Anda di halaman 1dari 3

Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya Amal

Jamaah yang dirahmati Alloh,

Dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan tausiyah singkat dengan judul
“Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya Amal”.

Seperti kita ketahui bersama dalam hidup ini, kita sebagai umat Islam dituntun oleh Alloh
SWT dan Rosululloh Muhammad SAW untuk senantiasa memperbanyak berbuat baik. Tidak
ada ceritanya, ajaran Islam mengajak kita berbuat jahat.

Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam melalui Nabi
Muhammad SAW ke dunia ini. Kebaikan adalah inti dari ajaran Islam, tentu baik dalam
pandangan Alloh SWT, bukan hanya pandangan manusia.

Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad
SAW dalam sunnah-sunnah Beliau adalah berisi kebaikan.

Dalam Qur’an surat Al Baqarah ayat 195,

Artinya :

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik.

Dalam surat Ar Rahman Ayat 60, Alloh SWT memberi kepastian bahwa balasan kebaikan
adalah kebaikan pula

Artinya : Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).


Alloh SWT melarang kita berbuat kerusakan di muka bumi dan menyatakan bahwa DIA
sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik

Dalam surat Al A’raf Ayat 56

Artinya :

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang kita lakukan.
Maksutnya apa?

Maksutnya adalah bahwa kebaikan yang kita lakukan itu belum cukup, belum tentu menjadi
amal yang diterima oleh Alloh SWT.

Tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi?

Ikhlas

Islam tidak hanya menuntut kita berbuat baik, namun juga berbuat baik dengan ikhlas. Secara
bahasa, ikhlas berarti bersih hati tulus hati, murni.

Iklas diibaratkan matahari memberi tanpa mengharap balasan

Ikhlas menjadi syarat utama diterimanya sebuah perbuatan baik yang dilakukan oleh
manusia. Ikhlas dalam berbuat baik, beramal atau beribadah berarti melakukan perbuatan
tersebut semata-mata mengharap ridho Alloh SWT, bukan untuk yang lain.

Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia, tidak butuh pamer kepada
sesama manusia dan merasa cukup amal perbuatannya hanya diketahui serta ditujukan
kepada Alloh SWT.

Dalam Qur’an surat Al-A’raf ayat 29 diterangkan :

Artinya :

Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah


muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”.
Kemudian Surat Az Zumar ayat 11 :

Artinya :

Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.

Jamaah yang dirahmati Alloh

Penutup

Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat di atas bahwa kita umat Islam diperintahkan untuk
melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas, karena Alloh SWT hanya akan
menerima amal kita yang dilaksanakan dengan ikhlas.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah Saw.
bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan
ikhlas dan mengharap ridha-Nya”.

Demikian ceramah singkat ini saya sampaikan, mudah2an bermanfaat bagi kita semua
mohom maaf jika ada kata2 yg salah itu datangnya dari saya sendiri, atas perhatiannya saya
sampaikan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai