Anda di halaman 1dari 6

Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th.

xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

RUANG LINGKUP OPINI PUBLIK DALAM PROSES KOMUNIKASI


Dayangku Ratu F, Farah Zenobia, Atikah Zahra, Indi Azizi
1)
Program Studi/Departemen xxxxxx, Nama Institusi
2)
Program Studi/Departemen xxxxxx, Nama Institusi
3)
Program Studi/Departemen xxxxxx, Nama Institusi
4)
Program Studi/Departemen xxxxxx, Nama Institusi

Diajukan Tanggal Bulan Tahun / Disetujui Tanggal Bulan Tahun

Abstrak

Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia, ukuran huruf Times News Roman 10. Merupakan ringkasan
keseluruhan penelitian yang meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil dan simpulan dalam bentuk singkat
dan jelas. Jumlah kata dalam abstrak antara 200 sampai 300 kata.
Kata Kunci: Terdiri dari 4 – 6 Kata.

Abstract

Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, ukuran huruf Times News Roman 10, Italic. Merupakan
ringkasan keseluruhan penelitian yang meliputi latar belakang, tujuan, metode, hasil dan simpulan dalam
bentuk singkat dan jelas. Jumlah kata dalam abstrak antara 200 sampai 300 kata.
Keywords: Terdiri dari 4 – 6 Kata

Pendahuluan

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

*Korespondensi Penulis:
E-mail: xxxx@ubm.ac.id

Metode Penelitian
Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

Sub Bab

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

Hasil Dan Pembahasan

Pengertian Opini Publik


Menurut Morrissan, pandangan umum atau opini publik merujuk pada keseluruhan
perasaan yang dimiliki oleh suatu populasi terhadap suatu isu yang sedang dihadapi. Dalam konteks
ini, peran media sangatlah vital sebagai perantara informasi dan penentu topik, masalah, atau hal-
hal yang dianggap penting untuk diperhatikan oleh masyarakat. Akibatnya, masyarakat cenderung
terpengaruh oleh narasi yang dibentuk oleh media, yang kemudian menghasilkan berbagai macam
opini yang tersebar melalui jejaring sosial. Opini-opini tersebut seringkali berasal dari individu yang
menyampaikan pendapat mereka terkait situasi yang dilaporkan, dengan berbagai sikap seperti
mendukung, menolak, atau bahkan bersikap netral. Seperti pada pandangan Noelle Neuman
terkait opini publik yang merupakan sikap atau perilaku yang harus dikemukakan seseorang
di depan publik jika dia tidak ingin terisolasi dalam suatu kontroversi, Dengan demikian,
seseorang dapat secara aktif menyetujui atau menolak pandangan tertentu sesuai dengan
kepercayaan atau keyakinan mereka.
Opini publik ini menggunakan subjek yang berupa permasalahan baru yang mengandung
pernyataan bersifat kontroversial. Sifat dari pernyataannya tersebut mempunyai suatu hal yang
bertentangan dan menjadi reaksi pertama ataupun sebuah gagasan baru. Adapun pengertian opini
public menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Frazier Moore, pengertian opini publik adalah sebuah ungkapan keyakinan yang menjadi
pegangan bersama diantara para anggota sebuah kelompok tentang suatu masalah kontroversial
yang menyangkut kepentingan umum. Selanjutnya di dalam buku yang berjudul The Making of
Public Opinion, opini publik adalah hasil dari pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yang
dilakukan oleh masyarakat demokratis. Opini publik bukanlah jumlah total pendapat individu yang
dikumpulkan. Dengan begitu artinya:

a. Opini publik bukan merupakan kata sepakat.


b. Tidak merupakan pendapat yang dihitung secara numerical.

Lalu selanjutnya menurut George L. Bird dan Frederick E. Merwin menurutnya, opini publik adalah
penilaian sosial tentang suatu hal yang penting dan berarti atas dasar pertukaran pikiran yang
dilakukan individu dengan sadar dan juga rasionil. Selanjutnya Leonardo W. Dood Opini publik
merupakan sikap orang-orang tentang suatu persoalan dimana mereka adalah anggota dari sebuah
masyarakat yang sama. Yang terakhir Menurut Edward M, opini publik tidak selalu logis, tidak
berbentuk, ambivalen, kontradiktif, dan juga mudah berubah. Konsekuensinya yaitu mereka yang
mempengaruhi opini publik hanya bisa berharap bahwa upaya mereka dari waktu ke waktu akan
menimbulkan konsensus terhadap persepsi yang masuk terhadap isu yang sedang berkembang.
Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

Pengertian Proses Komunikasi


Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain sebagai komunikan. Pikiran yang disampaikan bisa
berupa gagasan, informasi, opini, dan lain sebagainya sedangkan, perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati manusia.
Proses komunikasi tidak pernah statis namun selalu berubah (dinamis) karena tiap komunikasi
berlangsung selalu mempunyai situasi tertentu. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh DeVito
yaitu, “Komunikasi tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, melainkan dalam situasi tertentu.
Situasi atau lingkungan komunikasi (context) memiliki pengaruh atas bentuk dan kandungan isi
pesan yang disampaikan”
Proses komunikasi pada umumnya akan melewati dua tahap, yaitu: (a) Proses komunikasi secara
primer, yaitu proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu menerjemahkanpikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan; (b) Proses
komunikasi secara sekunder, yaitu proses komunikasi oleh seorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai
media pertama. Komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau
jumlahnya banyak. bisa berupa surat, perangkat elektronik, media massa, dan lainnya.
Sedangkan proses komunikasi dalam dalam komunikasi politik bisa menggunakan internet sebagai
medianya. Kehadiran internet sebagai media baru ini merupakan bagian tiga generasi dari
komunikasi politik, seperti Blumler dan Kavanagh dalam Heryanto, yang menamakannya
“third age of political communication”. Menurut mereka, media cetak dan penyiaran, seperti
televisi dan radio, tidak lagi dijadikan rujukan utama dalam proses komunikasi politik. Hal
ini disebabkan oleh semakin masifnya penggunaan internet sebagai sumber utama masyarakat
dalam mencari informasi mengenai berita-berita atau peristiwa-peristiwa politik. Apalagi dalam
media sosial katakanlah, proses pencarian informasinya pun bersifat dua arah. Masyarakat dapat
berpartisipasi langsung (dinamis), tidak hanya menunggu (pasif).

Komunikasi dan Opini Publik


Di era globalisasi saat ini, kemungkinan besar kita menghabiskan sebagian hari kita dengan
menerima banyak pesan. Kebanyakan yang tidak kita harapkan atau kita cari. Kita mungkin
mengabaikan banyak pesan karena tidak punya banyak waktu atau tidak tertarik dengan isi pesan-
pesan itu. Ringkasnya, perhatian kita menjadi sasaran untuk diperebutkan secara sengit.
Komunikasi PR bersaing di lingkungan pesan yang padat ini. Tugas-tugas berat menanti PR adalah :

1. Mendapat perhatian dari public sasaran.


2. Menstimulasi minat dalam isi pesan.
3. Membangun keinginan dan niat untuk bertindak berdasarkan pesan.
4. Mengarahkan tindakan dari mereka yang berperilaku yang konsisten dengan pesan.

Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi,
membujuk, atau, memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks
hubungan para komunikator dan konteks sosialnya.
Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

Figure 1 : Model Proses Komunikasi

Proses pemberian informasi elibatkan empat langkah diatas. Proses instruksi menambahkan satu
langkah lagi: menstimulasi pembelajaran dan praktik. Proses persuasi melampaui pembelajaran
aktif dan karenanya menambahkan langkah keenam penerimaan perubahan: penerimaan keinginan
atau sudur pandang si pengirim. Jelas bahwa hambatan untuk mendapatkan hasil dari pemberian
informasi, istruksi, dan persuasi ini akan semakin besar jika langkah kelima dan keenam
dimasukkan ke dalam proses.
Elemen – Elemen Dalam Komunikasi

A. Pengirim
Karakteristik dari sumber pesan memengaruhi tingkat penerimaan pesan oleh si penerima
tetapi tidak banyak memengaruhi dampak pesan jangka panjang. Para periset telah
menyimpulkan bahwa, meskipun karakteristik sumber akan memengaruhi proses
komunikasi, dampaknya akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya, dari satu topic
ke topic lainnya, dan dari waktu ke waktu.
B. Pesan
Karakteristik pesan jelas berdampak pada proses komunikasi, tetapi banyak ahli komunikasi
sepakat bahwa “maknanya tergantung pada orang, bukan kata-kata pesannya.” Observasi
ini menghasilkan kesimpulan bahwa orang berbeda yang menerima pesan yang sama
mungkin akan menafsirkannya secara berbeda, memberikan makna yang berbeda, dan
bereaksi dengan cara yang berbeda.
C. Medium atau Saluran
Sarjana dan praktisi komunikasi biasanya menganggap komunikasi tatap muka adalah
metode pertukaran informasi yang paling langsung, kuat, dan lebih disukai. Berbeda dengan
komunikasi massal, komunikasi interpersonal (antar-orang) hanya melibatkan dua orang
komunikator (biasanya keduanya berdekatan), menggunakan banyak indra, dan bisa
langsung ditanggapi. Akan tetapi, deskripsi komunikasi interpersonal ini tidak
mempertimbangkan kemungkinan bahwa pesan media massa ditujukan kepada hanya
sedikit orang di dalam public spesifik.

D. Penerima
Eksperimen persuasi Yale menunjukkan bahwa penerima tidak semuanya
dipengaruhi oleh pesan dan tidak semuanya berubah sikap secara seragam. Orang
Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

yang selalu agresif terhadap orang lain cenderung akan menolak terhadap pesan
persuasive. Di lain pihak, penerima yang rendah hati dan suka peduli pada orang
lain lebih mudah dipengaruhi oleh pesan persuasive ketimbang orang yang angkuh
dan suka tidak peduli dengan orang lain. Deskripsi yang lebih akurat menyatakan
bahwa penerima itu bertindak aktif dalam memproses pesan yang didesain untuk
sedikit orang, bukan untuk massa.
E. Konteks Hubungan
Rentang hubungan itu mencakup hubungan dekat dan intim, hubungan formal,
hubungan kompetitif, dan hubungan interpersonal konfliktual dalam berbagai
setting. Semua komunikasi relasional merefleksikan empat dimensi dasar :
1) Kemunculan emosi, ketenangan, dan formalitas.
2) Keakraban dan kemiripan.
3) Kedekatan atau kegemaran.
4) Dominasi-ketundukan.

F. Lingkungan Sosial
Komunikasi memperngaruhi dan dipengaruhi oleh setting social. Jadi kominikasi
terjadi sebagai sebuah proses terstruktur didalam system yang terdiri dari komponen
dan aktivitas yang saling behubungan. Komunikasi dalam kelompok akan
tergantung kepada sifat dari kelompok, karakteristik anggota kelompok, ukuran
kelompok, struktur kelompok, kohesivisitas kelompok, dan tujuan kelompok.

Sub Bab
Sub Bab
Sub Bab
Sub Bab
Sub Bab

Simpulan

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.

Daftar Pustaka
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Jurnal xxxxxxx Vol. x(No. x): no. hlm - no hlm. Th. xxxx
Versi Online: http://journal.ubm.ac.id/xxx/xxx p-ISSN: xxxx-xxxx
DOI: dx.doi.org/xxx/xxx e-ISSN: xxxx-xxxx

Anda mungkin juga menyukai