Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RANDY SURA ARIWINATA

NIM:30818041
MATKUL: REKAYASAN PERANGKAT LUNAK

Project sponsor adalah individu atau entitas yang bertanggung jawab atas keberhasilan proyek
pembuatan atau pengembangan sistem rekayasa perangkat lunak. Sponsor proyek memiliki peran
penting dalam menyediakan sumber daya, dukungan keuangan, dan otoritas yang diperlukan untuk
meluncurkan dan menyelesaikan proyek dengan sukses. Berikut adalah beberapa hal yang perlu
dijelaskan terkait dengan project sponsor dalam konteks pembuatan atau pengembangan sistem
rekayasa perangkat lunak:

1. **Sumber Daya Keuangan:** Project sponsor bertanggung jawab untuk menyediakan dana yang
dibutuhkan untuk proyek. Ini melibatkan pembayaran gaji tim pengembang, akuisisi perangkat keras
dan perangkat lunak, serta pengeluaran lainnya yang diperlukan selama siklus proyek.

2. **Otoritas Pengambilan Keputusan:** Sebagai pemegang otoritas tertinggi, project sponsor


memiliki peran dalam pengambilan keputusan kritis. Ini mencakup persetujuan terhadap perubahan
ruang lingkup, anggaran tambahan, dan penjadwalan proyek.

3. **Dukungan Organisasi:** Project sponsor harus memastikan bahwa proyek memiliki dukungan
penuh dari tingkat manajemen yang lebih tinggi dan seluruh organisasi. Ini dapat mencakup dukungan
dalam bentuk perubahan kebijakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur.

4. **Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan:** Project sponsor harus mampu berkomunikasi


dengan pemangku kepentingan proyek, termasuk pihak internal dan eksternal yang dapat
memengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek.

5. **Tujuan Bisnis:** Project sponsor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa proyek ini sejalan
dengan tujuan bisnis organisasi. Keberhasilan proyek seharusnya memberikan nilai tambah dan
mendukung pencapaian strategi organisasi.

6. **Manajemen Risiko:** Project sponsor terlibat dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko
proyek. Ini melibatkan pengembangan strategi mitigasi risiko dan pengambilan tindakan jika risiko
terjadi.

7. **Pemilihan Tim Proyek:** Project sponsor dapat terlibat dalam proses pemilihan tim proyek atau
mempercayakan tugas ini kepada manajer proyek. Tim yang berkualitas dan berkompeten adalah
kunci keberhasilan proyek.

8. **Evaluasi Hasil dan Penerimaan Proyek:** Setelah proyek selesai, project sponsor terlibat dalam
mengevaluasi hasil proyek dan memberikan persetujuan atau penerimaan formal terhadap hasil
pekerjaan yang telah dilakukan.

Dengan memiliki sponsor proyek yang baik, proyek rekayasa perangkat lunak memiliki peluang yang
lebih baik untuk sukses karena adanya dukungan penuh dari tingkat manajemen dan organisasi.

Tentu, mari bahas mengenai bisnis need, bisnis requirement, dan bisnis value:

1. **Bisnis Need (Kebutuhan Bisnis):**


- **Definisi:** Bisnis need merujuk pada suatu kebutuhan atau masalah spesifik yang dihadapi oleh
organisasi atau bisnis.
- **Contoh:** Sebagai contoh, mungkin sebuah perusahaan menyadari perlunya meningkatkan
efisiensi operasional atau menghadapi persaingan di pasar dan perlu mengembangkan sistem baru
untuk mengatasi masalah tersebut.

2. **Bisnis Requirement (Persyaratan Bisnis):**


- **Definisi:** Bisnis requirement adalah spesifikasi atau kondisi yang harus dipenuhi oleh solusi
yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.
- **Contoh:** Jika kebutuhan bisnisnya adalah meningkatkan efisiensi operasional, persyaratan
bisnis mungkin mencakup kemampuan sistem untuk mengotomatisasi proses tertentu, mengurangi
waktu respon, atau meningkatkan akurasi data.

3. **Bisnis Value (Nilai Bisnis):**


- **Definisi:** Bisnis value adalah manfaat atau nilai tambah yang diharapkan didapatkan oleh
organisasi sebagai hasil dari implementasi solusi atau proyek bisnis.
- **Contoh:** Dalam konteks pengembangan perangkat lunak, nilai bisnis bisa berupa peningkatan
produktivitas, penghematan biaya, peningkatan kepuasan pelanggan, atau peningkatan pangsa pasar.

Dalam rangka pengembangan perangkat lunak atau solusi IT lainnya, pemahaman yang jelas terhadap
bisnis need membantu dalam merumuskan bisnis requirements yang akurat. Bisnis requirements,
pada gilirannya, membentuk dasar untuk merancang dan mengimplementasikan solusi yang
memberikan bisnis value. Penting untuk terus memantau dan mengevaluasi nilai bisnis selama dan
setelah implementasi untuk memastikan bahwa solusi yang dikembangkan memenuhi tujuan bisnis
yang diinginkan.

Analisis kelayakan sistem adalah suatu proses evaluasi yang dilakukan untuk menilai apakah
pengembangan atau implementasi sistem informasi baru atau perubahan pada sistem yang sudah ada
adalah suatu keputusan yang layak. Analisis kelayakan sistem melibatkan penilaian terhadap berbagai
aspek, termasuk keuangan, teknis, operasional, jadwal, dan aspek-aspek lainnya. Berikut adalah
beberapa aspek kelayakan sistem yang umumnya dinilai:

1. **Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility):**


- **Tujuan:** Menilai apakah investasi dalam pengembangan sistem dapat memberikan
pengembalian investasi (ROI) yang memadai.
- **Pertimbangan:** Biaya pengembangan, pengoperasian, pemeliharaan, dan manfaat ekonomi
yang diharapkan.

2. **Kelayakan Teknis (Technical Feasibility):**


- **Tujuan:** Menilai apakah teknologi yang diperlukan untuk pengembangan sistem tersedia dan
dapat diimplementasikan.
- **Pertimbangan:** Ketersediaan teknologi, kemampuan teknis tim pengembang, dan integrasi
dengan sistem yang sudah ada.

3. **Kelayakan Operasional (Operational Feasibility):**


- **Tujuan:** Menilai apakah sistem yang akan dikembangkan dapat dioperasikan dan diterima oleh
pengguna.
- **Pertimbangan:** Kesiapan pengguna, dampak pada proses bisnis yang sudah ada, dan dukungan
organisasional.

4. **Kelayakan Jadwal (Schedule Feasibility):**


- **Tujuan:** Menilai apakah proyek dapat diselesaikan dalam batas waktu yang ditentukan.
- **Pertimbangan:** Rencana proyek, ketersediaan sumber daya, dan kecepatan pengembangan.

5. **Kelayakan Legal (Legal Feasibility):**


- **Tujuan:** Menilai apakah pengembangan sistem mematuhi semua peraturan dan hukum yang
berlaku.
- **Pertimbangan:** Kepatuhan hukum, perlindungan hak cipta, dan masalah hukum lainnya.
6. **Kelayakan Manajemen (Management Feasibility):**
- **Tujuan:** Menilai apakah organisasi memiliki kemampuan manajemen yang cukup untuk
mengelola proyek dengan sukses.
- **Pertimbangan:** Keterlibatan pihak-pihak terkait, komitmen manajemen, dan dukungan
organisasional.

Analisis kelayakan sistem membantu organisasi untuk membuat keputusan yang informasional dan
rasional sebelum mengalokasikan sumber daya untuk pengembangan sistem. Hasil analisis ini dapat
mempengaruhi keputusan apakah proyek sistem tersebut layak untuk dilanjutkan atau tidak.

Metodologi pengembangan sistem adalah kerangka kerja atau pendekatan yang digunakan untuk
merencanakan, merancang, mengimplementasikan, dan mengelola siklus hidup pengembangan
sistem. Pilihan metodologi sangat dipengaruhi oleh jenis proyek, kebutuhan bisnis, dan preferensi tim
pengembang. Beberapa metodologi yang umum digunakan dalam pengembangan sistem meliputi:

1. **Metodologi Air Terjun (Waterfall):**


- **Karakteristik:** Proses linear dengan fase-fase yang terstruktur (analisis, desain, implementasi,
pengujian, pemeliharaan).
- **Kelebihan:** Sederhana, mudah dimengerti, cocok untuk proyek dengan persyaratan yang stabil.
- **Keterbatasan:** Kurang fleksibel terhadap perubahan, mungkin tidak efisien untuk proyek
kompleks atau dinamis.

2. **Metodologi Pengembangan Prototaip (Prototyping):**


- **Karakteristik:** Membangun prototipe sistem yang dapat diuji oleh pengguna sejak awal.
- **Kelebihan:** Mendukung perubahan dan umpan balik cepat dari pengguna, cocok untuk proyek
dengan persyaratan yang tidak jelas atau berubah-ubah.
- **Keterbatasan:** Memerlukan komunikasi yang kuat dengan pengguna, bisa menjadi kompleks
jika tidak dikelola dengan baik.

3. **Metodologi Spiral:**
- **Karakteristik:** Menggabungkan elemen-elemen dari model waterfall dengan aspek siklus hidup
iteratif.
- **Kelebihan:** Menangani risiko dengan lebih baik, memberikan fleksibilitas dalam
pengembangan dan perubahan persyaratan.
- **Keterbatasan:** Memerlukan manajemen risiko yang cermat, mungkin memerlukan lebih
banyak sumber daya.

4. **Metodologi Pengembangan Cepat (RAD - Rapid Application Development):**


- **Karakteristik:** Menekankan pengembangan yang cepat dengan menggunakan alat dan teknik
pengembangan yang telah ada.
- **Kelebihan:** Proses pengembangan yang cepat, berfokus pada kebutuhan pengguna,
memfasilitasi perubahan.
- **Keterbatasan:** Mungkin tidak cocok untuk proyek yang sangat besar, memerlukan keterlibatan
pengguna yang intensif.

Pemilihan metodologi pengembangan sistem bergantung pada berbagai faktor, termasuk


kompleksitas proyek, kebutuhan bisnis, ketersediaan sumber daya, dan preferensi tim pengembang.
Untuk proyek-proyek kompleks atau yang memerlukan fleksibilitas tinggi terhadap perubahan
persyaratan, saya mungkin memilih pendekatan iteratif seperti Metodologi Spiral atau Metodologi
Pengembangan Cepat. Keputusan ini akan diambil setelah pertimbangan menyeluruh terhadap
karakteristik unik dari proyek yang bersangkutan.

Use case (kasus penggunaan) adalah teknik analisis dan desain yang digunakan dalam pengembangan
sistem untuk menggambarkan interaksi antara sistem dan pemangku kepentingan (aktor) yang
berbeda. Use case membantu dalam memahami fungsionalitas sistem dari sudut pandang pengguna
atau pemangku kepentingan. Mari kita buat contoh use case untuk sistem pemesanan makanan
online. Dalam contoh ini, kita akan memiliki dua aktor utama: "Pengguna" dan "Restoran."

### Use Case: Pemesanan Makanan Online

#### 1. Use Case: Melihat Daftar Menu


- **Aktor:** Pengguna
- **Deskripsi:** Pengguna dapat melihat daftar menu yang tersedia dari restoran.

#### 2. Use Case: Memilih Menu


- **Aktor:** Pengguna
- **Deskripsi:** Pengguna dapat menelusuri daftar menu, memilih item makanan, dan
menambahkannya ke keranjang.

#### 3. Use Case: Mengelola Keranjang


- **Aktor:** Pengguna
- **Deskripsi:** Pengguna dapat melihat dan mengelola isi keranjang, termasuk menambah,
menghapus, atau mengubah jumlah item.

#### 4. Use Case: Melakukan Pemesanan


- **Aktor:** Pengguna
- **Deskripsi:** Pengguna dapat menyelesaikan pemesanan dengan memilih metode pembayaran
dan memberikan detail pengiriman.

#### 5. Use Case: Konfirmasi Pemesanan


- **Aktor:** Pengguna
- **Deskripsi:** Setelah pemesanan selesai, pengguna menerima konfirmasi dengan rincian
pemesanan dan perkiraan waktu pengiriman.

#### 6. Use Case: Menerima Pesanan


- **Aktor:** Restoran
- **Deskripsi:** Restoran menerima pemesanan, memprosesnya, dan menyiapkan pesanan untuk
pengiriman.

#### 7. Use Case: Mengelola Stok


- **Aktor:** Restoran
- **Deskripsi:** Restoran dapat mengelola stok menu dengan mengupdate secara otomatis setelah
setiap pesanan.

#### 8. Use Case: Menanggapi Keluhan Pelanggan


- **Aktor:** Restoran
- **Deskripsi:** Restoran dapat menanggapi keluhan pelanggan dan memberikan solusi atau
penggantian jika diperlukan.

Use case di atas memberikan gambaran umum tentang interaksi antara pengguna dan sistem
pemesanan makanan online. Setiap use case mencakup deskripsi singkat dari aktivitas yang dilakukan
oleh pemangku kepentingan (aktor) yang terlibat. Use case ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
merancang dan mengembangkan sistem pemesanan makanan online dengan memperhatikan
kebutuhan pengguna dan kepentingan restoran.

Use case narasi adalah cara untuk menjelaskan secara lebih rinci bagaimana suatu use case atau kasus
penggunaan akan berjalan dalam skenario nyata. Ini melibatkan penceritaan atau narasi yang
menggambarkan langkah-langkah yang diambil oleh aktor dan sistem selama pelaksanaan use case
tersebut. Mari kita ambil contoh use case "Melakukan Pemesanan" dari sistem pemesanan makanan
online yang telah kita buat sebelumnya.
### Use Case Narasi: Melakukan Pemesanan

**Aktor Utama:** Pengguna

#### Langkah-Langkah:

1. **Melihat Daftar Menu:**


- Pengguna membuka aplikasi pemesanan makanan dan masuk ke akunnya.
- Di beranda, pengguna melihat opsi "Daftar Menu" dan memilihnya.
- Sistem menampilkan daftar menu dari restoran terdekat.

2. **Memilih Menu:**
- Pengguna menelusuri daftar menu, memilih "Pizza Pepperoni," dan menambahkannya ke dalam
keranjang.
- Sistem secara otomatis memperbarui keranjang dengan item yang dipilih.

3. **Mengelola Keranjang:**
- Pengguna membuka keranjang untuk memastikan pesanan yang dipilih.
- Pengguna menambah "Minuman Cola" ke dalam keranjang dan mengubah jumlah "Pizza
Pepperoni" menjadi dua.
- Sistem memperbarui keranjang sesuai dengan perubahan yang dibuat.

4. **Melakukan Pemesanan:**
- Pengguna memilih opsi "Pemesanan" dan memasukkan alamat pengiriman.
- Sistem meminta konfirmasi akhir dari pengguna.
- Pengguna menekan tombol "Pesan Sekarang."

5. **Konfirmasi Pemesanan:**
- Sistem menampilkan halaman konfirmasi dengan rincian pesanan dan perkiraan waktu pengiriman.
- Pengguna menerima konfirmasi melalui notifikasi dan email.

6. **Menerima Pesanan (Perspektif Restoran):**


- Restoran menerima notifikasi pesanan baru.
- Koki restoran memulai proses mempersiapkan makanan sesuai pesanan.

7. **Pengiriman dan Pembayaran:**


- Kurir pengiriman menerima notifikasi untuk mengambil pesanan.
- Pengguna melihat status pengiriman dalam aplikasi dan menunggu pesanan tiba.
- Setelah pengiriman selesai, sistem memberikan opsi pembayaran dan menyelesaikan transaksi.

8. **Penerimaan Pesanan:**
- Pengguna menerima pesanan, memeriksa keberlanjutan, dan memberikan penilaian atau ulasan
jika diinginkan.

Dengan use case narasi ini, kita dapat melihat bagaimana interaksi antara pengguna, sistem, dan
restoran terjadi pada setiap langkah proses pemesanan makanan online. Ini membantu pengembang
dan pemangku kepentingan lainnya untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana sistem
berfungsi dalam konteks penggunaan nyata.

Diagram aktivitas adalah jenis diagram UML (Unified Modeling Language) yang digunakan untuk
menggambarkan alur kerja atau aktivitas dalam suatu proses. Diagram ini membantu memodelkan
langkah-langkah yang harus diambil, keputusan yang harus dibuat, dan urutan aktivitas dalam suatu
proses. Mari kita buat diagram aktivitas untuk use case "Melakukan Pemesanan" dalam sistem
pemesanan makanan online yang telah kita diskusikan sebelumnya.

### Diagram Aktivitas: Melakukan Pemesanan


1. **Aktivitas: Mulai**
- Deskripsi: Inisiasi proses pemesanan.
- Simbol: Bulatan dengan label "Mulai."

2. **Aktivitas: Melihat Daftar Menu**


- Deskripsi: Pengguna membuka aplikasi dan melihat daftar menu.
- Simbol: Kotak dengan label "Melihat Daftar Menu."

3. **Aktivitas: Memilih Menu**


- Deskripsi: Pengguna memilih item menu dan menambahkannya ke keranjang.
- Simbol: Kotak dengan label "Memilih Menu."

4. **Aktivitas: Mengelola Keranjang**


- Deskripsi: Pengguna mengelola isi keranjang, menambah atau menghapus item.
- Simbol: Kotak dengan label "Mengelola Keranjang."

5. **Aktivitas: Melakukan Pemesanan**


- Deskripsi: Pengguna memasukkan alamat pengiriman dan menyelesaikan pemesanan.
- Simbol: Kotak dengan label "Melakukan Pemesanan."

6. **Aktivitas: Konfirmasi Pemesanan**


- Deskripsi: Sistem memberikan konfirmasi pemesanan kepada pengguna.
- Simbol: Kotak dengan label "Konfirmasi Pemesanan."

7. **Aktivitas: Persiapan Pesanan (Perspektif Restoran)**


- Deskripsi: Restoran menerima pesanan dan mempersiapkan makanan.
- Simbol: Kotak dengan label "Persiapan Pesanan."

8. **Aktivitas: Pengiriman dan Pembayaran**


- Deskripsi: Pesanan diambil oleh kurir pengiriman, pengguna membayar.
- Simbol: Kotak dengan label "Pengiriman dan Pembayaran."

9. **Aktivitas: Penerimaan Pesanan**


- Deskripsi: Pengguna menerima pesanan dan menyelesaikan transaksi.
- Simbol: Kotak dengan label "Penerimaan Pesanan."

10. **Aktivitas: Selesai**


- Deskripsi: Akhir dari proses pemesanan.
- Simbol: Bulatan dengan label "Selesai."

11. **Aktivitas: Pembatalan Pesanan**


- Deskripsi: Pengguna memiliki opsi untuk membatalkan pesanan.
- Simbol: Diamond dengan label "Pembatalan Pesanan" sebagai keputusan.

### Keterangan Simbol:


- Kotak: Mewakili aktivitas atau langkah dalam proses.
- Bulatan: Menunjukkan titik awal atau akhir dari proses.
- Diamond: Menunjukkan keputusan dalam alur kerja.

Diagram aktivitas membantu dalam memvisualisasikan urutan langkah-langkah dalam suatu proses
dan memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang interaksi antara berbagai elemen yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai