161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
ABSTRACT
The allocation of state expenditures in the APBN or APBD is one of the determinants of achieving
development goals in Indonesia. On the health function, government spending can accelerate the reduction
of stunting. The government really hopes that the funds released can be optimally absorbed in accordance
with the applicable payment mechanism. This research aims to see the role of government spending,
through the Special Allocation Fund (DAK) scheme, reducing stunting in the province of North Sumatra in
2019. This research uses a qualitative method through a case study approach. The research location was
conducted at the North Sumatra Provincial Health Office. The results showed that the performance of the
absorption of Physical DAK in the health sector for the stunting reduction program reached 82.9% of the
budget allocation. This absorption achievement was not optimal. Several things that affect the low
performance are due to the mismatch of components in the Budget Implementation List (DPA) and in the
KPPN KRISNA application. in terms of the fund management mechanism, it is in accordance with the
regulations and there are no obstacles or problems in the implementation of spending. The results of this
study are expected to provide an analysis of budget absorption to help map and improve the effectiveness of
the output of activity programs and the application of the concept of value for money.
ABSTRAK
Alokasi belanja negara pada APBN atau APBD merupakan salah satu faktor penentu pencapaian tujuan
pembangunan di indonesia. pada fungsi kesehatan, belanja negara dapat mempercepat penurunan
stunting. Pemerintah sangat berharap dana yang dikeluarkan dapat terserap dengan optimal sesuai dengan
mekanisme pembayaran yang berlaku. Penelitian ini ingin melihat peran belanja negara, melalui skema
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, terhadap penurunan stunting di provinsi Sumatera Utara tahun 2019.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan
pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyerapan
DAK Fisik bidang kesehatan untuk program penurunan stunting mencapai 82,9% dari alokasi anggaran.
Capaian penyerapan ini belum optimal. Beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya kinerja disebabkan
karena ketidaksesuaian komponen yang ada di Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan di aplikasi KRISNA
KPPN. Terkait mekanisme pengelolaan dana sudah sesuai dengan peraturan dan tidak ditemukan kendala
atau masalah dalam pelaksanaan belanja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis
mengenai penyerapan anggaran untuk membantu memetakan dan meningkatkan efektifitas capaian output
program kegiatan serta mengenai penerapan konsep value for money.
KETERANGAN ARTIKEL
Riwayat Artikel: diterima: 7 Oktober 2020; direvisi: 27 November 2020; disetujui: 2 Desember 2020
Klasifikasi JEL: H61, H72
Cara Mensitasi: Akhmadi, M. H. dan Pasaribu, I. T. (2020). Peran Belanja Negara dalam Program
Penurunan Stunting. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 6(2), 161-174.
https://doi.org/10.34204/jiafe.v6i2.2499
Copyright©2020. JIAFE (Jurnal Akuntansi Ilmiah Fakultas Ekonomi) Universitas Pakuan
161
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
162
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
163
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
memenuhi kebutuhan secara maksimal dan Kelompok pertama, adalah rumah tangga
berkembang menjadi manusia yang capable. sangat miskin yang memiliki pendapatan
Secara logika, semakin besar kapabilitas kurang dari USD1.25 atau sekitar Rp17.500 (1
seseorang, maka semakin besar pula USD=Rp14.000) untuk mencukupi kebutuhan
kebebasan dalam merespon peluang-peluang konsumsi dalam sehari, serta kelompok miskin
yang ada. Peluang untuk belajar, peluang yaitu pemegang pendapatan kurang dari USD2
untuk bekerja, dan peluang untuk bisa atau sekitar Rp28.000 (1 USD=Rp14.000)
sejahtera (Sen, 1992). Berkembangnya untuk memenuhi kebutuhan dalam sehari.
masyarakat yang memiliki kapabilitas pasti Dari pendapatan kedua kelompok keluarga di
akan berkaitan dengan meningkatnya angka atas dalam sehari pasti membuat kebutuhan
harapan hidup, semakin banyak masyarakat nutrisi sehari-hari tidak adapat tercukupi
yang bebas dari buta huruf, serta terjadinya sempurna. Akibat dari tidak cukupnya
peningkatan dalam bidang kesehatan dan pendapatan untuk konsumsi yang layak,
Pendidikan (Komalasari, 2020). keluarga miskin akan mengalami kekurangan
Seseorang yang mempunyai kekurangan nutrisi. Hal ini tentunya dapat menyebabkan
kemampuan mungkin memiliki kesejahteraan peluang untuk mengubah atau melakukan
yang rendah. Misalnya kita bandingkan antara perbaikan pedapatan pada keluarganya akan
pendapatan keluarga prasejahtera dan menjadi lebih terbatas.
keluarga sejahtera. Pendapatan per kapita Dari beberapa penjelasan tersebut
keluarga prasejahtera tentunya lebih rendah dapat disimpulkan bahwa tingkat
dari keluarga sejahtera. Dari perbandingan ini, kesejahteraan masyarakat akan sangat
didapatkan hasilnya persentase pengeluaran berpengaruh dari tingkat kesehatan
pangan keluarga prasejahtera lebih besar dari masyarakat. Dikarenakan kesehatan
keluarga sejahtera karena keluarga merupakan hal yang penting, khsusnya bagi
prasejahtera kemungkinan hanya mampu pemerintah yang berkewajiban untuk
memenuhi kebutuhan pangan dibanding yang memperhatikan dan menyediakan fasilitas
kebutuhan lain. Contoh lain misalnya dalam publik atau pelayanan kesehatan yang
hal kesehatan, pengetahuan gizi ibu dari berkualitas. Tata pemerintahan yang baik
keluarga prasejahtera lebih rendah dari memiliki peran penting untuk mengurangi
keluarga sejahtera dikarenakan tidak kekurangan gizi masa kanak-kanak bersama
banyaknya informasi yang bisa di dapat ibu dengan faktor sosio-demografis lainnya
dari keluarga prasejahtera mungkin karena (Biadgilig, dkk., 2019). Semua pihak harus
tidak adanya media informasi di rumahnya saling bekerja sama dalam mencegah dan
atau ibu tersebut sewaktu muda memang menurunkan angka stunting di Indonesia.
kurus dan kurang nutrisi sehingga status gizi Pelaksanaan pencegahan salah satunya
balita dari keluarga prasejahtera tidak lebih dilakukan melalui program makanan
baik dari keluarga sejahtera. tambahan bagi ibu menyusui yang berada
Kesejahteraan sering dikaitkan dengan pada keluarga miskin sebagai antisipasi
kemiskinan. Apabila BPS mengukur kemiskinan meningkatnya stunting pada anak
dengan kemampuan konsumsi rumah tangga (Cetthakriku, dkk., 2018).
maka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Menurut Riskesdas tahun 2018
Nasional (BKKBN) mengukur tingkat Indonesia merupakan salah satu negara
kemiskinan dengan kesejahteraan keluarga dengan triple burden atau triple ganda
(Cahyat, dkk., 2007). World Bank dalam permasalahan gizi, yaitu dengan prevalensi
situsnya stunting (30,8%), wasting atau balita kurus
www.worldbank.org/en/topic/poverty telah (10,2%), dan overwight atau balita gemuk
mengukur dimensi pola kemiskinan penduduk. (8,0%) (Kemenkes RI, 2018). Dari ketiga
164
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
permasalahan gizi yang disebutkan, Indonesia penurunan stunting yang tercermin dari
memiliki persentase status gizi balita tertinggi dialokasikannya anggaran khusus untuk hal ini.
pada masalah stunting, yaitu kondisi dimana Pemenuhan gizi bagi ibu hamil merupakan
anak tumbuh lebih pendek dari anak-anak salah satu cara mencegah stunting. Upaya ini
seusianya. Hal ini terjadi karena anak tersebut sangat diperlukan, mengingat stunting akan
mengalami kekurangan energi kronik atau berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan
kurang gizi dan nutrisi. Determinan utama anak dan status kesehatan anak saat dewasa
stunting di antaranya, pada 6 bulan pertama si nanti.
anak tidak mendapat ASI yang cukup, terjadi
kelahiran prematur pada anak, anak yang lahir Belanja Negara
dari ibu yang pendek, dan kurangnya ekonomi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
keluarga atau miskin. Dampak kesehatan yang (APBN) terdiri dari tiga bagian besar, yaitu
timbul diantaranya, gagal tumbuh yang pendapatan, belanja dan pembiayaan negara.
ditandai berat lahir rendah, menghambat Ketiga bagian dalam APBN tersebut memiliki
perkembangan kognitif dan motorik anak, dan pembagian-pembagian atau pos-pos yang
menyebabkan gangguan metabolik pada anak masih kompleks. APBN yang ditetapkan setiap
saat dewasa. tahunnya, pasti telah melalui banyak proses.
Selain berdampak kesehatan, stunting Dimulai dari proses perencanaan dan
juga berdampak bagi ekonomi. Menurut penganggaran, pelaksanaan, hingga pelaporan
Worldbank, 2016 stunting menyebabkan dan pertanggungjawaban. APBN dijadikan
potensi kerugian ekonomi 2-3% PDB setiap dasar untuk menarik pendapatan dan dasar
tahunnya. Potensi kerugian yang dialami dari untuk melakukan belanja negara serta
stunting termasuk besar sehingga harus melakukan pembiayaan. Dalam hubungannya
dilakukan upaya-upaya untuk penurunan dengan konsep keuangan negara, APBN
stunting. Potensi keuntungan ekonomi dari digunakan untuk melaksanakan seluruh hak
investasi penurunan stunting di Indonesia dan kewajiban negara. APBN juga dapat
dapat mencapai 48 kali lipat (Hoddinott, dilakukan perubahan dan perjalanan
Alderman, Behrman, Haddad, dan Horton, pelaksanaannya, tata cara untuk melakukan
2013). Oleh karena itu pemerintah Indonesia perubahan dalam APBN diatur dengan
semakin fokus untuk langkah-langkah peraturan perundang-undangan.
APBN
165
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
166
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
167
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
89,24%
Gambar di atas menunjukkan bahwa dibagi menjadi tiga bagian pada DPA, yaitu
pada pagu anggaran belanja DAK Fisik dana pengadaan makanan tambahan, dana
penugasan untuk penurunan stunting awalnya pengiriman makanan tambahan, dan dana
168
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
manajemen pelaksanaan penyediaan makanan menjadi tiga bagian pada DPA, dibagian
tambahan. Kemudian jika mengamati pada realisasinya hanya terbagi menjadi dua bagian,
gambar tersebut, terlihat bahwa pagu yaitu dana pengadaan makanan tambahan
anggaran belanja DAK Fisik penugasan untuk dan dana pendistribusian dan manajemen
penurunan stunting yang awalnya dibagi pelaksanaan penyediaan makanan tambahan.
94,21%
Gambar 3. Perbandingan Komponen Kegiatan Berdasarkan Realisasi Anggaran
Sumber: Data diolah dari Laporan Progres DAK Fisik Penugasan Stunting Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2019
Jadi terdapat perbedaan antara pagu Kesehatan Provinsi Sumatera Utara secara
dan realisasi penyerapan anggaran belanja umum telah sesuai, yang akan diuraikan
dari alokasi DAK Fisik penugasan bidang sebagai berikut.
kesehatan untuk penurunan stunting dimana Proses penganggaran DAK Fisik pada
hanya terserap 82,9% dari pagu yang telah APBD sesuai dengan yang sudah dietapkan
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya dalam Peraturan Presiden mengenai Rincian
ketidaksesuaian komponen yang ada di DPA APBN. Besaran pagu pada bidang per daerah
dan di aplikasi KRISNA KPPN. Angka pada DPA telah diatur dalam rincian anggaran yang
sesuai dengan yang direncanakan dimana dibuat. Pagu DIPA DAK Fisik TA 2019 yang
biaya pengadaan dan pendistribusian terpisah diterima oleh Provinsi Sumatera Utara Khusus
sementara di aplikasinya, tidak terdapat dana program penugasn bidang kesehatan alokasi
pendistribusian dalam arti bahwa dana DIPA DAK Fisik diberikan sebesar Rp 22,8
pendistribusian sudah termasuk di dalam dana miliar atau sekitar 5.83% dari keseluruhan DAK
pengadaan, sehingga pada akhirnya dana Fisik yang diterima Pemerintah Provinsi
manajemen yang ada digunakan untuk Sumatera Utara tahun 2019.
pendistribusian dan tidak ada kegiatan untuk Untuk usulan rencana kegiatan yang
monitoring dukungan pengadaan makanan dilaksanakan, Dinas Kesehatan Provinsi
tambahan. Sumatera Utara juga telah menyusunnya
sesuai petunjuk teknis yang mengacu pada
Tinjauan Kesesuaian Mekanisme Pelaksanaan dokumen usulan DAK Fisik, serta hasil
Belanja Penurunan Stunting sinkronisasi dan harmonisasi usulan DAK Fisik.
Kesesuaian mekanisme pengelolaan DAK Fisik Untuk DAK Fisik Penugasan bidang kesehatan,
untuk penurunan stunting dilihat dari terdapat tiga sub bidang, yaitu: 007 Penugasan
kesesuaiaan fakta dengan Peraturan Presiden Stunting; 009 Pelayanan Kesehatan Rujukan;
Nomor 141 Tahun 2018. Proses penganggaran dan 010 Balai Pelatihan Kesehatan
hingga pemantauan dan evaluasi pada Dinas (BAPELKES).
169
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur sebesar Rp1.608.915.000,00 yang dilakukan
Sumatera Utara juga membuat rekapitulasi oleh CV. Lestarindo; dan (2) nilai kontrak
rencana kegiatan untuk seluruh bidang yang pendistribusian/pengiriman ke puskesmas
sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan. sebesar Rp98.750.000,00 yang dilakukan oleh
Rekapitulasi ini berupa rincian dan lokasi PT. Kikan Utama Mandiri. Total pengadaan
kegiatan serta output kegiatan yang disusun PMT ibu hamil ini sebanyak 24505 kg (14586
pada minggu pertama bulan Maret yang kotak), dengan detail rincian kegiatan sebagai
kemudian disampaikan kepada Menteri berikut: (1) Kabupaten Langkat sebanyak
Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri 12690 kg (7554 kotak), (2) Kabupaten
Perencanaan Pembangunan Nasional. Simalungun sebanyak 6685 kg (3979 kotak),
Selanjutnya berdasarkan alokasi DAK (3) Pengadaan PMT ibu hamil KEK di Kota
Fisik yang dianggarkan dalam APBD dan Gunung Sitoli sebanyak 2091 kg (1245 kotak),
dokumen rencana kegiatan, SKPD teknis (4) Kabupaten Padang Lawas sebanyak 1836
termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera kg (1093 kotak), dan (5) Kabupaten Nias Utara
Utara menyusun DPA-SKPD atau dokumen sebanyak 1203 kg (716 kotak).
pelaksanan anggaran sejenis lainnya sesuai Jumlah sasaran ibu hamil yang akan
peraturan perundang-undangan. Dalam menerima PMT sebanyak 4537 ibu hamil,
bagian pelaksanaanya, dana untuk penurunan sebanyak 24505 kg, (masing-masing ibu hamil
stunting pada Dinas Kesehatan Provinsi mendapatkan 5,4 kg makanan tambahan).
Sumatera Utara dibagi menjadi dua kegiatan, Makanan tambahan ini masuk ke Pelabuhan
yaitu kegiatan penyediaan dan kegiatan Belawan tangal 9 Oktober 2019 dan akan
pendistribusian. Kegiatan penyediaan dan dikirim/didistribusikan mulai hari ini, tanggal
distribusi makanan tambahan bagi ibu hamil 10 Oktober 2019 ke 5 (lima) kabupaten/kota
bersumber dana alokasi khusus fisik yaitu Langkat, Simalungun, Padang Lawas, Nias
penugasan kesehatan penurunan stunting Utara dan Gunung Sitoli.
tahun 2019 telah terealisasi secara fisik 100% Seperti yang dijabarkan di atas, untuk
pada triwulan III (bulan Oktober 2019). setiap tahap penyaluran dana pasti
Pengadaan makanan tambahan ini terdiri dari dibutuhkan laporan realisasi berapa dana yang
dua kegiatan yaitu pengadaan dan telah terserap serta bagaiaman pencapaian
pendistribusian/pengiriman. Pengadaan output yang ada. Setelah melakukan
makanan tambahan merupakan jenis belanja pelaksanaan, selanjutnya gubernur menyusun
bahan logistik rumah tangga pengadaan PMT laporan pelaksanaan DAK Fisik yang terdiri dari
ibu hamil dengan surat dokumen nomor dua laporan, yaitu laporan pelaksanaan
444.1/8013/DINKES/VII/2019, tanggal 22 Juli kegiatan dan laporan penyerapan dana dan
2019. Tanggal mulai kegiatan 22 Juli 2019 dan capaian keluaran (output) kegiatan. Laporan
selesai tanggal 04 September 2019. realisasi penyerapan dana dan capaian output
Pendistribusian/pengiriman makanan kegiatan pada Provinsi Sumatera Utara akan
tambahan merupakan jenis belanja jasa dijelaskan pada gambar di bawah bagian ini.
paket/pengiriman dan monitoring dukungan Kegiatan pemantauan dan evaluasi juga
PMT kabupaten/kota dengan surat dokumen dilakukan sesuai dengan peraturan
nomor 444.1/8012/DINKES/VII/22019, tanggal perundang-undangan. Pemantauan untuk
22 Juli 2019. Tanggal mulai kegiatan 22 Juli pengelolaan DAK Fisik dilakukan untuk dua
2019 dan selesai tanggal 25 Oktober 2019. aspek, yaitu aspek teknis kegiatan dan aspek
Nilai Kontrak pengadaan makanan keuangan. Evaluasi dilakukan setelah
tambahan ibu hamil ini total sebesar dilakukannya seluruh pelaksanaan dan
Rp1.707.665.000,00, yang terdiri dari : (1) nilai dilakukannya terhadap pencapaian keluaran
kontrak pengadaan makanan tambahan (output) dalam 1 (satu) tahun anggaran.
170
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
171
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
Bintarto, R. (1989). Interaksi Kota Desa dan Jakarta: Kementerian Keuangan dan
Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Kementerian PPN/Bappenas.
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI Badan
Boachie, M. K., dkk. (2018). Public Health Penelitian dan Pengembangan.
Expenditures and Health Outcomes: (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
New Evidence from Ghana. Economies, Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Balai
6(4). Penelitian dan Pengembangan
http://dx.doi.org/10.3390/economies60 Kemenkes RI, 1–100.
40058 Kementerian PPN/Bappenas. (2018). Pedoman
Cahyat, A., dkk. (2007). Mengkaji kemiskinan Pelaksanaan Intervensi Penurunan
dan kesejahteraan rumah tangga: Stunting Terintegrasi Di Kabupaten/
sebuah panduan dengan contoh dari Kota. Jakarta: Badan Perencanaan dan
Kutai Barat. Bogor: Center for Pembangunan Nasional.
International Forestry Research (CIFOR). Komalasari, M. A. (2020). Kapabilitas Manusia
Cetthakrikul, N., dkk. (2018). Childhood dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam
stunting in Thailand: when prolonged Pemberdayaan Masyarakat: Suatu
breastfeeding interacts with household Upaya Mengatasi Kesenjangan. Media
poverty. BMC Pediatrics, 18. Informasi Penelitian Kesejahteraan
http://dx.doi.org/10.1186/s12887-018- Sosial, 43(2), 153-164.
1375-5 Laiprakobsup, T. (2019). Democracy, Economic
Ferbriani, R. E. dan Yusnida, Y. (2020). Kajian Growth And Government Spending In
Kesejahteraan Di Provinsi Bengkulu: Public Health In Southeast Asia.
Sebuah Temuan Dari Analisis Jalur. International Journal of Development
Convergence: The Journal of Economic Issues, 18(1), 70-87.
Development, 2(1), 16-35. http://dx.doi.org/10.1108/IJDI-08-2018-
Hoddinott, J., dkk. (2013). The economic 0112.
rationale for investing in stunting Pemerintah Republik Indonesia. (2003).
reduction. Maternal & child nutrition, 9, Undang-Undang Republik Indonesia
69-82. Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Izwardy, D. (2019). Kebijakan dan Strategi Keuangan Negara.
Penanggulangan Stunting di Indonesia. _____________. (2004). Undang-Undang
https://www.persi.or.id/images/2019/d Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
ata/FINAL_PAPARAN_PERSI_22_FEB_20 tentang Perbendaharaan Negara.
19_Ir._Doddy.pdf [diakses pada tanggal _____________. (2009). Undang-Undang
8 Juli 2020]. Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
Kim, S. dan Wang, J. (2019). Does Quality of 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Government Matter in Public Health?: _____________. (2018). Undang-Undang
Comparing the Role of Quality and Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
Quantity of Government at the National 2018 tentang Anggaran Pendapatan
Level. Sustainability, 11(11). dan Belanja Negara Tahun Anggaran
http://dx.doi.org/10.3390/su11113229. 2019.
Kementerian Keuangan dan Kementerian _____________. (2018). Peraturan Presiden
PPN/Bappenas. (2019). Laporan Nomor 141 Tahun 2018 tentang
Pemantauan Kinerja Anggaran dan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus
Pembangunan Program Percepatan Fisik Tahun Anggaran 2019.
Pencegahan dan Penurunan Stunting. _____________. (2017). Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 50 Tahun 2017
172
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
173
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...
174