Anda di halaman 1dari 10

Masjid pada Zaman Rasulullah SAW

Pada saat Rasulullah SAW. berhijrah ke Madinah, langkah pertama yang


beliau lakukan adalah membangun masjid kecil yang berlantaikan tanah dan
beratapkan pelapah kurma. Setelah itu beliau membangun masjid besar seraya
membangun dunia ini. Sehingga kota tempat beliau membangun itu benar–benar
menjadi Kota Madinah yang arti hafiahnya adalah ‘tempat peradaban’, atau paling
tidak dari tempat tersebut lahir benih peradaban baru umat manusia.

Masjid pertama yang dibangun oleh Rasululah SAW. adalah Masjid Quba,
kemudian yang kedua adalah Masjid Nabawi di Madinah. Terlepas dari perbedaan
ulama tentang masjid yang dijuluki Allah sebagai masjid yang dibangun atas
dasar takwa. (QS. At-Taubah [9]: 108)

‫علاى الت َّ ْق او ٰى ِم ْن أ ا َّو ِل يا ْو ٍم أ ا اح ُّق أ ا ْن تاقُ ا‬


‫وم ِفي ِه ۚ ِفي ِه ِر اجا ٌل‬ ‫س ا‬ ‫اَل تاقُ ْم فِي ِه أابادًا ۚ لا امس ِْجدٌ أ ُ ِس ا‬
‫ط ِه ِرينا‬َّ ‫َّللاُ ي ُِحبُّ ْال ُم‬
َّ ‫ط َّه ُروا ۚ او‬ ‫ي ُِحبُّونا أ ا ْن ايتا ا‬
” Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya.
Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari
pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada
orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bersih.” (QS.At-Taubah [9]:108)

yang jelas keduanya yaitu Masjid Quba dan Masjid Nabawi dibangun atas
dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya memiliki landasan dan fungsi
seperti itu. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW meruntuhkan bangunan
kaum munafik yang juga mereka sebut masjid, dan menjadikan lokasi itu tempat
pembuangan sampah dan bangkai binatang, karena di bangunan tersebut tidak
dijalankan fungsi masjid yang sebenarnya, yakni ketakwaan. Al-Qur’an
melukiskan bangunan kaum munafik itu sebagai berikut:

‫ب‬ ‫صادًا ِل ام ْن اح ا‬
‫ار ا‬ ‫ارا او ُك ْف ًرا اوت ا ْف ِريقًا ابيْنا ْال ُمؤْ ِمنِينا او ِإ ْر ا‬ ً ‫ض ار‬ ِ ‫اوالَّذِينا ات َّ اخذُوا امس ِْجدًا‬
َّ ‫سولاهُ ِم ْن قا ْب ُل ۚ اولا اي ْح ِلفُ َّن إِ ْن أ ا ار ْدناا إِ ََّل ْال ُح ْسن ٰاى ۖ او‬
‫َّللاُ يا ْش اهد ُ إِنَّ ُه ْم لا اكا ِذبُونا‬ َّ
ُ ‫َّللاا او ار‬
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu
kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu.
Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan".
Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam
sumpahnya).” (QS. At-Taubah [9]: 107)

 Beberapa Masjid pada zaman Nabi sebagai berikut:

1. Masjid Quba, Madinah


Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun dalam
peradaban sejarah Islam pada tanggal 8 Rabiul Awal 1 Hijriah. Masjid ini
terletak di luar kota madinah tepatnya sekitar 5 km sebelah tenggara
Madinah. Masjid Quba yang ada saat ini adalah berbeda dengan mesjid
Quba pada saat zaman Rasulullah saw, mesjid Quba yang saat ini berdiri
adalah mesjid yang telah direnovasi dan diperluas pada masa Kerajaan
Arab Saudi. Renovasi dan perluasan ini menelan biaya sebesar 90 juta
riyal dengan daya tampung hingga 20 ribu jamaah. Renovasi dilakukan
pada tahun 1986.

Zaman dahulu saat dibangun, masjid ini berdiri diatas kebun qurma
dengan luas 1200 meter persegi, dan saat ini luas mesjid Quba adalah
sekitar 5.035 meter persegi. Saat ini masjid ini memiliki 19 pintu dengan 3
pintu utama tempat masuk para jamaah di masjid. Dua pintu dialokasikan
untuk masuk para jamaah laki-laki sedangkan satu pintu lainnya sebagai
pintu masuk jamaah perempuan. Diseberang ruang utama mesjid, ada
ruang yang dijadikan tempat belajar mengajar.

Dalam sejarah Islam, masjid yang pertama adalah masjid Quba


yang dibangun oleh ‘Ammar ra. Ketika Baginda Nabi SAW dalam
perjalanan hijrah ke Madinah, di desa Quba, ‘Ammar ra mengusulkan,
untuk membangun tempat berteduh bagi Baginda Nabi SAW agar dapat
beristirahat siang dan mendirikan shalat dengan tenang. Lalu, ‘Ammar ra
mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid.
2. Masjid Nabawi, Madinah

Masjid Nabawi, adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat


di Kota Madinah, Arab Saudi karena dibangun oleh Nabi Muhammad
SAW dan menjadi tempat makam beliau dan para sahabatnya. Masjid ini
merupakan salah satu masjid yang utama bagi umat Muslim setelah
Masjidil Haram di Mekkah dan Masjidil Aqsa di Yerusalem. Masjid ini
juga merupakan masjid terbesar ke-2 di dunia, setelah Masjidil Haram di
Mekkah.

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh


Rasulullah SAW, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan
hijrah beliau dari Mekkah ke Madinah. Masjid Nabawi dibangun sejak
saat-saat pertama Rasulullah SAW tiba di Madinah, yalah di tempat unta
tunggangan Nabi SAW menghentikan perjalanannya. Lokasi itu semula
adalah tempat penjemuran buah kurma milik anak yatim dua bersaudara
Sahl dan Suhail bin ‘Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah SAW
untuk dikembangkan masjid dan tempat kediaman beliau.

Awalnya, masjid ini berukuran sekitar 50 m × 50 m, dengan tinggi


atap sekitar 3,5 m Rasulullah SAW turut membangunnya dengan
tangannya sendiri, bersama-sama dengan para shahabat dan kaum
muslimin. Tembok di keempat sisi masjid ini terbuat dari batu bata dan
tanah, sedangkan atapnya dari daun kurma dengan tiang-tiang
penopangnya dari batang kurma. Sebagian atapnya dibiarkan terbuka
begitu saja. Selama sembilan tahun pertama, masjid ini tanpa penerangan
di malam hari. Hanya di waktu Isya, diadakan sedikit penerangan dengan
membakar jerami.

Kemudian melekat pada salah satu sisi masjid, dibangun kediaman


Nabi SAW. Kediaman Nabi ini tidak seberapa besar dan tidak lebih
mewah dari keadaan masjidnya, hanya tentu saja lebih tertutup. Selain itu
ada pula bagian yang digunakan sebagai tempat orang-orang fakir-miskin
yang tidak memiliki rumah. Belakangan, orang-orang ini dikenal
sebagai ahlussufah atau para penghuni teras masjid.

Setelah itu berkali-kali masjid ini direnovasi dan diperluas.


Renovasi yang pertama dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab pada
tahun 17 H, dan yang kedua oleh Khalifah Utsman bin Affan pada tahun
29 H.

Di zaman modern, Raja Abdul Aziz dari Kerajaan Saudi Arabia


meluaskan masjid ini menjadi 6.024 m² pada tahun 1372 H. Perluasan ini
kemudian dilanjutkan oleh penerusnya, Raja Fahd pada tahun 1414 H,
sehingga luas bangunan masjidnya hampir mencapai 100.000 m²,
ditambah dengan lantai atas yang mencapai luas 67.000 m² dan pelataran
masjid yang dapat digunakan untuk salat seluas 135.000 m². Masjid
Nabawi kini dapat menampung sekitar 535.000 jamaah.

Satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan


sebutan Raudlah (taman surga). Doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah
ini diyakini akan dikabulkan oleh Allah SWT. Raudlah terletak di antara
mimbar dengan makam (dahulu rumah) Rasulullah SAW.

3. Masjidil Haram, Makkah

Masjidil Haram, yang kadangkala disebut juga dengan Masjid al-


Haram atau Al-Masjid al-Haram (Arab: ‫)المسجد الحرام‬, merupakan masjid yang
terletak di Kota Makkah Al Mukharamah. Masjid ini dibangun mengelilingi
Ka’bah, yang menjadi arah kiblat umat Islam dalam mengerjakan ibadah salat.
Selain itu, di masjid inilah salah satu rukun ibadah haji yang wajib dilakukan
umat Islam yaitu thawaf , mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.
Ka’bah (Arab: ‫ )الكعبة‬Merupakan sebuah bangunan yang mendekati
bentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram di Kota Mekkah.
Bangunan ini adalah monumen suci bagi umat Islam. Dan bangunan ini
yang menjadi patokan arah kiblat untuk ibadah shalat, bagi umat Islam di
seluruh dunia.

Pada tahun 571, Nabi Muhammad keturunan langsung dari Nabi


Ismail serta Qussai, lahir di kota ini dan tumbuh dewasa. Pertama kali
menerima wahyu dari Allah namun ajarannya ditolak kaumnya yang saat
itu masih berada dalam kegelapan pemikiran (Jahilliyah) sehingga
berpindah ke Madinah. Setelah Madinah berkembang, akhirnya Nabi
Muhammad kembali ke Mekkah dalam misi membebaskan kota Mekkah
tanpa pertumpahan darah yang dikenal dengan (Fathul Makkah).

4. Masjid Al-Aqsha, Palestina

Masjid Al-Aqsa, juga ditulis Al-Aqsha (bahasa Arab: ‫المسجد‬


‫االقصى‬, Al-Masjid Al-Aqsha, (arti harfiah: ” masjid terjauh “) adalah salah
satu tempat suci agama Islam yang menjadi bagian dari kompleks
bangunan suci di Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur).

Kompleks tempat masjid ini (di dalamnya juga termasuk Kubah


Batu) dikenal oleh umat Islam dengan sebutan Al-Haram Asy-Syarif atau
“tanah suci yang mulia”. Tempat ini oleh umat Yahudi dan Kristen dikenal
pula dengan sebutan Bait Suci, Har haBáyit, bahasa Inggris: Temple
Mount), suatu tempat paling suci dalam agama Yahudi yang umumnya
dipercaya merupakan tempat Bait Pertama dan Bait Kedua dahulu pernah
berdiri.

Masjid Al-Aqsha secara luas dianggap sebagai tempat suci


ketiga umat Islam. Muslim percaya bahwa Muhammad diangkat ke
Sidratul Muntaha dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari
Masjid Al-Haram di Mekkah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra
‘Mi’raj. Kitab-kitab hadist menjelaskan bahwa Muhammad
mengajarkan umat Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsha (Baitul
Maqdis) hingga 17 bulan setelah hijrah ke Madinah. Setelah itu
kiblat shalat adalah Ka’bah di dalam Masjidil Haram, Mekkah,
sampai sekarang.

5. Masjid Qiblatain

Masjid Qiblatain atau yang artinya masjid dua qiblat adalah salah
satu masjid terkenal di Madinah. Masjid ini pertama kali dikenal dengan
nama Masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas
rumah Bani Salamah. Letaknya di tepi jalan menuju kampus Universitas
Madinah di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah
bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.

Pada awal Islam, orang melakukan salat dengan kiblat ke


arah Baitul Maqdis (nama lain Masjidil Aqsha) di Yerusalem / Palestina.
Baru belakangan turun wahyu kepada Rasulullah SAW untuk
memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram di Mekkah.Peristiwa itu
terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di
Masjid Bani Salamah ini.

Ketika itu, Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke


arah Masjidil Aqsha. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat Al
Baqarah : 144, yang artinya: “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke
kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram.
Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan
sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab
(Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil
Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah
dari apa yang mereka kerjakan.”

Setelah turunnya ayat tersebut di atas, beliau menghentikan


sementara salatnya, kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah
kiblat menghadap ke Masjidil Haram. Mengacu pada peristiwa tersebut,
lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat
dua. Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada
1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah melakukan perluasan,
renovasi dan pembangunan konstruksi baru, namun tidak menghilangkan
ciri khas masjid tersebut.Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya
di tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu
tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh
dunia.

6. Masjid Al Ijabah, Madinah

Masjid pertama yang menyimpan sejarah kehidupan Rasulullah


adalah Masjid Al-‘Ijabah. Masjid ini berada di Jalan Malik Fadh, Madinah,
tepatnya sekitar 385 meter dari Pemakaman Baqi . Jika dilihat dari luar,
mungkin masjid ini tampak biasa saja, tidak ada yang spesial dari
bangunannya. Tapi jika ditelusuri, ternyata keistimewaan itu muncul di
balik namanya.

Ijabah berarti dikabulkan. Ya, masjid yang memiliki luas 1.000 m2


ini diberi nama Al Ijabah karena dulu Rasulullah pernah berdoa di sana dan
dikabulkan oleh Allah SWT saat itu juga.Ada tiga doa yang dipanjatkan
Nabi Muhammad, pertama Nabi SAW memohon agar Allah tidak
membinasakan umat Muhammad dengan kekeringan dan kelaparan.

Doa ini langsung dijawab dan dikabulkan oleh Allah. Kemudian,


Rasul pun kembali berdoa. Di doa keduanya, Rasul memohon agar Allah
tidak membinasakan umat Muhammad dengan menenggelamkan. Doa ini
juga dikabulkan Allah. Setelah doa kedua dijawab Allah, Rasul pun
kembali berdoa. Di doa yang ketiga, Rasul memohon kepada Allah agar di
kalangan umatnya tidak ada fitnah dan perbedaan. Sayangnya, tidak seperti
doa pertama dan kedua yang langsung dikabulkan, doa ketiga ini ditunda
oleh Allah SWT. Inilah sejarah di balik penamaan masjid.

7. Masjid Al Jin, Makkah

Masjid al-Jin Makkah terletak di daerah pinggiran Al Hujun.


Dibangun diatas tempat yang sebelumnya Rasulullah SAW membuat
garis ditanah untuk Abdullah bin Mas’ud ra. Sungguh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk membacakan Al Quran kepada
bangsa Jin. Lalu Ia membawa Ibnu Mas’ud , Dia berangkat hingga sampai
ke daerah hujun didekat Shi’b Bani Abu Dubb . [Sawa’ah bin Amir bin
Shasha’ah Abu Dubb adalah seorang laki-laki dari bani Abu Dubb]

8. Masjid Pohon, Makkah

Sama dengan Masjid Al Jin, Masjid Pohon juga sangat terkenal


karena sejarahnya. Sejarah Islam mengatakan dulu Rasulullah SAW
pernah berhadapan langsung dengan para jin kafir di masjid ini. Kala itu,
para jin memang sengaja datang untuk bertemu Rasul, mereka
mempertanyakan dan meminta bukti atas kerasulan Rasulullah SAW
Sebagai pembuktian, Rasul pun memanggil sebuah pohon yang berada tak
jauh dari masjid untuk datang menghampiri mereka. Atas izin Allah,
pohon yang disebut Rasul pun tercabut dari tanah dan datang menghampiri
Rasul.

Selesai membuktikan salah satu tanda kerasulan, Nabi SAW


memerintahkan pohon kembali ke tempat asalnya. Lalu bagaimana dengan
jin? Mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW dan memeluk
Islam. Saat ini, Masjid Syajaroh yang berada tepat di depan Masjid Al Jin
menjadi tujuan wisata religi bagi umat Islam. Selain cerita yang
melatarbelakangi penamaan masjid, Masjid Pohon juga dikunjungi untuk
mengagumi mukjizat Nabi Muhammad SAW.

9. Masjid Ja’ronah, Makkah

Disebut Ji’ranah atau penduduk Makkah menyebutnya Ju’ranah,


berasal dari nama sebuah desa kecil yang dekat dengan Masjidil Haram,
terletak di lembah atau wadi Saraf sebelah selatan menuju Makkah. Di
desa ini tedapat sebuah masjid yang dikenal dengan nama masjid Ji’ranah.
Masjid ini selalu digunakan penduduk Mekkah untuk melakukan ihram
saat umrah atau haji. Desa Ji’ranah merupakan perbatasan kota Haram dari
selatan Makkah ke arah Thaif . Rasulallah saw pernah singgah di tempat
ini sepulangnya dari perang Hunain dan sempat membagikan rampasan
perang di sana. Karena Ji’ranah merupakan tanda batas ilegal, maka dari
sanalah Rasulallah SAW berihram untuk melakukan umrahnya yang ke
tiga kalinya. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa bahwa Rasulullah saw
melakukan umrah selama hidupnya sebanyak 4 kali, pertama umrah
Hudaibiyah, kedua umrah Qadha’, ketiga umrah yang dilakukanya dari
Ji’ranah sepulangnya dari perang Hunain, keempat umrah pada saat
melakukan haji wada’. Dan tempat dimana Rasulallah saw melakukan
umrah dari Ji’ranah dibangun sebuah masjid yang diberi nama dengan
nama “Masjid Ji’ranah”.

Menengok sejarah, Ja’ronah ternyata menjadi persinggahan


Rasulullah SAW dan rombongan setelah perjalanan jauh. Suatu ketika,
Ja’ronah dikunjungi Rasul bersama pejuang Islam lain setelah Perang
Hunain. Karena persediaan air habis dan di sana tidak ada sumur, Rasul
memukul tongkatnya lalu keluarlah air. Kemudian menyebarlah cerita
tentang keberadaan sumur yang berasal dari ketukan tongkat Rasul.
Berbekal niat jahat dan ingin membunuh Rasul, mereka pun menebar
racun di dalam sumur tersebut. Atas petunjuk Allah, Rasul pun
mengetahui niat jahat kaum musyirikin itu. Kemudian, dengan mukjizat,
Rasul pun meludahi sumur tersebut. Seketika air sumur yang tadinya
beracun menjadi tawar. Bahkan, sumur ini bisa untuk menyembuhkan
penyakit kulit. Sayangnya, saat ini sumur bersejarah ini telah ditutup oleh
Pemerintah Arab Saudi untuk mencegah syirik atau perbuatan
menyekutukan Allah. Meski begitu, Anda tetap merasakan kehadiran
Rasulullah ketika berada di Masjid Ja’ronah.

Anda mungkin juga menyukai