Anda di halaman 1dari 13

The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

MODEL OPTIMALISASI KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI EKONOMI RELATIF


PADA UKM KAIN TROSO JEPARA
Nurul Komaryatin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNISNU Jepara
nurulq.stienu@gmail.com

Abstract

SMEs have an important position in the development of the Indonesian economy. It can be
demonstrated by its contribution to GDP, employment, and the circulation of the resources of the area.
Judging from the quantity, type of business that is ranked highest. Thus empowering SMEs Cain Troso
be paramount and need to be considered. The formulation of a quality measure based on profit
optimization models and dimensions relative economic efficiency of SMEs Cain Troso, formula
effective stimulation, relevant and specific for the promotion and development of industries Cain Troso
susceptible to the formation of local business groups entrenched, cohesive and managed
autonomously. Stabilization of the model is done through a participatory diagnostic test group to
produce a stimulant formula that diperlukan.Tahun second, evaluation stimulant, reconstruction
stimulant to obtain a steady stimulant for SMEs Cain Troso.
Keywords: Optimization, Efficiency, Economy Relative

PENDAHULUAN dengan kebutuhan dan permasalahan yang


dihadapi oleh UKM, UKM dapat berkembang
Latar Belakang maksimal. Untuk itu, perlu diakukan penelitian
Pemerintah berikut berbagai lembaga lain untuk menemukan dimensi Quality Grade dan
yang memiliki perhatian terhadap UKM telah Model konstruksi stimulan spesifik dan efektif
melakukan serangkaian tindakan stimulan baik untuk pengembangan UKM “pengrajin Kain
berupa pendampingan, pelatihan, permodalan, Troso Jepara” menuju UKM yang berkembang
dan berbagai bentuk pemberdayaan lainnya. dengan tata kelola yang baik.
Namun dari sejumlah upaya dan stimulan
tersebut, banyak yang kurang mengena, atau Tujuan Penelitian
boleh dikatakan kurang maksimal. Wujud Tujuan utama penelitian ini adalah:
ketidaktepatan dan ketidakefektifan stimulan
Menganalisis penerapan model
adalah kurang mengenannya antara bantuan
tingkat keuntungan dan besarnya tingkat
yang diterima dengan kebutuhan riil pelaku
keuntungan tersebut pada industri kecil
UKM. Implikasinya, bantuan menguap dan
kerajinan kain troso di Kabupaten Jepara.
tidak memberi dampak terhadap
pengembangan usaha. Hasil wawancara awal Menganalisis perbedaan tingkat
terhadap beberapa pengusaha Kain Troso di efisiensi ekonomi relatif diantara kelompok
Jepara menunjukan sering memperoleh tenaga kerja pada industri kecil kerajinan
pelatihan tentang desain Kain Troso, padahal kain troso di Kabupaten Jepara.
yang dibutuhkan adalah penambahan modal.
Artinya, terjadi varian antara yang diharapkan
Tinjauan Pustaka
oleh pelaku UKM dengan realitas kebutuhan
Industri Kain Troso di Kota Jepara
yang diharapkan UKM Kain Troso. Akses pasar merupakan kebutuhan dari
Berbagai faktor yang perlu para pengrajin. Usaha yang dilakukan untuk
diperhitungkan pada saat memberikan stimulan meningkatkan pemasaran industri kain tenun
yaitu faktor kontektual dan spesifikasi troso atau usaha penawarannya adalah pihak
persoalan yang ada para UKM sasaran. koperasi menyediakan suatu bangunan dalam
Diharapkan dengan stimulan yang sesuai bentuk show room yang sifat bangunannya

281
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

permanen. Hal ini dilakukan agar dalam pencerminan tingkat keberhasilan usaha
memasarkan produk dapat secara langsung suatu perusah aan.S emakin besar
tanpa bergantung pada tengkulak. Sehingga tingkat keuntungan, maka semakin
antara pengrajin dan pembeli (konsumen) baik kondisi perusahaan dan mempunyai
dapat bertatap muka secara langsung tanpa peluang yang besar untuk dapat berkembang.
ada pihak ketiga sehingga pengrajin dapat Faktor-faktor yang mempengaruhi
memperoleh keuntungan yang lebih besar. tingkat keuntungan dengan pendekatan
Begitu juga di saat memasarkan kain tenun fungsi keuntimgan cobb-douglas yang
ikat troso ke luar negeri dapat dilakukan dikembangkan oleh Pan. A. Yotopaulos
secara langsung oleh pengrajin itu sendiri dan lawrence j. Lawrence j. Lau (1972),
tanpa melalui broker-broker yang ada. dan lebih disempurnakan lagi oleh Pan a.
Karena selama ini dilakukan oleh broker. Yotopaulos dan jeffrey b. Nugent (1976)
perkembangan tenun ikat troso di Kecamatan merupakan fungsi keuntungan unit output
Pecangaan Kabupaten Jepara banyak price (UOP), fungsi ini dapat terwujud
mengalami kendala antara lain : dengan berpedoman kepada fungsi
1. Belum adanya kebersamaan dalam produksi. Bentuknya adalah sebagai
berusaha, pengrajin masih berjalan berikut :
sendiri-sendiri. Y=f ( X 1 . ...... Xn,; Z, ...... Z')
2. Belum adanya koordinasi antar di mana :
pengrajin dalam pemasaran produk Y = Output
sehingga harga sering dipermainkan Xi = input variabel (i = 1,………, m)
oleh tengkulak Zj = input tetap ( i = 1,…….…, m)
3. Adanya persaingan harga diantara Berkaitan dengan fungsi produksi
pengrajin tersebut, persamaan keuntungan yang
4. Rata-rata pengrajin belum mempunyai dipergunakan adalah keuntungan jangka
ijin usaha sehingga menyulitkan dalam pendek (short-run prqfit), yaitu
pengembangan usaha khususnya m
permodalan. π = p.f (X1,………..Xm ; Z1,……Zm)- ∑ wiXi
5. Produksi kain tenun ikat troso banyak i =1
sehingga stock melimpah membuat Di mana :
harga kain tenun ikat troso turun. π = keuntungan jangka pendek
6. Adanya spekulan benang yaitu apabila p = harga
bahan kain tenun ikat naik, maka bahan output
ditimbun , dan baru dijual apabila harga w = harga input variabel
dipasaran mulai naik.
7. Kadang untuk berlangsungnya usaha, Keuntungan maksimum tercapai
pengrajin banyak menjual produknya pada kondisi dimana nilai produktivitas
dengan harga terlalu murah (dibawah marginal sama dengan harga input.
harga input). Secara matematis, rumus tersebut
8. Penjualan harga kain tenun ikat troso, dapat dituliskan sebagai berikut :
kadang hanya dinaikan 5 % dari ∂F(Xi : Zj)
p. =wI
pembelilan bahan baku (input) atau ∂X i
kadang asal kembali modal W i adalah harga input variabel yang
Depnaker telah menetapkan, dinominalkan (normalized unit prices
pengembangan usaha kecil dan menengah of variable factors), yaitu harga input
mempunyai dua pola utama yaitu varibel yang dibagi dengan output
pengembangan unit usaha yang telah ada dan yang dihasilkan dalam suatu proses
penciptaan usaha baru. produksi.
Teori Keuntungan Didalam penggunaan fungsi keuntungan
Tingkat keuntungan merupakan UOP (sebagaimana yang akan digunakan

282
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

untuk menganalisis keberhasilan industri pertimbangan mengenai pemilihan ukuran


kerajinan kain troso di KabupatenJepara) perusahaan. Apabila keadaan skala usaha
diperlukan suatu asumsi. Adapun asumsi dengan kenaikan hasil berkurang telah
yang yang dimaksudkan adalah : tercapai, hal ini berarti bahwa luas usaha
1. Pengusaha kecil dianggap sebagai unit sudah waktunya dikurangi. Sebaliknya, kalau
analisis ekonomi dan setiap pengusaha keadaan skala usaha berada pada keadaan
mempunyai motif keuntungan maksimal. hasil bertambah, maka sebaiktiya luas usaha
2. Industri kecil (pengrajin kain troso) diperbesar untuk menurunkan biaya produksi
sebagai unsur industri dalam melakukan rata-rata dan diharapkan dapat menaikkan
kegiatannya membeli input dan menjual keuntungan perusahaan.
output berada dalam pasar persaingan Hal ini berarti industri tersebut
sempurna sebaiknya dilayani perusahaan yang relatif
Konsep Skala Usaha lebih besar. Kalau keadaan skala usaha
Perluasan skala usaha pada hakekatnya dengan hasil tetap berlaku, maka rata-rata
merupakan suatu upaya maksimalisasi unit perusahaan yang ada tidak pertu dirubah.
keuntungan dalam jangka panjang. Dengan Pemanfaatan keadaan skala usaha yang
perluasan skala usaha rata-rata komponen berkaitan dengan peningkatan efisiensi
biaya masukan tetap per unit output menurun ekonomis adalah penting bagi perusahaan
sehingga keuntungan produsen akan atau industri yang sedang bersaing keras
meningkat. Dalam hal ini tidak selamanya dengan industri lain atau industri yang sama
perluasan usaha akan menurunkan biaya baik didalam negeri maupun diluar negeri.
produksi. Sampai batas tertentu perluasan
skala usaha bahkan dapat meningkatkan Metode Penelitian
biaya produksi.
Objek penelitian ini adalah UKM Kain
Teken (1977), menyebutkan ada tiga
Troso di Kabupaten Jepara. Data penelitian
kernungkinan hubungan antara input dengan
terdiri dari data primer dan data sekunder.
output (skala usaha) yaitu
Metoda Analisis yang Digunakan
1. Skala usaha dengan kenaikan hasil
Dalam mencapai hasil penelitian yang
bertambah (increasing returns to scale),
secara kongkrit dapat dievaluasi, penelitian ini
yaitu kenaikan satu unit input
dilakukan dengan menggunakan rancangan
menyebabkan kenaikan output yang
eksperimental, merujuk pada metodologis
semakin bertambah. Pada kondisi ini
yang dipakai Chayanov (1966) dengan
elastisitas produksi lebih besar satu, atau
dilakukan perbaikan dan penyesuaian
MP > AP dan AVC >MC.
mendasar.
2. Skala usaha dengan kenaikan hasil tetap
(constant returns to scale), yaitu 1. Pengujian keuntungan maksimum
penambahan satu unit input
menyebabkan kenaikan output dengan Pengujian terhadap tercapai
proporsi yang sama. Pada kondisi ini tidakuya keuntungan maksimum dalarn
elastisitas produksi sama satu, atau MP = jangka pendek dilakukan dengan
AP dan AVC = MC. membandingkan parameter masing-masing
3. Skala usaha dengan kenaikan hasil faktor variable dari fungsi keuntungan (αi*)
berkurang (decreasing returns to scale), dengan parameter rnasing-masing fungsi
yaitu bila kenaikan satu unit input permintaan αi*. Keuntungan maksimum
menyebabkan kenaikan output yang jangka pendek akan tercapai jika a i* ` =
semakin berkurang. Pada keadaan ini ai*, untuk semua i.
elastisitas produksi lebih kecil dari satu. Dengan demikian, bentuk pengujian
atau MP < AP dan AVC < MC. pencapaian keuntungan jangka pendek
Pengetahuan mengenai skala usaha adalah: Ho :a i* ` = ai*,
disini sangatlah penting sebagai salah satu Ha: a i* # a i*

283
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

2. Pengujian Perbandingan Tingkat usaha (going concern) sedikit dapat


Efisiensi Ekonomi Relatif dipertahankan, khususnya bagi pemula.
Menurut hasil wawancara dengan
Untuk melakukan pengujian Diperindagkop Kabupaten Jepara
berdasarkan besar kecilnya perusahaan, menunjukkan bahwa, terdapat kesulitan
model fungsi keuntungan dan fungsi ketika melakukan pendataan jumlah,
permintaan input variabel kapasitas, tenaga kerja UKM Troso di Jepara.
dimodifikasikan sebagai berikut : Kesulitas itu muncul, karen aadanya
7 beberepa hal, seperti: (1) kecurigaan pelaku
In π a = In AKK* + ∂ s DKS + ∂ BDKB + ∑ UKM berkaitan dengan tanggungjawab
i =1 (pengenaan kewajiban) perpajakan; (2)
3
mereka belum familier tentang sensus UKM
a 1 *ln wi' + ∑β j J
i =1
*
+1n Z j termasuk manfaatnya, sehingga mereka
enggan memberi data; (3) organisasi data
Fungsi permintaan input variabel yang dimiliki tidak lengkap, mereka
modelnya menjadi sebagai berikut mengelola secara tradisional dan lebih
banyak menggunakan sifat feeling; (5)
pertumbuhan sangat cepat, belum memiliki
− wixi
= – α i KK*+ α iKS*DKS ijin, sehingga sulit dideteksi; (6) fluktuasi
πa usaha sangat cepat (buka-tutup usaha) atau
dimana : turnove of going concern usaha sangat tinggi,
sehingga sulit dilakukan pendatan serta
π a = keuntungan UOP actual faktor lainnya.
Cara pertumbuhan dan penyebaran
AKK* = Intersep (KK industri kecil kecil UKM kain trosoJepara bersifat merata
dengan tenaga kerja 5 – 9 orang) kepelosok wilayah Kabupaten Jepara.
Dengan pola pertumbuhan seperti itu, UKM
DKS = Variabel Dummy untuk industri Troso memiliki kekuatan besar dalam
kecil sedang dengan tenaga kerja sebanyak penyerapan tenaga kerja, pemeratan
10-14 orang, dimana DKS = 1 untuk tambahan pendapatan perkapita, serta
perusahaan kecil sedang, dan DKS = 0 untuk memungkinkan pengembangan lebih besar
perusahaan lainnya.Uji hipotesis kesamaan dapat tercapai. Prediksi tersebut didasarkan
tingkat efisiensi ekonomi relatif adalah argumen, bahwa dengan penyebaran merata
sebagai berikut : maka proses pembelajaran (learning process)
Ho: δKM = δKB = 0 terhadap masyarakat sangat dekat, dan pola
Ha :δKM # δKB # 0 peniruan akan terjadi. Untuk itu, pola stimuli
efektif sangat dibutuhkan.
Pembahasan
Industri kain trosoJepara, telah menjadi
bagian dari masyarakat Jepara, sehinggga Deskripsi Legalitas Responden
pertumbuhannya tergolong unik. Keunikan Kondisi legalitas menyangkut keabsahan
pertumbuhan tersebut ditunjukkan dengan usaha maupun produk dari sisi hukum atau
banyak golongan keluarga muda yang justru status hukum perusahaan, seperti
masuk dalam sektor industri ini, dalam kepemilikan SIUP,NPWP,Hak merk,hak
bentuk home industries. Bahkan, mereka paten serta bentuk legalitas lainnya.Hal inilah
dalam posisi kurang modal-pun berani yang sering kali yang membedakan antara
membuka usaha. Cara yang unik juga dilihat usaha formal dan informal.
bahwa para pelaku UKM kain troso besar Hasil survey menunjukkan bahwa
memberikan jasa kepada UKM kecil yang terdapat 6 perusahaan yang hanya memiliki
baru memiliki usaha sehingga keberlanjutan ijin berupa SIUP saja , satu perusahaan yang

284
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

memiliki legalitas berupa NPWP ,6 merk yang telah terkenal dibajak, pemilik
perusahaan yang memiliki legalitas paten merk tidak melakukan karena untuk
saja. Sementara yang lainnya, merupakan mengurus ke kepolisian dan pengadilan(
UKM yang memiliki lebih dari satu ijin dalam anggapan mereka) membutuhkan
legalitas baik pada status hukum perusahaan , biaya, tenaga, dan waktu yg tidak kecil.
produk dan merk. Dari hasil survey Deskripsi Pemasaran Responden
menunjukkan ,bahwa terdapat 5 perusahaan Dari sisi pemasaran,mulai dari pangsa
yang memiliki SIUP dan NPWP, 8 pasar, sistem promosi yang digunakan,
perusahaan di samping memiliki SIUP juga sistem pembayaran sampai pada pola
memiliki NPWP dan Hak Merk. pelaksanaan desain yang dilakukan
Disamping itu , terdapat perusahaan dimasukan dalam pembahasan sub-bab ini.
yang memiliki ijin lebih dari empat jenis Dilihat dari sudut pandang pangsa pasar atau
yaitu SIUP, NPWP, Hak Merk dan Hak jangkauan pemasaran yang dimiliki oleh
Paten yaitu 18 perusahaan. Gambar berikut responden menunjukan bahwa tedapat
ini memberikan gambaran singkat tentang responden yang terdapat pangsa pasarnya
legalitas responden, yaitu: sesungguhnya bervariasi dari hanya sampai pada tingkat
UKM Troso Jepara memiliki kesadaran yang lokal (Jepara dan Jawa Tengah),
relatif tinggi tentang jaminan kepastian sampainpada pasar berskala nasional maupun
hukum baik di usahanya (Badan Usaha) internasional. jumlah responden yang hanya
maupun dari sisi produk dan merknya. memiliki pasar lokal di tingkat Jepara
Tingginya kesadaran kepastian hukum (regional) sebanyak 16 responden, sedang
tersebut sesungguhnya disamping di picu yang ditingkat jawa saja 11 perusahaan
oleh kesadaran yang tumbuh dan (19%). Sementara UKM yang memiliki
berkembang dari dalam dirinya maupun pangsa pasar sampai tingkat nasional saja
stimulan dari luar, seperti kepentingan Sebanyak UKM Troso (9%) dan pasar
mencari pendanaan dari lembaga keuangan ( internasional saja 7 (12%).Sedangkan yang
bank maupun non bank), kesempatan mampu menembus pasar ekspor mencapai 9
memperoleh sumber dana dari pemerintah, (19%) responden. Disamping itu, kebanyakan
kebutuhan pasar terutama pasar ekspor, UKM Troso memiliki pasar secara campuran
tuntutan perpajakan , serta tuntutan strategi disamping tingkat regional, jawa, nasional
pasar. Adanya desakan eksternal dan internal dan internasional, meskipun jumlah masih
tersebut, memunculkan para pelaku UKM relatif kecil. Melihat konteks seperti itu,
Troso mencari legalitas dan kepastian hukum sesungguhnya Troso Jepara bukan sekedar
dari usaha maupun produknya. Troso yang hanya memenuhi kebutuhan
Menurut pendapat responden, kendala masyarakat lokal, melainkan telah merambah
yang di hadapi mereka dalam rangka sampai pada tingkat yg lebih luas.Untuk itu,
memperoleh ijin usaha serta bentuk legalitas upaya stimulan efektif sangat di butuhkan,
lainnya, antara lain : (1) biaya perijinan ; (2) dalam rangka mendukung ketercapaian
lama proses perijinan dan lamanya masa pangsa pasar yang luas bagi UKM, karena
tunggu hingga ijin keluar; (3) tidak tahu cara keberadaan Troso tersebut sangat dibutuhkan
mengajukan perijinan. Disamping itu, konsumen diluar Jepara.
terdapat beberapa UKM Troso yang Dilihat dari cangkupan media promosi
menyatakan bahwa mereka belum dan strategi/metode penjualan atau responden
membutuhkan ijin.Umumnya , UKM yang ternyata cukup variatif. Mereka pada
merasa belum memerlukan ijin tersebut umumnya mereka menggunakan media
merupakan UKM yang operasinya bersifat promosi dan metode penjualan lebih dari satu
poco’an,artinya mereka bekerja dengan jenis, meskipunjuga masih terdapat sejumlah
menggarap pekerjaan milik UKM lainnya. resoponden yang menggunakan media
Juga ditemui adanya apatisme dari responden responden tertentu saja.terdapat 8 jenis
terhadap pemilikan merk, yang terkadang media/metode yang digunakan oleh para

285
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

responden dalam mempromosikan jenis mengidentifikan potensi produknya di pasar,


produksinya, yaitu pameran, website, media sehingga upaya merebut pasar sangat kuat.
cetak, elektronik, personal seles, toko, Mitra Sementara kesepuluh responden yang
jepara dan mitra dari luar Jepara. Sementara tidak memiliki merk produk tersebut
komposisi penggunaan media tersebut merupakan jenis UKM Troso yang berskala
variatif, antara lain : Media promosi dan mikro dengan jumlah karyawan dan omzet
metode penjualan dengan menggunakan yang kecil. Umumnya mereka adalah UKM
mitra di Jepara merupakan media yang sering yang proses produksi berupa mengambil
digunakan oleh para responden. Pola ini, kerjaan UKM Troso dan tenun lain yang
seperti getok tular, pemerintah di Jepara, digarap ditempat atau rumahnya (dalam
serrta bentuk mitra kerja lain. Sebanyak 40 bahasa mereka: pocoan). UKM jenis ini
responden dari 58 responden pernah perkembangannya bergantung dari UKM
menggunakan media tersebut dalam lain, meskipun mereka kecil kemungkinan
melakukan promosi produknya. resiko yang dideritanya, selain dari resiko
Media promosi dan strategi penjualan kerusakan saat produksi. System pembayaran
mitra di luar Jepara termasuk bentuk promosi pada berbagai UKM Troso ini bervariasi.Dan
yang sering digunakan oleh responden.Paling memang keunggulan UKM adalah
tidak terdapat 35 responden pernah fleksibilitasnya dalam operasinya, termasuk
menggunakan media tersebut dalam pembayarannya.responden tidak hanya
melakukan promosi. Pameran merupakan menggunakan system pembayaran yang lebih
jenis yang sering digunakan oleh para dari satu jenis ( memakai berbagai alternative
responden, yaitu terdapat 19 responden dari pembayaran ). Paling tidak dari 58
58 responden yang pernah menggunakan responden, 55 responden menggunakan
media ini dalam mempromosikan produknya. system pembayaran secara gabungan; 17
Sedangkan strategi membuka maupun reponden pernah menggunakan konsinyasi,
bekerja sama dengan konter toko Troso baik 30 responden menggunakan penjualan tunai,
di dalam maupun di luar, media pameran 22 responden menggunakan dengan
baik yang diselenggarakan secara local, pembayaran dengan giro dan 7 responden
regional, nasional, maupun internasional, menggunakan system penjualan lewat
dimana paling tidak terdapat 19 responden transfer rekening.
pernah melakukan pameran dengan masing- Menurut para responden, kecilnya pola
masing responden melakukan dengan pembayaran system transfer dan giro karena
intensitas yang berbeda, selanjutnya adalah banyak diantara mereka tertipu ketika
media cetak, elektronik, penggunaan sales menggunakan system giro dan
dan website meskipun hanya beberapa transfer.Banyak tipuan yang pernah dialami
responden, namun juga digunakan untuk mulai dari giro mundur atau kosong pada saat
melakukan promosi produk. jatuh tempo. Atau setelah diadakannya
Terkait dengan kepemilikan merk Troso pengiriman tidak dilakukan (baik sama sekali
oleh para responden, hasil survey maupun terlambat) transfer dana.
menunjukkan bahwa dari 58 responden yang
diteliti ternyata terdapat 46 responden Deskripsi Kondisi Managemen dan
memiliki merk sendiri, sedang yang tidak Administrasi Responden
memiliki merk sendiri adalah 10 responden Kondisi managemen dan administrasi
dari 58 responden (18%). Melihat konteks responden menjelaskan tentang kondisi
kepemilikan merk dagang oleh para UKM di pengelolaan organisasi dan sisi administrasi
sentral industry Jepara tersebut, yang dilakukan oleh para responden. Sebagai
sesungguhnya mereka meiliki keseriusan mana yang terjadi pada usaha di level UKM
besar dalam mengembangkan produk dan yang lain, bahwa usaha mereka umumnya di
skala usaha.Karena mereka ingin kelola secara otodidak tidak seperti
menunjukkan eksistensi dan keinginan untuk

286
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

pengelolaan usaha- usaha pada perusahaan sesunggyuhnya terpenting bagi mereka


berskala besar. belum komputerisasinya, melainkan
Dalam sisi pembagian kerja karyawan kejujuran diantra mereka (karyawan), dan
menunjukan bahwa pada umumnya mereka mereka merasa tidak ada masalah pencatat
telah melakukan pembagian kerja yaitu dan pembukuan yang dilakukan seadanya,
sebanyak 25 responden dari 58 responden. toh usaha mereka hingga saat ini masih tetap
Namun perlu di ketahui, pola pembagian berjalan dan tetap bisa dikendalikan dengan
kerja yang dilakukan tidak terformat dengan baik.
baik dalambentuk bagan alur pembagian Melihat konteks seperti itu, dapat
kerja ( struktur organisasi ) yang dienterprestasikan bahwa sesungguhnya
terformalkan. Bahkan job description pun tingkat kepercayaan diri dan kewiraswataan
tidak di buat dengan baik dan yang menonjol dengan kurang
formal.Pembagian kerja mereka dilakukan memeperhatikan efisiensi kerja melalui
secara informal, dimana pemilik secara kegunaan teknologi.Tidak jarang mereka
langsung membagi secara lisan dan alamiah. menganggap bahwa adanya computer justru
Sementara responden yang secara membuat pekerjaan menjadi lebih sulit.Hal
eksplisit menyatakan tidak terdapat ini mencerminkan kemampuan dan tingkat
pembagian kerja adalah sebanyak 22 melek teknologi mereka rendah. Pada
responden.Mereka ini didominasi oleh UKM umumnya responden menyatakan mereka
yang berskala kecil dengan karyawan mengetahui tentang harga pokok produk. 54
berkisar 1 sampai 10 tenaga kerja.Mereka reponden dari 58 responden menyatakan
umumnya menggunakan kerja pola mereka mengetahui tentang harga pokok
serabutan, dengan saling menunjang.Sedang produksi dan sebanyak 53 responden
respponden yang tidak memberikan komentar menyatakan tidak mengetahui.
atau jawaban sebanyak 11 responden.Gambar Namun sesungguhnya makna
4.12 memberikan gambaran pembagian kerja mengetahui harga produksi disini tidak sama
bagi karyawan UKM yang menjadi atau sesuai dengan kaidah harga pokok
responden. produksi, bagaimana dalam standar akuntasi.
Jika dilihat dari jawaban responden Hal ini terjadi pada beberapa responden.
mengenai laporan keuangan yang dibuat, Terdapat sebagian diantara mereka
menunjukan bahwa terdapat 15 responden menganggap bahwa harga pokok produksi
yang menyatakan bahwa penyusunan laporan adalah seluruh biaya yang mereka korbankan
keuangan telah mengacu kepada standar untuk usaha dalam satu periode
akuntansi keuangan ( SAK ). Hal ini cukup tertentu.Termasuk, biaya-biaya yang
positif, mengingat mereka telah berusaha. sesungguhnya tidak relevan untuk semua
Terdapat 11 responden yang menggunakan produk, tetap dimasukan dalam penentuan
komputerisasi dalam pencatatan dan harga pokok produksi produk tertentu.
administrasi, sedang 26 responden Implikasinya serting terjadi overestimate
menyatakan tidak menggunakan dalam penentuan harga pokok
komputerisasi dan sisanya tidak memberikan produksi.terdapat 11 responden yang
jawaban. Hal itu menunjukan bahwa menggunakan komputerisasi dalam
sesungguhnya mereka menggunakan pola pencatatan dan administrasi, sedang 26
konveksional, dan bahkan diantara mereka responden menyatakan tidak menggunakan
masih menggunakan catatan harian dalam komputerisasi dan sisanya tidak memberikan
banyak aktivitasnya, sehingga mereka belum jawaban. Hal itu menunjukan bahwa
menggunakan, meskipun sesungguhnya sesungguhnya mereka menggunakan pola
mereka mampu berinvestasi pada peralatan konveksional, dan bahkan diantara mereka
tersebut. Bahkan terdapat resepsi responden masih menggunakan catatan harian dalam
terkait dengan komputerisasi yang dinytakan banyak aktivitasnya, sehingga mereka belum
saat dilakukan oleh cara bahwa menggunakan, meskipun sesungguhnya

287
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

mereka mampu berinvestasi pada peralatan menyelenggarakan pelatihan untuk


tersebut. umumnya, pemilik perusahaan yang
Bahkan terdapat resepsi responden memiliki skill utama di banding Troso dan
terkait dengan komputerisasi yang dinytakan tenun memberikan sebagian besar UKM
saat dilakukan oleh cara bahwa responden memberikan gaji telah sesuai
sesunggyuhnya terpenting bagi mereka dengan UMR yaitu sebanyak 40 responden
belum komputerisasinya, melainkan (70%), sedang UKM yg memberikan gaji
kejujuran diantra mereka (karyawan), dan diatas gaji UMR hanya satu UMK saja.
mereka merasa tidak ada masalah pencatat Melihat konteks seperti itu, nampaknya
dan pembukuan yang dilakukan seadanya, terdapat itikad baik dan sekaligus upaya
toh usaha mereka hingga saat ini masih tetap memenuhi kewajiban sebagaiman digariskan
berjalan dan tetap bisa dikendalikan dengan peraturan untuk memberikkan dan
baik. meningkatkan kesejahteraan karyawan sesuai
Deskripsi Kondisi Keuangan Responden standar kebutuhan daerah.
Sebagaimana karakter sebagai usaha Terkait dengan upaya untuk meningkat
kecil dan menengah, sesungguhnya UKM skil karyawan disatu sisi dan mengikatkan
Troso di Jepara memiliki kesamaan karakter kinerja karyawan disisi lain, responden
sama dengan UKM di industri lainnya, (UKM) memberlakukan dan memberikan
dilihat struktur pemodalan yang ada pada pelatihan. Hal itu dilakukan karena terkait
perusahaan. Sebagaimana bentuk usaha yang dengan usaha untuk meningkat kemampuan
merupakan perusahaan perseorangan dan kerja karyawan dan upaya memberikan
keluarga. motivasi lewat pola pembelajaran, meskipun
Sebagian besar UKM responden tidak dalam jumlah yg besar.sebagaimana
memberikan gaji telah sesuai dengan UMR bahwa terdapat 14 UKM yg
yaitu sebanyak 40 responden menyelenggarakan pengembangan karyawan
(70%),sedangkan UKM yang memberikan lewat system pelatihan, sedang yg 29
gaji diatas UMR sebanyak 9 UKM 58 responden tidak menyelenggarakan pelatihan
responden atau 16%, dan yang dibawah untuk karyawan. Bagi UKM yg tidak
UMR hanya satu UKM saja.Melihat konteks meyelenggarakan pelatihan umumnya,
seperti itu, nampaknya terhadap ikatan baik pemilik perusahaan yg memilik skill utama
dan sekaligus upayamemenuhi kewajiban dibidang Troso dan tenun memberikan
sebagaimana digariskan peraturan untuk Tutorial secara olangsuing pada karyawan,
memberikan dan meningkatkan kesejahteraan khususnya bagi karyawan baru kepada saat
karyawan sesuai standar kebutuhan daerah. mereka bekerja (langsung aplikasi dalam
Terkait dengan upaya untuk kerja harian).Sementara guna menjaga
meningkatkan skill karyawan disatu sisi dan hubungan kerja dan sekaligus merupakan
meningkatkan kinerja karyawan disisi kontrak kerja antara karyawan dan pengusaha
lain,responden(UKM) memberlakukan dan (UKM) terdapat beberapa UKM hak dan
memberikan pelatihan.hal itu dilakukan kewajiban yg telah memiliki dan
karena terkait dengan usaha untuk mengaplikasi Peraturan Perusahaan. Harapan
meningkatkan kemampuan kerja karyawan adanya peraturan perusahaan tak lain untuk
dan upaya memberikan motifasi lewat pola mengatur hak dan kewajiban antara
pembelajaran,meskipun tidak dalam jumlah karyawan dan perusahaan disatu sisi, disisi
yang bersar. lain juga berguna untuk menjalin hunbungan
Dari 58 responden yang menjadi sample baik antara karyawan dengan perusahaan.
penelitian kali ini, terdapat 14UKM yang Analisis Masalah UKM Troso
menyelenggarakan pengembangan karyawan Bidang Pemasaran
lewat sitem pelatihan,sedang yang 29 Responden penelitian kali ini yang
responden tidak menyelenggarakan pelatihan merupakan UKM Troso di sentra Troso
untuk karyawan. Bagi UKM yang tidak Kabupaten Jepara sebagaimana yang terjadi

288
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

pada UKM di sentra bisnis yang lain tentu constrain dan sekaligus menjadi problem
banya kekurangan dan kelemahan. Satu tipe lapangan UKM Troso Pakalongan dalam
kekurangan, khususnya di bidag pemasaran rangka perkembangan pemasaran usaha
adalah luas pangsa pasar serta berbagai faktor antara lain
yang mempengaruhi perkembangan Tabel 1
pemasaran. Masalah Yang Dihadapi Responden
Hasil survei terhadap 58 responden Bidang Pemarasan
tentang hal - hal yang selama ini menjadi
No Permasalahan yang dihadapi Harapan Bantuan

1 Ketidak mampuan dalam persainagn harga Membuka jarinagn pemasaran


2 Tidak mengetahui akses ekspor Sistem pengendalian dalam pemasaran
3 Mahalnya biaya untuk transportasi Solusi konstruksi sistem transportasi yang
meringankan
4 Ketergantungan terhadap musim Solusi metode pemasaran yang efektif untuk
UKM Troso
5 Monotonitas motif yang dimiliki Bantuan pameran
6 Harga barang baku yang cenderung naik Bantuan informasi murah
dan tak stabil
7 Lemah system pengendalian pada Bantuan adanya asosiasi yang membantu
personalia selling pemasaran
8 Proses produksi lama, kurang efektif dan
efisien
9 Kualitas kurang kompetitif
sekaligus constrain dalam pengembangan
Bidang Keuangan dan Permodalan usaha. Permasalahan empiris yang dihadapi
Tak jauh beda Pada aspek pemasaran para UKM Troso Jepara, antara lain
sesungguhnya banyak kendala dalam
pengembangan usaha. Hasil survey terhadap Tabel 2
responden menunjukkan bahwa dalam bidang Masalah yang Dihadapi Responden
keuangan responden memiliki kelemahan dan Bidang Keuangan
No Permasalahan yang Dihadapi Harapan Bantuan

1 Sering dibayar dengan menggunakan biro 1. Pencari sumber dana murah


kosong 2. Bantuan solusi bankcable
2 Tidak memiliki tenaga ahli dibidang 3. Pendampingan dan pelatihan
keuangan manajememen keuangan
3 Sering terjadi pembayaran mundur dari 4. Pelatihan dan pendampingan administrasi
konsekuen sehingga tidak mampu membeli keuangan
bahan baku 5. Solusi sumber pembiayaan yang tidak
4 Keterbatasan modal memberatkan
5 Pencatatan keuangan yang tidak baik 6. Membantu membuka akses sumber dana
6 Akses biaya yang sangat terbatas dan bantuan dana murah
7 Kurang bankcable
8 Keterbatasan modal kerja
9 Ketergantungan terhadap pemberi order
Bidang Kepersonaliaan terhadap responden tentang kendala dan
Pada bidang kepersonaliaan juga masalah yang dihadapi untuk dicarikan solusi
memiliki berbagai permasalahan relative dalam masa jangka pendek terlihat sebagai
mendasar. Hasil survey dan wawancara mana dalam tabel berikut ini:

289
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Tabel 3 Masalah yang Dihadapi Responden


Bidang Personaliaan
No Permasalahan yang Dihadapi Harapan Bantuan

1 Pegawai sering tidak disiplin 1. Membantu pendampingan dan pelatihan


2 Kerjasama tim dalam organisasi kurang manajemen kepersonaliaan
3 Belum ada perjanjian kerja 2. Melatih karyawan membuat perjanjian
4 Hubungan kerja masih bersifat informal kerja
5 Karyyawan kurang teliti dalam 3. Membuat pengendalian kualitas barang
melaksanakan tugas khususnya kerja pocoan yang dibawa
6 Perpindahan tenaga kerja sangat tinggi pulang
7 Banyak pekerja system pocoan yang 4. Pendampingan dan pelatihan cara
garapannya dibawa kerumah sehingga sulit membuat job describtion
dalam pengawasan 5. Pembuatan struktur organisasi
Bidang Administrasi Perlu pemecahan segera, dan jika perlu
Keterbatasan pendidikan dan tenaga pihak ketiga membantunya. Beberapa
skill berdampak pada kerapian, ketepatan, masalah tersebut antara lain
dan kerapian dalam manajemen dan
administrasi. Hasil survey dan wawancara Tabel 4
terhadap responden jdengan kendala dan Masalah yang dihadapi Responden
permasalahan skill yang dihadapi oleh tenaga Bidang Produksi
skill berdampak pada kerapian
No Permasalahan yang dihadapi Harapan bantuan
1 Produksi lambat dan berbiaya tinggi 1. Pendampingan dan pelatihan dalam proses
2 Banyak kerusakan dalam proses produksi produksi yang efektif dan efisien
3 Belum memiliki sistem pengawasan produksi 2. Membantu dan mendampingi mendisain
4 yang terstandar sistem pengawasan produksi
5 Kurang mampu menyesuaikan tren model 3. Mencarikan solusi teknologi untuk
6 Gangguan cuaca pengganti kondisi cuaca
7 Kurangnya tenaga terampil 4. Membantu mencari jalan keluar dalam
Peralatan yang sederhana memperoleh cap Troso.
5. Pelatihan dalam membuat desain Troso
Bidang Jaringan Usaha berdampak pada keterbatasan pangsa pasar.
Terkait tipe usaha yang masih kecil, Kendala mendasar yang dihadapi responden
ternyata dibidang jaringan usaha sangat terkait dengan upaya jejaring tersebut,s dan
terbatas. Keterbatasan akses tersebut solusi seperti dalam tabel 5.
membuat posisi UKM responden menjadi Tabel 5
kurang mampu mengembangkan diri karena Masalah yang Dihadapi Responden
keterbatasan informasi dan bahkan Bidang Jaringan Usaha
No Permasalahan yang dihadapi Harapan bantuan

1 Umumnya mereka sulit terbuka untuk 1. Membangun mencarikan networking bisnis.


bergabung dalam asosiasi 2. Memaksimalkan dan atau membuat asosiasi
2 Kurang mampu membangun jaringan 3. Membantu masuk dalam suatu asosiasi
3 Tidak tahu cara masuk jaringan (misal 4. Memberikan pemahaman pentingnya
koperasi, asosiasi dan lainnya) asosiasi dan jaringan usaha
4 Kurang cocok dengan jaringan usaha
5 Kurang informasi & komunikasi
6 Umumnya mereka lebih mengandalkan
kemandirian

290
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

Simpulan catatan dan kalkulasi keuangan yang


Adapun hasil dari penelitian tahap ini tidak rapi dan cenderung tak
dapat disimpulkan, sebagai berikut: terstruktur dengan baik, kurang
1. Sampel penelitian atau jumlah responden bankcable
yang dihasilkan disurvey dan c. Kekurangan modal sering terganggu
diwawancarai 58 responden yang berada dengan stabilitas modal kerja dan
di kabupaten dan kota Jepara. lain-lain.
2. Hasil analisi quality grade menunjukan d. Kepersonaliaan / MSDM : kurang
bahwa terdapat dua type kelas grade pada mampu mengelola karyawan dengan
UKM Troso Jepara yang dijadikan baik sehingga sering terjadi
responden yaitu UKM yang ber-quaity indispliner, kurang mamu
Grade A yaitu sebanyak 2 UKM dan membangun kerjasama tim antar
UKM yang ber-quality grade B yaitu karyawan dengan baik, tingkat
sebanyak 36 UKM dan yang quality grade employee ternover tinggi terutama
C sebanyak 15 UKM. Artinya bahwa karyawan kunci, hubungan kerja
terdapat 2 UKM yang berkategori sangat sangat informal, skill karyawan
sehat dilihat dari tujuh perespektif rendah, karyawan tidak menguasai
(legalitas, SDM, manajemen dan job description, tidak mengetahui
administrasi, keuangan, pemasaran, manajement kepersonaliaan.
jaringan usaha dan produk). Disamping e. Manajemen dan administrasi : tak
itu juga terdapat 36 UKM diTroso yang memiliki tenag kerja yang memiliki
dalam kategori sehat dalam ketujuh skill administrasi, sistem pencatatan
perspektif sera 15 UKM berkategori dan keadministrasian belum
cukup sehat. dilakukan dengan baik dan
3. Dilihat dari sudut pandang masalah yang cenderung asal-asalan, tidak
dihadapi oleh para UKM Troso di Jepara memiliki karyawan yang mampu
dan UKM jenis lainnya pada dasarnya melakukan administrasi berbasis
memiliki kemiripan. Namun demikian komputer, karyawan administrasi
dalam rangka kontrukruksi desain bersifat otodidak, tidak memiliki dan
stimulan maka ternyata diketemukan mengenal sistem informasi
berbagi masalah spesifik responden, keadministrasian meskipun
antara lain: sederhana dan lain-lain.
a. Pemasaran: system pemasaran pada f. Legalitas : responden menganggap
personal selling, transportasi yang biaya melakukan perijinan mahal,
mahal, jaringan pemasaran yang mereka umumnya tak tahu prosedur
tidak dapat berkembang, tergantung utuk memperoleh legalitas, mereka
pada musiman, kurang memahami menganggap bahwa kurang begitu
jprosedur dan jaringan eksport, motif penting, karena sering terjadi
yang monotan kurang berkembang pembajakan tetapi tak ada penegasan
sehingga kurang kompetitif, harga hukum (pembajakan merek, hak
pokok tinggi, kuwalitas dan lain-lain. paten, dan lain-lain), mereka
b. Keuangan dan permodalan: sering umumnya kurang tahu tentang arti
ditipu dengan giro kosong, tidak penting legalitas bagi dunia usaha
memiliki tenaga ahli keuangan, tidak dan terdapat sebagian yang merasa
memahami manajement keuangan, belum waktunya memiliki legalitas.
sering terjadi pembayaran dari g. Produksi : biaya yang digunakan
langganan mundur sehingga masih terlalu tinggi (tidak efisien,
menghambat pembelian bahan baku, sistem produksi manual, tinggi

291
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

produk yang rusak, dan sisa produk Anonymous, 1994, Kebijaksanaan Departemen
terlalu banyak, kurang mampu perdagangan dalam Rangka Meningkatkan
mengikuti tren, tak mampu Ekspor Industri Kecil di Jawa Timur,
mengatasi gangguan cuaca dalam Kanwil Departemen Perdagangan Jawa
proses produksi, belum memiliki Timur.
peralatan yang memadai, tenaga
kerja trampil masih sangat terbatas. Bambang Setiaji, 1996, Wanita Pekerja Industri
h. Jaringan usaha : mereka umumnya Rumah Tangga : Kesejahteraan dan
masih tertutup sehingga belum Perlindungan Hak, dalam Akademika No.
banyak masuk ddalam asosiasi dan 01/Th. XIV/1996, Muhammadiyah Press,
kelompok lainnya, sulit dilakukan Surakarta.
pertemuan dalam forum komunikasi
UKIM Troso sebagai wahana Budi Sutrisno, 1994, Industrialisasi Indonesia :
membangun komunikasi, kurang Antara Strategi dan Realisasi : Sebuah
mampu membangun jejaring, tak Catatan terhadap kendala dan Prospek
memgetahui bagaimana memulai Industrialisasi Indonesia, dalam Akademika
masuk dalam satu asosia, kurang No. 02, Th. XII, 1994, Muhamadiyah Press,
informasi dankomunikasi, terlalu Surakarta
percaya pada potensi diri sehingga
kurang peduli terhadap keberadaan Babacus, E. dan Boller, 1992, An Empirical
asosiasi. Assesmentof the SERQUAL scale, Journal
of Business Research, 24, hal 253-268
4. Setelah dilakukan analisis
regrouping didasarkan atas masalah dan Chayanov, A.V, 1966, The Theory of Peasant
kebutuhan dalam rangka tawaran stimulasi, Economy, Manchester University Press.
maka diketemukan tiga kelompok UKM,
yaitu : Crosby, P.B, 1979, Quality is Free The Art of
Kelompok A, yang merupakan tipe Marketing Quality Certain, Mc. Graw Hill
UKM yang berkategori sangat baik. Book Company
Kelompok B, berkategori baik.
Kelompok C, berkategori cukup baik. Cronin, J.J dan Taylor, A.S, 1992, Measuring
Service Quality: A Reeximination and
Daftar Pustaka Extension, Journal of Marketing, 56, hal
55-68
Alberto P. Capati et. Al, 1993, In Search of New
and Innovative Conncepts for Small Scale Dean. J.W, dan Bowen. D.E, 1994,
Enterprise Promotion, Paper and Management Theory and Total Quality;
Proceeding of the International Conference Improving Research and Practice
on New and Innovative Concepts for small Throuhg Theory Development, Academy
Scale Enterprise Promotion held in Ho Chi of Management Review
Minh City, Vietnam, 14-16 December 1992,
Library National University of Singapore. Fandy.T, 2000, Prinsip-prinsip Total Quaty
Service, Andi Yogya
Anonymous, 1992, Profil Industri Kecil di
Daerah Istimewa Yogyakarta (Laporan Handriana. T, Analisis Perbedaan Harapan
Penelitian oleh FE dan LPPM Universitas Kulaitas Jasa pada Lembaga Pendidkan
Atma Jaya Yogyakarka, dalam Karya Tinggi di Surabaya, Tesis
Penelitian Universitas Atmajaya, Edisi 2
Tahun I, November 1992. Kettinger.J.W DAN Lee. C.C, 1994, Perceived
Service Qualty and User Satisfaction with

292
The 3rd University Research Colloquium 2016 ISSN 2407-9189

the Information Service Function,


Decision Science, 23, hal 737-766

Lewis. R.g, dan Smith. D.h, 1994, Total


Quality in Higer Education, Delray
Beach, Florida: St. Lucie Press

Marwah M. Diah, 2006, Good Corporate


Governance, Materi Diskusi Ilmiah
Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Hukum Uniisula

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 22


tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

_______________, Undang-Undang No. 25


tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.

Stamatis. D.H, 1996, Total Quality Service, St,


Lucia Press, USA

Stamatis. D.H, 1996, Total Quality Service:


Principles, Practice & Implementation,
Singapore: SSMB Publising Division

293

Anda mungkin juga menyukai