Anda di halaman 1dari 19

PERILAKU PEBISNIS DAN WIRAUSAHAWAN MUSLIM DALAM MENJALANKAN

ASAS TRANSAKSI SYARIAH

Ika Yunia Fauzia

STIE Perbanas Surabaya, Jl. Nginden Semolo No. 34-36, Surabaya 60118
surel: ika.yunia@perbanas.ac.id

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2018.04.9003

Abstrak: Perilaku Pebisnis dan Wirausaha Muslim dalam Menjalan­


kan Asas Transaksi Syariah. Studi ini bertujuan untuk memetakan pe­
rilaku pebisnis dan wirausaha muslim, khususnya pada aspek budaya
bisnis dan pedoman asas transaksi syariah yang disusun oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuali­
tatif melalui penggalian informasi kepada sejumlah informan yang dibagi
menjadi tiga kelompok. Temuan penting dalam studi ini adalah terdapat
perbedaan persepsi antara informan lulusan pesantren dan sebaliknya
ketika menerapkan asas adalah, tawazun, serta maslahah. Meskipun
demikian, peneliti tidak menemukan adanya perbedaan persepsi dalam
menjalankan asas ukhuwah dan syumuliyah.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL
Abstract: The Behavior of Businessmen and Muslim Entrepreneurs
Volume 9 in Running the Principles of Sharia Transactions. This study aims
Nomor 1 to map the behavior of businessmen and Muslim entrepreneurs, especially
Halaman 38-56 in the aspects of business culture and guiding principles of sharia trans-
Malang, April 2018
ISSN 2086-7603
actions compiled by the Indonesian Institute of Accountants. The approach
e-ISSN 2089-5879 used is descriptive qualitative through the extracting of information to a
number of informants divided into three groups. An important finding in
Tanggal Masuk: this study is that there are differences in perceptions between pesantren
22 Maret 2017 graduate informants and vice versa when applying adalah, tawazun, and
Tanggal Revisi: maslahah principles. Nevertheless, the researcher doesn’t find any differ-
20 April 2018 ence of perception in running ukhuwah and syumuliyah principles.
Tanggal Diterima:
30 April 2018 Kata kunci: pebisnis, wirausaha, syariah, transaksi

Disiplin ilmu akuntansi tidak ha­ nya berkaitan dengan tingkah laku seseorang
terkait dengan angka-angka saja, tetapi yang terlihat menonjol ataupun yang tidak
ada behavioral accounting, yaitu akuntansi menonjol. Perilaku manusia terbagi menja­
peri­laku yang membahas hubungan antara di perilaku yang dilihat dari sudut pandang
sistem akuntansi dan perilaku manusia. tujuan perilaku tersebut dan perilaku yang
Akuntansi perilaku juga membahas tentang dilihat dari sisi prosesnya. Ketika manu­
dimensi keperilakuan dalam organisasi, ma­ sia melakukan suatu pekerjaan, kebutu­
nusia, dan sistem akuntansi berada dan han masing­masing manusia akan mempe­
diakui keberadaannya (Mahama & Chua, ngaruhi perilaku mereka ketika mengerjakan
2016; Thomas, 2016). American Accounting pekerjaan tersebut. Abraham Maslow mele­
Association menjelaskan bahwa akuntansi takkan teori tentang hierarki kebutuhan ma­
adalah proses mengidentifikasi, mengukur, nusia, yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman,
dan melaporkan informasi ekonomi (Bryant, rasa cinta dan memiliki, harga diri, dan ak­
Stone, & Wier, 2011; Cataldo & McInnes, tualisasi diri (Shinkafi & Ali, 2017). Kurang
2011) Proses ini dilakukan dengan menye­ lebih 500 tahun sebelum Maslow mengung­
diakan informasi terkait penilaian dan kepu­ kapkan pendapatnya, Abu Ishaq al­Shatiby
tusan yang tegas dan jelas bagi siapa pun telah mengemukakan teori dan konsep ten­
yang membutuhkan informasi tersebut. tang the basic need (al-hajat al-dharuriyat),
Adapun perilaku adalah cara bertindak dan yang terangkum dalam maqashid al-shariah

38
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 39

(Al-Shatiby, 1999). merupakan salah satu dari prinsip keadilan,


Bahasan tentang perilaku selalu mengi­ yaitu menjauhi perilaku yang mengandung
kuti banyak aktivitas. Kajian tentang peri­ perjudian dan spekulatif; selanjutnya ada­
laku banyak dilakukan untuk mendapat­kan lah menjauhi gharar yang merupakan unsur
solusi atas suatu permasalahan ataupun ketidakjelasan dalam ekonomi, bisnis dan
mendapatkan suatu informasi baru yang laporan keuangan, terakhir yang termasuk
bermanfaat untuk pengembangan sebuah prinsip keadilan adalah; menjauhi hal-hal
keilmuan. Studi tentang perilaku yang ter­ yang diharamkan, baik dalam operasional
kait dengan pebisnis dan wirausahwan sa­ maupun dalam konten produk atau jasa.
ngatlah menarik untuk dilakukan, terutama Prinsip ketiga adalah kemaslahatan
jika studi tentang perilaku tersebut terba­ atau kebaikan dan manfaat yang meliputi
tas untuk sebuah kelompok saja, misal­nya kegiatan ekonomi, bisnis, dan juga laporan
kelompok alumni pondok pesantren dan keuangan dengan mempertimbangkan dua
non-alumni pondok pesantren. Oleh karena dimensi, yaitu dimensi dunia dan akhirat.
ini, studi kali ini akan membahas perilaku Dimensi lainnya yang berjalan berdamping­
pebisnis dan wirausahawan Muslim untuk an adalah material dan spiritual serta indi­
kelompok tertentu saja. Batasan tersebut vidual dan kolektif. Kemaslahatan adalah
bukan tanpa alasan. Studi tentang bisnis aktivitas yang terkandung di bawahnya un­
dan kewirausahaan telah banyak dilakukan sur kehalalan, kemanfaatan dan kebaikan
oleh para peneliti. Mulai dari kajian tentang (thayib), serta tidak menimbulkan keru­
rencana bisnis, motivasi berbisnis, etika sakan (mudharat). Kemaslahatan selalu ber­
bisnis, strategi dalam bisnis, hukum bisnis, kaitan dengan kajian tentang tujuan syariah
dan lain sebagainya. Dari berbagai ma­ (maqashid al-shariah), dan keseimbangan
cam studi tersebut, bisa ditarik garis besar dalam kemaslahatan meliputi aspek privat
bahwa studi tentang perilaku pebisnis dan dan publik, material dan spiritual, keuangan
wirausahwan muslim yang dikaitkan dengan dan riil, pemanfaatan dan kelestarian, serta
asas transaksi syariah dan alumni pesan­ bisnis dan sosial. Keseimbangan merupakan
tren, masih jarang dilakukan. prinsip ke-empat, yang termasuk bahasan
Prinsip yang pertama dalam asas tran­ di dalamnya adalah konsep transaksi syari­
saksi syariah adalah prinsip persaudaraan ah selalu idealis karena penekanannya pada
yang merupakan pondasi dari interaksi so­ sharing profits and economics untuk semua
sial karena menjunjung tinggi nilai universal. pihak, sehingga kegiatan ekonomi mempu­
Prinsip persaudaraan menjembatani har­ nyai manfaat yang luas, bukan hanya seka­
monisasi kepentingan beberapa pihak demi dar untuk maksimalisasi keuntungan pe­
perolehan manfaat bersama berdasarkan rusahaan atau pemilik (shareholder) saja.
prinsip sharing economics. Menjadi antitesis Prinsip yang terakhir universalisme merupa­
bagi prinsip persaudaraan apabila seseorang kan batu loncatan agar sebuah usaha bisa
meraih keuntungan di atas kesengsaraan berkembang dengan luas, sehingga semua
orang lain. Karakteristik persaudaraan me­ pihak yang berkepentingan (stakeholder)
liputi prinsip taaruf atau saling mengenal, bisa menyebarkan semangat untuk menebar
prinsip tafahum atau saling memahami, kasih sayang pada semua golongan, suku,
prinsip ta’awun atau saling menolong, prin­ agama, dan ras.
sip takaful atau saling menjamin dan prinsip Asas transaksi syariah di atas ideal­nya
tahaluf atau saling bersinergi dan beraliansi. harus selalu meliputi area bisnis ataupun
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan, yaitu usaha, untuk menciptakan kesejahteraan
memposisikan sesuatu sesuai dengan tem­ masyarakat. Terutama ketika sebuah bisnis
pat dan posisinya, serta meletakkan sesuatu dan usaha dilakukan oleh pebisnis dan
dengan haknya. Keadilan dalam sebuah wirausahawan Muslim. Aktivitas bisnis me­
transaksi haruslah terbebas dari riba. Telah rupakan pertukaran antara produk (barang
disepakati bahwa riba adalah unsur bunga dan jasa), dilakukan dengan saling mengun­
dan yang terkait dengan turunan-turunan­ tungkan, dan bisa saling memberikan man­
nya sesuai dengan definisi riba fadl dan riba faat (Fauzia, 2017). Berbisnis merupakan
nasi’ah.; keadilan juga harus terbebas dari suatu hal yang jamak dilakukan oleh banyak
unsur zalim, yang mana kezaliman adalah kalangan. Maka, jika bisnis dilakukan de­
unsur yang mengakibatkan kerugian pada ngan cara yang baik akan lebih memberda­
diri sendiri, para partner bisnis, masyarakat yakan. Bisnis merupakan aktivitas ekonomi
dan lingkungan; meninggalkan maysir juga yang berperan penting bagi pemenuhan ke­
40 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

butuhan vital manusia. Berbagai kala­ ngan membangun persepsi para pebisnis dan
melakukan bisnis atas dasar dorongan, ke­ wirausahwan muslim tentang bagaimana
butuhan, dan juga “keterpaksaan”. Mulai mereka menjalankan asas transaksi sya­
dari berbisnis karena termotivasi penda­ riah. Penelitian ini ingin memaparkan dan
patan yang menggiurkan, berbisnis karena menginterpretasikan beberapa fenomena
tidak mendapatkan pekerjaan yang diimpi­ yang telah dilakukan oleh para partisipan,
kan, berbisnis karena termotivasi ajaran al- yaitu dua puluh orang pebisnis dan wirau­
Qur’an dan hadis, ataupun berbisnis karena sahawan muslim berdasarkan perilaku
kepepet. Tujuan berbisnis yang dilakukan bisnis mereka. Pijakan awal teori tentang
oleh banyak kalangan adalah untuk men­ asas transaksi syariah yang disusun oleh
cari profit dan benefit sehingga pebisnis bisa Ikatan Akuntan Indonesia menjadi dasar
menjaga keberlangsungan hidupnya atau­ bagi penelitian ini untuk menarik benang
pun keberlangsungan perusahaan. Rasu­ merah tentang bagaimana perilaku para
lullah Muhammad SAW. sangat memotivasi pebisnis dan wirausahawan muslim. Teori
umatnya untuk berbisnis dan bekerja de­ tentang asas transaksi syariah menjadi alat
ngan professional. Beliau menjelaskan bah­ penelitian yang mengilhami penelitian ini.
wa sembilan dari sepuluh pintu rejeki bisa Untuk mendapatkan kedalaman data,
didapatkan dari jalan bisnis. Maka dari itu, peneliti sebelumnya telah bersama-sama
penelitian ini mencoba untuk mengungkap dengan informan masuk ke dalam bebera­
perilaku pebisnis dan wirausahawan mus­ pa organisasi dan forum bisnis yang sama
lim ketika mereka berbisnis terkait dengan dengan para informan. Peneliti mempunyai
bagaimana mereka menjalankan asas tran­ akses yang baik dengan informan karena
saksi syariah dalam bisnis yang mereka peneliti juga merupakan salah satu wirau­
jalankan. sahawan. Peneliti perlahan-lahan melaku­
kan observasi partisipasi, wawancara yang
METODE mendalam, dan mendokumentasikan. Be­
Penelitian ini merupakan studi de­ngan berapa informan telah diamati selama ren­
pendekatan kualitatif. Power & Gendron tang waktu 1-9 tahun oleh peneliti, sehingga
(2015) berargumentasi bahwa penelitian peneliti yakin bahwa informan tersebut bisa
kualitatif merupakan penelitian untuk mem­ menjadi salah satu informan dalam peneli­
bangun suatu makna dan fenomena, yang tian ini. Walaupun sebagian kecil informan
didasari oleh beberapa pandangan dari par­ baru didapati oleh peneliti setelah peneliti
tisipan. Beberapa paparan tentang fenomena bergabung dengan satu komunitas bisnis
yang diinterpretasikan dari para objek pene­ dalam hitungan kurang lebih satu tahun
litian pada awalnya didasarkan pada konsep saja.
dan teori ilmiah yang dijadikan pegangan se­ Beberapa pebisnis dan wirausahawan
belumnya. Penelitian tentang perilaku pebis­ muslim yang menjadi informan dalam pene­
nis dan wirausahawan muslim ini meng­ litian ini dikategorikan menjadi tiga kelom­
gunakan pendekatan deskriptif kualitatif. pok. Kelompok pertama adalah pebisnis dan
Model ini merupakan alat penelitian ketika wirausahwan alumni pondok pesantren;
peneliti pertama kali menemukan dan kemu­ kedua, pebisnis dan wirausahwan muslim
dian memutuskan untuk meneliti suatu per­ bukan alumni pondok pesantren tetapi me­
masalahan (Power & Gendron, 2015). Upaya reka melaksanakan prinsip dalam transaksi
awal yang dilakukan adalah melakukan pen­ syariah. Kelompok kedua walaupun bukan
gamatan dan observasi lapang­an, kemudian alumni pondok pesantren, mereka memba­
melakukan pengujian data yang telah digali ngun komunitas, menghadiri majlis taklim
di lapangan. Pada u­mum­nya penelitian de­ dan berusaha untuk meng-upgrade pengeta­
ngan format ini dilakukan dalam bentuk pe­ huan keagamaan mereka. Kelompok ketiga
nelitian studi kasus yang bercirikan menye­ adalah pebisnis dan wirausahawan muslim
bar ke permukaan, tetapi berpusat pada yang bukan alumni pondok pesantren dan
satu unit tertentu. Studi dilakukan dengan tidak melaksanakan prinsip dalam transaksi
sangat mendalam sehingga diperlukan data syariah. Adapun informan kelompok perta­
yang dalam dan menusuk kepada sasaran ma untuk penelitian ini tertulis dalam Tabel
objek yang diteliti. 1.
Terdapat persamaan antara pendapat Kelompok pertama dalam penelitian ini
Power & Gendron (2015) dan Parker (2012) sengaja digabung dalam kelompok informan
dalam penelitian ini, yaitu peneliti ingin berlatar belakang alumni pondok pesantren.
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 41

Tabel 1. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Alumni Pondok Pesantren (Nama Sa­
maran)
Nama Informan Lokasi Jenis Bisnis
K.Z. Huse i n Jakarta Pe mi li k be be rapa PT, Franchise, Supplier Hote l
M. Abdul Qohhar Jakarta Pe mi li k pe rusahaan pe ne rbi tan buku skala nasi onal
Andi ka Fauzi Bandung Pe raji n Se patu
Syahri Fauzi Sumate ra Utara Pe mi li k pe rke bunan ke lapa sawi t, usaha re tai l, dll
Andri Fazli Jombang Pe mi li k be be rapa pe rsawahan dan prope rti , supplier PG
Ase p Andi ka Bandung Pe mi li k me di a massa local
Ri nda Zuri da Malang De sai ne r, Pe mi li k konve ksi baju musli m
Fe ni ta Rahayu Si tubondo Usaha kuli ne r, jual be li me be l
Ahmad Tari man Re mbang Pe mi li k be be rapa re tai l, dan be be rapa usaha lai n
Muhaji r Sulai man Bojone goro Pe mi li k be be rapa re tai l, di stri butor gas, dan usaha lai n

Penggabungan ini peneliti lakukan setelah asi dan organisasi keagamaan mereka.
mendapati adanya persamaan latar belakang Adapun kelompok terakhir informan
pendidikan yang mempengaruhi pemaham­ dalam penelitian ini adalah pebisnis dan
an mereka dalam menjalankan bisnis dan wirausahawan muslim yang bukan alumni
usaha mereka. Hasil yang didapat dari pene­ pondok pesantren dan tidak menjalankan
litian akan menjadi menarik dengan ada­nya prinsip-prinsip transaksi syariah (Tabel 3).
klasifikasi ini. Menjadi suatu pertanyaan Ukuran yang peneliti pakai untuk memasuk­
selanjutnya adalah bagaimana perilaku kan mereka ke dalam kelompok ini adalah
pebisnis dan wirausahawan muslim alumni mereka tidak terlalu memahami prinsip dan
pondok pesantren dalam menjalankan asas pengetahuan yang baik tentang akad dalam
transaksi syariah dalam bisnis mereka. bisnis syariah dan juga prinsip yang harus di
Kelompok kedua dalam Tabel 2 adalah laksanakan dalam bisnis syariah. Akan teta­
para pebisnis dan wirausahwan muslim yang pi, mereka meyakini bahwa sebagai seorang
tidak memiliki latar belakang pendidikan muslim mereka harus bersikap baik dalam
pesantren, tetapi mereka memegang kuat bisnis dan tidak merugikan orang lain.
nilai-nilai agama dan terlibat sangat intens Peneliti mengklasifikasikan ketiga
dengan kajian taklim dan seminar-seminar kelompok di atas dengan berbagai pertim­
tentang bisnis syariah. Mereka mempunyai bangan yang terkait dengan temuan data di
komunitas bisnis berbasis syariah yang se­ lapangan ketika proses observasi dan wa­
lalu meng-upgrade pemahaman mereka dan wancara yang mendalam. Kelompok pertama
senantiasa mempelajari kaidah-kaidah aga­ yang diisi oleh pebisnis dan wirau­sahawan
ma, khususnya kaidah-kaidah dalam tran­ alumni pondok pesantren peneliti dapati
saksi syariah. Pemahaman informan kelom­ dari kelompok-kelompok bisnis yang dilaku­
pok kedua tentang agama sangat baik sekali, kan oleh para alumni pondok pesan­ tren.
walaupun berbeda-beda latar belakang afili­ Peneliti bisa sangat leluasa mengumpulkan

Tabel 2. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Muslim Bukan Alumni Pondok Pesant­
ren yang Melaksanakan Prinsip Transaksi Syariah (Nama Samaran)

Nama Informan Lokasi Jenis Bisnis


Yanuar Bilza Gre sik Pe milik Pe rusahaan Sarung
Zubaidah Jihan Se marang Pe milik be be rapa prope rty dan usaha re tail
Ahmad Pe milik usaha he rbal, franchise , dan pe milik
Sidoarjo
Suhariyono be be rapa re tail
Pe milik konve ksi busana muslim dan alat-alat
Ne lia Fe layani Sukoharjo
sholat
Atina Marlianti Sidoarjo Ve ndor pe rse waan mobil pe rusahaan asing
Pe te rnak kambing untuk susu e ttawa, usaha
M. Zainuddin Jombang
pe rtanian
Agus Prawira Sidoarjo Pe milik usaha batik
42 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

Tabel 3. Informan Pebisnis dan Wirausahawan Muslim Bukan Alumni Pondok Pesant­
ren dan Tidak Melaksanakan Prinsip Transaksi Syariah (Nama Samaran)

Nama Informan Lokasi Jenis Bisnis


Jual be li mobi l, tanah, pe mi li k be be rapa
Muhammad Yandi Malang
re tai l
Untari Lazuardy Jakarta Pe mi li k bi sni s jasa
Usaha pe rtambangan, ke lapa sawi t, dan
Surya Andi ka Kali mantan
usaha lai n

data yang terkait dengan informan pertama gang muslim di Mojokuto yang dilakukan
karena berada di group yang sama. Oleh pada tahun 1950. Lance Castles di tahun
karena itu, peneliti bisa bebas berin­teraksi 1967 juga pernah meneliti tentang pengusa­
dan menggali informasi yang berharga dari ha Muslim di Kudus dan Mohammad Sobary
beberapa informan tersebut. Adapun kelom­ juga melakukan penelitian tentang peda­
pok yang kedua didapatkan dari berbagai gang sektor informal di Betawi pada tahun
jaringan bisnis yang peneliti miliki. Kelom­ 1991. Selain itu, sejumlah peneliti menemu­
pok kedua ini seringkali memperlihatkan kan keterkaitan yang sangat signifikan an­
simbol-simbol bahwa mereka telah melak­ tara agama Islam dan pembentukan karak­
sanakan asas transaksi syariah, mi­ salnya ter pebisnis dan wirausahawan muslim di
mereka gemar sekali menggelar, menyepon­ Indonesia (Rokhim, Wahyuni, Wulandari, &
sori, dan mendatangi seminar tentang “Anti Pinagara, 2017; Tambunan, 2011; Wulan­
Riba”. Beberapa di antara mereka ketika dari & Kassim, 2016).
peneliti tanya tentang kaidah yang terkait Hal ini dibuktikan dengan apa yang
dengan asas transaksi syariah sudah sangat ditemukan oleh beberapa peneliti (Ali, 2012;
paham, misalnya ketika ditanyakan tentang Birton, 2015; Sonhaji, 2017; Widati, Triyu­
gharar, mereka sudah bisa mendeskripsikan wono, & Sukoharsono, 2011) bahwa semua
apa itu gharar. Peneliti juga beberapa kali faktor yang ada pada konsep religiusitas,
mencoba bertransaksi dan bekerja sama yang meliputi kejujuran, etika, moral dan
dengan mereka atau mewawancarai pihak sikap saling menghargai, berpengaruh pada
yang bekerja sama dengan kelompok kedua, peningkatan kinerja bisnis Usaha Kecil Me­
untuk meyakinkan peneliti bahwa mereka nengah (UKM). Lebih jauh lagi, Fauzia (2016)
sekadar memahami kaidah dalam transak­ menandaskan bahwa karakter pebisnis dan
si syariah ataupun telah menjalankan asas wirausahawan muslim yang kuat akan me­
transaksi syariah. Adapun kelompok yang nimbulkan kepercayaan yang transenden
ketiga adalah mereka tidak mengetahui (transcendental trust). Kepercayaan yang se­
dengan baik kaidah yang terdapat dalam cara otomatis timbul dari para mitra bisnis
asas transaksi syariah. Mereka hanya ber­ dan konsumen ini karena ketaatan para
pendapat bahwa mereka muslim dan harus pebisnis dan wirausahawan muslim, dalam
bersikap baik dalam bisnis dan tidak akan menjalankan prinsip-prinsip bisnis syariah.
menipu orang lain dalam bisnis mereka. Wirausahawan adalah sosok yang menjun­
Pengelompokan ini peneliti lakukan setelah jung tinggi beberapa nilai-nilai (values), yaitu
selesai mewawancarai seluruh informan. Hal nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai
ini bertujuan untuk memudahkan pembaca yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai
dalam memahami penelitian ini sekaligus yang berhubungan dengan sesama, nilai
menggali aspek yang berbeda dari kajian yang berhubungan dengan lingkungan dan
tentang perilaku pebisnis dan wirausahwan nilai yang berhubungan dengan kebangsaan
muslim dalam menjalankan asas transaksi (Arham, 2010; Yaacob & Azmi, 2012). Lebih
syariah. lanjut lagi, penelitian yang dilakukan oleh
Altinay & Wang (2011) menjelaskan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penelitian tentang perilaku pedagang etika bisnis Islam terhadap keuntung­an da­
muslim sering dilakukan oleh banyak ka­ lam berwirausaha.
langan, di antaranya adalah penelitian yang Pebisnis dan wirausahawan yang suk­
dilakukan oleh Clifford Geertz tentang peda­ ses adalah yang mampu membangun bu­
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 43

- Saling menolong, sharing economics;


1. Persaudaraan - Prinsip ukhuwah: saling mengenal, saling
(Ukhuwah) memahami, saling menolong, saling
bersinergi dan beraliansi.
- Menempatkan sesuatu pada tempatnya;
2. Keadilan (‘Adalah)
- Melarang: riba, kezaliman, maysir, gharar,
haram
- Segala bentuk kebaikan dan manfaat
Asas
3. Kemaslahatan berdimensi dunia & akhirat, material &
Transaksi
(Maslahah) spiritual, individual & kolektif.
Syariah
- Halal & thayib; sesuai dengan maqashid al-
shariah
4. Keseimbangan - Balance antara material dan spiritual, privat
(tawazun) & publik, keuangan & sektor riil, bisnis &
sosial, aspek pemanfaatan & kelestarian;
semua pihak merasakan manfaat suatu
5. Universalisme kegiatan ekonomi
(syumuliyah) - Inti dari prinsip ini, ekonomi, bisnis, dan
keuangan bisa dilakukan oleh, dengan, dan
untuk semua pihak yang berkepentingan
tanpa membedakan suku, agama, ras, dan
golongan.

Gambar 1. Asas Transaksi Syariah


Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia (2007)

daya bisnis yang baik. Mereka harus me­ laku para pebisnis tersebut di lapangan.
matuhi syariah (sharia compliance) sehingga Bagaimana seharusnya pebisnis dan
kepatuhan tersebut mengakibatkan adanya wirausahawan berperilaku akuntansi sesu­
quality management system yang baik (Ka­ ai dengan asas transaksi syariah telah di­
sim, 2012). Menjalankan asas transaksi sya­ jelaskan di atas. Menjadi suatu pertanyaan
riah adalah salah satu cara untuk mematuhi adalah apakah mungkin akuntansi bisa
syariah dan menjalankan bisnis syariah de­ benar-benar bebas dari nilai karena proses
ngan baik. Menurut Fauzia (2016) banyak di penciptaannya melibatkan manusia. Triyu­
antara pebisnis dan wirausahawan muslim wono (2006) menjelaskan bahwa ada nilai
yang menyatakan bahwa mereka sudah ber­ dasar yang ada dalam prinsip akuntan­
bisnis secara syariah, tetapi terkadang tan­ si modern, yaitu nilai-nilai yang berkaitan
pa disadari beberapa perilaku bisnis mereka dengan egoistik. Pendapat ini sesuai dengan
belum sesuai dengan prinsip syariah. Prin­ pernyataan yang dikemukakan oleh Adam
sip dalam bisnis syariah banyak terangkum Smith. Nilai lainnya yang melekat pada
dalam asas transaksi syariah yang menja­ akuntansi adalah nilai materialistik karena
di core dalam penelitian ini. Asas transaksi nilai tersebut telah melekat pada diri ma­
syariah secara garis besar mencakup lima nusia dan masuk ke dalam akuntansi mo­
hal, yaitu persaudaraan, keadilan, kemasla­ dern. Dua nilai tersebut sangat kuat karena
hatan, keseimbangan dan universalisme. mendapatkan pembenaran, mulai dari nilai-
Untuk lebih jelasnya simak Gambar 1 ten­ nilai utilitarianisme. Ketika sebuah perbua­
tang asas transaksi syariah tersebut. tan menghasilkan aspek utilitas yang tinggi,
Gambar 1 menandaskan bahwa per­ maka banyak yang menyatakan bahwa per­
ilaku pebisnis dan wirausahawan muslim buatan tersebut baik, dengan tidak memper­
mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi ten­ timbangkan proses yang terjadi sebelumnya.
tang bagaimana seharusnya seorang pebis­ Selain itu, Kamayanti (2014) berargumentasi
nis dan wirausahawan berperilaku. Keharus­ bahwa perlu ditelaah secara kritis bebera­
an mereka dalam berperilaku ini menuruti pa nilai yang mendasari praktik akuntan­
panduan dalam asas transaksi syariah, teta­ si modern (konvensional). Bahkan, agenda
pi dimensi selanjutnya yang menjadi kajian yang terkandung dalam penerapan suatu
dalam perilaku pebisnis dan wirausahawan praktik akuntasi harus disejajarkan dengan
muslim adalah bagaimana kenyataan peri­ nilai dan prinsip ideologi bangsa.
44 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

Lebih lanjut lagi, Kamayanti (2014) asas transaksi syariah. Konsep ukhuwah
menjelaskan bahwa terdapat nilai-nilai atau persaudaraan ditemukan dalam al-
tauhid yang melandasi praktik-praktik Qur­an surat al-Hujurat [49]:10, yang me­
akuntansi syariah. Mulawarman & Ludig­ nyatakan bahwa keberadaan orang-orang
do (2010) menjelaskan bahwa akuntan­ yang beriman adalah bersaudara satu sama
si yang lebih baik harus diinternalisasikan lainnya sehingga konsep persaudaraan ha­
melalui konsep akuntansi yang berbasis rus berdampingan dengan konsep perda­
nilai melalui praktik akuntansi yang bere­ maian. Dalam hadis juga dibahas bahwa
tika. Lebih lanjut, Mulawarman, Triyuwo­ konsep ukhuwah, yang maknanya adalah
no, Irianto, & Ludigdo (2014) telah memer­ “perumpamaan orang mukmin dalam me­
iksa banyak penelitian berkenaan dengan nyayangi dan mengasihi ibarat sebuah tu­
pendidikan akuntansi yang menekankan buh, jika salah satu anggota terasa sakit,
bagaimana ideologi memainkan peran dalam maka sakit itu akan menjalar ke seluruh
pendidikan akuntansi untuk menanamkan tubuh, seperti demam dan tidak bisa tidur.”
pandangan dunia tertentu. Ukhuwah berasal dari kata akhun yang
Berbagai gagasan dari penelitian di berarti bersaudara/berserikat, dengan per­
atas bukan tanpa alasan. Dunia ini membu­ saudaraan maka akan menciptakan persat­
tuhkan sistem dan perilaku yang humanis uan (wihdah), kekuatan (quwaah), dan kasih
dalam mencari laba agar terjadi suatu per­ sayang (mahabbah). Ukhuwah adalah perekat
alihan kekayaan yang berbasis an taradhin yang mengikat individu dan sosial dan mem­
minkum. Dalam shariah ruh dari sebuah pengaruhi pergerakan masyarakat menu­
transaksi adalah keikhlasan yang dimak­ ju kepada pencapaian kemajuan. Ukhuwah
nai dengan ‘proses yang berkualitas’ dalam tidak hanya diartikan dalam artian sempit
sebuah transaksi. Maka dari itu, peroleh­ yang berarti persaudaraan, tetapi ukhuwah
an laba yang dibenarkan dalam shariah adalah simpul yang mengikat kuat, tidak
adalah good profit saja, dengan screening bisa terpatahkan oleh sesuatu, ditampak­
awal yaitu transaksi haruslah halal (asas kan dengan ekspresi yang mengikat dalam
keadilan). Dilanjutkan dengan sisi opera­ perilaku dan sikap seseorang ketika ia hidup
sional haruslah mempertimbangkan ketiga dalam sebuah komunitas yang mempunyai
asas lainnya (persaudaraan, keseimbangan karakter kohesif, saling mendukung, saling
dan universalisme), dan kemudian screen- memberi dan menerima, saling percaya dan
ing akhirnya adalah transaksi membawa mempercayai, serta saling mengayomi dan
kemaslahatan di antara pelaku usaha (asas mendorong untuk mewujudkan kemajuan
kemaslahatan). Maka, semua poin pada asas bersama. Ukhuwah dalam asas transaksi
transaksi syariah telah mewakili pendapat syariah adalah sharing economics, sehingga
tentang akuntansi syariah yang idealis kare­ tidak boleh seseorang mendapatkan keun­
na bebas dari unsur-unsur non-materi. tungan di atas kerugian orang lain. Bebe­
Semua prinsip yang terkandung dalam peri­ rapa informan menyatakan bahwa mereka
laku humanis melalui pencarian laba bisa sudah melakukan konsep ukhuwah dalam
dilihat melalui hasil observasi, wawancara bisnis mereka, misalnya mereka sudah ber­
yang mendalam, dan dokumentasi yang pe­ usaha untuk menolong reseller, atau siapa
neliti dapatkan dari penggalian data ke dua pun yang ingin bekerja sama dengan mere­
puluh pebisnis dan wirausahawan di bawah ka. Untuk lebih jelas lagi, simak wawancara
ini. Penelitian ini kemudian berusaha untuk dengan wirausahawan perempuan asal Su­
melihat antara seharusnya dan kenyataan koharjo Nelia Felayani yang merupakan pe­
yang terjadi di lapangan. Bagaimana seorang rajin busana muslim dan alat-alat sholat.
pebisnis dan wirausahawan muslim meya­
kini bahwa mereka sudah berbisnis dan ber­ “Saya selalu menandaskan kepa­
wirausaha dengan baik dan perilaku mereka da reseller saya, janganlah meng­
ketika berbisnis dan berwirausaha. Berikut ambil laba lebih dari 10 ribu per
dijelaskan satu per satu hasil wawancara item, jualan haruslah sabar, ja­
dengan informan sesuai dengan garis besar ngan menjual mahal, karena
yang tertulis dalam asas transaksi syariah. kasih­an konsumen yang membe­
Persaudaraan (Ukhuwah) dalam bisnis li. Jika satu bulan berhasil men­
dan kewirausahaan shariah merupakan jual 1000 pcs produk, dilaku­
suatu keniscayaan. Persaudaraan merupa­ kan ambil laba Rp10.000,00
kan salah satu prinsip yang terdapat dalam saja sudah dapat penghasilan
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 45

Rp10.000.000,00. Jadi, harus ra­ saya biasa suplai gamis syar’i ke


jin berjualan agar produk yang Tanah Abang Jakarta. Saya men­
terjual banyak dan mendapatkan jaminkan nama saya sehingga
laba banyak. Alhamdulillah beber­ kalau teman saya misalnya lari,
apa reseller saya dengan sistem saya yang akan dituntut oleh om
pengambilan laba yang tidak ter­ dan tante saya. Teman saya meng­
lalu besar, ada beberapa yang ambil gamis syar’i dari konvek­
mampu membeli rumah tanpa sian dua saudara saya tersebut
KPR dan membukakan klinik ke­ secara lunak, misalnya kalo ada
cantikan untuk istrinya. Hanya model baru, saya langsung kirim
fokus menjualkan 1 produk saja. foto gamis syar’i ke teman saya
Di Jawa banyak orang kurang dan teman saya memilih. Tanpa
percaya dengan kemampuannya, harus mentransfer uang terlebih
lebih banyak terombang-ambing dahulu barang sudah dikirim oleh
pada perilaku pesaingnya, ha­ om atau tante saya ke Sidoarjo.
rus ada strategi perang tapi tidak Teman saya transfer ke om atau
melukai” (Nelia Felayani). tante saya terserah dia, asalkan
tidak sampai lebih dari dua ming­
Wawancara di atas menandaskan bah­ gu setelah pengiriman barang.
wa wirausahawan tersebut telah menerap­ Dan saya pun mengambil produk
kan prinsip ukhuwah dalam transaksi ber­ mukena dan baju-baju muslim
dasarkan prinsip saling mengenal (ta’aruf), brand tertentu dari teman saya
saling memahami (tafahum), saling menolong yang di Sidoarjo tersebut. Tapi bi­
(ta’awun), saling menjamin (takaful), dan sa­ asanya dia kirim dulu ke Suma­
ling bersinergi dan beraliansi (tahaluf). Peri­ tera Utara, baru saya transfer se­
laku saling menjamin biasa dilakukan oleh bulan setelah barang dikirim. Jadi
beberapa wirausahawan yang tergabung da­ sama-sama untunglah…” (Syahri
lam suatu komunitas berdasarkan persauda­ Fauzi).
raan karena mereka besar di pesantren yang
sama dan/atau dikarenakan gimmick, yaitu Nilai-nilai persaudaraan juga mun­
pertukaran barang di antara mereka. Misal­ cul dari beberapa informan lainnya, yaitu
nya ada wirausahawan asal Bandung (ting­ mereka yang bekerja dan membangun per­
gal di Sumut) yang menjaminkan namanya saudaraan dengan mitra kerja dan juga ma­
kepada kawannya untuk bisa mengambil syarakat. Misalnya simak saja pemaparan
barang di saudaranya dengan pembayaran salah seorang wirausahawan dari Jombang
yang lunak. Penjaminan dilakukan karena yang berkomitmen tinggi untuk mengab­
ia pun sebenarnya mendapatkan kemudah­ dikan dirinya ke masyarakat, seperti pe­
an dengan membeli beberapa item barang maparan M. Zainuddin di bawah ini.
jenis lainnya, dari sosok yang dijamin oleh­
nya dengan cara pembayaran tempo. Un­ “Saya berusaha bekerja de­ ngan
tuk le­bih jelasnya simak wawancara dengan keras dan meniatkan semua yang
Syahri Fauzi. saya kerjakan untuk tujuan beri­
badah. Maka, saya juga aktif di
“Saya seringkali bekerja sama kegiatan sosial dan mendukung
dengan beberapa teman alum­ jalannya kegiatan-kegiatan sosial.
ni pesantren yang sama karena Kemudian saya juga mengarah­
saya sudah saling percaya dan al- kan anak-anak muda di sini agar
hamdulillah bertahun-tahun saya membuat kegiatan yang berman­
bekerja sama tidak ada masalah. faat. Banyak anak muda yang
Salah satu usaha saya adalah mabuk-mabukan, dan saya bikin
penjualan baju muslim di satu kegiatan yang bisa menyadarkan
daerah di Sumatera Utara, selain mereka. Kemarin juga istri saya
usaha di bidang toko roti dan ke­ menampung anak remaja yang
lapa sawit. Teman saya tinggal di terusir dari rumah orang tuanya
Sidoarjo, sering mengambil ga­ karena ketahuan hamil, daripada
mis syar’i produksi om dan tante anaknya diaborsi mending kami
saya di Bandung. Om dan tante urusi, dan sekarang ternyata su­
46 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

1
3 -Menata
2
interaksi
Ukhuwah sosial,
dalam Transaksi syariah: harmonisasi
transaksi: Mengutamakan values kepentingan,
saling kebersamaan dalam kemanfaatan
mengenal; pencarian manfaat. secara umum
saling Sehingga tidak boleh & tolong
memahami; ada keuntungan atas menolong.
saling kerugian.
menolong; - Sebagian informan -Sebagian
saling telah informan
menjamin; mengimplementasi menjunjung
saling sinergi kan hal ini. tinggi nilai ini.
dan beraliansi

Gambar 2. Perilaku Pebisnis & Wirausahawan Muslim Berkaitan dengan Persaudaraan

dah ada lagi remaja lainnya yang pemberdayaan masyarakat, tetapi mereka
juga hamil duluan. Dulu saya ikut memperhatikan urusan sharing econo­mics,
programnya pendampingan desa misalnya mereka memberdayakan mit­ ra
tertinggal dari dinas pemerintah, usa­ha dan siapapun yang bekerjasama de­
di satu daerah di Wonosalam, ngan mereka. Untuk lebih jelasnya lihat
Jombang. Tapi kemudian saya Gambar 2.
tinggal karena saya kurang sreg Pada Gambar 2 dijelaskan bahwa ko­
ada sesuatu yang bagi saya ber­ lom nomor 1 cenderung ada pada pebisnis
tentangan dengan nurani. Seka­ dan wirausahawan yang menjunjung tinggi
rang ya, saya bangun saja ma­ ukhuwah dan persaudaraan di skala yang
syarakat di area tempat tinggal lebih luas atau ke luar dari zona mereka. Ko­
saya” (M. Zainuddin). lom nomor 2 dan 3 mengindikasikan adanya
persaudaraan yang baik di antara pebisnis
Tidak ada perbedaan di antara kelom­ dan wirausahwan muslim, tetapi terbatas
pok satu, dua, dan tiga di permasalahan pada komunitas dan hubungan di antara
tentang ukhuwah dalam asas transaksi sya­ mitra bisnis mereka.
riah. Baik pebisnis dan wirausahawan dari Keadilan (‘Adalah) merupakan asas
latar belakang pesantren yang mempunyai poin kedua dalam asas transaksi syariah.
pemahaman agama baik maupun yang tidak Adil bukan harus sama rata atau siapa pun
memiliki pemahaman agama baik mempu­ bisa mendapatkan yang diusahakan dengan
nyai ciri khas yang sama, yaitu kategori per­ cara-cara yang tidak benar. Suatu kegiatan
tama, sebagian informan menjunjung tinggi usaha dinyatakan adil apabila terbebas dari
tatanan dalam interaksi dengan masyarakat riba (unsur bunga), kezaliman (yang meru­
dan juga menjunjung tinggi harmonisasi be­ gikan), maysir (judi, gambling), gharar (keti­
berapa kepentingan pribadi dan sosial. Hal dakjelasan), dan haram (Ikatan Akuntan
ini dilakukan dalam rangka menjaga aspek Indonesia, 2007). Pelarangan riba secara
kemanfaatan dan tolong menolong yang su­ eks­plisit telah disebutkan pada surat al-
dah terinternalisasi dalam diri masing-ma­ Baqa­rah[2]: 275-281; Ali Imran[3]: 129-130;
sing pelaku usaha. Basic dari spirit yang di­ al-Nisa[4]:161 dan al-Rum[30]: 39. Sebuah
junjung adalah pemberdayaan masyarakat, hadis secara spesifik menyebutkan bahwa
dan nilai manfaat yang tinggi untuk ma­ ada dua jenis riba, yaitu: riba al-fadl dan riba
syarakat. Adapun kategori kedua adalah al-nasi’ah. Riba fadl merupakan salah satu
sebagian informan tidak banyak melakukan jenis riba yang terjadi dikarenakan adanya
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 47

pertukaran barang atau produk yang seje­ yah memiliki unsur riba fadhl dan nasi’ah.
nis tetapi berbeda kriteria ataupun kuali­ Adapun jenis riba yang kedua dan ketiga
tas (mistlan bi mistlin), memiliki kuantitas menurut pendapat Ulama adalah riba fadhl
yang sama (sawaa’an bisawa’in) dan sama dan riba nasi’ah (seperti yang telah dijelas­
dise­rahkan pada waktu yang bersamaan kan di atas).
(yadan bi yadin). Pertukaran yang terma­ Kezaliman (yang merugikan) adalah
suk riba fadhl ini merupakan gharar, yaitu mengambil sesuatu yang bukan merupa­
adanya ketidakjelasan di antara dua pihak kan hak seseorang. Kegiatan zalim bisa juga
yang menukarkan barang tersebut. Adanya dilakukan dengan cara memberikan sesuatu
ketidakjelasan ini mengakibatkan terjadinya tidak sesuai dengan ukuran, kualitas, dan
kezalim­an untuk masing-masing pihak atau temponya, serta meletakkan suatu hal bukan
salah satu pihak yang melakukan transak­ pada tempatnya serta posisinya. Pe­ rilaku
si. Sebagai contoh, yaitu pertukaran emas zalim mengakibatkan kerusakan (mudharat)
dengan kadar 75% sebesar 10 gram dengan bagi masyarakat ataupun pihak-pihak yang
emas dengan kadar 50% sebesar 15 gram. melakukan transaksi (Ikatan Akuntan Indo­
Agar transaksi menjadi jelas, ada baik­ nya nesia, 2007).
untuk melihat harga pasar dan menak­ Maysir (judi, gambling) adalah suatu
sir harga emas, kemudian memberlakukan usaha yang dilakukan dengan spekulatif dan
harga pasar untuk transaksi yang sedang tidak rasional. Adapun gharar (ketidakjelas­
dilakukan agar tidak terjebak pada perilaku an) adalah adanya ketidakpastian di antara
riba fadhl (Hasan, 2014). para pelaku bisnis, terkait dengan barang,
Adapun riba al-nasi’ah merupakan riba harga, waktu penyerahan, dan serah teri­
yang terjadi akibat adanya utang piutang manya. Haram berkaitan dengan haram se­
yang dilakukan dengan akad qard dan tidak cara dzat, yaitu yang terkait dengan barang/
sesuai dengan prinsip dari kaidah “untung jasa yang ditransaksikan ataupun haram
muncul bersama risiko” (al-qhunmu bil ghur- secara sifat dan prosesnya. Dari bebe­ rapa
mi) dan “hasil usaha muncul bersama biaya” informan yang peneliti temui, mayoritas
(al-kharaj bid dhaman). Sebagaimana diketa­ kelompok dalam pebisnis dan wirausahawan
hui bahwa utang terbagi menjadi utang kon­ muslim melakukan bisnis mereka de­ ngan
sumtif dan ini dilarang untuk dikenakan sangat berhati-hati. Mereka setuju bah­
tambahan, dan juga utang produktif den­ wa keadilan dalam bisnis harus dijunjung
gan cara mudharabah, musharakah dan lain tinggi, tetapi ketika peneliti mewawancarai
sebagainya. Utang konsumtif dalam ben­ satu per satu, terdapat berbagai perbedaan
tuk barang tidak diakadkan utang, karena persepsi apabila keadilan tersebut dikaitkan
bisa diakadi dengan jual beli (murabahah), dengan standar asas transaksi syariah. Mi­
adapun utang berupa uang masuk dalam salnya yang berkaitan dengan konsep riba,
kategori qard dan tidak boleh ada tambah­ terdapat perbedaan antara satu pebisnis
an. Riba nasi’ah dianggap juga dengan riba dan wirausahawan tentang persepsi bahwa
karena adanya tambahan dalam transaksi bunga bank adalah riba. Hal ini berkaitan
utang piutang, baik tambahan tersebut te­lah dengan perilaku mereka dalam berinteraksi
disepakati dan dijanjikan di awal maupun ti­ dengan perbankan. Simak wawancara beri­
dak disepakati dan dijanjikan pada awalnya. kut ini dengan Andika Fauzi, wirausahawan
Sebagai contoh riba nasi’ah adalah transak­ muda asal Bandung yang produsen sepatu.
si kredit di bank konvensional. Selain pe­
ngertian dan pembagian riba menjadi riba “Kalau untuk permodalan sebe­
fadl dan riba nasi’ah, para Ulama terdahulu narnya saya nggak mau pinjam ke
juga membagi riba menjadi tiga jenis, yaitu bank konvensional. Sudah lama
riba yang berlangsung pada saat sebelum mencoba pakai skema mudhara-
Islam datang (riba jahiliyah). Riba tersebut bah, tetapi kok saya belum berha­
awalnya berupa pinjaman. Apabila seseorang sil dengan jalan itu, rata-rata saya
tidak bisa mengembalikan pinjam­an, maka ditolak. Jadi, saya masih memakai
ada beranak pinak dan kemudian pokok kartu kredit dan pinjam ke Bank.
pinjaman akan menjadi berlipat ganda. Riba Hanya saja saya tidak pernah
jahiliyah memiliki kesamaan dengan prinsip berspekulasi sehingga Inshaallah
dari kaidah “setiap pinjaman yang mengam­ kartu kredit dan juga kredit dari
bil manfaat merupakan riba” (kullu qardin bank konvensional semua sudah
jarra ala manfaatin fahuwa riba). Riba jahili- terukur, terencana, dan teranalisa
48 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

dari sisi peluang dan ancaman­ la retradisionalisasi semu. Artinya, kembali


nya” (Andika Fauzi). ke fitrah bukan menjadikan simbol-simbol
keislaman hanya sebagai artifisialisasi ke­
Beberapa pebisnis dan wirausahawan mapanan, sedangkan berakuntansi atau
sebenarnya memahami bahwa mereka tidak berekonomi misalnya, hanya ditempeli sim­
ingin bertransaksi dengan bank konvension­ bol syariah atau Islam, padahal nilai yang
al, tetapi seperti pernyataan di atas, bebera­ ada masih bersumber pada nilai-nilai Barat.
pa orang belum terbiasa dengan kerja sama Sejauh pengamatan peneliti, perban­
skim syariah ataupun meminjam dari bank kan syariah terkadang kehilangan ruh kare­
syariah. Oleh karena itu, akhirnya mereka na terjebak pada konsepsi dan operasional
harus kembali kepada bank konvensional. dasar dari perbankan konvensional sehing­
Simak wawancara dengan Muhammad Yan­ ga mayoritas akad yang digunakan adalah
di, seorang wirausahawan asal Malang. akad murabahah untuk sebagian besar pem­
biayaan. Jika menilik pada hukum penggu­
“Untuk permodalan saya tetap naan akad tersebut, sah-sah saja karena
menggunakan modal dari bank halal dan sesuai dengan fatwa dari Dewan
konvensional karena saya tidak Shariah Nasional. Akan tetapi, jika merujuk
percaya dengan bank syariah. kepada tujuan syariah (maqashid al-shari-
Saya pernah meminjam di bank ah), terkadang sesuatu yang halal belum
XXXX Syariah, dan ternyata kejam tentu membawa kemaslahatan jika belum
sekali, waktu itu beberapa bisnis teruji terlebih dahulu.
saya sedang sepi semua, dan saya Terlepas dari beberapa wawancara di
beberapa bulan telat membayar atas, mayoritas informan meyakini dengan
cicilan, eh tiba-tiba jaminan su­ baik bahwa mereka harus terus berupaya
dah mau ditawar aja dengan har­ untuk meninggalkan bank konvensional.
ga yang rendah di bawah harga Misalnya simak wawancara dengan peng­
pasar” (Muhammad Yandi). usaha asal Gresik, yaitu Yanuar Bilza di
bawah ini:
Dari dua puluh informan, peneliti
mendapati ada lima informan yang sudah ti­ “Saya seringkali bekerja sama de­
dak mempercayai perbankan syariah karena ngan bank syariah, misalnya kami
mereka kecewa dengan perhitungan margin pengusaha menginginkan skim
nisbah yang disepakati sejak awal. Peneli­ pembiayaan model A, tetapi bank
ti setelah mewawancarai informan tersebut syariah belum mempunyai mo­del
menemukan sebuah jawaban, bahwa keke­ tersebut, maka kami men-sup-
cewaan mereka akibat beberapa hal; perta­ port bank syariah agar dirumus­
ma, karena kurang adanya kejelasan akad kan pembiayaan dengan model A
yang disampaikan oleh pihak bank syariah tersebut. Agar usaha kami bisa
sehingga ada kesalahan persepsi; kedua, hil­ berjalan dengan baik dan usaha
angnya spirit bahwa pembiayaan juga meng­ kami bisa dibiayai oleh perbankan
usung grand theory tentang lost sharing se­ syariah. Jadi, antara pengusaha
hingga jika nasabah mengalami kesulitan dengan bank syariah harus beri­
maka komunikasi antar bank syariah-nasa­ ringan. Pengusaha membesarkan
bah kurang, dan ini berpotensi pada untrust bank syariah dan bank syariah
antara nasabah-bank syariah. Pernyataan membesarkan pengusaha” (Yanu­
beberapa nasabah yang tidak percaya lagi ar Bilza).
dengan perbankan syariah bukan tanpa
alasan. Hal ini dirunut dari pernyataan Mu­ Beberapa pebisnis dan wirausahawan
lawarman, Triyuwono, Irianto dan Ludigdo yang konsisten bertransaksi dengan bank
(2011), bahwa sistem akuntansi dan pere­ syariah mayoritas masuk di informan kelom­
konomian di Indonesia harus mandiri dan pok yang kedua. Beberapa informan lulusan
bebas dari jebakan sosiologis dan kebu­ pesantren di kelompok yang pertama, terba­
dayaan Barat. Maka, yang paling rasional gi menjadi dua yaitu mereka yang kuat me­
dan mungkin adalah perubahan menuju megang prinsip bahwa bunga bank adalah
élan vital atau fitrah kita sendiri. Yang jelas riba dan mereka sudah tidak pernah men­
perubahan menuju fitrah bukanlah bentuk gambil kredit dari bank konvensional. Dan
yang disebut Kuntowijoyo (1999, 30) geja­ ada kelompok yang pragmatis, artinya keti­
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 49

ka bank konvensional masih lebih murah, dak ada alasan tidak bisa diretur.
dan akses elektronik banking yang nyaman Saya berjualan barang halal dan
serta dengan pertimbangan lainnya, maka tidak pernah berspekulasi. Saya
mereka tetap berinteraksi dengan bank kon­ juga selalu menjual barang yang
vensional, tetapi dengan dalih bahwa bunga sudah saya miliki” (Agus Prawira).
bank masih diperdebatkan keharamannya.
Adapun informan kelompok ketiga, mere­ Sebenarnya masih banyak sekali hasil
ka masih menganggap bahwa berinteraksi wawancara yang menjelaskan bahwa pe­
dengan bank konvensional tidak merupakan rilaku pebisnis dan wirausahawan muslim
masalah asalkan mereka sudah berbisnis sudah relatif mengikuti asas transaksi syari­
dengan baik dan menjual produk/jasa yang ah, yang berkaitan dengan keadilan. Untuk
baik. lebih jelasnya lihat Gambar 3.
Adapun untuk perilaku pebisnis dan Pada Gambar 3 dijelaskan bahwa per­
wirausahawan yang berkaitan dengan meng­ bedaan perilaku pebisnis dan wirausaha­
hindari kezaliman, gharar, maysir, dan ha­ wan muslim hanya pada aspek riba (unsur
ram, dari 20 informan memiliki perilaku bunga) saja. Akan tetapi, kaitannya dengan
yang sama, bahwa mereka sudah menjalan­ hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
kan bisnis dengan baik dan menghindar­kan keadilan, ada banyak sekali persamaan di
diri dari beberapa larangan bisnis. Simak antara satu informan dengan informan yang
wa­wancara dengan Agus Prawira pebisnis lainnya.
muda asal Sidoarjo, yang mempunyai bebe­ Dari beberapa temuan di atas perlu
rapa toko retail batik. adanya sebuah refleksi yang berkaitan de­
ngan akuntansi syariah. Beberapa informan
“Usaha yang saya jalankan se­ yang tidak percaya lagi kepada perbankan
suai dengan syariah, alhamdu- syariah, ternyata awalnya mereka sudah be­
lillah saya tidak pernah berjual­ rusaha untuk mencoba menjadi nasabah di
an kecuali atas dasar saling rela bank syariah. Akan tetapi, mereka kemudi­
satu sama lainnya. Dan saya juga an menyatakan bahwa perbankan syariah
memperbolehkan sistem retur un­ tidaklah berbeda dengan perbankan konven­
tuk barang yang cacat. Ketika ti­ sional, artinya akuntansi syariah yang idealis

Informan kel. 1: Sebagian


yakin bunga dilarang &
sebagian sebaliknya

Informan kel. 2: Sebagian


Riba (unsur bunga) besar sudah meninggalkan
unsur bunga

Kezaliman (merugikan Informan kel. 3: Sebagian


besar tidak berkeyakinan
Keadilan bahwa bunga dilarang
(Adalah) Maysir (gambling/judi)

Semua informan meyakini


Gharar (ketidakjelasan)
bahwa mereka sudah
berusaha untuk menjauhi
aspek kezaliman, maysir,
Haram (dzat & proses) gharar dan haram dalam
bisnis mereka

Gambar 3. Perilaku Pebisnis & Wirausahawan Muslim Berkaitan dengan Keadilan


50 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

Halal, Thayib (baik) & tidak


menimbulkan kemudharatan

Duniawi & Material &


Ukhwari Kemaslahatan Spiritual
individu &
kolektif dapat
dijaga dengan
terjaganya 5 hal:

1. Akidah, keimanan & ketakwaan (din); 2. Jiwa dan


keselamatan (nafs); 3. Akal (aql); 4. Keturunan (nasl);
5. Harta benda (mal)

Gambar 4. Implementasi Prinsip Kemaslahatan dalam Asas Transaksi Syariah

di perbankan syariah masih harus berjalan berarti memerangi antitesis dari kemaslaha­
begitu berat karena masih dikalahkan den­ tan itu sendiri, yaitu kerusakan. Kemasla­
gan akuntansi syariah versi pragmatis. Per­ hatan merupakan salah satu prinsip yang
bankan syariah banyak terjebak pada peng­ terdapat dalam asas transaksi syariah. Fau­
gunaan akad yang “memudahkan” mereka zia (2017) menyatakan bahwa kemaslahatan
dalam penghitungan nisbah, sehingga “wa­ adalah tujuan dari pensyariatan hukum Is­
jah” dari transaksi yang ada masih “bertope­ lam (maqashid al-shariah). Makna etimologi
ngkan” skim kredit dari perbankan konven­ maqashid al-shariah terdiri dari maqashid
sional. Implementasi akuntansi syariah yang yang berarti tujuan-tujuan, dan shariah ada­
idealis di perbankan syariah sebenarnya bisa lah jalan menuju ke arah sumber kehidupan.
saja dilakukan ketika perbankan syariah Adapun pengertian maqashid al-shariah yai­
menyiapkan sistem yang bisa “menyelamat­ tu Allah selaku shari’ (pembuat syariah),
kan” perbankan syariah dari ketakutan akan mempunyai maksud ketika mensyariatkan
adanya kebocoran jika loss sharing diterap­ suatu syariat. Maksud Allah adalah untuk
kan. Misalnya ketika bank syariah adalah memberikan kebaikan dan kemaslahatan
bank retail dan sebagian besar pembiayaan­ bagi manusia. Tercapai­ nya kebaikan dan
nya untuk UMKM, maka bank syariah bisa kemaslahatan tersebut bisa dipenuhi jika
bergandengan de­ ngan beberapa kalangan manusia berhasil mencukupi kebutuhan
untuk pendam­ pingan UMKM tersebut seh­ primer (dharuriyat), sekunder (hajiyat), dan
ingga bisa dimi­nimalisasi aspek loss sha­ring tersier (tahsiniyat) agar manusia bisa mewu­
yang ditakutkan akan terjadi. Akuntansi judkan kehidupan yang sejahtera dan bisa
syariah versi pragmatis juga bisa dilihat dari menjadi hamba Allah yang baik. Syariah
aroma berlakunya “denda” untuk keterlam­ diturunkan untuk membangun kemasla­
batan cicilan di beberapa perbankan syari­ hatan manusia di dunia dan akhirat. Cara
ah. Alih-alih denda tersebut bertujuan un­ meraih kemaslahatan adalah dengan mem­
tuk mendisiplinkan debitur, maka “aroma” perolehnya, menghindarinya, atau memper­
pragmatisasi sangat kental di sini. Denda se­ oleh hal-hal yang bisa menjaga kebutuhan
cara kasat mata bersinggungan dengan prin­ dharuriyat manusia dan menghindari hal-
sip “kullu qardin jarra manfaah fahuwa riba” hal yang bisa merusak dan menghilangkan
(setiap pinjaman yang mengambil manfaat tercapainya pemenuhan kebutuhan dharuri-
adalah riba). Manfaat bisa berarti tambahan. yat. Hakikat perintah dan larangan syariah
Jika ada denda berarti ada tambahan dalam adalah untuk mewujudkan tujuan syariah,
peminjaman. yaitu “jalb al-mashalih wa dar’u al-mafasid”
Kemaslahatan (Maslahah) merupakan (merea­ lisasikan kemaslahatan dan meno­
sarana untuk mencapai kesejahteraan, kare­ lak kerusakan). Dalam rangka menjaga
na dengan menjunjung tinggi kemaslahatan, kemaslahat­an, manusia harus tercukupi ke­
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 51

butuhan dharuriyat-nya, demi menjaga ke­ Andri Fauzi.


berlangsungan lima hal, yaitu: pertama, pen­
jagaan agama/hifz al-din; kedua, penjagaan “Untuk karyawan, saya mempu­
jiwa/hifz al-nafs; ketiga, penjagaan akal/hifz nyai 17 karyawan, alhamdulillah
al-aql; ke-empat, penjagaan keturunan/hifz mereka selalu saya ajak ke jalan
al-nasl, dan; kelima, penjagaan harta ben­ Allah, karena memang mayori­
da/hifz al-mal. Setelah penjagaan dharuriyat tas saat ini ketika mereka hidup
terpenuhi, pemenuhan hajiyat baru boleh di dunia, waktu mereka habis
dilakukan, dan menyusul selanjutnya pen­ di tempat usaha saya, di dalam
jagaan tahsiniyat. Untuk lebih jelasnya lihat lingkung­an saya. Selain bisnis,
Gambar 4 tentang aspek kemaslahatan da­ saya sekarang sedang asyik di
lam asas transaksi syariah. social movement yaitu revital­
Beberapa pebisnis dan wirausahawan isasi sungai Citarum, bersama
muslim yang berhasil peneliti temui me­ ma­ syarakat kecil korban banjir
nyatakan bahwa mereka telah berusaha Citarum yang rusak, yang keru­
untuk tidak masuk ke dalam area jual beli sakannya nomor 1 di dunia” (An­
produk/jasa yang tidak halal dan thayyib. dri Fauzi).
Akan tetapi, beberapa di antara mereka ma­
sih berbeda pendapat tentang hal tersebut. Begitu juga wawancara dengan pengu­
Misalnya seorang pebisnis asal Sidoarjo, Ah­ saha percetakan buku dan al-Qur’an asal
mad Suhariyono Ia telah memiliki puluhan Jakarta, M. Abdul Qohhar. Ia menandaskan
bisnis di bidang retail, kuliner, dan property. bahwa menjaga kemaslahatan adalah se­
Ia juga merupakan produsen herbal. Akan suatu yang sangat dianjurkan dalam sebuah
tetapi, ia memiliki satu usaha, yaitu rental bisnis. Maka dari itu ia berusaha untuk
game online, yang sebenarnya menurut pe­ menjangkau masyarakat yang termarjinal­
neliti memiliki omzet yang sangat kecil jika kan, dengan pembelajaran al-Qur’an gratis
dibandingkan dengan pendapatan bulanan­ yang ia gerakkan. Simak penuturan M. Ab­
nya yang mencapai miliaran rupiah. Ketika dul Qohhar di bawah ini.
ditanyakan kepada Ahmad Suhariyono ten­
tang keberadaan game online-nya yang ter­ “Berinteraksi dengan al-Quran
kadang membuat masyarakat resah, kare­ sungguh membawa manfaat dan
na anak-anak mereka kecanduan bermain keuntungan. Maka dari itu, di ten­
game online, maka ia menjawab: gah gempuran e-book alhamdulil-
lah omzet perusahaan ini tetap
“Usaha game online saya Alham- stabil dan bahkan cenderung naik.
dulillah ramai banyak anak-anak CSR bisnis ini fokus pada pembe­
yang menjadi pelanggannya. Jadi, lajaran al-Qur’an, misalnya kita
sayang kalau ditutup karena saya berikan layanan belajar al-Quran
sudah terlanjur membeli pera­ gratis untuk para dhuafa, anak-
latan untuk usaha tersebut usa­ anak jalanan, panti asuhan, dan
ha tersebut berjalan sudah berta­ juga para nara pidana di penja­
hun-tahun dan menguntungkan” ra-penjara” (M. Abdul Qohar).
(Ahmad Suhariyono).
Untuk bahasan tentang kemaslahatan,
Wawancara ini menjelaskan bahwa dari ketiga kelompok pebisnis dan wirau­
pebisnis ini belum memahami arti maqashid sahawan mayoritas kelompok pertama me­
al-shariah, yaitu tujuan berbisnis adalah un­ megang erat unsur duniawi dan ukhrawi,
tuk menyebarkan kemaslahatan bagi indivi­ material dan spiritual, serta konsisten ber­
du dan masyarakat. Peneliti menyayangkan usaha menjaga kemaslahatan individu dan
persepsi dari pebisnis tersebut dikarenakan kolektif. Hal ini bertentangan dengan infor­
sebenarnya usaha game online yang ia miliki man kelompok yang kedua. Mereka yang
omzetnya tidak seberapa jika dibandingkan aktif mempelajari kaidah-kaidah agama
dengan keseluruhan usaha yang ia punya. ternyata masih sering mempertimbangkan
Beberapa wirausaha lainnya banyak yang aspek untung-rugi sebelum mereka berfikir
telah menjalankan aspek maslahah dengan tentang aspek kemaslahatan. Kelompok ke­
baik, misalnya simak wawancara di bawah tiga dari informan juga berfikiran yang sama
ini dengan pengusaha sepatu asal Bandung, dengan kelompok kedua. Mereka berfikir su­
52 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

dah cukup apabila bisnis mereka halal. As­ pemanfaatan dan pelestarian, dijelaskan le­
pek kemaslahatan tidak terfikirkan dengan wat barakah cost yang harus senantiasa di­
baik. junjung oleh pelaku bisnis dan usaha agar
Keseimbangan (Tawazun) idealnya me­ bisa mendapatkan good profit.
liputi semua aktivitas di dunia ini karena e­ Wawancara dengan berbagai informan
sensi kehidupan di dunia ini adalah keseim­ menjelaskan bahwa sebagian besar para
bangan. Dalam bisnis dan kewirausahaan pebisnis dan wirausahawan sudah berusaha
Islam mengajarkan prinsip keseimbangan, untuk menerapkan prinsip keseimbangan
misalnya ketika muncul perdebatan tentang dalam usaha yang mereka besarkan. Bah­
madzhab dalam ekonomi Islam. Iqtishadu- kan, peneliti melihat adanya keinginan dari
na yang digawangi oleh Baqir al-Shadr me­ para informan untuk ikut serta berjuang
nyatakan bahwa istilah ekonomi tidak lazim di masyarakat. Misalnya simak pernyataan
untuk digunakan dalam konteks Ekonomi salah satu informan dalam penelitian ini,
Islam. Esensi dari ekonomi Islam seper­ yaitu K.Z. Husein pengusaha muda lulusan
ti yang tertulis di dalam al-Qur’an adalah Pondok Pesantren di Jawa Timur asal Ja­
al-Iqtishad yang berarti pertengahan atau karta, yang merupakan owner beberapa PT,
bisa dianggap sebagai keseimbangan. Da­ Franchise, dan beberapa bisnis lainnya.
lam al-Qur’an juga dijelaskan bahwa hidup
haruslah dilakukan dengan seimbang, mi­ “Selalu menyertakan dimensi spi­
salnya untuk konteks perilaku konsumsi, ritual dalam bisnis saya, misalnya
seorang muslim harus berperilaku perte­ sedekah. Dengan membangun di­
ngahan. Tidak boleh melampaui batas (israf), mensi vertikal dan horizontal da­
mubadzir (tabdzir), pelit, dan kikir (bukhl). lam bisnis, saya merasa nyaman.
Konteks asas transaksi syariah menyebut­ Saya juga mempunyai Yayasan
kan bahwa prinsip keseimbangan meliputi Sosial untuk bisa men-support
inti bahasan tentang keseimbangan aspek semua kegiatan sosial. Usaha
materil dan spiritual, yang diwakili dengan yang dilakukan oleh manusia se­
perintah untuk shalat berdampingan de­ lalu bermuara pada Allah, karena
ngan perintah mengeluarkan zakat. Perin­ Allah tidak pernah mengingkari
tah untuk berbisnis berdampingan dengan janjinya, tetapi manusialah yang
perintah untuk bersedekah, dan banyak lagi banyak mengingkari kewajiban­
perintah lainnya. Keseimbangan aspek pri­ nya. Saya merasa bisnis saya ber­
vat dan public juga selalu mengikuti keseim­ jalan karena semata-mata perto­
bangan aspek materil dan spiritual, karena longan dari Allah, karena belum
aspek publik selalu mengiringi kondisi spiri­ ada 10 tahun, omzet bisnis saya
tual manusia. Dalam ekonomi Islam dijelas­ sudah miliaran rupiah. Bisnis pun
kan dengan gamblang bahwa kepemilikan beranak pinak, di bidang konvek­
terbagi menjadi kepemilikan individu, pub­ si, retail, kuliner, dan supplier ba­
lik dan negara. Bahasan lainnya dalam asas han baku makanan. Saya selalu
transaksi syariah adalah keseimbangan sek­ mengeluarkan sedekah di muka,
tor keuangan dan riil yang terangkum dalam sebesar 10% jika saya melakukan
akad-akad yang humanis berbasis sharing sebuah tender. Misalnya ketika
atau lebih jelasnya adalah akad mudhara- ada tender 1 miliar, saya akan ber­
bah atau profit and loss sharing. Aspek ma­ sedekah 100 juta di awal agar ten­
teril, spiritual, privat, public, keuangan, riil der tersebut bisa jatuh ke tangan
tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa saya. Apabila saya baru pegang
diiringi dengan keseimbangan aspek bisnis uang 10 juta maka itu yang saya
dan sosial. Inti dari ajaran Islam menya­ dahulukan. Kekurangannya saya
takan bahwa manusia haruslah berbisnis, anggap sebagai utang saya ke
untuk menjaga kelangsungan hidup mere­ Allah. Alhamdulillah selama ini
ka, diungkapkan juga dalam kajian tentang tender selalu berdatangan kepa­
bisnis syariah bahwa bisnis adalah aktifitas da saya. Sejak saya menerapkan
yang memberdayakan. Ketika manusia ber­ sedekah 10% di awal, saya jarang
bisnis, harus bisa mensejahterakan dirinya, sekali mencari klien dan tender,
keluarganya, masyarakat di sekitarnya dan karena tiba-tiba ada calon klien
juga alam. Aspek terakhir dalam asas tran­ yang menawarkan kerja sama.
saksi syariah adalah keseimbangan aspek Saya dulu pada awal bisnis sa­ngat
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 53

matematis sekali, karena saya dan sekitarnya.


mahasiswa ekonomi di PT Swas­
ta terkemuka di Jakarta, tapi di “Karyawan harian ada 10 orang
awal, beberapa bisnis saya malah yang tugasnya membantu proses
gulung tikar. Kemudian saya me­ produksi (potong, obras, border,
nerapkan janji Allah dan berbisnis dan packing). Semua pengerjaan
dengan Allah. Alhamdulillah saya jahit melalui plasma dan pember­
sekarang mempunyai ratusan dayaan warga sekitar wilayah kota
karyawan” (K.Z. Husein). Malang dan Kabupaten. Plasma
itu sistem kelola 1 ahli dalam 1
Pengusaha di bidang garmen dan sup­ daerah untuk mengelola warga­
plier bahan makanan beberapa hotel ini nya. Jadi, setiap 1 daerah diawasi
menjelaskan bahwa seyogyanya berwirau­ oleh 1 pengawas ahli dan dia yang
saha haruslah menerapkan prinsip keseim­ bertugas sebagai quality control
bangan dalam hidup. Demi meraih kesuk­ sebelum disetorkan” (Rinda Zuri­
sesan di dunia haruslah diniatkan dengan da).
raihan kesuksesan di akhirat. Beberapa
informan lainnya dengan motif akhirat dan Setelah peneliti menganalisis dengan
spiritual juga memiliki suatu wadah untuk baik hasil wawancara yang didapatkan,
bisa memanfaatkan keuntungan usaha me­ hampir semua informan bisa dikatakan
reka, misalnya peneliti melihat bahwa tujuh memiliki keyakinan tentang prinsip kese­
dari 20 informan yang berhasil diwawancarai imbangan. Akan tetapi, terdapat beberapa
ternyata mempunyai yayasan lembaga pen­ perbedaan persepsi, antara sektor keuangan
didikan dan juga sosial. Untuk lebih jelas­ dengan riil dan keseimbangan antara aspek
nya simak wawancara di bawah ini dengan pemanfaatan dan kelestarian.
Syahri Fauzi, wirausaha yang juga lulusan Informan dari kelompok yang pertama,
pesantren. yaitu para pebisnis dan wirausahawan dari
lulusan pesantren rata-rata memiliki jiwa
“Kami membuka yayasan pendi­ memberdayakan yang lebih tinggi dibanding­
dikan anak-anak usia dini sebagai kan dengan yang lainnya. Akan tetapi, me­
CSR usaha kami. Dan setiap ha­ reka masih belum teredukasi dengan baik,
bis subuh satu minggu sekali tata cara tentang keseimbangan antara as­
kami mengajari masyarakat un­ pek pemanfaatan dan kelestarian. Informan
tuk belajar ilmu mawaris, atau dari kelompok kedua dan ketiga, memiliki
ilmu tentang waris mewaris. Kami awareness yang lebih rendah dari kelompok
juga lambat laun mengedukasi pertama, dalam hal pemberdayaan ma­
masyarakat akan riba-riba yang syarakat dan aspek sosial. Kelompok kedua
terselubung, misalnya ketika dan ketiga memiliki tingkat pemahaman dan
seorang A meminjamkan uang perilaku yang baik tentang keseimbangan
di B, dan B menjaminkan kebun pelestarian dan pemanfaatan.
beserta kelapa sawitnya. Kemudi­ Universalisme (Syumuliyah) merupa­
an yang terjadi, si A berhak sea­ kan inti dari ajaran Islam karena ada se­
kan-akan memiliki kebun kelapa buah pernyataan bahwa al-Islamu shalihun
sawit tersebut, memanen, dan li kulli zaman wal makkan “ajaran Islam
menikmati hasilnya. Padahal, ke­ akan sesuai di setiap waktu dan tempat.”
bun tersebut milik si B dan si B Universalisme juga merupakan inti dari dog­
tetap harus membayar utangnya ma bahwa Islam merupakan ajaran kasih
dengan jumlah yang tetap” (Syahri untuk semesta (rahmatan lil alamin). Hal ini
Fauzi). tertulis dalam QS al-Anbiya’ ayat 107, yang
maknanya “Dan tiadalah Kami mengutus
Atau simak juga wawancara dengan kamu (Muhammad), melainkan untuk (men­
seorang wirausaha asal Malang yang juga jadi) rahmat bagi semesta alam.” Dalam ayat
seorang designer muda dan owner konveksi tersebut dijelaskan dengan gamblang bah­
baju Muslim, Rinda Zurida. Ia berusaha un­ wa Islam menginginkan adanya perdamaian
tuk memberdayakan masyarakat di Malang dan kasih sayang untuk semesta alam, yang
54 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

tercermin dari kajian-kajian sirah nabawi­ uang pelicin agar diberi order.
yah. Dikisahkan dalam ayat di atas, bahwa Tapi saat ini sejak belajar agama
Allah tidaklah mengutus Nabi Muhammad dengan baik saya sudah tidak per­
melainkan untuk membawa rahmat bagi nah melakukan hal tersebut. Saya
semesta alam. Sejalan dengan ayat di atas, tetap bekerja dan mendapatkan
terdapat juga beberapa hadis yang menjelas­ orderan dengan baik. Dan saya
kan peran Nabi Muhammad, yaitu sebagai menjaga hubungan dengan para
penyebar kebaikan bagi manusia dan alam mister di sana” (Atina Marlianti).
semesta. Seperti salah satu hadis yang mak­
nanya “Sesungguhnya aku diutus untuk Informan pada kelompok pertama,
menyempurnakan akhlak yang mulia (HR kedua, dan ketiga memiliki persepsi yang
Imam Bukhari).” Berbagai bahasan tentang melandasi perilaku mereka bahwa berbisnis
universalitas Islam bisa terkaji dengan baik haruslah melintasi batasan suku, ras, dan
secara historis dan sosiologis yang kemudi­ agama. Menurut mereka semua partner
an mewarnai berbagai kajian keilmuan lain­ bisnis asalnya profesional dan bisa diajak
nya. Misalnya aspek universalitas tersebut bekerja sama dengan baik akan dijadikan
menjadi salah satu prinsip dalam kajian partner mereka dalam berbisnis. Jadi, walau
akuntansi syariah yang tertuang dalam da­ ada partner usaha muslim tidak bisa diajak
lam asas transaksi syariah, ataupun dalam bekerja sama dan tidak profesional, maka
beberapa kajian lainnya. Salah satu contoh mereka tidak akan mau mengajak untuk
bahwa Nabi Muhammad tidak membeda­ bekerja sama.
kan suku, agama, ras, dan golongan dalam
melakukan suatu transaksi, dalam sebuah SIMPULAN
hadis dinyatakan bahwa Beliau pernah Penelitian ini menggambarkan ada­
mengambil makanan dari seorang Yahudi. nya suatu keragaman perilaku pebisnis dan
Hadis tersebut –yang maknanya- adalah wirausahawan muslim dalam menjalan­
“Sesungguhnya Nabi sallalahu alaihi wasal­ kan asas transaksi syariah. Misalnya dalam
lam membeli bahan makanan dari seorang menjalankan prinsip persaudaraan, semua
Yahudi dengan cara berutang, dan Beliau informan terbagi menjadi dua; persaudaraan
menggadaikan baju besinya (HR Bukhari yang tidak dibatasi oleh aktivitas bisnis, dan;
dan Muslim).” Dalam hadis yang lainnya persaudaraan yang terbatas pada aktivitas
dinyatakan bahwa –yang maknanya- “Anas dalam bisnis. Prinsip keadilan adalah prin­
bin Malik suatu saat mendatangi Rasulullah sip yang paling mendatangkan perdebatan
dengan membawa roti gandum dan sungguh di antara satu informan dengan informan
Rasulullah SAW, telah menangguhkan baju lainnya. Pada informan kelompok pertama
besi kepada orang Yahudi di Madinah ketika yang mayoritas adalah pelaku bisnis lulus­
Beliau mengambil (meminjam) gandum dari an pondok pesantren meyakini bahwa seba­
orang Yahudi tersebut untuk keluarga Nabi.” gian di antara mereka berpendapat bunga
Wirausahawan muslim yang menja­ dilarang dan sebagian berpendapat tidak
di informan pada penelitian ini, sudah ba­ dilarang ketika tidak mendzalimi (bunga
nyak yang memahami prinsip universalitas rendah). Informan kelompok kedua menya­
dalam asas transksi syariah. Beberapa di takan bahwa sebagian besar mereka sudah
antara mereka menyuplai beberapa usaha meninggalkan bunga, dan informan kelom­
yang dijalankan oleh mitra kerja mereka, pok ketiga sama dengan informan kelompok
tanpa membedakan suku, agama, ras, dan pertama (sebagian meyakini bunga adalah
golongan. Misalnya seorang wirausaha pe­ riba dan sebagian tidak). Akan tetapi dalam
rempuan, Atina Marlianti asal Sidoarjo. Ibu prinsip keadilan yang berhubungan dengan
rumah tangga ini mempunyai vendor perse­ proses transaksi lainnya (kezaliman, maysir,
waaan mobil untuk perusahaan asing di gharar dan haram), semua kelompok meya­
area Sidoarjo, Surabaya dan Gresik. kini bahwa mereka telah menjaga bisnisnya
dari perilaku tersebut. Prinsip kemaslahat­
“Saya menyediakan mobil untuk an lebih banyak diinternalisasikan ke da­
perusahaan asing. Dan driver saya lam pebisnis dan wirausahawan kelompok
seringkali mengambil tamu-ta­ pertama, sedangkan kelompok kedua dan
mu asing tenaga ahli perusahaan ketiga lebih banyak mempertimbangkan un­
tersebut. Dulu saya sering menyu­ tung-rugi daripada kemaslahatan publik.
ap pelanggan, dengan memberi Begitu juga dengan prinsip keseimbangan.
Fauzia, Perilaku Pebisnis dan Wirausahawan Muslim dalam Menjalankan... 55

Rata-rata informan pebisnis dan wirau­ org/10.2308/apin-10122


sahawan dari kelompok pertama memiliki Fauzia, I. Y. (2016). Urgensi Implementasi
jiwa memberdayakan masyarakat yang lebih Green Economy: Perspektif Pendekatan
tinggi dibandingkan dengan kelompok yang Dharuriyah dalam Maqashid al-Shari­
kedua dan ketiga. Akan tetapi, kelompok ah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,
kedua dan ketiga mempunyai pemahaman 2(1), 87-104.
yang tinggi dalam hal pelestarian dan pe­ Fauzia, I. Y. (2017). Etika Bisnis dalam Islam
manfaatan dibandingkan dengan kelompok (3rd ed.). Jakarta: Prenada Media Ken­
yang pertama. Adapun untuk prinsip kelima cana.
dalam asas transaksi syariah, tiap kelompok Hasan, Z. (2014). In Search of the Percepti-
memiliki persepsi yang sama, yaitu berpart­ ons of the Shari’ah Scholars on Shari’ah
ner dan menjalankan bisnis mereka tanpa Governance System. International Jour-
melihat ras, suku, dan agama. Saran dari nal of Islamic and Middle Eastern Finance
penelitian ini adalah ada penelitian lain de­ and Management, 7(1), 22-36. https://
ngan pendekatan kuantitatif, dengan repon­ doi.org/10.1108/IMEFM-07-2012-
den yang lebih banyak lagi, agar bisa ditemui 2012-0059
karakteristik pebisnis dan wirau­ sahawan Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Kerangka
muslim di Indonesia. Dasar Penyusunan dan Penyajian
Lapor­ an Keuangan Syariah. Jakarta:
DAFTAR RUJUKAN Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
Ali, I. (2012). Memaknai Disclosure Laporan Kamayanti, A. (2014). Integrasi Pancasila da-
Sumber dan Penggunaan Dana Keba­ lam Pendidikan Akuntansi melalui
jikan (Qardhul Hasan) Bank Syariah. Pendekatan Dialogis. Journal of Ac-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 3(2), counting and Business Education, 2(2),
187-209. http://dx.doi.org/10.18202/ 77-168. http://dx.doi.org/10.26675/
jamal.2012.08.7154 jabe.v2i2.6063
Altinay, L., & Wang, C. L. (2011). The Influ- Kasim, N. A. A. (2012). Disclosure of Shariah
ence of an Entrepreneur’s Sociocultural Compliance by Malaysian Takaful Com-
Characteristics on the Entrepreneurial panies. Journal of Islamic Accounting and
Orientation of Small Firms. Journal of Business Research, 3(1), 20-38. https://
Small Business and Enterprise Devel- doi.org/10.1108/17590811211216041
opment 18(4), 673-694. https://doi. Mahama, H., & Chua, W. F. (2016). A Study
org/10.1108/14626001111179749 of Alliance Dynamics, Accounting and
Al-Shatibi, A. I. (1999). Al-Muwafaqat fi Us- Trust as Practice. Accounting, Organi-
hul al-Syariah. Beirut: Dar al-Ma’rifah. zations and Society, 51, 29-46. https://
Arham, M. (2010). Islamic Perspectives on doi.org/10.1016/j.aos.2016.04.004
Marketing. Journal of Islamic Marketing, Mulawarman, A. D., Triyuwono, I., Irianto,
1(2), 149-164. https://doi.org/10. G., & Ludigdo, U. (2011). Menuju Te­
1108/17590831011055888 ori Akuntansi Syariah Baru. Jurnal
Birton, M. (2016). Maqasid Syariah sebagai Ekonomi dan Keuangan Islam, 1 (1), 61-
Metode Membangun Tujuan Laporan 78.
Keuangan Entitas Syariah. Jurnal Mulawarman, A. D., & Ludigdo, U. (2010).
Akuntansi Multiparadigma, 6(3), 421- Metamorfosis Kesadaran Etis Holis­
431. http://dx.doi.org/10.18202/ja­ tik Mahasiswa Akuntansi: Implemen­
mal.2015.12.6034 tasi Pembelajaran Etika Bisnis dan
Bryant, S. M., Stone, D., & Wier, B. (2011). Profesi Berbasis Integrasi IESQ. Jur-
An Exploration of Accountants, Ac­ nal Akuntansi Multiparadigma, 1(3),
counting Work, and Creativity. Beha­ 1-16. http://dx.doi.org/10.18202/ja­
vioral Research in Accounting, 23(1), mal.2010.12.7102
45-64. https://doi.org/10.2308/bria. Parker, L. D. (2012). Qualitative Management
2011.23.1.45 Accounting Research: Assessing Deli-
Cataldo, J. M., & McInnes, J. M. (2011). The ver­­ables and Relevance. Critical Perspec-
Accounting Identity and the Identity of tives on Accounting, 23(1), 54-70.
Accountants: Accounting’s Competing https://doi.org/10.1016/j.cpa.2011.
Paradigms through the Prism of Profes­ 06.002
sional Practice. Accounting and the Pub- Power, M. K., & Gendron, Y. (2015). Qualita-
lic Interest, 11(1), 116-129. https://doi. tive Research in Auditing: A Method­
56 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 9, Nomor 1, April 2018, Hlm 38-56

ological Roadmap. AUDITING: A Journal An Examination of Organizational


of Practice & Theory, 34(2), 147-165. Goals and Accounting Feedback. Ac-
https://doi.org/10.2308/ajpt-10423 counting, Organizations and Society,
Rokhim, R., Wahyuni, S., Wulandari, P., & 53, 1-16. https://doi.org/10.1016/j.
Pinagara, F. A. (2017). Analyzing Key aos.2016.07.001
Success Factors of Local Economic De­ Triyuwono, I. (2006), Akuntansi Syariah:
velopment in Several Remote Areas in Menuju Puncak Kesadaran Ketuhanan
Indonesia. Journal of Enterprising Com- Manunggaling Kawulo Gusti. In Pidato
munities: People and Places in the Glo­ Pengukuhan Guru Besar. Universitas
bal Economy, 11(4), 438-455. https:// Brawijaya, Malang.
doi.org/10.1108/JEC-09-2015-0049 Widati, S., Triyuwono, I., & Sukoharsono, E.
Shinkafi, A. A., & Ali, N. A. (2017). Contem- (2011). Wujud, Makna dan Akuntabili­
porary Islamic Economic Studies on tas “Amal Usaha” sebagai Aset Ekonomi
Maqasid Shari’ah: A Systematic Lite- Organisasi Religius Feminis. Jurnal
rature Review. Humanomics, 33(3), Akuntansi Multiparadigma, 2(3), 369-
315-334. https://doi.org/10.1108/H- 380. http://dx.doi.org/10.18202/ja­
03-2017-0041 mal.2011.12.7139
Sonhaji, S. (2017). Sistem Informasi Akun- Wulandari, P., & Kassim, S., (2016). Issues
tansi Manajemen Syariah untuk Or­ and Challenges in Financing the Poor:
ganisasi Islam. Jurnal Akuntansi Multi- Case of Baitul Maal Wa Tamwil in In­
paradigma, 8(1), 47-62. http://dx.doi. donesia. International Journal of Bank
org/10.18202/jamal.2017.04.7039 Marketing, 34(2), 216-234. https://doi.
Tambunan, T. H. T. (2011). Development of org/10.1108/IJBM-01-2015-0007
Small and Medium Enterprises in a Yaacob, Y., & Azmi, I. A. G. (2012). Entrepre-
Developing Country: The Indonesian preneur’s Social Responsibilities from
Case. Journal of Enterprising Commu- Islamic Perspective: A Study of Mus­
nities: People and Places in the Glob- lim Entrepreneurs in Malaysia. Proce-
al Economy, 5(1), 68-82. https://doi. dia Social and Behavioral Sciences, 58,
org/10.1108/17506201111119626 1131-1138. https://doi.org/10.1016/j.
Thomas, T. F. (2016). Motivating Revisions sbspro.2012.09.1094
of Management Accounting Systems:

Anda mungkin juga menyukai