Anda di halaman 1dari 18

SHOW DON’T TELL

Penulis, baik yang pemula maupun yang udah


berpengalaman, pasti sering mendengar
mentor atau editornya berkhotbah soal show
don’t tell. Kita biasanya menanggapi dengan iya-
iya saja, paham atau tidak diurus belakangan.
TAPI TIDAK HARI INI
Hari ini, kita akan kupas tuntas
apa itu showing dan apa itu telling!

Jadi, kamu akan mendapatkan


pemahaman baru setelah webinar!
DARI MANA ASALNYA SHOW DON’T TELL?

ANTON CHEKOV ERNEST HEMMINGWAY PERCY LUBBOCK

Konsep "show, don't tell" itu berasal dari "Show, don't tell" juga dipopulerkan oleh Asal muasal saran menulis populer ini agak
Anton Chekhov, seorang penulis Rusia. Dia Ernest Hemingway. Hemingway kabur. Meski sering dikaitkan dengan
pernah berkata, "Jangan cuma bilang bulan menyarankan penulis untuk tidak menulis Anton Chekhov, tampaknya buku Percy
itu bersinar; lebih baik tunjukkan semua detail, tapi cukup bagian penting Lubbock, "The Craft of Fiction," yang
bagaimana cahayanya memantul di saja, layaknya kita hanya melihat bagian mempopulerkannya di era 1920-an. Siapa
serpihan kaca." Ini sebenarnya diambil dari atas gunung es. Sisanya, seperti bagian pun yang pertama kali mengemukakannya,
nasihatnya dalam surat ke saudaranya bawah gunung es yang besar dan yang jelas saran ini telah menjadi bagian
tahun 1886 tentang cara menulis. Chekhov tersembunyi, diserahkan pada imajinasi penting dalam kesadaran menulis di dunia
menekankan, lebih baik gambarkan pembaca. Ini membuat cerita lebih kuat Barat selama sekitar seratus tahun
adegan atau emosi secara detil dan hidup, dan menarik karena pembaca diajak untuk terakhir.
agar pembaca bisa merasakan ceritanya berpikir dan merasakan lebih dalam.
lebih dalam.
SHOW DON’T TELL
Untuk memahami apa maksud nasihat ini,
kita harus memahami dulu apa yang
dimaksud dengan showing dan apa yang
dimaksud dengan telling.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN SHOWING?

SHOWING ADALAH... MARI KITA LIHAT CONTOHNYA!

SHOWING dalam tulisan berarti Contoh 1: "Rina sadar dia telah meninggalkan dompetnya di rumah."
membiarkan pembaca merasakan
pengalaman sendiri, melalui perspektif Kita sebagai pembaca diberitahu langsung apa yang terjadi, tapi kita tidak 'melihat' atau
karakter. Jeff Gerke, mantan pemilik 'merasakan' situasinya sehingga adegan ini pun tidak bisa direkam oleh kamera, Ini adalah
Marcher Lord Press, menjelaskan konsep contoh dari "telling.”
ini dengan satu pertanyaan sederhana:
Bisakah kamera melihatnya? Ini berarti, jika
suatu detail atau adegan bisa "direkam"
Contoh 2: "Rina merogoh tasnya berulang kali, raut wajahnya berubah
oleh kamera, itu adalah contoh dari menjadi cemas. Saat ia mengosongkan isi tasnya, tidak ada dompet
"showing" atau menunjukkan. terlihat. 'Oh, tidak!' gumamnya dengan hati berdebar."

DENGAN SHOWING: Kita sebagai pembaca ditarik ke dalam situasi itu. Kita melihat tindakan Rina, ekspresinya, dan
reaksinya, yang membuat kita bisa merasakan kejadian itu secara langsung. Jika kamu sedang
Pembaca tidak hanya diberi informasi, tapi diundang
memegang kamera, kamu bahkan bisa merekam adegan ini juga.
untuk menjadi bagian dari cerita dan mengalami
kejadian bersama karakter. Ini menciptakan
pengalaman yang lebih mendalam dan emosional
bagi pembaca.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN TELLING?

TELLING TERJADI JIKA... MARI KITA LIHAT CONTOHNYA!

"Showing" atau menunjukkan dalam Contoh 1: "Bob marah."


penulisan memberikan bukti atau petunjuk
kepada pembaca, sehingga mereka bisa Di sini, kita diberi kesimpulan langsung bahwa Bob marah, tanpa bukti atau konteks.
menarik kesimpulan sendiri. Ini seperti
memberikan potongan-potongan puzzle
yang pembaca harus susun sendiri.
Contoh 2: "Wabah Pes Melanda negeri itu."

Di sini, kita juga bisa membaca kesimpulan tanpa detail. Ini adalah salah satu dari sekian
Sebaliknya, "telling" atau menceritakan
contoh telling.
langsung memberitahu pembaca apa yang
harus mereka ketahui atau percayai. Ini
seperti memberikan jawaban langsung
NORMALNYA....
tanpa memberikan kesempatan kepada
pembaca untuk menerka atau
menginterpretasi. Showing dianggap lebih baik daripada telling. Namun, ada kalanya telling
bisa jadi opsi yang lebih baik daripada showing. Kapan ini terjadi? Saya
Dalam "telling", fakta atau informasi akan mengungkapnya di bagian akhir presentasi!
disajikan secara langsung.
NORMALNYA, SHOWING
LEBIH BAIK KARENA...
Showing menunjukkan bahwa penulis menghargai pembaca.
Selain itu, showing juga lebih menghibur pembaca.
Showing punya kemampuan untuk memantik emosi pembaca.
Dan, showing bikin tulisanmu terasa lebih interaktif.

Jadi, penulis tentu saja harus tahu caranya “showing”


THE RED FLAG
Ada beberapa red flag yang
harus kamu waspadai. Red flag
ini bakal bikin tulisanmu jadi
“telling” bukan “showing”
RED FLAG #1
EMOSI
Dia marah, dia merasa bersalah, dia
membencinya.
Semua kalimat di atas memberitahu pembaca tentang emosi
karakter tanpa menunjukkan bagaimana emosi itu diungkapkan.
Menggunakan "telling" dalam hal emosi membuat pembaca tetap
berada pada jarak tertentu dari cerita. Mereka tidak diajak untuk
merasakan emosi bersama karakter.

Sebaliknya, dengan "showing", pembaca bisa terlibat lebih dalam.


Misalnya, daripada mengatakan "Dia marah," bisa digambarkan
bagaimana karakter tersebut mengepalkan tangan atau suaranya
meninggi. Hal ini membawa pembaca lebih dekat ke pengalaman
emosi karakter, sehingga membuat cerita lebih hidup dan
memengaruhi pembaca secara lebih mendalam.
RED FLAG #2
DIALOG TAG
Geramnya, tangisnya, isaknya, desisnya,
tuntutnya, dan lain sebagainya.

Penggunaan tag selain "kata," dan "tanya," menunjukkan bahwa


pembaca mungkin tidak mengerti maksud penulis tanpa penjelasan
tambahan. Dalam kasus seperti ini, biasanya lebih baik untuk merevisi
dialog dan konteks di sekitarnya agar lebih kuat dan jelas.

Contohnya:
"Diam!" desisnya.

Di sini, tag "mendesis" dimaksudkan untuk menunjukkan kemarahan


atau ketidakpuasan, tetapi seharusnya dialognya sendiri sudah cukup.
Kamu cukup memberikan konteks di kalimat selanjutnya.

Revisi jadi:
"Diam!" Suaranya tajam dan terpotong, seolah-olah
setiap kata dipilih dengan hati-hati demi melukai lawan.
RED FLAG #3
MOTIVASI
Ia menggenggam busurnya untuk
menembak rusa.
Penulis seringkali menggunakan kata “untuk” demi menjelaskan
motivasi tokoh ketika melakukan sesuatu. Padahal ini juga termasuk
salah satu bentuk “telling.”

Kalimat di atas sebenarnya bisa dirombak lagi agar lebih showing.


Kita bisa menunjukkan motivasi dengan cara ini:

Ia menggenggam busurnya, membidik


tepat ke jantung si rusa, kemudian
melepaskan anak panahnya.

Dengan demikian, pembaca bisa merasakan motivasi tokoh lewat


tulisan yang lebih interaktif.
RED FLAG #4
KATA SIFAT
Pohon itu sangat tinggi.

Setiap kali kamu menggunakan generalisasi atau abstraksi dalam


tulisan, itu termasuk "telling" karena kamu memberikan kesimpulan
langsung kepada pembaca, bukan bukti atau detail.

Perhatikan penggunaan kata sifat—kata yang memodifikasi kata


benda atau kata ganti. Kata sifat tidak selalu buruk, tapi sering kali
jadi tempat di mana generalisasi bisa masuk.

Contohnya: kalau kamu bilang "pohon itu sangat tinggi," itu "telling."
Lebih baik tunjukkan betapa tingginya pohon itu, misal dengan
mendeskripsikan bagaimana karakter harus menengadah jauh ke
atas untuk melihat puncaknya. Dengan cara ini, pembaca bisa
'melihat' dan 'merasakan' tinggi pohon tersebut, bukan hanya
menerima informasi bahwa pohon itu tinggi.
SEBUAH KUIS!
Coba tunjukkan semua red flag
dalam paragraf ini!

Dilan merasa marah sehingga


mengepalkan tinjunya untuk
memukul Riko yang biadab itu.
"Mati kamu!" tuntutnya pada nasib.
KAPAN BOLEH
TELLING?
Kamu boleh telling, ketika
sedang menulis draft
pertama. Tak perlu
memikirkan apapun di
draft pertama. Tulis dulu,
edit jadi showing setelah
semua selesai.
APAKAH SAMA SEKALI TIDAK
BOLEH TELLING DI HASIL AKHIR?
Setiap tulisan pasti ada bagian telling-nya. Nggak semuanya bisa showing. Kamu bisa
menggunakan telling, saat:
Sedang mengungkap fakta yang tidak signifikan dan sama sekali tidak berhubungan dengan
tokoh maupun alur cerita.
Saat transisi antar scene.
Saat kamu perlu untuk memadatkan waktu (contoh: 3 tahun kemudian, besoknya, 1 bulan yang
lalu)
Saat showing bikin satu adegan jadi terlalu panjang dan membuat pembaca merasa bosan.
Dan, yang terpenting, kamu boleh telling di kalimat pertama ceritamu.
THANK YOU!
Link Absen:
bit.ly/absensitika1

Anda mungkin juga menyukai