dari kaidah “setiap pinjaman yang mengam kartu kredit dan juga kredit dari
bil manfaat merupakan riba” (kullu qardin bank konvensional semua sudah
jarra ala manfaatin fahuwa riba). Riba jahili- terukur, terencana, dan teranalisa
48 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56
ka bank konvensional masih lebih murah, dak ada alasan tidak bisa diretur.
dan akses elektronik banking yang nyaman Saya berjualan barang halal dan
serta dengan pertimbangan lainnya, maka tidak pernah berspekulasi. Saya
mereka tetap berinteraksi dengan bank kon juga selalu menjual barang yang
vensional, tetapi dengan dalih bahwa bunga sudah saya miliki” (Agus Prawira).
bank masih diperdebatkan keharamannya.
Adapun informan kelompok ketiga, mere Sebenarnya masih banyak sekali hasil
ka masih menganggap bahwa berinteraksi wawancara yang menjelaskan bahwa pe
dengan bank konvensional tidak merupakan rilaku pebisnis dan wirausahawan muslim
masalah asalkan mereka sudah berbisnis sudah relatif mengikuti asas transaksi syari
dengan baik dan menjual produk/jasa yang ah, yang berkaitan dengan keadilan. Untuk
baik. lebih jelasnya lihat Gambar 3.
Adapun untuk perilaku pebisnis dan Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa per
wirausahawan yang berkaitan dengan meng bedaan perilaku pebisnis dan wirausaha
hindari kezaliman, gharar, maysir, dan ha wan muslim hanya pada aspek riba (unsur
ram, dari 20 informan memiliki perilaku bunga) saja. Akan tetapi, kaitannya dengan
yang sama, bahwa mereka sudah menjalan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
kan bisnis dengan baik dan menghindarkan keadilan, ada banyak sekali persamaan di
diri dari beberapa larangan bisnis. Simak antara satu informan dengan informan yang
wawancara dengan Agus Prawira pebisnis lainnya.
muda asal Sidoarjo, yang mempunyai bebe Dari beberapa temuan di atas perlu
rapa toko retail batik. adanya sebuah refleksi yang berkaitan de
ngan akuntansi syariah. Beberapa informan
“Usaha yang saya jalankan se yang tidak percaya lagi kepada perbankan
suai dengan syariah, alhamdu- syariah, ternyata awalnya mereka sudah be
lillah saya tidak pernah berjual rusaha untuk mencoba menjadi nasabah di
an kecuali atas dasar saling rela bank syariah. Akan tetapi, mereka kemudi
satu sama lainnya. Dan saya juga an menyatakan bahwa perbankan syariah
memperbolehkan sistem retur un tidaklah berbeda dengan perbankan konven
tuk barang yang cacat. Ketika ti sional, artinya akuntansi syariah yang idealis
di perbankan syariah masih harus berjalan berarti memerangi antitesis dari kemaslaha
begitu berat karena masih dikalahkan den tan itu sendiri, yaitu kerusakan. Kemasla
gan akuntansi syariah versi pragmatis. Per hatan merupakan salah satu prinsip yang
bankan syariah banyak terjebak pada peng terdapat dalam asas transaksi syariah. Fau
gunaan akad yang “memudahkan” mereka zia (2017) menyatakan bahwa kemaslahatan
dalam penghitungan nisbah, sehingga “wa adalah tujuan dari pensyariatan hukum Is
jah” dari transaksi yang ada masih “bertope lam (maqashid al-shariah). Makna etimologi
ngkan” skim kredit dari perbankan konven maqashid al-shariah terdiri dari maqashid
sional. Implementasi akuntansi syariah yang yang berarti tujuan-tujuan, dan shariah ada
idealis di perbankan syariah sebenarnya bisa lah jalan menuju ke arah sumber kehidupan.
saja dilakukan ketika perbankan syariah Adapun pengertian maqashid al-shariah yai
menyiapkan sistem yang bisa “menyelamat tu Allah selaku shari’ (pembuat syariah),
kan” perbankan syariah dari ketakutan akan mempunyai maksud ketika mensyariatkan
adanya kebocoran jika loss sharing diterap suatu syariat. Maksud Allah adalah untuk
kan. Misalnya ketika bank syariah adalah memberikan kebaikan dan kemaslahatan
bank retail dan sebagian besar pembiayaan bagi manusia. Tercapai nya kebaikan dan
nya untuk UMKM, maka bank syariah bisa kemaslahatan tersebut bisa dipenuhi jika
bergandengan de ngan beberapa kalangan manusia berhasil mencukupi kebutuhan
untuk pendam pingan UMKM tersebut seh primer (dharuriyat), sekunder (hajiyat), dan
ingga bisa diminimalisasi aspek loss sharing tersier (tahsiniyat) agar manusia bisa mewu
yang ditakutkan akan terjadi. Akuntansi judkan kehidupan yang sejahtera dan bisa
syariah versi pragmatis juga bisa dilihat dari menjadi hamba Allah yang baik. Syariah
aroma berlakunya “denda” untuk keterlam diturunkan untuk membangun kemasla
batan cicilan di beberapa perbankan syari hatan manusia di dunia dan akhirat. Cara
ah. Alih-alih denda tersebut bertujuan un meraih kemaslahatan adalah dengan mem
tuk mendisiplinkan debitur, maka “aroma” perolehnya, menghindarinya, atau memper
pragmatisasi sangat kental di sini. Denda se oleh hal-hal yang bisa menjaga kebutuhan
cara kasat mata bersinggungan dengan prin dharuriyat manusia dan menghindari hal-
sip “kullu qardin jarra manfaah fahuwa riba” hal yang bisa merusak dan menghilangkan
(setiap pinjaman yang mengambil manfaat tercapainya pemenuhan kebutuhan dharuri-
adalah riba). Manfaat bisa berarti tambahan. yat. Hakikat perintah dan larangan syariah
Jika ada denda berarti ada tambahan dalam adalah untuk mewujudkan tujuan syariah,
peminjaman. yaitu “jalb al-mashalih wa dar’u al-mafasid”
Kemaslahatan (Maslahah) merupakan (merea lisasikan kemaslahatan dan meno
sarana untuk mencapai kesejahteraan, kare lak kerusakan). Dalam rangka menjaga
na dengan menjunjung tinggi kemaslahatan, kemaslahatan, manusia harus tercukupi ke
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 51
dah cukup apabila bisnis mereka halal. As pemanfaatan dan pelestarian, dijelaskan le
pek kemaslahatan tidak terfikirkan dengan wat barakah cost yang harus senantiasa di
baik. junjung oleh pelaku bisnis dan usaha agar
Keseimbangan (Tawazun) idealnya me bisa mendapatkan good profit.
liputi semua aktivitas di dunia ini karena e Wawancara dengan berbagai informan
sensi kehidupan di dunia ini adalah keseim menjelaskan bahwa sebagian besar para
bangan. Dalam bisnis dan kewirausahaan pebisnis dan wirausahawan sudah berusaha
Islam mengajarkan prinsip keseimbangan, untuk menerapkan prinsip keseimbangan
misalnya ketika muncul perdebatan tentang dalam usaha yang mereka besarkan. Bah
madzhab dalam ekonomi Islam. Iqtishadu- kan, peneliti melihat adanya keinginan dari
na yang digawangi oleh Baqir al-Shadr me para informan untuk ikut serta berjuang
nyatakan bahwa istilah ekonomi tidak lazim di masyarakat. Misalnya simak pernyataan
untuk digunakan dalam konteks Ekonomi salah satu informan dalam penelitian ini,
Islam. Esensi dari ekonomi Islam seper yaitu K.Z. Husein pengusaha muda lulusan
ti yang tertulis di dalam al-Qur’an adalah Pondok Pesantren di Jawa Timur asal Ja
al-Iqtishad yang berarti pertengahan atau karta, yang merupakan owner beberapa PT,
bisa dianggap sebagai keseimbangan. Da Franchise, dan beberapa bisnis lainnya.
lam al-Qur’an juga dijelaskan bahwa hidup
haruslah dilakukan dengan seimbang, mi “Selalu menyertakan dimensi spi
salnya untuk konteks perilaku konsumsi, ritual dalam bisnis saya, misalnya
seorang muslim harus berperilaku perte sedekah. Dengan membangun di
ngahan. Tidak boleh melampaui batas (israf), mensi vertikal dan horizontal da
mubadzir (tabdzir), pelit, dan kikir (bukhl). lam bisnis, saya merasa nyaman.
Konteks asas transaksi syariah menyebut Saya juga mempunyai Yayasan
kan bahwa prinsip keseimbangan meliputi Sosial untuk bisa men-support
inti bahasan tentang keseimbangan aspek semua kegiatan sosial. Usaha
materil dan spiritual, yang diwakili dengan yang dilakukan oleh manusia se
perintah untuk shalat berdampingan de lalu bermuara pada Allah, karena
ngan perintah mengeluarkan zakat. Perin Allah tidak pernah mengingkari
tah untuk berbisnis berdampingan dengan janjinya, tetapi manusialah yang
perintah untuk bersedekah, dan banyak lagi banyak mengingkari kewajiban
perintah lainnya. Keseimbangan aspek pri nya. Saya merasa bisnis saya ber
vat dan public juga selalu mengikuti keseim jalan karena semata-mata perto
bangan aspek materil dan spiritual, karena longan dari Allah, karena belum
aspek publik selalu mengiringi kondisi spiri ada 10 tahun, omzet bisnis saya
tual manusia. Dalam ekonomi Islam dijelas sudah miliaran rupiah. Bisnis pun
kan dengan gamblang bahwa kepemilikan beranak pinak, di bidang konvek
terbagi menjadi kepemilikan individu, pub si, retail, kuliner, dan supplier ba
lik dan negara. Bahasan lainnya dalam asas han baku makanan. Saya selalu
transaksi syariah adalah keseimbangan sek mengeluarkan sedekah di muka,
tor keuangan dan riil yang terangkum dalam sebesar 10% jika saya melakukan
akad-akad yang humanis berbasis sharing sebuah tender. Misalnya ketika
atau lebih jelasnya adalah akad mudhara- ada tender 1 miliar, saya akan ber
bah atau profit and loss sharing. Aspek ma sedekah 100 juta di awal agar ten
teril, spiritual, privat, public, keuangan, riil der tersebut bisa jatuh ke tangan
tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa saya. Apabila saya baru pegang
diiringi dengan keseimbangan aspek bisnis uang 10 juta maka itu yang saya
dan sosial. Inti dari ajaran Islam menya dahulukan. Kekurangannya saya
takan bahwa manusia haruslah berbisnis, anggap sebagai utang saya ke
untuk menjaga kelangsungan hidup mere Allah. Alhamdulillah selama ini
ka, diungkapkan juga dalam kajian tentang tender selalu berdatangan kepa
bisnis syariah bahwa bisnis adalah aktifitas da saya. Sejak saya menerapkan
yang memberdayakan. Ketika manusia ber sedekah 10% di awal, saya jarang
bisnis, harus bisa mensejahterakan dirinya, sekali mencari klien dan tender,
keluarganya, masyarakat di sekitarnya dan karena tiba-tiba ada calon klien
juga alam. Aspek terakhir dalam asas tran yang menawarkan kerja sama.
saksi syariah adalah keseimbangan aspek Saya dulu pada awal bisnis sangat
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 53
tercermin dari kajian-kajian sirah nabawi uang pelicin agar diberi order.
yah. Dikisahkan dalam ayat di atas, bahwa Tapi saat ini sejak belajar agama
Allah tidaklah mengutus Nabi Muhammad dengan baik saya sudah tidak per
melainkan untuk membawa rahmat bagi nah melakukan hal tersebut. Saya
semesta alam. Sejalan dengan ayat di atas, tetap bekerja dan mendapatkan
terdapat juga beberapa hadis yang menjelas orderan dengan baik. Dan saya
kan peran Nabi Muhammad, yaitu sebagai menjaga hubungan dengan para
penyebar kebaikan bagi manusia dan alam mister di sana” (Atina Marlianti).
semesta. Seperti salah satu hadis yang mak
nanya “Sesungguhnya aku diutus untuk Informan pada kelompok pertama,
menyempurnakan akhlak yang mulia (HR kedua, dan ketiga memiliki persepsi yang
Imam Bukhari).” Berbagai bahasan tentang melandasi perilaku mereka bahwa berbisnis
universalitas Islam bisa terkaji dengan baik haruslah melintasi batasan suku, ras, dan
secara historis dan sosiologis yang kemudi agama. Menurut mereka semua partner
an mewarnai berbagai kajian keilmuan lain bisnis asalnya profesional dan bisa diajak
nya. Misalnya aspek universalitas tersebut bekerja sama dengan baik akan dijadikan
menjadi salah satu prinsip dalam kajian partner mereka dalam berbisnis. Jadi, walau
akuntansi syariah yang tertuang dalam da ada partner usaha muslim tidak bisa diajak
lam asas transaksi syariah, ataupun dalam bekerja sama dan tidak profesional, maka
beberapa kajian lainnya. Salah satu contoh mereka tidak akan mau mengajak untuk
bahwa Nabi Muhammad tidak membeda bekerja sama.
kan suku, agama, ras, dan golongan dalam
melakukan suatu transaksi, dalam sebuah SIMPULAN
hadis dinyatakan bahwa Beliau pernah Penelitian ini menggambarkan ada
mengambil makanan dari seorang Yahudi. nya suatu keragaman perilaku pebisnis dan
Hadis tersebut –yang maknanya- adalah wirausahawan muslim dalam menjalan
“Sesungguhnya Nabi sallalahu alaihi wasal kan asas transaksi syariah. Misalnya dalam
lam membeli bahan makanan dari seorang menjalankan prinsip persaudaraan, semua
Yahudi dengan cara berutang, dan Beliau informan terbagi menjadi dua; persaudaraan
menggadaikan baju besinya (HR Bukhari yang tidak dibatasi oleh aktivitas bisnis, dan;
dan Muslim).” Dalam hadis yang lainnya persaudaraan yang terbatas pada aktivitas
dinyatakan bahwa –yang maknanya- “Anas dalam bisnis. Prinsip keadilan adalah prin
bin Malik suatu saat mendatangi Rasulullah sip yang paling mendatangkan perdebatan
dengan membawa roti gandum dan sungguh di antara satu informan dengan informan
Rasulullah SAW, telah menangguhkan baju lainnya. Pada informan kelompok pertama
besi kepada orang Yahudi di Madinah ketika yang mayoritas adalah pelaku bisnis lulus
Beliau mengambil (meminjam) gandum dari an pondok pesantren meyakini bahwa seba
orang Yahudi tersebut untuk keluarga Nabi.” gian di antara mereka berpendapat bunga
Wirausahawan muslim yang menja dilarang dan sebagian berpendapat tidak
di informan pada penelitian ini, sudah ba dilarang ketika tidak mendzalimi (bunga
nyak yang memahami prinsip universalitas rendah). Informan kelompok kedua menya
dalam asas transksi syariah. Beberapa di takan bahwa sebagian besar mereka sudah
antara mereka menyuplai beberapa usaha meninggalkan bunga, dan informan kelom
yang dijalankan oleh mitra kerja mereka, pok ketiga sama dengan informan kelompok
tanpa membedakan suku, agama, ras, dan pertama (sebagian meyakini bunga adalah
golongan. Misalnya seorang wirausaha pe riba dan sebagian tidak). Akan tetapi dalam
rempuan, Atina Marlianti asal Sidoarjo. Ibu prinsip keadilan yang berhubungan dengan
rumah tangga ini mempunyai vendor perse proses transaksi lainnya (kezaliman, maysir,
waaan mobil untuk perusahaan asing di gharar dan haram), semua kelompok meya
area Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. kini bahwa mereka telah menjaga bisnisnya
dari perilaku tersebut. Prinsip kemaslahat
“Saya menyediakan mobil untuk an lebih banyak diinternalisasikan ke da
perusahaan asing. Dan driver saya lam pebisnis dan wirausahawan kelompok
seringkali mengambil tamu-ta pertama, sedangkan kelompok kedua dan
mu asing tenaga ahli perusahaan ketiga lebih banyak mempertimbangkan un
tersebut. Dulu saya sering menyu tung-rugi daripada kemaslahatan publik.
ap pelanggan, dengan memberi Begitu juga dengan prinsip keseimbangan.
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 55