Anda di halaman 1dari 14

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal.

161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

PERAN BELANJA NEGARA DALAM PROGRAM PENURUNAN STUNTING

Muhammad Heru Akhmadi1, Iyas Theresia Pasaribu 2


1,2
Politeknik Keuangan Negara STAN, Tangerang Selatan, Indonesia
Email: heru.cio@gmail.com

ABSTRACT
The allocation of state expenditures in the APBN or APBD is one of the determinants of achieving
development goals in Indonesia. On the health function, government spending can accelerate the reduction
of stunting. The government really hopes that the funds released can be optimally absorbed in accordance
with the applicable payment mechanism. This research aims to see the role of government spending,
through the Special Allocation Fund (DAK) scheme, reducing stunting in the province of North Sumatra in
2019. This research uses a qualitative method through a case study approach. The research location was
conducted at the North Sumatra Provincial Health Office. The results showed that the performance of the
absorption of Physical DAK in the health sector for the stunting reduction program reached 82.9% of the
budget allocation. This absorption achievement was not optimal. Several things that affect the low
performance are due to the mismatch of components in the Budget Implementation List (DPA) and in the
KPPN KRISNA application. in terms of the fund management mechanism, it is in accordance with the
regulations and there are no obstacles or problems in the implementation of spending. The results of this
study are expected to provide an analysis of budget absorption to help map and improve the effectiveness of
the output of activity programs and the application of the concept of value for money.

Keywords: public spending, stunting reduction, special allocation fund

ABSTRAK
Alokasi belanja negara pada APBN atau APBD merupakan salah satu faktor penentu pencapaian tujuan
pembangunan di indonesia. pada fungsi kesehatan, belanja negara dapat mempercepat penurunan
stunting. Pemerintah sangat berharap dana yang dikeluarkan dapat terserap dengan optimal sesuai dengan
mekanisme pembayaran yang berlaku. Penelitian ini ingin melihat peran belanja negara, melalui skema
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, terhadap penurunan stunting di provinsi Sumatera Utara tahun 2019.
Penelitian ini mengunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian dilakukan
pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyerapan
DAK Fisik bidang kesehatan untuk program penurunan stunting mencapai 82,9% dari alokasi anggaran.
Capaian penyerapan ini belum optimal. Beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya kinerja disebabkan
karena ketidaksesuaian komponen yang ada di Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan di aplikasi KRISNA
KPPN. Terkait mekanisme pengelolaan dana sudah sesuai dengan peraturan dan tidak ditemukan kendala
atau masalah dalam pelaksanaan belanja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan analisis
mengenai penyerapan anggaran untuk membantu memetakan dan meningkatkan efektifitas capaian output
program kegiatan serta mengenai penerapan konsep value for money.

Kata kunci: belanja negara, Dana Alokasi Khusus, penurunan stunting

KETERANGAN ARTIKEL
Riwayat Artikel: diterima: 7 Oktober 2020; direvisi: 27 November 2020; disetujui: 2 Desember 2020
Klasifikasi JEL: H61, H72
Cara Mensitasi: Akhmadi, M. H. dan Pasaribu, I. T. (2020). Peran Belanja Negara dalam Program
Penurunan Stunting. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 6(2), 161-174.
https://doi.org/10.34204/jiafe.v6i2.2499
Copyright©2020. JIAFE (Jurnal Akuntansi Ilmiah Fakultas Ekonomi) Universitas Pakuan

161
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

PENDAHULUAN 3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap


Setiap negara pasti punya tujuan bernegara. tahunnya mengalami pengurangan karena hal
Seperti halnya negara Indonesia yang memiliki ini. Ditambah lagi, saat ini Indonesia menjadi
salah satu tujuan negara yaitu memajukan negara ke-5 di dunia dengan jumlah balita
kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial. tertinggi mengalami stunting. Tentunya hal ini
Untuk mewujudkannya, negara perlu harus diberi perhatian penuh. Penurunan
melakukan belanja. Belanja negara memiliki angka stunting di Indonesia memerlukan
pengaruh yang besar pencapaian sasaran intervensi yang terpadu yang dapat
program pemerintah. Belanja negara diaplikasikan dalam program-program
membuat daya beli masyarakat meningkat pemerintah. Oleh karena itu, dalam sasaran
(Rahanda, 2019) sehingga menyebabkan pembangunan nasional dapat kita temukan
terjadinya produksi, konsumsi, dan sistem salah satunya adalah indikator dan target
ekonomi pun berjalan. penurunan stunting.
Setiap tahunnya negara membuat Dalam upaya untuk menurunkan angka
anggaran belanja. Anggaran adalah suatu stunting, program-program untuk tujuan
rencana yang mengatur tentang berapa besar tersebut telah dibuat dalam dokumen yang
dana yang ada atau akan diterima yang dapat berisikan output K/L untuk Tahun Anggaran
digunakan dan menjadi dasar dalam (TA) 2019 yang telah disusun oleh
penggunaan dana itu sendiri. Setiap tahun Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenkeu
pemerintah mengalokasikan seluruh dimana terdapat hasil rekapitulasi 97 dengan
pendapatan negara ke dalam pos-pos belanja alokasi sebesar Rp94,35 triliun dan yang
dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja relevan dalam mendukung penurunan
Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan stunting adalah sebesar Rp29 triliun. Tidak
Belanja Daerah (APBD) yang dilaksanakan oleh hanya satker pusat, satker pemerintah daerah
Kementerian/Lembaga, SKPD, dan entitas juga mempunyai anggaran yang disalurkan
pemerintahan lainnya. melalui transfer ke daerah ataupun langsung
Belanja pemerintah pusat dalam APBN dalam APBD. Belanja yang sebesar ini
dapat dibagi menjadi tiga bagian, menurut diharapkan dapat dilaksanakan sesuai
fungsi, organisasi, dan program. Berdasarkan peraturan yang berlaku demi mencapai tujuan
fungsinya, belanja memiliki 11 fungsi, salah yang diinginkan. Berdasarkan hal tersebut di
satunya adalah fungsi kesehatan. Dalam APBN atas maka penelitian ini ingin melihat
setiap tahunnya, belanja kesehatan bagaimana pelaksanaan belanja negara dalam
merupakan salah satu belanja mandatori yang mendukung percepatan penurunan stunting
dialokasikan 5% dari keseluruhan belanja khususnya pada Provinsi Sumatera Utara.
negara di luar belanja pegawai (pasal 171 UU
No 36 Tahun 2009). Sehingga belanja KAJIAN LITERATUR
kesehatan perlu selalu dikaji untuk Kesejahteraan Sosial
mendapatkan efektifitas dan efesiensi yang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
optimal. (KBBI), sejahtera berarti mendapatkan rasa
Salah satu program prioritas fungsi aman, sentosa, dan makmur; merasakan
kesehatan adalah percepatan penurunan kebahagiaan karena dapat terlepas dari
stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh pada gangguan, masalah, kesukaran, hambatan dan
anak balita akibat kekurangan gizi kronis sebagainya). Kata sejahtera dalam arti umum
terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan merepresentasikan keadaan yang baik yang
(HPK) (Kementerian Kesehatan RI). dialami seseorang. Dalam bidang ekonomi,
Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan sejahtera berarti keuntungan benda,
perkembangan otak anak. Menurut WHO, 2- penghasilan dari banyak atau sedikit

162
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

keuntungan yang diterima. Selain itu, kemiskinan dilakukan melalui penyaluran


kesejahteraan dihubungkan dengan kekayaan bantuan social dalam bentuk non tunai
atau kesuksesan seseorang dalam berusaha. (Akhmadi, 2017). Upaya meningkatkan
Kesejahteraan dapat diukur menggunakan kesejahteraan social tidak hanya dari sisi
beberapa variabel seperti kesehatan, kualitas pemerintah, namun juga melibatkan peran
hidup, kebahagaiaan dan keadaan ekonomi swasta dan masyarakat (Astiti dan Saitri,
(Segel dan Bruzy, 1998:8). 2017), (Wulandari dan Sutjiati, 2014) .
Di Indonesia penjelasan kesejahteraan Biro Pusat Statistik Indonesia (2000)
diatur dan tercantum dalam pembukaan merumuskan ukuran untuk mengukur
Undang-undang Dasar 1945, yang kesejahteraan sebuah rumah tangga
dimplementasikan salah satunya dalam (household). Apabila komposisi pengeluaran
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 rumah tangga untuk pangan masih lebih besar
tentang Kesejahteraan Sosial. Pada pasal 1 dan atau jauh di atas dari komposisi pengeluaran
2, dijelaskan bahwa kesejahteraan sosial rumah tangga untuk non-pangan maka dapat
memiliki beberapa makna. Pertama, ianggap bahwa rumah tangga itu belum
kesejahteraan diartikan dapat terpenuhinya termasuk sejahtera. Hal itu disebabkan karena
kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat. rumah tangga belum mampu untuk memenuhi
Disini kita harus mengetahui betul apa-apa kebutuhan tersiernya melainkan hanya
saja kebutuhan masyarakat itu sendiri. Dimulai mampu memenuhi kebutuhan primernya.
dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, Lebih lanjut untuk mengukur
serta kebutuhan rohani dan jasmani. Negara kesejahteraan, BPS menyarankan tujuh
memiliki kewajiban untuk menjamin hal itu komponen untuk mengukur tingat
tercapai. peningkatan belanja pemerintah kesejahteraan yaitu kependudukan, kesehatan
berpengaruh positif terhadap peningkatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf
kesejahteraan masyarakat (Putri, Anis, dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan,
Triani, 2019). sosial budaya (Widyastuti, 2012). Selanjutnya
Kedua, yang temasuk pengertian dari Kolle (1974) dalam Bintarto (1989), juga
kesejahteraan itu sendiri adalah dapat mengemukakan beberapa indikator yang
mengembangkan diri. Seseorang yang dapat dilakukan untuk mengukur
sejahtera adalah seseorang yang dapat kesejahteraan. Terdapat 4 aspek dalam
mengembangkan dirinya, yang memiliki pemaparannya, yaitu segi materi, fisik, mental
peluang untuk mengembangkan dirinya, dan spriritual. Yang unik dari pemaparan Kolle
misalnya mendapatkan pekerjaan dan di atas, Ia juga menyertakan segi
mengembangkan potensi yang dimilki dalam spiritualitasnya. Moral, etika, yang tampak
dirinya. Pertumbuhan lapangan pekerjaan dalam perilaku seseorang juga merupakan sala
akan berpengaruh terhadap peningkatan satu indikator kesejahteraan menurut Kolle
kesejahteraan (Putri, dkk., 2019) (Bintarto, 1989).
Dari sisi pemerintah, upaya untuk Lain halnya menurut Amartya Kumar
meningkatkan kesejahteraan sosial dilakukan Sen atau yang lebih dikenal dengan Sen
melalui indikator pertumbuhan ekonomi dan seorang ekonom India yang terkenal karena
pemerataan pendapatan (Ferbriani dan karyanya tentang ekonomi kesejahteraan.
Yusnida, 2020). Dalam rangka mewujudkan Menurut Sen, inti kesejahteraan adalah
kedua indikator tersebut pemerintah kapabilitas. Setiap manusia mempunyai hak
menggunakan bauran kebijakan fiskal dan dan kewajiban untuk mengembangkan dirinya,
moneter (Rantebua, 2019). Peningkatan anak-anaknya, serta orang di sekitarnya. Hal
kesejahteraan khususnya penanggulangan ini dilakukan supaya setiap orang dapat

163
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

memenuhi kebutuhan secara maksimal dan Kelompok pertama, adalah rumah tangga
berkembang menjadi manusia yang capable. sangat miskin yang memiliki pendapatan
Secara logika, semakin besar kapabilitas kurang dari USD1.25 atau sekitar Rp17.500 (1
seseorang, maka semakin besar pula USD=Rp14.000) untuk mencukupi kebutuhan
kebebasan dalam merespon peluang-peluang konsumsi dalam sehari, serta kelompok miskin
yang ada. Peluang untuk belajar, peluang yaitu pemegang pendapatan kurang dari USD2
untuk bekerja, dan peluang untuk bisa atau sekitar Rp28.000 (1 USD=Rp14.000)
sejahtera (Sen, 1992). Berkembangnya untuk memenuhi kebutuhan dalam sehari.
masyarakat yang memiliki kapabilitas pasti Dari pendapatan kedua kelompok keluarga di
akan berkaitan dengan meningkatnya angka atas dalam sehari pasti membuat kebutuhan
harapan hidup, semakin banyak masyarakat nutrisi sehari-hari tidak adapat tercukupi
yang bebas dari buta huruf, serta terjadinya sempurna. Akibat dari tidak cukupnya
peningkatan dalam bidang kesehatan dan pendapatan untuk konsumsi yang layak,
Pendidikan (Komalasari, 2020). keluarga miskin akan mengalami kekurangan
Seseorang yang mempunyai kekurangan nutrisi. Hal ini tentunya dapat menyebabkan
kemampuan mungkin memiliki kesejahteraan peluang untuk mengubah atau melakukan
yang rendah. Misalnya kita bandingkan antara perbaikan pedapatan pada keluarganya akan
pendapatan keluarga prasejahtera dan menjadi lebih terbatas.
keluarga sejahtera. Pendapatan per kapita Dari beberapa penjelasan tersebut
keluarga prasejahtera tentunya lebih rendah dapat disimpulkan bahwa tingkat
dari keluarga sejahtera. Dari perbandingan ini, kesejahteraan masyarakat akan sangat
didapatkan hasilnya persentase pengeluaran berpengaruh dari tingkat kesehatan
pangan keluarga prasejahtera lebih besar dari masyarakat. Dikarenakan kesehatan
keluarga sejahtera karena keluarga merupakan hal yang penting, khsusnya bagi
prasejahtera kemungkinan hanya mampu pemerintah yang berkewajiban untuk
memenuhi kebutuhan pangan dibanding yang memperhatikan dan menyediakan fasilitas
kebutuhan lain. Contoh lain misalnya dalam publik atau pelayanan kesehatan yang
hal kesehatan, pengetahuan gizi ibu dari berkualitas. Tata pemerintahan yang baik
keluarga prasejahtera lebih rendah dari memiliki peran penting untuk mengurangi
keluarga sejahtera dikarenakan tidak kekurangan gizi masa kanak-kanak bersama
banyaknya informasi yang bisa di dapat ibu dengan faktor sosio-demografis lainnya
dari keluarga prasejahtera mungkin karena (Biadgilig, dkk., 2019). Semua pihak harus
tidak adanya media informasi di rumahnya saling bekerja sama dalam mencegah dan
atau ibu tersebut sewaktu muda memang menurunkan angka stunting di Indonesia.
kurus dan kurang nutrisi sehingga status gizi Pelaksanaan pencegahan salah satunya
balita dari keluarga prasejahtera tidak lebih dilakukan melalui program makanan
baik dari keluarga sejahtera. tambahan bagi ibu menyusui yang berada
Kesejahteraan sering dikaitkan dengan pada keluarga miskin sebagai antisipasi
kemiskinan. Apabila BPS mengukur kemiskinan meningkatnya stunting pada anak
dengan kemampuan konsumsi rumah tangga (Cetthakriku, dkk., 2018).
maka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Menurut Riskesdas tahun 2018
Nasional (BKKBN) mengukur tingkat Indonesia merupakan salah satu negara
kemiskinan dengan kesejahteraan keluarga dengan triple burden atau triple ganda
(Cahyat, dkk., 2007). World Bank dalam permasalahan gizi, yaitu dengan prevalensi
situsnya stunting (30,8%), wasting atau balita kurus
www.worldbank.org/en/topic/poverty telah (10,2%), dan overwight atau balita gemuk
mengukur dimensi pola kemiskinan penduduk. (8,0%) (Kemenkes RI, 2018). Dari ketiga

164
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

permasalahan gizi yang disebutkan, Indonesia penurunan stunting yang tercermin dari
memiliki persentase status gizi balita tertinggi dialokasikannya anggaran khusus untuk hal ini.
pada masalah stunting, yaitu kondisi dimana Pemenuhan gizi bagi ibu hamil merupakan
anak tumbuh lebih pendek dari anak-anak salah satu cara mencegah stunting. Upaya ini
seusianya. Hal ini terjadi karena anak tersebut sangat diperlukan, mengingat stunting akan
mengalami kekurangan energi kronik atau berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan
kurang gizi dan nutrisi. Determinan utama anak dan status kesehatan anak saat dewasa
stunting di antaranya, pada 6 bulan pertama si nanti.
anak tidak mendapat ASI yang cukup, terjadi
kelahiran prematur pada anak, anak yang lahir Belanja Negara
dari ibu yang pendek, dan kurangnya ekonomi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
keluarga atau miskin. Dampak kesehatan yang (APBN) terdiri dari tiga bagian besar, yaitu
timbul diantaranya, gagal tumbuh yang pendapatan, belanja dan pembiayaan negara.
ditandai berat lahir rendah, menghambat Ketiga bagian dalam APBN tersebut memiliki
perkembangan kognitif dan motorik anak, dan pembagian-pembagian atau pos-pos yang
menyebabkan gangguan metabolik pada anak masih kompleks. APBN yang ditetapkan setiap
saat dewasa. tahunnya, pasti telah melalui banyak proses.
Selain berdampak kesehatan, stunting Dimulai dari proses perencanaan dan
juga berdampak bagi ekonomi. Menurut penganggaran, pelaksanaan, hingga pelaporan
Worldbank, 2016 stunting menyebabkan dan pertanggungjawaban. APBN dijadikan
potensi kerugian ekonomi 2-3% PDB setiap dasar untuk menarik pendapatan dan dasar
tahunnya. Potensi kerugian yang dialami dari untuk melakukan belanja negara serta
stunting termasuk besar sehingga harus melakukan pembiayaan. Dalam hubungannya
dilakukan upaya-upaya untuk penurunan dengan konsep keuangan negara, APBN
stunting. Potensi keuntungan ekonomi dari digunakan untuk melaksanakan seluruh hak
investasi penurunan stunting di Indonesia dan kewajiban negara. APBN juga dapat
dapat mencapai 48 kali lipat (Hoddinott, dilakukan perubahan dan perjalanan
Alderman, Behrman, Haddad, dan Horton, pelaksanaannya, tata cara untuk melakukan
2013). Oleh karena itu pemerintah Indonesia perubahan dalam APBN diatur dengan
semakin fokus untuk langkah-langkah peraturan perundang-undangan.

APBN

Pendapatan Negara Belanja Negara Pembiayaan Negara

Penerimaan Pembiayaan Investasi


Belanja Pemerintah Kewajiban
Perpajakan Pusat Transfer ke
Penerimaan Negara Penjaminan
Daerah dan Dana Pembiayaan Utang
Bukan Pajak Desa Pemberiaan
Penerimaan Hibah Pinjaman
Pembiayaan Lainnya

Gambar 1. Struktur APBN


Sumber: Data diolah dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang APBN 2019

165
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

Gambar di atas menunjukkan struktur Desember. Dalam struktur APBD, DIPA


APBN secara umum, yaitu yang meliputi disamakan dengan Daftar Pelaksanaan
pendapatan, belanja dan pembiayaan negara. Anggaran (DPA) yang juga menjadi dasar
Sebelum pada tahap pelaksanaan, pembuatan pelaksanaan anggaran.
APBN telah mengalami beberapa proses Belanja negara adalah salah satu bagian
penganggaran. Tahap pertama adalah dalam penganggaran yang dikucurkan untuk
persiapan. Persiapan anggaran ini dilakukan masyarakat atau stimulus untuk jalannya roda
pemerintah (eksekutif). Pada tahapan ini perekonomian. Belanja negara merupakan hal
dilakukan penyusunan arah dan kebijakan yang sangat penting karena melalui belanja,
umum pemerintah yang dirumuskan dalam pemerintah dapat melakukan pembangunan.
RPJMN dan RKP. Setiap pemerintahan lima Belanja negara terdiri atas belanja pemerintah
tahunan biasanya akan disusun apa-apa saja pusat dan transfer ke daerah dan dana desa.
program yang dijadikan prioritas oleh Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
pemerintah selama lima tahun ke depan. Nomor 102 Tahun 2018 klasifikasi anggaran
Proses ini dimulai bulan Januari. adalah pengelompokan belanja negara supaya
Kementerian/Lembaga menyusun rencana dalam penyajiannya menjadi lebih rapi dan
kerja mereka yang nantinya akan digabungkan terstruktur. Belanja negara dapat dialokasikan
oleh Bappenas dan dihasilkanlah pagu menurut organisasi, fungsi dan jenis belanja.
indikatif. Dalam tahapan ini juga ada proses Pendistribusian belanja negara dapat
review baseline. Selanjutnya dilakukan dilakukan melalui satuan kerja pemerintah
pembahasan bersama DPR. Pagu indikatif yang pusat maupun pemerintah daerah. Khusus
dibahs kemudian disesuaikan dan ditetapkan pendistribusian oleh pemerintah daerah dapat
menjadi pagu anggaran. Pagu anggaran dilakukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
kemudian dijadikan patokan oleh Pendistribusian DAK dapat dibagi ke dalam
kementerian/Lembaga untuk menyusun tiga bentuk, yaitu pertama dengan
RKAKL. RKAKL yang telah dikumpulkan pendistribusian secara sekaligus. Untuk
selanjutnya ditelaah oleh Kementerian metode pendistribusian ini, yang mendapat
Keuangan dan Bappenas. Pagu anggaran adalah alokasi bidang tertentu yang nilainya
kemudian dituangkan dalam RUUAPBN dan hingga satu miliar rupiah. Metode ini
Nota Keuangan untuk selanjutnya dilakukan dilakukan sekaligus sesuai dengan besaran
pembahasan dengan DPR. dana yang dibutuhkan guna menyelesaikan
Kedua adalah penetapan. Setelah output kegiatan, dengan waktu
dibahas oleh DPR, RUU APBN dan Nota pendistribusian pada April-Juli.
Keuangan menghasilkan pagu alokasi Kedua, pendistribusian secara bertahap
anggaran. RUU APBN kemudian ditetapkan yang disalurkan dalam 3 tahap, yaitu: (1) tahap
menjadi UU APBN oleh Presiden bersama DPR. I didistribusikan dengan persentase 25% dari
Selanjutnya disusunlah peraturan presiden pagu per daerah yang dapat dimulai bulan
yang berisikan rincian APBN. Perpres rincian Februari dan maksimal bulan Juli, (2) tahap II
APBN ini biasanya terbit di bulan didistribusikan dengan persentase 45% dari
November.Ketiga adalah pelaksanaan. UU pagu per daerah yang dapat dimulai pada April
APBN yang telah ditetapkan digunakan dan maksimal Oktober dengan syarat telah
sebagai pedoman dalam menyusun Daftar melaporkan hasil dari penyerapan dana
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA dengan persentase minimal 75% dari uang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan yang dikirim ke RKUD dan APIP sudah
anggaran, mau itu pendapatan, belanja, mereview capaian output kegiatan tahap
maupun pembiayaan. DIPA akan terbit sebelumnya, dan (3) tahap III didistribusikan
maksimal pada minggu kedua bulan sebanyak nilai sisa kebutuhan untuk

166
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

menyelesaikan pekerjaan mulai September situs internet, maupun peraturan perundang-


hingga Desember setelah melaporkan hasil undangan yang berkaitan dengan bahasan.
dari penyerapan dana minimal 90% serta Tahapan pengumpulan data dilakukan
capaian output yang sudah direview APIP untuk mendapatkan data skunder yang
hingga tahap II yang sudah mencapai minimal berhubungan dengan pelaksanaan belanja
70%. Pendisitribusian ketiga, yaitu negara. Tahapan terakhir, studi lapangan
pendistribusian secara campuran yang jika ada dilakukan dengam metode wawancara semi
tipe dan sektor DAK Fisik mempunyai kegiatan terstruktur yang dimulai dari isu utama yang
yang separuh atau semuanya tak bisa tertuang dalam pedoman wawancara. Proses
dilaksanakan bertahap, kementerian teknis wawancara dilakukan bersama pihak-pihak
memberikan saran atas kegiatan tersebut yang berkompeten terkait pelaksanaan
pada DJPK maksimal Februari. belanja negara seperti Pegawai Kantor
Alokasi belanja negara pada bidang Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
kesehatan masyarakat di negara demokratis dan satuan kerja Dinas Kesehatan Provinsi
lebih baik daripada negara otokratis Medan. Penyampaian wawancara dilakukan
(Laiprakobsup, 2019). Peran pemerintah melalui media daring (online) mengingat saat
dalam bidang kesehatan masyarakat dapat penelitian ini dilakukan dalm situasi pandemic
dilihat dari dua sisi, kuantitas dan kualitas. Sisi covid-19. Teknik wawancara dilaksanakan
kuantitas menunjukkan seberapa besar alokasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
belanja negara per GDP, sedangkan sisi yang tersusun sistematis dan lengkap
kualitas menunjukkan lima variabel, yaitu: berdasarkan pedoman wawancara guna
pengawasan korupsi, efektifitas pengumpulan data yang dibutuhkan.
pemerintahan, kualitas regulasi, akuntabilitas
dan supremasi hukum. Sisi kualitas lebih HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan dampak secara langsung kepada Tinjauan Kinerja Penyerapan Anggaran
kesehatan masyarakat ketimbang sisi Program Penurunan Stunting
kuantitas (Kim dan Wang, 2019). Belanja negara pada bidang kesehatan dapat
memperbaiki indikator hasil kesehatan
METODE PENELITIAN (Boachie, Ramu, dan Põlajeva, 2018).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Kaitannya dengan program penurunan
dengan pendekatan studi kasus untuk stunting, pelaksanaan peningkatan status gizi
menjelaskan peran belanja negara dalam ibu hamil terutama yang mengalami Kurang
menurunkan kasus stunting. Penelitian Energi Kronik (KEK), salah satu intervensi yang
dilakukan dengan mengambil lokasi pada dapat memperbaiki status gizi ibu hamil dan
Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan studi juga dapat mengantisipasi agar bayi yang
kasus ini dilatarbelakangi oleh adanya dilahirkannya tidak stunting adalah dengan
penurunan stunting tahun 2018, dibandingkan melakukan pemberian makanan. Intervensi
dengan tahun 2013 berdasarkan data hasil dimaksud dilakukan dengan memberikan
utama Riskesdas 2018. makanan tambahan dalam bentuk biskuit lapis
Tahapan penelitian dimulai dari studi (sandwich) kepada para ibu hamil yang
literatur, pengumpulan data skunder, danstudi bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu
lapangan. Studi literatur dilakukan untuk hamil dengan indikator peningkatan lingkar
mencari tahu informasi dari literatur yang ada lengan atas (LiLA).
seperti buku-buku, artikel, jurnal, dokumen Apabila ukuran LiLA kurang dari normal
dan sebagainya yang ada hubungannya dikhawatirkan ada risiko kekurangan energi
dengan objek penelitian. Termasuk juga situs- kronik pada anak yang dikandungnya. Kegiatan

167
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil Pengadaan makanan tambahan


ini diharapkan dapat memberikan kontribusi Rp1.837.647.000,00; (2) dana
yang positif bagi status dan kesehatan ibu pengiriman/distribusi makanan tambahan
hamil dengan bayi yang dikandungnya. Rp122.560.000,00; dan (3) dana manajemen
Kegiatan ini dilaksanakan kepada para ibu pelaksanaan penyediaan makanan tambahan
hamil yang mengalami KEK yang dinyatakan Rp99.000.000,00.
dengan lingkar lengan atas (LiLA < 23,5 cm) Realisasi fisik sampai akhir kegiatan
sesuai dengan petunjuk teknis PMT ibu hamil sudah 100%, akan tetapi dari segi pengunaan
KEK tahun 2019. dana sekitar 82,9%, terjadi dikarenakan
Berdasarkan hal tersebut, maka adanya ketidaksesuaian komponen yang ada
dialokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik di DPA dan di aplikasi KRISNA KPPN. Angka
Penugasan Penyediaan PMT ibu hamil pada DPA sesuai dengan yang direncanakan
khususnya bagi ibu hamil di kabupaten/kota dimana biaya pengadaan dan pendistribusian
lokus stunting. Lokus stunting adalah daerah terpisah sementara di aplikasinya, tidak
yang dianggap memiliki prevalensi besar terdapat dana pendistribusian dalam arti
terhadap anak-anak yang mengalami stunting. bahwa dana pendistribusian sudah termasuk
Di Sumatera Utara ada lima kabupaten/kota di dalam dana pengadaan, sehingga pada
yang menjadi lokus stunting yang dikhususkan akhirnya dana manajemen yang ada
di tahun 2019, di antaranya Kabupaten digunakan untuk pendistribusian dan tidak ada
Langkat, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten kegiatan untuk monitoring dukungan
Simalungun, Kabupaten Nias Utara, dan Kota pengadaan makanan tambahan. Adanya
Gunung Sitoli. ketidaksesuaian komponen yang ada di DPA
Dalam perencanaan, total dana ini dan di aplikasi KRISNA menjadi penyebab
sebesar Rp2.059.207.000,00 sementara total terdapat perbedaan antara pagu dan realisasi
kontrak sebesar Rp1.707.665.000,00 (82,9%). belanja untuk program penurunan stunting.
Hal ini menyebabkan terdapat perbedaan Perbandingan komponen-komponen
antara pagu dan realisasi belanjanya. Dalam kegiatan saat perencanaan untuk program
perencanaan, total dana ini sebesar penurunan stunting berdasarkan pagu
Rp2.059.207.000,00 terdiri dari: (1) dana anggaran adalah sebagai berikut:

Berdasarkan Pagu Anggaran


4,80% Dana Pengadaan
5,95% Makanan Tambahan =
Rp1.837.647.000,00

89,24%

Gambar 2. Perbandingan Komponen Kegiatan Berdasarkan Pagu Anggaran


Sumber: Data diolah dari Laporan Progres DAK Fisik Penugasan Stunting Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2019

Gambar di atas menunjukkan bahwa dibagi menjadi tiga bagian pada DPA, yaitu
pada pagu anggaran belanja DAK Fisik dana pengadaan makanan tambahan, dana
penugasan untuk penurunan stunting awalnya pengiriman makanan tambahan, dan dana

168
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

manajemen pelaksanaan penyediaan makanan menjadi tiga bagian pada DPA, dibagian
tambahan. Kemudian jika mengamati pada realisasinya hanya terbagi menjadi dua bagian,
gambar tersebut, terlihat bahwa pagu yaitu dana pengadaan makanan tambahan
anggaran belanja DAK Fisik penugasan untuk dan dana pendistribusian dan manajemen
penurunan stunting yang awalnya dibagi pelaksanaan penyediaan makanan tambahan.

Berdasarkan Realisasi Anggaran


5,78% Dana Pengadaan
Makanan Tambahan =
Rp1.608.915.000,00

94,21%
Gambar 3. Perbandingan Komponen Kegiatan Berdasarkan Realisasi Anggaran
Sumber: Data diolah dari Laporan Progres DAK Fisik Penugasan Stunting Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2019

Jadi terdapat perbedaan antara pagu Kesehatan Provinsi Sumatera Utara secara
dan realisasi penyerapan anggaran belanja umum telah sesuai, yang akan diuraikan
dari alokasi DAK Fisik penugasan bidang sebagai berikut.
kesehatan untuk penurunan stunting dimana Proses penganggaran DAK Fisik pada
hanya terserap 82,9% dari pagu yang telah APBD sesuai dengan yang sudah dietapkan
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena adanya dalam Peraturan Presiden mengenai Rincian
ketidaksesuaian komponen yang ada di DPA APBN. Besaran pagu pada bidang per daerah
dan di aplikasi KRISNA KPPN. Angka pada DPA telah diatur dalam rincian anggaran yang
sesuai dengan yang direncanakan dimana dibuat. Pagu DIPA DAK Fisik TA 2019 yang
biaya pengadaan dan pendistribusian terpisah diterima oleh Provinsi Sumatera Utara Khusus
sementara di aplikasinya, tidak terdapat dana program penugasn bidang kesehatan alokasi
pendistribusian dalam arti bahwa dana DIPA DAK Fisik diberikan sebesar Rp 22,8
pendistribusian sudah termasuk di dalam dana miliar atau sekitar 5.83% dari keseluruhan DAK
pengadaan, sehingga pada akhirnya dana Fisik yang diterima Pemerintah Provinsi
manajemen yang ada digunakan untuk Sumatera Utara tahun 2019.
pendistribusian dan tidak ada kegiatan untuk Untuk usulan rencana kegiatan yang
monitoring dukungan pengadaan makanan dilaksanakan, Dinas Kesehatan Provinsi
tambahan. Sumatera Utara juga telah menyusunnya
sesuai petunjuk teknis yang mengacu pada
Tinjauan Kesesuaian Mekanisme Pelaksanaan dokumen usulan DAK Fisik, serta hasil
Belanja Penurunan Stunting sinkronisasi dan harmonisasi usulan DAK Fisik.
Kesesuaian mekanisme pengelolaan DAK Fisik Untuk DAK Fisik Penugasan bidang kesehatan,
untuk penurunan stunting dilihat dari terdapat tiga sub bidang, yaitu: 007 Penugasan
kesesuaiaan fakta dengan Peraturan Presiden Stunting; 009 Pelayanan Kesehatan Rujukan;
Nomor 141 Tahun 2018. Proses penganggaran dan 010 Balai Pelatihan Kesehatan
hingga pemantauan dan evaluasi pada Dinas (BAPELKES).

169
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

Kepala Daerah dalam hal ini Gubernur sebesar Rp1.608.915.000,00 yang dilakukan
Sumatera Utara juga membuat rekapitulasi oleh CV. Lestarindo; dan (2) nilai kontrak
rencana kegiatan untuk seluruh bidang yang pendistribusian/pengiriman ke puskesmas
sebelumnya sudah mendapatkan persetujuan. sebesar Rp98.750.000,00 yang dilakukan oleh
Rekapitulasi ini berupa rincian dan lokasi PT. Kikan Utama Mandiri. Total pengadaan
kegiatan serta output kegiatan yang disusun PMT ibu hamil ini sebanyak 24505 kg (14586
pada minggu pertama bulan Maret yang kotak), dengan detail rincian kegiatan sebagai
kemudian disampaikan kepada Menteri berikut: (1) Kabupaten Langkat sebanyak
Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri 12690 kg (7554 kotak), (2) Kabupaten
Perencanaan Pembangunan Nasional. Simalungun sebanyak 6685 kg (3979 kotak),
Selanjutnya berdasarkan alokasi DAK (3) Pengadaan PMT ibu hamil KEK di Kota
Fisik yang dianggarkan dalam APBD dan Gunung Sitoli sebanyak 2091 kg (1245 kotak),
dokumen rencana kegiatan, SKPD teknis (4) Kabupaten Padang Lawas sebanyak 1836
termasuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera kg (1093 kotak), dan (5) Kabupaten Nias Utara
Utara menyusun DPA-SKPD atau dokumen sebanyak 1203 kg (716 kotak).
pelaksanan anggaran sejenis lainnya sesuai Jumlah sasaran ibu hamil yang akan
peraturan perundang-undangan. Dalam menerima PMT sebanyak 4537 ibu hamil,
bagian pelaksanaanya, dana untuk penurunan sebanyak 24505 kg, (masing-masing ibu hamil
stunting pada Dinas Kesehatan Provinsi mendapatkan 5,4 kg makanan tambahan).
Sumatera Utara dibagi menjadi dua kegiatan, Makanan tambahan ini masuk ke Pelabuhan
yaitu kegiatan penyediaan dan kegiatan Belawan tangal 9 Oktober 2019 dan akan
pendistribusian. Kegiatan penyediaan dan dikirim/didistribusikan mulai hari ini, tanggal
distribusi makanan tambahan bagi ibu hamil 10 Oktober 2019 ke 5 (lima) kabupaten/kota
bersumber dana alokasi khusus fisik yaitu Langkat, Simalungun, Padang Lawas, Nias
penugasan kesehatan penurunan stunting Utara dan Gunung Sitoli.
tahun 2019 telah terealisasi secara fisik 100% Seperti yang dijabarkan di atas, untuk
pada triwulan III (bulan Oktober 2019). setiap tahap penyaluran dana pasti
Pengadaan makanan tambahan ini terdiri dari dibutuhkan laporan realisasi berapa dana yang
dua kegiatan yaitu pengadaan dan telah terserap serta bagaiaman pencapaian
pendistribusian/pengiriman. Pengadaan output yang ada. Setelah melakukan
makanan tambahan merupakan jenis belanja pelaksanaan, selanjutnya gubernur menyusun
bahan logistik rumah tangga pengadaan PMT laporan pelaksanaan DAK Fisik yang terdiri dari
ibu hamil dengan surat dokumen nomor dua laporan, yaitu laporan pelaksanaan
444.1/8013/DINKES/VII/2019, tanggal 22 Juli kegiatan dan laporan penyerapan dana dan
2019. Tanggal mulai kegiatan 22 Juli 2019 dan capaian keluaran (output) kegiatan. Laporan
selesai tanggal 04 September 2019. realisasi penyerapan dana dan capaian output
Pendistribusian/pengiriman makanan kegiatan pada Provinsi Sumatera Utara akan
tambahan merupakan jenis belanja jasa dijelaskan pada gambar di bawah bagian ini.
paket/pengiriman dan monitoring dukungan Kegiatan pemantauan dan evaluasi juga
PMT kabupaten/kota dengan surat dokumen dilakukan sesuai dengan peraturan
nomor 444.1/8012/DINKES/VII/22019, tanggal perundang-undangan. Pemantauan untuk
22 Juli 2019. Tanggal mulai kegiatan 22 Juli pengelolaan DAK Fisik dilakukan untuk dua
2019 dan selesai tanggal 25 Oktober 2019. aspek, yaitu aspek teknis kegiatan dan aspek
Nilai Kontrak pengadaan makanan keuangan. Evaluasi dilakukan setelah
tambahan ibu hamil ini total sebesar dilakukannya seluruh pelaksanaan dan
Rp1.707.665.000,00, yang terdiri dari : (1) nilai dilakukannya terhadap pencapaian keluaran
kontrak pengadaan makanan tambahan (output) dalam 1 (satu) tahun anggaran.

170
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Wawancara yang dilakukan terhadap dana sekitar 82,9%, terjadi dikarenakan


Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan adanya ketidaksesuaian komponen yang ada
pegawai lainnya di bidang kesehatan di DPA dan di aplikasi KRISNA KPPN. Angka
masyarakat, pelaksanaan belanja untuk pada DPA sesuai dengan yang direncanakan
penurunan stunting pada Dinas Kesehatan dimana biaya pengadaan dan pendistribusian
Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2019 terpisah sementara di aplikasinya, tidak
tidak mengalami masalah dan kendala terkait terdapat dana pendistribusian dalam arti
dengan pencairan belanja untuk membiayai bahwa dana pendistribusian sudah termasuk
program penurunan stunting. Pencairan dana di dalam dana pengadaan, sehingga pada
kegiatan berjalan dengan lancar tanpa kendala akhirnya dana manajemen yang ada
yang besar karena pendistribusiannya digunakan untuk pendistribusian dan tidak ada
dilakukan oleh penyedia (supplier) langsung ke kegiatan untuk monitoring dukungan
puskesmas di kabupaten atau kota yang pengadaan makanan tambahan.
menjadi lokus penerima program stunting. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu memberikan analisis mengenai
PENUTUP penyerapan anggaran untuk membantu
Pelaksanaan belanja pada program penurunan memetakan dan meningkatkan efektifitas
stunting pada Dinas Kesehatan Provinsi capaian output program kegiatan. Dengan
Sumatera Utara selama tahun 2019 terdapat demikian, diharapkan konsep value for money
tiga komponen utama yang diperlukan untuk yang merupakan konsep pengelolaan
penanganan stunting, yaitu praktik pola asuh organisasi sektor publik yang mendasarkan
yang baik, praktik pola makan yang baik dan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi,
mudahnya akses mendapatkan air bersih dan efisiensi, dan efektivitas dapat diterapkan.
sanitasi yang memadai. Dalam mengintervensi
penurunan stunting, upaya-upaya untuk REFERENSI
melakukan penurunan stunting dibagi menjadi Akhmadi, M. H. (2017). Tinjauan Pelaksanaan
2 (dua), yaitu intervensi gizi spesifik dan Pembayaran Non Tunai pada Belanja
intervensi gizi sensitif. Bantuan Sosial: Studi Kasus Program
Mekanisme pendistribusian DAK Fisik Keluarga Harapan. Indonesian Treasury
pada tahun 2019 dilakukan dengan 3 (tiga) Review: Jurnal Perbendaharaan,
metode pendistribusian, yaitu pendistribusian Keuangan Negara dan Kebijakan Publik,
secara sekaligus, pendistribusian secara 2(1), 99-114.
berharap, dan pendistribusian secara Astiti, N. P. Y. dan Saitri, P. W. (2017).
campuran. Penyediaan PMT dikhususkan bagi Pengaruh Corporate Social
ibu hamil di kabupaten/kota lokus stunting. Responsibility Terhadap Kesejahteraan
Lokus stunting adalah daerah yang dianggap Masyarakat Dan Citra Perusahaan.
memilki prevalensi besar terhadap anak-anak Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 12(2
yang mengalami stunting. Di Sumatera Utara Juli), 94.
ada lima kabupaten/kota yang menjadi lokus Biadgilign, S., dkk. (2019). Good Governance,
stunting yang dikhususkan di tahun 2019. Public Health Expenditures,
Kabupaten/Kota lokus stunting dimaksud Urbanization And Child Undernutrition
adalah Kabupaten Langkat, Padang Lawas, Nexus In Ethiopia: an ecological analysis.
Simalungun, Nias Utara dan Kota Gunung BMC Health Services Research, 19.
Sitoli. http://dx.doi.org/10.1186/s12913-018-
Realisasi fisik sampai akhir kegiatan 3822-2
sudah 100%, akan tetapi dari segi pengunaan

171
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

Bintarto, R. (1989). Interaksi Kota Desa dan Jakarta: Kementerian Keuangan dan
Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Kementerian PPN/Bappenas.
Indonesia. Kementerian Kesehatan RI Badan
Boachie, M. K., dkk. (2018). Public Health Penelitian dan Pengembangan.
Expenditures and Health Outcomes: (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
New Evidence from Ghana. Economies, Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Balai
6(4). Penelitian dan Pengembangan
http://dx.doi.org/10.3390/economies60 Kemenkes RI, 1–100.
40058 Kementerian PPN/Bappenas. (2018). Pedoman
Cahyat, A., dkk. (2007). Mengkaji kemiskinan Pelaksanaan Intervensi Penurunan
dan kesejahteraan rumah tangga: Stunting Terintegrasi Di Kabupaten/
sebuah panduan dengan contoh dari Kota. Jakarta: Badan Perencanaan dan
Kutai Barat. Bogor: Center for Pembangunan Nasional.
International Forestry Research (CIFOR). Komalasari, M. A. (2020). Kapabilitas Manusia
Cetthakrikul, N., dkk. (2018). Childhood dan Pemanfaatan Modal Sosial dalam
stunting in Thailand: when prolonged Pemberdayaan Masyarakat: Suatu
breastfeeding interacts with household Upaya Mengatasi Kesenjangan. Media
poverty. BMC Pediatrics, 18. Informasi Penelitian Kesejahteraan
http://dx.doi.org/10.1186/s12887-018- Sosial, 43(2), 153-164.
1375-5 Laiprakobsup, T. (2019). Democracy, Economic
Ferbriani, R. E. dan Yusnida, Y. (2020). Kajian Growth And Government Spending In
Kesejahteraan Di Provinsi Bengkulu: Public Health In Southeast Asia.
Sebuah Temuan Dari Analisis Jalur. International Journal of Development
Convergence: The Journal of Economic Issues, 18(1), 70-87.
Development, 2(1), 16-35. http://dx.doi.org/10.1108/IJDI-08-2018-
Hoddinott, J., dkk. (2013). The economic 0112.
rationale for investing in stunting Pemerintah Republik Indonesia. (2003).
reduction. Maternal & child nutrition, 9, Undang-Undang Republik Indonesia
69-82. Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Izwardy, D. (2019). Kebijakan dan Strategi Keuangan Negara.
Penanggulangan Stunting di Indonesia. _____________. (2004). Undang-Undang
https://www.persi.or.id/images/2019/d Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004
ata/FINAL_PAPARAN_PERSI_22_FEB_20 tentang Perbendaharaan Negara.
19_Ir._Doddy.pdf [diakses pada tanggal _____________. (2009). Undang-Undang
8 Juli 2020]. Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
Kim, S. dan Wang, J. (2019). Does Quality of 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
Government Matter in Public Health?: _____________. (2018). Undang-Undang
Comparing the Role of Quality and Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
Quantity of Government at the National 2018 tentang Anggaran Pendapatan
Level. Sustainability, 11(11). dan Belanja Negara Tahun Anggaran
http://dx.doi.org/10.3390/su11113229. 2019.
Kementerian Keuangan dan Kementerian _____________. (2018). Peraturan Presiden
PPN/Bappenas. (2019). Laporan Nomor 141 Tahun 2018 tentang
Pemantauan Kinerja Anggaran dan Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus
Pembangunan Program Percepatan Fisik Tahun Anggaran 2019.
Pencegahan dan Penurunan Stunting. _____________. (2017). Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 50 Tahun 2017

172
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 6 No. 2, Des 2020, Hal. 161-174
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah Rahanda, A. A. (2019). Analisis Pengaruh


dan Dana Desa. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat
_____________. (2018). Peraturan Menteri Menurut Fungsi terhadap Tingkat
Keuangan Nomor 102 Tahun 2018 Konsumsi Masyarakat Indonesia. Unpad
tentang Klasifikasi Anggaran. Repository.
_____________. (2018). Peraturan Menteri Rantebua, S. (2019). Analisis bauran Kebijakan
Keuangan Nomor 121 Tahun 2018 Fiskal dan Kebijakan Moneter Terhadap
tentang Perubahan Ketiga atas Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Tesis:
Peraturan Menteri Keuangan 50 Tahun Universitas Halu Oleo.
2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Satriawan, E. (2018). Strategi Nasional
Daerah dan Dana Desa. Percepatan Pencegahan Stunting 2018-
_____________. (2018). Peraturan Menteri 2024.
Keuangan Nomor 178 Tahun 2018 http://www.tnp2k.go.id/filemanager/fil
tentang Perubahan atas Peraturan es/Rakornis%202018/Sesi%201_01_Rak
Menteri Keuangan Nomor 190 Tahun orStuntingTNP2K_Stranas_22Nov2018.p
2012 tentang Tata Cara Pembayaran df [diakses pada tanggal 8 Juli 2020].
Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Widyastuti, A. (2012). Analisis hubungan
Pendapatan dan Belanja Negara. antara produktivitas pekerja dan tingkat
_____________. (2018). Peraturan Gubernur pendidikan pekerja terhadap
Sumatera Utara Nomor 44 Tahun 2018 kesejahteraan keluarga di Jawa Tengah
tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas, tahun 2009. Economics Development
dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Analysis Journal, 1(2).
Sumatera Utara Wulandari, F. A., dan Sutjiati, R. (2014).
Putri, S. D., dkk. (2019). Pengaruh Pengaruh Tingkat Kesadaran
Ketenagakerjaan, Pengeluaran Masyarakat Dalam Perencanaan
Pemerintah Dan Infrastruktur Ekonomi Keuangan Keluarga Terhadap
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Kesejahteraan (Studi pada Warga
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi dan Komplek BCP, Jatinangor). Jurnal Siasat
Pembangunan, 1(3), 739-750. Bisnis, 18(1), 21-31.

173
Muhammad Heru Akhmadi: Peran Belanja Negara ...

174

Anda mungkin juga menyukai