Anda di halaman 1dari 4

Bismilllaahirrahmaanirrahiim,

Alhamdulillah, puji dan Syukur kita panjatkan kekhadirat Allah SWT yang telah
mempertemukan kita kembali pada hari ini dalam keadaan sehat wal afiat pada Agenda
PKP Hari ke 13 tanggal 18 April 2024.

Salawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, para sahabatnya dan kepada seluruh pengikutnya yang berada dalam iman
dan Islam.

Yang saya hormati Panitia Penyelenggara PKP dari BKPSDM Kabupaten Sukabumi,
Yang saya hormati Ketua dan jajaran pengurus kelas, serta rekan-rekan seperjuangan
yang saya banggakan,

Bapak/Ibu, Berbicaranya saya di depan bapak/ibu, semata karena penugasan dari


pengurus kelas, tak ada kemampuan saya dalam menyampaikan ceramah agama, apalagi
bermaksud menggurui bapak/ibu.

Oleh karena itu terlebih dahulu saya sampaikan permohonan maaf jika pada penyampaian
materi siraman rohani ini terdapat banyak kekeliruan dan kesalahan, kiranya bapak/ibu
berkenan memberikan koreksi atau masukan2 untuk perbaikan.

Rekan-rekan yang Allah muliakan,

Saya teringat materi hari selasa, Widyaishwara pak Dedi saat itu menyampaikan
mengenai Kepemimpinan Pancasila, dimana esensi Pancasila adalah sejalan dengan
ajaran islam, dan hakikatnya pancasila merupakan pengamalan dari syariat islam,

Islam mengajarkan kita untuk selalu bisa amanah dalam segala hal, dan salah satu
amanah yang harus dijaga adalah jabatan atau kekuasaan,

termasuk ketika sebagai ASN atau menjadi seorang pemimpin pada unit kerjanya, atau
pemimpin di rumah masing-masing. Seorang pemimpin memiliki kewajiban untuk
memelihara urusan-urusan yang dipimpinnya, atau rakyatnya, mengutamakan
kemaslahatan dan kepentingan rakyatnya, karena ini adalah amanah yang harus dijaga.

Rasulullah SAW bersabda:


"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat
akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya
dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR. Muslim).

Karakteristik manusia yang berniat menjadi seorang pemimpin akan terlihat dari
perilakunya yang dilandaskan terhadap keyakinan sangat mendalam bahwa apa-apa yang
dilakukannya adalah bagian dari ibadah kepada Allah SWT.

Ketika diamanatkan menjadi seorang pemimpin, maka ini merupakan panggilan yang
sangat mulia dan perintah dari Allah yang menempatkan orang sebagai makhluk terpilih
sehingga tumbuh dalam dirinya kehati-hatian, menghargai waktu, hemat, produktif, dan
memperlebar sifat kasih sayang sesama manusia.

Rekan-rekan yang di rahmati Allah,

Motivasi seseorang ketika ia bertugas sebagai pemimpin tentu sangat beragam seperti
halnya motivasi seseorang untuk melaksanakan ibadah salat, puasa, dan sebagainya.

Keragaman motivasi atau latar belakang niat seseorang dalam bertindak adalah suatu hal
yang tidak terelakkan dan secara hukum tidak dipersalahkan.

Namun seorang pemimpin yang baik tentu saja berawal dari niatnya untuk berbuat baik,
seperti sabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam, yang bermakna:

“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai
niatnya." (HR. Bukhari, Muslim).

Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang menjadi seorang pemimpin
dan kepemimpinan, salah satunya disebutkan peran seorang Pemimpin Umat yang baik
dalam membimbing umat Islam.

Allah SWT berfirman pada surah Al-Anbiya ayat 73 :

Ayat ini menjelaskan tentang kepemimpinan para nabi dan rasul keturunan Ishak dan
Yakub, mereka berperan sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk kepada
Bani Israil dengan perintah Allah dalam Kitab Taurat, Zabur, dan Injil.
Allah mewahyukan kepada mereka, agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat, dan
menunaikan zakat, dan ditegaskan juga bahwa hanya kepada Allah SWT mereka
menyembah dan memohon pertolongan.

Ayat ini menjelaskan pula tentang tambahan karunia-Nya kepada Ibrahim, yaitu bahwa
keturunan Ibrahim, tidak hanya merupakan orang-orang yang saleh, bahkan juga menjadi
imam atau pemimpin umat yang mengajak orang untuk menerima dan melaksanakan
agama Allah, dan mengajak kepada perbuatan-perbuatan yang baik dan bermanfaat,
berdasarkan perintah dan izin Allah.

Nabi Ibrahim yang diberi gelar "Khalilullah" (kekasih Tuhan) juga merupakan bapak dari
beberapa nabi karena banyak di antara nabi-nabi yang datang sesudahnya adalah dari
keturunannya, sampai dengan Nabi dan Rasul yang terakhir, yaitu Muhammad SAW
adalah termasuk cucu-cucu Ibrahim a.s. melalui Nabi Ismail.

Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa seorang pemimpin yang baik dalam persepektif
Islam adalah mereka yang bisa menjalankan amanah dan merupakan orang-orang terpilih
yang memiliki ketaatan pada Allah serta mempunyai sifat kasih sayang kepada sesama
manusia.

Hadirin rahimakumullah,

Ada beberapa karakter utama yang harus dimiliki dalam sebuah kepemimpinan,
yaitu Shidiq (jujur), amanah dan dapat berlaku adil.

Allah SWT berfirman pada surat Al Maidah ayat 8 sebagai berikut :

Karakter lainnya adalah menepati janji, baik janjinya kepada rakyat, dan khususnya
kepada Allah SWT. Pemimpin yang baik juga harus memiliki sifat yang murah hati serta
tidak melupakan akhirat.

Akhir kata, saya mengingatkan kepada diri sendiri dan rekan-rekan sekalian, jika
diamanahkan sebagai seorang pemimpin, maka hendaknya pemimpin ini juga harus
selalu berupaya menyempurnakan keilmuannya, berani mengambil risiko dan mampu
mengambil ibrah dari keberhasilan serta kegagalan para pemimpin terdahulu.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Marilah kita akhiri ceramah singkat ini dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, untuk
kelancaran dan kemudahan kegiatan kita hari ini serta untuk kesehatan kita dan keluarga
tercinta di rumah.

Doa-doa

Akhirul qalam,
Wabillaahi taufik walhidayah waridho wal inayah,
wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai