Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 1 : 1.

Muhammad Kevin (12401193098)

2. Ellyvia Handre Santika (12401193102)

3. Yeni Rahmawati (12401193129)

4. Reka Indriani (12401193132)

Jurusan/Kelas : Perbankan Syariah/ 5C

Mata Kuliah : Etika Bisnis Syariah

Dosen : Siswahyudianto, M.M.

TUGAS MENGANALISA JURNAL NASIONAL

Judul Jurnal : Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses
Perspektif Maqashid Syariah

Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam

Nama pengarang : Neni Herdiati, Ayi Yunus Rusyana

Volume (Nomor) Jurnal : 7(01)

Tahun : 2021

A. Review
Jurnal ini membahas mengenai etika bisnis dalam islam yang baik dengan meneladani
sikap Nabi Muhammad SAW. Agar dalam pelaksanaannya selaras untuk menghasilkan
kebermanfaatan, maka kita wajib untuk melaksanakan nilai-nilai etika bisnis. Dalam usaha
memperoleh rizki yang halal merupakan sebuah kewajiban. Hal tersebut akan berdampak
pada kehidupan sosial.
Kegiatan ekonomi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan manusia.
Dalam usaha apapun harus selalu diiringi dengan nilai-nilai keutuhan serta apapum yang
dilakukan harus bersumber dari sebuah mata air kehidupan atau biasa disebut dengan
maqashid syariah. Tingkatan maqashid syariah di bagi menjadi tiga yakni, maqashid
dharuriat, maqashid hajiyyat, maqashid tahsyiniyat. Diantara ketiga maqashid tersebut
yakni yang pertama agar dapat memelihara kebutuhan utama atau primer sebab apabila
tidak tercukupi ketentraman maupun keselamatan baik dunia maupun akhirat, lalu yang
kedua sebagai kebutuhan sekunder yakni bila tidak tercukupi akan mengancam keamanan
sehingga akan timbul kesukaran namun bila terpenuhi akan membuat kemudahan bagi
manusia. Kemudian yang terakhir adalah suatu kebutuhan pelengkap, karena sebagai
pelengkap tentunya tidak akan mengancam keamanan ataupun menyebabkan kesukaran.
Dalam menjalankan bisnisnya Rasulullah telah menerapkan etika bisnis sebagaimana
dalam maqashid syariah dengan empat sistem lroteksi guna melindungi hak pelanggan. Ia
menyarankan rekomendasi harus di terapkan serta memaparkannya agar dapat memenuhi
prinsip syariah dan regulasi.
Dalam menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad SAW memiliki etika diantaranya;
kejujuran, tolong menolong ataupun memberikan kebermanfaatan terhadap orang lain,
menjauhi harar baik takaran, ukuran maupun penimbangan harus sesuai, tidak mengejek
usaha orang lain, tidak menumpuk-numpuk harta pada masa tertentu, menjauhi monopoli
dagang, komoditas yang diperdagangkan harus halal dan suci dan bukan termasuk barang-
barang yang terlarang, kegiatan usahanya harus terhindar dari riba, dalam suatu usaha
dilakukan dengan dasar saling ridho tanpa dipaksa, serta membayarkan gaji sebelum kering
keringat karyawan. Selain itu, beberapa aspek yang harus terpenuhi diakibatkan beberapa
pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti pelapak yang tidak jujur, pelapak yang tidak
menjaga hak konsumen, pembeli yang kurang ramah atau menggunakan bahasa yang
kurang sopan, pembeli yang tidak menjaga hak pelapak, dan pelaku usaha yang tidak
menanggapi keluhan pelanggam dan pelapak secara cepat dan tepat.
B. Kelebihan
Penulisan jurnal ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi
kepustakaan. Dimana pada metode ini sumber datanya di peroleh dari buku-buku, arsip,
majalah, artikel, dan jurnal, ataupun dokumen-dokumen yang relevan dengan
permasalahan yang sedang dikaji. Kegiatan penunjang yang dilakukan dalam mencari
sumber datanya diperoleh dari mencari, membaca, dan melaah pendapat-pendapat dari para
ahli. Sehingga dapat menggali nilai-nilai filosofis dalam pengembangan ekonomi islam
dalam bidang produksi produk halal.
C. Kekurangan
Dalam jurnal tersebut terdapat beberapa kata yang penulisannya tidak sesuai dengan
EYD, dan juga penempatan tanda baca yang tidak sesuai sehingga terdapat beberapa
kesulitan untuk memahami isinya
D. Saran
Isi jurnal diatas sudah sangat baik hanya saja untuk penulis diharapkan untuk
memperhatikan tanda baca dan juga EYD agar mudah dipahami para pembaca jurnal ini.
Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 513-518

Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses dalam


Persfektif Maqashid Syariah
Neni Hardiati 1*), Ayi Yunus Rusyana 2)
1,2
Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
*Email korespondensi: nenihardiati@gmail.com

Abstract
This study aims to review the business ethics carried out by Rasulullah SAW in accordance with the objectives of
maqashid sharia. The writing of this journal article uses qualitative research, in this article, the literature study
conducted by the author is to search various written sources, whether in the form of books, archives, magazines,
articles, and journals, or documents relevant to the problem. reviewed from the latest journals that discuss the
business ethics carried out by the Prophet Muhammad which is in accordance with the objectives of maqashid
sharia. Based on the above discussion, what is obtained is that business actors must follow business ethics as
exemplified by the Prophet. However, there are several aspects that must be fulfilled involving some irresponsible
parties, such as dishonesty, not protecting consumer rights, friendly buyers or using disrespectful language,
buyers who do not protect the rights of patrons, and business actors who are not responsible for customers and
pelapak quickly and precisely. The implementation of maqashid sharia, four safeguards of which can protect
consumers from their rights.

Keywords: Business Ethics, Business Personnel, Perspective, Maqashid Syariah

Saran sitasi: Hardiati, N., & Rusyana, A. Y. (2021). Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses
dalam Persfektif Maqashid Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 513-518.
doi:http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1862

DOI: http://dx.doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1862

1. PENDAHULUAN kebijaksanaan sebagai pelaku usaha sejati. Agar


Manusia sebagai makhluk sosial manusia tak dalam pelaksanaannya selaras untuk menghasilkan
terlepas dari hubungan untuk saling berinteraksi sebab kebermanfaatan, maka kita wajib untuk melaksanakan
manusia memiliki keharusan sebagai khalifah di dunia nilai-nilai etika bisnis (Hamzah et al., 2017). Dalam
dalam menciptakan kemaslahatan. Salah satu cara usaha meperoleh rizki yang halal merupakan sebuah
mwujudkan kemaslahatan tersebut yakni dengan kewajiban. Hal tersebut akan erdampak pada
kegiatan bisnis. Etika bisnis dalam islam menuntut kehidupan sosial (Antonio, 2018).
perilaku yang baik, sebab saat ini banyak terjadi Hingga saat ini perkembangan ekonomi tak
kerusakan moral yang makin meluas pada perusahaan. terlepas dari sejarah islam. Ekonomi merupakan
Kuatnya pemberdayaan etika yang unggul bagian yang tak terpisah dari kegiatan manusia.
mencerminkan nama baik perusahaan. (Naranjo, (syahrizal, 2018). Dalam usaha apapun harus selalu
2014). diiringi dengan nilai-nilai ketuhanan serta apapun
Saat ini banyak pelaku bisnis yang hanya yang dilakukan harus bersumer dari sebuah mata air
mementingkan tujuan guna mendapat keuntungan kehidupan atau biasa disebut dengan maqashid
dengan menghalalkan banyak cara (Muhammad syariah.
Saifullah, 2011) bahkan tak jarang mereka (Wulandari, 2017), menyatakan bahwa para
mengabaikan etika bisnis maupun tnaggungjawa ulama klasik, seperti Al-Syaitibi memutuskan
sosial. Dalam islam umat muslim telah mengenal Nabi tingkatan maqashid syariah terbagi menjadi 3 yakni al
Muhammad SAW sebagai pelaku usaha yang sukses. maqashid dharuriat, al maqashid hajiyyat, al maqashid
Kesuksesan beliau tak terlepas dari keteladanan dan tahsyiniyat. Diantara ketiga al maqashid tersebut

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 514
yakni yang pertama agar dapat memelihara kebutuhan bisnis etika yang dilakukan Rasulullah SAW yang
utama atau primer sebab bila kebutuhan ini tidak sesuai dengan tujuan maqashid syariah.
tercukupi dapat mengancam ketentraman maupun Rumusan Masalah
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat yakni 1. Bagaimana etika bisnis Nabi Muhammad SAW?
ada 5 yang dapat mengancamnya ialah pemeliharaan 2. Bagaimana Tinjauan nilai-nilai maqashid Syariah
pada agama, pada jiwa, pada akal, terhadap dalam etika bisnis Rasulullah SAW?
keturunanan dan pemeliharaan pada harta. lalu yang
kedua sebagai kebutuhan sekuder yakni bila tidak 2. METODE PENELITIAN
tercukupi akan mengancam kemananan sehingggga Penulisan artikel jurnal ini menggunakan
akan timbul kesukaran namun bila terpenuhi akan penelitian kualitatif, dengan pendekatan studi
membuat kemudahan bagi manusia. Kemudian yang kepustakaan. (Sugiyono, 2015) menyatakan bahwa
terakhir sebagai suatu kebutuhan pelengkap, karena studi kepustakaan adalah cara yang dipakai untuk
sebagai pelengakp tentunya tidak akan mengancam menghimpun data-data atau sumber-sumber yang
kemananan ataupun menyebabkan kesukaran. Namun berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu
hal ini akan menjadi penyempuran dari kebutuhan penelitian. Dalam penulisan artikel ini, studi literatur
primer maupun sekuder, yakni kebiasaan, perilaku, yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan
aturan atau norma yang berlaku dalam sosial pencarian terhadap berbagai sumber tertulis, baik
kemasyarakatan. Sehingga maqasid syariah ini berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal,
penting diterapkan dalam perilaku bisnis. atau dokumen-dokumen yang relevan dengan
(Wulandari et al., 2017) dalam penelitiannya permasalahan yang dikaji dari Jurnal-jurnal terbaru
memperoleh hasil Rasullullah SAW telah menerapkan yang membahas tentang etika bisnis yang dilakukan
etika bisnis seagaimana dalam maqashid syariah Rasulullah SAW yang sesuai dengan tujuan maqashid
dengan empat sistem proteksi guna melindungi hak syariah.Kegiatan penunjang yang dilakukan dalam
pelanggan. Ia menyarankan rekomendasi harus melakukan kajian literature ini meliputi mencari,
diterapkan serta memaparkannya agar dapat membaca, dan menelaah pendapat – pendapat dari
memenuhi prinsip syariah dan regulasi. para ahli dan bahan pustaka yang memuat teori-teori
Hasil penelitian (Farida, 2017) menunjukkan yang relevan.Sehingga dengan metode tersebut dapat
bahwa dalam maqhasid syariah, perlindungan hukum digali nilai-nilai filosifis dalam pengembangan
bagi pelaku UMKM di tengah pasar bebas sangat ekonomi Islam dalam bidang produksi produk halal.
diperlukan selama tidak menghilangkan dan Metodologi yang digunakan yakni metodologi studi
mengurangi prinsip-prinsip syariah dalam Islam, melalui proses ilmiah, tepat dan tuntas dalam
bermuamalah. Selain itu, perlindungan tersebut sangat memaknai ajaran Islam secara menyeluruh dari
penting karena untuk kemaslahatan bagi pelaku usaha. berbagai aspek sumber, pemahaman ajarannya pada
(Nabilah et al., 2019) dalam penelitiannya sumber sejarah (Hakim & Mubarok, 2017)
menyimpulkan ahwa penggungkapan etika
berdasarkan perspektif maqashid syariah belum di 3. PEMBAHASAN
ungkap secara keseluruhan, beberapa kategori ada 3.1. Etika Bisnis Rasulullah SAW
yang belum diungkap bahkan ada yang tidak diungkap a. Perjalanan Bisnis Rasulullah SAW
sama sekali. (Koni, 2017), menyatakan dalam sejarah
Sementara itu menurut (Ruslang et al., 2020) dikisahkan kalau semenjak kecil Nabi
terlaksananya etika bisnis yang sesuai dengan Muhammad SAW mengembalakan ternak para
maqashid syariah membawa implikasi yang baik peternak kambing. Jumlah ternaknya juga
terhadap keberlangsungan bisnis Shopee, pembeli terbilang tidak sedikit, ratusan. Secara tidak
yang semakin meningkat kepercayaan terhadap langsung sebagai media pendidikan
shopee sehingga mereka loyal untuk terus belanja di pembelajaran bisnis awal beliau, ialah gimana
Shopee. Demikian juga seller semakin setia menjual mengorganisasi, memanage, serta mengelola
di Shopee karena jumlah pembeli semakin bertambah seluruh suatu yang dipercayakan kepadanya.
yang berpengaruh terhadap keuntungan. Sehingga dia berkembang jadi pribadi yang
Berdasarakan latar belakang masalah di atas, kredibel, bertanggung jawab, cermat, empati,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengulas tentang terbuka, mandiri, berani, gampang menyesuaikan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 515
diri, tabah, lugas, visioner, dll dalam usia yang memilki nilai konsederans atas ditetapkan Nabi
masih sangat muda. Beliau sering turut dalam Muhammad SAW menjadi Rasul. Yang artinya:
lawatan- lawtan bisnis ke negara- negaraorang “Sesungguhnya engkau Muhammad berada di
sebelah yang sekarang dikenal dengan nama, atas budi pekerti yang besar”. Dalam Islam
Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, serta Yaman. potensi baik lebih di dahulukan ketimbang
Dikala itulah eliau sudah belajar bagaimana potensi dalam perilaku kejahatan. Sehingga
sebagai seseorang eksportir handalsekaligus perilaku bisnis mengandung asas-asas etika yang
menyandang posisi sebagai eksekutif muda di dibedakan antara yang buruk maupun yang baik
masa itu. untuk menetapkan prinsip-prinsip umum yang
Beranjak dewasa, Nabi Muhammad SAW dapat membenarkan dalam dunia usaha(Rahmat,
kian mantap memilah karirnya bagaikan pebisis. 2017).
Beliau mengawalinya dengan jadi seseorang (Amalia, 2012), menyatakan bahwa etika
manajer perdagangan yang mencerna modal bisnis Islam ialah berbagai perilaku etis dalam
investor dengan sistem untuk hasil. Serta Islam disebut dengan Akhlak al islamyah yang
memanglah, berkat keahlian dandidikan bisnis dikemas melalui nilai-niali syariah yang lebih
sejak kecil, para investor senantiasa merasa puas mendahulukan halal maupun haram. Etika bisnis
hendak hasil yang dicapai olehNabi Muhammad dalam Islam yakni sekumpulan peraturan yang
SAW. Dalam menggapai kesuksesan semacam melaksanakan usaha seperti jika pedangang harus
itu pastinya beliau mempraktikkan satu prinsip mengetahui larangan maupun yang di anjurkan
serta strategi manajemen bisnis yang sangat sebab dalam Al-Quran pedagang tidak boleh
profesional. Prinsip- prinsipnya antara lain: jujur, mengurangi timbangan harus sesuai
setia, serta handal. Serta ini mendadak jadi satu dengan adanya (Karishma W & Widiastuti,
teladan etika bisnis yang ditiru oleh segenap 2017). Pribadi yang jujur, adil, benar, merdeka,
bangsa Arab. Kita ketahui sendiri keadaan bangsa bahagia, maupun cinta kasih merupakan nilai-
Arab dikala itu semacam apa. Terlebih, kala itu nilai yang di dorong oleh nilai etik, ahlak maupun
Muhammad mengutamakan customer moral dari manusia. Sebab hakikat manusia
satisfaction, excellence service, kompetensi, seutuhnya ialah melaksanakan nilai-nilai dari
efisiensi, tranparansi dan persaingan yang sehat etika. Adapun yang menjadi sumber segala nilai
serta kompetitif. Hal ini menjadi fondasi etika dalam sendi kehidupan yakni Al-Qu’ran dan
bisnis serta style manajemen yang luar biasa hadist. Dua pedoman inilah yang dapat menuntun
kepada bangsa Arab, sistem bisnis yang kita dalam berperilaku dalam kegiatan bisnis
dibangunnya telah tertata sedemikian rupa, (Desy Astrid Anindya, 2017). Syahatah dan
sampai tanpa kedatangan dirinya juga bisnis Siddiq dalam menyatakan bahwa dalam
senantiasa berjalan baik, kalua istilah saat ini bermuamalah di butuhkan perilaku yang baik,
bisa jadi dapat diistilahkan dengan passive agar tidak terjadi kerusakan ahkhak yang luas
income. pada usaha. Kemudian dengan etika yang baik
b. Etika Bisnis dalam studi Islam akan mendapatkan nama baik usaha (Naranjo,
(Desy Astrid Anindya, 2017), menyatakan 2014).
kata etika bersumber dari bahasa latin “etos” c. Etika Bisnis Nabi Muhammad SAW
yang bermakna kebiasaan persamaannya yakni Keberhasilan Rasulullah SAW dalam
moral, pun berasal dari bahasa yang sama mores membangun usaha terlihat darikepribadiannya
ialah jamak dari mufradat “khulud” yang yang berani. Bahkan kemampuan mengatur
memiliki pengertian budi pekerti. Bisnis ialah bisnisnya sehingga membawa dagangan
suatu organisasi yang melangsungkan kegiatan Khadijah dan hanya dibarengi karyawannya
produksi dan kontribusi penjualan barang yakni Maisarah. Beliau sangat bertanggungjawab
maupun jasa yang diharapkan oleh costumer yang sempurna atas semua dagangan miliki
dalam memperoleh penghasilan(Lubis, 2018). Khadijh.(Karimah, 2016). Supaya usaha yang
Dalam studi Islam sering disebut al-khuluq kita bangun dapat memperoleh kebaikan dalam
merupakan bentuk tunggal yang ada dalam al- hidup serta berjalan harmonis seperti Rasulullah
quran yakni pada ayat 4 surat al-Qalam yang SAW. Hal ini mesti kita laksanakan dengan

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 516
perilaku-perilaku yang baik. Salah satu teladan Menguasai suatu hak milik untuk
yang menjadi acuan umat muslim dalam memperoleh keuntunagn ini merupakan sifat
membangun bisnis terutama dalam hal perilaku buruk dari kapitalis. Hal ini sangat tidak
kita perlu merujuk kepada tokoh yang paling diperbolehkan oleh Islam
agung teladan umat muslim di muka bumi, yakni 7) Komoditas yang diperdagangkan harus halal
Nabi Muhammad SAW. dan suci bukan barang-barang yang
(Baidowi, 2010), menyatakan dalam terlarang, sesuai sabda Rasulullah SAW
menjalankan bisnisnya Nabi saw memiliki etika “Sesungguhnay Allah melarang bentuk
berikut ini: usaha miras, bangkai, babi, maupun patung
1) Kejujuran (H.R. Jabir).
Kejujuran ini menjadi suatu hal yang sangat 8) Kegiatan usaha yang dilakukan harus
penting dalam berbisnis sebagai sebuah terhindar dari riba. Sebagaimana firman
kepercayaan. Beliau selalu berperilaku jujur Allah “Hai orang-orang yang beriman, maka
dalam bermuamlah. Hal ini sesuai sabda lupakan sisa-sisa riba bila kamu beriman”.
Rasul yakni "siapapun yang membuat Sebab itu, Allah dan Rasul mengabarkan
penipuan itu dari golongan kami". (H.R. Al- perang pada riba.
Quzwani). Beliau juag bersabda " tidak baik 9) Dalam suatu usaha dilakukan dengan dasar
seorang pedanagn yang memiliki aib, kecuali saling ridho tanpa dipaksa. Sesuai firman
ia menerangkan aibnya. Allah, “Hai orang yang beriman, tidak boleh
2) Tolong menolong ataupun memberikan kamu saling memakan harta sesame melalui
kebermanfaatan terhadap orang lain jalan yang bathil, kecuali melalui cara usaha
Pelaku usaha sudah seharusnya tidak hanya yang saling suka dinatara kamu.
memikirkan keuntungan semata namun harus 10) Membayarkan gaji sebelum iakering keringat
memliki perilaku yang ta’awun atau tolong karyawan. Nabi Muhammad saw. bersabda,
menolong dalam hal kebaikan terutama "Berikanlah upah pada karyawan, sebelum ia
dalam usaha. kering keringatnya." Hadist ini menjelaskan
3) Dilaranggharar baik takaran, ukuraan, bahwasanya dilarang menunda-nunda upah
maupunpenimbangan harus sesuai. pegawai. Pembayaran upah mesti sesuai pada
Dalam berbisnis penimbangan yang sesuai kerja yang dilaksanakan.
adanay dan tepat wajib diutamakan. Implementasi etika bisnis berdasarkan teori
Sebagaimana Firman Allah: "Celakalah yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa sikap
untuk orang yang tidak jujur, yakni orang yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw
yang jika menerima takaran dari yang lain, dalam melakukan perdagangan. Sikap-sikap itu
mereka meminta dicukupi, dan jika mereka antara lain jujur, adil, ramah, cakap, senang
membuat takaran atau penimbangan sesuai membantu pelanggan, menjaga hak-hak
bagi yang lain, mereka mengurangi" (QS konsumen, dan tidak menjelekkan bisnis orang
83:112). lain. Jika dikaitkan dengan teori etika bisnis
4) Dilarang mengejek usahayang lain, supaya Islam diatas, maka dapat terlihat bahwa produk
membeli terhadapnya. yang dipasarkan oleh pelaku usaha, jika
Rasulullah SAW bersabda, "Janganlah mengikuti ketentuan yang ada, tidak ada yang
seseorang di antra kalian menjual memiliki mengandung unsur pelanggaran etika. Karena
tujuan dalam menjelekkan apa yang dijual dalam ketentuannya, barang-barang yang akan
yang lainnya," (H.R. Muttafaq ‘alaih). K dijual tidak boleh sesuatu yang dapat mengancam
5) Dilarang menumpuk-numpuk harta kehidupan orang lain. Secara umum, sistem
Melakukan menumpuk-numpuk harta pada pembayaran yang telah ditetapkan oleh pelaku
masa tetentu yang memilki tujuan supaya usaha harus memudahkan bagi pembeli dan
harganya meningkat kemudia dapat penjual. Namun terkadang ketika terjadi masalah
keuntungan besar yang di dapatkan. Dalam pada sistem pembayaran yang diberikan oleh
kegiatan ini Nabi sangat tidak membolehkan pembeli kepada penjual masih tersimpan dalam
etika bisnis seperti ini. sistem, dan belum dapat secara langsung diterima
6) Dilarang monopoli oleh penjual.

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 517
3.2. Maqashid Syariah dan semuanya itu bertujuan untuk melindungi agama,
Pengertian Maqashid Syariah jiwa, akal, keturunan dan harta manusia, yang
(Mingka, 2013), menyatakan bahwa maqasid merupakan maqashid dharuriyyat.
syariah ialah tujuan dalam mewujudkan kemaslahatan Telah dijelaskan pada subbab implementasi etika
manusia di muka bumi maupun akhirat. Secara bisnis, bahwa marketplace pelaku usaha berupaya
terminologi, maqasid syariah terbagi dalam dua kata untuk menjalankan transaksi sesuai dengan etika
yakni maqasid dan Syariah.(Toriquddin, 2010) bisnis yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
menyatkan bahwa maqasid bermakna tujuan dan Terlepas dari itu, beberapa kebijakan pelaku usaha
syariah ialah ajaran, aturan, dan hukum Allah yang bisa lebih disesuaikan dengan keadaan yang ada, yang
diwahyukan pada hambanya dalam mencapai falah di terkadang hal ini membuat tidak semua pihak dapat
dunia maupun akhirat. Istilah maqasid syariah di menerima. Kemudian sikap adil ditunjukkan oleh
viralkan oleh Imam Syatibi. Imam Syatibi yang pihak pelaku usaha dengan memberikan aturan
memiliki julukan bapak maqashid Syariah, yang penggunaan dan sanksi yang berlaku sama bagi
membuat rumusan dan konsep yang jelas, sistematis, seluruh anggota. Tidak menutup kemungkinan sikap
dan menyeluruh. Hal ini memiliki tujuan adil yang diberikan oleh pelaku usaha tidak dapat
kemaslahatan umat. Dalam (Mingka, 2013) dan(Dewi dirasakan oleh semua pihak. Keramahan, kecakapan
& Farida, 2019), Imam Syatibi membedakan ke dalam dan senang membantu orang yang dilakukan oleh
tiga bagian: pelaku usaha terlihat dari pelayananan yang dapat
a. Dharuriyat adalah tingkat keperluan yang paling membantu pembeli ketika mengalami kesulitan dalam
utama sering disebut kebutuhan primer. Sebab melakukan transaksi dengan menggunakan bahasa
jika kebutuhan ini tidak tercukupimenyebabkan yang baik. Tetapi, tidak semua sistem sempurna.
ketentraman hidup manusia di dunia ataupun di Menjaga hak konsumen dapat terlihat ketika para
akhirat nanti. Al-Syatibi mengemukakan terdapat pembeli diberikan khiyar atau hak pilih produk
lima hal yang masuk di dalam kategori ini, yakni sebelum mengambil keputusan. Sebelumnya, pembeli
penyelematanpada agama, penyelamatan pada diberikan informasi mengenai produk yang tersedia.
jiwa, penyelamtan pada akal, penyelamatan pada Sehingga pembeli dapat memilih dengan baik. Setelah
kehormatan maupun keturunan, serta transaksi berjalan dengan baik dan barang sudah
penyelamatanpada harta. diterima oleh pembeli, hak pembeli selanjutnya ialah
b. Hajiyat adalah tingkatan kebutuhan yang memberikan timbal balik berupa feedback negatif atau
sekunder, sehingga bila tidak terwujud tidak positif kepada penjual sesuai dengan yang diterima
sampai mengancam ketentramna nya, namun oleh pembeli.
dapat menyebabkan kesusahan. Hal ini Islam Jika dikaitkan dengan fenomena yang terjadi
ingin menghilangkan semua kesulitan itu dalam pada pelaku usaha, penjagaan terhadap agama dapat
kepedulian dari Syariah Islam sebagai wujud dari diketegorikan mampu melindungi hak nonmuslim dan
kebutuhan ini. muslim. Karena dalam melakukan transaksi, tidak ada
c. Tahsiniyat adalah tingkatan suatu kebutuhan yang perbedaan yang membuat suatu golongan agama
bila tidak tercukupi tak akan mengancam dari dari merasa didiskriminasikan. Penjagaan terhadap jiwa
lima pokok yang ada dalam dahuriyat sehingga (hifz an nafs) berkaitan dengan penjagaan hak-hak
tidak menyebabkan kesukaran. Tingkat keperluan manusia secara komprehensif. Hak pertama yang
ini ini ialah pelengkap saja. Al-Syatibi, diperhatikan dalam Islam adalah hak hidup, hak yang
menyatakan hal-hal yang menjadi kepatutan disucikan dan tidak boleh dihancurkan kemuliannya.
dalam adat istiadat, menjauhkan dari hal yang Seperti dalam sabda Rasulullah SAW yang
tidak elok dipandang mata, maupun berhias diriwayatkan oleh Al Bukhari dari jalur Abu Hurairah,
melalui keindahan yang sesuai sama tuntutan “orang yang mencekik dirinya, dia akan mencekik
akhlak dan moral. dirinya di neraka. Dan orang yang menusuk dirinya
Dalam implementasinya tiga tingkatan maqashid akan menusuk diri di neraka. Dan orang yang
syariah, yaitu tahsiniyyat, hajiyyat, dan dharuriyyat menembus (perutnya dengan pisau), akan
akan memiliki kaitan dari tiga inti penelitian ini. Jika menembusnya di neraka.
kita hubungkan dengan tema penelitian ini, maka etika Dalam kaitannya dengan fenomena yang terjadi
bisnis memiliki kaitan dengan maqashid tahsiniyat. pada pelaku usaha, penjagaan terhadap jiwa dapat
Sedangkan transaksi jual beli merupakan aktivitas terlihat dari ketentuan barang yang diperbolehkan
muamalah yang termasuk kedalam maqashid hajiyyat, untuk masuk di pelaku usaha. Seperti tidak menerima

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534


Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(01), 2021, 518
obat-obat terlarang, benda tajam, organ manusia, Karishma W, Y., & Widiastuti, T. (2017). Etika Bisnis
barang yang dapat meledak atau terbakar sendiri, serta Islam Dalam Pengelolaan Bisnis di Pesantren
barang-barang lain yang tidak diperbolehkan Mukmin Mandiri. Jurnal Ekonomi Syariah Teori
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Dan Terapan, 4(6), 464.
https://doi.org/10.20473/vol4iss20176pp464-
477
4. KESIMPULAN
Koni, W. (2017). Etika Bisnis Dalam Ekonomi Islam.
Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan Al-Buhuts, 13(2), 75–89.
yang didapatkan adalah bahwa pelaku usaha harus https://doi.org/10.30603/ab.v13i2.896
mengikuti etika bisnis yang telah dicontohkan oleh Lubis, A. A. (2018). Analisis Aspek Religiusitas
Rasulullah saw. Namun, terdapat beberapa aspek yang Terhadap Etika Bisnis Pedagang Pasar Muslim
harus terpenuhi diakibatkan beberapa pihak yang tidak Pusat Pasar Kota Medan. Dusturiyah: Jurnal
bertanggung jawab, seperti pelapak yang tidak jujur, Hukum Islam, Perundang-Undangan Dan
pelapak yang tidak menjaga hak konsumen, pembeli Pranata Sosial, 7(1).
yang kurang ramah atau menggunakan bahasa yang https://doi.org/10.22373/dusturiyah.v7i1.2339
kurang sopan, pembeli yang tidak menjaga hak Mingka, A. (2013). Maqashid Syariah Dalam
Ekonomi dan Keuangan Syariah. Jakarta:
pelapak, dan pelaku usaha yang tidak menanggapi
Iqtishad Publishing.
keluhan pelanggan dan pelapak secara cepat dan tepat. Muhammad Saifullah. (2011). Etika Bisnis Islami
Implementasi maqashid syariah, empat penjagaan dalam Praktek Bisnis Rasulullah. Journal of
diantaranya sudah dapat melindungi konsumen dari Chemical Information and Modeling, 53(9),
hak-haknya. Seperti perlindungan terhadap agama, 1689–1699.
jiwa, akal dan keturunan. Nabilah, N., Maslichah, M., & Mawardi, M. C.
(2019). PERSPEKTIF MAQASHID SYARIAH
5. REFERENSI PADA PENGUNGKAPAN ETIKA DAN
Amalia, F. (2012). Implementasi Etika Bisnis Islam TANGGUNG JAWAB SOSIAL BANK
Pada Pedagang Di Bazar Madinah Depok. SYARIAH DI INDONESIA. Jurnal Ilmiah Riset
Prosiding Seminas Competitive Advantage, 1(2), Akuntansi, 8(03).
1–33. Naranjo, J. (2014). Etos Kerja Pedagang Etnis Madura
Antonio, M. S. (2018). Ensiklopedia Leadership dan di Pusat Grosir Surabya ditinjua dari Etika Bisnis
Manajemen Muhammad SAW" The Super Leader Islam. Applied Microbiology and Biotechnology,
Super Manager". Tazkia publishing. 85(1), 2071–2079.
Baidowi, A. (2010). Etika Bisnis Islam Dalam https://doi.org/10.1016/j.bbapap.2013.06.007
Perspektif Islam. Hukum Islam, 9(1412–3851), Rahmat, B. Z. (2017). Corporate Social Responsibility
239–250. Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam. Amwaluna:
Desy Astrid Anindya. (2017). Pengaruh Etika Bisnis Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Syariah, 1(1),
Islam terhadap Keuntungan Usaha pada wirausah 98–115.
di desa Delitu kecamatan Delitua. At-Tawassuth, https://doi.org/10.29313/amwaluna.v1i1.2099
2, 384–412. Ruslang, R., Kara, M., & Wahab, A. (2020). Etika
Dewi, V. S., & Farida. (2019). Maqasid Syariah Bisnis E-Commerce Shopee Berdasarkan
Sebagai Indikator Pembangunan Sebuah Maqashid Syariah Dalam Mewujudkan
Perguruan Tinggi Islami. Jurnal Ekonomi & Keberlangsungan Bisnis. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Pembangunan Optimum, 9(1), 73–84. Islam, 6(3), 665–674.
Farida. (2017). Analisis Pengaruh Penerapan Kinerja Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. In
Maqasid terhadap Manajemen Risiko pada Jakarta : mitra wacana merdeka (pp. 286–288).
Perbankan Syariah. XII(2), 171–186. Toriquddin, M. (2010). Teori Maqashid Syariah
Hakim, A. A., & Mubarok, J. (2017). Metodologi Persefektif Al-Syaitibi.
Studi Islam. Rosda. Wulandari, D. N. (2017). Etika Bisnis E-Commerce
Hamzah, N., Kopromotor, S., & Wahab, A. (2017). Berdasarkan Maqashid Syariah Pada
Penerapan Etika Bisnis Pedagang. Marketplace Bukalapak.Com. Jmm Unram -
Karimah, A. (2016). Melayunya Etika Bisnis Dalam Master of Management Journal, 6(1).
Masyarakat Islam Melayu Nusantara. Wardah, https://doi.org/10.29303/jmm.v6i1.21
16(1), 73–83. Wulandari, D. N., Santoso, B., & Athar, H. S. (2017).
Etika Bisnis E-Commerce Berdasarkan
Maqashid Syariah Pada Marketplace Bukalapak.
Com. Jmm Unram-Master of Management
Journal, 6(1).

Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, ISSN: 2477-6157; E-ISSN 2579-6534

Anda mungkin juga menyukai