Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FILSAFAT DAKWAH

(Hadist Tentang Kepemimpinan dalam Perspektif Filsafat Dakwah)

Dosen Pengampu:
Dr. Sokhi Huda, M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Nailatul Adhibah (B04218019)
2. Rahmatika (B04218020)
3. Silvia Rachmawati (B04218021)
4. Siti Aisyah (B04218022)
5. Siti Soleha (B04218023)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
Hadits Tentang Kepemimpinan

‫ خطب أبو بكر رضي‬:‫وح دثني على بن هاشم بن البريد عن هشام بن عروة عن أبيه قال‬
‫ فإني وليت أمركم ولست بخيركم ولكنه‬:‫ فحمد هللا وأثنى عليه ثم قال أما بعد‬, ‫هللا عنه‬
‫نزل القرأن وس ن النبي صلى هللا عليه وسلم وعلمنا فعملنا واعلم ن أيها الناس إن أكيس‬
‫الكيس التقى و أن أعجز العجيز الفجور وأن أقواكم عندي الضعيف حتى أخذ له بحقه‬
‫وأن أضعفكم عندي القوي حتى أخذ منه الحق يا أيها الناس إنما أنا متبع ولست بمبتدع‬
‫فإن أنا أحسنت فأعينوني وإن أنا زغت فق وموني أقول قولي وأستغفر هللا لي ولكم‬1
Ali bin Hasyim bin Al Barid telah menceritakan kepada saya, dari Hasyim bin ‘Urwah,
dari ayahnya, berkata: Abu Bakar berkhotbah. Lalu. Ia memuji Allah dan
mengagungkan-Nya. Selanjutnya, ia berkata, “Amma Ba’du, Sesungguhnya, aku telah
menguasai segala urusan kalian, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara
kalian. Hanya saja, Al-Qur’an telah turun dan Nabi telah menyampaikan Sunnahnya.
Kita telah mengetahui dan menjalankannya ketahuilah, wahai sekalian manusia.
sesungguhnya, orang yang paling cerdas adalah orang yang benar-benar bertakwah.
Orang yang paling lemah adalah orang yang jahat. Bagi saya., orang yang paling kuat
diantara kalian adalah orang yang lemah. Karenanya, aku akan mengambil hak
untuknya. Sesungguhnya, orang yang paling lemah diantara kalian, menurut saya adalah
orang yang kuat. Maka, saya akan mengambil hak darinya. Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya saya hanya seorang pengikut, bukan pembuat aturan baru. Oleh karena
itu, jika berbuat kebaikan, bantulah aku. Jika aku melakukan penyelewengan,
tegakkanlah aku. Aku mengucapkan perkataanku. Aku mohon ampunan kepada Allah
untukku dan untuk kalian”.
Pembahasan:
1. Level Ontologi
Hakikat kepemimpinan adalah pemimpin, cara memimpin, dan kekuasaan.
Seperti isi pidato Abu Bakar ketika beliau diangkat sebagai khalifah di atas ada
beberapa point penting tentang seorang pemimpin, yaitu sifat rendah hati, sifat terbuka
untuk dikritik, sifat jujur dan memegang amanah, sifat berlaku adil, komitmen dalam
perjuangan, bersikap demokratis, dan berbakti serta mengabdi kepada Allah. Dari isi
pidato diatas kita dapat mengetahui bahwa Abu Bakar memiliki sikap tawadhu’.
Beliau dengan rendah hati mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang terbaik di
antara para sahabat. Padahal sahabat sepakat bahwa beliaulah orang terbaik setelah
Rasulullah. Namun demikian beliau tidak membanggakan diri meskipun memang
tidak ada orang yang lebih mulia dan lebih dekat kepada Rasulullah selain beliau.
Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”. Dalam kehidupan sehari-hari
sering kita mendengar dengan sebutan pemimpin, kepemimpinan, dan kekuasaan.
Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sama lain. Dari
beberapa istilah tersebut, kepemimpinan memiliki banyak pengertian, antara lain:
orang atau kelompok yang memimpin, seluruh usaha memimpin, kemampuan atau
kemahiran seseorang untuk memimpin, atau wibawa sang pemimpin. 2 Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk
melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang

1
Abu ‘Ubaid al-Qasim bin Salam, Kitab al-Amwal (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), 12.
2
J. Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), 3-4).
digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau
kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori
maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
2. Level Epistemologi
Dalam islam, hubungan antara pemimpin dan pengikutnya ditekankan pada
aspek ketaatan pengikut kepada pemimpinnya. Ketaatan kepada pemimpin merupakan
dasar dari sistem sosial dari masyarakat. Dalam masyarakat tradisioanal, strata sosial
juga dijadikan alasan untuk tidak menerima kehadiran seorang pemimpin. Mereka
kurang menerima pemimpin yang bukan berasal dari pribumi asli, golongan rendah,
bahkan memiliki penampilan yang lebih buruk dari mereka. Kualitas seorang
pemimpin, terletak pada keteguhannya dalam berpedoman pada kitab Allah dan
Sunnah Rasulullah. Keteguhan ini terwujud dari keputusannya yang selalu bersandar
pada kedua sumber tersebut.
3. Level Aksiologi
Pidato khalifah Abu Bakar tersebut menunjukkan kebijaksanaan sebagai
seorang pemimpin yang baru dan menyatakan dasar suatu Negara, yaitu al-Qur’an dan
al-Sunnah. Ia menyadari tugasnya dan menyampaikan visi-misinya. Visi-misi itu
penting dalam sebuah organisasi maupun perusahaan. Visi adalah tujuan dari
organisasi atau perusahaan tersebut dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan pada masa yang akan datang. Misi adalah suatu proses atau tahapan yang dapat
dilalui oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan tujuan bisa mencapai visi
tersebut. Tanpa ada visi-misi maka sebuah organisasi tidak akan bisa berjalan dan
tidak akan tercapai tujuan tersebut. Sebagai seorang pemimpin tentu harus memiliki
sifat dan perilaku kepemimpinan yang bisa memimpin suatu organisasi. Pemimpin
harus memiliki sifat kejujuran dan bertanggungjawab itu adalah kunci yang utama
dalam seorang pemimpin. Kejujuran itu penting untuk semua pemimpin maupun
setiap orang. Dengan adanya sifat jujur setiap pekerjaan akan menghasilkan
keberhasilan dan segala sesuatu yang dikerjakan dengan jujur dan sungguh-sungguh
pasti menghasilkan keberhasilan pula. Oleh karena itu, sifat jujur sangat penting
dimiliki oleh pemimpin maupun setiap orang. Kejujuran juga menimbulkan hal yang
positif baginya dan didalam organisasi. Selain itu untuk bawahan atau karyawan juga
harus memiliki sifat kejujuran karena, sifat tersebut bisa membawa kepercayaan
dirinya terhadap pemimpin atau manajer. Dengan memiliki sifat kejujuran bisa
memberi dampak baik, salah satu contohnya adalah jabatan yang di keduduki bisa
dinaikkan oleh pemimpin atau yang disebut dengan kenaikan jabatan.
Seorang pemimpin yang baik dan bertanggungjawab adalah pemimpin yang
sukses dalam memimpin suatu organisasi. Selain itu, pemimpin juga menjadi contoh
bahawahannya dan masyarakat. Jika pemimpin melaksanakan tugas dan kewajiban
dengan bertanggungjawab dan amanah maka, pemimpin tersebut memberikan
bawahan maupun masyarakat sebagai inspirasi-inspirasi yang baik. Manfaat nilai-nilai
dari seorang pemimpin berdampak baik bagi masyarakat dan patut dicontoh oleh
kalangan masyarakat. Dengan demikian, hal itu mewujudkan generasi-generasi yang
baik untuk meneruskan kedudukan sebagai seorang pemimpin yang baik. Sebagai
seorang pemimpin selain bertanggungjawab di masyarakat atau di dunia juga
dipertanggungjawabkan di akhirat pula. Menjadi seorang pemimpin tentu membawa
tanggung jawab besar. Oleh karena itu, pemimpin sangat dihormati dan di segani oleh
kalangan masyarakat. Pemimpin merupakan seorang yang berjasa dalam suatu
organisasi. Pemimpin yang baik patut menjadi sumber inspirasi terhadap bawahan
maupun masyarakat. Pemimpin yang baik pula juga mengayomi masyarakatnya dan
mampu memberikan nasehat terhadap masyarakat jika melakukan kesalahan.
Pemimpin tidak membeda-bedakan antara bawahan satu dengan lainnya. Demikian
pula pemimpin harus bersikap adil terhadap bawahan maupun masyarakat. Dengan itu,
masyarakat melihat dan menilai bahwa pemimpin tersebut bisa sebagai contoh suri
tauladan. Masyarakat pun ikut merasakan dampak positif dari pemimpin yang baik,
amanah dan bertanggungjawab tersebut. Pemimpin tersebut membuat masyarakat atau
bawahan menjadi nyaman dan tentram sehingga, setiap orang atau bawahan memiliki
semangat dan percaya diri dalam melakukan tugas-tugasnya. Dengan itu, hasil yang di
dapatkan bawahan menjadi hasil yang bagus dan maksimal atau memenuhi target.

Anda mungkin juga menyukai