Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

Nama : Fariz Nurdiansyah

NPM : 2322010030

Semester/Kelas : 1 A Administrasi Publik

Dosen Pengampu : H. Purwanto, S. Pd.I., M.M

1. Jelaskan konsep islam tentang relasi sosial berdasarkan gender!

2. Jelaskan konsep islam tentang relasi sosial berdasarkan etnis, budaya dan keagamaan!

3. Jelaskan konsep islam tentang relasi sosial berdasarkan budaya budaya lainnya!

1. Konsep Islam Tentang Relasi Sosial Berdasarkan Gender

menurut agama Islam didasarkan pada prinsip kesetaraan, baik antara pria dan wanita, sambil
menekankan peran dan tanggung jawab khusus masing-masing. Islam menegaskan bahwa baik pria
maupun wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama di hadapan Tuhan, meskipun dengan perbedaan
dalam fungsi-fungsi tertentu.

Islam memiliki pandangan yang khas terkait relasi sosial berdasarkan gender. Konsep ini diambil dari
ajaran Al-Qur'an, Hadits, dan pemikiran ulama-ulama Islam. Pemahaman terhadap relasi sosial ini
melibatkan tanggung jawab, hak, dan kewajiban antara pria dan wanita.

 Konsep Islam tentang relasi sosial berdasarkan gender dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an menetapkan prinsip kesetaraan di antara pria dan wanita sebagai makhluk Allah (QS. Al-
Hujurat [49]: 13).

‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثٰى َو َج َع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَع اَر ُفواۚ ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ۚ ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬

Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Ayat 13 dari Surah Al-Hujurat menekankan pentingnya persaudaraan dan keadilan dalam masyarakat.
Pelajaran yang dapat diambil termasuk pentingnya toleransi, menghormati hak-hak sesama, dan
menyelesaikan konflik dengan keadilan.
 Konsep Islam tentang relasi sosial berdasarkan gender dalam Hadits

Hadits juga memberikan pandangan terperinci terkait relasi sosial berdasarkan gender. Salah satu hadits
yang terkenal adalah hadits Rasulullah SAW :

‫ َوِخ َياُر ُك ْم ِخ َياُر ُك ْم‬،‫ َأْك َم ل اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِإيَم اًنا َأْح َس ُنهْم ُخُلًقا‬: ‫ َقاَل َر ُسول هَّللا َص َّلى هللا َع َليِه َو َس َّلَم‬: ‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َقاَل‬
‫ِلِنَس اِئِهْم … رواه الترمذي وغيره‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallah "Sebaik-baiknya kalian adalah yang
paling baik dalam perlakuan terhadap istri-istri kalian." (HR. Tirmidzi).

Hadits ini menekankan pentingnya perlakuan baik terhadap perempuan, menunjukkan bahwa dalam
Islam, pria diharapkan untuk memperlakukan istri dengan penuh kasih sayang dan hormat. Rasulullah
juga memberikan contoh praktis tentang membantu pekerjaan rumah tangga, menunjukkan bahwa
keseimbangan tugas adalah bagian dari prinsip Islam.

 Konsep Islam tentang relasi sosial berdasarkan gender menurut ulama

Ulama Islam melibatkan berbagai pemikiran dan penjelasan terkait konsep relasi sosial berdasarkan
gender. Beberapa ulama menekankan kesetaraan hak dan tanggung jawab, sementara yang lain
menyoroti peran khusus masing-masing gender dalam masyarakat dan keluarga.

Ulama seperti Ibn Qayyim Al-Jawziyya menekankan perlunya menghormati perbedaan kodrat antara
pria dan wanita. Baginya, perbedaan ini bukan untuk menunjukkan superioritas satu gender atas yang
lain, melainkan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan.

2. Konsep Islam tentang relasi sosial berdasarkan :

 Etnis : Islam mengajarkan prinsip kesetaraan antara pria dan wanita dalam pandangan Tuhan,
tanpa memandang etnis. Dalam relasi sosial, Islam menekankan adanya saling menghormati dan
bekerja sama antara individu, tidak memandang jenis kelamin atau latar belakang etnis. Prinsip-
prinsip ini tercermin dalam ajaran Islam yang menegaskan bahwa semua manusia diciptakan
dari satu pasangan yang sama (Adam dan Hawa), sehingga semua memiliki hak dan tanggung
jawab yang seimbang.
Nabi Muhammad SAW juga menegaskan pesan ini dalam pidato perpisahan beliau di Arafat.
Muslim diajarkan untuk bersikap adil, baik dalam relasi sosial maupun dalam sistem hukum.
Ketika membangun hubungan sosial, nilai-nilai seperti tolong-menolong, saling menghormati,
dan saling memahami diutamakan.
 Budaya : Islam mendorong hubungan sosial yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, kasih sayang,
dan saling menghormati. Meskipun Islam memiliki prinsip-prinsip universal, implementasinya
dapat dipengaruhi oleh budaya lokal. Misalnya, dalam berinteraksi, masyarakat Muslim
cenderung mencerminkan nilai-nilai keislaman seperti ukhuwah (persaudaraan) dan adab
(etika), namun ekspresi dan bentuknya bisa bervariasi sesuai dengan keanekaragaman budaya di
berbagai komunitas Muslim.
Dalam konteks budaya, Islam mengakui keberagaman budaya sebagai ciptaan Allah. Sementara
Islam memberikan pedoman moral yang tetap, banyak praktik budaya lokal dapat diakomodasi
selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
 Keagamaan : Dalam Islam, konsep relasi sosial didasarkan pada prinsip-prinsip keagamaan yang
mengajarkan nilai-nilai moral dan etika. Beberapa konsep utama dalam Islam terkait relasi sosial
antara lain:
- Keadilan (Adil): Islam mendorong umatnya untuk bersikap adil dalam segala aspek kehidupan,
termasuk dalam hubungan sosial. Adil dalam memperlakukan orang lain, tanpa memandang
perbedaan suku, ras, atau agama.
- Kesetaraan (Musawah): Islam menekankan kesetaraan antara manusia. Semua individu
memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati tanpa memandang status sosial, ekonomi, atau
budaya.
- Kasih sayang (Rahmah): Islam mengajarkan pentingnya kasih sayang dan perhatian terhadap
sesama. Memiliki sikap empati dan kepedulian terhadap orang lain adalah nilai yang sangat
ditekankan.
- Solidaritas (Takaful): Konsep solidaritas dalam Islam mendorong umatnya untuk saling
membantu dan mendukung satu sama lain, terutama dalam kondisi sulit atau memerlukan
bantuan.
- Hormat-menghormati (Ihsan): Islam mengajarkan untuk bersikap baik dan berbuat baik kepada
sesama, bahkan melebihi apa yang diharapkan. Menghormati hak dan martabat setiap individu
adalah bagian integral dari ajaran Islam.
- Komitmen terhadap komunitas (Ukhuwah): Islam menekankan pentingnya solidaritas di antara
anggotanya. Hubungan sosial dalam Islam tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi
juga melibatkan komitmen terhadap komunitas lebih luas.
- Kepedulian terhadap tetangga (Haq al-Jar): Islam menekankan pentingnya berbuat baik kepada
tetangga. Seorang Muslim diwajibkan untuk memperhatikan dan membantu tetangganya,
menciptakan hubungan yang baik dan saling mendukung.

3. Islam mengajarkan nilai-nilai universal dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam relasi sosial.
Di Indonesia, nilai-nilai Islam seringkali dihayati dan diaplikasikan melalui prisma budaya lokal. Konsep-
konsep seperti tolong-menolong (gotong royong), keberagaman, dan rasa tenggang rasa tercermin
dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang beragam.

Gotong royong, misalnya, mencerminkan semangat saling membantu dan bekerja sama, yang sejalan
dengan nilai-nilai sosial Islam seperti solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, toleransi
dan menghargai perbedaan di antara masyarakat Indonesia mencerminkan prinsip-prinsip Islam tentang
keberagaman dan saling menghormati.
Budaya sopan santun, seperti saling memberi salam dan hormat kepada sesama, juga mencerminkan
nilai-nilai Islam tentang etika dalam berinteraksi sosial. Adanya norma-norma adat yang mencerminkan
nilai-nilai kebaikan dan kejujuran juga sejalan dengan ajaran Islam.

Dengan demikian, konsep Islam tentang relasi sosial di Indonesia dapat dilihat sebagai integrasi
harmonis antara ajaran Islam dan nilai-nilai budaya lokal, menciptakan sebuah kerangka sosial yang kaya
dan beragam.

Anda mungkin juga menyukai