0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan5 halaman
Jurnal ini membahas etika bisnis Rasulullah saw sebagai pelaku usaha sukses sesuai maqashid syariah. Rasulullah saw memulai bisnis sejak muda dengan menggembala kambing, lalu menjadi pebisnis handal dengan prinsip jujur dan adil. Etika bisnisnya meliputi kejujuran, tolong menolong, larangan gharar dan riba, serta komoditas halal. Etika tersebut sesuai dengan tujuan syariah yaitu melindungi ag
Jurnal ini membahas etika bisnis Rasulullah saw sebagai pelaku usaha sukses sesuai maqashid syariah. Rasulullah saw memulai bisnis sejak muda dengan menggembala kambing, lalu menjadi pebisnis handal dengan prinsip jujur dan adil. Etika bisnisnya meliputi kejujuran, tolong menolong, larangan gharar dan riba, serta komoditas halal. Etika tersebut sesuai dengan tujuan syariah yaitu melindungi ag
Jurnal ini membahas etika bisnis Rasulullah saw sebagai pelaku usaha sukses sesuai maqashid syariah. Rasulullah saw memulai bisnis sejak muda dengan menggembala kambing, lalu menjadi pebisnis handal dengan prinsip jujur dan adil. Etika bisnisnya meliputi kejujuran, tolong menolong, larangan gharar dan riba, serta komoditas halal. Etika tersebut sesuai dengan tujuan syariah yaitu melindungi ag
NIM : 11190850000098 Kelas : 6C – Perbankan Syariah Judul Etika Bisnis Rasulullah SAW Sebagai Pelaku Usaha Sukses dalam Perspektif Maqashid Syariah Jenis Jurnal Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam Volume dan Halaman Volume 7 Nomor 1 Tahun 2021 Penulis Neni Hardiati dan Ayi Yunus Rusyana ISSN 2477-6157 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji etika bisnis yang dilakukan Rasulullah SAW sesuai dengan tujuan syariah maqashid. Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Assesment Data Penelitian menggunakan data-data berupa studi pustaka yaitu dengan menelusuri berbagai sumber tertulis baik berupa buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal, atau dokumen yang relevan dengan masalah penelitian.
Metode penelitian Metodep enelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan studi
kepustakaan. Langkah Penelitian 1. Tahap identifikasi masalah 2. Tahap studi pustaka 3. Tahap pengumpulan data 4. Tahap analisis dan penjabaran 5. Tahap kesimpulan dan saran Pembahasan Penelitian 1. Perjalanan bisnis Rasulullah SAW dimulai sejak kecil dimana ia merupakan seorang penggembala kambing dan peternak kambing. Disini ia mulai mengetahui cara mengorganisasi, memanage, serta mengelola ternak-ternak yang dipercayakan kepadanya. Ia tumbuh menjadi pribadi yang kredibel, bertanggung jawab, cermat, empati, terbuka, mandiri, berani, gampang menyesuaikan diri tabah, lugas dan visioner. Rasulullah sering diajak untuk lawatan-lawatan bisnis ke negara-negara tetangga. Dan disaat itu beliau sudah belajar bagaimana menjadi seorang eksportir yang handal sekaligus menjadi eksekutif muda. Ketika dewasa Rasulullah semakin yakin dengan memilih karir menjadi seorang pebisnis. Diawali menjadi manajer perdagangan dan mencerna modal investor dengan sistem untuk hasil. Rasulullah menggunakan beberapa prinsip seperti jujur, setia, dan handal. Hal ini semakin berkembang dan diikuti oleh banyak pebisnis arab. Rasulullah mengutamakan customer satisfaction, excellence service, kompetensi, efisiensi, transparansi dan persaingan yang sehat serta kompetitif. 2. Etika Bisnis dalam studi islam ialah berbagai perilaku etis dalam islam yang disebut dengan akhlak al islamiyah yang dikemas melalui nilai-nilai syariah yang lebihmendahulukan halal maupun haram. Etika bisnis dalam islam merupakan sekumpulan peraturan yang melaksanakan usaha seperti jika pedagang harus mengetahui larangan maupun yang dianjurkan sebab dalam Al-Quran pedagang tidak boleh mengurangi timbangan dan harus sesuai dengan adanya. Di dalam etika bisnis islam juga dibentuk pribadi yang jujur, adil, benar, merdeka, bahagia maupun cinta kasih serta memiliki akhlak, nilai etik dan moral. 3. Etika bisnis Nabi Muhammad SAW dilandasi dengan perilaku- perilaku yang baik. Rasulullah SAW menjadi teladan dan acuan umat muslim dalam membangun bisnis. Beberapa etika Rasulullah dalam menjalankan bisnisnya ialah : Kejujuran, yang menjadi hal yang penting dan membentuk kepercayaan. Tolong menolong ataupun memberikan kebermanfaatan terhadap orang lain, dimana para pelaku usaha tidak seharusnya memikirkan keuntungan pribadi saja, namun harus memiliki perilaku yang ta’awun atau tolong menolong dalam hal kebaikan terutama dalam usaha. Dilarang gharar baik takaran, ukuran, maupun timbangan karena pada dasarnya terdapat firman Allah: “Celakalah untuk orang yang tidak jujur, yakni orang yang jika menerima takaran dari yang lain, mereka meminta dicukupi, dan jika mereka membuat takaran atau penimbangan sesuai bagi yang lain, mereka mengurangi” (QS 83:112). Dilarang mengejek usaha yang lain supaya membeli terhadapnya. Dilarang menumpuk-numpuk harga. Dilarang melakukan tindakan monopoli. Komoditas yang diperdagangkan harus halal dan suci bukan barang-barang yang terlarang seperti miras, bangkai, babi, ataupun patung. Kegiatan usaha yang dilakukan harus terhindar dari unsur riba. Dalam suatu usaha dilakukan atas dasar saling ridho dan tanpa adanya paksaan. Membayarkan gaji sebelum kering keringat karyawan, yang dimaksudkan tidak boleh menunda-nunda upah pegawai. 4. Maqashid syariah merupakan tujuan dalam mewujudkan kemaslahatan umat manusia di muka bumi mauun akhirat. Terdapat tiga bagian di dalam maqashid syariah menurut Imam Syatibi diantaranya : Dharuriyat yang merupakan tingkat keperluan yang paling utama sering disebut dengan kebutuhan primer. Sebab jika kebutuhan ini tidak tercukupi menyebabkan tidak adanya ketentraman hidup manusia di dunia ataupun diakhirat nanti. Hajiyat yaitu tingkatan kebutuhan yang sekunder, sehingga bila tidak terwujud tidak sampai mengancam ketentramannya, namun dapat menyebabkan kesusahan. Tashsiniyat merupakan tingkatan suatu kebutuhan yang bila tidak tercukupi tak akan mengancam dari lima pokok yang ada dalam dharuriyat sehingga tidak menyebabkan kesukaran. Dalam implementasinya tiga tingkatan maqashid syariah ini memiliki kaitan di dalam tiga inti penelitian. Jika kita hubungkan dengan tema penelitian ini, maka etika bisnis berkaitan dengan maqashid tahsiniyat, sedangkan transaksi jual beli merupakan aktivitas muamalah yang termasuk ke dalam maqashid hajiyyat dan semua nya itu bertujuan untuk melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta manusia yang merupakan maqashid dharuriyyat. Kekuatan Penelitian Penelitian ini sederhana, sehingga para pembaca tidak terlalu bingung untuk memahami dan cepat dalam memahami setiap materi yang dibahas. Materi ini menyangkut realita kehidupan sehari-hari yang dimana para pembaca dapat mudah dalam menggambarkan situasi dan penjelasan yang berikan pada jurnal ini. Jurnal ini juga dirasa tidak terlalu bertele-tele dalam menyampaikan poin demi poin, karena selalu tertuju kepada poin penting disetiap pembahasannya. Kelemahan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang kurang mendetail, dari segi literatur kemungkinan besar jika ditambah lagi maka akan menjadi penelitian yang lebih baik ke depannya. Kesimpulan Dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini yang dimana bahwa pelaku usaha harus mengikuti etika bisnis yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Namun, terdapat beberapa aspek yang harus terpenuhi diakibatkan beberapa pihak sering melakukan tindakan tidak terpuji seperti tidak jujur, tidak menjaga hak konsumen, kurang ramah dan menggunakan bahasa yang kurang sopan, pembeli yang tidak menjaga hak pelapak dan pelaku usaha yang tidak menanggapi keluhan dari pelanggan dan pelapak secara cepat dan tepat. Implementasi maqashid syariah, empat penjagaan diantaranya sudah dapat melindungi konsumen dari hak-haknya seperti perlindungan terhadap agama, jiwa akal dan keturunan. Saran Sebaiknya para pebisnis menggunakan etika bisnis islami dan mencontoh etika bisnis dari Rasulullah SAW yang merupakan teladan bagi kita semua. Untuk para pebisnis sebaiknya selalu mengutamakan kemashalatan umat dan tidak hanya memikirkan nafsu pribadi saja.