Anda di halaman 1dari 6

ANALISA PERKEMBANGAN ARSITEKTUR MASJID

NABAWI DARI MASA KE MASA


Oleh:
Christopher Gunawan
Mahasiswa Program Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI Bandung
christophergunawan02@gmail.com

ABSTRAK
Masjid Nabawi adalah masjid ketiga umat muslim. Masjid ini merupakan salah satu
bangunan yang berdirinya diinisiasikan oleh Nabi Muhammad sendiri menggunakan bekas
rumah beliau yang beliau tinggali sejak hijrah ke Madinah pada 622 Masehi. Karena hal ini
pula lah masjid ini sangat dikenal, dan di dinasti Islam selanjutnya akan diperluas terus
menerus hingga terlihat seperti sekarang. Sebagaimana masjid zaman Islam awal lainnya,
Masjid Nabawi pun pada awalnya hanya berupa bangunan kecil yang sederhana, bahkan
setengah bagiannya tidak beratap. Ini menunjukkan bahwa dalam seni rupa Islam, aspek yang
paling utama adalah fungsinya yang memuja Tuhan, dan tentunya ada banyak aspek lain yang
dipertimbangkan dalam pembuatan seni rupa Islam baik saat masa awal kemunculannya
maupun sekarang.
Kata kunci: Nabawi, Islam, Muhammad

PENDAHULUAN selanjutnya hingga bisa menjadi pondasi


dari dinding masjid ini. Bangunan yang
Bangunan masjid jika dilihat dari terbuat dari terakota sederhana ini menjadi
sudut seni rupa adalah sebuah karya bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah
arsitektur. Arsitektur ini penting dalam Islam.
sejarah Islam karena pada hakikatnya
kemunculan sebuah karya arsitektur Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi
menandakan kemunculan sebuah Muhammad pada bulan Rabiul Awal saat
peradaban. Di antara banyaknya Masjid awal-awal hijrah beliau ke Madinah. Sejak
yang berpengaruh besar pada sejarah Islam bangunan ini beralih fungsi dari rumah
maupun sejarah seni rupa Islam, Masjid Nabi Muhammad menjadi sebuah masjid
Nabawi adalah salah satunya. pada tahun 622 Masehi, telah terjadi
perkembangan agama Islam yang sangat
Masjid Nabawi adalah salah satu signifikan, berkembang menjadi sebuah
masjid pertama di dunia, dan juga agama yang besar, ditandai dengan
dianggap sebagai masjid kedua tersuci kemunculan dinasti-dinasti Islam. Bahkan,
setelah Masjid al-Haram di pusat kota bisa dikatakan masjid ini adalah salah satu
Mekkah. Yang menarik dari Masjid ini titik tumpu agama Islam awal hingga bisa
terletak pada fungsi awalnya, yang pada menjadi agama yang besar.
awalnya digunakan sebagai rumah Nabi
Muhammad sebelum dijadikan sebuah Setelah Nabi Muhammad meninggal,
masjid kecil yang menjadi pusat agama bangunan ini tidak serta merta
Islam di Madinah pada saat itu. Bahkan ditinggalkan. Di bawah berbagai dinasti
menurut catatan sejarah, Nabi Muhammad Islam yang silih berganti, Masjid Nabawi
sendiri lah yang meletakkan batu pertama terus mengalami perkembangan yang
bangunan ini, dan ikut menyusun batu-batu sangat signifikan, bahkan perluasan yang
dilakukan di tiap dinastinya telah membuat ketika kiblat umat Islam masih mengarah
masjid ini tidak bisa dibandingkan lagi ke Yerusalem yang berada di sisi utara
dengan ukuran awalnya. masjid.
Begitu pula dengan ornamen khas Islami Di sisi kiblat terdapat sebuah area untuk
yang terdapat di arsitektur masjid ini shalat yang dinamakan zulla atau haram,
mengalami perkembangan terus menerus dan di dinding sisi selatannya terdapat
yang beberapa kali dikembangkan seiring sebuah ruangan bernama shuffah, dan di
bergantinya dinasti Islam. sisi barat terdapat bilik-bilik yang
dipergunakan sebagai hunian bagi istri
Nabi Muhammad.
PEMBAHASAN Merujuk kepada Fanani (2009:
1. Bangunan Masjid Nabawi pada 161), Masjid Nabawi pada masa ini
awal mulanya memiliki pintu masuk di dinding timur,
selatan, dan barat. Ketika terjadi
Penampilan Masjid Nabawi pada perpindahan arah kiblat, pintu di selatan
awalnya tidaklah berbeda jauh dengan ditutup untuk dijadikan dinding kiblat dan
bangunan lain pada masanya, hanya dibuatkan pintu baru di dinding utara yang
berupa bangunan persegi berukuran sebelumnya merupakan dinding kiblat ke
panjang 70 hasta (sekitar 35 meter) dan arah Baitul Maqdis di Jerusalem. Fanani
lebar 60 hasta (sekitar 30 meter). Kala itu (2009: 162) menambahkan, pintu di
Masjid Nabawi sangat sederhana, kita akan dinding barat dan selatan diperuntukkan
sulit membayangkan keadaannya apabila untuk umum, sedangkan pintu di dinding
melihat bangunannya yang megah saat ini. timur diberi nama Pintu Jibril karena
lantai masjid adalah tanah yang berbatu, pernah dimasuki oleh Malaikat Jibril
atapnya pelepah kurma, dan terdapat tiga dalam wujud manusia untuk menemui
pintu, sementara sekarang sangat besar dan Nabi Muhammad di dalam masjid,
megah. merupakan pintu yang hanya
Sumalyo (2006: 29) menyebutkan, diperuntukkan bagi Nabi Muhammad
Masjid Nabawi dibangun oleh Nabi untuk memasuki masjid.
Muhammad bersama para sahabatnya pada Pada awalnya, bangunan masjid
tahun 622 masehi atau tahun pertama Nabawi merupakan bangunan yang
hijriyah dengan luas area 805m2 yang sebagian areanya tidak tertutupi atap.
dikelilingi dinding setinggi 2,9 meter pada Hanya terdapat dua ruang beratap, yakni
keempat sisinya. ruang “haram” di sisi dinding yang
Salah satu hal yang berbeda dari menghadap kiblat dan “shuffah” di sisi
masjid ini pada awalnya, yakni orientasi dinding yang beseberangan dengan ruang
kiblatnya yang mengarah ke utara, ke arah “haram”. Sisanya merupakan area
Baitul Maqdis di Yerusalem yang lapangan terbuka beralaskan tanah. Bagian
merupakan kiblat pertama umat Islam lapangan ini sangat luas hingga mengambil
selama 16 atau 17 bulan sebelum lebih dari setengah luas area masjid.
terjadinya perpindahan arah kiblat Menurut beberapa sumber, bagian
menghadap Ka’bah di Mekah yang lapangan yang luas ini selain dipergunakan
menyebabkan perubahan orientasi Masjid untuk beribadah, juga untuk menampung
Nabawi dari arah Utara berganti ke arah orang-orang yang berkekurangan, seperti
Selatan. Fakta ini ditunjukkan oleh Fanani tunawisma dan anak-anak, yang tidak
(2009: 146) menggambarkan tata ruang memiliki tempat untuk beristirahat pada
Masjid Nabawi pada masa Nabi malam hari.
Muhammad, tepatnya pada masa awal
Di antara dua ruang beratap di
Masjid Nabawi, dinyatakan oleh Fanani
(2009: 152-153), terdapat dua versi
mengenai ruang beratap pertama di Masjid 2. Perluasan Masjid Nabawi
Nabawi. Versi yang pertama
menggambarkan bahwa ruang beratap Setelah Nabi Muhammad wafat,
pertama yang di Masjid Nabawi adalah era Islam pun silih berganti dan
shuffah karena diperuntukkan untuk berkembang terus menerus hingga
tempat berteduh dan bermukim sementara membentuk dinasti. Dinasti ini masing-
bagi para sahabat yang disebut dengan masing dipimpin oleh khalifah-khalifah,
kalangan Ahlul Shuffah, sementara itu yakni orang-orang yang dijadikan penerus
ruang salat pada awalnya terbuka tanpa Nabi Muhammad dalam memimpin umat
atap sampai para sahabat meminta Nabi Islam. Di masa dinasti-dinasti inilah
Muhammad membuatkan atap untuk ruang masjid Nabawi mengalami ekspansi besar-
salat agar terhindari dari panas matahari besaran hingga beberapa kali.
saat melaksanakan salat Zuhur berjamaah. Perluasan masjid Nabawi pertama
Sedangkan versi kedua menyatakan kali dilakukan pada masa Umar bin
ruang beratap pertama di Masjid Nabawi Khattab. Pada masa itu, kapasitas masjid
adalah area salat, bukan shuffah seperti sudah tidak memadai dengan jumlah umat
menurut versi pertama. Sepanjang Islam yang semakin banyak. Untuk itulah,
sejarahnya, Masjid Nabawi telah beliau mengambil langkah untuk
mengalami berkali-kali perkembangan. memperluas masjid ke sisi selatan dan
Perkembangan pertama, selain barat. Sisi timur tidak diperluas karena
pemindahan kiblat yang terjadi pada bulan area tersebut diperuntukkan sebagai hunian
ke-17 pasca Hijrah, menurut Fanani (2009: keluarga Nabi Muhammad, yang tidak
156, 165) pada tahun ke-7 hijriyah atau boleh digusur untuk perluasan. sisi barat
tepatnya pada tahun 629 Masehi kembali masjid diperluas 20 hasta (1 hasta = 46,2
dilakukan perkembangan Masjid Nabawi cm), sisi selatan (kiblat) 10 hasta, dan sisi
oleh Nabi Muhammad bersama para utara 30 hasta. Secara keseluruhan panjang
sahabatnya setelah Perang Khaibar. masjid dari bagian utara ke selatan menjadi
140 hasta, sementara dari bagian timur ke
barat panjangnya 120 hasta.
Bahan-bahan yang dipergunakan Model masjid yang direnovasi dan
untuk membangun masjid pun sangat diperluas pada masa Khalifah Umar ini
sederhana. Selain terakota (tanah liat yang masih menggunakan pola dan model yang
dikeringkan sehingga menjadi batu bata) sama seperti pada masa Nabi Muhammad.
yang sejak tadi sudah disebutkan, bagian Dinding masih dari batu bata, tiangnya
lain seperti pilar penopang dan atap, dari pohon kurma, dan atapnya dari daun
bahkan mimbar masjid pun dibuat dari kurma setinggi 11 hasta. Secara
bahan sederhana yang mudah ditemukan di keseluruhan, luas masjid setelah dilakukan
area gurun. Pilar masjid terbuat dari batang renovasi adalah 1100 Meter2. Masjid juga
pohon kurma, sementara atapnya sudah memiliki enam pintu; dua dari sisi
disongsong oleh batang-batang pohon timur, dua dari sisi barat, dan dua lagi dari
kurma yang lebih kecil yang disusun sisi utara.
secara persegi dan ditutupi oleh pelepah
kurma. Mimbar untuk imam pun masih Di masa Khalifah Utsman bin
berupa kotak kayu sederhana, dimana yang Affan Ra pada tahun 650 Masehi (29
ditekankan hanyalah fungsinya dan belum Hijriah), data tampung masjid kembali
memiliki ornamen khas apapun. tidak memadai. Sisi selatan ditambah 10
hasta, sisi barat ditambah 10 hasta, dan di
sisi utara ditambah 20 hasta. Secara menjadi 300 hasta dan lebarnya 80 hasta.
keseluruhan, dari sisi utara ke selatan Masjid dihias dengan berbagai ornamen
menjadi 170 hasta, dan dari sisi timur ke yang indah. Penambahan lahan
barat menjadi 130 hasta. Tambahan lahan diperkirakan mencapai 245 meter.
masjid secara keseluruhan 496 Meter2.
Pada masa ini, renovasi masjid menjadi Pada tahun 654 H Masjid Nabawi
perhatian utama. Dinding, tiang, dan atap mengalami kebakaran. Para khalifah dan
diganti dengan bahan yang lebih baik dari penguasa bahu-membahu untuk
sebelumnya. Namun demikian, pintu memperbaikinya kembali. Penguasa yang
masjid tetap berjumlah 6 (enam). punya jasa terbesar dalam memperbaiki
kondisi masjid pasca kebakaran ialah
Selanjutnya, masjid Nabawi Khalifah Mu'tashim billah. Ia lalu
diperluas oleh khalifah al-Walid pada mengirimkan dana, bahan bangunan, dan
tahun 707 Masehi (88 Hijriah). Di para ahli bangunan untuk memperbaiki
perluasan kali ini, sudah mulai terdapat Masjid Nabawi. Dan proyek perbaikan
arsitektur khas Islami. Di era ini, khalifah masjid resmi dimulai pada tahun 1257
al-Walid berinisiatif menulis surat kepada Masehi (655 Hijriah).
Umar bin Abdul Aziz, gubernur Madinah Kemudian berakhirlah masa
kala itu, untuk membeli dan membebaskan kepemimpinan Abbasiyah. Selanjutnya
tanah yang ada di sekitar masjid lantaran raja-raja dan pemimpin kaum muslim
pada masa ini belum ada inisiasi ataupun mengadakan kontes untuk membangun
urgensi untuk memperluas masjid. Makam kembali Masjid Nabawi. Ketika kebakaran
para istri Nabi juga masuk dalam rencana kedua melanda lagi Masjid Nabawi pada
perluasan. Area masjid diperluas, makam tahun 886 H, kebakaran kali ini lebih
Nabi pun juga dimasukkan dalam lokasi banyak menghancurkan bagian atap dari
masjid. Ada tiga sisi yang mengalami masjid Nabawi, kemudian sampailah kabar
perluasan pada masa Walid ini: timur, ini ke Sultan Qaytbay, seorang yang
utara, dan barat. Panjang dinding masjid berprofesi sebagai hakim di Mesir.
sebelah selatan menjadi 84 meter, utara 68
meter, dan barat 100 meter. Perluasan yang Beliau lantas mengirimkan
baru ini diperkirakan seluas 2369 Meter2. berbagai bantuan berupa dana, tenaga
kerja, arsitektur, dan berbagai material
Setelah perluasan pada masa al- untuk membangun kembali bagian atap
Walid, tidak ada proyek perluasan selama serta bagian lain yang ikut terbakar, hingga
berpuluh-puluh tahun. Hanya sebatas akhirnya pemasangan atap masjid rampung
renovasi ringan yang dilakukan oleh pada tahun 1483 Masehi (888 Hijriah).
khalifah sesudahnya. Namun pada masa Setelah itu dibagunlah sebuah mihrab
Khalifah al-Mahdi, perluasan masjid dalam Masjid Nabawi. Di bagian atas
kembali dilakukan. Inisiatif itu muncul masjid banyak dibangun kubah pada
ketika sang khalifah melakukan ibadah masa Ustmaniyah. Ketika Kubah hijau
haji dan melihat kondisi masjid. Sang dibangun tepat di kamar Rasulullah SAW,
khalifah lantas memerintahkan kepada dimana Rasul juga dimakamkan disana,
gubernur kota Madinah saat itu, Ja'far bin maka tampak sangat sempit dari sisi timur
Sulaiman, agar sekali lagi melakukan masjid. Kemudian dinding masjid sisi
perluasan Masjid Nabawi. timur itu dibongkar dan diperluas kembali
dengan menambah 2¼ hasta, dan
Proyek perluasan pada masa ini selesailah perluasan dan pembangunan
berlangsung lama, yakni lima tahun. masjid pada tahun 1485 Masehi (890
Perluasan dikhususkan pada sisi masjid Hijriah). Perluasan ini terhitung sebagai
bagian utara dan penambahannya hanya perluasan terakhir kali selama masa
100 hasta. Sehingga panjang masjid pemerintahan ustmaniyah dan masa
pemerintahan Saudi. Area perluasan Dinding masjid pun mengalami
masjid kala itu bertambah sekitar 120 m 2 . perubahan, baik dari bahan maupun
Sejak itulah Masjid Nabawi belum pernah bentuknya, secara signifikan. Dinding
direnovasi lagi selama 387 tahun sejak masjid dipugar dengan bahan batu bata
pemerintahan sultan Qaythbay, namun merah, yang masih digunakan hingga
selama masa itu Masjid Nabawi banyak pemugaran di dinasti selanjutnya, dan
mengalami perbaikan dan reparasi di beranda dibangun menghubungkan bagian
bagian menara, pintu-pintunya, utara ke bagian utama masjid. Adapun
penggantian bulan sabit yang berada diatas masjid ini turut mengadaptasi ciri khas
kubah dan menara, perbaikan atau bangunan Dinasti Umayyah berupa
perombakan dinding-dinding masjid dan struktur lengkungan, yang masih banyak
perbaikan-perbaikan lain yang lazim digunakan di arsitektur Islami lain hingga
dilakukan untuk mempercantik sebuah sekarang.
bangunan. Namun semua perbaikan yang
dilakukan tadi tidak sampai merobohkan Di masa ini juga diperkenalkan
bangunan masjid secara keseluruhan struktur cekungan bernama Mihrab ebagai
kecuali pada masa sultan Abdul Majid. penanda arah kiblat. Ada total empat
mihrab yang dibangun di masjid Nabawi,
yakni Mihrab Nabi Muhammad, Mihrab
3. Perkembangan arsitektur khas Utsmani, Mihrab Tahajjud, dan Mihrab
Islami di Masjid Nabawi Sulaimani.
Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, bahwa masjid dipugar
berkali-kali setelah wafatnya Nabi 4. Simpulan
Muhammad, telah terjadi perkembangan Masjid Nabawi sebagai salah satu
arsitektur yang besar yang diadaptasi oleh masjid terpenting dan yang pertama milik
kaum muslim dalam memugar masjid umat Islam, telah mengalami perubahan terus-
Nabawi. Perluasan yang pertama menerus mengikuti zaman baik dari segi
memunculkan arsitektur khas Islami bangunan maupun luasnya. Dari segi
adalah perluasan pada masa khalifah al- bangunan, masjid telah mengalami banyak
Walid pada tahun 707 Masehi. sekali perkembangan sehingga muncul fitur
baru seperti minaret, mihrab, dan lain-lain.
Di masa tersebut, beberapa
perubahan besar telah dilakukan di masjid Manifestasi dari ajaran Islam pun
Nabawi. Bahkan sebagian besar perluasan tidak luput dari perkembangan ini, yang
tersebut menjadi cetak biru bagi arsitektur senantiasa ditunjukkan dengan tidak serta
khas Islami di masa selanjutnya. merta melakukan perubahan atau pemugaran
pada masjid, namun direncanakan matang-
Arsitektur khas Islami yang
matang sehingga mengikuti aturan Islam dan
pertama adalah mulai diadaptasinya
tetap mempertahankan fungsinya sebagai
minaret atau menara masjid. Ide ini
tempat ibadah yang juga sebagai pusat
didapatkan oleh sang khalifah dari
perkembangan peradaban Islam.
pemugaran Basilika Santo John menjadi
Masjid Agung Damaskus. Sang khalifah
lalu memfungsikan menara ini sebagai
tempat mengumandangkan adzan. REFERENSI
Totalnya ada empat minaret yang  Fikriarini, Aulia. 2010. Arsitektur
dibangun mengikuti bentuk masjid yang
berbentuk segi empat. Islam: Seni Ruang dalam
Peradaban Islam. Jurnal el-
Harakah 12 (3).
 Jannah, Shofiatul. 2020.
“Arsitektur Bangunan Masjid Masa
Rasulullah”.
https://bincangsyariah.com/khazan
ah/arsitektur-bangunan-masjid-
masa-rasulullah/.
 Robinson, B. W., Islamic painting
and the arts of the book, London,
Faber and Faber, 1976.
 Lumen
learning.https://courses.lumenlearni
ng.com/boundless-arthistory/chapte
r/introduction-to-islamic-art/.

Anda mungkin juga menyukai