Anda di halaman 1dari 106

CATATAN

Ramadan
Kholid Abdullah Harras
CATATAN Ramadan
Penulis:
Kholid Abdullah Harras

Editor:
Dimas Handi

Perancang Sampul: D.H. Saputera


Penata Aksara: D.H. Saputera

Kode Buku: Ag01-2024


Halaman: ix + 97
Cetakan 1: Maret 2024
ISBN: xxx-xxxx-xxxx-x-x

Diterbitkan oleh
Penerbit YSCI
(Yayasan Studi Cendekia Indonesia)
Jalan Gunung Gede Nomor 23
Sawahgede Cianjur Jawa Barat

Bekerjasama dengan
Pusat Dokumentasi dan Kajian
Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bogor

©Hak Cipta Dilindungi Undang-undang


Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi, sebagian
atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Buku ini dibuat dan diterbitkan untuk dibagikan secara gratis.


Silakan menyebarluaskannya kepada khalayak yang membutuhkan
untuk menemani Ramadan lebih khusyu dan bermakna.
ii
3

ّ
‫يم‬ َّ ‫ن‬
ِ ِ ‫الر ِح‬ ِ ‫اَلل الرحم‬ ِِ ‫ِب ْس ِ ِم‬
َ ُ َ َ َّ َ
ِِ ‫لسال ِم َعل ْيك ِْم َو َر ْح َم ِة‬
‫للا َو َب َركات ِه‬ ‫ا‬

Hanya kepada Allah jualah kita bersyukur atas


segala nikmat dan iradhat-Nya, sehingga Yayasan
Peradaban Syaikh Ahmad Soerkati yang menaungi
Lembaga Pusat Kajian dan Dokumentasi Al-Irsyad
Al-Islamiyah dapat menerbitkan e-book dengan
tajukِ “Catatanِ Ramadan”ِ karyaِ Ustadzِ Kholidِ
Abdullah Harras.

Di samping menerbitkan buku-buku dalam versi


elektronik, insha Allah kami juga akan
menghadirkan buku-buku bacaan secara fisik. Hal
ini untuk menyahuti banyak permintaan dari
masyarakat khususnya warga Irsyadiyin untuk
lebih mengenal karya-karya Syaikh Ahmad
Soerkati dan para muridnya dalam upaya
melakukan reaktualisasi mabda al-Irsyad.

iii
Hal ini sejalan dengan tujuan awal didirikan
Yayasan Peradaban Syaikh Ahmad Soerkati yang
merupakan keniscayaan dan langkah fundamen
untuk mengkristalkan kembali nilai-nilai Mabadi
Al-Irsyad serta untuk membendung tergerusnya
nilai-nilai pemahaman yang ditanamkan Syeikh
Ahmad Soerkati dari pemahaman baru yang
berkembang di masyarakat secara kaku dan
cenderung tekstual. Hal ini tidak sejalan dengan
norma pemahaman Mabda Al-Irsyad sebagai
gerakan dakwah yang reformis dan modernis.

Kami sangat menyadari bahwa keberhasilan misi


kami, tidak terlepas dari ridha Allah SWT. serta
partisipasi dan kontribusi seluruh warga Al-Irsyad.

Hormat kami
Yayasan Peradaban Syaikh Ahmad Soerkati

Ketua
Abdullah Abubakar Batarfie

iv
3

Dengan rasa syukur dan rendah hati, saya


mempersembahkan buku saku Catatan Ramadan
ini kepada pembaca. Buku ini merupakan hasil
bacaan sekadarnya terhadap berbagai referensi
serta tangkapan saya dari para penceramah yang
mulia, yang kemudian ditambahi dengan refleksi
pribadi terhadap setiap perjalanan Ramadan yang
telah penulis lakoni.

Saya ingin menegaskan bahwa buku ini tidak


termasuk dalam kategori ilmiah. Meski demikian,
dengan segala ketulusan dan niat baik, saya
berharap kiranya tulisan ini dapat diapresiasi dan
bermanfaat bagi sesama muslim yang membaca-
nya. Juga yang tertuang dalam buku ini diharapkan

v
menjadi amal saleh yang senantiasa mengalir
pahalanya kepada kita semua.

Saya menyadari keterbatasan ilmu saya. Oleh


karena itu, dengan rendah hati kami menerima
kritik dan saran demi penyempurnaannya dari
pembaca terhormat. Semoga dengan masukan
dari pembaca, buku ini dapat diperbaiki dan
menjadi lebih baik lagi.

Terimakasih kepada Yayasan SYAIKH AHMAD


SOERKATI dan Penerbit YSCI yang telah
memfasilitasi terbitnya edisi daring buku ini.

Akhir kata, kami mohon doa restu dari Allah SWT


agar buku ini menjadi sarana yang membawa
manfaat dan keberkahan bagi kita semua. Amiin.

vi
3

Prakata ~ iii
Pengantar Penulis ~ v

Marhaban Ramadan ~ 1
A. Salam Ramadan ~ 2
B. Tradisi Menyambut Ramadan di Nusantara ~ 3
C. Tradisi yang Menyelisihi ~ 6

Shiyam Menurut Bahasa dan Fiqih ~ 8


A. Pengertian ~ 9
B. Perintah Puasa ~ 10
C. Puasa Umat Terdahulu ~ 12

Rujukan Puasa Ramadan ~ 14


A. Ayat-ayat Puasa Ramadan ~ 15
B. Hadist-hadist Seputar Ramadan ~ 18

Manfaat Puasa ~ 27
A. Tinjauan Medis Manfaat Puasa ~ 28
B. Tinjauan Psikologis Manfaat Puasa ~ 31
C. Tinjauan Sosiologis Manfaat Puasa ~ 34

vii
Berpuasa Sesuai Sunnah ~ 37

Manfaat Makan Sahur ~ 41


A. Manfaat dan Hikmah Makan Sahur ~ 42
B. Manfaat Menyegerakan Berbuka ~ 44

Amalan Baik di Bulan Ramadan ~ 50

Nuzul Qur’an ~ 57

I’tikaf ~ 61
A. Pengertian I’tikaf ~ 62
B. Keutamaan I’tikaf ~ 62
C. Cara Pelaksanaan I’tikaf ~ 63
D. Hal-hal yang Dapat Mengurangi Nilai I’tikaf ~ 64
E. Kiat-kiat I’tikaf Sesuai Tuntunan Rasulullah ~ 65

Zakat Fitrah ~ 69
A. Pengertian Zakat Fitrah ~ 70
B. Besaran Zakat Fitrah ~ 70
C. Tata Cara Pelaksanaan Zakat Fitrah ~ 70
D. Waktu Pelaksanaan Zakat Fitrah ~ 71
E. Hikmah Zakat Fitrah ~ 72

Idul Fitri ~ 76
A. Pengertian Idul Fitri ~ 77

viii
B. Ibadah-ibadah yang Disunnahkan ~ 77
C. Idul Fitri Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW ~ 78
D. Silaturahmi Idul Fitri ~ 80
E. Tuntunan Silaturahmi Idul Fitri ~ 81
F. Tradisi yang Menyelisihi ~ 83

Refleksi ~ 86
A. Indikator Keberhasilan Ramadan ~ 87
B. Perubahan Positif Pasca-Ramadan ~ 90

Referensi ~ 93
Tentang Penulis ~ 97

ix
1
A. SALAM RAMADAN
"MarhabanِRamadan"ِadalahِungkapanِsambutanِ
yangِ biasaِ digunakanِ olehِ umatِ Muslimِ dalamِ
menyambutِ bulanِ Ramadan.ِ Kataِ "marhaban"ِ
berasalِ dariِ bahasaِ Arabِ yangِ berartiِ "selamatِ
datang"ِ atauِ "salam".ِ Jadi,ِ secaraِ harfiah,ِ
"Marhabanِ Ramadan"ِ dapatِ diartikanِ sebagaiِ
"Selamatِ datangِ Ramadan"ِ atauِ "Salamِ
Ramadan".
Ungkapanِ tersebutِ digunakanِ sebagaiِ bentukِ
penyambutanِ yangِ hangatِ danِ penuhِ
kegembiraanِ terhadapِ kedatanganِ bulanِ suciِ
Ramadan.ِ Denganِ mengucapkanِ "Marhabanِ
Ramadan",ِ umatِ Muslimِ menyampaikanِ salamِ
kegembiraan,ِ keberkahan,ِ danِ harapanِ atasِ
datangnyaِbulanِRamadanِyangِpenuhِberkah.
Selainِ menjadiِ ungkapanِ penyambutan,ِ
"Marhabanِ Ramadan"ِ jugaِ mencerminkanِ
semangatِ untukِ mempersiapkanِ diriِ secaraِ
spiritualِ danِ meningkatkanِ ibadahِ selamaِ bulanِ
Ramadan.ِ
Ungkapanِ tersebutِ jugaِ mengingatkanِ umatِ
Muslimِ akanِ pentingnyaِ memanfaatkanِ bulanِ
Ramadanِ denganِ sebaik-baiknyaِ untukِ
2
mendekatkanِdiriِkepadaِAllahِSWT,ِmemperbaikiِ
akhlak,ِdanِmeningkatkanِamalِibadah.

B. TRADISI MENYAMBUT RAMADAN DI


NUSANTARA
Diِ Nusantara,ِ terdapatِ beragamِ tradisiِ
menyambutِ Ramadanِ yangِ berbeda-bedaِ dariِ
satuِ daerahِ keِ daerahِ lainnya.ِ Beberapaِ tradisiِ
menyambutِRamadanِdiِNusantaraِantaraِlain:
1. PawaiِTakbirِKeliling
SebelumِRamadanِdimulai,ِbanyakِmasyarakatِdiِ
beberapaِdaerahِmelakukanِpawaiِtakbirِkeliling.ِ
Merekaِ berkumpulِ diِ masjidِ atauِ musala,ِ laluِ
berkelilingِ kampungِ sambilِ membacaِ takbirِ danِ
dzikirِmenyambutِkedatanganِRamadan.
2. TradisiِBersihِDesa/Kampung
Beberapaِ masyarakatِ menjalankanِ tradisiِ bersihِ
desaِ atauِ kampungِ sebagaiِ persiapanِ
menyambutِ Ramadan.ِ Merekaِ membersihkanِ
danِ merapikanِ lingkunganِ desaِ atauِ kampungِ
sebagaiِsimbolِpersiapanِmenyambutِbulanِsuci.

3
3. BerziarahِkeِMakam
Sebagianِ masyarakatِ jugaِ menjalankanِ tradisiِ
berziarahِ keِ makamِ paraِ leluhurِ atauِ kerabatِ
yangِ sudahِ meninggal.ِ Merekaِ berdoaِ untukِ
anggotaِ keluarganyaِ yangِ sudahِ wafatِ kiranyaِ
diberikanِampunanِolehِAllahِSWT.
4. PersiapanِMakananِKhasِRamadan
Beberapaِ daerahِ memilikiِ tradisiِ membuatِ
makananِ khasِ Ramadanِ sepertiِ ketupat,ِ oporِ
ayam,ِ kolak,ِ danِ berbagaiِ jenisِ makananِ khasِ
lainnya.ِ Masyarakatِ sibukِ mempersiapkanِ
makananِuntukِsahurِdanِberbukaِpuasaِbersamaِ
keluarga.
5. Menyelenggarakanِ Berbagaiِ Kegiatanِ
Keagamaan
Padaِ bulanِRamadan,ِbanyakِmasjidِdanِmusalaِ
diِNusantaraِmenyelenggarakanِberbagaiِkegiatanِ
keagamaanِ sepertiِ pengajian,ِ tadarusِ Al-Qur'an,ِ
kajianِ agama,ِ danِ berbagaiِ programِ keislamanِ
lainnyaِ untukِ meningkatkanِ keberkahanِ bulanِ
penuhِberkahِtersebut.

4
6. SalatِTarawihِdanِWitirِBerjamaah
Salatِ tarawihِ danِ witirِ menjadiِ bagianِ pentingِ
dalamِ ibadahِ Ramadan.ِ Banyakِ masyarakatِ diِ
Nusantaraِyangِberbondong-bondongِmenghadiriِ
salatِ tarawihِ danِ witirِ berjamaahِ diِ masjidِ atauِ
musalaِsetiapِmalamِselamaِbulanِRamadan.
7. MenghiasِdanِMenerangiِRumah
Sebagianِ masyarakatِ diِ belahanِ Nusantaraِ jugaِ
memilikiِ tradisiِ menghiasِ danِ menerangiِ rumahِ
denganِlampu-lampuِhiasanِatauِlenteraِsebagaiِ
bentukِmenyambutِkedatanganِRamadan.ِ
8. MenyantuniِFakirِMiskin
Ramadanِjugaِmenjadiِmomenِyangِtepatِuntukِ
melakukanِ amalِ kebajikan.ِ Banyakِ masyarakatِ
yangِmenjalankanِtradisiِmenyantuniِfakirِmiskinِ
atauِ memberikanِ bantuanِ kepadaِ yangِ
membutuhkanِ sebagaiِ bagianِ dariِ ibadahِ
Ramadan.
9. MengadakanِAcaraِBerbagiِMakanan
Banyakِ keluargaِ atauِ komunitasِ yangِ mengada-
kanِ acaraِ berbagiِ makananِ sahurِ atauِ berbukaِ

5
puasaِ bersama-samaِ sebagaiِ bentukِ
kebersamaanِdanِsolidaritasِantarِsesama.
Tradisi-tradisiِ baikِ tersebutِ merupakanِ bagianِ
dariِ kekayaanِ budayaِ danِ keagamaanِ diِ
Nusantaraِ yangِ mencerminkanِ kebersamaan,ِ
solidaritas,ِ danِ semangatِ keagamaanِ dalamِ
menyambutِkedatanganِbulanِRamadan.

C. TRADISI YANG MENYELISIHI


Beberapaِ tradisiِ yangِ menyelisihiِ sunnahِ dalamِ
menyambutِkedatanganِRamadanِdanِsebaiknyaِ
dihindariِantaraِlain:
1. ِPestaِdanِPerayaanِBerlebihan
Mengadakanِpestaِatauِperayaanِyangِberlebihanِ
denganِtujuanِmenyambutِRamadanِtidakِsesuaiِ
denganِ semangatِ puasaِ danِ ibadahِ yangِ
seharusnyaِ dipersiapkanِ dalamِ bulanِ suciِ
tersebut.ِ Sebaliknya,ِ sebaiknyaِ fokusِ padaِ
persiapanِspiritualِdanِkeagamaan.
2. KonsumsiِMakananِyangِBerlebihan
Menyantapِ makananِ denganِ berlebihanِ atauِ
makan-makananِ yangِ tidakِ sehatِ sebelumِ
6
Ramadanِ dimulaiِ tidakِ konsistenِ denganِ
semangatِ menahanِ diriِ danِ membatasiِ asupanِ
makananِselamaِbulanِpuasa.
3. MeremehkanِPersiapanِRohaniِ
Terlaluِ fokusِ padaِ persiapanِ fisikِ sepertiِ
persiapanِmakananِdanِhiasanِrumah,ِsementaraِ
meremehkanِ persiapanِ rohaniِ sepertiِ
memperdalamِ ilmuِ agama,ِ memperbaikiِakhlak,ِ
danِmeningkatkanِibadah.
4. Menunda-NundaِPerbaikanِDiri
Menunda-nundaِ untukِ memperbaikiِ diriِ atauِ
meningkatkanِ kualitasِ ibadahِ sampaiِ Ramadanِ
dimulai,ِ padahalِ seharusnyaِ Ramadanِ
dimanfaatkanِsebagaiِwaktuِuntukِintrospeksiِdanِ
memperbaikiِdiri.
Dalamِ menyambutِ Ramadan,ِ sebaiknyaِ umatِ
Islamِ fokusِ padaِ persiapanِ spiritual,ِ introspeksiِ
diri,ِ danِ peningkatanِ ibadah,ِ sesuaiِ denganِ
tuntunanِagamaِdanِsunnahِRasulullahِSAW.

7
8
A. PENGERTIAN
Dalamِbahasaِ Arab,ِ"shiyam"ِ(‫ِ)ش َيام‬
ِ memilikiِartiِ
umumِyangِmencakupِsemuaِbentukِpenahananِ
atauِ menahanِ diriِ dariِ sesuatu.ِ Namun,ِ dalamِ
konteksِ fiqihِ Islam,ِ "shiyam"ِ merujukِ secaraِ
khususِ kepadaِ puasa,ِ yaituِ menahanِ diriِ dariِ
makan,ِ minum,ِ danِ aktivitas-aktivitasِ tertentuِ
dariِ terbitِ fajarِ (subuh)ِ hinggaِ terbenamnyaِ
matahari,ِ denganِ niatِ sebagaiِ ibadahِ kepadaِ
Allah.
Secaraِ fiqih,ِ puasaِ adalahِ salahِ satuِ dariِ limaِ
rukunِIslamِdanِmerupakanِkewajibanِbagiِsetiapِ
Muslimِ yangِ telahِ mencapaiِ usiaِ baligh,ِ berakalِ
sehat,ِ danِ tidakِ adaِ halanganِ yangِ meng-
halanginyaِ untukِ berpuasa,ِ sepertiِ sakitِ atauِ
sedangِ dalamِ perjalanan.ِ Puasaِ Ramadanِ
diwajibkanِ padaِ bulanِ Ramadan,ِ bulanِ
kesembilanِ dalamِ kalenderِ Hijriyah,ِ sesuaiِ
denganِfirmanِAllahِdalamِAl-Quran.
Jadi,ِsecaraِsingkat,ِdalamِkonteksِfiqih,ِ"shiyam"ِ
adalahِ puasa,ِ yaituِ menahanِ diriِ dariِ makan,ِ
minum,ِ danِ aktivitasِ tertentuِ dariِ terbitِ fajarِ
hinggaِ terbenamnyaِ matahari,ِ sebagaiِ ibadahِ
kepadaِAllah.

9
B. PERINTAH PUASA
Perintahِ puasaِ merupakanِ salahِ satuِ ajaranِ
utamaِ dalamِ agamaِ Islam.ِ Secaraِ singkat,ِ
perintahِpuasaِRamadanِadalahِsebagaiِberikut:
1. Wajibِ
PuasaِRamadanِmerupakanِkewajibanِbagiِsetiapِ
Muslimِ yangِ telahِ mencapaiِ usiaِ baligh,ِ berakalِ
sehat,ِ danِ tidakِ adaِ halanganِ yangِ meng-
halanginyaِ untukِ berpuasa,ِ sepertiِ sakitِ atauِ
sedangِdalamِperjalanan.
2. Durasiِ
Puasaِ Ramadanِ dilaksanakanِ sepanjangِ bulanِ
Ramadan,ِ bulanِ kesembilanِ dalamِ kalenderِ
Hijriyah,ِyangِberlangsungِselamaِ29ِatauِ30ِhari.ِ
Puasaِ dimulaiِ dariِ terbitِ fajarِ (subuh)ِ hinggaِ
terbenamnyaِmatahari.
3. Niatِ
Puasaِ harusِ dimulaiِ denganِ niatِ yangِ tulusِ
sebagaiِibadahِkepadaِAllah.ِ Niatِiniِtidakِharusِ
diucapkan,ِ tetapiِ harusِ adaِ dalamِ hatiِ sebelumِ
terbitِfajar.

10
4. AktivitasِyangِDihindariِ
Selamaِ berpuasa,ِ seorangِ Muslimِ diwajibkanِ
menahanِdiriِdariِmakan,ِminum,ِdanِmelakukanِ
hubunganِ intimِ dariِ terbitِ fajarِ hinggaِ
terbenamnyaِmatahari.
5. Tujuanِ
Puasaِ Ramadanِ bertujuanِ untukِ mendekatkanِ
diriِ kepadaِ Allah,ِ membersihkanِ jiwaِ danِ tubuhِ
dariِ dosa,ِ meningkatkanِ kesabaran,ِ sertaِ
merasakanِempatiِterhadapِmerekaِyangِkurangِ
beruntung.
6. PengampunanِdanِPahalaِ
Puasaِ Ramadanِ dianggapِ sebagaiِ salahِ satuِ
ibadahِ yangِ palingِ bermakna,ِ diِ manaِ Allahِ
menjanjikanِpengampunanِdosa-dosaِyangِtelahِ
laluِ bagiِ merekaِ yangِ melaksanakannyaِ denganِ
ikhlasِdanِpenuhِkepatuhan.
7. Keutamaanِ
Puasaِ Ramadanِ merupakanِ salahِ satuِ dariِ limaِ
rukunِ Islamِ danِ memilikiِ keutamaanِ yangِ besarِ
dalamِ agamaِ Islam.ِ Puasaِ Ramadanِ jugaِ

11
merupakanِ kesempatanِ untukِ mendapatkanِ
pahalaِyangِmelimpahِdariِAllahِSWT.
Itulahِ sekilasِ tentangِ perintahِ puasaِ Ramadanِ
dalamِagamaِIslam.ِPuasaِRamadanِbukanِhanyaِ
sekadarِ menahanِ diriِ dariِ makanِ danِ minum,ِ
tetapiِ jugaِ merupakanِ kesempatanِ untukِ
memperbaikiِ diriِ secaraِ spiritualِ danِ mening-
katkanِhubunganِdenganِAllahِSWT.

C. PUASA UMAT TERDAHULU


Sebelumِ Islam,ِ praktikِ puasaِ sudahِ adaِ dalamِ
beberapaِ agamaِ danِ kepercayaan.ِ Beberapaِ
contohِ praktikِ puasaِ sebelumِ Nabiِ Muhammadِ
SAWِadalah:
1. Yudaismeِ
Puasaِ dalamِ agamaِ Yahudiِ terutamaِ terkaitِ
denganِ perayaan-perayaanِ keagamaanِ tertentu,ِ
sepertiِPuasaِYomِKippurِ(HariِRayaِPenebusan).ِ
YomِKippurِadalahِhariِpalingِsuciِdalamِkalenderِ
YahudiِdiِmanaِorangِYahudiِberpuasaِdanِberdoaِ
untukِmemohonِpengampunanِdosa.

12
2. Nasraniِ
Dalamِ tradisiِ Kristen,ِ adaِ praktikِ puasaِ yangِ
terkaitِ denganِ masaِ Prapaskahِ (Lent)ِ sebagaiِ
persiapanِmenjelangِPaskah.ِOrang-orangِKristenِ
yangِ berpuasaِ diِ masaِ Prapaskahِ dimintaِ untukِ
menahanِ diriِ dariِ makananِ tertentuِ atauِ
melakukanِ pengorbananِ lainِ sebagaiِ bentukِ
penghormatanِ danِ penyesalanِ atasِ dosa-dosaِ
mereka.
3. Agama-agamaِkunoِ
BeberapaِagamaِkunoِdiِdaerahِTimurِTengahِdanِ
sekitarnyaِ jugaِ memilikiِ praktikِ puasaِ sebagaiِ
bagianِ dariِ upacaraِ keagamaanِ atauِ ritualِ
spiritual.ِ Misalnya,ِ praktikِ puasaِ tercatatِ dalamِ
agama-agamaِ Mesopotamiaِ kunoِ danِ agama-
agamaِyangِdipraktikkanِdiِdaerahِArabِsebelumِ
kedatanganِIslam.
Praktik-praktikِ puasaِ iniِ mungkinِ memilikiِ
perbedaanِ dalamِ bentuk,ِ durasi,ِ danِ tujuanِ
dibandingkanِ denganِ puasaِ yangِ diwajibkanِ
dalamِ Islam.ِ Namun,ِ konsepِ puasaِ sebagaiِ
bentukِ pengendalianِ diri,ِ spiritualitas,ِ danِ
pengorbananِ sudahِ adaِ dalamِ berbagaiِ agamaِ
danِkepercayaanِsebelumِIslam.
13
14
A. AYAT-AYAT PUASA RAMADAN

Surah Al-Baqarah (2:183-185)

َ ُ َ ِّ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ ّ َ ُّ َ َ
ِ ‫ِالص َيامِك َماِك ِت َب َِع‬
‫ل‬ ‫ِياِأيهاِال ِذينِآمنواِك ِتبِعليكم‬
َ َّ َ ُ ّ َ ُ َ َ ‫ِّالذ‬
ِ ‫ين ِِمنِق ْب ِلك ْمِل َعلك ْمِتتق‬
‫ون‬ ِ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa."
َّ َ َ َ َ ً َّ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ ً َّ َ
‫مِم ِريضاِأ ْو َِعل َِسف ٍرِف ِعد ِة‬‫ِأيام َاِمع ُدود ٍاتِفمنِِكان ِِمنك‬
‫ام‬ َ َ َ ْ َ
ِ ‫ينِي ِطيقونه ِِفدي َةِطع‬ َ ‫ِِّم ْنِأ َّيامِأ َخ َر َِو َع َل ِّالذ‬
ِ
َ َ ّ ْ َ َ َ ً ْ َ َ َّ َ َ َ َ ‫ْ ٍ ن‬
‫وا‬
ِ ‫ِِمس ِك ْ ٍيِفمنِتطوعِخ ْياِفهوِخ ْيِلهِوأنِتصوم‬
َ َ َ ُ ُّ َ
ِ ‫ِخ ْْيِلك ْم ِِإنِكنت ِْمِت ْعلم‬
‫ون‬
[Puasa] itu beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di
antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari
yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati
15
memberikan lebih dari yang diwajibkan itu, maka itulah
yang lebih baik baginya. Dan berpuasalah kamu, (wajib)
kepada kamu, jika kamu mengetahui."

َ
ِ ٍ ‫اس َِوَب ِّين‬
‫ات‬
َّ ِّ ً
‫لن‬ ‫ىِل‬ ‫د‬ ‫ِه‬‫آن‬
‫ر‬ ْ ‫َِش ْهر َِرَم َض َان ِّال ِذ َي ُِأنز َل ِِف ِيهِالق‬
ِ َّ ُ َ َ َ ِ َ َ ْ َ َ َ ِّ
‫نِش ِهد ِِمنكمِالش ِْه َ ِر‬ ‫ِمنِالهدىِوالفرقانِفم‬
ْ‫ن‬ ِّ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ً َ ِ َ َ َ َ ْ َ َ
ِ ‫ِ َفلي ُصمهِومنِكانِم ِريضاِأوِعلِسف ٍرِف ِع ِدةِم‬
ُ َ َ ْ ُ ّ َ
ِ َ ْ ‫س َِوالِي ِريد ِِب ِكمِالع‬
‫س‬ ِ ‫ِأ َّي ٍامِأخ َرِي ِريدِِاَلل ِِبكمِالي‬
ُّ َ ُ ََ َ َّ َ َ َ َّ ُ َ
‫ِاَلل َِعل َِماِهداك ْم َِول َعلك ِْم‬ ‫ِولتك ِِّيوا‬ِ ‫ِو ْلت ُك ِمل َواِال ِعدة‬
َِ
‫ون‬
ِ ‫ِتشكر‬
"Bulan Ramadan itu bulan yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur'an, menjadi petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
16
Nya yang diberikan kepada kamu, supaya kamu
bersyukur."

Surah Al-Baqarah (2:187)


ُّ ُ َ َ َّ َ ِّ َ َ ْ َ ْ ُ َ َّ ُ
‫ِالرف َث ِِإَل ِِن َس ِائك ْمِه َّن ِِل َباسِلك ِْم‬ ‫ِأ ِحلِلكمِليلةِالصيام‬
َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ ّ َِ َ َّ ّ َ ْ َ َ
‫ون‬
ِ ‫ِ َوأنتم ِِلباسِلهنِع ِلمِاَللِأِنكمِكنتمِتخِتان‬
َ َ ُ َ َ َ َ ُْ ََْ َ ََ ْ ُ َ
ِ ‫اِعنك ْمِفاآلن َِب ِِاشوه‬
َّ‫ن‬ ‫ِأنفسكم ِِفتابِعليكمِوعف‬
‫واِح ََّّت َِي َت َب َّْ ِن‬
َ‫ي‬ َ ‫شب‬ َ ‫ِاَلل َِل ُك ْم َِوُك ُل‬
َ ِْ ‫واِوِا‬ ّ َ َ َ َ َْ َ
‫ِوابتغواِماِكت َب‬
َ َ َ َْ َ َ َ َُ
‫ِلك َمِالخ ْيطِاألْبيض ِِمنِالخي ِطِاألسو ِد ِِم َنِالفج ِِر‬
ْ ْ َ
َ ّ َ
‫واِالص َي َام ِِإَلِالل ْي ِل َِوالِت َبِا ِِشوه َّن َِوأنت ِْم‬ ِّ ‫ِث َّمِأت ُِّم‬
ِ
َ َََْ َ ّ َ َ َ ‫ن‬ َ َ
‫ِاَللِفالِتقربوهِا‬ ِ ‫َِع َ ِاكفون ِ يِفِالمس ِاج ِد ِِتلكِح َد ّود‬
َ َّ
ِ ‫اسِل َعله ْم َِيتق‬
‫ون‬
َّ َ ّ ‫َ َ ِّ ن‬
ِ ‫ِكذِلكِيب ْيِاَللِآي ِات ِه ِِللن‬
"Dihalalkan bagimu bersetubuh pada malam hari bulan
puasa. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun
adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa
kamu selalu mengkhianati dirimu sendiri, maka Allah
memberi keampunan kepadamu dan memberi maaf
kepadamu. Sekarang, campurilah mereka dan carilah
apa yang telah ditentukan Allah bagimu. Makan
minumlah sampai terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah

17
puasa itu sampai (datang) malam. Dan janganlah kamu
campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam
mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-
ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa."

Surah Al-A'raf (7:31)

‫اشبوِا‬ َ ‫ِآد َمِخذواِز َين َت ُك ْمِع َند ُِك ِّل َِم ْسجد َِوُك ُل‬
َ ِْ ‫واِو‬ َ ‫َ َن‬
‫ِياِب ِ يّت‬
ٍ ِ ِ ِ َ َّ
َ‫ي‬
‫سف ْ ِن‬ ْ ُّ ْ َ َ
ِ ِِ ‫واِإنهِالِي ِحبِالم‬ ِ ‫سف‬ِ ‫ِوالِت‬
"Wahai anak-anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan."

B. HADIST-HADIST SEPUTAR RAMADAN


1. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ َ َ َّ
ِ ‫ِص َام َِرَمض‬
‫ان‬ َ ‫ِ"م ْن‬َ :‫ال‬ َ ‫ِصلِللاِعليهِوسلمِق‬ ‫ِِا ِلن ي ُّّت‬
َ ‫اِو ْاحت َس ًاباِغف َر َِله َِم َاِت َق َّد َمِم ْن َِذ ْنبه‬
‫"ِر َو ِاه‬ َ ً
ِِ ِ ِ ِ ‫ِِإ َيمان‬
َ
‫البخ ِار ُّي َِوم ْس ِل ِم‬
18
"Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan dengan
iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaq
'Alaih)

2. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ْ‫ َوفُتِ َحت‬، ُْ‫اطين‬


ِ َ‫شي‬ َّ ‫ت ال‬
ِْ ‫ص ِف َد‬
ُ ُْ‫ضان‬ َ ‫ل َر َم‬ َْ ‫ِإذَا َد َخ‬
‫اب النَّار‬ َ
ُْ ‫غ ِلقَتْ أب َو‬
ُ ‫اب ال َّجنَ ِْة َو‬ُْ ‫أَب َُو‬
"Apabila tiba bulan Ramadan, pintu-pintu langit
terbuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaitan-
syaitan dibelenggu." (Muttafaq 'Alaih)

3. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
َ َ َ َ ًّ َْ َ َ
ِ ‫ِص َام َِرَمضانِث َّمِأت َب َعه ِِست ِاِم ْن‬
ِ ِ ‫ِش َّو ٍالِكانِك ِص َي‬
‫ام‬ َ ‫ِ َم ْن‬
ْ َّ
‫الده ِر َِر َواهِم ْس ِل ِم‬
"Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian disusul
dengan enam hari di bulan Syawal, maka seolah-
olah dia berpuasa selama setahun." (HR. Muslim)

19
4. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َْ‫ل أَج ِرِْه غَي َْر أَنَّ ْهُ ل‬


ُْ ‫صا ِئ ًما كَانَْ لَ ْهُ ِمث‬ َّ ‫َمنْ َف‬
َ ‫ط َْر‬
‫صا ِئ ِْم شَيئًا‬َّ ‫ص ِمنْ أَج ِْر ال‬ ُْ ُ‫َينق‬
"Barangsiapa memberi makan kepada orang yang
berbuka (puasa) di bulan Ramadan dengan
makanan yang halal, maka baginya pahala seperti
orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi
pahala orang yang berpuasa tersebut sedikitpun."
(HR. Tirmidzi)
5. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫لل‬
ِ ِ‫ِفليس‬،‫ِمنِلمِيدعِقولِالزورِوالعملِبهِوالجهل‬
‫ي‬ ِ
ِ ‫عِطعامهِوشابهِرواهِالبخار‬‫حاجةِأنِيد‬
"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta
dan amalan buruk selama berpuasa, maka Allah
tidak memerlukan dia meninggalkan makanan dan
minumannya." (HR. Bukhari)

20
6. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ً ً
‫ن‬
ِ ‫ِمنِصامِرمضانِإيماناِواحتساباِغفرِلهِماِتقدمِم‬
‫ذنبهِرواهِالبخاريِومسل ِم‬
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan
iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya
yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan
Muslim).
7. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ِفإذاِكانِيومِصومِأحدكمِ ِفالِيرفثِو ِل‬.‫ِالصومِجنة‬


‫ن‬
‫ ي‬:‫ِفإنِسابهِأحدِأوِقاتلهِفليقل‬،‫ِيصخب‬.ِ
‫ِإنِصائ ِم‬
‫رواهِالبخاريِومسل ِم‬
"Puasa adalah perisai (pelindung). Ketika seseorang
di antara kalian sedang berpuasa, janganlah dia
berbicara dengan kata-kata kotor dan jahat. Dan jika
ada orang mencaci atau menyerangnya, maka
hendaklah dia berkata, 'Saya sedang berpuasa.'"
(HR. Bukhari dan Muslim)

21
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ً
‫ِمنِصامِيوما ن يِفِسبيلِللاِبعثهِللاِبذلكِاليو ِم‬
ً ً
‫ي‬ ِ‫ْ ن‬
ِ ‫ةِسبعيِخريفاِرواهِالبخار‬ ‫ِمنِالنارِمسي‬
ْ ‫ِوجهنيا‬
‫ومسل ِم‬
"Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah,
Allah akan menjauhkannya dari Neraka sejauh tujuh
puluh tahun." (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ً ً
‫ن‬
ِ ‫اِواحتساباِغفرِلهِماِتقدمِم‬‫ِمنِصامِرمضانِإيمان‬
‫ذنبهِرواهِالبخاريِومسل ِم‬
"Barangsiapa berpuasa Ramadan dengan iman dan
mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah
lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫َل‬ ِ
ِ ‫ِكلِعملِابنِآدمِيضاعفِالحسنةِعسةِأمثالهاِإ‬
‫ِفإن ِه‬،‫ِإلِالصيام‬:‫ِقالِللاِعزِوجل‬،‫ِسبعمائةِضعف‬
22
‫عِشهوتهِوطعامهِمنِأجل‬
ِ‫ي‬ ‫ِيد‬،‫َلِوأناِأجزيِبه‬،ِ
‫ي‬
:
‫ِوفرحةِعندِلقا ِء‬،‫ِللصائمِفرحتان ِفرحةِعندِفطره‬
‫ِرواهِمسل ِم‬،‫ِربه‬.
"Sesungguhnya setiap amalan anak Adam akan
dilipatgandakan; setiap amalan baik dilipat-
gandakan dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat.
Allah berfirman, 'Kecuali puasa, karena puasa itu
untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan
pahalanya. Seseorang meninggalkan syahwat dan
makanan karena-Ku.' Sesungguhnya orang yang
berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan; ketika
berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya. (HR.
Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah


Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ِ ِ
‫ِالحسنةِبعس‬،‫يضاعفِالحسنة‬ ِ‫لِعملِابنِآدم‬ ِ ‫ِك‬
‫ِإ ِل‬:‫ِقالِللاِعزِوجل‬،‫ِأمثالهاِإَلِسبعمائةِضعف‬
‫ِيدعِشهوتهِوطعام ِه‬،‫ِفإنهَِلِوأناِأجزيِبه‬،‫ِالصيام‬
‫ي‬
‫ِوفرح ِة‬،‫ِفرحةِعندِفطره‬:‫ِللصائمِفرحتان‬،‫ِمنِأجل‬
‫ي‬
‫ك‬ِ ‫ِولريحِفيهِأطيبِمنِريحِالمس‬،‫عندِلقاءِربه‬،ِ
23
َ
‫ِوإذاِلقِرب ِه‬، ‫ِإذاِأفطرِفرحِبفطرِه‬:‫ِوللصائمِفرحتان‬
‫ي‬
‫ِوللصائمِعندِفطرهِعندِاللقاءِيو ِم‬،‫ِفرحِبصيامه‬
‫ِوللصائ ِم‬،‫ِالقيامةِأطيبِعندِللاِمنِريحِالمسك‬
‫ح‬ َ :‫ِفرحتان‬
ِ ‫ِوإذاِلقيهِفر‬،‫ِإذاِلقِربهِفرحِبصومه‬
‫ي‬
‫ِقالِثالثِمراتِرواهِالبخاريِومسل ِم‬،‫ِبصومه‬.
"Setiap amal ibadah anak Adam dilipatgandakan
(pahalanya); setiap kebaikan dilipatgandakan
sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah
berfirman, 'Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku
dan Aku yang akan memberikan pahalanya’. Orang
yang berpuasa meninggalkan syahwatnya,
makanan dan minumannya karena-Ku. Puasa
adalah perisai (pelindung). Jika ada orang dari kalian
berpuasa, janganlah dia berkata kata-kata kotor dan
jangan pula bertengkar. Jika seseorang menyerang
atau mencacinya, hendaklah dia berkata, 'Saya
sedang berpuasa.' Demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih
harum di sisi Allah pada hari Kiamat daripada bau
kasturi. Orang yang berpuasa memiliki dua
kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan
kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya.
Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih

24
harum di sisi Allah daripada bau misik. Bagi orang
yang berpuasa terdapat dua kegembiraan;
kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan
ketika bertemu dengan Tuhannya. Dan
sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ada dua
kegembiraan: kegembiraan ketika berbuka dan
kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
9. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫َل‬ ِ
ِ ‫ِالحسنةِبعسِأمثالهاِإ‬،‫ِكلِعملِابنِآدمِيضاعف‬
‫ِإلِالصومِفإن ِه‬:‫ِقالِللاِعزِوجل‬،‫ِسبعمائةِضعف‬
‫عِشهوتهِوطعامهِمنِأجل‬
ِ‫ي‬ ‫ِيد‬،‫َلِوأناِأجزيِبه‬،ِ
‫ي‬
‫الصحيحِمسل ِم‬

"Setiap amal anak Adam dilipat gandakan


(pahalanya), satu kebaikan dilipatkan menjadi
sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah
Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, karena itu bagian-
Ku, dan Aku yang akan memberikan balasannya.
Seseorang meninggalkan hawa nafsunya dan
makanannya karena Aku.'" (HR. Muslim)

25
10. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
َ ِّ َ َ َّ َ ِّ َ َ ‫ِإ َذ‬
‫ت‬ِ ْ ‫ِوغلق‬، ‫انِفت َح ْتِأ ْب َوابِالسم ِاء‬ ِ ‫اِج َاءِ َرَِمض‬
‫ي‬
َ
ِِّ ‫ِو ِ ن يفِالبخ ِار‬، َ ‫ي‬ َّ
‫ِالش َي ِاط ْ ن‬ ‫ت‬ ‫ل‬
َ
‫س‬ ‫ل‬‫س‬ َ ‫ َِأ ْب َواب َِج َه َّن َم‬:ِ ِ
‫ِو‬،
ِ ِ
َ ُْ َ ‫َِوف ِّت َح ْت َِأ ْب‬
‫ت‬ ِ ْ ‫ َِوأغ ِلق‬:‫ِوِ ن يفِم ْس ِل ٍم‬،
َ ‫ِالر ْح َمة‬
ِ َّ ‫اب‬ ‫و‬ َ
َّ
‫أ ْب َوابِال َجن ِِة‬
"Apabila tiba bulan Ramadan, pintu-pintu langit
terbuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan
dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Salah satu tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia:


Makan bersama.

26
27
A. TINJAUAN MEDIS MANFAAT PUASA
Puasaِ memilikiِ berbagaiِ manfaatِ yangِ dapatِ
diamatiِdariِsudutِpandangِmedis.ِBerikutِadalahِ
beberapaِ manfaatِ puasaِ yangِ telahِ
didokumentasikan:
1. MenurunkanِBeratِBadan
Puasaِintermitenِatauِpuasaِyangِterjadwalِtelahِ
terbuktiِ efektifِ dalamِ membantuِ menurunkanِ
beratِ badanِ denganِ mengurangiِ asupanِ kaloriِ
danِmeningkatkanِmetabolismeِtubuh.
2. MeningkatkanِKesehatanِJantung
Puasaِ teraturِ dapatِ membantuِ menurunkanِ
faktorِ risikoِ penyakitِ jantung,ِ sepertiِ tekananِ
darahِ tinggi,ِ kadarِ kolesterol,ِ danِ kadarِ gulaِ
darah,ِ yangِ semuanyaِ berkontribusiِ padaِ
kesehatanِjantungِyangِlebihِbaik.
3. MeningkatkanِSensitivitasِInsulin
Puasaِdapatِmembantuِmeningkatkanِsensitivitasِ
tubuhِ terhadapِ insulin,ِ yangِ dapatِ mengurangiِ
risikoِ resistensiِ insulinِ danِ perkembanganِ
diabetesِtipeِ2.

28
4. MeningkatkanِFungsiِOtak
Beberapaِ penelitianِ menunjukkanِ bahwaِ puasaِ
dapatِ meningkatkanِ fungsiِ kognitifِ danِ
melindungiِotakِdariِpenyakitِdegeneratif,ِsepertiِ
AlzheimerِdanِParkinson.
5. MeningkatkanِKesehatanِMetabolisme
Puasaِ dapatِ merangsangِ prosesِ autophagy,ِ diِ
manaِ sel-selِ tubuhِ membersihkanِ diriِ dariِ
komponenِ selِ yangِ rusakِ atauِ tidakِ diperlukan,ِ
sehinggaِ membantuِ menjagaِ kesehatanِ
metabolisme.
6. MenurunkanِRisikoِPeradangan
Puasaِ telahِ terbuktiِ memilikiِ efekِ anti-inflamasiِ
dalamِtubuh,ِyangِdapatِmembantuِmengurangiِ
risikoِperadanganِkronisِdanِpenyakitِyangِterkaitِ
denganِperadangan,ِsepertiِarthritisِdanِpenyakitِ
auto-imun.
7. MeningkatkanِKesehatanِUsus
Puasaِ dapatِ memberikanِ istirahatِ bagiِ sistemِ
pencernaan,ِ memungkinkanِ waktuِ untukِ prosesِ
penyembuhanِ danِ regenerasiِ usus,ِ yangِ dapatِ
meningkatkanِkesehatanِususِsecaraِkeseluruhan.

29
8. MeningkatkanِFungsiِSel-selِTubuhِ
Puasaِdapatِmemicuِprosesِbernamaِ"ketosis"ِdiِ
manaِ tubuhِ mulaiِ membakarِ lemakِ sebagaiِ
sumberِ energiِ utama.ِ Iniِ dapatِ meningkatkanِ
fungsiِ mitokondriaِ danِ memperbaikiِ sel-selِ
tubuh.
9. MengurangiِRisikoِPenyakitِKronis
Puasaِ secaraِ teraturِ telahِ terkaitِ denganِ
penurunanِ risikoِ berbagaiِ penyakitِ kronis,ِ
termasukِkanker,ِpenyakitِjantung,ِdiabetes,ِdanِ
penyakitِAlzheimer.

Namun,ِ sangatِ pentingِ untukِ berkonsultasiِ


denganِ profesionalِ medisِ sebelumِ memulaiِ
regimenِ puasa,ِ terutamaِ jikaِ Andaِ memilikiِ
kondisiِkesehatanِyangِsudahِadaِatauِjikaِAndaِ
sedangِminumِobat-obatanِtertentu.ِPuasaِyangِ
tidakِterencanaِatauِdilakukanِdenganِcaraِyangِ
tidakِ sehatِ dapatِ berisikoِ danِ dapatِ
mempengaruhiِkesehatanِAndaِsecaraِnegatif.

30
B. TINJAUAN PSIKOLOGIS MANFAAT PUASA
Puasaِjugaِdapatِmemberikanِmanfaatِsignifikanِ
dalamِ tinjauanِ kesehatanِ psikologisِ atauِ mentalِ
danِruhani.ِBerikutِadalahِbeberapaِmanfaatnya:
1. KonsentrasiِdanِKlaritasِMental
Puasaِdapatِmembantuِmeningkatkanِkonsentrasiِ
danِ kejernihanِ mentalِ denganِ mengurangiِ stresِ
padaِ sistemِ pencernaanِ danِ memberikanِ
istirahatِbagiِotak.ِIniِdapatِmembantuِseseorangِ
menjadiِ lebihِ fokusِ dalamِ berbagaiِ kegiatanِ
sehari-hari,ِ termasukِ aktivitasِ spiritualِ danِ
meditasi.
2. KedamaianِBatin
Puasaِdapatِmembantuِmenciptakanِkondisiِyangِ
lebihِ tenangِ danِ damaiِ dalamِ diriِ seseorang.ِ
Denganِ menahanِ diriِ dariِ makananِ danِ
minuman,ِ seseorangِ dapatِ mengalamiِ perasaanِ
kedamaianِ batinِ danِ refleksiِ yangِ lebihِ dalamِ
tentangِkehidupanِdanِtujuanِspiritualnya.
3. PeningkatanِKualitasِDoaِdanِMeditasi
Puasaِseringِkaliِdihubungkanِdenganِmeningkat-
nyaِ spiritualitasِ danِ pengalamanِ religius.ِ Ketikaِ

31
seseorangِ berpuasa,ِ merekaِ mungkinِ merasaِ
lebihِdekatِdenganِTuhanِatauِalamِsemesta,ِdanِ
iniِdapatِmeningkatkanِkualitasِdoa,ِmeditasi,ِdanِ
kontemplasi.
4. PeningkatanِKesadaranِdanِKepedulianِ
Puasaِ dapatِmembantuِseseorangِmenjadiِlebihِ
sadarِterhadapِkebutuhanِdanِpenderitaanِorangِ
lain.ِPengalamanِmenahanِdiriِdariِmakananِdanِ
minumanِ dapatِ meningkatkanِ empatiِ danِ
kepedulianِ terhadapِ merekaِ yangِ kurangِ
beruntung,ِ sehinggaِ mendorongِ tindakanِ amalِ
danِpelayananِkepadaِsesama.
5. PembersihanِSpiritual
Puasaِdianggapِsebagaiِcaraِuntukِmembersihkanِ
diriِ dariِ dosa-dosaِ danِ kebiasaanِ burukِ yangِ
mungkinِ menghalangiِ pertumbuhanِ spiritualِ
seseorang.ِ Denganِ menahanِ diriِ dariِ keinginanِ
duniawi,ِseseorangِdapatِmengarahkanِperhatianِ
merekaِ padaِ hal-halِ yangِ lebihِ tinggiِ danِ lebihِ
bermaknaِsecaraِspiritual.
6. PeningkatanِDisiplinِdanِKendaliِDiri
Puasaِmelibatkanِpengendalianِdiriِyangِkuatِdanِ
disiplin,ِ yangِ merupakanِ keterampilanِ pentingِ
32
dalamِpengembanganِdiriِsecaraِspiritual.ِDenganِ
menguasaiِ kemampuanِ untukِ menahanِ diriِ dariِ
keinginanِduniawi,ِseseorangِdapatِmemperkuatِ
kendaliِ diriِ merekaِ dalamِ berbagaiِ aspekِ
kehidupan.
7. PeningkatanِRasaِSyukur
Puasaِ dapatِ membantuِ seseorangِ menghargaiِ
nikmat-nikmatِ hidupِ yangِ diberikanِ Tuhanِ
denganِ lebihِ baik.ِ Denganِ merasakanِ kelaparanِ
danِ dahaga,ِ seseorangِ mungkinِ menjadiِ lebihِ
bersyukurِ atasِ rezekiِ yangِ diberikanِ kepadaِ
merekaِsetiapِhari.
8. PengalamanِKoneksiِSpiritual:
Puasaِ seringِ kaliِ dianggapِ sebagaiِ caraِ untukِ
meningkatkanِkoneksiِspiritualِseseorangِdenganِ
Tuhanِ atauِ alamِ semesta.ِ Pengalamanِ
penahananِdiriِdariِmakananِdanِminumanِdapatِ
membawaِ seseorangِ padaِ pengalamanِ spiritualِ
yangِ mendalamِ danِ memperdalamِ hubunganِ
merekaِdenganِyangِIlahi.

33
C. TINJAUAN SOSIOLOGIS MANFAAT PUASA
Dariِ perspektifِ sosiologis,ِ puasaِ memilikiِ
beberapaِ manfaatِ yangِ signifikanِ dalamِ konteksِ
masyarakat.ِ Berikutِ adalahِ beberapaِ tinjauanِ
sosiologisِmengenaiِmanfaatِpuasa:
1. PenguatanِSolidaritasِSosial
Puasaِ dapatِ menjadiِ momenِ yangِ menguatkanِ
solidaritasِ sosialِ diِ antaraِ anggotaِ masyarakat,ِ
terutamaِdalamِkomunitasِMuslim.ِKetikaِsebagianِ
besarِ anggotaِ masyarakatِ menjalaniِ puasaِ secaraِ
bersamaan,ِ halِ iniِ menciptakanِ ikatanِ sosialِ yangِ
kuatِ karenaِ merekaِ berbagiِ pengalamanِ yangِ
serupaِdanِsalingِmendukungِsatuِsamaِlainِdalamِ
menjalankanِibadahِtersebut.
2. PeningkatanِEmpatiِdanِKepedulian
Prosesِ menahanِ diriِ dariِ makanِ danِ minumِ
selamaِpuasaِdapatِmeningkatkanِtingkatِempatiِ
danِ kepedulianِ terhadapِ merekaِ yangِ kurangِ
beruntung.ِ Orangِ yangِ berpuasaِ mungkinِ lebihِ
memahamiِ danِ merasakanِ rasaِ laparِ danِ
kehausanِ yangِ dialamiِ olehِ orang-orangِ yangِ
hidupِdalamِkemiskinanِatauِkekuranganِpangan,ِ

34
sehinggaِ mendorongِ merekaِ untukِ lebihِ peduliِ
danِmembantuِsesama.
3. PenyatuanِKomunitas
Puasaِ jugaِ dapatِ menjadiِ momenِ penyatuanِ
komunitas,ِdiِmanaِmasyarakatِberkumpulِuntukِ
berbagiِ sahurِ danِ berbukaِ bersama,ِ sertaِ
mengadakanِ berbagaiِ kegiatanِ keagamaanِ danِ
sosialِselamaِbulanِRamadan.ِHalِiniِmenciptakanِ
rasaِ persatuanِ danِ kebersamaanِ diِ antaraِ ang-
gotaِ masyarakatِ yangِ memperkuatِ hubunganِ
antarindividuِ danِ meningkatkanِ kesejahteraanِ
sosial.
4. PemahamanِBudayaِdanِIdentitas
Puasaِjugaِmerupakanِbagianِpentingِdariِbudayaِ
danِidentitasِMuslim,ِsehinggaِmembantuِmem-
pertahankanِ danِ menghormatiِ warisanِ budayaِ
danِ agama.ِ Iniِ menciptakanِ kesempatanِ untukِ
memperkuatِ identitasِ individuِ danِ kelompok,ِ
sertaِmempromosikanِtoleransiِdanِpenghargaanِ
terhadapِ keragamanِ budayaِ dalamِ masyarakatِ
yangِmultikultural.ِ
Denganِdemikian,ِdariِperspektifِsosiologis,ِpuasaِ
tidakِ hanyaِ merupakanِ ibadahِ individual,ِ tetapiِ

35
jugaِ memilikiِ dampakِ yangِ signifikanِ dalamِ
membentukِ strukturِ sosial,ِ nilai-nilai,ِ danِ
hubunganِantarindividuِdalamِmasyarakat.

36
37
Berikutِ adalahِ caraِ pelaksanaanِ puasaِ sesuaiِ
tuntunanِ Rasulullahِ SAW,ِ yangِ jugaِ dikenalِ
sebagaiِSunnahِpuasa.
1. Niat
Sebelumِmulaiِberpuasa,ِseseorangِharusِberniatِ
dalamِhatiِuntukِmelakukanِpuasaِsebagaiِibadahِ
kepadaِAllahِSWT.ِ Niatِpuasaِ dapatِdilakukanِdiِ
awalِwaktuِSubuhِatauِsebelumِterbitِmatahari.
2. Sahur
Rasulullahِ SAWِ sangatِ menekankanِ pentingnyaِ
sahur.ِSahurِadalahِmakananِatauِminumanِyangِ
dikonsumsiِ sebelumِ waktuِ Subuhِ untukِ
memberikanِ energiِ selamaِ berpuasa.ِ Rasulullahِ
SAWِ merekomendasikanِ untukِ sahurِ meskipunِ
hanyaِdenganِmeminumِsegelasِair.
3. MenjagaِWaktu
Seseorangِharusِmenjagaِwaktuِpuasaِdariِterbitِ
fajarِ (Subuh)ِ hinggaِ terbenamnyaِ matahari.ِ Iniِ
merupakanِ batasِ waktuِ puasaِ yangِ ditetapkanِ
dalamِIslam.

38
4. MenjagaِLisan
Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ menjagaِ
lisaniyah,ِ yaituِ menjagaِ lisanِ dariِ berkata-kataِ
buruk,ِdusta,ِdanِfitnahِselamaِberpuasa.ِSelainِ
itu,ِbeliauِjugaِmenyarankanِuntukِmeningkatkanِ
ibadahِdanِamalِsalehِselamaِbulanِRamadan.
5. BerbukaِdenganِTepat
RasulullahِSAWِmengajarkanِuntukِberbukaِpuasaِ
denganِmemakanِkurmaِatauِairِputihِjikaِkurmaِ
tidakِ tersedia.ِ Setelahِ itu,ِ melakukanِ shalatِ
Maghribِsebelumِmakananِutamaِdisantap.
6. ShalatِTarawih
Rasulullahِ SAWِ jugaِ menyarankanِ untukِ
melakukanِshalatِTarawih,ِyangِmerupakanِshalatِ
sunnahِ yangِ dilakukanِ padaِ malamِ bulanِ
RamadanِsetelahِshalatِIsya.
7. I'tikaf
Rasulullahِ SAWِ biasanyaِ melakukanِ i'tikaf,ِ yaituِ
mengisolasiِ diriِ diِ masjidِ untukِ beribadahِ danِ
meditasiِ selamaِ sepuluhِ hariِ terakhirِ bulanِ
Ramadan.ِ Iniِ adalahِ praktikِ sunnahِ yangِ
dianjurkanِbagiِmerekaِyangِmampu.

39
8. ZakatِFitrah
Padaِ akhirِ bulanِ Ramadan,ِ umatِ Muslimِ
diwajibkanِ untukِ membayarِ zakatِ fitrahِ sebagaiِ
bentukِ sumbanganِ kepadaِ yangِ membutuhkan.ِ
RasulullahِSAWِtelahِmenetapkanِjumlahnyaِdanِ
disarankanِ untukِ diberikanِ sebelumِ shalatِ Idulِ
Fitri.
Itulahِ beberapaِ tuntunanِ pelaksanaanِ puasaِ
sesuaiِ denganِ Sunnahِ Rasulullahِ SAW.ِ Denganِ
mengikutiِ tuntunanِ ini,ِ seorangِ Muslimِ dapatِ
menjalankanِpuasaِdenganِpenuhِkepatuhanِdanِ
mendapatkanِ manfaatِ spiritualِ yangِ dijanjikanِ
dalamِagamaِIslam.

40
41
Makanِsahurِmemilikiِmanfaatِdanِhikmahِyangِ
pentingِ dalamِ Islam,ِ sepertiِ yangِ diajarkanِolehِ
RasulullahِSAW.ِBerikutِadalahِbeberapaِmanfaatِ
danِhikmahِmakanِsahurِbesertaِtuntunannya:

A. MANFAAT DAN HIKMAH MAKAN SAHUR

1. MembantuِMenjagaِKesehatan
Makanِ sahurِ membantuِ menjagaِ kesehatanِ
tubuhِ denganِ memberikanِ energiِ yangِ cukupِ
untukِ menjalankanِ aktivitasِ sehari-hariِ selamaِ
puasa.
2. MendapatkanِBerkah
Rasulullahِ SAWِ bersabda,ِ "Sahurِ ituِ adalahِ
berkahِ yangِ tidakِ dilimpahkanِ padaِ orangِ yangِ
tidakِmauِsahur."ِDenganِmakanِsahur,ِseseorangِ
memperolehِ berkahِ danِ keberkahanِ dalamِ
menjalankanِibadahِpuasa.
3. MeniruِSunnahِRasulullah
Rasulullahِ SAWِ sangatِ menekankanِ pentingnyaِ
makanِ sahur.ِ Beliauِ bersabda,ِ "Berbedaِ antaraِ
puasaِkitaِdenganِpuasaِahliِkitabِadalahِmakanِ

42
sahurnya."ِ Denganِ makanِ sahur,ِ seseorangِ
mengikutiِtuntunanِdanِsunnahِRasulullahِSAW.
4. MenguatkanِIman
Melakukanِ sesuatuِ yangِ disukaiِ olehِ Rasulullahِ
SAW,ِ sepertiِ makanِ sahur,ِ dapatِ meningkatkanِ
keimananِseseorangِdanِmendekatkanِdiriِkepadaِ
AllahِSWT.

Tuntunan Makan Sahur


1. MakanِSahurِSebelumِWaktuِSubuh
RasulullahِSAWِmenyarankanِuntukِmakanِsahurِ
sebelumِ terbitِ fajarِ (subuh).ِ Beliauِ bersabda,ِ
"Makanlahِsahur,ِkarenaِsesungguhnyaِsahurِituِ
berkah."
2. MakananِRinganِdanِBergizi
Disarankanِ untukِ mengonsumsiِ makananِ yangِ
ringanِ danِ bergiziِ saatِ sahur,ِ sepertiِ biji-bijian,ِ
buah-buahan,ِ roti,ِ atauِ sumberِ karbohidratِ
kompleksِlainnyaِyangِmemberikanِenergiِtahanِ
lama.

43
3. MinumِAir
Rasulullahِ SAWِ jugaِ menyarankanِ untukِ
meminumِ airِ saatِ sahur.ِ Beliauِ bersabda,ِ
"Janganlahِ kalianِ berbukaِ puasaِ denganِ kurmaِ
saja,ِ jikaِ tidakِ adaِ makaِ denganِ air,ِ karenaِ
sesungguhnyaِairِituِsuci."
4. BerdoaِsebelumِMakan
Sebelumِmemulaiِmakanِsahur,ِdisarankanِuntukِ
membacaِdoaِyangِdiajarkanِolehِRasulullahِSAW,ِ
yaituِ"Allahumma inni nawaitu sauma ghadin an
ada'i fardhi syahri Ramadan."ِ (Yaِ Allah,ِ
sesungguhnyaِakuِberniatِpuasaِesokِhariِsebagaiِ
kewajibanِdiِbulanِRamadan).
Denganِ memperhatikanِ tuntunanِ danِ
menjalankanِ makanِ sahur,ِ seseorangِ dapatِ
merasakanِmanfaatِdanِhikmahِyangِterkandungِ
diِdalamnya,ِsertaِmendapatkanِberkahِdariِAllahِ
SWT.

B. MANFAAT MENYEGERAKAN BERBUKA


Menyegerakan berbuka puasa memiliki manfaat
yang penting dalam Islam, dan tuntunan untuk

44
berbuka puasa juga diatur dengan jelas. Berikut
adalah beberapa manfaat dan tuntunan berbuka
puasa yang benar:

ManfaatِMenyegerakanِBerbukaِPuasa
1. Menyegerakanِ Kepatuhanِ kepadaِ Perintahِ
Allah
Rasulullahِ SAWِ bersabda,ِ "Umatkuِ akanِ tetapِ
dalamِ kebaikanِ selamaِ merekaِ tidakِ
menyegerakanِ berbuka."ِ Denganِ menyegerakanِ
berbukaِpuasa,ِseseorangِmenaatiِperintahِAllahِ
SWTِdanِmengikutiِtuntunanِRasulullahِSAW.
2. MendapatkanِPahala
Berbukaِ puasaِ padaِ waktunyaِ adalahِ amalanِ
yangِ dianjurkanِ dalamِ Islam,ِ danِ melakukannyaِ
akanِmendatangkanِpahalaِdariِAllahِSWT.
3. MenghindariِKelaparanِBerlebihan
Menyegerakanِ berbukaِ puasaِ membantuِ
mencegahِkelaparanِberlebihanِdanِmemastikanِ
tubuhِ mendapatkanِ nutrisiِ yangِ diperlukanِ
setelahِseharianِberpuasa.

45
4. MenghindariِKelelahanِdanِDehidrasi
Denganِmenyegerakanِberbukaِpuasa,ِseseorangِ
dapatِ menghindariِ kelelahanِ danِ dehidrasiِ yangِ
mungkinِterjadiِakibatِmenahanِdiriِdariِmakananِ
danِminumanِsepanjangِhari.

Tuntunan Berbuka Puasa yang Benar


1. BerbukaِdenganِKurmaِatauِAir
RasulullahِSAWِbiasanyaِmemulaiِberbukaِpuasaِ
denganِ memakanِ kurmaِ segar.ِ Jikaِ kurmaِ tidakِ
tersedia,ِ beliauِ akanِ memulainyaِ denganِ
meminumِ segelasِ air.ِ Rasulullahِ SAWِ bersabda,ِ
"Bilaِsalahِseorangِdiِantaraِkalianِberbuka,ِmakaِ
hendaklahِ iaِ berbukaِ denganِ kurma.ِ Jikaِ tidakِ
ada,ِmakaِdenganِair,ِkarenaِsesungguhnyaِairِituِ
suci."
2. BerbukaِdenganِDoa
Setelahِmemulaiِberbukaِdenganِkurmaِatauِair,ِ
disarankanِ untukِ membacaِ doaِ berbukaِ puasaِ
yangِdiajarkanِolehِRasulullahِSAW.ِ

46
Berikutِ adalahِ beberapaِ doaِ yangِ disunnahkanِ
saatِ berbukaِ puasaِ besertaِ tulisanِ Arabِ danِ
terjemahannya:
َْ َ ْ ََ َ َْ َ َ ْ َ َ ِّ‫ّ َّ ن‬
ِ‫كِأف َط ْرت‬
ِ ‫لِ ِرزِق‬
ِ ‫كِآمنتِِوع‬
ِ ‫تِو ِب‬
ِ ‫كِصم‬
ِ ‫ن ِل‬
ِ ‫ِالله ِمِ ِإ ي‬
"Allahumma inni laka sumtu wa bika aamantu wa
'ala rizqika aftartu."ِ
Artinya:ِ "Yaِ Allah,ِ akuِ berpuasaِ karena-Mu,ِ akuِ
berimanِ kepada-Mu,ِ danِ denganِ rezeki-Muِ akuِ
berbukaِpuasa."
َ ْ َْ َ َََ َّْ َ ُ ّ َ َ
َِ ‫نِش‬
ِ‫اء‬ ِ ‫تِاألج ِرِ ِإ‬
ِ ‫ِوثب‬،‫تِالعروق‬ ِ َ ‫ِ ِذ ِه‬
ِ ِ ‫ِوابتل‬،‫بِالظ َمأ‬
ّ
ِ
‫ِاَلل‬
"Dhahabadh-dhama'uِ wabtallatilِ 'urooqu,ِ waِ
thabatal-ajruِinshaAllah."ِ
Artinya:ِ "Sudahِ hilangِ rasaِ dahaga,ِ pembuluh-
pembuluhِ arteriِ sudahِ basah,ِ danِ pahalaِ telahِ
pasti,ِinsyaِAllah."
َ َْ َ ْ ََ َ ْ َ َ ّ
ِ ‫كِأف َط ْرتِِ ِب َر ْح َم ِت‬
‫كِ َيا‬ ِ ‫لِ ِرزِق‬
ِ ‫كِصمتِِوع‬ ِ ‫ِ َالله َّ ِمِل‬
َِ‫الر ِاح ِم ْ ن‬
‫ي‬ َّ ِ‫ِأ ْر َح َ ِم‬
"Allahummaِlakaِsumtuِwaِ'alaِrizqikaِaftartu,ِbiِ
rahmatikaِyaِarhamarِrahimin."ِ

47
Artinya:ِ"YaِAllah,ِatasِrizki-Muِakuِberpuasaِdanِ
denganِrizki-Muِakuِberbuka,ِdenganِrahmat-Mu,ِ
wahaiِ Zatِ Yangِ Mahaِ Pemurahِ diِ antaraِ
pemurah."
َ ْ َْ َ َََ ّ ُ ّ َ َ َ
ِ‫نِش َاء‬ِ ‫تِاألج ِرِ ِإ‬ ِ ِ ‫بِالظ َمِأِ َو ْاب َتل‬
ِ ‫تِالعروقِِوثب‬ ِ ‫ِذه‬
ّ
ِ
‫ِاَلل‬
"Dhahabadh-dhama'uِ wabtallatilِ 'urooqu,ِ waِ
thabatal-ajruِinshaAllah."ِ
Artinya:ِ "Sudahِ hilangِ rasaِ dahaga,ِ pembuluh-
pembuluhِ arteriِ sudahِ basah,ِ danِ pahalaِ telahِ
pasti,ِinsyaِAllah."
ْ َ ِ ِ‫ل‬َّ ‫تِ ُك‬ ْ ‫ّتِ َوس َع‬َ ّ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ِّ‫ّ َّ ن‬
ِ‫ش ٍء‬‫ي‬ ِ ِ ِ ‫كِ ِ ي‬
ِ ‫ال‬ ِ ‫كِ ِبرحم ِت‬
ِ ‫نِأسأل‬ ِ ‫ِ َالله ِمِ ِإ ي‬
َْ ْ
ِ ‫نِتغ ِف َِرِ ِ ي‬
‫َل‬ ِ ‫ِأ‬
"Allahummaِinniِas'alukaِbiِrahmatikalِlatiِwasi'atِ
kullaِshay'inِanِtaghfiraِli."ِ
Artinya:ِ "Yaِ Allah,ِ akuِ memohonِ kepada-Muِ
denganِrahmat-Muِyangِmeliputiِsegalaِsesuatu,ِ
agarِEngkauِmengampuniِdosa-dosaku."
Semogaِdoa-doaِiniِbermanfaatِbagiِkitaِsemua.

48
3. MenghindariِBerlebihanِdalamِMakan
Setelahِ berbuka,ِ disarankanِ untukِ tidakِ
berlebihanِ dalamِ makan.ِ Rasulullahِ SAWِ jugaِ
menyarankanِ untukِ memberiِ ruangِ diِ perutِ
denganِ membagiِ makananِ menjadiِ tigaِ bagian:ِ
sepertigaِ untukِ makanan,ِ sepertigaِ untukِ
minuman,ِdanِsepertigaِlagiِuntukِudara.
DenganِmemperhatikanِtuntunanِRasulullahِSAWِ
danِ menyegerakanِ berbukaِ puasa,ِ seseorangِ
dapatِ meraihِ manfaatِ spiritualِ danِ kesehatanِ
yangِterkandungِdalamِibadahِpuasa.

49
50
Diِ bulanِ Ramadan,ِ terdapatِ banyakِ amalan-
amalanِ yangِ dianjurkanِ dalamِ Islam.ِ Berikutِ
adalahِ beberapaِ amalanِ yangِ dianjurkanِ danِ
tuntunannya:
1. Puasa
Puasaِ adalahِ kewajibanِ utamaِ selamaِ bulanِ
Ramadanِ bagiِ setiapِMuslimِ dewasaِ yangِsehatِ
secaraِ fisikِ danِ mental.ِ Tuntunanِ puasaِ
termaktubِ dalamِ Al-Qur'anِ danِ Sunnahِ Nabiِ
MuhammadِSAW.
2. ShalatِTarawih
Shalatِ Tarawihِ adalahِ shalatِ sunnahِ yangِ
dilakukanِsetelahِshalatِIsyaِpadaِbulanِRamadan.ِ
Tuntunanِ shalatِ Tarawihِ berdasarkanِ Sunnahِ
RasulullahِSAW.
3. MembacaِAl-Qur'an
MembacaِAl-Qur'anِsecaraِrutinِdanِlebihِseringِ
dianjurkanِ selamaِ bulanِ Ramadan.ِ Rasulullahِ
SAWِbersabda,ِ"Barangِsiapaِmembacaِsatuِhurufِ
dariِ Al-Qur'an,ِ makaِ baginyaِ satuِ kebaikanِ danِ
satuِ kebaikanِ dilipatgandakanِ menjadiِ sepuluhِ
kebaikan."

51
4. ZakatِFitrah
Zakatِ fitrahِ adalahِ zakatِ yangِ wajibِ dikeluarkanِ
olehِsetiapِMuslimِsebelumِIdulِFitri.ِZakatِfitrahِ
ditujukanِ kepadaِ fakirِ miskinِ agarِ merekaِ jugaِ
bisaِmerayakanِIdulِFitriِdenganِlayak.ِTuntunanِ
zakatِfitrahِberdasarkanِSunnahِRasulullahِSAW.
5. I'tikaf
I'tikafِ adalahِ mengisolasiِ diriِ diِ dalamِ masjidِ
untukِberibadahِsecaraِintensif,ِterutamaِpadaِ10ِ
hariِ terakhirِ bulanِ Ramadan.ِ Tuntunanِ i'tikafِ
berdasarkanِSunnahِRasulullahِSAW.
6. BerbuatِKebaikan
Bulanِ Ramadanِ jugaِ merupakanِ kesempatanِ
untukِ melakukanِ lebihِ banyakِ kebaikan,ِ sepertiِ
memberiِ sedekah,ِ menyantuniِ orang-orangِ
miskin,ِberbuatِbaikِkepadaِsesama,ِdanِberbuatِ
amalِsholehِlainnya.
7. MemperbanyakِIstighfar
Memperbanyakِistighfarِatauِmemohonِampunanِ
AllahِSWTِjugaِdianjurkanِselamaِbulanِRamadan.ِ
Rasulullahِ SAWِ bersabda,ِ "Barangsiapaِ yangِ
berpuasaِ Ramadanِ denganِ keimananِ danِ

52
mengharapِpahala,ِmakaِdiampuniِdosa-dosanyaِ
yangِtelahِlalu."
8. MenghadiriِKajianِKeislaman
Menghadiriِkajian-kajianِkeislamanِdanِpengajianِ
agamaِ untukِ memperdalamِ pemahamanِ agamaِ
danِmendapatkanِmanfaatِspiritual.
9. Berdoa
Memperbanyakِ doaِ danِ munajatِ kepadaِ Allahِ
SWT,ِ baikِ untukِ kebaikanِ diriِ sendiriِ maupunِ
untukِseluruhِumatِMuslimِdiِseluruhِdunia.
Denganِmempraktikkanِamalan-amalanِtersebut,ِ
seseorangِ dapatِ meraihِ manfaatِ spiritualِ yangِ
besarِ sertaِ mendekatkanِ diriِ kepadaِ Allahِ SWTِ
selamaِbulanِRamadan.

Amalan yang Dapat Mengurangi Keutamaan


Puasa Ramadan
Berikutِ adalahِ beberapaِ halِ yangِ dapatِ
membatalkanِatauِmengurangiِkeutamaanِpuasaِ
Ramadanِsertaِkiat-kiatِuntukِmenghindarinya.

53
Hal-halِyangِDapatِMembatalkanِPuasaِRamadan
1. MakanِdanِMinumِdenganِSengaja
Menelanِmakananِatauِminumanِdenganِsengajaِ
akanِmembatalkanِpuasa.
2. HubunganِIntim
Berhubunganِ intimِ denganِ pasanganِ suami-istriِ
saatِpuasaِjugaِmembatalkanِpuasa.
3. MuntahِdenganِSengaja
Jikaِ seseorangِ muntahِ denganِ sengaja,ِ baikِ ituِ
disengajaِuntukِmemuntahkanِsesuatuِatauِtidak,ِ
puasanyaِmenjadiِbatal.
4. HaidِdanِNifas
Wanitaِ yangِ sedangِ dalamِ masaِ haidِ atauِ nifasِ
tidakِdiwajibkanِberpuasa,ِdanِpuasanyaِtidakِsahِ
jikaِtetapِberpuasaِselamaِkondisiِtersebut.
5. Makananِ danِ Minumanِ Masukِ keِ Dalamِ
TubuhِdenganِCaraِSelainِMulut
Misalnya,ِ jikaِ seseorangِ disuntikkanِ nutrisiِ atauِ
cairanِ melaluiِ infus,ِ halِ iniِ dapatِ membatalkanِ
puasa.

54
Hal-halِ yangِ Mengurangiِ Keutamaanِ Puasaِ
Ramadan
1. BerkataِKotorِatauِBohong
Berkataِ kotor,ِ memfitnah,ِ atauِ berdustaِ dapatِ
mengurangiِkeutamaanِpuasa.
2. PerilakuِBuruk
Menunjukkanِperilakuِburukِsepertiِmarahِsecaraِ
berlebihan,ِ berkelahi,ِ atauِ menciptakanِ konflikِ
dapatِmengurangiِkeutamaanِpuasa.
3. BerpuasaِHanyaِFisikِTanpaِSpiritualitas
Hanyaِmenahanِdiriِdariِmakanِdanِminumِtanpaِ
meningkatkanِ ibadah,ِ berzikir,ِ atauِ melakukanِ
amalِ salehِ lainnyaِ jugaِ dapatِ mengurangiِ
keutamaanِpuasa.

Kiat-kiatِ Menghindariِ Hal-halِ yangِ Dapatِ


MembatalkanِatauِMengurangiِPuasa
1. MemperkuatِNiat
Menguatkanِ niatِ danِ kesadaranِ bahwaِ puasaِ
adalahِibadahِkepadaِAllahِSWTِdapatِmembantuِ
seseorangِuntukِmenghindariِperilakuِyangِdapatِ
membatalkanِatauِmengurangiِpuasa.
55
2. MenjagaِPerilaku
Berusahaِ untukِ menjagaِ perilakuِ yangِ baik,ِ
mengontrolِemosi,ِdanِmenghindariِperilakuِyangِ
tidakِ sesuaiِ denganِ ajaranِ agamaِ dapatِ
membantuِmenjagaِkeutamaanِpuasa.
3. MenjagaِLingkungan
Berusahaِ menjagaِ lingkunganِ yangِ mendukungِ
ibadah,ِ termasukِ menjauhiِ situasiِ atauِ orang-
orangِyangِdapatِmemicuِperilakuِburuk.
4. BerdoaِdanِMemintaِPertolonganِAllah
Berdoaِ kepadaِ Allahِ SWTِ untukِ memberikanِ
kekuatanِ danِ bimbinganِ dalamِ menjalankanِ
ibadahِ puasaِ sertaِ memintaِ pertolongan-Nyaِ
untukِ menjauhiِ hal-halِ yangِ dapatِ membahaya-
kanِpuasa.
Denganِ memperhatikanِ hal-halِ yangِ dapatِ
membatalkanِatauِmengurangiِkeutamaanِpuasa,ِ
sertaِ mengambilِ langkah-langkahِ untukِ
menghindarinya,ِ seseorangِ dapatِ menjalankanِ
puasaِ Ramadanِ denganِ penuhِ kesadaranِ danِ
mendapatkanِmanfaatِspiritualِyangِdijanjikan.

56

57
"Nuzulِ Quran"ِ adalahِ istilahِ dalamِ bahasaِ Arabِ
yangِsecaraِharfiahِberartiِ"turunnyaِAl-Qur'an".ِ
Istilahِiniِmerujukِpadaِprosesِpenurunanِwahyuِ
Al-Qur'anِkepadaِNabiِMuhammadِSAWِdariِAllahِ
SWTِmelaluiِperantaraِMalaikatِJibril.ِProsesِnuzulِ
Quranِ berlangsungِ selamaِ periodeِ 23ِ tahun,ِ
mulaiِdariِtahunِ610ِMِhinggaِtahunِ632ِM,ِketikaِ
Nabiِ Muhammadِ menerimaِ wahyuِ pertamaِ diِ
GuaِHira.
ProsesِnuzulِQuranِterjadiِsecaraِbertahapِseiringِ
denganِkebutuhanِdanِsituasiِyangِdihadapiِolehِ
umatِ Muslimِ padaِ masaِ itu.ِ Wahyu-wahyuِ
tersebutِ berupaِ ayat-ayatِ Al-Qur'anِ yangِ
diturunkanِ untukِ memberikanِ pedoman,ِ
petunjuk,ِ hukum,ِ danِ bimbinganِ kepadaِ umatِ
manusiaِ dalamِ berbagaiِ aspekِ kehidupan,ِ baikِ
spiritual,ِmoral,ِmaupunِsosial.
Prosesِ nuzulِ Quranِ secaraِ umumِ dapatِ dibagiِ
menjadiِduaِfase:
1. NuzulِQuranِsecaraِBertahap
Wahyu-wahyuِ Al-Qur'anِ diturunkanِ secaraِ
bertahapِ selamaِ periodeِ 23ِ tahun,ِ dimulaiِ
denganِ wahyuِ pertamaِ yangِ diterimaِ olehِ Nabiِ
Muhammadِ SAWِ diِ Guaِ Hira.ِ Wahyuِ tersebutِ
58
kemudianِ terusِ turunِ seiringِ denganِ berbagaiِ
peristiwaِdanِkebutuhanِumatِpadaِmasaِitu.
2. Nuzulِ Quranِ sebagaiِ Responsِ terhadapِ
KejadianِdanِPertanyaan
SebagianِbesarِayatِAl-Qur'anِditurunkanِsebagaiِ
responsِ terhadapِberbagaiِkejadian,ِ pertanyaan,ِ
danِ permintaanِ nasihatِ yangِ diajukanِ olehِ
sahabatِ Nabiِ danِ umatِ Islamِ padaِ masaِ itu.ِ
ContohnyaِadalahِketikaِumatِIslamِmenghadapiِ
konflik,ِ pertanyaanِ tentangِ hukum,ِ atauِ
kebutuhanِakanِbimbinganِspiritual.
Selamaِ prosesِ nuzulِ Quran,ِ Nabiِ Muhammadِ
SAWِ memainkanِ peranِ pentingِ sebagaiِ utusanِ
Allahِ SWTِ dalamِ menyampaikanِ wahyuِ kepadaِ
umatِ manusia.ِ Beliauِ jugaِ menjelaskanِ danِ
mengajarkanِmaknaِsertaِaplikasiِdariِwahyuِyangِ
diturunkanِ tersebutِ kepadaِ paraِ sahabatِ danِ
umatِIslamِpadaِmasaِitu.

59
60

61
A. PENGERTIAN I'TIKAF
I'tikafِadalahِsuatuِibadahِyangِdilakukanِdenganِ
mengisolasiِ diriِ diِ dalamِ masjidِ atauِ tempatِ
ibadahِlainnyaِuntukِberibadahِdanِmendekatkanِ
diriِ kepadaِ Allahِ SWT.ِ I'tikafِ dilakukanِ denganِ
tujuanِ mendapatkanِ ketenanganِ spiritual,ِ
meningkatkanِ keimanan,ِ sertaِ memperolehِ
keberkahanِdariِAllahِSWT.

B. KEUTAMAAN I'TIKAF
1. MenyucikanِDiri
I'tikafِmembantuِseseorangِuntukِfokusِsepenuh-
nyaِ padaِ ibadahِ danِ membersihkanِ diriِ dariِ
gangguanِ duniaِ yangِ dapatِ menghalangiِ
hubunganِspiritualِdenganِAllahِSWT.
2. MendekatkanِDiriِkepadaِAllah
Denganِ menghabiskanِ waktuِ diِ dalamِ masjidِ
untukِ beribadah,ِ seseorangِ dapatِ mendekatkanِ
diriِ kepadaِ Allahِ SWTِ danِ meningkatkanِ
kecintaanِsertaِketaatanِkepada-Nya.

62
3. MendapatkanِPahalaِyangِBesar
Rasulullahِ SAWِ bersabda,ِ "Barangsiapaِ melaku-
kanِi'tikafِdiِbulanِRamadanِdenganِkeimananِdanِ
mengharapِpahala,ِmakaِdiampuniِdosa-dosanyaِ
yangِ telahِ lalu."ِ Iniِ menunjukkanِ bahwaِ i'tikafِ
merupakanِ amalanِ yangِ sangatِ diberkahiِ danِ
dapatِmenghapusِdosa-dosaِyangِtelahِlalu.
4. Mendapatkanِ Kemuliaanِ danِ Ketenanganِ
Batin
I'tikafِ membawaِ kedamaianِ batinِ danِ rasaِ
khusyukِ yangِ mendalamِ kepadaِ merekaِ yangِ
melaksanakannyaِdenganِsungguh-sungguh.

C. CARA PELAKSANAAN I'TIKAF


1. MemilihِWaktu
I'tikafِ umumnyaِ dilakukanِ padaِ 10ِ hariِ terakhirِ
bulanِ Ramadan,ِ khususnyaِ padaِ malam-malamِ
ganjil,ِ karenaِ padaِ malamِ tersebutِ terdapatِ
malamِLailatulِQadarِyangِsangatِdiberkahi.
2. MengisolasiِDiriِdiِMasjid
Seseorangِ harusِ tinggalِ diِ dalamِ masjidِ selamaِ
i'tikafِdanِtidakِmeninggalkanِmasjidِkecualiِuntukِ
63
keperluanِyangِsangatِpenting,ِsepertiِkebutuhanِ
biologis.
3. BeribadahِdanِBerdzikir
Selamaِ i'tikaf,ِ seseorangِ harusِ fokusِ untukِ
melakukanِ ibadahِ sepertiِ shalat,ِ membacaِ Al-
Qur'an,ِ berzikir,ِ berdoa,ِ sertaِ melakukanِ amalِ
sholehِlainnya.
4. MenjagaِKesucianِdanِKeharuman
Selamaِ i'tikaf,ِ seseorangِ jugaِ harusِ menjagaِ
kesucianِdanِkehormatanِtempatِibadahِdenganِ
tidakِ menggangguِ kebersihanِ sertaِ ketertibanِ
masjid.

D. HAL-HAL YANG DAPAT MENGURANGI NILAI


I'TIKAF
1. RiaِdanِRiya'
Berbuatِ i'tikafِ denganِ tujuanِ memamerkanِ diriِ
atauِ mencariِ pujianِ dariِ orangِ lainِ dapatِ
mengurangiِnilaiِibadahِtersebut.
2. GhibahِdanِPerilakuِBuruk
Melakukanِ ghibah,ِ berbicaraِ secaraِ kasar,ِ atauِ
menunjukkanِperilakuِburukِlainnyaِselamaِi'tikafِ
64
dapatِ mengurangiِ nilaiِ keberkahanِ ibadahِ
tersebut.
3. GangguanِDunia
Terlibatِ dalamِ urusanِ duniaِ yangِ tidakِ pentingِ
atauِ membiarkanِ diriِ tergangguِ olehِ duniaِ luarِ
selamaِi'tikafِdapatِmengurangiِmanfaatِspiritualِ
yangِdiperolehِdariِibadahِtersebut.
Denganِ memperhatikanِ caraِ pelaksanaanِ i'tikafِ
yangِ benarِ danِ menjagaِ kesucianِ sertaِ khusyu'ِ
selamaِ melaksanakannya,ِ seseorangِ dapatِ
meraihِ manfaatِ spiritualِ yangِ besarِ dariِ ibadahِ
i'tikafِdanِmendekatkanِdiriِkepadaِAllahِSWT.

E. KIAT-KIAT I’TIKAF SESUAI TUNTUNAN


RASULULLAH
Berikutِadalahِbeberapaِkiatِi’tikafِsesuaiِdenganِ
tuntunanِRasulullahِSAW.
1. NiatِyangِSuci
Mulailahِ i’tikafِ denganِ niatِ yangِ tulusِ ikhlasِ
semata-mataِ untukِ mendekatkanِ diriِ kepadaِ
AllahِSWTِdanِmengharapkanِkeberkahan-Nya.

65
2. MemilihِWaktuِyangِTepat
Lakukanِ i’tikafِ padaِ 10ِ hariِ terakhirِ bulanِ
Ramadan,ِ terutamaِ padaِ malam-malamِ ganjilِ
yangِdiyakiniِmengandungِLailatulِQadar.
3. MemilihِMasjidِyangِSesuai
Pilihlahِmasjidِyangِsesuaiِdanِmemenuhiِsyaratِ
untukِ melakukanِ i’tikaf,ِ yaituِ masjidِ yangِ
memungkinkanِ danِ memfasilitasiِ praktikِ i’tikafِ
denganِaman,ِnyaman,ِdanِtenteram.
4. MemasukiِMasjidِdenganِNiatِI’tikaf
Ketikaِmemasukiِmasjidِuntukِi’tikaf,ِbacalahِniatِ
secaraِ dalamِ hatiِ denganِ tekadِ untukِ
menjalankanِibadahِi’tikafِsesuaiِdenganِsunnahِ
RasulullahِSAW.
5. MenjagaِKesucianِdanِKetenangan
Selamaِi’tikaf,ِhindarilahِgangguanِdanِkebisinganِ
yangِ dapatِ menggangguِ konsentrasiِ dalamِ
ibadah.ِJagalahِkesucianِdanِketenanganِdiِdalamِ
masjid.

66
6. BeribadahِsecaraِKhusyu'
Manfaatkanِwaktuِi’tikafِuntukِberibadahِdenganِ
penuhِ khusyu',ِ sepertiِ membacaِ Al-Qur'an,ِ
berzikir,ِberdoa,ِdanِmemperbanyakِamalِsholehِ
lainnya.
7. MenjagaِPerilakuِdanِBicara
Selamaِ i’tikaf,ِ hindarilahِ perilakuِ danِ perkataanِ
yangِtidakِsenonohِatauِtidakِbermanfaat.ِJagalahِ
agarِsetiapِkataِdanِperbuatanِkitaِselarasِdenganِ
tuntunanِagama.
8. Berhati-hatiِdenganِGangguanِDunia
Hindarilahِ terlibatِ dalamِ urusanِ duniawiِ yangِ
tidakِ pentingِ atauِ mengalihkanِ perhatianِ dariِ
ibadah.ِTetapkanِfokusِpadaِaktivitasِibadahِdanِ
meningkatkanِkualitasِspiritual.
9. MengikutiِSunnahِRasulullahِSAW
Usahakanِ untukِ mengikutiِ tuntunanِ danِ
kebiasaanِ Rasulullahِ SAWِ dalamِ menjalankanِ
i’tikaf,ِ termasukِ dalamِ segalaِ aspekِ ibadahِ danِ
perilakuِdiِdalamِmasjid.

67
10. Berbaurِ denganِ Jamaahِ danِ Belajarِ dariِ
Ulama
Manfaatkanِ kesempatanِ untukِ berinteraksiِ
denganِ jamaahِ diِ dalamِ masjid,ِ bertukarِ ilmu,ِ
danِ memperdalamِ pemahamanِ agamaِ denganِ
belajarِdariِulamaِatauِpendakwahِyangِhadir.

Denganِ mengikutiِ kiat-kiatِ i’tikafِ sesuaiِ denganِ


tuntunanِ Rasulullahِ SAW,ِ seseorangِ dapatِ
menjalankanِibadahِi’tikafِdenganِlebihِbermaknaِ
danِ mendapatkanِ manfaatِ spiritualِ yangِ besarِ
dariِ waktuِ yangِ dihabiskanِ diِ dalamِ masjidِ
selamaِ10ِhariِterakhirِbulanِRamadan.

68
69
A. PENGERTIAN ZAKAT FITRAH
Zakatِ Fitrahِ adalahِ zakatِ yangِ wajibِ dikeluarkanِ
olehِsetiapِMuslimِyangِmampuِpadaِakhirِbulanِ
Ramadanِ sebelumِ pelaksanaanِ shalatِ Idulِ Fitri.ِ
Zakatِ Fitrahِ bertujuanِ untukِ membersihkanِ diriِ
dariِ dosa-dosaِ kecilِ yangِ terjadiِ selamaِ
menjalankanِ puasaِ Ramadanِ sertaِ membantuِ
merekaِ yangِ membutuhkanِ agarِ jugaِ dapatِ
merayakanِIdulِFitriِdenganِlayak.

B. BESARAN ZAKAT FITRAH


Besarannyaِadalahِsejumlahِbahanِmakananِpokokِ
yangِ lazimِ dikonsumsiِ olehِ masyarakatِ setempat,ِ
sepertiِberas,ِgandum,ِkurma,ِatauِjagung.ِBesaranِ
zakatِfitrahِbiasanyaِditentukanِberdasarkanِhargaِ
satuِ sajianِ makananِ pokokِ tersebut,ِ danِ dihitungِ
untukِsetiapِanggotaِkeluargaِyangِmembutuhkan,ِ
termasukِdiriِsendiri.

C. TATA CARA PELAKSANAAN ZAKAT FITRAH


1. MenentukanِBesaranِZakat
Tentukanِ jumlahِ besaranِ zakatِ fitrahِ sesuaiِ
denganِ bahanِ makananِ pokokِ yangِ lazimِ

70
dikonsumsiِ olehِ masyarakatِsetempatِ danِ hargaِ
satuِsajianِmakananِpokokِtersebut.
2. MempersiapkanِZakat
Persiapkanِ bahanِ makananِ pokokِ dalamِ jumlahِ
yangِ sesuaiِ denganِ besaranِ zakatِ yangِ
ditentukan.
3. MengeluarkanِZakat
KeluarkanِzakatِfitrahِpadaِakhirِbulanِRamadanِ
sebelumِpelaksanaanِshalatِIdulِFitri.ِZakatِfitrahِ
dapatِ diberikanِ kepadaِ mustahikِ (orangِ yangِ
berhakِ menerimaِ zakat)ِ atauِ lembagaِ yangِ
bertanggungِjawabِdalamِmenyalurkanِzakat.
4. MemberikanِkepadaِyangِBerhak
Pastikanِ zakatِ fitrahِ disalurkanِ kepadaِ merekaِ
yangِ berhakِ menerimanya,ِ sepertiِ fakirِ miskin,ِ
yatimِ piatu,ِ danِ kaumِ dhuafa,ِ agarِ merekaِ jugaِ
dapatِmerayakanِIdulِFitriِdenganِlayak.

D. WAKTU PELAKSANAAN ZAKAT FITRAH


Zakatِ Fitrahِ harusِ dikeluarkanِ sebelumِ pelak-
sanaanِ shalatِ Idulِ Fitri.ِ Sebaiknyaِ zakatِ fitrahِ
diberikanِ sehariِ atauِ duaِ hariِ sebelumِ
71
pelaksanaanِ shalatِ Idulِ Fitriِ untukِ memastikanِ
bahwaِ merekaِ yangِ membutuhkanِ menerimaِ
zakatِtersebutِtepatِwaktu.
Denganِmelaksanakanِzakatِfitrahِsesuaiِdenganِ
tataِ caraِ yangِ benarِ danِ padaِ waktuِ yangِ
ditentukan,ِseseorangِdapatِmemenuhiِkewajibanِ
agamaِsertaِ berbagiِkeberkahanِdenganِmerekaِ
yangِmembutuhkanِdiِsaatِyangِbersamaan.

E. HIKMAH ZAKAT FITRAH


Hikmahِ dariِ zakatِ fitrahِ dalamِ Islamِ mencakupِ
beragamِ aspek,ِ yangِ mencerminkanِ nilai-nilaiِ
spiritual,ِ sosial,ِ danِ ekonomiِ dalamِ agama.ِ
Berikutِadalahِbeberapaِhikmahِdariِzakatِfitrah:
1. Membantuِ Meringankanِ Bebanِ Masyarakatِ
Miskin
Zakatِ fitrahِ memberikanِ bantuanِ langsungِ
kepadaِ merekaِ yangِ membutuhkanِ diِ
masyarakat,ِsepertiِfakirِmiskin,ِyatimِpiatu,ِdanِ
kaumِdhuafa.ِIniِmembantuِmeringankanِbebanِ
hidupِmereka,ِterutamaِdiِsaat-saatِkritisِsepertiِ
bulanِRamadanِdanِIdulِFitri.

72
2. MenjagaِKeseimbanganِSosial
Zakatِ fitrahِ membantuِ menjagaِ keseimbanganِ
sosialِ denganِ mendistribusikanِ kekayaanِ secaraِ
adilِdiِantaraِberbagaiِlapisanِmasyarakat.ِHalِiniِ
mencegahِ terjadinyaِ kesenjanganِ ekonomiِ yangِ
berlebihanِdanِmempromosikanِkeadilanِsosial.
3. MembersihkanِdanِMensucikanِDiri
Melaluiِ pembayaranِ zakatِ fitrah,ِ umatِ Muslimِ
membersihkanِ danِ mensucikanِ diriِ merekaِ dariِ
dosa-dosaِ kecilِ yangِ terjadiِ selamaِ menjalankanِ
ibadahِ puasaِ Ramadan.ِ Iniِ memungkinkanِ
merekaِ untukِ memulaiِ perjalananِ baruِ setelahِ
bulanِ Ramadanِ denganِ hatiِ yangِ bersihِ danِ
murni.
4. MengajarkanِKepedulianِdanِKepedulianِSosial
Zakatِ fitrahِ mengajarkanِ umatِ Muslimِ tentangِ
pentingnyaِ kepedulianِ danِ kepedulianِ sosialِ
terhadapِsesamaِanggotaِmasyarakatِyangِkurangِ
beruntung.ِIniِmembantuِmembentukِsikapِyangِ
baikِ dalamِ hubunganِ sosialِ danِ membantuِ
membangunِkomunitasِyangِlebihِsolidaritas.

73
5. MengingatkanِakanِKeterbatasanِManusia
Melaluiِ pembayaranِ zakatِ fitrah,ِ umatِ Muslimِ
diingatkanِakanِketerbatasanِmanusiaِdanِbahwaِ
kekayaanِ danِ rezekiِ yangِ dimilikiِ adalahِ titipanِ
dariِAllahِSWT.ِHalِiniِmendorongِmerekaِuntukِ
bersyukurِatasِnikmatِyangِdiberikanِdanِbersediaِ
berbagiِdenganِmerekaِyangِmembutuhkan.
6. Menguatkanِ Rasaِ Persaudaraanِ danِ
Solidaritas
Zakatِ fitrahِ jugaِ membantuِ memperkuatِ rasaِ
persaudaraanِ danِ solidaritasِ diِ antaraِ umatِ
Muslim,ِ karenaِ melaluiِ zakatِ fitrah,ِ merekaِ
merasakanِbahwaِmerekaِadalahِbagianِdariِsatuِ
komunitasِyangِsalingِmendukungِdanِpeduliِsatuِ
samaِlain.

Denganِ demikian,ِ zakatِ fitrahِ memilikiِ hikmahِ


yangِ sangatِ dalamِ dalamِ Islam,ِ tidakِ hanyaِ
sebagaiِ kewajibanِ agama,ِ tetapiِ jugaِ sebagaiِ
saranaِuntukِmenciptakanِmasyarakatِyangِlebihِ
adil,ِpeduli,ِdanِharmonis.

74
75
76
A. PENGERTIAN IDUL FITRI
Idulِ Fitriِ adalahِ hariِ rayaِ umatِ Islamِ yangِ
dirayakanِ padaِ tanggalِ 1ِ Syawalِ setelahِ selesaiِ
menjalankanِ ibadahِ puasaِ Ramadanِ selamaِ
sebulanِ penuh.ِ Idulِ Fitriِ merupakanِ momenِ
kegembiraanِ danِ syukurِ atasِ kesempatanِ yangِ
diberikanِ olehِ Allahِ SWTِ untukِ beribadahِ danِ
meraihِkeberkahanِdiِbulanِRamadan.

B. IBADAH-IBADAH YANG DISUNNAHKAN


1. MenunaikanِShalatِIdulِFitri
Salahِsatuِibadahِyangِsangatِdisunnahkanِpadaِ
hariِrayaِIdulِFitriِadalahِmenunaikanِshalatِIdulِ
Fitri.ِ Shalatِ iniِ dilakukanِ secaraِ berjamaahِ diِ
lapanganِ atauِ tempatِ khususِ shalatِ denganِ
jumlahِtakbirِyangِlebihِdariِshalatِfardhuِbiasa.
2. BersedekahِatauِMemberikanِZakatِFitrah
SebelumِpelaksanaanِshalatِIdulِFitri,ِumatِIslamِ
dianjurkanِ untukِ membayarِ zakatِ fitrahِ atauِ
bersedekahِ kepadaِ yangِ membutuhkan.ِ Zakatِ
fitrahِiniِharusِdikeluarkanِsebelumِpelaksanaanِ
shalatِIdulِFitri.

77
3. MembacaِTakbir
Selamaِ malamِ danِ pagiِ Idulِ Fitri,ِ umatِ Islamِ
dianjurkanِ untukِ membacaِ takbirِ sebagaiِ
ungkapanِsyukurِdanِkegembiraanِatasِdatangnyaِ
hariِrayaِIdulِFitri.
4. BerziarahِkeِMakam
Sunnahِ bagiِ umatِ Islamِ untukِ berziarahِ keِ
makamِ atauِ kuburanِ padaِ hariِ rayaِ Idulِ Fitri,ِ
sebagaiِbentukِpenghormatanِdanِdoaِbagiِparaِ
orangِyangِtelahِmeninggal.

C. IDUL FITRI SESUAI TUNTUNAN RASULULLAH


SAW
1. MenjagaِKebersihanِdanِBerpakaianِTerbaik
Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ menjagaِ
kebersihanِdanِberpakaianِterbaikِpadaِhariِrayaِ
Idulِ Fitriِ sebagaiِ bentukِ rasaِ syukurِ danِ
penghormatanِ terhadapِ kehadiranِ hariِ yangِ
istimewaِini.
2. BerpakaianِBerwarna-Warni
RasulullahِSAWِjugaِdisunnahkanِuntukِmengena-
kanِ pakaianِyangِberwarna-warniِpadaِhariِrayaِ

78
Idulِ Fitri,ِ sebagaiِ simbolِ kegembiraanِ danِ
keceriaan.
3. Menjagaِ Kedekatanِ denganِ Keluargaِ danِ
Sesama
Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ menjagaِ
kedekatanِ denganِ keluargaِ danِ sesamaِ muslimِ
padaِhariِrayaِIdulِFitri,ِdenganِmemberiِsalam,ِ
mengunjungiِ kerabat,ِ danِ mempereratِ taliِ
silaturahmi.
4. BerbahagiaِdanِBersyukur
Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ merayakanِ
IdulِFitriِdenganِpenuhِkebahagiaan,ِsyukur,ِdanِ
rasaِ cintaِ kepadaِ Allahِ SWTِ atasِ nikmatِ yangِ
diberikan.
5. MemperbanyakِDzikirِdanِDoa
Rasulullahِ SAWِ jugaِ mengajarkanِ untukِ
memperbanyakِdzikirِdanِdoaِpadaِhariِrayaِIdulِ
Fitri,ِ sebagaiِ ungkapanِ syukurِ danِ permohonanِ
ampunanِkepadaِAllahِSWT.

79
Denganِ mengikutiِ tuntunanِ Rasulullahِ SAWِ
dalamِ merayakanِ Idulِ Fitri,ِ umatِ Islamِ dapatِ
merasakanِ maknaِyangِ mendalamِ dariِ hariِrayaِ
iniِ danِ mendapatkanِ keberkahanِ sertaِ
kegembiraanِyangِdijanjikanِdalamِagama.

D. SILATURAHMI IDUL FITRI


SilaturahmiِIdulِFitriِmerupakanِsuatuِtradisiِyangِ
dilakukanِumatِIslamِpadaِhariِrayaِIdulِFitriِuntukِ
mempereratِ hubunganِ danِ meningkatkanِ
persaudaraanِ antaraِ sesamaِ muslim.ِ Berikutِ
adalahِ penjelasanِ danِ tuntunanِ silaturahmiِ Idulِ
Fitriِsesuaiِdenganِsunah:
Silaturahmiِ Idulِ Fitriِ adalahِ upayaِ untukِ salingِ
bertemu,ِ mengunjungi,ِ danِ bermaaf-maafanِ
antaraِ keluarga,ِ kerabat,ِ tetangga,ِ danِ sesamaِ
muslimِ padaِ hariِ rayaِ Idulِ Fitri.ِ Tujuanِ dariِ
silaturahmiِIdulِFitriِadalahِuntukِmempereratِtaliِ
persaudaraan,ِ memperbaikiِ hubunganِ yangِ
mungkinِ renggang,ِ sertaِ meningkatkanِ keber-
samaanِ danِ kebahagiaanِ dalamِ merayakanِ hariِ
raya.

80
E. TUNTUNAN SILATURAHMI IDUL FITRI
1. MemberiِdanِMenerimaِMaaf
SalahِsatuِtuntunanِutamaِdalamِsilaturahmiِIdulِ
Fitriِ adalahِ memberiِ danِ menerimaِ maafِ atasِ
segalaِ kesalahanِ danِ khilafِ yangِ terjadiِ diِ masaِ
lalu.ِ Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ berlakuِ
rendahِ hatiِ danِ memaafkanِ orangِ lainِ sebagaiِ
bentukِkesucianِhatiِdanِkebersihanِjiwa.
2. MengunjungiِKeluargaِdanِKerabat
Sunnahِ bagiِ umatِ Islamِ untukِ mengunjungiِ
keluarga,ِkerabat,ِdanِtetanggaِpadaِhariِrayaِIdulِ
Fitriِ sebagaiِ bentukِ menjagaِ hubunganِ
kekeluargaanِ danِ mempereratِ taliِ silaturahmi.ِ
Rasulullahِ SAWِ sendiriِ seringِ mengunjungiِ danِ
menerimaِ kunjunganِ dariِ sahabat-sahabatnyaِ
padaِhariِraya.
3. MemberiِHadiahِatauِSedekahِ
Sunnahِ bagiِ umatِ Islamِ untukِ memberikanِ
hadiahِ atauِ sedekahِ kepadaِ keluarga,ِ kerabat,ِ
danِ merekaِ yangِ membutuhkanِ padaِ hariِ rayaِ
IdulِFitriِsebagaiِbentukِkebahagiaanِdanِberbagiِ
keberkahan.ِRasulullahِSAWِjugaِdianjurkanِuntukِ

81
memberikanِ hadiahِ kepadaِ anak-anakِ padaِ hariِ
rayaِIdulِFitri.
4. MenjagaِPerilakuِdanِBicaraِyangِBaik
Pentingِ bagiِ umatِ Islamِ untukِ menjagaِ perilakuِ
danِ bicaraِ yangِ baikِ dalamِ setiapِ kunjunganِ
silaturahmiِIdulِFitri.ِHindarilahِpembicaraanِyangِ
tidakِbermanfaatِatauِdapatِmenimbulkanِkonflik,ِ
danِselaluِberbicaraِdenganِkata-kataِyangِsopanِ
danِpenuhِkasihِsayang.
5. MendoakanِKebaikanِuntukِSesama
Sunnahِ bagiِ umatِ Islamِ untukِ mendoakanِ
kebaikanِdanِkeselamatanِbagiِkeluarga,ِkerabat,ِ
danِ sesamaِ muslimِ saatِ berkumpulِ dalamِ
silaturahmiِIdulِFitri.ِRasulullahِSAWِmengajarkanِ
untukِsalingِ mendoakanِkebaikanِdanِmemberi-
kanِdoa-doaِyangِbaikِkepadaِsesama.

Denganِ mengikutiِ tuntunanِ silaturahmiِ Idulِ Fitriِ


sesuaiِdenganِsunahِRasulullahِSAW,ِumatِIslamِ
dapatِ merasakanِ keberkahan,ِ kebahagiaan,ِ danِ
kedamaianِ dalamِ menjalaniِ hariِ rayaِ Idulِ Fitriِ
sertaِ mempereratِ hubunganِ yangِ harmonisِ
antaraِsesamaِmuslim.
82
F. TRADISI YANG MENYELISIHI
Beberapaِ tradisiِ menyambutِ Idulِ Fitriِ yangِ
menyelisihiِ sunahِ Rasulullahِ SAWِ danِ sebaiknyaِ
dihindariِantaraِlain:
1. PerayaanِyangِBerlebihan
Merayakanِ Idulِ Fitriِ denganِ hura-hura,ِ
kemewahanِ berlebihan,ِ atauِ perayaanِ yangِ
berlebihanِ secaraِ materiِ tidakِ sesuaiِ denganِ
ajaranِ Islam.ِ Rasulullahِ SAWِ mengajarkanِ untukِ
merayakanِ Idulِ Fitriِ denganِ kesederhanaanِ danِ
ketaatanِkepadaِAllahِSWT.
2. PerilakuِBurukِdalamِBerbusana
Mengenakanِpakaianِyangِtidakِsenonoh,ِterlaluِ
mencolok,ِ atauِ tidakِsesuaiِ denganِ ajaranِ Islamِ
padaِ hariِ rayaِ Idulِ Fitriِ tidakِ sesuaiِ denganِ
tuntunanِ Rasulullahِ SAW.ِ Sunnahnyaِ adalahِ
berbusanaِsopan,ِbersih,ِdanِterhormat.
3. MengabaikanِZakatِFitrah
Meninggalkanِ kewajibanِ membayarِ zakatِ fitrahِ
atauِmengabaikanِpemberianِzakatِfitrahِkepadaِ
yangِ berhakِ merupakanِ perbuatanِ yangِ tidakِ
dianjurkan.ِZakatِfitrahِmerupakanِkewajibanِbagiِ

83
setiapِmuslimِyangِmampuِdanِharusِdibayarkanِ
sebelumِpelaksanaanِshalatِIdulِFitri.
4. MengabaikanِIbadah
Menyibukkanِ diriِ denganِ kegiatanِ duniaِ atauِ
hura-huraِ padaِ hariِ rayaِ Idulِ Fitriِ sambilِ
mengabaikanِ ibadah-ibadahِ yangِ disunnahkanِ
sepertiِ shalatِ sunnahِ Idulِ Fitri,ِ dzikir,ِ danِ doa,ِ
adalahِhalِyangِtidakِdianjurkan.
5. MerayakanِdenganِPerbuatanِMaksiat
Merayakanِ Idulِ Fitriِ denganِ mabuk-mabukan,ِ
mendengarkanِ musikِ yangِ tidakِ Islami,ِ atauِ
melakukanِ perbuatanِ maksiatِ lainnyaِ adalahِ
perilakuِ yangِ jelasِ bertentanganِ denganِ ajaranِ
Islam.
6. MemboroskanِUang
Menghabiskanِuangِdenganِborosِpadaِhariِrayaِ
IdulِFitriِuntukِhal-halِyangِtidakِbermanfaatِatauِ
terlaluِmewahِadalahِperbuatanِyangِtidakِsesuaiِ
denganِajaranِIslam.
7. MenggangguِTetanggaِatauِMasyarakat
Melakukanِ aktivitasِ yangِ menggangguِ
ketenteramanِdanِketertibanِmasyarakat,ِsepertiِ
84
membuatِ keributanِ atauِ menyalakanِ kembangِ
api,ِ harusِ dihindariِ karenaِ tidakِ sesuaiِ denganِ
akhlakِIslam.

Memahamiِ danِ menghindariِ tradisi-tradisiِ yangِ


menyelisihiِ sunahِ Rasulullahِ SAWِ dalamِ
menyambutِ Idulِ Fitriِ merupakanِ bagianِ pentingِ
dariِ menjalankanِ ibadahِ denganِ benarِ sesuaiِ
denganِ ajaranِ Islam.ِ Sebaiknya,ِ umatِ Islamِ
merayakanِIdulِFitriِdenganِkesederhanaan,ِrasaِ
syukurِ kepadaِ Allahِ SWT,ِ danِ ketaatanِ kepadaِ
ajaran-Nya.

85
86
A. INDIKATOR KEBERHASILAN RAMADAN
Seorangِ muslim/muslimahِ dapatِ dianggapِ
berhasilِmelaksanakanِRamadanِdenganِbaikِjikaِ
memenuhiِ beberapaِ parameterِ atauِ indikatorِ
berikut:
1. KetaatanِdalamِIbadah
Berhasilnyaِ Ramadanِ ditandaiِ denganِ ketaatanِ
dalamِ menjalankanِ ibadahِ wajibِ sepertiِ shalat,ِ
puasa,ِ membacaِ Al-Qur'an,ِ berzikir,ِ danِ
melakukanِ amalِ kebajikanِ lainnya.ِ Seorangِ
muslim/muslimahِ yangِ berhasilِ menjalankanِ
Ramadanِ denganِ baikِ akanِ memprioritaskanِ
ibadahِdiِatasِsegala-galanya.
2. KualitasِShalatِdanِKhusyu'
SelamaِRamadan,ِseorangِmuslim/muslimahِyangِ
baikِakanِmeningkatkanِkualitasِshalatnyaِdenganِ
lebihِ khusyu'ِ danِ khidmat,ِ memperhatikanِ tataِ
caraِ shalatِ yangِ benar,ِ sertaِ memperdalamِ
maknaِibadahِtersebutِdalamِhatinya.
3. PuasaِdenganِKesabaranِdanِKetaqwaan
Seorangِ muslim/muslimahِ yangِ berhasilِ
melaksanakanِ Ramadanِ denganِ baikِ akanِ

87
menjalankanِpuasanyaِdenganِpenuhِkesabaran,ِ
ketaqwaan,ِ danِ menjauhiِ segalaِ bentukِ
perbuatanِyangِdapatِmembatalkanِpuasa.
4. MembacaِdanِMemahamiِAl-Qur'an
Ramadanِadalahِbulanِyangِpenuhِberkahِuntukِ
membacaِ danِ memahamiِ Al-Qur'an.ِ Seorangِ
muslim/muslimahِ yangِ berhasilِ menjalankanِ
Ramadanِdenganِbaikِakanِberusahaِmeningkat-
kanِaktivitasِmembacaِdanِmemahamiِAl-Qur'anِ
selamaِbulanِtersebut.
5. MemperdalamِIlmuِAgama
Selainِ membacaِ Al-Qur'an,ِ seorangِ muslim/ِ
muslimahِ yangِ baikِ akanِ memperdalamِ ilmuِ
agamaِ denganِ mendengarkanِ ceramah,ِ
mengikutiِ kajianِ keagamaan,ِ danِ berdiskusiِ
tentangِajaranِIslam.
6. KebaikanِdalamِPerilakuِdanِAkhlak
Ramadanِjugaِmerupakanِwaktuِyangِtepatِuntukِ
meningkatkanِ akhlakِ danِ perilakuِ yangِ baik.ِ
Seorangِ muslim/muslimahِ yangِ berhasilِ
menjalankanِ Ramadanِ denganِ baikِ akanِ
berusahaِ mengendalikanِ emosi,ِ menghindariِ
dosa,ِdanِmeningkatkanِamalِkebajikan.
88
7. KepedulianِterhadapِSesama
Ramadanِ mengajarkanِ pentingnyaِ berbagiِ danِ
peduliِ terhadapِ sesama.ِ Seorangِ muslim/ِ
muslimahِ yangِ berhasilِ menjalankanِ Ramadanِ
denganِ baikِ akanِ aktifِ dalamِ melakukanِ amalِ
sosial,ِ membantuِ orangِ lain,ِ danِ berbagiِ rezekiِ
denganِyangِmembutuhkan.
8. KesadaranِLingkungan
Seorangِ muslim/muslimahِ yangِ baikِ jugaِ akanِ
memperhatikanِ lingkungannya,ِ menjagaِ
kelestarianِalam,ِdanِmengurangiِkonsumsiِyangِ
berlebihanِsertaِpemborosanِdalamِpenggunaanِ
sumberِdaya.
9. PerubahanِPositifِPasca-Ramadan
Keberhasilanِ dalamِ menjalankanِ Ramadanِ jugaِ
dapatِ dilihatِ dariِ perubahanِ positifِ yangِ terjadiِ
padaِ diriِ seseorangِ setelahِ bulanِ Ramadanِ
berakhir,ِ sepertiِ meningkatnyaِ ketakwaan,ِ
kepedulian,ِ danِ amalِ kebajikanِ yangِ terusِ
dilakukan.

89
B. PERUBAHAN POSITIF PASCA-RAMADAN
Perubahanِ positifِ pasca-Ramadanِ merujukِ padaِ
transformasiِ mental,ِ spiritual,ِ danِ perilakuِ yangِ
terjadiِ padaِ seorangِ muslim/muslimahِ setelahِ
menjalaniِ bulanِ Ramadan.ِ Berikutِ adalahِ
beberapaِcontohِperubahanِpositifِyangِbiasanyaِ
terjadiِsetelahِRamadan.
1. MeningkatnyaِKetakwaan
Setelahِ Ramadan,ِ seorangِ muslim/muslimahِ
cenderungِlebihِbertekadِuntukِtetapِtaatِkepadaِ
perintahِ Allahِ SWTِ danِ menjauhiِ larangan-Nya.ِ
Merekaِmemilikiِkesadaranِyangِlebihِbesarِakanِ
pentingnyaِ menjalankanِ ibadahِ secaraِ konsistenِ
danِ meningkatkanِ kualitasِ hubunganِ denganِ
AllahِSWT.
2. LebihِRajinِBeribadah
Pasca-Ramadan,ِseseorangِcenderungِlebihِ rajinِ
dalamِ menjalankanِ ibadahِ sepertiِ shalat,ِ dzikir,ِ
danِ membacaِ Al-Qur'an.ِ Merekaِ merasaِ
terinspirasiِ olehِ kesuksesanِ yangِ merekaِ raihِ
selamaِRamadanِdanِberusahaِmempertahankanِ
kebiasaanِbaikِtersebut.

90
3. MeningkatnyaِKetaatanِMoralِdanِEtika
Ramadanِmemberikanِpelajaranِpentingِtentangِ
pengendalianِ diri,ِ kesabaran,ِ danِ kejujuran.ِ
Setelahِ Ramadan,ِ seseorangِ cenderungِ lebihِ
berhati-hatiِ dalamِ berbicara,ِ lebihِ sabarِ dalamِ
menghadapiِ ujianِ hidup,ِ danِ lebihِ jujurِ dalamِ
segalaِhal.
4. LebihِPeduliِterhadapِSesama
Ramadanِ mengajarkanِ pentingnyaِ berbagiِ danِ
peduliِ terhadapِ sesama.ِ Pasca-Ramadan,ِ
seseorangِ cenderungِ lebihِ pekaِ terhadapِ
kebutuhanِorangِlain,ِlebihِaktifِdalamِmelakukanِ
amalِkebajikan,ِdanِlebihِrajinِmembantuِorang-
orangِyangِmembutuhkan.
5. PeningkatanِKualitasِHidupِKeluarga
Ramadanِ seringkaliِ menjadiِ momenِ diِ manaِ
keluargaِ lebihِ seringِ berkumpul,ِ berbagiِ
makanan,ِ danِ meningkatkanِ komunikasi.ِ Pasca-
Ramadan,ِ seseorangِ cenderungِ mempertahan-
kanِ kebiasaanِ baikِ tersebutِ danِ lebihِ
memprioritaskanِ waktuِ berkualitasِ denganِ
keluarga.

91
6. LebihِBersemangatِdalamِMenuntutِIlmu
Ramadanِ jugaِ mendorongِ umatِ Islamِ untukِ
memperdalamِpengetahuanِagamaِdanِmening-
katkanِ pemahamanِ Al-Qur'an.ِ Pasca-Ramadan,ِ
seseorangِ cenderungِ lebihِ bersemangatِ dalamِ
menuntutِ ilmuِ agama,ِ mengikutiِ kajian-kajianِ
keislaman,ِ danِ meningkatkanِ pemahamanِ
terhadapِajaranِIslam.
7. Kesadaranِ akanِ Lingkunganِ danِ Kehidupanِ
Sederhana
Ramadanِ mengajarkanِ pentingnyaِ menjagaِ
lingkunganِdanِmenghindariِpemborosan.ِPasca-
Ramadan,ِseseorangِcenderungِlebihِsadarِakanِ
dampakِlingkunganِdariِperilakuِmerekaِdanِlebihِ
berusahaِ untukِ menjalaniِ kehidupanِ sederhanaِ
danِberkelanjutan.
Perubahanِpositifِpasca-Ramadanِadalahِindikasiِ
bahwaِ seseorangِ telahِ memperolehِ manfaatِ
spiritualِ yangِ besarِ dariِ bulanِ suciِ tersebutِ danِ
berhasilِmenerapkannyaِdalamِkehidupanِsehari-
hari.ِ Denganِ mempertahankanِ danِ memper-
dalamِ perubahanِ positifِ tersebut,ِ seseorangِ
dapatِ terusِ berkembangِ danِ mendekatkanِ diriِ
kepadaِAllahِSWT.
92
AbdulِAziz,ِMuhammad.ِRamadanِfiِal-Jahiliahِwaِ
al-Islam,ِ http://www.alukah.net/ِ
culture/0/3631/,ِ 24/09/2008,ِ (diakses:ِ
14/11/2014).ِ
Ibnuِ Kastir,ِ Ismail.ِ Al-Bidayahِ waِ an-Nihayah,ِ
Damaskus,ِDarulِFikr,ِ1987.
Ibnuِ Kastir,ِ Ismail.ِ Tafsirِ Al-Qur’anِ al-‘Adzim,ِ
Ghiza,ِ Maktabahِ Auladِ as-Syaikhِ liِ at-
Turast,ِ2000.
Ibnuِ Mandzur,ِ Jamaluddinِ Muhammadِ binِ
Mukrim.ِ Lisanuِ al-Arab,ِ Bairut,ِ Daruِ
Shadir,ِ2011.
Rasyid,ِ H.ِ Sulaiman.ِ FiQHِ ISLAMِ (Hukumِ Fiqhِ
Lengkap),ِ Bandung,ِ Sinarِ Baru,ِ cet.ِ 25,ِ
1992.ِ
M.ِShifatuِShauminِNabiِFiyِRamadan,ِSyaikhِAbuِ
UsamahِSalimِbinِ‘Iedِal-HilaliِdanِSyaikhِ
‘Aliِ Hasanِ ‘Aliِ ‘Abdulِ Hamid.ِ Penerbitِ
93
AlMaktabahِ al-Islamiyah,ِ Ammanِ
Yordania,ِ Cet.ِ IV,ِTahunِ1412ِH/1992ِ M.ِ
Edisiِ Indonesia:ِ Meneladaniِ Shaumِ
Rasulullah,ِPenerjemah:ِM.ِAbdulِGhoffarِ
E.M.ِ Pustakaِ Imamِ Asy-Syafi’i,ِ Cet.ِ III,ِ
Tahunِ2006ِM.ِ
MajalisuِSyahriِRamadan,ِSyaikhِMuhammadِbinِ
Shalihِ Al-Utsaimin.ِ Daarِ Ats-Tsuroyyaِ Linِ
Nasyr,ِ Riyadh,ِ Cet.ِ I,ِ Tahunِ 1422H/2002ِ
M.ِ Edisiِ Indonesia:ِ Kajianِ Ramadan,ِ
Penerjemah:ِ Salafuddinِ Abuِ Sayyid.ِ
Penerbitِ Al-Qowam,ِ Solo,ِ Cet.ِ V,ِ Tahunِ
2007ِM.ِ
HaqiqatusِShiyam,ِSyaikhulِIslamِIbnuِTaimiyyah.ِ
Edisiِ Indonesia:ِ Hakikatِ Shiyam.ِ
Penerjemah:ِAbuِIhsanِAl-Atsari.ِPenerbitِ
AtTibyan,ِSolo,ِCet.ِI,ِTahunِ2001ِM.ِ
Tuhfatulِ Ikhwanِ biِ Ajwibatinِ Muhammatinِ
Tata’allaquِbiِArkanilِIslam,ِSyaikhِ‘Abdulِ
‘Azizِbinِ‘AbdullahِbinِBaz.ِEdisiِIndonesia:ِ
Tanyaِ Jawabِ Tentangِ Rukunِ Islam.ِ
Penerjemah:ِMudzakkirِMuhammadِArif.ِ
PenerbitِIAINِSumateraِUtara,ِMedan.ِ

94
Ruhaniyyatushِ Sha’im,ِ 40ِ Washilahِ liِ Istighlaliِ
Syahriِ Ramadan,ِ Ramadanِ waِ Ar-Rakhilِ
Al-Murr,ِ Ibrahimِ Ad-Duwaisy.ِ Penerbitِ
Maktabahِ Shaidulِ Fawa’id.ِ Edisiِ
Indonesia:ِ Ramadanِ Sepanjangِ Masa.ِ
PenerbitِAqwam,ِSolo.ِCet.ِI,ِTahunِ2005ِM.ِ
Hishnulِ Muslim¸Syaikhِ Sa’idِ Binِ Wahfِ Al-
Qahthani.ِ Penerbitِ Yayasanِ Al-Sofwa,ِ
Jakarta.ِ Bersemilahِ Ramadan,ِ Sebuahِ
Renunganِ danِ Motivasiِ Ibadahِ diِ Bulanِ
Ramadan,ِ Armenِ Halimِ Naro.ِ Penerbitِ
Pustakaِ Darulِ Ilmi,ِ Bogor.ِ Cet.ِ II,ِ Tahunِ
2008ِM.ِ
Arifِ Fathulِ Ulumِ binِ Ahmadِ Saifullah,ِ Panduanِ
danِ Koreksiِ Ibadah-Ibadahِ diِ Bulanِ
Ramadan,.Penerbitِ Majelisِ Ilmu.ِ Cet.ِ
I,Thnِ2008ِMِ.ِ
Fatawaِ Arkanulِ Islam,ِ Syaikhِ Muhammadِ binِ
ShalihِAl-Utsaimin.ِEdisiِIndonesia:ِTanyaِ
Jawabِ Akidah,ِ Shalat,ِ Zakat,ِ Puasaِ danِ
Haji.ِPenerbit:ِDarulِFalah,ِTahunِ2007.ِ

95
Majalah/Buletin:ِ
Majalahِ Al-Furqon.ِ Penerbitِ Lajnahِ Da’wahِ
Ma’hadِAL-Furqon,ِGresik,ِJawaِTimur.ِ
Majalahِ As-Sunnah.ِ Penerbitِ Yayasanِ Lajnahِ
IstiqomahِSurakarta,ِJawaِTengah.ِ
BuletinِDakwahِAt-Tashfiyyah.ِSurabayaِ
Website/Situs:ِ
http://almanhaj.or.id
http://buletin.muslim.or.idِ
http://konsultasisyariah.com
http://markazassunnah.blogspot.comِ
http://piss-ktb.comِ
Software/Program:ِ
MaktabahِSyamilahِ2011

96
4 Kholidِ Abdullahِ Harrasِ
5 lahirِ diِ Indramayu,ِ 22ِ
6 Januariِ 1964.ِ
7 Menamatkanِ SMPِ danِ
8 SMAِ diِ Purwakarta.ِ
9 Kemudianِ kuliahِ S1ِ danِ
10 S2ِ Jurusanِ Bahasaِ
11 Indonesiaِ sertaِ S3ِ Prodiِ
12 Linguistikِ Universitasِ
13 Pendidikanِ Indonesiaِ
(UPI)ِ Bandung,ِ yangِ jugaِ menjadiِ tempatnyaِ
mengabdikanِdiriِsebagaiِdosen.ِ
PernahِdiamanatiِsebagaiِSekretarisِPWِAl-Irsyadِ
Al-IslamiyyahِJawaِBaratِselamaِbeberapaِperiodeِ
sertaِ sebagaiِ Ketuaِ PCِ Al-Irsyadِ Kotaِ Bandung.ِ
Selainِ menjadiِ dosenِ padaِ FPBSِ UPI,ِ aktivitasِ
lainnyaِ menulisِ artikelِ danِ esaiِ mengenaiِ
pendidikan,ِ bahasa,ِ politikِ danِ kajianِ keislamanِ
padaِberbagaiِmediaِdaringِmaupunِluring,ِsertaِ
Jurnal.ِNo.ِKontak:ِ0818627637

97

Anda mungkin juga menyukai