Dhealisya Khadizah BR Sinaga-K110225023-PBF Tirta Husada Farma
Dhealisya Khadizah BR Sinaga-K110225023-PBF Tirta Husada Farma
ANGKATAN 39
Disusun Oleh :
Dhealisya Khadizah Br Sinaga (K110225023)
1
2
DAFTAR ISI
3
PORTOFOLIO I ASPEK ORGANISASI PBF
4
k. Turut serta dalam setiap pengambilan keputusan untuk mengkarantina atau
memusnahkan obat dan/atau bahan obat kembalian, rusak, hasil penarikan kembali atau
diduga palsu;
l. Memastikan pemenuhan persyaratan lain yang diwajibkan untuk obat dan/atau bahan
obat tertentu sesuai peraturan perundang-undangan.
A. Struktur Organisasi
Kepala Cabang
Rudianto, S. Sos
Apoteker Penanggung
Jawab
Apt. Sri Purwoningsih,
S.Farm
Kepala Gudang Adm. CSO dan
Adm. Inkaso Adm. Faktur Ekspedisi Adm. Keuangan
Lina Eka H, S. Tim Salesman Tim Driver
Liem Ervina Nurul Fadhila Siti Istiqomah
Farm Dwi Pudjiastuti
B. Alur Koordinasi
Keterangan :
5
Lini —
Koordinasi ---
6
2. Alur Perizinan PBF dan Sertifikasi CDOB
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 persyaratan
untuk memperoleh izin PBF yaitu:
a. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi
b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
c. Memiliki secara tetap apoteker Warga Negara Indonesia sebagai penanggung jawab
d. Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah terlibat, baik langsung
atau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang
farmasi
e. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi PBF
f. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan yang dapat
menjamin mutu serta keamanan obat yang disimpan
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai CDOB
7
A. Alur Perizinan PBF
8
B. Sertifikasi CDOB
Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa PBF atau PBF
Cabang telah memenuhi persyaratan CDOB dalam mendistribusikan Obat dan/atau
Bahan Obat. Pemohon dalam hal ini PBF atau PBF cabang sebelum melakukan
pendaftaran secara online harus melengkapi data pendukung sebagai berikut:
1. Izin PBF atau pengakuan sebagai PBF Cabang
2. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) Penanggung Jawab
3. Denah lokasi dan tata letak (layout)
4. Daftar produk yang didistribusikan
5. Struktur organisasi
6. Daftar personalia dan uraian kerja (job desk)
7. Daftar peralatan atau perlengkapan
8. Quality management system
9. Dokumen self assessment
Berikut merupakan alur sertifikasi CDOB melalui diagram alir yang tercantum
dalam Perka BPOM RI No 25 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Sertifikasi Cara Distribusi
Obat yang Baik:
9
PORTOFOLIO II ASPEK MANAJEMEN MUTU
10
2. Program Pelatihan
(CDOB 2020 BAB II E. Pelatihan dan Juklak CDOB 2015 Lampiran 2.5 Contoh Program
Pelatihan Karyawan)
11
PROGRAM PELATIHAN/ SOSIALISASI KARYAWAN
Tahun: 2023
No. Pelatihan Peserta Instruktur Metode Jadwal Metode
Evaluasi
Kegiatan
. Orientasi Umum
C. CDOB
12
F. POB Seluruh Apoteker dan Presentasi Minimal 1 Pre Test
Perusahaan Karyawan Manajemen dan Diskusi Tahun dan Post
Perusahaan Perusahaan Sekali Test
Topik
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
Instruktur
Materi Pelatihan
Hari/Tanggal
Tempat
Nama Peserta
Jabatan/Lokasi Kerja
13
2. Perilaku / hasil yang ditunjukkan oleh peserta sebelum mengikuti pelatihan ini
3. Perilaku / hasil yang ditunjukkan oleh peserta setelah mengikuti pelatihan ini
Mengetahui,
Atasan Bagian Personalia
(.................................) (..................................................)
Topik
Tempat/Tanggal
Nama Peserta
Jabatan/Lokasi Kerja
Penyelenggara
NILAI
No. ITEM
1 2 3 4 5
Penyelenggaraan Pelatihan
14
1. Tema/Topik Pelatihan
3. Kelengkapan Materi
4. Servis/Sikap Penyelenggara
5. Alat Bantu
Umum
15
PORTOFOLIO III ASPEK BANGUNAN, PENYIMPANAN, DAN PERALATAN
Persyaratan perancangan bangunan PBF diatur dalam CDOB 2020 BAB III, disebutkan
bangunan harus dirancang dan disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi penyimpanan
yang baik dapat dipertahankan, mempunyai keamanan yang memadai dan kapasitas yang
cukup untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang baik, dan area
penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk memungkinkan semua
kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman.
Disebutkan pula area penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman harus terpisah,
terlindung dari kondisi cuaca, dan harus didesain dengan baik serta dilengkapi dengan
peralatan yang memadai. Apabila tidak terdapat pemisahan antara area penerimaan dan
pengiriman maka harus terdapat jaminan bahwa harus ada sistem pencegahan atau
penjaminan tidak terjadinya campur baur antara proses penerimaan dan pengiriman.
Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang menunggu
keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/atau bahan obat yang diduga
palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan, yang ditarik, dan yang
kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat yang dapat disalurkan. Menurut CDOB 2015,
16
yang dimaksud dengan area terpisah dan terkunci dapat berupa: 1. Ruangan, 2. Lemari, atau
3. Ruangan yang dibatasi oleh partisi. Penyimpanan dapat dilakukan pada area yang sama
dengan disertai label yang jelas untuk masing-masing kategori.
Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat dan/atau bahan obat yang
penyimpanan berada dalam parameter suhu, kelembaban, dan pencahayaan yang
dipersyaratkan. Selain itu ruang istirahat, toilet, dan kantin untuk kepada Personel harus
terpisah dari area penyimpanan. Menurut CDOB 2015, yang dimaksud dengan area terpisah,
dapat berupa: 1. Partisi, 2. Garis pembatas, atau 3. Ruangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan akses terpisah, dapat berupa: 1. Memiliki 2 (dua) pintu berbeda, atau 2. Jalur akses
yang berbeda disertai pembatas.
17
PORTOFOLIO IV ASPEK KUALIFIKASI VENDOR DAN PELANGGAN SERTA
TRANSPORTASI
18
SURAT PERNYATAAN DAN SPESIMEN RELASI
KODE SIPNAP :
Nama Relasi :
Alamat Relasi :
Surat Izin Sarana Kesehatan (Apotek, RS, PKM, Klinik, dll) dan Masa Berlaku:
Tenaga Teknis
Kefarmasian (1)
Tenaga Teknis
Kefarmasian (2)
Tenaga Teknis
Kefarmasian (3)
19
Spesimen Tanda Tangan (Bukan Paraf)
20
2. Dokumen Kualifikasi Vendor
Proses seleksi pemasok dalam CDOB 2015 dilakukan dengan menganalisa profil
pemasok dengan memperhatikan beberapa kriteria:
a. Pemasok memiliki ijin sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
b. Profil perusahaan pemasok memiliki manajemen dan struktur organisasi yang jelas,
sistem pengendalian operasional (termasuk pelaporan, pengendalian mutu dan sistem
pengendalian persediaan) serta sistem komunikasi yang baik dan personil yang
kompeten.
c. Obat dan/atau bahan obat yang ditawarkan oleh pemasok dibuat sesuai dengan standar
CPOB, memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan standar mutu maupun peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Kepatuhan terhadap prosedur perusahaan
e. Fasilitas dan kapasitas produksi obat dan/atau bahan obat.
f. Harga obat dan/atau bahan obat yang sepadan dengan mutu yang dimiliki.
g. Kemampuan pemasok untuk memenuhi jadwal pengiriman
h. Posisi pemasok dalam industri
i. Lokasi geografis pemasok
j. Reputasi pemasok, baik dari kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, mutu produk, mutu operasional layanan, posisi keuangan dan kriteria lain yang
dianggap relevan oleh Fasilitas Distribusi.
21
3. Dokumen Kualifikasi Transportasi
Diterapkan metode transportasi yang memadai. Obat dan/atau bahan obat harus diangkut
dengan kondisi penyimpanan sesuai dengan informasi pada kemasan. Apapun moda
transportasi yang dipilih, harus dapat menjamin bahwa obat dan/atau bahan obat tidak
mengalami perubahan kondisi selama transportasi yang dapat mengurangi mutu (CDOB
2020, BAB VII)
Menurut CDOB 2015, kendaraan yang digunakan untuk pengiriman harus dalam kondisi
baik, layak jalan. Kondisi ruang penyimpanan dalam kendaraan harus: 1. Tidak terpengaruh
oleh cahaya, suhu, kelembaban, bau yang menyengat dan kondisi buruk lain yang tidak
sesuai; 2. Bersih, kering, bebas dari masuknya binatang pengerat, hewan atau serangga lain.
22
N PEMERIKSAAN MOBIL MOTOR KETERANGA PARA
O N F
isi no isi no isi no isi no isi no
polis polis polis polis polis
i i i i i
1 Kendaraan dan
box/kontainer
dalam keadaan
bersih dan kering
2 Kendaraan
dan box/kontainer
pengiriman bebas
dari binatang
pengerat, kutu,
burung dan
hewan-hewan
lainnya
3 Box/kontainer
pengiriman tidak
bau
4 Pada
box/kontainer
tidak ada
makanan/minuma
n
5 Pada
box/kontainer
tidak terdapat
perlengkapan
pribadi
23
24
PORTOFOLIO V ASPEK VALIDASI PACKAGING DAN SOFTWARE
Sistem pencatatan software di PBF Tirta Husada Farma-Pati dilakukan melalui aplikasi
SIG. Setiap bagian-bagiannya mempunyai tugas masing-masing. Berikut beberapa bagian
dalam aplikasi software SIG :
2. Laporan Legalitas
● Dilakukan pendataan ED SIA, ED SIPA yang mau habis menjelang akhir tahun,
selanjutnya data akan dibagikan kepada sales di awal tahun berikutnya supaya tahu
apotek yang SIPAnya sudah mau habis.
3. Master Barang
● Berisi barang aktif/ tidak aktif. Barang yang tidak aktif adalah barang yang
sudah tidak dijual lagi.
● Jika ingin menambah barang maka harus order ke kantor Semarang.
● Buka data -> Pengelompokkan barang -> Berisi nama barang, kategori, pabrik,
harus dengan batch, SIA/ SIPA mati pilih Y/T -> barcode N/E tidak menunjukkan
untuk prekursor. Pelaporan dengan SIODE untuk barang ethical.
25
8. Laporan Inquire Persediaan
● Batch yang diterima apa saja, batch yang keluar apa saja, dan tanggal batch habis.
● Stok minimum dari pusat 100 tapi jika di cabang kurang dari stok minimum, semisal
22 maka, tidak butuh pengadaan barang per pekan.
26
PORTOFOLIO VI ASPEK PERENCANAAN
1. SP Pengadaan
Dokumen pengadaan berupa surat pesanan dan faktur atau surat jalan dari pemasok.
Pemesanan dapat dilakukan menggunakan sistem manual maupun sistem elektronik. Surat
pesanan manual harus ditandatangani oleh Apoteker Penanggungjawab dan dilengkapi
dengan nama jelas dan nomor SIPA. Untuk surat pesanan secara elektronik harus bisa
menjamin ketelusuran produk, sekurang-kurangnya dalam batas waktu 3 tahun terakhir.
Contoh dokumentasi pengadaan sebagai berikut:
27
2. Metode Verifikasi SP Pelanggan
PT. Tirta Husada Farma - Pati melakukan pemeriksaan terhadap pelanggan dalam
proses penerimaan pesanan, karena untuk pelanggan dari PBF ini harus merupakan
pelanggan yang terdaftar. Dilakukan skrining untuk setiap SP yang masuk guna memastikan
kelengkapan persyaratan yang diberlakukan untuk surat pesanan. PT. Tirta Husada Farma -
Pati memiliki form khusus dalam pelaksanaan skrining SP guna mempermudah penelusuran
dan penemuan kekurangan persyaratan yang dianjurkan untuk SP. Berikut contoh form
skrining yang digunakan PT. Tirta Husada Farma – Pati :
28
3. Metode Seleksi Vendor
Suatu fasilitas distribusi harus memiliki pemasok yang berizin sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan dan menerapkan prinsip dan pedoman CDOB. Pemasok dengan
ketentuan yang sesuai akan dilakukan dengan tahapan kualifikasi pemasok. Prosedur
Pemilihan Pemasok adalah sebagai berikut :
29
PORTOFOLIO VII ASPEK MONITORING DAN PENYIMPANAN
Setelah dilakukan penerimaan barang oleh THF cabang, maka seluruh data barang yang
diterima akan masuk ke sistem “Kartu Stock”. Laporan Stok Barang PT. Tirta Husada sudah
terkomputerisasi sehingga dalam melakukan pengecekkan barang harus ada, seperti kode
barang, nama barang, stok minimum dan sisa stok.
30
2. Laporan dan Evaluasi Pemantauan Suhu
Pengendalian lingkungan selama penyimpanan obat berguna untuk menjamin mutu
obat dan/atau bahan obat, maka harus tersedia prosedur tertulis dan peralatan yang mengatur
pemantauan suhu pada suatu PBF. Berikut prosedur yang digunakan pada PT. THF – Pati :
31
rendah pada area penyimpanan. Alat pengukur suhu kemudian ditempatkan pada lokasi hasil
pemetaan yaitu pada lokasi dengan suhu paling dingin, lokasi dengan suhu paling panas,
serta di dekat pintu. Dengan mengikuti prosedur yang ada maka peletakkan alat ukur suhu
pada PT. Tirta Husada Farma – Pati diletakkan pada setiap ruangan dengan pemantauan 3
kali dalam sehari untuk mengontrol suhu selama penyimpanan, dengan hasil laporan
mapping suhu sebagai berikut :
32
33
34
3. Laporan dan Evaluasi Pest Control
Ruang lingkup program pest control terkait proses pengendalian serangga/hama dan
tikus dengan mengidentifikasi tanda-tanda keberadaan serangga/hama dan tikus sehingga
pengontrolan rutin yang harus dilakukan. Pest control bertujuan untuk memastikan kualitas
produk tetap terjaga, termasuk pengendalian terhadap gangguan serangga/hama dan tikus,
yang dapat merusak produk. Dengan pengendalian tersebut kualitas produk dapat tetap
terjamin serta memastikan pengendalian serangga/hama dan tikus (Rodent Control)
dilakukan secara konsisten dan terdokumentasi di seluruh gudang baik yang dilakukan oleh
pihak ketiga ataupun internal. Evaluasi pest control telah dilaksanakan di PBF Tirta Husada
Farma dengan hasil tidak ditemukan hama selama proses pembersihan dan pengecekan
sebagai berikut :
35
4. Laporan dan Evaluasi Apar
Alat pemadam api ringan (APAR) merupakan salah satu dari sistem proteksi kebakaran
aktif yang digunakan untuk memadamkan kebakaran yang masih kecil dan digunakan dalam
keadaan emergensi, sehingga dapat mencegah kebakaran agar tidak lebih besar yang
menimbulkan kerugian bahkan korban jiwa. dalam Juklak CDOB (2015) menyebutkan
untuk mencegah terjadinya musibah kebakaran, maka Fasilitas distribusi membuat suatu
prosedur tanggap darurat kebakaran, melengkapi gudang dengan APAR dalam jumlah yang
cukup, melakukan latihan kebakaran secara rutin dan selalu memperhatikan kondisi dan
keamanan jaringan instalasi listrik di gudang.
Pemeliharaan APAR membutuhkan perhatian secara khusus agar dapat bekerja secara
optimal, dengan melakukan perawatan secara berkala dalam masa tertentu (setiap satu
bulan, tiga bulan atau enam bulan sekali) dengan cara mengecek segel pengaman pada
tabung Pemadam Api, memperhatikan alat pengukur tekanan yang terdapat pada tabung
pemadam api, dan perhatikan label pengisian yang melekat pada tabung pemadam api.
Contoh form laporan pemantauan APAR:
36
1 001 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2 002 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
3 003 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
dst
37
PORTOFOLIO VIII ASPEK PENGELOLAAN OBAT
1. Laporan E-Was
PBF dalam hal melakukan kegiatan pendistribusian diwajibkan untuk melakukan
pelaporan kepada beberapa instansi terkait. Berdasarkan Permenkes Nomor 1148 Tahun
2011 tentang Pedagang Besar Farmasi Pasal 30 ayat (1): Setiap PBF dan cabangnya wajib
menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga) bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan
dan penyaluran obat dan/atau bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada
Kepala Badan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM. Dalam Permenkes
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Pasal 45 ayat (2): PBF yang melakukan
penyaluran Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib
membuat, menyimpan, dan menyampaikan laporan pemasukan dan penyaluran Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi setiap bulan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi dengan tembusan Kepala Badan/Kepala Balai.
Sesuai dengan ketentuan tersebut maka seluruh PBF Pusat maupun PBF Cabang wajib
menyampaikan laporan penerimaan dan penyaluran OBAT per triwulan serta laporan
penerimaan dan penyaluran Narkotika Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP) per bulan
melalui sistem e-Report PBF (pbf.binfar.kemkes.go.id).
38
b. Narkotika: paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya Narkotika atau
dilaksanakannya ekspor Narkotika
c. Psikotropika: paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya Psikotropika atau
dilaksanakannya ekspor Psikotropika
2. Laporan Salesmen
Secara umum ruang lingkup tugas dan tanggung jawab salesman di PBF, yaitu:
39
● Memelihara hubungan baik dengan pelanggan untuk meningkatkan kerjasama (Apotek,
Rumah Sakit, Outlet/ Toko Obat).
● Melakukan penagihan ke pelanggan.
● Memastikan PBF sudah mengirimkan pembelian dan mengontrol service level maupun
lead time delivery.
Terkait dengan pelaporan salesman, APJ yang bertugas di PBF akan membuat
daftar salesman, kendaraan dan area kerja salesman setiap tahunnya. berikut merupakan
contoh pelaporan daftar salesman, kendaraan dan area kerja di PBF Tirta Husada Farma
pada tahun 2022:
3. Laporan Kehilangan
Kejadian yang tidak diinginkan berupa kehilangan selama pengiriman oleh fasilitas
distribusi, fasilitas distribusi wajib melaporkan kepada pihak kepolisian dan pemberi
kontrak. Pemberi dan penerima kontrak (fasilitas distribusi) harus melakukan investigasi
terhadap kejadian kehilangan atau kerusakan produk obat sampai dengan ditemukannya
akar permasalahan dan melaporkan kepada Badan POM perkembangan investigasi sampai
dinyatakan selesai (CDOB 2020).
40
Untuk kejadian yang tidak diinginkan berupa kehilangan obat-obat yang sering
disalahgunakan, laporan kehilangan wajib disampaikan setiap kali kejadian kepada Kepala
Badan c.q. Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat, Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor dengan tembusan Kepala Balai Besar/Balai POM setempat paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah terjadinya kehilangan sedangkan laporan hasil investigasi paling
lambat 1 (satu) bulan sejak kejadian (Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu yang Sering
Disalahgunakan 2018)
4. Laporan Recall
Penarikan merupakan instruksi dari Prinsipal berdasarkan inisiatif sendiri atau atas
perintah dari BPOM. Penarikan kembali obat (recall) harus segera dilakukan setelah ada
pemberitahuan. Fasilitas distribusi harus mengikuti instruksi penarikan yang diinstruksikan
oleh instansi berwenang atau industri farmasi dan/atau pemegang izin edar. Semua obat
yang ditarik ditempatkan secara terpisah, aman dan terkunci serta diberi label yang jelas.
Semua dokumen penarikan obat dan/atau bahan obat harus didokumentasikan oleh
penanggung jawab. Berikut contoh surat penarikan produk dari industri farmasi:
41
Setelah dikeluarkannya surat penarikan produk maka PT. Tirta Husada Farma - Pati
melakukan penarikan kepada setiap outlet yang memiliki produk tersebut dengan melampirkan
surat penarikan kembali produk. Kemudian hasil penarikan didokumentasikan sebagai bukti
pelaksanaan penarikan. Berikut contoh surat penarikan dari PT. Tirta Husada Farma – Pati:
42
43
Lampiran
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya yang menerangkan dibawah ini:
Nama : _______________________________________
Alamat : _______________________________________
Jabatan : _______________________________________
Produk : Citocetin Suspensi 60 ml, DTL7804005733A1, All Batch
Batch No Sisa Stock Batch No Sisa Stock
PT. Tirta Husada Farma - Pati Pengelola Apotek/ RS/ Klinik/PBF/Toko Obat Berizin/
(________________________) (___________________________)
Tanggal. Tanggal.
5. Laporan Pemusnahan
Apabila ditemukan produk yang tidak memenuhi syarat ketentuan didistribusikan
maka akan dilakukan pemusnahan setelah dilakukan identifikasi secara tepat, diberi label
yang jelas, disimpan secara terpisah dan terkunci serta ditangani sesuai prosedur.
Pemusnahan dapat dilakukan oleh jasa pihak ketiga yang sudah disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku. Berikut contoh berita acara pemusnahan PT. Tirta Husada Farma –
Pati :
44
45
6. Laporan Pengembalian Obat
Obat yang telah disalurkan kepada pelanggan jika dikembalikan baik karena alasan
kesalahan pengiriman atau obat kembalian harus dikarantina dulu untuk dilakukan evaluasi
oleh penanggung jawab. Evaluasi yang dilakukan mencakup kebenaran obat (meliputi
penandaan, nomor bets, kadaluarsa) dan kondisi penyimpanan selama transportasi. Setiap
keluhan harus ditangani sesuai prosedur operasional baku dan didokumentasikan.
Penerimaan obat kembalian harus berdasarkan surat pengiriman barang dari sarana yang
mengembalikan. Penerimaan obat kembalian oleh fasilitas distribusi sesuai dengan
persyaratan dari industri farmasi atau fasilitas distribusi lain. Pada proses pengembalian
harus dapat dipastikan bahwa tidak memungkinkan masuknya obat palsu ke dalam rantai
distribusi.
46
PORTOFOLIO IX ASPEK COLD CHAIN SUPPLY (RANTAI DINGIN)
47
5) Atur produk secara berbaris dan berikan jarak antar kotak 1-2 cm untuk sirkulasi udara.
6) Tempatkan produk dengan tanggal kadaluarsa paling cepat di bagian depan diikuti oleh produk dengan tanggal
kadaluarsa lebih lama.
b. Pemeliharaan Harian
1) Jaga pintu agar selalu tertutup, hindari sering membuka dan menutup chiller/cold room/freezer.
2) Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan termometer atau alat pemantau suhu minimal 2 (dua) kali
sehari, setiap pagi dan sore.
3) Jika suhu sudah stabil antara +2 s/d +8°C pada chiller/cold room atau -15 s/d -25°C pada freezer, posisi
termostat jangan diubah dan jika mungkin disegel.
c. Pemeliharaan Mingguan
1) Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng untuk mengencangkan baut.
2) Lakukan pengamatan terhadap tanda-tanda steker hangus dengan melihat perubahan warna pada steker, jika
itu terjadi gantilah steker dengan yang baru.
3) Agar tidak terjadi konsleting saat membersihkan badan chiller, lepaskan steker dari stop kontak.
4) Bersihkan badan chiller menggunakan lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun laku keringkan
kembali badan chiller dengan lap kering.
5) Selama membersihkan badan chiller, jangan membuka pintu chiller agar suhu tetap terjaga 2°C – 8°C.
6) Pasang kembali steker setelah selesai membersihkan badan chiller.
7) Periksa apakah terjadi bunga es dan memeriksa ketebalan bunga es. Apabila bunga es lebih dari 1 (satu) cm
lakukan defrosting (pencairan bunga es). Saat pencairan, simpan produk untuk sementara di unit penyimpanan
lain dengan suhu yang sesuai.
8) Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan chiller.
d. Pemeliharaan Bulanan
1) Sehari sebelum melakukan pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack (kotak dingin cair), vaksin carrier atau
cold box dan pindahkan vaksin ke dalamnya.
2) Agar tidak terjadi konsleting saat melakukan pencairan bunga es (defrosting), lepaskan steker dari stop kontak.
3) Bersihkan bagian dalam setiap unit untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
4) Bersihkan kondensor pada chiller model terbuka menggunakan sikat lembut atau tekanan udara. Pada model
tertutup hal ini tidak perlu dilakukan.
5) Periksa kerapatan pintu dengan menggunakan selembar kertas, bila kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih
baik, sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet sudah sudah mengeras atau kaku. Olesi karet pintu
dengan bedak atau minyak goreng agar kembali lentur.
6) Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor gunakan obeng untuk mengencangkan baut.
7) Selama membersihkan badan chiller, jangan membuka pintu chiller agar suhu tetap terjaga 2°C s/d 8°C.
8) Pasang kembali steker setelah selesai membersihkan badan chiller.
9) Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan chiller.
48
e. Pemeliharaan oleh teknisi yang kompeten secara berkala
M1 Paraf M2 Paraf M3
Pemeliharaan Mingguan
1 Pemeriksaan steker
(kendor/tidak)
2 Pemeriksaan bunga es
Pemeliharaan Bulanan
50
Nomor Alat Cold Storage
dst.
51
Bulan/Tahun Cool Room
1. Suhu Ruang
2. Suhu Chiller
3. Suhu Freezer
1. Suhu Ruang
2. Suhu Chiller
3. Suhu Freezer
52
1) Menggunakan Digital Data Logger (DDL) dengan arus dan Sertifikat Pengujian Kalibrasi yang valid dan harus
mencakup nama atau nomor model/perangkat, nomor seri, tanggal kalibrasi (tanggal laporan atau penerbitan),
konfirmasi bahwa instrumen lulus pengujian (atau instrumen dalam toleransi), ketidakpastian yang
direkomendasikan atas +/- 0,5 ° C atau kurang.
2) Menyimpan Digital Data Logger (DDL) selama tiga tahun agar dapat dianalisis untuk tren jangka panjang
dan/atau masalah yang berulang.
3) Memastikan keakuratan pemantauan suhu dengan menggunakan DDL dengan fitur berikut: probe yang dapat
dilepas yang paling mencerminkan suhu vaksin (misal Probe yang dilapisi glikol, manik-manik kaca, pasir,
atau Tefon®), alarm untuk suhu di luar kisaran, indikator baterai lemah, tampilan suhu saat ini, minimum, dan
maksimum, ketidakpastian yang direkomendasikan atas +/- 0,5° C, interval pencatatan (atau kecepatan
membaca) yang dapat diprogram oleh pengguna untuk mengukur dan mencatat suhu setidaknya setiap 30
menit.
4) Kartu Monitor Suhu harus disimpan minimal 5 tahun (shelf-life) + 1 tahun.
1. Nama Alat
2. Nomor Seri
3. Model/Perangkat
2. Probe Baik/Tidak
53
3. Alarm Baik/Tidak
Tindakan : Paraf
Koordi
nator
4. Evaluasi Kelengkapan Carrier, Data Log Suhu, serta VVM (Vaksin Vial Monitor)
a. Evaluasi Kelengkapan Carrier
Vaccine carrier adalah alat untuk mengirim/membawa vaksin yang dapat mempertahankan suhu +2°C s/d
+8°C. Alat ini memerlukan alat lain seperti cold pack atau cool pack untuk mempertahankan suhu. Untuk
pengiriman vaksin harus menggunakan kontainer yang sudah tervalidasi atau vaccine carrier yang memenuhi
standar pengiriman vaksin, dapat dilengkapi dengan termometer yang telah dikalibrasi. Langkah-langkah dalam
pengiriman vaksin harus dilakukan berdasarkan SOP pengiriman vaksin yang disusun sesuai dengan hasil
pelaksanaan validasi pengiriman vaksin. Contoh validasi pengiriman:
1) Susun protokol validasi;
2) Tetapkan tujuan pengiriman terjauh yang biasa dilakukan, misal 2 jam pengiriman maka waktu validasi
dilebihkan menjadi 3 jam;
3) Tetapkan cold box/vaccine carrier yang akan dipakai dan konfigurasi serta jumlah cold-pack
terkondisikan/cool-pack (misal 4 buah);
4) Lakukan pengkondisian suhu cold box/vaccine carrier, yaitu dengan menempatkan thermometer selama
beberapa saat hingga suhu mencapai 2 – 8°C. Sensor thermometer diletakkan tanpa menyentuh cold-pack
terkondisikan/cool-pack;
54
5) Siapkan dummy vaksin (misal kemasan vaksin pentabio), dan dikemas dengan baik;
6) Vaksin diletakkan dalam cold box/vaccine carrier tanpa menyentuh cold pack terkondisikan/cool-pack;
7) Suhu awal sebelum pengiriman dicatat;
8) Cold box/vaccine carrier dan isinya yang telah dikemas, dikirimkan ke alamat tujuan sesuai waktu yang
ditetapkan;
9) Cek suhu vaksin beberapa kali selama pengiriman, dan pada saat diterima/setelah waktu yang ditetapkan;
10) Lakukan pengulangan 3 kali;
11) Cold box/vaccine carrier, jumlah cold-pack terkondisikan/cool-pack dan konfigurasi/tata letaknya dijadikan
acuan pengiriman;
12) Hasil dari validasi pengiriman vaksin akan dijadikan dasar dalam penyusunan SOP pengiriman vaksin.
b. Evaluasi Data Log Suhu
Data Log Suhu dapat diperoleh dari Digital Data Logger. Digital Data Logger merupakan instrumen yang
dapat merekam suhu dan kelembaban dari waktu ke waktu dan dihubungkan dengan sensornya. Jika terjadi
penyimpangan suhu, maka akan tercatat digital data logger dan terdengar bunyi alarm atau peringatan. Sebelum
digunakan digital data logger harus sudah terkalibrasi dan diletakkan di dekat vaksin serta tidak bersentuhan
langsung dengan cold-pack/cool-pack. Tarik perekaman suhu yang tersimpan dan evaluasi data. Data tersebut di
analisa suhunya di setiap menit atau jamnya sesuai dengan settingan waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui
turun dan naik nya suhu atau temperature.
c. Evaluasi VVM (Vaksin Vial Monitor)
VVM (Vaksin Vial Monitor) merupakan alat pemantauan paparan suhu panas dan sebagai penentu apakah
vaksin dapat digunakan atau tidak. VVM (Vaccine Vial Monitor) merupakan indikator berbentuk lingkaran dengan
persegi di tengahnya. Bagian persegi pada VVM terbuat dari bahan yang sensitif terhadap panas. Saat mendapatkan
paparan panas pada jangka waktu tertentu, bagian persegi akan berubah warna menjadi lebih gelap. Perubahan
warna ini bersifat ireversibel. Semakin rendah suhu saat vaksin terpapar panas, maka perubahan warna berlangsung
semakin lambat. Semakin tinggi suhu, maka perubahan warna berlangsung semakin cepat. Warna persegi yang
lebih terang dari lingkaran menunjukkan vaksin mendapat paparan panas dalam tingkat yang masih dapat diterima.
Vaksin yang akan digunakan harus dengan memperhatikan kondisi VVM dan tanggal kadaluarsa. Bila
vaksin sudah dipakai, dapat digunakan kembali dengan ketentuan :
a) Vaksin tidak melalui tanggal kadaluarsa.
b) Disimpan dalam suhu 2°C sampai 8°C.
c) Sterilitas terjamin
d) Vial vaksin tidak terendam air
e) VVM dalam kondisi A atau B
f) Tidak melebihi jangka waktu maksimal pemakaian
55
TUGAS MEMBUAT 5 POB
POB PENANGANAN OBAT PALSU DAN DIDUGA PALSU
1. Tujuan
Meminimalkan peredaran produk palsu.
Melakukan proses penanganan obat palsu secara benar.
Untuk menghindari penyalahgunaan pemakaian, baik yang berakibat pada keselamatan pasien,
maupun kerugian penjualan.
2. Ruang Lingkup
Menjamin bahwa produk palsu yang ditemukan atau dicurigai dapat segera di tindak lanjuti
3. Tanggung Jawab
Pimpinan dan Apoteker Penanggung Jawab , bertanggung jawab atas pelaksanaan proses penanganan
produk palsu dan diduga palsu
4. Prosedur
A. Informasi Produk Palsu
Selalu mengikuti berita atau informasi mengenai obat palsu yang ditemukan di pasaran melalui
Surat Pemberitahuan dari BPOM dan Principal, maupun dari media.
56
Prosedur Operasional Baku Halaman
PENANGANAN OBAT PALSU DAN No. Dokumentasi
DIDUGA PALSU SOP/BMJS_001
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
5. Dokumentasi
6. Riwayat
Versi Nomor Tanggal Riwayat Perubahan
1 Xxxxx …………… Baru
2 Yyyyy ………….. Tambahan ….
57
Prosedur Operasional Baku Halaman
PENANGANAN OBAT PALSU DAN No. Dokumentasi
DIDUGA PALSU SOP/BMJS_001
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
7. Distribusi
Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No.1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No.2: Kepala Bagian Departemen Terkait
No.3: Kepala Bagian Logistik/Gudang
58
POB FORMAT PROSEDUR OPERASIONAL BAKU
Prosedur Operasional Baku Halaman
FORMAT PROSEDUR OPERASIONAL No. Dokumentasi
BAKU SOP/BMJS_003
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember
BINA MAJU JAYA …………………. Bagian / Sub Unit* 2026
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
1. Tujuan
Untuk apa:
Untuk apa POB disiapkan / apa tujuan dari POB.
2. Ruang Lingkup
Kapan:
Uraikan kapan POB harus dilaksanakan.
Dimana:
Uraikan di mana POB diterapkan.
3. Tanggung Jawab
Siapa:
Siapa yang harus menyiapkan, merevisi dan melatihkan penggunaan POB.
Siapa yang harus melaksanakan POB? Siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa POB
dilaksanakan dengan benar.
5. Prosedur
Bagaimana Caranya:
Instruksi yang jelas dan ringkas mengenai cara melaksanakan POB, disusun langkah demi langkah.
Langkah ini harus ditulis sebagai instruksi kepada petugas untuk dituruti tanpa menyajikan banyak teori
yang melatarbelakangi. Suatu butir yang menjelaskan prinsip dasar dapat dicakup, bila perlu.
59
Prosedur Operasional Baku Halaman
FORMAT PROSEDUR OPERASIONAL No. Dokumentasi
BAKU SOP/BMJS_003
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
BINA MAJU JAYA …………………. Bagian / Sub Unit*
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
7. Dokumen Rujukan
Daftar POB lain yang langsung berakibat pada, atau berkaitan dengan prosedur;
8. Riwayat
Daftar dari nomor POB termasuk alasan untuk perubahan.
Versi Nomor Tanggal Mulai Berlaku Riwayat Perubahan
1 Xxxxx ………………… Baru
2 Yyyyy ………………… Tambahan ….
60
Prosedur Operasional Baku Halaman
FORMAT PROSEDUR OPERASIONAL No. Dokumentasi
BAKU SOP/BMJS_003
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
BINA MAJU JAYA …………………. Bagian / Sub Unit*
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
9. Distribusi***
Daftar penerima / penyimpan POB
Fotokopi:
No. 1: ..............
No. 2: ...............
No. 3: ...............
No. 4: ...............
No. 5: ...............
*: Dipilih salah satu disesuaikan dengan struktur organisasi PBF (Jika tidak
ada, dikosongkan)
**: Mengganti : apabila terjadi penggantian POB diisi nomor POB yang diganti.
Jika POB baru, dikosongkan
***:Distribusi: Distribusi POB ke Bagian Terkait
61
POB PENGENDALIAN PERUBAHAN
1. Tujuan
1.1. Menetapkan prosedur untuk menghindari perubahan yang tak terkendali terhadap sistem dan
prosedur, sehingga memperkecil risiko dampak yang merugikan terhadap mutu obat dan/atau bahan
obat.
1.2. Menyediakan catatan terhadap historikal perubahan yang dilakukan sehingga memungkinkan
adanya penelusuran ulang.
1.3. Memastikan bahwa setiap perubahan telah mendapatkan persetujuan dari pihak yang
berkepentingan sebelum perubahan tersebut diterapkan
1.4. Mengontrol perubahan yang dilakukan dan melakukan verifikasi untuk memastikan perubahan
tersebut diimplementasikan dengan benar.
1.5. Untuk menganalisis dan menanggulangi dampak perubahan yang akan dilakukan terhadap mutu
obat dan/atau bahan obat baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Ruang Lingkup
POB ini meliputi semua perubahan terutama perubahan kritis yang terjadi dalam proses distribusi, baik
yang beroperasi secara manual maupun dengan sistem komputer yang telah tervalidasi pada Fasilitas
Distribusi.
Proses kritis adalah proses yang berkaitan dengan mutu dan regulasi.
3. Tanggung Jawab
3.1 Semua Kepala Departemen terkait bertanggung jawab terhadap pelaksanaan prosedur ini untuk
perubahan yang berlaku di departemen masing-masing.
3.2 Bagian Pemastian Mutu bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan terhadap usulan
perubahan, mengkoordinasi, dan memantau pelaksanaan perubahan.
62
Prosedur Operasional Baku Halaman
No. Dokumentasi
PENGENDALIAN PERUBAHAN
SOP/BMJS_004
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember
…………………. Bagian / Sub Unit* 2026
BINA MAJU JAYA
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Manager Operasional No.
Jawab
5. Prosedur
5.1 Bila perlu mengadakan suatu perubahan pada Bagiannya atau pada Bagian lain yang terkait, maka
Supervisor atau Kepala Bagian mengusulkan dengan mengisi Formulir Usulan Perubahan
(Lampiran 1.6.1).
5.2 Isikan jenis perubahan.
5.3 Jabarkan secara rinci perubahan yang diusulkan dan keterangan rinci mengapa diperlukan
perubahan. Juga sebutkan perkiraan biaya untuk perubahan tersebut, dan apakah untuk masa
selanjutnya akan mengurangi/menambah biaya distribusi.
5.4 Serahkan pada Bagian Pemastian Mutu yang akan memberikan nomor unik pada formulir usulan.
5.5 Selanjutnya Pemastian Mutu akan mendistribusikan usulan pada Departemen terkait (tidak perlu
pada semua bagian yang disebut) untuk meminta tanggapan.
5.6 Bila perlu Kepala Bagian Pemastian Mutu dapat mengundang pertemuan dan/atau membentuk tim
untuk mengkaji dan menangani dan menindaklanjuti perubahan yang diusulkan.
63
Prosedur Operasional Baku Halaman
No. Dokumentasi
PENGENDALIAN PERUBAHAN
SOP/BMJS_004
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember
…………………. Bagian / Sub Unit* 2026
BINA MAJU JAYA
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Manager Operasional No.
Jawab
6. Lampiran
Formulir 1.6.1
Formulir Usulan Perubahan.
Formulir Checklist Persiapan Perubahan.
Formulir Otorisasi Pemberlakuan Perubahan.
7. Dokumen
Semua kertas kerja yang terkait dengan pengendalian perubahan didokumentasikan di Bagian Pemastian
Mutu dan bila perlu di Bagian lain yang terkait
64
Prosedur Operasional Baku Halaman
No. Dokumentasi
PENGENDALIAN PERUBAHAN
SOP/BMJS_004
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA
SUKSES …………………..
Disusun oleh Diperiksa oleh, Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Manager Operasional No.
Jawab
8. Riwayat
9. Distribusi***
Asli: Penanggung Jawab/Pemastian Mutu
65
POB KEBERSIHAN BANGUNAN DAN FASILITAS PENYIMPANAN
Prosedur Operasional Baku Halaman
KEBERSIHAN BANGUNAN DAN FASILITAS No. Dokumentasi
PENYIMPANAN SOP/BMJS_010
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember
…………………. Bagian / Sub Unit* 2026
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
1. Tujuan
Gudang penyimpanan obat /dan bahan obat serta Fasilitas Penyimpanan harus terjaga kebersihan.
Memastikan kebersihan diharuskan sebagai suatu kegiatan preventive yang dilakukan setiap hari.
2. Ruang Lingkup
Seluruh gudang dan fasilitas penyimpanan obat /dan bahan obat.
3. Tanggung Jawab
Kepala Bagian dan Apoteker Penanggung Jawab harus memastikan kebersihan gudang dan fasilitas
penyimpanan bet dan bertanggung jawab atas proses pelaksanaan dan keberhasilannya.
4. Prosedur
4.1 Harus Ada Jadwal dan Checklist Kebersihan
a. Jadwalnya harus dibuat di setiap wilayah gudang, dan harus dibuat dengan singkat dan jelas
serta mudah diikuti.
b. Jadwal pembersihan harus menyebutkan metode pembersihan dan bahan
4.2 Pembersih yang digunakan untuk seluruh gudang, alat-alat dan sekitarnya.
4.3 Pemilihan detergen yang diijinkan untuk digunakan harus mempertimbangkan risiko pencemaran.
Detergen tersebut tidak boleh beraroma karena dapat mencemari produk.
4.4 Pengawasan bahan pembersih dengan menggunakan lembar data. Semua bahan pembersih harus
disimpan dengan aman di tempat yang terlindung di luar tempat penyimpanan.
4.5 Bahan-bahan tersebut dipergunakan sesuai ketentuan pabrikan.
4.6 Bahan pembersih tersebut harus ditandai sesuai dengan tandakeamanan dan keselamatan serta
penjelasan rinci tentang produk tersebut.
66
Prosedur Operasional Baku Halaman
KEBERSIHAN BANGUNAN DAN FASILITAS No. Dokumentasi
PENYIMPANAN SOP/BMJS_010
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
67
Prosedur Operasional Baku Halaman
KEBERSIHAN BANGUNAN DAN FASILITAS No. Dokumentasi
PENYIMPANAN SOP/BMJS_010
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
5. Lampiran
……………..
6. Dokumen Rujukan
Pedoman CDOB
7. Riwayat
8. Distribusi
Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian
Kopi No. 1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No. 2: Kepala Bagian Audit
No. 3: Kepala Bagian Logistik/Gudang
No. 4: Kepala Bagian terkait
68
POB PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA
Prosedur Operasional Baku Halaman
PROGRAM PENCEGAHAN DAN No. Dokumentasi
PENGENDALIAN HAMA SOP/BMJS_011
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember
…………………. Bagian / Sub Unit* 2026
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
1. Tujuan
1.1 Perusahaan harus memastikan kualitas produk tetap terjaga, termasuk pengendalian terhadap
gangguan serangga/hama dan tikus, yang dapat merusak produk. Dengan pengendalian tersebut
kualitas produk dapat tetap terjamin
1.2 Untuk memastikan pengendalian serangga/hama dan tikus (Rodent Control) dilakukan secara
konsisten dan terdokumentasi di seluruh gudang baik yang dilakukan oleh pihak ketiga ataupun
internal.
2. Ruang Lingkup
Proses pengendalian serangga/hama dan tikus dengan mengidentifikasi tanda-tanda keberadaan
serangga/hama dan tikus hingga pengontrolan rutin yang harus dilakukan.
3. Tanggung Jawab
Kepala Gudang bertanggung jawab atas Pengawasan Pelaksanaan pengendalian program
pencegahan hama dan serangga dan keberhasilannya.
4. Prosedur
A. Pengendalian hama oleh pihak ke tiga (3rd party)
4.1 Catatan pengendalian hama termasuk pemasangan umpan, pemberian label dan pemberian tanggal.
4.2 Perusahaan akan melakukan kontrak dengan perusahaan atau pihak pengendali pengendalian hama
yang disetujui untuk mengadakan pemeriksaan berkala dan pemeliharaan bangunan untuk mencegah
dan memusnahkan serangga, burung atau tikus. Pihak pengendali hama pada saat kunjungan harus
disertai oleh staf gudang.
4.3 Perusahaan pengendali hama harus melakukan program pengendalian hama, begitu dilaksanakan,
disarankan agar perusahaan pengendalian hama minimal melakukan dua belas kali kunjungan
selama setahun dengan interval yang tetap, dengan petugas yang siap dipanggil 24 jam sehari.
Apabila terjadi masalah, kunjungan ulang harian harus ditentukan hingga seluruh tempat bebas dari
hama.
4.4 Pembuangan hama secara aman dan higienis dari hama harus dilakukan setelah ditangkap atau
fumigasi, maka kontraktor harus memberikan prosedur tertulis mengenai hal ini.
69
Prosedur Operasional Baku Halaman
PROGRAM PENCEGAHAN DAN No. Dokumentasi
PENGENDALIAN HAMA SOP/BMJS_011
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
70
Prosedur Operasional Baku Halaman
PROGRAM PENCEGAHAN DAN No. Dokumentasi
PENGENDALIAN HAMA SOP/BMJS_011
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
4.17 Metode pest treatment yang dilakukan oleh pihak internal adalah trapping dengan menggunakan
lem tikus.
Buat jadwal pemasangan lem tikus, dimana lem tikus diganti setiap 2x sebulan
4.18 Lakukan peletakan lem tikus dilakukan pada titik-titik sebagai berikut:
4.18.1 Lem tikus diletakkan di tempat yang paling rawan gangguan, seperti dekat kabel
komputer/listrik, area pantry / dapur, sekitar kantin dan lubang/ jalur tikus
4.18.2 Umpan diletakkan disekeliling area bagian dalam dan luar gudang.
4.18.3 Sebaiknya dihindari posisi penempatan lem tikus pada tempat-tempat yang selalu
dibersihkan atau sering dijamah orang.
4.18.4 Jangan meletakkan lem tikus pada tempat-tempat yang terjangkau oleh material handling
(misal: hand pallet, fork lift, kereta dorong, dll) sehingga racun dapat mudah
terlindas/rusak.
4.18.5 Untuk area dengan tingkat gangguan tinggi terutama di atas plafond, apabila diperlukan
dapat dipasang lem tikus
4.19 Penempatan lem tikus diberi nomor dan buat layout penempatan lem tikus untuk memudahkan
pengontrolan
4.20 Cuci tangan menggunakan sabun setelah melakukan semua pekerjaan yang berhubungan dengan
pemakaian bahan kimia dan setelah melakukan pengontrolan.
4.21 Lakukan monitoring terhadap pemasangan lem tikus dan catat hasilnya pada form terlampir.
4.22 Apabila ditemukan serangga/hama dan tikus mati terkena lem maka kumpulkan dan buang tikus
yang telah mati. Gunakan sarung tangan dan masker untuk memasukkan tikus mati ke dalam
kantong plastik dan diikat rapat, kemudian buang ke dalam bak sampah ke luar area
71
Prosedur Operasional Baku Halaman
PROGRAM PENCEGAHAN DAN No. Dokumentasi
PENGENDALIAN HAMA SOP/BMJS_011
Departemen / Divisi / Seksi/ Sub Tanggal berlaku
Bagian / Unit* Divisi / Sub 15 Desember 2026
…………………. Bagian / Sub Unit*
BINA MAJU JAYA …………………..
SUKSES
Disusun oleh Diperiksa oleh, Manager Disetujui Oleh Mengganti**
Apoteker Penanggung Operasional No.
Jawab
5. Lampiran
……………..
6. Riwayat
7. Distribusi
Asli : Penanggung Jawab/Kepala Bagian Pemastian Mutu
Fotokopi :
No. 1: Pimpinan Fasilitas Distribusi
No. 2: Kepala Bagian Logistik/Gudang
No. 3: Kepala Bagian Audit
No. 4: Kepala Bagian terkait
72
Tugass Skrining Kelengkapan Administrasi Faktur
5 Faktur Reguler, 5 Faktur Prekursor, dan 5 Faktur OOT
Reguler
1. Apotek Jaya Medika
Pada SP yang diberikan Apotek Jaya Medika dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
73
2. Apotek Garuda Farma
74
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Garuda Farma dan faktur sudah lengkap tidak
terdapat permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari
kesalahan pemesanan.
3. Apotek Karas
75
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Karas dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
4. Apotek Safiina
76
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Safiina dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
5. Apotek Diponegoro
77
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Diponegoro dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
78
OBAT OBAT TERTENTU
1. Apotek Garuda Farma
79
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Garuda Farma dan faktur sudah lengkap tidak
terdapat permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari
kesalahan pemesanan.
80
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Tazakka Farma dan faktur sudah lengkap tidak
terdapat permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari
kesalahan pemesanan.
3. Apotek Gambiran
81
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Gambiran dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
4. Apotek Pemuda
82
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Pemuda dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
83
Outlet : Jaya Medika
1. Surat Pesanan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Jaya Medika dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan
84
PREKURSOR
1. Apotek Cahya Medika
85
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Cahya Medika dan faktur sudah lengkap tidak
terdapat permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari
kesalahan pemesanan.
86
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Sumber Barokah dan faktur sudah lengkap tidak
terdapat permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari
kesalahan pemesanan.
87
3. Apotek Berkah Sejati
88
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Berkah Sejati dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
4. Apotek Berkah Saras
89
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tgl SP √
2. No. SP √
3. No. SIA √
4. Nama Apoteker √
5. No. SIPA √
6. Ttd Apoteker (bukan paraf) √
7. Stampel Apotek √
8. Kewajaran, frekuensi √
9. SP Asli √
10. Lain-lain √
2. Faktur Penjualan
Tanggal :
Data Y T Ket
1. Tanggal Pengiriman √
2. Stampel Outlet √
3. Ttd Penerima (bukan paraf) √
4. Nama Terang Penerima √
5. No. SIPA/ SIK TTK √
6. Lain-lain √
Pada SP yang diberikan Apotek Berkah Saras dan faktur sudah lengkap tidak terdapat
permasalahan dan tulisan dapat dibaca dengan jelas sehingga menghindari kesalahan
pemesanan.
90
5. Apotek Berkah Farma
91
LOG BOOK AKIVITAS PKPA DI PBF
92
NO HARI-TANGGAL ROTASI/UNIT AKTIVITAS OTORISASI PRESEPTOR
Dokumentasi surat pesanan dari customer
5 Kamis, 22 Desember 2022
Ruang Administrasi dan faktur penjualan
93