Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FANANAI FARDAANA

NIM ; C41231014
GOL ;B
PRODI ; MANAJEMEN BIDNIS UNGGAS
JURUSAN ; PETERNAKAN

MENJELASKAN PENYAKIT PADA UNGGAS

 Chronoc Respiratori Disease

Penyakit kronis respiratori pada unggas, atau biasa disebut Chronic Respiratory
Disease (CRD), adalah penyakit pernapasan yang menyerang unggas, terutama ayam.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum. Gejalanya termasuk
batuk, bersin, hidung berair, dan keluarnya lendir dari mata. Penyakit ini dapat
menyebabkan penurunan produksi telur dan pertumbuhan yang buruk pada ayam, serta
dapat menyebar dengan cepat di antara populasi unggas yang terinfeksi.

Penyakit kronis respiratori pada unggas biasanya menyebar melalui udara dan
kontak langsung antara unggas yang terinfeksi. Infeksi dapat terjadi melalui kontak
dengan sekresi dari unggas yang terinfeksi atau melalui peralatan yang terkontaminasi.
Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui vaksinasi, manajemen sanitasi yang
baik, isolasi unggas yang terinfeksi, dan penggunaan antibiotik jika diperlukan. Penting
untuk mengisolasi unggas yang terinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit ke
populasi yang sehat.

 Infectious Coryza

"Infectious Coryza" adalah istilah bahasa Inggris yang digunakan untuk menyebut
penyakit yang disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum pada unggas. Dalam
bahasa Indonesia, istilah ini dapat diterjemahkan sebagai "Koriza Menular". Penyakit
Infectious Coryza adalah penyakit pernapasan pada unggas yang disebabkan oleh bakteri
Avibacterium paragallinarum. Penyakit ini umumnya menyerang ayam tetapi juga dapat
mempengaruhi unggas lain seperti kalkun dan ayam hias. Gejala penyakit ini meliputi
hidung berair, mata berair, pembengkakan pada wajah dan kepala, serta produksi telur
yang menurun. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung antara unggas yang
terinfeksi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Infeksi dapat dikendalikan
melalui vaksinasi, manajemen sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang terinfeksi.

Penyakit Infectious Coryza adalah penyakit pernapasan pada unggas yang


disebabkan oleh bakteri Avibacterium paragallinarum. Penyakit ini umumnya menyerang
ayam tetapi juga dapat mempengaruhi unggas lain seperti kalkun dan ayam hias. Gejala
penyakit ini meliputi hidung berair, mata berair, pembengkakan pada wajah dan kepala,
serta produksi telur yang menurun. Penyakit ini menyebar melalui kontak langsung antara
unggas yang terinfeksi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Infeksi dapat
dikendalikan melalui vaksinasi, manajemen sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang
terinfeksi.

 Infectious Bronchitis

"Infectious Bronchitis" adalah penyakit pernapasan pada unggas yang disebabkan


oleh virus Infectious Bronchitis Virus (IBV). Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat
diterjemahkan sebagai "Bronkitis Menular". Penyakit Infectious Bronchitis adalah
penyakit pernapasan pada unggas yang disebabkan oleh virus Infectious Bronchitis Virus
(IBV). Penyakit ini mempengaruhi sistem pernapasan unggas, terutama ayam, dan dapat
menyebabkan gejala seperti batuk, bersin, hidung berair, penurunan produksi telur, dan
deformitas telur. Virus ini menyebar melalui udara dan kontak langsung antara unggas
yang terinfeksi. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan melalui vaksinasi, manajemen
sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang terinfeksi.

Infectious Bronchitis Virus (IBV) memiliki banyak strain yang berbeda, yang
dapat menyebabkan variasi dalam gejala dan tingkat keparahan penyakit pada unggas.
Beberapa strain dapat menyebabkan penyakit yang parah, sementara yang lain mungkin
menyebabkan gejala yang ringan atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali.
Pengendalian penyakit ini melalui vaksinasi merupakan pendekatan utama yang diambil
oleh peternak unggas untuk melindungi ternak mereka dari penyakit ini. Selain itu,
praktik-praktik manajemen yang baik seperti pengaturan sanitasi yang tepat,
pengendalian lingkungan yang baik, dan isolasi unggas yang sakit juga penting untuk
mengurangi penyebaran penyakit di peternakan.
 Infectious Laryngotracheitis

"Infectious Laryngotracheitis" adalah istilah yang digunakan untuk menyebut


penyakit pernapasan pada unggas yang disebabkan oleh virus Herpesvirus Gallid-1.
Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat diterjemahkan sebagai "Laringotrakeitis
Menular". Penyakit ini ditandai dengan peradangan pada laring dan trakea, yang dapat
menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk berdahak, suara serak, dan penurunan
produksi telur pada ayam. Penyakit ini biasanya menyerang saluran pernapasan atas,
menyebabkan peradangan pada laring dan trakea. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk
berdahak, suara serak, dan penurunan produksi telur pada ayam petelur. Penyakit ini
dapat menyebabkan kematian pada unggas yang parah terinfeksi. ILT menyebar melalui
udara dan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi atau dengan benda-benda yang
terkontaminasi. Vaksinasi dan manajemen sanitasi yang baik merupakan upaya penting
dalam pengendalian penyakit ini di peternakan unggas.

Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT) dapat menyebabkan kerugian


ekonomi yang signifikan dalam industri unggas karena dapat mengurangi produksi telur,
pertumbuhan ayam, serta menyebabkan kematian pada unggas yang terinfeksi.
Pengendalian penyakit ini melalui vaksinasi rutin dan manajemen sanitasi yang baik
sangat penting untuk mencegah penyebarannya di peternakan unggas. Selain itu, isolasi
unggas yang terinfeksi dan tindakan pembersihan dan disinfeksi yang tepat juga
merupakan langkah-langkah penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini.

 Fowl Cholera

"Fowl Cholera" adalah istilah bahasa Inggris yang digunakan untuk menyebut
penyakit kolera pada unggas. Dalam bahasa Indonesia, istilah ini dapat diterjemahkan
sebagai "Kolera Unggas". Penyakit Fowl Cholera, juga dikenal sebagai Pasteurellosis
atau Kolera Unggas, adalah penyakit bakterial yang menyerang unggas, terutama ayam
dan kalkun. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida. Gejala yang
umumnya terjadi meliputi demam, lesu, kehilangan nafsu makan, diare, pernapasan yang
sulit, dan kadang-kadang perubahan warna pada kulit atau jaringan di sekitar mata dan
paruh. Penyakit ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi, air minum yang terkontaminasi, atau melalui vektor seperti serangga.
Pengendalian penyakit ini melibatkan pemberian antibiotik, vaksinasi, manajemen
sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang terinfeksi.

Fowl Cholera dapat menyebabkan kerugian besar dalam industri unggas karena
dapat menyebabkan kematian yang signifikan pada unggas yang terinfeksi. Penyakit ini
juga dapat menyebabkan penurunan produksi telur dan kesejahteraan unggas yang
terinfeksi. Pengendalian penyakit ini biasanya melalui vaksinasi rutin, penggunaan
antibiotik, manajemen sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang terinfeksi. Penerapan
praktik biosekuriti yang ketat juga penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini di
peternakan unggas.

 Newcastle Disease

Newcastle Disease adalah penyakit serius pada unggas yang disebabkan oleh virus
Newcastle Disease Virus (NDV). Dalam bahasa Indonesia, penyakit ini dikenal sebagai
"Penyakit Newcastle" atau "Penyakit Tetelo". Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai
jenis unggas, termasuk ayam, itik, dan burung-burung lainnya. Gejala yang umumnya
muncul meliputi pernapasan yang sulit, keluarnya lendir dari hidung dan mata, diare,
penurunan produksi telur, serta gejala neurologis seperti kejang-kejang dan pincang.
Newcastle disease sangat menular dan dapat menyebabkan kematian massal dalam
populasi unggas yang terinfeksi. Pengendalian penyakit ini melibatkan vaksinasi rutin,
manajemen sanitasi yang baik, dan isolasi unggas yang terinfeksi.

Newcastle disease dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan dalam


industri unggas karena dapat menyebabkan kematian massal dalam populasi unggas yang
terinfeksi, serta menimbulkan kerugian akibat penurunan produksi telur dan
kesejahteraan unggas. Penyakit ini juga dapat menyebar dengan cepat melalui kontak
langsung antara unggas yang terinfeksi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi
dengan virus. Oleh karena itu, praktik biosekuriti yang ketat, seperti mengontrol akses
orang dan barang ke peternakan, serta vaksinasi rutin, sangat penting untuk mencegah
penyebaran penyakit ini dan melindungi populasi unggas dari serangan Newcastle
disease.

Anda mungkin juga menyukai