Anda di halaman 1dari 1

Flash News!

Catatan HUT ke-78 TNI: Netralitas Pemilu &


Kekerasan Prajurit

Home ! Pendidikan dibaca normal 3 menit

Teori Globalisasi Menurut Anthony


Giddens dan Thomas Friedman
Penulis: TTa
arra
aRReessyya
aAAyyu
u
tirto.id - 21 Sep 2021 19:55 WIB
Diperbarui 22 Sep 2021 08:31 WIB

Grand Sae Boutique Hotel


'
Solo

Rpmengenai
Penjelasan 399,000 fenomena globalisasi
menurut Anthony Giddens dan Thomas L.
Hotel
Friedman. Penak Malioboro
Pesan Sekarang
Yogyakarta

Rp"75,000
# $ % &

tirto.idGrand
- Globalisasi menjadi
Whiz Hotel salah
Trawas satu kata kunci
Mojokerto
untuk mendefinisikan situasi dunia saat ini. Dalam
kajian ilmu sosial, globalisasi kerap digunakan
untuk menjelaskan keadaan dunia yang tanpa
batas, atau proses semakin menyatunya penduduk
bumi tanpa terhalang batas-batas geografis.

Sebenarnya, globalisasi sudah dimulai sejak


perdagangan antar-negara dan benua terjadi.
Namun, globalisasi yang terjadi pada masa kini
jauh berbeda daripada situasi berabad-abad silam.

Salah satu yang membedakannya adalah proses


pertukaran informasi dan komunikasi yang terjadi
secara lebih masif dan cepat. Skala pertukarannya
jauh lebih besar serta melibatkan nyaris semua
penduduk bumi.

The Sun Hotel Madiun Pesan


Sekarang
Madiun

Rp376rb
Luminor Hotel Airport Sidoarjo By WH

Kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi


yang pesat, sekaligus kemunculan internet, telah
membuat proses globalisasi berjalan semakin
cepat. Akibat proses itu, keterjalinan rantai
produksi, pasar global, pertukaran budaya, dan
perluasan penggunaan teknologi menjadi
fenomena umum di hampir seluruh negara.

Baca juga: Permasalahan Sosial Akibat


Globalisasi di Tingkat Lokal-Nasional

Meskipun sejatinya proses globalisasi telah


dikenali tanda-tandanya sejak revolusi industri
terjadi di Eropa, baru pada pertengahan Abad 20,
ia menarik perhatian serius dari para ahli ilmu
sosial.

The Sun Hotel Madiun Pesan


Sekarang
Madiun

Rp376rb
Luminor Hotel Airport Sidoarjo By WH

Di antara ahli ilmu sosial yang merumuskan


konsep teoretis mengenai globalisasi adalah
Anthony Giddens dan Thomas L. Friedman.

Globalisasi Menurut Anthony Giddens

Teori globalisasi yang dirumuskan Sosiolog asal


Inggris ini menjadi salah satu yang kerap dikutip.
Anthony Giddens mendefinisikan globalisasi
sebagai keadaan individu, kelompok masyarakat,
dan negara yang interdependen.

Giddens juga sepakat bahwa globalisasi identik


dengan fenomena ekonomi global yang melibatkan
perusahaan-perusahaan transnasional.

Analisis Giddens terhadap fenomena globalisasi


tertuang dalam salah satu karya populernya yang
ia tulis bersama Philip W. Sutton, berjudul
Sociology .

Salah satu fenomena globalisasi yang disorot oleh


Giddens dalam bukunya adalah boneka Barbie.
Boneka perempuan tersebut dapat ditemukan di
lebih dari 140 negara saat ia dan Sutton menulis
buku Sociology. Dengan demikian, Barbie menjadi
salah satu penanda koneksi antar masyarakat di
tengah globalisasi.

Baca juga: Bentuk-bentuk Globalisasi di


Bidang Ekonomi dan Komunikasi

Dalam buku itui, Giddens menjelaskan bahwa ada


sejumlah faktor pendorong globalisasi. Menurut
Giddens, setidaknya ada 4 faktor pendorong
globalisasi, yakni:

1. Perubahan masyarakat

Giddens berpendapat globalisasi terjadi karena


tatanan dunia terus berubah. Sebagaimana semua
masyarakat yang akan terus mengalami
perubahan, demikian pula dunia. Di antara faktor
utama yang memicu perubahan adalah
industrialisasi.

2. Kolonialisme

Faktor lain yang mendorong perubahan dunia


menuju globalisasi adalah kolonialisme. Penjajahan
oleh negara-negara barat, menurut Giddens telah
membuat negara-negara dunia saat ini terbagi
menjadi 4 kategori berdasarkan kualitas
pembangunannya. Keempatnya: negara dunia
pertama, kedua, ketiga, dan New Industrializing
Societies (NICs) atau negara industri baru.

3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


(IPTEK)

Awal kemajuan IPTEK ditandai dengan kemunculan


alat telekomunikasi yang memanfaatkan sinyal
analog dan kabel. Alat komunikasi terus
berkembang menjadi berbagai jenis ponsel yang
ada saat ini. Menurut Giddens, masyarakat menjadi
semakin terkoneksi berkat adanya kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi.

Temuan teknologi lain yang menghubungkan


masyarakat dari berbagai penjuru adalah internet.
Melalui internet, masyarakat di berbagai belahan
dunia dapat bertukar informasi dalam waktu yang
cepat. Penggunaan internet pun secara cepat terus
meluas ke seluruh penjuru dunia.

4. Ekonomi Global

Giddens menilai globalisasi identik dengan


fenomena ekonomi global. Perdagangan
berlangsung antarnegara melalui perusahaan-
perusahaan raksasa. Perusahaan tersebut
memproduksi barang yang dikonsumsi oleh
masyarakat di berbagai negara, seperti Coca-Cola,
Kodak, dan lainnya.

Baca juga: Dampak Positif dan Negatif


Globalisasi di Bidang Ekonomi

Selain faktor-faktor di atas, Giddens juga membagi


globalisasi dalam empat dimensi. Dikutip dari
jurnal The Four Dimensions of Globalisation
According to Anthony Giddens , beikut
penjelasan soal 4 dimensi globalisasi tersebut.

Pertama, ekonomi kapitalis dunia. Perusahaan


transnasional yang mendominasi perdagangan dan
rantai produksi global didukung oleh negara-
negara kapitalis. Terjadinya perdagangan tersebut
tak lepas dari aturan yang dibuat oleh negara
kapitalis maju guna memudahkan sejumlah
perusahaan transnasional dalam melakukan
ekspansi ke seluruh dunia.

Kedua, sistem nation-state atau negara-bangsa.


Menurut Giddens, kedaulatan sebuah negara-
bangsa harus dipahami sebagai sesuatu yang terus
dikontrol. Di awal perkembangan negara-bangsa,
kedaulatan dipahami sebagai pengakuan negara
lain atas batas-batas teritorial. Hal ini akan
berubah di tengah globalisasi.

Ketiga, militer dunia. Kekuatan militer juga terus


mengikuti arus globalisasi. Negara-negara yang
termasuk kelompok dunia ketiga pun kini turut
berlomba memperkuat militernya karena besarnya
risiko akibat perang di tengah era globalisasi.
Militer juga dianggap menjadi alat daya tawar.

Keempat, perkembangan industri. Globalisasi


memunculkan fenomena yang disebut dengan
global division of labour, yakni pembagian kerja
baru dalam industri. Pembagian kerja di industri
modern ini didasarkan pada jenis pekerjaan hingga
keterampilan dan daya saing setiap negara.

Globalisasi Menurut Thomas L. Friedman

Seorang kolumnis The New York Times, dan salah


satu teoretikus globalisasi yang populer, Thomas L.
Friedman menulis buku berpengaruh, The World
is Flat: A Brief History of the Twenty-First. Buku ini
berisi analisis komprehensif dari Friedman
mengenai globalisasi pada abad 21.

Dalam satu ceramahnya


ceramahnya, Friedman menyebut,
istilah the world is flat cocok untuk mendefinisikan
globalisasi yang terjadi saat ini. Istilah tersebut ia
temukan setelah ia mengamati proses bisnis di
India. Berdasarkan penemuannya, perdagangan
global dapat dirasakan di India berkat kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Globalisasi pun
telah terjadi secara masif di negara-negara lain.

Friedman pun menjelaskan bahwa globalisasi


terbagi menjadi tiga babak, yakni:

1. Globalization 1.0

Fase pertama globalisasi terjadi sekitar tahun 1492


hingga 1800-an. Pada fase ini, negara-bangsa atau
kekaisaran menjadi penggerak globalisasi.

2. Globalization 2.0

Pada tahun 1900-an hingga awal abad ke-21,


globalisasi mulai ditandai oleh hilangnya batas-
batas antarnegara. Aktivitas ekonomi global,
migrasi pekerja, hingga pertukaran budaya terjadi
pesat di kurun Abad 20 tersebut.

3. Globalization 3.0

Globalisasi abad ke-21 berkembang lebih jauh


karena melibatkan individu sebagai aktor utama di
proses menyatunya dunia. Pada saat ini, semua
orang yang bisa mengakses koneksi internet dapat
berjejaring dengan individu lain di seluruh dunia.

Globalization 3.0, menurut Friedman, menjadi


penanda bahwa dunia bersifat datar dan rata.
Maka itu, ia menyebut fenomena ini dengan istilah
the world is flat.

Pada Abad 21, akses jejaring global terbuka bagi


individu, kelompok, maupun perusahaan yang
dapat mengaksesnya. Friedman berpendapat
semua orang di Abad 21 harus mampu
beradaptasi, berjejaring, dan memanfaatkan
kesempatan dengan baik.

Baca juga artikel terkait GLOBALISASI atau


tulisan menarik lainnya Tara Resya Ayu
(tirto.id - Pendidikan)

Kontributor: Tara Resya Ayu


Penulis: Tara Resya Ayu
Editor: Addi M Idhom

" # $ % &

Home ! Pendidikan

Perbedaan Globalisasi, Modernisasi


dan Westernisasi serta Contohnya
Penulis: TTa
arra
aRReessyya
aAAyyu
u
tirto.id - 13 Sep 2021 23:50 WIB
Diperbarui 25 Mei 2022 16:36 WIB

'

Apa perbedaan globalisasi, modernisasi, dan


westernisasi? Apa saja contoh globalisasi,
modernisasi, dan westernisasi?

" # $ % &

tirto.id - Istilah globalisasi, modernisasi, dan


westernisasi kerap disepadankan, terutama karena
tiga proses sosial-budaya tersebut memuat unsur
masuknya nilai-nilai dari Barat (negara maju) ke
negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Namun, dari segi konsep, pengertiannya dalam
sosiologi, maupun prosesnya, ketiga istilah itu
memiliki perbedaan yang besar.

Mengutip laman M-Edukasi Kemendikbud,


globalisasi ditandai dengan mendunianya satu
Baca artikel selengkapnya
tatanan yang tidak mengenal batas wilayah dan
membawa sejumlah nilai-nilai global. Salah satu
nilai itu adalah modernisasi, selain juga
penghormatan pada hak asasi manusia (HAM),
demokrasi dan lain sebagainya.
(

Anda mungkin juga menyukai