Anda di halaman 1dari 3

Rentang Kisah dalam Persahabatan

Suatu hari di kota kecil yang terletak di bawah sayap biru langit, ada tiga teman sejati yang
persahabatannya seperti benang emas yang mengalir melalui jantung kota itu. Mereka adalah
Lisa, Danu, dan Maya, seperti bintang yang bersinar di langit malam yang gelap. Sejak kecil,
mereka telah bersama, seperti tiga pilar kuat yang menjaga kota itu dari badai kehidupan yang
tak terduga. Tetapi kadang-kadang, bahkan bintang-bintang yang paling terang pun dapat
bergerak jauh, dan itulah yang akan membawa kita pada kisah ini.

Hujan gerimis membasahi jendela kamarnya ketika Lisa duduk di meja belajarnya. Lampu
meja menyinari buku-buku dan catatan-catatan yang berserakan di sekitarnya. Hatinya penuh
antusiasme ketika dia membaca surat kabar yang telah lama dinantikannya. Lisa telah diterima
untuk mengikuti program pertukaran pelajar selama setahun di luar negeri.Ia pun menceritakan
hal itu kepada kedua temannya,

"Ini luar biasa, Danu, Maya! Saya akan belajar di luar negeri selama satu tahun penuh!"

"Wah kamu keren sekali, Lisa. Tapi satu tahun... itu cukup lama."

"Kami akan merindukanmu, Lisa." Ucap Maya dengan nada sedihnya

Mereka bertiga duduk di kamar Lisa, tempat di mana banyak kenangan indah mereka
tercipta. Mereka telah bersahabat sejak mereka masih kecil dan selalu bersama dalam suka dan
duka. Mereka memiliki persahabatan yang erat, saling memahami, dan selalu siap membantu
satu sama lain.

"Aku tahu ini sulit, tapi ini peluang besar bagiku. Aku ingin belajar di luar negeri untuk
pengalaman dan pengetahuan baru. Dan tentu saja, saya akan tetap berhubungan dengan kalian."
Ucapnya,

Namun, suatu hari hubungan mereka menemui keretakan. Ketika Lisa akhirnya berangkat
ke luar negeri, Danu dan Maya merasa cemburu dan sedikit ditinggalkan. Mereka merasa Lisa
akan berubah dan mungkin berteman dengan orang lain di negara baru itu.
"Saya akan merindukan kalian. Jangan khawatir, kita akan tetap berhubungan melalui
pesan, panggilan video, dan surat." Ucap Lisa di bandara, sambil memeluk Danu dan Maya

"Pasti, Lisa. Kami akan selalu ada di sini untukmu." Jawab Danu

"Kejar saja keinginanmu Sa, Apalah daya kami yang tidak ada apa apanya denganmu!"
Kata Maya

“Mengapa kamu berbicara seperti itu?” Tanya Lisa

“Sudahlah sana berangkat, aku juga ada urusan setelah ini” Ucap Maya

Maya kemudian meninggalkan Lisa dan Danu di bandara. Entah apa yang dirasakan Maya
saat itu hingga ia melakukan hal tersebut pada Lisa. Konflik ini membuat ketegangan di antara
mereka. Mereka sering bertengkar dan berbicara dengan nada yang keras, sesuatu yang belum
pernah mereka alami sebelumnya.

Suatu hari, mereka bertiga sedang berbicara di telepon, Maya pun mengungkapkan
perasaannya pada teman-temannya.

"Kenapa kamu harus mengatakan hal-hal seperti itu padaku? Aku masih sama, hanya saja
sedang di luar negeri!" Ucap Lisa

"Aku merasa seakan-akan kamu lebih peduli pada teman-teman baru di sana." Ucap Maya

“Aku yakin, kamu juga merasa kami hanya beban bagimu kan?” Lanjutnya

“Tidak Maya, aku berjanji tidak akan seperti itu” Jawab Lisa

“Sudah, sudah. Kita jangan bertengkar terus. Semakin lama nanti kita malah akan semakin
menjauh” Ucap Danu

"Maaf jika aku terlalu terobsesi dengan kehidupan baruku. Aku menyesal jika membuat
kalian merasa diabaikan." Kata Lisa

"Dan kami juga harus belajar untuk lebih mendukungmu." Ucap Danu

"Maya, mungkin kita juga harus mengerti bahwa Lisa sedang menjalani pengalaman yang
luar biasa di luar negeri. Ini peluang langka, dan kita harus mendukungnya, bukan?" Tanya Danu
"Saya tahu, Danu, tapi saya hanya iri karena dia bisa pergi dan mengalami hal-hal baru,
sementara kita di sini." Kata Maya

"Itu wajar, Maya. Tapi kita juga bisa belajar dari pengalaman Lisa dan membuat rencana
untuk masa depan kita. Yasudah, kita abaikan perasaan itu yaa.. ayo kita fokus ke masa depan
kita masing-masing" Ucap Danu

Ketika Lisa kembali setahun kemudian, persahabatan mereka justru menjadi lebih kuat.
Mereka belajar untuk lebih menghargai satu sama lain dan menyadari bahwa meskipun mungkin
ada jarak fisik, hubungan mereka tetap erat.

"Saya sangat merindukan kalian." Ucap lisa sambil memeluk teman-temannya

"Kami juga merindukanmu, Lisa. Kami bersyukur kamu kembali." Jawab Danu

"Aku paham sekarang, persahabatan kita tidak akan terpengaruh oleh jarak atau waktu.
Kita adalah teman sejati." Ucap Maya

Mereka menyadari bahwa persahabatan sejati tidak akan terpengaruh oleh jarak atau
waktu, dan Maya, yang awalnya marah karena Lisa pergi, akhirnya meminta maaf dan mengaku
bahwa ia hanya iri. Mereka kembali menjadi tiga teman yang sejati, dengan kenangan indah yang
lebih kuat dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai