MESJID QUBA
Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama
adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya
terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri.......(At Taubah, 108).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi. Khalifah Umar bin Abdul
Aziz adalah orang pertama yang membangun menara masjid ini. Sakarang renovasi masjid
ini ditangani oleh keluarga Saud. Mengutip buku berjudul Sejarah Madinah Munawarah yang
ditulis Dr Muhamad Ilyas Abdul Ghani, masjid Quba ini telah direnovasi dan diperluas pada
masa Raja Fahd ibn Abdul Aziz pada 1986. Renovasi dan peluasan ini menelan biaya sebesar
90 juta riyal yang membuat masjid ini memiliki daya tampung hingga 20 ribu jamaah.
Meskipun sangat sederhana, masjid Quba boleh dianggap sebagai contoh bentuk
daripada masjid-masjid yang didirikan orang di kemudian hari. Bangunan yang sangat
bersahaja itu sudah memenuhi syarat-syarat yang perlu untuk pendirian masjid. Ia sudah
mempunyai suatu ruang yang persegi empat dan berdinding di sekelilingnya.
Di sebelah utara dibuat serambi untuk tempat sembahyang yang bertiang pohon
korma, beratap datar dari pelepah dan daun korma, bercampurkan tanah liat. Di tengah-
tengah ruang terbuka dalam masjid yang kemudian biasa disebut sahn, terdapat
sebuah sumur tempat wudhu, mengambil air sembahyang. Kebersihan terjaga, cahaya
matahari dan udara dapat masuk dengan leluasa. Masjid ini memiliki 19 pintu. Dari
19 pintu itu terdapat tiga pintu utama dan 16 pintu. Tiga pintu utama berdaun pintu besar dan
ini menjadi tempat masuk para jamaah ke dalam masjid. Dua pintu diperuntukkan untuk
masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai pintu
masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama masjid, terdapat ruangan yang dijadikan
tempat belajar mengajar.