Anda di halaman 1dari 4

NAMA :TAUFIQ EKA HIDAYAT

KELAS :MPI_1E

NIM :1232010187

MATKUL :UAS ILMU AKHLAK

DOSEN :Fajar rifqi As sidiq,M.AG

Jawaban uas ilmu akhlak

1. Dalam ajaran Islam, terdapat berbagai macam akhlak buruk yang dijelaskan. Akhlak
buruk atau akhlakul mazmumah meliputi perilaku seperti iri hati, dengki, takabur,
ghibah, dan lain sebagainya. Contoh-contoh akhlak mazmumah lainnya adalah riya,
tergesa-gesa, sombong, narsistik, bakhil, buruk sangka, tamak, dan pemarah. Salah satu
dalil naqli yang merepresentasikan bahayanya perilaku tersebut dapat ditemukan dalam
berbagai sumber ajaran Islam, termasuk Al-Quran dan Hadis. Sebagai contoh, mengenai
bahaya iri hati, terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang menyatakan,
"Jauhilah iri hati, karena iri hati memakan amal kebajikan sebagaimana api memakan
kayu bakar" Demikian pula, mengenai bahaya ghibah, Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 12
menyatakan, "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Adakah
salah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". Hal-hal tersebut
menegaskan bahaya perilaku akhlak mazmumah dan pentingnya menjauhinya
dalam ajaran Islam.

2. Dalam konteks masyarakat multikultural, konsep ahlak memainkan peran penting dalam
menavigasi antara hak dan kewajiban. Perspektif ahlak memandang bahwa meskipun
setiap individu atau kelompok memiliki hak dan kewajiban kulturalnya sendiri, ada
prinsip-prinsip universal yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh semua pihak.
Dalam perspektif ahlak, kontradiksi antara hak dan kewajiban dalam masyarakat
multikultural sering kali menjadi tantangan yang kompleks. Hak-hak individu untuk
menjalani kehidupan yang bebas dan adil sering bertabrakan dengan kewajiban kolektif
atau norma-norma sosial dalam budaya tertentu. Dalam situasi ini, solusinya adalah
mencari keseimbangan yang menghormati hak-hak individu tanpa mengabaikan
kewajiban sosial. Pentingnya dialog, pemahaman, dan toleransi menjadi kunci untuk
mencapai harmoni dalam masyarakat yang beragam.
3. Ibadah Mahdah dalam Islam mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk akhlak
seseorang. Akhlak mengacu pada perilaku, sikap, dan moralitas seseorang, dan
mencakup aspek etika, moralitas, dan tata krama yang diatur oleh ajaran agama Islam.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana Ibadah Mahdah mempengaruhi karakter
dan akhlak seseorang dalam kehidupan sehari-hari:
Taqwa: Taqwa mengacu pada ketakwaan dan kesalehan, yang melibatkan ketaatan yang
dalam kepada Allah, menjauhi perbuatan dosa, dan menjaga adab dalam ibadah dan
dalam kehidupan sehari-hari.
Husnul Khuluq: Husnul khuluq mencakup sifat-sifat terpuji seperti kejujuran, keadilan,
keberanian, kasih sayang, kesabaran, kerendahan hati, dan banyak lagi. Ini dianjurkan
dalam Islam dan dianggap sebagai ciri-ciri seorang.
Shalat: Shalat adalah ibadah yang jelas pelaksanaannya dan sudah diatur dalam Al-
Quran. Shalat membantu mengatur hubungan manusia dengan Allah dan membangun
akhlak yang baik.
Puasa: Puasa di Bulan Ramadhan adalah ibadah yang wajib dilakukan umat Muslim
selama bulan Ramadhan. Puasa membantu mengembangkan akhlak terpuji, seperti
empati, simpati, dan kasih sayang.
Zakat: Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap umat Muslim, baik lelaki
maupun pernikahan. Zakat fitrah membantu mengembangkan akhlak terpuji, seperti
keberanian dan kasih sayang.
Ibadah Haji: Haji adalah salah satu kewajiban umat Islam dan memerlukan keterampilan
fisik, mental, dan materi yang baik. Dalam proses Ibadah Haji, umat Muslim harus
memenuhi syarat-syarat seperti beragama Islam, berakal sehat, usia dewasa, sehat
jasmani dan rohani, serta mampu secara fisik, mental, dan materi.

4. Imam al-Ghazali sangat memandang penting suatu metode dalam pendidikan akhlak.
Menurutnya seorang pendidik terhadap muridnya ibarat seorang dokter terhadap
pasiennya. Jika metode pengobatannya salah, maka si murid atau pasien bukannya
sembuh malah akan bertambah penyakitnya. Penggunaan metode yang tepat sangat
membantu berhasilnya pendidikan akhlak. Tujuan akhir yang ingin dicapai melalui
kegiatan pendidikan ada dua: Pertama, tercapainya kesempurnaan insani yang
bermuara pada pendekatan diri kepada Allah. Kedua, kesempurnaan insani yang
bermuara pada kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena itu ia bercita-cita
mengajarkan manusia agar mereka sampai pada sasaran-sasaran yang merupakan
tujuan akhir dan maksud pendidikan itu. Tujuan itu tampak bernuansa religius dan
moral, tanpa mengabaikan masalah duniawi. Dalam rangka mewujudkan konsep
pendidikannya, AlGhazali menggunakanmetode pengajaran yang menggunakan
keteladanan, pembinaan budi pekerti, danpenanaman sifat-sifat keutamaan pada diri
muridnya. Hal ini sejalan dengan prinsipnya yang mengatakan bahwa pendidikan adalah
sebagai kerja yang memerlukan hubungan erat antara dua pribadi, yaitu guru dan
murid.

5. Tasawuf, atau ilmu spiritual dalam Islam, menawarkan panduan dan kerangka kerja bagi
individu untuk memperbaiki akhlak melalui pengembangan dimensi spiritual. Beberapa
aspek yang dapat membantu dalam memperbaiki akhlak melalui tasawuf antara lain:
-Tazkiyat an-Nafs (Purifikasi Diri): Tasawuf menekankan pentingnya purifikasi diri dari
sifat-sifat negatif seperti keserakahan, kebencian, dan kesombongan. Ini dilakukan
melalui refleksi diri, introspeksi, dan amalan spiritual.
-Mujahadah (Perjuangan Diri): Individu diajak untuk berjuang melawan hawa nafsu dan
dorongan negatif dalam diri mereka. Ini melibatkan upaya konsisten untuk
mengendalikan dan mengatasi sifat-sifat buruk.
-Tafakkur (Meditasi): Melalui tafakkur, atau meditasi, individu dapat merenungkan
kebesaran Allah dan mencari pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup. Ini
membantu dalam membentuk sikap rendah hati dan penuh kasih.
-Tawakkul (Bergantung pada Allah): Mengembangkan kepercayaan dan ketergantungan
pada Allah membantu individu untuk lebih tenang dalam menghadapi cobaan hidup dan
memperkuat akhlak positif, seperti kesabaran dan rasa syukur.
-Ihsan (Kesempurnaan): Konsep ihsan dalam tasawuf mengajarkan individu untuk
melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, dengan memberikan perhatian pada
kualitas dan niat di balik tindakan.
-Hubungan Guru-Murid: Banyak tarikat dalam tasawuf menekankan hubungan guru-
murid. Dalam konteks ini, guru spiritual memberikan panduan, mendidik, dan
memotivasi murid untuk mencapai kesempurnaan moral.

6. Dalam konteks akhlak khusus seorang pendidik atau manajer, keteladanan memainkan
peran penting dalam memotivasi orang lain untuk mengikuti contoh yang baik.
Keteladanan menciptakan lingkungan di mana orang lain merasa terinspirasi dan
termotivasi untuk meniru perilaku positif yang ditunjukkan. Sebagai seorang pendidik,
contoh konkret dari penerapan keteladanan adalah ketika seorang guru secara
konsisten menunjukkan sikap jujur, adil, dan kasih sayang kepada murid-muridnya. Hal
ini dapat memotivasi murid-murid untuk meniru perilaku positif tersebut. Sebagai
seorang manajer, keteladanan terlihat ketika seorang manajer menunjukkan integritas,
kepemimpinan yang baik, dan sikap adil dalam memperlakukan bawahannya, yang
kemudian dapat memotivasi bawahan untuk mengikuti contoh tersebut.
Dalam konteks pendidikan, penerapan keteladanan dapat dilihat ketika seorang guru
menunjukkan sikap-sikap positif seperti kesabaran, kejujuran, dan kerja keras, yang
kemudian memotivasi siswa-siswanya untuk meniru sikap-sikap tersebut. Selain itu,
seorang kepala sekolah yang menunjukkan integritas, keadilan, dan kebijaksanaan
dalam mengelola sekolahnya juga dapat menjadi contoh yang memotivasi guru-guru
dan siswa-siswanya. Melalui contoh konkret ini, keteladanan dapat memainkan peran
yang sangat penting dalam membentuk akhlak dan moralitas di lingkungan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai