Anda di halaman 1dari 2

PENULIS : DR. ESTHER IRIANI HUTAPEA, SP.

A
REVIEWER : DR. MULYA RAHMA KARYANTI, SP.A(K)

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

HFMD
HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan kaki mulut adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus dari genus Enterovirus. Spesies enterovirus yang paling sering
menyebabkan HFMD adalah Coxsackievirus dan Human Enterovirus 71 (HEV 71).

HFMD umumnya diawali dengan demam, nyeri tenggorokan/menelan, nafsu makan yang
menurun, dan nyeri/tidak enak badan. Setelah demam satu sampai dua hari, timbul bintik-bintik
merah di rongga mulut (umumnya berawal di bagian belakang langit-langit mulut) yang
kemudian pecah menjadi sariawan. Kemudian, 1-2 hari timbul juga ruam-ruam kulit dan bintik-
bintik merah di telapak tangan dan kaki. Meskipun kelainan selaput lendir dan kulit pada HFMD
terutama melibatkan rongga mulut, telapak tangan dan kaki, namun ruam dapat juga timbul di
tungkai, lengan, bokong dan kulit sekitar kemaluan. Orang dewasa dan orang dengan sistem
kekebalan tubuh baik mungkin saja terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala
sama sekali (asimtomatik). Kelompok ini bukanlah kelompok penderita namun potensial sebagai
pembawa (carrier) virus HFMD dan menyebarkan virus ini.
HFMD
HAND, FOOT, AND MOUTH DISEASE

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, namun pada beberapa kasus HFMD
dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah mulut dapat menyebabkan kesulitan
minum dan makan sehingga anak mengalami dehidrasi. Beberapa laporan menyebutkan kasus
HFMD berat seperti meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien
harus dirawat intensif atau bahkan mengakibatkan kematian. Beberapa penelitian
menunjukkan HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat. Beberapa laporan
kasus lainnya menunjukkan HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa lepasnya kuku jari
tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut HFMD. Meskipun demikian,
kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat tumbuh kembali.

Penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan hidung (ingus),
tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari kotorannya. Penyebaran ini mudah
terjadi bila terdapat kontak erat dengan penderita (berbicara, memeluk, mencium), melalui
udara (bersin, batuk), kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau permukaan
yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan meja, perabotan yang
tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD umumnya sangat menularkan virus pada minggu
pertama sakit. Beberapa pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu
setelah gejala dan tanda infeksi hilang.

Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat simptomatik untuk mengatasi
keluhan yang ditimbulkannya. Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri.
Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan
demam anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat
mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.

Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD. Oleh karena itu, penderita
HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut. Kejadian luar biasa/KLB
(outbreak) dapat terjadi di berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di
Asia Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti asuhan,
asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan anak. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
perlu dipraktekkan untuk mencegah penularan. Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat
dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang,
membiasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan
setiap kali setelah menyentuh permukaan yang kotor dan sebelum makan.

PENULIS : DR. ESTHER IRIANI HUTAPEA, SP.A


REVIEWER : DR. MULYA RAHMA KARYANTI, SP.A(K)

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai