Kemerdekaan Indonesia
2. Pengakuan de Jure
Definisi : de jure adalah pengakuan terhadap suatu negara lain secara resmi
berdasarkan hukum dengan segala konsekuensi.
Bentuk : berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu de jure tetap yaitu berlaku
untuk selama-lamanya dan penuh yaitu dibukanya hubungan bilateral di tingkat
diplomatik dan konsul, sehingga masing-masing negara akan menempatkan
perwakilannya di negara tersebut.
Contoh : ketika terdapat suatu negara yang wilayahnya diakui secara de facto
dikuasai oleh suatu kelompok, namun secara de jure tidak, hal ini dikarenakan
adanya pemberontakan namun pemberontak menguasai wilayah tersebut secara
tidak sah karena tidak mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Tanggal Penting
Mesir menjadi negara pertama yang mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 22 Maret 1946 kemudian diikuti oleh beberapa negara bagian dan
organisasi Liga Arab. Pada tanggal 18 November 1946 , Dewan Liga Arab
menganjurkan agar seluruh negara anggota mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dukungan ini diberikan karena ikatan persaudaraan Islam. Pengakuan ini diperkuat
dengan ditandatanginya Perjanjian Persahabatan Indonesia-Mesir di Kairo.
Dampak
Berkat pengakuan Mesir, Indonesia secara de jure adalah negara berdaulat, dan
segala permasalahan Indonesia menjadi permasalahan Internasional.
2. India
Latar Belakang
Alasan India memberikan dukungan kepada Indonesia berawal pada tahun 1946,
ketika India mengalami bencana kelaparan sehingga Indonesia mengirimkan 500 ton
beras untuk membantu pada tanggal 20 Agustus 1946. Pada 2 September 1946 India
mengakui kemerdekaan Indonesia.
Bentuk Pembelaan
Dukungan India atas kemerdekaan Indonesia dibuktikan lewat forum-forum PBB
dan bantuan kemanusiaan kepada Indonesia, selain itu India juga melarang
transportasi Belanda yang singgah ke negaranya.
Pembelaan India atas Indonesia juga terjadi ketika Belanda melancarkan Agresi
Militer Belanda I pada tanggal 1 Juli 1947, India mengecam agresi Belanda dan
membawa permasalahan tersebut dalam sidang Dewan Keamanan PBB pada
Agustus 1947.
Pada tanggal 19 Desember 1948 ketika Belanda kembali melancarkan Agresi
Militer II dan memblokade Indonesia, Perdana Menteri India (Jawaharlal Nehru)
melalui penerbang India (Biju Patnak) berhasil membawa Sutan Syahrir, A.A
Maramis, Sudharsono, dan L.N. Palar dari blokade Belanda.
India mendirikan “Indonesia government in exile” di New Delhi untuk
membantu menghubungkan Ir. Soekarno kepada diplomat Indonesia yang berada
di India.
Perdana Menteri India melaksanakan Konferensi Asia tanggal 20-23 Januari
1949 untuk memberikan tuntutan kepada Belanda atas Indonesia dan
menyerahkan kedaulatan paling lambat 1 Januari 1950.
3. Australia
Bentuk Pembelaan
Pembelaan terhadap negara Indonesia dilandasi atas dukungan pihak Partai
Buruh Australia yang memegang prinsip bahwa Australia menolak segala bentuk
kekerasan yang dilakukan terhadap negara yang sudah merdeka. Hal ini terbukti
pada Agresi Militer I yang dilakukan Belanda sehingga Australia menaruh
simpati terhadap Indonesia.
Australia dan India membawa kasus pelanggaran yang dilakukan Belanda
kepada PBB berdasarkan Artikel 39 Piagam PBB untuk menghentikan aksi
militer Belanda di Indonesia, sehingga Indonesia berkesempatan melakukan
pembelaan pada tanggal 14 Agustus 1947 dan hasil sidang PBB adalah
dibentuknya Komisi Jasa Baik (KTN) dan Indonesia menjadikan Australia
sebagai wakilnya dalam KTN.
Pada Desember 1948 Australia kembali mengecam dan mendesak Belanda atas
aksi Agresi Militer II. Pada akhirnya konflik terselesaikan saat KTN diubah
menjadi UNCI (United Commision for Indonesia) dan Australia berhasil
membantu terselenggaranya KMB pada tahun 1947 yang memuat hasil
diakuinya kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.