Anda di halaman 1dari 4

1.

Apa Perbedaan antara proyek berbasis IT dan non-IT


Proyek berbasis IT dan non-IT memiliki perbedaan dalam sifat, fokus, dan
sumber daya yang digunakan.

1. Sifat Proyek Proyek berbasis IT adalah proyek yang melibatkan


penggunaan teknologi informasi, seperti perangkat keras, perangkat
lunak, dan jaringan. Contohnya, proyek pembangunan aplikasi mobile,
proyek pembuatan database, atau proyek pengembangan website. Proyek
IT ini sering memiliki sifat yang lebih kompleks dan memerlukan
keahlian khusus dalam bidang teknologi.

Sedangkan proyek non-IT dapat berupa proyek yang tidak menggunakan


teknologi informasi, seperti proyek pembangunan gedung, proyek
penyediaan layanan kesehatan, atau proyek pengembangan produk
konsumen. Proyek non-IT umumnya memiliki sifat yang lebih mudah
dipahami, namun juga memerlukan pemahaman yang baik mengenai
masalah yang dihadapi dan pengetahuan khusus dalam bidang non-IT.

2. Fokus Proyek Proyek berbasis IT fokus pada pengembangan solusi


teknologi informasi yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas bisnis, serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Proyek ini sering kali diarahkan pada meningkatkan efisiensi dan
produktivitas melalui penerapan teknologi informasi dan mempercepat
pengambilan keputusan dengan analisis data yang cepat.

Sementara proyek non-IT fokus pada pengembangan solusi untuk


masalah yang dihadapi oleh pelanggan atau organisasi. Tujuan utama
dari proyek ini adalah untuk memberikan hasil yang berguna bagi
pelanggan atau organisasi dalam menghadapi tantangan yang dihadapi.

3. Sumber Daya Proyek berbasis IT memerlukan sumber daya khusus,


seperti programmer, analis sistem, arsitek solusi, dan administrator
jaringan. Sumber daya ini harus memiliki pengetahuan teknis yang
mendalam dan terus mengikuti perkembangan teknologi.

Sedangkan proyek non-IT memerlukan sumber daya yang berbeda,


seperti arsitek bangunan, insinyur sipil, ahli kesehatan, dan peneliti
pasar. Sumber daya ini harus memiliki pemahaman yang mendalam
mengenai bidang non-IT dan memiliki kemampuan untuk menangani
masalah yang kompleks.

Dalam kesimpulannya, perbedaan utama antara proyek berbasis IT dan non-


IT terletak pada sifat proyek, fokus proyek, dan sumber daya yang
digunakan. Namun, meskipun proyek IT dan non-IT memiliki perbedaan,
kedua jenis proyek ini memerlukan manajemen proyek yang baik untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

2. Temukan 10 contoh proyek berbasis TI dan 10 contoh proyek non TI


10 contoh proyek berbasis TI:

1. Pengembangan aplikasi perangkat lunak untuk manajemen proyek.


2. Migrasi data ke server baru atau sistem manajemen basis data baru.
3. Implementasi sistem manajemen keamanan jaringan.
4. Pembuatan situs web e-commerce baru.
5. Pengembangan aplikasi perangkat lunak yang mengintegrasikan
berbagai sistem di dalam perusahaan.
6. Perbaikan atau pengembangan infrastruktur jaringan.
7. Pengembangan aplikasi perangkat lunak untuk analisis keuangan.
8. Penerapan sistem manajemen sumber daya manusia (SDM) baru.
9. Implementasi teknologi cloud computing untuk sistem manajemen
inventaris.
10. Implementasi sistem pembayaran online baru.

10 contoh proyek non-TI:

1. Pembangunan gedung perkantoran baru.


2. Pembangunan jalan raya baru.
3. Pembangunan jembatan.
4. Pembangunan lapangan olahraga baru.
5. Pembangunan tempat parkir baru.
6. Pembangunan pusat perbelanjaan baru.
7. Pembangunan jaringan irigasi baru.
8. Pembangunan sistem air limbah baru.
9. Pembangunan proyek energi terbarukan seperti panel surya.
10. Pembangunan rumah sakit baru.

3. Apa yang menyebabkan proyek itu muncul?


Proyek muncul karena adanya kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu
atau untuk mengatasi masalah tertentu. Tujuan tersebut dapat bervariasi,
misalnya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, meningkatkan
kualitas layanan, meningkatkan keuntungan, memperkenalkan produk baru,
atau memperbaiki infrastruktur.

Beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi munculnya proyek


antara lain:
1. Perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi yang pesat dapat
menyebabkan adanya kebutuhan untuk mengembangkan atau
mengimplementasikan teknologi baru dalam suatu organisasi.
2. Perubahan regulasi atau kebijakan: Perubahan regulasi atau kebijakan
pemerintah dapat mempengaruhi suatu organisasi untuk membuat
perubahan atau mengimplementasikan sistem baru untuk memenuhi
persyaratan baru.
3. Persaingan di pasar: Persaingan yang semakin ketat dapat mendorong
suatu organisasi untuk melakukan perbaikan atau mengembangkan
produk atau layanan baru agar tetap bersaing di pasar.
4. Kebutuhan pelanggan: Kebutuhan pelanggan yang semakin kompleks
atau berbeda-beda dapat mendorong suatu organisasi untuk
mengembangkan produk atau layanan baru yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut.
5. Perubahan lingkungan bisnis: Perubahan lingkungan bisnis seperti
merger atau akuisisi dapat menyebabkan suatu organisasi untuk
melakukan perubahan atau integrasi sistem untuk mempercepat proses
bisnis atau meningkatkan efisiensi.
6. Perubahan organisasi: Perubahan dalam struktur organisasi seperti
ekspansi atau pengurangan dapat mempengaruhi suatu organisasi untuk
melakukan perubahan atau mengimplementasikan sistem baru untuk
memenuhi kebutuhan baru.
7. Penemuan atau identifikasi masalah: Penemuan atau identifikasi
masalah dalam suatu organisasi dapat mendorong suatu organisasi
untuk membuat proyek untuk memperbaiki atau mengatasi masalah
tersebut.

4. Faktor keberhasilan proyek?


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan sebuah proyek,
di antaranya:

1. Rencana proyek yang baik: Rencana proyek yang baik akan


memudahkan pelaksanaan proyek dengan terstruktur dan terorganisir.
2. Tim proyek yang kompeten: Tim proyek yang terdiri dari orang-orang
yang ahli dalam bidangnya akan memudahkan pelaksanaan proyek dan
meminimalkan kesalahan.
3. Sumber daya yang memadai: Sumber daya yang memadai seperti
waktu, uang, dan peralatan akan membantu dalam menyelesaikan
proyek dengan sukses.
4. Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang baik antara semua pihak
terlibat dalam proyek akan memudahkan koordinasi dan meminimalkan
kebingungan atau kesalahpahaman.
5. Manajemen risiko yang baik: Mengidentifikasi risiko potensial dan
membuat rencana untuk mengatasi mereka dapat membantu mengurangi
kemungkinan kegagalan proyek.
6. Tepat waktu: Penyelesaian proyek sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan akan memastikan keberhasilan proyek.
7. Kepemimpinan yang efektif: Kepemimpinan yang efektif akan
membantu memotivasi tim proyek dan memastikan bahwa proyek
berjalan dengan lancar.
8. Dukungan dari pihak terkait: Dukungan dari semua pihak terkait
seperti pemangku kepentingan, klien, dan sponsor sangat penting untuk
keberhasilan proyek.
9. Fleksibilitas: Fleksibilitas dalam merespon perubahan atau tantangan
yang tak terduga dapat membantu proyek tetap berjalan pada jalurnya
dan mencapai tujuannya.
10. Evaluasi dan pengawasan proyek secara terus-menerus: Evaluasi dan
pengawasan proyek secara terus-menerus akan memastikan bahwa
proyek tetap berada pada jalurnya dan memberikan hasil yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai