PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Dalam masyarakat infeksi virus tersebut sering disebut sebagai "Flu
Singapura". Dalam dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot,
and Mouth Disease (HFMD) atau penyakit Kaki, Tangan dan Mulut
(KTM). KTM adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok
enterovirus yang disebut coxsackievirus, anggota dari famili
Picornaviridae; dengan gejala klinis berupa lepuhan di mulut, tangan ,
dan kaki, terutama di bagian telapak, terkadang di bokong. Lepuhan
di mulut segera pecah dan membentuk ulser yang dirasakan sangat
nyeri dan perih oleh penderitanya sedangkan lepuhan di telapak kaki,
tangan, dan beberapa bagian tubuh lain tidak terasa sakit atau gatal,
tapi sedikit nyeri jika ditekan.(10,16)
2.2 Epidemiologi(2,19,25)
HFMD terkait dengan EV71 telah lebih sering di Asia Tenggara
dalam beberapa tahun terakhir. Faktor resiko dalam epidemi penyakit ini
termasuk kehadiran pusat penitipan anak, seringnya berkontak dengan
penderita HFMD, jumlah anggota keluarga yang besar, dan tempat
tinggal di pedesaan.
Menurut laporan, HFMD menunjukkan tidak memiliki predileksi
seksual. Beberapa data epidemi mengamati rasio laki-laki dan
perempuan dominasi sedikit 1.2-1.3:1.
Baru-baru ini (Juli 2012), di Asia (terutama Kamboja), anak-anak yang
diduga terinfeksi Enterovirus 71 memiliki angka kematian 90%. Ini
epidemi (terutama pada bayi, balita, dan anak di bawah 2 tahun) masih
dalam penyelidikan intensif dan itu adalah peneliti kemungkinan akan
memiliki pemahaman yang lebih baik dari angka kematian yang tinggi
terkait dengan enterovirus 71. Jika Enterovirus 71 yang pada akhirnya
ditemukan bertanggung jawab atas kematian, kemungkinan virus telah
mengembangkan kemampuan mematikan baru untuk cepat
menginfeksi dan merusak jaringan paru-paru anak-anak. Namun,
penelitian yang sedang berlangsung dan beberapa peneliti
menunjukkan bahwa anak-anak mati dari kombinasi enterovirus 71,
suis Streptococcus, dan koinfeksi virus dengue
2.3 Etiologi(25)
Penyakit KTM ini adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
RNA yang masuk dalam family Picornaviridae, Genus Enterovirus.
Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus. Didalam
Genus enterovirus terdiri dari Coxsackie A virus, Coxsackie B virus.
Penyebab KTM yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah
Coxsackie A16, sedangkan yang sering memerlukan perawatan karena
keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah
Enterovirus 71.
Coxsackie virus yang dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu A dan
B, yang didasarkan pada pengaruhnya terhadap tikus yang baru lahir
(Coxsackie A menyebabkan cedera otot, kelumpuhan, dan kematian,.
Coxsackie B mengakibatkan kerusakan organ, tetapi hasil kurang
parah). Ada lebih dari 24 berbeda serotipe virus dimana masing-
masing virus memiliki protein yang berbeda pada permukaannya.
Virus Coxsackie menginfeksi sel inang dan menyebabkan sel inang
menjadi lisis.
Tipe A virus penyebab Herpangina (lepuh menyakitkan di mulut,
tenggorokan, tangan, kaki, atau di semua bidang). Tangan, kaki, dan
penyakit mulut (HFMD) adalah nama umum dari infeksi virus.
Coxsackie A 16 (CVA16) menyebabkan sebagian besar infeksi.
HFMD di AS Ini biasanya terjadi pada anak-anak (usia 10 dan di
bawah), tetapi orang dewasa juga dapat mengembangkan kondisi. Ini
penyakit anak-anak tidak harus bingung dengan"penyakit kaki dan
mulut" biasanya ditemukan pada hewan dengan kuku (misalnya, pada
sapi, babi, dan rusa). Tipe A juga menyebabkan konjungtivitis
(peradangan pada kelopak mata dan area putihmata), Tipe B
menyebabkan epidemi virus pleurodynia (demam, paru-paru, dan
nyeri perut dengan sakit kepala yang berlangsung sekitar dua sampai
12 hari dan resolve). Pleurodynia juga disebut penyakit Bornholm.
Ada enam serotipe dari Coxsackie B (1-6, dengan B 4 dianggap oleh
beberapa peneliti sebagai kemungkinan penyebab diabetes di
sejumlah individu).
Kedua jenis virus (A dan B) dapat menyebabkan meningitis,
miokarditis, dan perikarditis, tetapi ini jarang terjadi dari infeksi
Coxsackie. Beberapa peneliti menyarankan virus Coxsackie (terutama
Coxsackie B4) memiliki peran dalam pengembangan tipe onset akut I
(sebelumnya dikenal sebagai juvenile) diabetes, namun hubungan ini
masih dalam penyelidikan.
Virus Coxsackie dan enterovirus lainnya dapat menyebabkan
penyakit anak dari tangan, kaki, dan penyakit mulut. Namun,
sebagian besar anak-anak dengan infeksi virus Coxsackie
sepenuhnya menyelesaikan gejala dan infeksi dalam waktu sekitar
10-12 hari.
ini secara khas berbentuk bulat atau elips yang akan mengering sendiri
selama 3-7 hari.
Permasalahan utama pada anak-anak dan balita adalah kesulitan untuk
makan dan minum yang dengan beberapa bentuk komplikasi seperti
mual, muntah, dan diare akibat ulkus di saluran pencernaan, serta
demam panas, dapat menyebabkan dehidrasi. Di samping itu
kemungkinan terjadinya superinfeksi oleh mikroba lain dapat
memperparah penyakit dan menyebabkan berbagai komplikasi.
.
2.7 Pemeriksaan Laboratorium
Pasien biasanya didiagnosis dengan penampilan klinis mereka. Secara
klinis, ruam yang tampak biasanya pada tangan, kaki, dan mulut pada
anak dengan demam dianggap diagnostik infeksi virus Coxsackie.
Biasanya, diagnosis HFM dibuat pada kombinasi dari sejarah klinis dan
temuan fisik karakteristik. Konfirmasi laboratorium jarang
diperlukan kecuali pada komplikasi berat. Namun, dalam kasus yang
jarang terjadi, tes virus dapat dilakukan untuk mengidentifikasi virus,
tetapi tes ini sangat mahal, biasanya perlu dikirim ke laboratorium
diagnostik khusus virus yang menggunakan RT-PCR dan sering
memakan waktu sekitar dua minggu untuk mendapatkan hasilnya.
Pengujian ini hampir tidak pernah dilakukan karena sebagian besar
infeksi diri terbatas dan biasanya ringan. RT-PCR pengujian dapat
membedakan antara genera virus banyak, spesies, dan subtipe. Strain
virus Coxsackie Membedakan dari adenovirus, jenis enterovirus
lainnya, virus gema, dan lain-lain dapat menjadi diperlukan di masa
depan.
Virus dapat diisolasi dan diidentifikasi melalui media kultur dan
immunoassay dari lesi kulit, lesi mukosa, atau sampel tinja. Spesimen
oral memiliki tingkat isolasi tertinggi. Pada pasien dengan vesikel,
penyeka vesikel juga merupakan sumber yang baik untuk koleksi virus.
Pada pasien tanpa vesikel, penyeka dubur dapat dikumpulkan. Untuk
isolasi virus, 2 swab koleksi yang direkomendasikan dari tenggorokan
dan lainnya baik dari vesikel atau rektum.
Uji serologi (misalnya, akut dan tingkat antibodi sembuh) dapat
diperoleh. Membedakan coxsackie-terkait dari EV-71-terkait HFMD
mungkin memiliki makna prognostik. Polymerase chain reaction (PCR)
dan teknologi microarray antara berbagai cara untuk mengidentifikasi
virus penyebab. Tes spesifik bervariasi antara rumah sakit.(19,25)
2.9 Komplikasi
Beberapa komplikasi yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut :
Dehidrasi pada anak-anak dan balita, harus dirawat di rumah sakit dan
diinfus dengan cairan elektrolit dan nutrisi. Sebagai pencegahan banyak
diberikan cairan elektrolit, misalnya oralit.
Infeksi pada kulit atau ulser di mulut oleh bakteri dan/atau jamur.
Kasus komplikasi yang jarang: meningoensefalitis, miokarditis, edema
paru, dan kematian(18,19).
2.10 Pengobatan
Pada kondisi penderita dengan kekebalan dan kondisi tubuh cukup
baik, biasanya tidak diperlukan pengobatan khusus. Peningkatan
kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan pemberian konsumsi
makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan dengan kualitas gizi
yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan mineral jika perlu.
Jika didapati terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri maka
diperlukan antibiotika atau diberikan antibiotika dosis rendah sebagai
pencegahan.
Secara umum, untuk menekan gejala dan rasa sakit akibat timbulnya
luka di mulut dan untuk menurunkan panas dan demam, digunakan obat-
obatan golongan analgetika dan antipiretika.
Antiseptik oral digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi akibat
jamur atau bakteri. Beberapa golongan antasida dan pelapis mukosa
lambung juga digunakan untuk mengatasi ulkus di saluran cerna dan
lambung. Berikut adalah daftar obat-obatan yang bisa digunakan untuk
mengatasi simptomatik Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (20,21,22,23,24)
.
1. Antipiretika : digunakan untuk menurunkan demam, misalnya :
asetaminofen. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan golongan
NSAID ( Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs) dapat
menimbulkan gejala sindrom Stenven-Johnson yang menunjukkan
gejala mirip dengan penyakit ini dan dapat memperparah ulser
sehingga disarankan untuk digunakan dengan golongan antasida,
atau jika ada dipilih golongan antipiretika/analgetika yang lain.
2. Antiseptika : berbagai bentuk sediaan kumur, seperti : betadine,
rebusan daun sirih, dan tablet hisap, seperti SP troches, FG troches,
dsb.
3. Antibiotika : lokal atau sistemik, digunakan untuk mencegah atau
mengatasi infeksi karena mikroba pada ulser di mulut dan kulit,
ditentukan oleh dokter, seperti : neosporin (lokal), klindamisin,
eritromisin,dsb
A. Anamnesis
Identitas Pasien
Nama : An. A
Jenis Kelamin : laki-laki
Usia : 4 tahun (21/11/2017))
No. RM : 341
Alamat : Jl. Trans kalimantan
Tgl kunjungan : 8 agustus 2022
Riwayat Obat
Pasien sudah mendapat Paracetamol, panas dikatakan menurun
dengan pemberian obat tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Alergi disangkal, riwayat
terkena cacar belum ada sebelumnya.
Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak pertama dalam keluarganya. Ayah pasien bekerja
sebagai wiraswasta dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga.
Pasien Dikatakan sekolah di tk dekat ruamah dimana teman pasien ada
yang mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Persalinan
Pasien dilahirkan melalui persalinan spontan, ditolong oleh bidan di
Rumah Sakit, dengan berat badan lahir 3000 gram, segera menangis, dan
tidak ada kelainan.
Riwayat Imunisasi
Pasien dikatakan sudah mendapat imunisasi lengkap sejak bayi
walaupun ibu pasien lupa imunisasi apa saja dan berapa kali yang sudah
didapat.
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda vital :
Nadi : 106 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
RR : 22 x / menit
Suhu : 37,9 °C
BB : 20 kg
Status lokalis :
Regio : palmar manus dan palmar pedis sinistra dan dekstra papule
eritema, multipel, diameter 0,3-0,6 cm, batas tegas, kulit sekitar
eritema
Regio : mukosa bibir bawah ulser, soliter, bulat, diameter 0,5 cm, tepi
rata, batas tegas, mukosa sekitar eritema
C. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
D. Diagnosis
Diagnosis : Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD)
Diagnosis Banding :
- Stomatitis
- Varisella
- Herpes zoster
E. Penatalaksanaan
-Paracetamol syrup 3 x cth II
- CTM(1/2 tab), GG (1/2 tab) 3 x pulveres I
- stimuno syrup 1X cth I
KIE :
- Istirahat dulu dirumah karena penyakit ini bisa menular ke orang lain
- Minum yang cukup agar tidak sapai dehidrasi
- Jangan di garuk daerah yang bintil- bintil
- Minum obat dan vitamin dengan rutin
- Jika masih demam boleh dikompres dengan air hangat
- Jika di rumah terlihat lemas, kencing sedikit atau terlihat mengantuk bawa ke IGD
BAB IV
PEMBAHASAN
An. A Usia 4 tahun Pasien datang ke Puskesmas diantar orang tuanya dengan
keluhan demam, demam sejak 1 hari sebelumnya, timbul mendadak, demam
disertai muncul bintil-bintil kemerahan pada kedua telapak tangan dan
kaki sejak sehari sebelumnya. Dikatakan muncul mendadak, awalnya
hanya beberapa namun jumlahnya makin bertambah dan terkadang
gata, pasien juga dikeluhkan sakit tenggorokan , sariawan dan ada
Batuk (+) berdahak terkadang.
Pada pasien dari anamesis mengarah pada Penyakit tangan, kaki dan
mulut. Dimana Anak usia di bawah 5 tahun sering terkena infeksi virus
ini, meskipun pada orang dewasa dapat juga terjadi. Infeksi
Coxsackievirus mungkin sama sekali tidak menunjukkan gejala atau
hanya ringan(12).
Gejala penyakit diawali dengan demam tidak tinggi 2-3 hari, diikuti
nyeri tenggorokan atau faringitis, sulit makan dan minum karena nyeri
akibat luka di mulut dan lidah. Kadang disertai sedikit pilek atau gejala
seperti flu.
Hal ini juga didukung dengan adanya riwayat sosial teman pasien ada
yang mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Penyakit tangan, kaki dan mulut adalah penyakit umum dan
penyebarannya dapat terjadi di antara kelompok anak, misalnya di
sekolah atau di tempat penitipan anak. Penyakit tangan, kaki dan mulut
biasanya tersebar melalui hubungan sesama manusia. Virus ini tersebar
melalui fekal-oral pada tangan yang tercemar, namun bisa juga
disebarkan melalui lendir mulut atau sistem pernapasan dan kontak
langsung dengan cairan di dalam lepuhnya. Sesudah berhubungan
dengan orang yang terkena, biasanya di antara 3- 5 hari lepuh baru
akan timbul. Selama masih ada cairannya, lepuh ini bisa menular dan
virus ini juga bisa berminggu-minggu berada di dalam kotoran.
Penyakit KTM mempunyai masa inkubasi 3-6 hari. Selama masa
epidemik, virus menyebar dengan sangat cepat dari satu anak ke anak
yang lain.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan anak demam dengan suhu 37,9’c
dan didapatkan status lokalis Regio palmar manus dan palmar pedis
sinistra dan dekstra papule eritema, multipel, diameter 0,3-0,6 cm,
batas tegas, kulit sekitar eritema dan Regio mukosa bibir bawah ulser,
soliter, bulat, diameter 0,5 cm, tepi rata, batas tegas, mukosa sekitar
eritema hal ini sejalan dengan gejala Pada penyakit kaki tangan dan
mulut ini dimana dapat Timbul lepuhan atau vesikel yang kemudian
pecah selama 5-10 hari. Lepuhan di mulut berukuran 2-3 mm yang
segera pecah dan membentuk ulkus yang dirasakan sangat perih
terutama saat makan/minum, sehingga sukar untuk menelan. Jumlah
ulkus di mulut mencapai 5-10 yang tersebar di daerah bukal, palatal,
gusi, dan lidah(18).
Ulkus juga dapat menyebar hingga saluran cerna yang lebih dalam
sampai ke lambung. Pada kondisi pasien dengan sistem kekebalan
tubuh yang baik, seluruh gejala dapat membaik selama 5 –7 hari.
Bersamaan dengan itu timbul rash atau ruam atau vesikel (lepuh
kemerahan/blister yang kecil dan rata), papulovesikel yang tidak gatal
ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash atau ruam
(makulopapul) ada pada daerah bokong(12,13,14,15,16).
Pada pasien ini diterapi dengan Paracetamol syrup 3 xcth II, CTM(1/2 tab),
GG (1/2 tab) 3 x pulveres I, stimuno syrup 1X cth I dimana pada kasus
penyakit tangan kaki dan mulut ini jika kondisi penderita dengan kekebalan
dan kondisi tubuh cukup baik, biasanya tidak diperlukan pengobatan
khusus. Peningkatan kekebalan tubuh penderita dilakukan dengan
pemberian konsumsi makanan dan cairan dalam jumlah banyak dan
dengan kualitas gizi yang tinggi, serta diberikan tambahan vitamin dan
mineral jika perlu. Pada pasien ini sesuai dengan teori dimana hanya
dilakukan terapi simptomatis dan hanya diberikan vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
3. Goh KT, Doraisingham S, Tan JL, Lim GN, Chew SE. In : An outbreak
of hand, foot and mouth disease in Singapore. Bull World Health Organ
4. Chan KP, Goh KT, Chong CY, Teo ES, Lau G, Ling AE. In : Epidemic
hand foot and mouth disease caused by human enterovirus 71, Singapore.
Emerg Infect Dis.
5. Centers for Disease Control and Prevention. Deaths among children during
an outbreak of hand, foot, and mouth disease –T aiwan, Republic of China,
MMWR Morb Mortal Wkly p.629-32.
6. Ho M, Chen ER, Hsu KH, Twu SJ, Chen KT, Tsai SF, et al. In : An
epidemic of enterovirus 71 infection in Taiwan. Taiwan Enterovirus
Epidemic Working Group. N Engl J Med
7. Liu C, Tseng H, Wang S, Wang J, Su I. In : An outbreak of enterovirus
71 infection in Taiwan
8. Tierney, L.M., Jr., Mc Phee, J.A. In : Current Medical Diagnosis &
Treatment. Lange Medical Book. New York ; 2004. p.1327-28.
9. Centers for Disease Control and Prevention National Center for Infectious
Diseases.
13. Chen KT, Chang HL, Wang ST, Cheng YT, Yang JY. In : Epidemiologic
features of hand-foot-mouth disease and herpangina caused by
enterovirus 71 in Taiwan, 1998-2005. Pediatrics ; 2007. p.244-52.
14. Wang CY, Li Lu F, Wu MH, et al. Fatal coxsackievirus A16 infection.