Farm
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1148, Pedagang Besar Farmasi yang disingkat
PBF adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk:
Obat/Bahan Obat
Aman
Berkhasiat
Mutu Terjaga
Tercegahnya
penyalahgunaan
REGULASI
a. PMK No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 ttg PBF sebagaimana telah
diubah dengan PMK No. 34 Th 2014 ttg Perubahan atas PMK No.
1148/MENKES/PER/VI/2011 ttg PBF dan PMK No. 30 Th 2017 ttg
Perubahan Kedua atas PMK No. 1148/MENKES/PER/VI/2011 ttg
PBF
Pasal 15
1) PBF dan PBF Cabang HARUS melaksanakan pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai
dengan CDOB yang ditetapkan oleh Menteri
2) Penerapan CDOB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai pedoman teknis CDOB yang ditetapkan oleh
Kepala BPOM
3) PBF dan PBF Cabang yang telah menerapkan CDOB diberikan
sertifikat CDOB oleh Kepala BPOM
REGULASI
b. PerBPOM No. 6 th 2020 ttg Perubahan Atas PerBPOM No. 9 Th 2019 ttg
Pedoman Teknis CDOB (diundangkan tgl 10 Maret 2020)
• Ditetapkan oleh Ka BPOM RI : 9 Maret 2020
• Diundangkan oleh MenHukHAM : 10 Maret 2020
KETENTUAN UMUM
1) Cara Distribusi Obat yang Baik, yang selanjutnya disingkat CDOB,
adalah cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang
bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran
sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya
2) Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan
hukum yg memiliki izin utk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat
dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
8) Sertifikat CDOB adalah dokumen sah yang merupakan bukti bahwa
PBF telah memenuhi persyaratan CDOB dalam mendistribusikan obat
atau bahan obat
Good
Distribution Standar distribusi obat
yang baik diterapkan
Practice (GDP ) untuk memastikan
bahwa kualitas produk
Cara yang dicapai melalui
CPOB dipertahankan
Distribusi sepanjang jalur
distribusi
Obat yang
Baik (CDOB)
OBJECTIVES
CDOB 2003
CDOB 2012
BAB I : MANAJEMEN MUTU
BAB II : ORGANISASI, MANAJEMEN DAN PERSONALIA
BAB III : BANGUNAN DAN PERALATAN
BAB IV : OPERASIONAL
BAB V : INSPEKSI DIRI
BAB VI : KELUHAN, OBAT DAN/ATAU BAHAN OBAT
KEMBALIAN, DIDUGA PALSU DAN PENARIKAN KEMBALI
BAB VII : TRANSPORTASI
BAB VIII : FASILITAS DISTRIBUSI BERDASAR KONTRAK
BAB IX : DOKUMENTASI
IV. Operasional
V. Inspeksi Diri
VI. Keluhan, Kembalian, Diduga Palsu & Penarikan Kembali
VII. Transportasi
VIII. Sarana Distribusi Berdasarkan Kontrak
IX. Dokumentasi
BAB X. Ketentuan Khusus Bahan Obat
BAB XI. Ketentuan Khusus Produk Rantai Dingin
BAB XII. Ketentuan Khusus Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi
Aspek-Aspek dalam CDOB 2020
Manajemen Mutu
Keluhan,
Bangunan & Kembalian,
Operasional Transportasi Diduga Palsu,
Peralatan
Recall
Inspeksi Diri
Dokumentasi
Identifikasi
1. Pasar,Kredit,likuiditas,operasional
Lokasiresiko ? Siapa?apa masalahnya?
Identify
Assess (uji &evaluasi)
Seberapa sering?, Skenario (what if), Normal
vs krisis, Jangkauandan alat ukur
4. 2. Manage (mengelola)
Monitor Assess Terima, mitigasi, menghindari, memindahkan,
memanfaatkan, Rencana darurat,
Improvement strategi bisnis, Prakiraan &
pencadangan
3. Monitor (pengecekan)
Operasional vs pengawasan, Regulasi/
Manage peraturan, Peringatan dini, Exposure vs aktual
DASAR HUKUM POB / SOP
1. Tujuan
Untuk apa: Untuk apa SOP disiapkan / apa tujuan dari POB.
2. Ruang Lingkup
Kapan: Uraikan kapan SOP harus dilaksanakan.
Dimana: Uraikan di mana SOP diterapkan.
3. Tanggung Jawab
Siapa:
Siapa yang harus menyiapkan, merevisi dan melatihkan
penggunaan SOP
Siapa yang harus melaksanakan SOP? Siapa yang bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa SOP dilaksanakan dengan benar.
5. Prosedur
Bagaimana Caranya:
Instruksi yang jelas dan ringkas mengenai cara melaksanakan
SOP, disusun langkah demi langkah. Langkah ini harus ditulis
sebagai instruksi kepada petugas untuk dituruti tanpa
menyajikan banyak teori yang melatarbelakangi. Suatu butir
yang menjelaskan prinsip dasar dapat dicakup, bila perlu.
Bagian ini mencakup:
a. Langkah pendahuluan yang harus dilaksanakan sebelum memulai
prosedur yang sebenarnya.
b. Pertimbangan keselamatan kerja, misal: fasilitas terkurung, pakaian
kerja, masker, kerudung kepala, kaca mata pelindung, sarung tangan,
pembersihan tumpahan, dsb. untuk pekerjaan fisik, kimia atau biologi
yang berbahaya.
c. Instruksi secara kronologis. Sangat berguna apabila langkah prosedur
diberi nomor sehingga langkah yang harus diulangi dapat dirujuk ke
sana untuk menghindarkan pembuatan SOP yang terlalu panjang; dan
d. Perhitungan: uraian dan contoh cara perhitungan, bila perlu.
Komponen yang ada di SOP (3)
7. Dokumen Rujukan:
Daftar SOP lain yang langsung berakibat pada,
atau berkaitan dengan prosedur;
8. Riwayat
Daftar dari nomor SOP termasuk alasan untuk
perubahan.
9. Distribusi
Daftar penerima / penyimpan SOP :
Asli: Penanggung Jawab/Pemastian Mutu
Fotokopi: 1, 2, 3, 4 dst
Organisasi, Manajemen &
Personalia
Organisasi, Manajemen dan Personalia
• Pelaksanaan dan pengelolaan sangat bergantung pada personil
• Personil cukup dan kompeten
• Tanggung jawab masing-masing personil dipahami dan dicatat
• Pelatihan CDOB untuk semua personil
=
Mutu obat dan/atau bahan obat terjaga
Pelatihan
• Semua personil memenuhi kualifikasi sebelum memulai
tugas berdasarkan suatu prosedur tertulis
• Pelatihan CDOB rutin dan berkala
• Pelatihan : identifikasi dan menghindari obat dan/atau
bahan obat palsu memasuki rantai distribusi
• Pelatihan khusus untuk personil yang menangani
obat/bahan obat berbahaya, bahan radioaktif,
narkotika, psikotropika, rentan disalahgunakan, sensitif
terhadap suhu
• Dokumentasi pelatihan disimpan
• Evaluasi efektifitas pelatihan secara berkala
Hygiene
• Prosedur tertulis higiene personil :
o Kesehatan
o Higiene
o Pakaian kerja
Area Karantina
Personil
berwenang
Pemantauan Suhu
AREA MASUK DAN KELUAR OBAT
(Staging In, Staging Out)
1. Area masuk obat harus terpisah dari area keluar obat dan diberi
tanda “IN” dan “OUT” dengan tanda panah dan warna yang jelas
2. Transaksi obat masuk termasuk obat recall/kembalian, consumer
goods, khususnya obat yg peka thd suhu harus cepat diproses
sehingga tidak terlalu lama berada di staging area
3. Akses keluar/masuk orang dibatasi: body checking
4. Di dekat pintu masuk gudang:
Lay out pest control
Lay out APAR
Peringatan: dilarang merokok/makan dan minum
WareHouse
Goods Receiving (Penerimaan Storage & Picking (Penyimpanan &
Barang) Penyiapan) Delivery (Pengiriman)
UNLOADING LOADING
STORAGE
GOODS
RECEIPT ORDER
CHECKING PICKING SORTATION
DELIVERY
PROSES DISTRIBUSI OBAT
Prinsipal Transporter
Penerimaan& Penempatan
Transporter
Pelanggan
Selective Pallet Racking (SPR)
Selective Pallet Racking (SPR)
Verry Narrow Aisle Racking
Very Narrow Aisle (VNA)
Storage Area vs Temperature
1. Mempunyai catatan
monitoring suhu
2. Mempunyai termometer
yang telah dikalibrasi
dengan bukti kalibrasinya
206
Manufacturer GMP
•2.810-Distributor
•60% in Jawa –bali
•Only 30 Distributor have branches
Distributor GDP/
in15 Prov PBF
•5 PBF owned 85% Market share GSP
I.F.
Industri Rumah
Farmasi Sakit
PBF
Puskesmas
Klinik
PBF
Toko
Obat
Vendor
Transportasi
PBF
Kualifikasi PEMASOK
TUJUAN :
Memastikan Obat yang di distribusikan adalah obat
yang telah resmi terdaftar di Badan POM- Legal
Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat yang
sampai ke tangan konsumen adalah obat yang efektif,
aman dan dapat digunakan sesuai tujuan
penggunaannya
Mencegah masuknya Obat Sub-standar dan
kadaluwarsa
Mencegah masuknya obat Palsu dan illegal
Menjamin “traceability” obat, jika ada recall dari
BPOM atau pihak lain.
Menjamin penggantian obat secara komersial jika obat
kadaluwarsa atau ada kerusakan
Menjamin terhubungnya informasi untuk monitoring
efek samping obat
Kualifikasi PEMASOK
Identitas Pemasok :
Industri Farmasi :
Ada Sertifikat CPOB yang masih berlaku untuk Sediaan yang didistribusikan
Mempunyai NIE
Ada 3 Apoteker penanggung jawab dengan SIKA yang berlaku (penanggung
jawab, Produksi, Q dan QA)
PBF
Ada Surat Ijin PBF (bukan PBF Cabang)
Ada Apoteker Penanggung Jawab PBF
Sertifikat CDOB
Sarana
Penanggung jawab
Pemilik sarana
4. OPERASIONAL DISTRIBUSI
PENERI PENYIM
PENGADAAN MAAN PANAN PENYA RETUR
LURAN
Pengadaan sepengetahuan PJ
(PJ dapat melakukan akses dan kontrol
terhadap pemesanan atau dapat mengontrol
jika mengunakan sistem (sistem komputerise)
Rayonisasi
Rayonisasi
Rayonisasi
Hilangnya kesempatan untuk mendapatkan omzet atau
tidak bisa memenuhi pesanan pelanggan.
s
Rayonisasi
Rayonisasi
1. Ketersediaan barang sesuai kebutuhan pelanggan dalam jumlah dan
waktu yang tepat.
2. Tingkat Persediaan yang tidak berlebih atau Over Stock.
3. Tingkat Persediaan dengan menggunakan modal kerja yang efisien
serta memperhitungkan Cash Flow perusahaan.
PENERIMAAN
Kunci/gembok I
(anak kunci
dipegang APJ)
Kunci/gembok II
(anak kunci
dipegang petugas
yg dikuasakan)
PENYIMPANAN PREKURSOR
& OOT
Penyimpanan Prekursor Farmasi dan Obat-obat Tertentu
harus AMAN berdasarkan KAJIAN RISIKO dari masing-
masing distributor
a. Mudah diawasi
b. Tidak dekat lalu Lalang orang
TABEL PENYIMPANAN BARANG
Sampai15°C
value
Perlakuan Khusus
1 2 3 4
Letakkan Ice pack dlm Masukkan obat dlm Tempatkan divider
Masukkan divider
box styroform plastic, pencatat suhu disamping kiri kanan
diatas ice gel
c. Penutupan
8 7 6 5
Tutup styrofoam Isikan filler utk mengisi Letakan ice pack Tempatkan divider
tempat yg kosong diatas divider diatas produk
d. Pengiriman
10
9
Lindungi styroform dgn 11
Pasang pengaman di se Siap untuk diikirim
keliling styroform palstik shrink rap
Inspeksi Diri
Dibentuk Pelaksanaan
Tim terdokumentasi
Dilakukan Jangka
secara waktu yang
independen ditetapkan
Inspeksi diri – Apa yang harus dilakukan? Dilakukan
secara
Inspeksi pada independen
Membentuk semua aspek CDOB
Tim
Penerimaan
Penyimpanan ( Cartoon
Audit bisa dilakukan
Memastikan bahwa ada seseorang /Box etc
oleh Team QA atau
/ anggota tim auditor dengan masing- storage (bulk, loose, etc) Apoteker Penanggung
Picking
masing staff Jawab ataupun Team
Checker & Packing
Dispatch & Delivery external
Membantu selama audit dengan Cold Chain Auditor harus
memperjelas pertanyaan audit untuk Recall
mendapat pelatihan
orang yang sedang diperiksa oleh Cleaning system
auditor atau mengklarifikasi jawaban Pest control dan mengetahui
yang auditor menemukan tidak parameter/standard
Vendor (pihak ke 3 )
lengkap atau tidak jelas GUNAKAN LEMBARAN
yang berlaku atas
Sebelum melakukan Audit agar CHECKLIST PADA SETIAP aspek yang diaudit
diijelas metode yang digunakan ASPEK CDOB
Jangka waktu Temuan
yang ditetapkan diidentifikasi
dan dilakukan
CAPA Pelaksanaan
terdokumen
tasi
Temuan Minor
Tidak mempengaruhi langsung terhadap sistem
(kecil) dan kualitas produk
Belum ada petunjuk sebelum ditemukannya
temuan
Kategori temuan Audit
Temuan major
Berpengaruh langsung pada kualitas
produk/kerja dan berpengaruh besar pada
sistem mutu dan produk
Sudah ada petunjuk tetapi tidak dijalankan oleh
sebagian kecil bagian yang berkaitan
Temuan minor belum ditindaklanjuti sampai audit
berikutnya
Kategori temuan Audit
Temuan Critical
• Temuan yang sangat berpengaruh pada
berjalannya sistem dan kualitas produk/kerja
• Satu prosedur tidak dilakukan oleh beberapa
atau semua bagian
• Temuan mayor tidak di tindak lanjuti
Menentukan akar masalah
(4M + 1E).
OPERASIONAL - Penarikan
Penanganan Keluhan
• Didokumentasi
• Dianalisis sebagai bahan perbaikan (sistem, peralatan, SDM)
Obat Kembalian
• Sesui dengan yang dipersyaratkan pihak PBF (bukan principal)
• Pemastian tidak memungkinkan masuk obat palsu
Diduga Palsu
• Pengawasan pada setiap lini kegiatan
• Melaporkan kepada Instansi berwenang/Industri farmasi
Recall
• Dilaksanakan segera setelah menerima perintah
• Dokumnatasi mendukung pelaksanaan sampai tuntas ke outlet terkecil
• Pelaporan ke Instansi berwenang
1. Penanganan Keluhan
SOP Pencatatan
Menyediakan SOP penanganan • Harus dilakukan pencatatan
keluhan mencakup pembedaan pada setiap keluhan
pengembalian karena keluhan atas menggunakan Format
kualitas obat atau karena proses standard yang sudah
Distribusi dan lama waktu proses
ditentukan
penanangan pengembalian
Analysis
Penanggung Jawab
• Setiap keluhan agar dikelompok
Harus ada personal yang kan
ditunjuk menangani keluhan • Laukan trend analysis atas
dan memonitor tahapan yang keluhan yang diterima dan
dilaksanakan digunakan sebagai acuan
perbaikan
Penanganan produk kembalian
Penarikan kembali
Obat Kembalian
• Sesuai dengan yang dipersyaratkan pihak PBF (bukan principal)
• Pemastian tidak memungkinkan masuk obat palsu
Diduga Palsu
• Pengawasan pada setiap lini kegiatan
• Melaporkan kepada Instansi berwenang/Industri farmasi
Recall
• Dilaksanakan segera setelah menerima perintah
• Dokumnatasi mendukung pelaksanaan sampai tuntas ke outlet terkecil
• Pelaporan ke Instansi berwenang
2. Obat Kembalian
- Harus tersedia SOP Obat kembalian yang sesuai flow sbb :
produk
rusak/TMS/TIE/ED/TP tdk mencemari lingkungan
pre destroy tdk membahayakan kesehatan
Penarikan obat
1. Keamanan
2. Mutu
3. Penandaan
Penarikan kelas I
• Ciri-cirinya:
• Penarikan terhadap obat yang
Telah memenuhi izin edar yang tidak memenuhi syarat
dapat menyebabkan efek serius
Terkontaminasi mikroba pada sediaan steril
terhadap kesehatan dan
Terkontaminasi kimia
berpotensi dapat mematikan.
Labelnya tidak sesuai kandungan
Penarikan kelas II
Stop Kepastian
Penyimp
SOP Laporkan Penyalur Status Pencatatan
anan
an Produk
SOP Penempatan :
Meliputi,penanganan produk Produk yang ditarik karena recall
kembalian karena Recall, mulai ditempatkan terpisah dengan
dari pemberitahuan ke pelanggan penandaan yang jelas dan terkunci
, penerimaan, penempatan dan sd jadwal pengembalian ke
pengembalian serta laporan nya Principal
Pelaksanaan :
Penanggung Jawab
Pelaksanaan dilakukan setelah
Harus ada personal yang ditunjuk
menerima Surat perintah
memangani Recall bertanggung
Penarikan produk dari Principal
jawab atas semua proses sd
atau Badan yang berwenang
laporan2 yang harus dikirimkan
dengan batasan waktu yang
sesuai ketentuan
diberikan
Transportasi
Kendaraan
• Sesuai persyaratan penyimpanan produk
• Label Jelas
• Pengemudi dilatih CDOB
Transportasi disub-kontakan
• Pihak ketiga memahami kodisi penyimpanan
• Kontrak mencantumkan tanggungjawab saat terjadi hal yang
tidak diinginkan
Kendaraan
Pemberi Kontrak
Bertanggung jawab untuk kegiatan yang dikontrakkan
Menilai kompetensi yang diperlukan oleh penerima kontrak
Melakukan pengawasan terhadap penerima kontrak dalam melaksanakan tugas yang
dikontrakkan sesuai dengan prinsip dan pedoman CDOB (audit)
Memberikan informasi secara tertulis yang harus dilaksanakan oleh penerima kontrak
Sarana Distribusi Berdasar Kontrak (2)
Penerima Kontrak
99
Dokumentasi