oleh
PUTRI NUR ASYIFA OKTARIANI
31.0604
PROGRAM STUDI
PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG
FAKULTAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2024
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Tahun 2024.
Telah diuji dan dinyatakan lulus pada hari .. tanggal.. bulan… tahun 2024,
di hadapan Tim Penguji pada Sidang Ujian Skripsi, yang terdiri dari :
Jatinangor, 2024
Yang membuat pernyataan,
xiii
Motto
“ Selalu ada harga dalam setiap proses. Nikmati saja lelah-lelah itu.
Lebarkan lagi rasa sabar itu. Semua yang kamu investasikan untuk
menjadikan dirimu serupa yang kamu impikan, mungkin tidak akan selalu
berjalan lancar tapi gelombang-gelombang itu yang nanti akan bisa kamu
ceritakan pada anak cucumu kelak”
Persembahan
Dengan segenap rasa syukur dalam hati tiada lembar yang paling inti dalam
sebuah lembar ini
Kupersembahkan sebuah karya nan indah dan sederhana ini kepada orang-orang
yang paling kucintai
Yang selalu memanjatkan untaian doa terbaiknya setiap hari, yang selalu
memberi tanpa diminta, Ibuku tersayang (Eem Rohimah) dan Alm.Ayah (Rukana
Jayalaksana) dan semua keluarga besar terimakasih selalu ada dalam setiap
suka maupun duka
Ucapan terimakasih juga selalu tersampaikan kepada Keluarga Besar IPDN
Yang telah mengajarkan bahwa saudara tidak harus sedarah.
Terimakasih atas warna-warni cerita
Terimakasih atas pahit dan manisnya Pendidikan ini
Terimakasih atas ilmu dan pengalaman luar biasa rasa bangga ini akan selalu
menggebu-gebu dalam hati
Menjadi kenangan indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang
Jayalah Alamamaterku
Oleh:
Putri Nur Asyifa Oktariani
Dosen Pembimbing : Ir. Rahman Ibrahim, M.Sc
ABSTRAK
xiii
Penelitian ini dilakukan karena adanya peningkatan jumlah kasus
asusila di Kota Pontianak khususnya yang bersumber telah dari usaha
rumah kost yang semakin berkembang dan bertambah setiap tahunnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penegakan Peraturan
Daerah Nomor 19 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum pada
pelaksanaan penertiban atau Razia kost oleh Satuan Polisi Pamong Praja
di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan
teori 5 faktor dalam penegakan hukum menurut Soerjono Soekanto, yaitu
faktor hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan prasarana, faktor
masyarakat, dan faktor budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Data penelitian
dianalisis dengan tekhnik snowball sampling. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penegakan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2021 secara garis
besar telah berjalan cukup baik. Koordinasi antar stakeholders dan sarana
prasarana pun sangat mendukung penertiban serta penegakan peraturan
daerah ini tak luput juga dukungan dari para elite politik pemerintah
daerah. Adapun hambatannya adalah pelaksanaan penegakan peraturan
daerah masih melakukan input data secara manual sehingga memakan
waktu yang cukup lama dan dalam pelaksanaan proses tindak lanjut
berupa sanksi denda maupun tindak pidana ringan masih banyak
ditemukan kasus penolakan oleh penghuni rumah kost yang melanggar
maupun dari pemilik rumah kost, tentunya hal ini mempersulit pihak Satpol
PP untuk melanjutkan kasus ke tahap selanjutnya sebagai bentuk
penegakan peraturan daerah.
By:
Putri Nur Asyifa Oktariani
Promotor : Ir. Rahman Ibrahim, M.Sc
ABSTRACT
xiii
This research was carried out because of the increase in the number of
immoral cases in Pontianak City, especially those originating from the
boarding house business which is growing and increasing every year. The
aim of this research is to evaluate the enforcement of Regional Regulation
Number 19 of 2021 concerning Public Order in the implementation of
boarding house control or raids by the Civil Service Police Unit in
Pontianak City, West Kalimantan Province. This research uses the 5
factor theory in law enforcement according to Soerjono Soekanto, namely
legal factors, law enforcement factors, facilities and infrastructure factors,
community factors, and cultural factors. The method used in this research
is descriptive qualitative with an inductive approach. Research data was
analyzed using snowball sampling technique. The research results show
that enforcement of Regional Regulation Number 19 of 2021 has generally
gone quite well. Coordination between stakeholders and infrastructure
also really supports order and enforcement of regional regulations. This
also includes support from the political elite of the regional government.
The obstacle is that the implementation of regional regulation enforcement
still involves inputting data manually so it takes quite a long time and in
implementing the follow-up process in the form of fines and minor criminal
offenses, there are still many cases of refusal by boarding house residents
who violate it and from boarding house owners, of course. This makes it
difficult for Satpol PP to continue the case to the next stage as a form of
enforcing regional regulations.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas
xiii
“PENEGAKAN PERATURAN DAERAH TERHADAP
1. Yth. Bapak Prof. Dr. Hadi Prabowo, M.M selaku Rektor Institut
2. Yth. Bapak Dr. Hyronimus Rowa, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang
3. Yth. Bapak Dr. Drs. Rizari, M.B.A., M.Si selaku Wakil Rektor Bidang
4. Yth. Bapak Dr. Yudi Rusfiana, S.IP., M.Si selaku Wakil Rektor
5. Yth. Ibu Dr. Deti Mulyati, SH., MH., CN selaku Wakil Rektor Bidang
xiii
Negeri;
6. Yth. Bapak Dr. Drs. Udaya Madjid, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Perlindungan Masyarakat;
7. Yth. Bapak Dr. Drs. H. Kusworo, M.Si, Bapak Drs. Florianus Aser
8. Yth. Ibu Dr. Dra.Eva Eviany, M.Si selaku Kepala Program Studi
10. Kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak yang telah
11. Kepada Keluarga Besar terutama Mamah Eem Rohimah dan Alm.
skripsi ini;
13. Sahabat syurga Sintha Dwi Nugraeni, Syahna Leidia Dharma dan
14. Serta semua pihak yang terlibat dan tidak dapat disebutkan satu
xiii
penulisan skripsi ini.
peneliti selanjutnya.
Jatinangor, …2024
Penulis,
xiii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................vi
KATA PENGANTAR.......................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.2. Latar Belakang....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................9
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................9
1.4. Kegunaan Penelitian..........................................................10
1.4.1. Kegunaan Teoritis....................................................10
1.4.2. Kegunaan Praktis.....................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................12
2.1. Penelitian Sebelumnya......................................................12
2.2. Landasan Teoritis dan Legalistik.......................................16
2.2.1. Pemerintahan...........................................................16
2.2.2. Satuan Polisi Pamong Praja.....................................18
2.2.3. Ketertiban Umum.....................................................22
2.2.4. Penegakan Hukum...................................................23
2.2.5. Rumah Kost..............................................................28
2.3. Kerangka Pemikiran..........................................................28
BAB III METODE PENELITIAN......................................................30
3.1. Pendekatan Penelitian.......................................................30
3.2. Operasional Konsep..........................................................32
3.3. Sumber Data dan Informan...............................................33
3.3.1. Sumber Data............................................................33
3.3.2. Informan...................................................................36
3.4. Instrumen Penelitian..........................................................37
3.5. Teknik Pengumpulan Data................................................38
3.5.1. Wawancara..............................................................39
vi
3.5.2. Observasi.................................................................40
3.5.3 Triangulasi................................................................42
3.6. Teknik Analisis Data..........................................................42
3.6.1. Dokumentasi............................................................44
3.7. Jadwal dan Lokasi Penelitian............................................46
3.7.1. Jadwal Penelitian.....................................................46
3.7.2. Lokasi Penelitian......................................................47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................48
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..................................48
4.1.1. Gambaran Umum Kota Pontianak...........................48
4.2. Kondisi Demografis Kota Pontianak..................................50
4.3. Visi Misi Kota Pontianak....................................................51
4.4. Gambaran Umum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Pontianak...............................................................53
4.4.1.Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak
........................................................................................ 53
4.4.2. Visi Misi Satpol PP Kota Pontianak...............................54
4.4.3. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP) Kota Pontianak.......................................................55
4.4.4. Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP) Kota Pontianak.....................................56
4.4.5. Sarana dan Prasarana Satuan Polisi Pamong Praja
(Satpol PP) Kota Pontianak............................................60
4.5 Penegakan Perda Nomor 19 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Ketenteraman, Ketertiban Umum Dan
Perlindungan Masyarakat Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat
62
4.6 Upaya Satpol PP Kota Pontianak dalam penegakan perda
Nomor 19 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum terhadap
Penyaahgunaan Rumah Kost sebagai tempat asusila.....................83
4.7 Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan
Penegakan Peraturan Daerah Terhadap Penyalahgunaan Rumah
Kost Sebagai Tempat Asusila Di Kota Pontianak............................88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................92
5.1 Kesimpulan........................................................................92
vi
5.2 Saran.................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA........................................................................97
LAMPIRAN I..................................................................................101
PEDOMAN WAWANCARA...........................................................101
LAMPIRAN II.................................................................................110
DOKUMENTASI.............................................................................110
LAMPIRAN III................................................................................119
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jumlah Rekapitulasi Izin Usaha Rumah Kost yang Terdaftar di Dinas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Pontianak Periode 2020 – 2023.....................3
Tabel 1. 2 Jumlah Pelanggaran Penertiban Penyalahgunaan Rumah Kost di Kota
Pontianak Tahun 2021-2023................................................................................................7
x
DAFTAR GAMBAR
x
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
langsung dengan Negara Bagian Sarawak Malaysia,
2
pendidikan, perindustrian, pemerintahan, sehingga banyak
Pontianak.
terdapat 670.859 jiwa, tahun 2021 berjumlah 672.440 jiwa, tahun 2022
terdapat 673.400 jiwa dan tahun 2023 tercatat 676.096 jiwa. Artinya dalam
rumah kost di Kota Pontianak, karena apabila dilihat dari sudut ekonomi
2
https://disdukcapil.pontianakkota.go.id/kategori/jumlah-penduduk diakses
pada 28 November 2023
3
jauh lebih murah dengan fasilitas yang memadai daripada harus membeli
rumah sendiri.
kamar dan setiap kamar memiliki beberapa fasilitas yang ditawarkan atau
disediakan dan juga memiliki harga yang telah ditentukan oleh pemilik
setiap tahunnya. Informasi ini diperkuat oleh jumlah rekapitulasi izin usaha
rumah kost yang terdaftar di Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
Tabel 1. 1
Jumlah Rekapitulasi Izin Usaha Rumah Kost yang Terdaftar di Dinas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Pontianak Periode 2020 – 2023
Kecamatan Tahun Terdaftar Jumlah
2020 2021 2022 2023 Total
Pontianak Barat 8 7 8 8 31
Pontianak Kota 18 23 27 30 98
Pontianak Selatan 9 8 9 10 36
Pontianak Tenggara 16 25 26 26 93
Pontianak Timur 4 4 5 4 17
Pontianak Utara 1 1 2 3 7
Jumlah 56 68 77 81 282
Sumber: Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Pontianak
4
peruntukkannya khususnya yang berkaitan dengan perbuatan asusila.
PTSP bertujuan:
a. memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada
masyarakat;
b. memperpendek proses pelayanan;
c. mewujudkan proses pelayanan yang cepat, mudah,
murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan
d. mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih
luas kepada masyarakat.
perkada yang banyak dilakukan oleh pasangan diluar nikah yang tinggal di
pemilik kost sendiri tidak memberikan aturan dan pengawasan terkait apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada penghuni kostnya dan
berlaku.
5
Pasal 39
1. Setiap orang dilarang bertingkah laku asusila dan/atau
melakukan perbuatan asusila di jalan umum, jalur hijau, lorong-
lorong, taman atau tempat umum lainnya.
2. Setiap orang yang berlainan jenis dilarang berada di dalam
ruangan tertutup di rumah kost, hotel/penginapan dan sejenisnya
tanpa ikatan pernikahan yang sah.
3. Setiap orang/ badan baik sengaja maupun tidak, dilarang
memberikan kesempatan/menyediakan bangunan atau rumah
sebagai tempat untuk berbuat asusila yang berada di:
a. rumah kos; dan
b. hotel/penginapan dan sejenisnya.
4. Setiap orang/badan dilarang memberikan kesempatan/
menyediakan bangunan atau rumah sebagai tempat untuk
berbuat asusila yang dilakukan oleh anak-anak yang berada di:
a. rumah kos; dan
b. hotel/penginapan dan sejenisnya.
Pamong Praja dibantu dengan beberapa anggota TNI dan POLRI untuk
tidak sah secara hukum yang diduga melakukan asusila di rumah kost,
4
https://kalbarprov.go.id/berita/kasat-pol-pp-kota-pontianak-sampaikan-inovasi-di-tingkat-
nasional.html
6
penegakan perda melalui SICEPOY ini, Satuan Polisi Pamong Praja
penertiban rumah kost terus dilaksanakan bahkan dari tahun 2012 hingga
akan tetapi kasus asusila di rumah kost ini belum menunjukkan perubahan
7
maupun penurunan signifikan dan bahkan semakin bertambah.
asusila (999 kasus)5. Dilihat dari informasi Badan Pusat Statistik tersebut
kost juga menjadi salah satu penyumbang angka kasus asusila. Infromasi
Tabel 1. 2
Jumlah Pelanggaran Penertiban Penyalahgunaan Rumah Kost di Kota
Pontianak Tahun 2021-2023
NO. TAHUN JUMLAH JUMLAH KASUS
KEJADIAN PELANGGAR PELANGGARAN
1. 2021 681 orang 84 kasus
8
Polisi Pamong Praja Kota Pontianak
rumah kost antara lain masih rendahnya pengawasan atau control pemilik
peraturan yang ada didalam kost tentang apa yang boleh dan tidak boleh
Dalam hal ini Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak sebagai
bagi masyarakat sekitar. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengambil
6
https://news.detik.com/berita/d-3085494/razia-kos-di-setiabudi-3-pasangan-kumpul-
kebo-ditemukan-berduaan-di-kamar diakses pada 27 November 2023
7
https://www.kompasiana.com/arifiana/552ffa736ea8340b7b8b45b4/maraknya-
penyalahgunaan-kos-di-kalangan-mahasiswa diakses pada 27 November 2023
9
judul
penelitian adalah :
10
2. Untuk mengetahui dan menganalisa apa faktor penghambat
11
3. Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri, peneliti berharap
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2. 1
Penelitian Sebelumnya
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
Upay a) Fokus: Penegakan a) Fokus :
a Perda dalam izin usaha Penegakan Perda
Pe kost terhadap kasus
ne b) Teori: Penegakan penyalahgunaan
ga Hukum, Munfir Fuady rumah kost
ka ( 2010: 176) sebagai tempat
n c) Metode Penelitian: asusila
Pe Deskriptif Kualitatif b) Teori :
13
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
rat d) Hasil: Penegakan Penegakan
ur terhadap Perda Kota Hukum, Soerjono
an Yogyakarta No. 1 Tahun Soekanto ( 2008 :
Da 2017 tentang 86)
er Penyelenggaraan c) Metode Penelitian
ah Pondokan di Kota : Kualitatif
No Yogyakarta belum Deskriptif
m sepenuhnya dapat d) Hasil :-
or ditegakkan, upaya yang
1 dilakukan Satpol PP
Ta adalah dengan
hu melakukan sosialisai,
n pembinaan dan
20 pemberian sanksi non
17 yustisi dan yustisi.
te Selain itu,Satpol PP juga
nt berupaya membentuk
an Kampung panca tertib
g demi mewujudkan
Pe Kampung tertib
ny Pondokan. Dijelaskan
ele juga faktor penghambat
ng kurang adanya sikap
ga perduli dari masyarakat
ra sekitar Selain itu sanksi
an terhadap pelanggar
Po perda juga dirasa kurang
nd tegas, Tidak ada
ok pengecekan ulang
an terhadap Pondokan
Di yang sudah berizin.
Ko
ta
Yo
gy
ak
art
a
Ol
eh
Ga
lan
14
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
g
Fe
ba
Ra
m
ad
ha
n
(2
01
7)
2. Pene a) Fokus: Penertiban a) Fokus :
rti terhadap Rumah kost Penegakan
ba yang tidak memiliki izin Perda terhadap
n b) Teori: Penertiban, kasus
Te Widjajanti (2000:10) penyalahgunaan
rh c) Metode : Deskriptif rumah kost
ad Analisis sebagai tempat
ap d) Hasil : Hasil penelitian asusila
Ru menunjukan bahwa b) Teori :
m kurangnya sosialisasi Penegakan
ah dan pemahaman Hukum,
Ko masyarakat terhadap Soerjono
st pentingnya memiliki izin Soekanto
Be usaha rumah kost, ( 2008 : 86)
rd namun masyarakat c) Metode
as merasa keberatan Penelitian:
ar mengurus izin ini Kualitatif
ka disebabkan mereka Deskriptif
n memang kurang d) Hasil :-
Pa mengetahui aturannya,
sal juga dalam
6 pengurusannya terlalu
Pe banyak persyaratan
rat yang sulit untuk
ur didapatkan. Maka dari
an itu Problem Solve dari
Da masalah ini Satpol PP
er Kubu Raya gencar
ah melaksanakan
Ka penyuluhan hukum
bu terhadap masyarakat
15
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
pa dan pemilik rumah kost,
te dan juga memberikan
n kemudahan dalam
Ku pengurusan izin usaha
bu rumah kost.
Ra
ya
No
m
or
4
Ta
hu
n
20
10
Te
nt
an
g
Ke
ter
tib
an
U
m
u
m
di
Ke
ca
m
at
an
Su
ng
ai
Ra
ya
Ol
eh
Tri
16
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
Se
pt
a
Le
sta
ri
(2
01
7)
3. Pera a) Fokus : Peran a) Fokus :
n pemerintah dalam Penegakan
Pe pengelolaan rumah kost Perda terhadap
m b) Teori : Peranan, kasus
eri Soekanto (2009) penyalahgunaan
nt c) Metode Penelitian : rumah kost
ah Kualitatif sebagai tempat
Da d) Hasil : Terdapat asusila
la beberapa masyarakat b) Teori :
m penghambat yaitu tidak Penegakan
Pe adanya kejelasa Hukum,
ng identitas penghuni Soerjono
elo rumah kost serta Soekanto
laa kurangnya kesadaran ( 2008 : 86)
n penghuni rumah kost c) Metode
Ru dalam menaati aturan- Penelitian :
m aturan rumah kost yang Kualitatif
ah telah di buat. Hasil dari Deskriptif
Ko penelitian ini Pemerintah d) Hasil :-
st berperan melalui
di Pemberian Bimbingan
Ke kepada masyarakat
ca terutama pengelola
m rumah kost serta
at memberikan Pelatihan
an agar masyarakat
Ra menjaga kebersihan dan
pp pengarahan secara
oci intensif dan efektif
ni kepada masyarakat.
Ko
ta
M
17
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
ak
as
sa
r
Ol
eh
Ri
ka
Sri
W
ah
yu
ni
(2
01
8)
4. Imple a) Fokus: Implementasi a) Fokus :
m kebijakan penertiban Penegakan
en rumah kost oleh satpol Perda terhadap
tas PP Kota Pontianak kasus
i b) Teori : Implementasi, penyalahgunaan
Ke Van Horn dan Van rumah kost
bij Meter (1975) sebagai tempat
ak c) Metode : Kualitatif asusila
an Deskriptif b) Teori :
Pe d) Hasil : Hasil penelitian ini Penegakan
ne menunjukkan bahwa Hukum,
rti Satpol PP Kota Soerjono
ba Pontianak telah Soekanto
n melaksanakan ( 2008 : 86)
Ru implementasi kebijakan c) Metode
m penertiban rumah kost di Penelitian:
ah Kota Pontianak dengan Kualitatif
Ko cukup baik. Koordinasi Deskriptif
st antar stakeholders dan d) Hasil :-
Ol sarana prasarana pun
eh sangat mendukung
Sa implementasi kebijakan
tu ini serta tak luput juga
an dari dukungan para elit
Po politik pemerintah
lisi daerah. Adapun
18
Research GAP
Penel
itia
Judu Penelitian
n
l Terdahul
Sa
u
at
Ini
(2) (3) (4)
Pa hambatannya adalah
m pelaksanaan penertiban
on menggunakan
g kendaraan yang masih
Pr dibatasi, dalam hal ini
aja menyulitkan para
Ko anggota Satpol PP untuk
ta merazia rumah kost
Po yang masuk di gang
nti gang kecil. Dan dalam
an pelaksanaan razia masih
ak banyak ditemukan kasus
Pr penolakan oleh pemilik
ovi atau penghuni rumah
nsi kost, tentunya hal ini
Ka membuat sulit para
lim Satpol PP untuk merazia
an rumah kost karena
ta terdapat penolakan.
n
Ba
rat
Ol
eh
Se
ka
r
Ar
u
m
Pe
rm
at
a
(2
02
2)
Sumber: Galang Feba Ramadhan 2017, Tri Septa Lestari
2017, Rika Sri Wahyuni 2018, Sekar Arum Permata 2022
19
bertujuan sebagai pembeda antara penelitan saat ini dan
2.2.1. Pemerintahan
20
yang terakhir serta selanjutnya juga memberikan
21
yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi
dan Daerah Kabupaten/ Kota. Urusan pemerintah
konkuren yang diserahkan kepada Daerah menjadi dasar
pelaksanaan otonomi daerah.
3. Urusan pemerintah umum adalah urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan.
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
4. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
5. Ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan
masyarakat;
6. Sosial.
22
(1) Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan
Perda dan Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketenteraman, serta menyelenggarakan pelindungan
masyarakat.
berikut:
23
hukum atas pelaksanaan Perda dan Perkada
e. Pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang
diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
PP yaitu:
24
meningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat,
Pasal 7
Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu
Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan dibidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat.
Pasal 8
25
Pasal 7, Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan dibidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
b. pelaksanaan kebijakan dibidang ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang
ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat;
d. pelaksanaan administrasi satuan polisi pamong praja; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota
yang berkaitan dengan tugas dan fungsi Satuan Polisi
Pamong Praja.
26
Sidang Cepat Operasi Yustisi atau biasa disingkat
menjalankan sidang.
27
2.2.3. Ketertiban Umum
Pasal 39
1) Setiap orang dilarang bertingkah laku asusila dan/atau
melakukan perbuatan asusila di jalan umum, jalur hijau,
lorong- lorong, taman atau tempat umum lainnya.
2) Setiap orang yang berlainan jenis dilarang berada di
dalam ruangan tertutup di rumah kost, hotel/penginapan
dan sejenisnya tanpa ikatan pernikahan yang sah.
3) Setiap orang/ badan baik sengaja maupun tidak, dilarang
memberikan kesempatan/menyediakan bangunan atau
rumah sebagai tempat untuk berbuat asusila yang berada
di:
a. rumah kos; dan
b. hotel/penginapan dan sejenisnya.
4) Setiap orang / badan dilarang memberikan
kesempatan/menyediakan bangunan atau rumah sebagai
tempat untuk berbuat asusila yang dilakukan oleh anak-
anak yang berada di:
a. rumah kos; dan
b. hotel/penginapan dan sejenisnya
28
Peraturan daerah ini dibuat untuk dijadikan tolak ukur
8
Sudikno Mertokusumo, ‘Mengenal Hukum Suatu Pengantar’, Liberty, 2010, hlm. 50.
9
HJ. Marsiyem, 2011, pengantar Ilmu Hukum, Unissula press , Hal 1
29
adalah aturan utama yang menentukan sanksi10.
30
tinggi hukum sebagai kedaulatan tertinggi. Sebagai
mempertahankan kedamaian11.
11
H. John Kenedi, 2017, Kebijakan Hukum Pidana, Jilid 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
hlm. 206
31
a. Hukum Tertulis
Hukum tertulis merupakan hukum yang tertulis pada
peraturan perundang-undangan.Contoh hukum tertulis
yaitu UUD 1945, Keputusan Presiden, KUHP, Peraturan
Daerah, Peraturan Bupati, dan lain – lain.
b. Hukum Tidak Tertulis
Hukum tidak tertulis merupakan kaidah hidup yang diyakini
oleh masyarakat serta ditaati berlakunya sebagai kaidah
hukum yang biasa disebut dengan hukum kebiasaan.
Atau dapat diartikan juga dengan suatu peraturan yang
tidak ditulis dalam bentuk peraturan perundang-undangan
namun aturan itu hidup dan berkembang dalam
masyarakat serta diyakini dan ditaati oleh masyarakat
sebagai kaidah hukum. Contoh hukum tidak tertulis di
Indonesia seperti norma dan juga hukum adat.
12
H.John Kenedi,Op.Cit.hlm 205
32
suatu hukum tersebut bisa berjalan dengan baik di masyarakat
a. Faktor Hukum
Pada pelaksanaanya, penyelenggaraan suatu bentuk hukum
dimasyarakat biasanya menemui benturan antara
kepastian dari suatu hukum dengan keadilan. Kepastian
hukum didasarkan pada norma-norma atau aturan
sebagai titik tolak pelaksanaan keadilan, sedangkan
keadilan sendiri memiliki sifat yang abstrak pada
implementasinya di masyarakat.
b. Penegak Hukum
Untuk menunjang hukum yang berlaku di masyarakat maka
diperlukan peranan para penegak hukum yang optimal.
Hukum yang berlaku di suatu tempat jika sudah baik akan
tetapi pada proses implementasinya tidak di barengi
dengan para penegak hukum yang optimal untuk
menyelenggarakan hukum tersebut, maka hukum itu tidak
akan berjalan dengan baik.
d. Masyarakat
Hukum yang ada dan di tegakkan bersumber dari
masyarakat guna untuk kepentingan masyarakat itu
sendiri berupa terciptanya ketentraman dan kedamaian.
Adanya bentuk kepatuhan terhadap hukum oleh
masyarakat merupakan suatu aspek yang penting dari
berjalannnya suatu hukum.
e. Budaya
Budaya merupakan faktor yang penting bagi manusia dalam
masyarakat, yaitu melakukan pengaturan bagaimana
13
Soerjono Soekanto, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum’,
Raja Grafindo : Jakarta, 2008, 86.
33
hubungan dan sikap dari individu.
Penegakan hukum dapat tercapai salah satunya
masyarakat.
34
diteliti dan perlu untuk digambarkan olah peneliti.
35
Peneliti ingin menganalisis bagaimana upaya Penegakan
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Penyalahgunaan Rumah
Kost Sebagai Tempat
Asusila
LANDASAN LEGALISTIK :
• UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
• PP No.16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong
Praja
• Peraturan Daerah Kota Pontianak No.19 Tahun 2021
tentang Ketertiban Umum
• Peraturan Walikota Kota Pontianak No.73 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Struktur Organisasi, Tugas Pokk,
Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Pontianak
• Peraturan Walikota No. 40 Tahun 2017 mengenai
Standar Operasional Prosedur Sidang Cepat Operasi
Yustisi
Terciptanya
lingkungan yang
aman tertib dan
kasus asusila
menurun
36
Sumber : Diolah Peneliti,2023
37
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
Kirk dan Miller dalam Sugiyono (2015:4) penelitian kualitatif adalah tradisi
38
Cresswell dalam Satori dan Komariah (2017: 21) menjelaskan
kemanusiaan.
39
peneliti
40
dan responden menjadi eksplisit, lebih dapat menguraikan latar secara
analitik.
41
Tabel 3. 1
Operasional Konsep
sumber data yaitu subjek dari mana data diperoleh. Menurut Arikunto
(2013:172) sumber data dapat berasal dari data primer dan data
sekunder.
42
Pontianak dan informan lapangan.
yang meliputi
43
teori Penegakan Hukum
adalah observasi, maka sumber data bisa berupa benda atau objek yang
44
disimpulkan bahwa data diambil dari beberapa subjek sehingga data
3.3.2. Informan
jumlah informan hanya satu hingga dua orang, tetapi data yang dihasilkan
tidak dapat dipenuhi dan peneliti tidak puas dengan data tersebut maka
peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih paha dan dapat
14
KBBI. Informan. https://kbbi.web.id/informan. Diakses pada 27 November 2023.
15
Herdiansyah, ‘Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu
45
Adapun informan yang akan peneliti wawancarai untuk
berikut:
Tabel 3. 2
Informan Penelitian
No Informan Jumlah
1. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Ponianak 1
2. Kepala Bidang Penegakkan dan Kepala Daerah 1
Satpol PP Kota Pontianak
3. Kepala Seksi Bidang Penyelidikan dan Penyidikan 1
Satpol PP Kota Pontianak
4. Anggota Sabhara/Propam Polresta Kota Pontianak 1
5. Anggota PM AD Kodim 1207 Kota Pontianak 1
6. Camat/Lurah di Kota Pontianak 2
7. Perwakilan RT/RW di Kota Pontianak 2
8. Pemilik Rumah Kost di Kota Pontianak 2
9. Penghuni Rumah Kost di Kota Pontianak 2
10. Masyarakat sekitar rumah kost di Kota Pontianak 3
JUMLAH 16
Sumber :Diolah Peneliti, 2023
penelitian yang relatif kecil atau pada tahap awal penelitian. Penting untuk
instrumen tersebut memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik untuk
46
Nasution dalam Sugiyono (2015:223) menyatakan:
Rumah Kost sebagai tempat asusila oleh Satuan Polisi Pamong Praja di
Kota Pontianak.
47
data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung
3.5.1. Wawancara
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
wawancara, yaitu:
48
c) Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang
3.5.2. Observasi
sesuai dengan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh
sehingga objek yang sangat kecil ataupun objek yang sangat jauh dapat di
49
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
1. Partisipasi Pasif
tersebut
2. Partisipasi Moderat
3.Partisipasi Aktif
lengkap.
4. Partisipasi Lengkap
50
terkait bagaimana proses penegakan perda terhadap pelanggar atau
3.5.3 Triangulasi
lagi adanya data atau informasi baru. Kegiatan dalam analisis data
51
reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok,
52
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya.
3.6.1. Dokumentasi
digunakan secara luas untuk merujuk pada narasi orang pertama yang
dari seseorang.
adalah salah satu jenis sumber data yang dapat digunakan dalam
53
dokumentasi juga dapat berupa sumber non-tertulis seperti film, gambar
dokumen lain, foto, juga arsip-arsip yang dimiliki oleh pihak Satuan Polisi
2023/2024. Jadwal kegiatan secara rinci bisa dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 3
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi Praja Utama Tahun
Akademik 2023/2024
AGS SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN I
NO. KEGIATAN 2023 2023 2023 2023 2023 2024 2024 2024 2024 2024 2024
123 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 234123 4
Pengajuan
1. Judul dan
Penyusunan
Usulan
Penelitian
2. Pengumpul
anNaskah
Usulan
Penelitian &
3. Seminar
Usulan
Penelitian
4. Perbaikan
Usulan
Penelitian 54
5. Penelitian
(Sumber : Kalender Akademik IPDN Tahun 2023/2024)
Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
akan dilakukan.
05′ 37” Lintang Selatan dan 1090 16′ 25” sampai dengan 1090 23′ 01”
Bujur Timur. Luas wilayah Kota Pontianak adalah 107,82 km² dan
permukaan laut. Salah satu ciri khas Kota Pontianak adalah letaknya yang
dunia yang memiliki fenomena matahari terbenam dan terbit yang sangat
(tiga) bagian yang dibagi oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas
56
Gambar 4. 1
Peta Wilayah Kota Pontianak
Kabupaten Kubu Raya, bagian Barat Desa Pal IX dan Desa Sungai
Desa Mega Timur dan Desa Jawa Tengah Kecamatan Sungai Ambawang
57
4.2. Kondisi Demografis Kota Pontianak
pembangunan tersebut.
Tabel 4. 1
Jumlah Penduduk Kota Pontianak Tahun 2019-2023
1. 2019 669.169
2. 2020 671.598
3. 2021 672.727
4. 2022 673.400
5. 2023 676.096
58
tahun semakin bertambah, sehingga banyak masyarakat Kota Pontianak
sebagai Ibukota provinsi yang memiliki perguruan tinggi dan sekolah yang
untuk dijalankan.
dan komitmen agar mencapai tujuan tersebut. Visi yang jelas dan memiliki
daya tarik yang tinggi dapat memotivasi seluruh anggota organisasi serta
dalam mewujudkan visi tersebut. jadi, visi merupakan salah satu elemen
panjang.
ini bertujuan untuk menciptakan kota yang bersih, hijau, dan teduh, yang
59
lingkungan yang bersih dan berkelanjutan, dengan penerapan solusi
mengacu pada tingkat daya saing Kota Pontianak yang didukung oleh
untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan disebut dengan misi, maka
60
berdaya saing;
Visi dan misi Kota Pontianak yang digunakan sebagai acuan bagi
yang berlaku sebagaimana tindak lanjut dari penertiban razia kost untuk
61
masyarakat (Bina Administrasi Kewilayahan, 2023).
yang telah ditetapkan maka perlu ditetapkan Visi dan Misi Satuan Kerja
Perangkat Daerah. Adapun Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja
Misi :
besar/keagamaan;
masyarakat.
62
4.4.3. Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Kota Pontianak
a. Kepala Satuan;
b. Sekretaris
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak tahun 2023 pada Gambar
63
4.4.2 dan Tabel 4.4.2 di bawah ini :
Tabel 4. 2
Struktur Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak
No Nama Jabatan
(1) (2) (3)
64
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan untuk menyelenggarakan
Pamong Praja;
Kesemaptaan;
Kepala Daerah;
PP
65
kesekretariatan;
66
i) Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan mempunyai tugas
67
oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak yang mempunyai tugas
pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak masih
Kota Pontianak :
68
Tabel 4. 3
Sarana dan Prasarana Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak
1 Kantor 1 Bagus
2 Mobil 2 Bagus
3 Pick Up 3 Bagus
4 Mobil Pemadam Kebakaran 4 Bagus
5 Truck 1 Bagus
6 Dalmas 1 Bagus
7 Sepeda Motor 16 Bagus
8 Laptop 3 Bagus
9 Komputer 10 3 Rusak
10 Handphone 24 Bagus
11 Printer 8 Bagus
12 Handycam 3 Bagus
13 Kamera 1 Bagus
14 HT 8 2 Rusak
15 Pentungan 10 1 Rusak
16 Rak Besi 5 Bagus
17 Lemari 3 Bagus
18 Meja 15 Bagus
19 Kursi 20 2 Rusak
20 Kipas Angin 5 Bagus
21 AC 5 1 Rusak
Sumber: Data Dinding Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak
2023
69
sangat mendukung dalam pelaksanaan penertiban rumah kost terutama
mobil, sepeda motor dan Truck Pick Up yang digunakan sebagai mobilitas
dalam rangka mencari pelanggaran yang terdapat dalam rumah kost yang
umum agar dengan sigap, cepat, dan tanggap serta langsung dibawa ke
16
Soerjono Soekanto, ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum’, Jakarta:
Raja Grafindo, 2002.
70
hingga proses penyelesaiannya dalam rangka untuk menegakan
perkada yang banyak dilakukan oleh pasangan diluar nikah yang tinggal di
pemilik kost sendiri tidak memberikan aturan dan pengawasan terkait apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada penghuni kostnya dan
berlaku.
Penertiban rumah kost oleh Satpol PP Kota Pontianak ini memiliki tujuan
yang jelas yaitu utamanya untuk menjaga ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat sekitar Kota Pontianak seperti yang telah tertuang pada Pasal 39
dalam Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 19 Tahun 2021 tentang Ketertiban
dilakukan oleh Satpol PP Kota Pontianak . Hal ini juga telah diatur dalam
71
dibiarkan terus- menerus. Pelaksanaan penertiban ini juga
dilaksanakan rutin dan penertiban pun tak luput dari peran pihak-
pihak terkait seperti PM AD, Sabhara / Propam Polresta, serta
KPPAD (Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah)
Kota Pontianak.
a. Faktor Hukum
Hukum mengatur apa yang bisa dan apa yang tidak bisa orang lakukan.
dan kepastian hukum. Ketidakjelasan dalam kata- kata yang digunakan dalam
Efektifitas hukum dapat diliat dari bagaimana peraturan tersebut sesuai dengan
keperluan masyarakat, dimana dituntut untuk patuh serta taat masyarakat yang
bisa saja terjadi akibat paksaan dari penegak hukum yang memberi sanksi.
1) Kepastian Hukum
17
Soerjono Soekanto. Hlm.1
72
Kepastian hukum merupakan ketidakjelasan kata-kata dalam
hukum atau aturan yang ditetapkan. Hal tersebut dilihat dari segala
73
(novelty) pembaharuan dari Perda sebelumnya Nomor 11 Tahun 2019
berjalannya sanksi bagi pelanggar yang tidak membayar denda yang telah
penegak perda dan hanya akan menjadi kendala utama dalam proses
penertiban kost.
2) Efektivitas Hukum
74
Efektifitas hukum adalah dimana produk hukum berjalan dengan
hukum dapat dilihat dari segi sosial apakah sesuai dengan kebutuhan
Penegakan Peraturan Daerah dan Produk Hukum Bapak Heri Suwito, SH,
MH menyatakan bahwa :
75
belum menikah. Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 19
Tahun 2021 tersebut sangat membantu apparat dan pemerintah
mengetahui dan memahami bagaimana tahapan serta sanksi bagi
para pelanggar yang melakukan asusila di rumah kost.
kost.
Kost dari segi kepastian hukum sudah sesuai serta efektif karena
b. Penegak Hukum
ditetapkan.
76
1) Kinerja Penegak Hukum
diukur dari segi kualitas dan kuantitas, yang mencakup kemampuan untuk
2021, kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilihat dari tingkat
daerah tersebut.
urutan sembilan terbaik dari semua SKDP se-Indonesia. Ini hasil dari
77
Syarifah Welly, SH, M.Si yang menyatakan bahwa:
Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja cukup baik dalam hal penegakan
proses penegakan perda tentang kost ini keluar dari jalurnya. Namun
2) Koordinasi
78
Berdasarkan hasil wawancara Kepala Bidang Penegakan
dengan baik. Namun pihak yang biasanya selalu terlibat dalam jaringan
razia kost adalah TNI POLRI berkaitan dengan keamanan selama proses
3) Teknik Operasional
79
Penegakan Peraturan Daerah dan Produk Hukum Bapak Heri Suwito, SH,
MH menyatakan bahwa:
4) Sanksi Hukum
sesuai dengan SOP yang berlaku dan tidak boleh menimbulkan korban.
Polisi Pamong Praja Ibu Syarifah Welly, SH, M.Si sebagai berikut :
80
diarahkan ke kantor satpol PP menggunakan mobil pick up milik
Satpol PP kemudian melakukan pembebanan biaya paksaan
penegakkan hukum sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
dan/atau sanksi administrasi berupa penahanan untuk sementara
waktu Kartu Tanda Penduduk atau kartu identitas lainnya.
telah berjalan sesuai dengan SOP yang berlaku serta sanksi yang
81
c. Sarana dan Fasilitas Pendukung
1) Keuangan
atau dana merupakan hal yang penting dalam segala hal guna
82
karena sudah ada anggaran setiap bulannya tersendiri untuk pelaksanaan
kegiatannya dan untuk sumber daya waktunya yang cukup jelas terjadwal
Kota Pontianak.
menjalankan tugas Satuan polisi pamong praja dalam menegakan perda. Menurut
Kepala Satuan polisi pamong Praja jumlah tenaga kerja mempengaruhi kinerja
Satpol PP Kota Pontianak dalam hal ini yaitu oleh Satpol PP Kota
3) Fasilitas
83
Fasilitas merupakan penunjang keberhasilannya suatu tugas.
kebijakan penertiban rumah kost dalam hal ini yaitu oleh Satpol PP Kota
fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang ada di kantor Satpol PP Kota
kantor, mobil, motor, dan fasilitas lainnya dapat dikatakan cukup memadai
84
meskipun ada beberapa yang masih diperbaiki untuk mendukung pelaksanaan
d. Masyarakat
3) Respon Masyarakat
dimana penegak hukum untuk mencapai ketertiban dan keselamatan umum serta
85
Berdasarkan wawancara disimpulkan bahwa respon masyarakat
yang menerima dan ada yang tidak menerima dimana dibuktikan saat
2) Partisipasi Masyarakat
sarang burung walet yang dipanen serta menaati perda yang berlaku
86
Suwito, SH, MH menyatakan:
masyarakat masih kurang baik karena masih terdapat pemilik kost yang
masyarakat dapat dikatakan masih kurang baik karena baik dari pemilik
e. Budaya
87
Kebudayaan timbul didasarkan karena adanya sikap terhadap hukum
1) Kepatuhan Hukum
penghuni kost untuk tidak mau membuka pintu saat sudah terkena razia
dan membuat banyak alasan untuk kamarnya tidak diperiksa lebih leluasa
2) Kesadaran Hukum
88
penyalahgunaan rumah kost sebagai tempat asusila. Menurut Kepala
angka kasus pelanggaran terkait asusila yang berasal dari rumah kost
89
dilaksanakan sering dilaksanakan dengan cara damai musyawarah
atau kasus tidak jadi dinaikkan. Dari kesimpulan tersebut didapat tingkat
tidak bergantung pada budaya masyarakat saja namun juga pada budaya
penegak hukum.
90
Dari pernyataan diatas disimpulkan bahwa masih banyak budaya
dari masyarakat yang menganggap uang itu bisa menyelesaikan masalah dan
dengan tegas dengan memberikan pengarahan secara humanis akan tugas dan
kegiatan yang telah dilaksanakan yang dianggap baik maupun buruk. Evaluasi
berkaitan dengan kegiatan yang akan dicapai. Hasil dari evaluasi yaitu putusan
Suwito, SH bahwa :
91
Satuan Polisi Pamong Praja dalam hal penertiban kost
sebenarnya sudah cukup baik, pihak Satpol PP sendiri idealnya
melibatkan beberapa perangkat dan dinas yang anggota TNI,
POLRI, Dinas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), Dinas
Pariwisata, Badan Keuangan Daerah (BKAD), Komisi
Perlindungan Anak Daerah (KPAD), Dinas Pengendalian
Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Dinas Sosial ( DINSOS) Karena
semua bagian bekerjasama sesuai dengan
k e p e n t i n g a n n y a untuk mencapai penegakan perda yang
baik pula. Namun realitanya biasanya pihak yang selalu terlibat
dalam jaringan razia kost hanyaTNI POLRI berkaitan dengan
keamanan selama proses Razia , Dinas PTSP berkaitan dengan
kepengurusan izin usaha rumah kost , serta BKAD berkaitan
dengan kepengurusan setoran sanksi berupa denda bagi para
pelanggar. Kontribusi dinas lain dalam pembinaan dan
pengawasan bagi para pelanggar yang dibawah umur masih
belum terlaksana dengan baik, komunikasi dan koordinasi baik
yang tidak terjalin sehingga dalam pelaksanaanya jarang
dilibatkan.
92
asusila terutama yang berasal dari rumah kost aparat hukum satpol PP
Satuan Polisi Pamong Praja Ibu Syarifah Welly, SH, M.Si yang
menyatakan bahwa:
93
dan mudah dipahami tentang tugas dan kewajiban untuk
menegakan peraturan yang ada kepada masyarakat. Dalam
memberikan penjelasan, Satpol PP harus menghindari
penggunaan bahasa yang sulit dipahami dan menghindari
penggunaan kata-kata yang menyinggung atau menghina.
dua kali dalam seminggu dan maksimal tiga kali dalam rangka menegakan
Satuan Polisi Pamong Praja Ibu Syarifah Welly, SH, M.Si bahwa :
94
d) Sosialisasi
bahwa:
Di sisi lain, ada juga masyarakat yang kurang peduli atau bahkan
tidak menyadari pentingnya sosialisasi peraturan daerah. Hal ini
dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman atau kesadaran
tentang pentingnya peraturan, atau mungkin karena pengalaman
hidup mereka yang kurang memadai sehingga mereka kurang
peka terhadap masalah sosial yang dihadapi. Oleh karena itu,
peran pemerintah dan berbagai pihak terkait dalam melakukan
sosialisasi peraturan daerah sangat penting. Melalui sosialisasi
yang tepat, masyarakat dapat diberikan pemahaman yang jelas
tentang pentingnya peraturan daerah dan dampaknya bagi
kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu, diharapkan
95
masyarakat dapat memahami, menghargai, dan mematuhi
peraturan yang ada, sehingga tercipta suasana yang lebih
harmonis, damai, dan produktif dalam kehidupan bermasyarakat.
penghuni kost di daerah Kota Pontianak yang masih tidak tahu secara
kost. Menurut peneliti Satuan polisi pamong praja beserta Badan terkait
rumah kost yang ideal dan seharusnya. Hal tersebut dilakukan agar
96
Peneliti berusaha memaparkan faktor-faktor apa saja yang menjadi
Kota Pontianak.
A. Faktor Pendukung
1. Peraturan perundang-undangan
dalam hal ini yaitu oleh Satpol PP Kota Pontianak dapat dikatakan cukup
memadai, dilihat dari sumber daya manusia yang terdapat dalam struktur
kebutuhan yang ada, serta fasilitas sarana dan prasarana lainnya yang
97
pemerintah daerah bersumber dari APBD Kota Pontianak.
terhadap penertiban rumah kost dapat dikatakan cukup baik, hal tersebut
stakeholders.
B. Faktor Penghambat
peraturan daerah yang mengatur rumah kost oleh Satpol PP Kota Pontianak
rumah kost yang pemilik maupun penghuni kost nya meresahkan warga
98
menggunakan mobil dalam kegiatan penertiban, sehingga untuk
mobil untuk menuju ke tempat TKP karena bisa memuat banyak orang,
tetapi apabila sudah masuk ke jalan kecil atau jalan yang hanya bisa
dilalui sepeda motor maka Peneliti harus berjalan kaki untuk merazia
rumah kost yang teridentifikasi melanggar dan pelanggar bisa saja kabur.
beberapa para penghuni kost untuk tidak mau membuka pintu saat sudah
terkena razia dan membuat banyak alasan untuk kamarnya tidak diperiksa
lebih leluasa lagi, bahkan ada yang sembunyi di lemari dan sebagainya.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis serta pembahasan yang terdapat pada bab- bab yang
ada, baik teoritis maupun legalistik, maka dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
tempat asusila oleh Satuan Polisi Pamong Praja di Kota Pontianak ada 5 faktor
sebagai berikut:
dinilai masih belum cukup baik serta sanksi yang belum memiliki efek
100
penegakan Perda melihat golongan pejabat kerabat maupun bukan.
101
b. Melaksanakan komunikasi yang baik dengan masyarakat, Satpol PP
harus selalu menjaga sikap dan perilaku yang sopan dan santun dalam
rumah kost sebagai tempat asusila melalui program yang baru diusung
102
dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. Dengan begitu,
5.2 Saran
agar masyarakat merasa jera bahwa ini bukan pelanggaran biasa dan
perlu diatasi.
103
Women Education Mobile (WEM) yaitu sosialiasi berupa konsultasi
adalah program kegiatan yang baru namun menjadi inovasi yang baru
104
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU- BUKU
Ilmu Sosial.
Bandung: Salemba Humanika.
dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu
M.H. Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. dan M. Ali Safa\’at, S.H. 2006.
Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekretariat Jenderal
Dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI.
105
H. John Kenedi. 2017. Kebijakan Hukum Pidana. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
C. SUMBER LAIN
106
Wahyuni, Rika Sri. 2018. Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan
Rumah Kost di Kecamatan Rappocini Kota Makassar ( Studi
Kasus Lima Rumah Kost di Kelurahan Gunung Sari)
107
Databoks. 2019. “Di Provinsi Mana Kejahatan Paling Banyak
Dilaporkan?”
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/24/di-
provinsi- mana-kejahatan-asusila-paling-banyak-dilaporkan
diakses pada 9 September 2021
108
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA
secara terbuka sesuai dengan konsep penelitian yang teliti dan tidak
109
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
(1) (2) (3) (4) (5)
110
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
Efektifitas Apakah Peraturan I1,I2,I3
Hukum Daerah Nomor 19
Tahun 2021 Pasal
39 tentang
Penyelenggaraan
Ketenteraman,
Ketertiban Umum
Dan Perlindungan
Masyarakat
terhadap
penyalahgunaan
rumah kost sebagai
tempat asusila telah
terealisasi?
Apakah Peraturan
Walikota Nomor 40
Tahun 2017
Tentang SOP
Sidang Cepat
Operasi Yustisi
(SICEPOY) efektif
dalam mengurangi
angka kasus
asusila?
Faktor Kinerja Bagaimana I1,I2,I3,I4.
Penegak Satpol PP Tindakan Satpol PP I5
an TNI dan dibantu TNI dan
Hukum POLRI POLRI dalam
menegakan Perda
Kota Pontianak
Nomor 19
Tahun 2021 Pasal
39 tentang
Penyelenggaraan
Ketenteraman,
Ketertiban Umum
Dan Perlindungan
Masyarakat
terhadap pelanggar
penyalahgunaan
rumah kost ?
111
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
Bagaimana langkah
yang akan dilakukan
KONSEP DIMENSI INDIKATOR apabila terjadi
PERTANYAAN KODE
pemberontakan saat INFORMAN
SDM operasi ada
Apakah SICEPOY I1,I2,I3,I4,
berlangsung?
Pembinaan atau I5
pelatihan khusus
Koordinasi Komponen I1,I2,I3,I4.
yang diberikan
pemerintah mana I5
KONSEP DIMENSI INDIKATOR kepada anggota
PERTANYAAN KODE
saja yang terlibat INFORMAN
Satpol PP,
dalam mengatasi
Masyarakat
TNI/POLRI dalam
orang yang
terhadap pelanggar
melaksanakan
menyalahgunakan
yang
Penegakan Perda
rumah kost sebagai
menyalahgunakan
Kota Pontianak No.9
tempat kost
rumah
Tahun asusila?
2021 sebagai
Pasal
tempat
39 asusila?
tentang
Mengapa dalam
Penyelenggaraan
pengamanan
Apabila sanksihanya
telah
Ketenteraman,
mengerahkan
ada dan
Ketertiban Umumdari
beberapa orang
diberlakukan
Dan Perlindungan
TNI/POLRI?
mengapa kasus
Masyarakat
asusila terutama
Teknik Apakah
terhadap
dari rumahada program I1,I2,I3,I4.
pelanggar
kost
Operasional yang dibentuk
masih saja dalam I5
pelaksanaan
meningkat setiap
menyalahgunakan
penegakan
tahunnya?
rumah kost hukum
sebagai
atas penyalahgunaan
tempat asusila?
Faktor Keuangan rumah kost sebagai
Bagaimana I1,I2,I3
Sarana tempat asusila
ketersediaan
Apakah semua
dan agar berjalan
anggaran
anggota SATPOL efektif
PP
Prasaran Jika ada
operasional
sudah apakah
dalam
sepenuhnya
a sesuai dengan SOP
pelaksanaan
menguasai
Penegakan
yang berlaku?
teknologi? Perda
Kota Pontianak
Sanksi Hukum No.19
Apa saja sanksi
Tahun 2021yang I1,I2,I3
Fasilitas Apakah
diberikan fasilitas
Pasal 39 tentang hal I 1,I2,I3
nya seperti
terhadap pelanggar
Penyelenggaraan
kendaraan maupun
Peraturan Daerah
Ketenteraman,
peralatan
Kota Pontianak
Ketertiban Umum yang
digunakan
Nomor
Dan 19 Tahundalam
Perlindungan
menegakan
2021 tentang
Masyarakat
Peraturan
Penyelenggaraan
terhadap Daerah
pelanggar
Nomor 19 Tahun
Ketenteraman,
yang
2021 tentang
Ketertiban Umum
menyalahgunakan
Penyelenggaraan
Dan Perlindungan
rumah kost sebagai
Ketenteraman,
tempat asusila?
Ketertiban Umum
Dan Perlindungan
Mengenai sanksi
Masyarakat
berupa denda yang
ditetapkan kepada
pelanggar akan
dipertanggungjawab
kan kepada siapa?
112
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
terhadap pelanggar
yang
menyalahgunakan
rumah kost sebagai
tempat asusila
sudah maksimal?
Apakah fasilitas
seperti komputer
untuk memenuhi
persyaratan
administrasi bagi
para pelanggar
sudah ada?
Apakah masyarakat
terganggu dengan
adanya Operasi rutin
SICEPOY ini? Jika
ya jelaskan
alasannya
113
114
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
Partisipasi Apakah anda I6,I7,I8,I9,
Masyarakat bersedia I10
berpartisipasi dalam
mematuhi Peraturan
Daerah Kota
Pontianak Nomor 19
Tahun 2021tentang
Penyelenggaraan
Ketenteraman,
Ketertiban Umum
Dan Perlindungan
Masyarakat
terhadap pelanggar
yang
menyalahgunakan
rumah kost sebagai
tempat asusila?
115
mengaturnya?
116
KONSEP DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN KODE
INFORMAN
Kepatuhan Menurut anda apa I1,I2,I3, I4,I5
Hukum yang menyebabkan
masyarakat
mematuhi dan
tidak mematuhi
Peraturan Daerah
Kota Pontianak
Nomor 19 Tahun
2021tentang
Penyelenggaraan
Ketenteraman,
Ketertiban Umum
Dan Perlindungan
Masyarakat
terhadap pelanggar
yang
menyalahgunakan
rumah kost sebagai
tempat asusila?
Bagaimana cara
menumbuhkan
kesadaran
masyarakat akan
pentingnya menaati
hukum yang
berlaku?
Budaya Apakah ada budaya I1,I2,I3, I4,I5
Kerja hukum dari aparat
Penegak penegak hukum
Hukum yang mengambil
keuntungan dalam
setiap sanksi
berupa denda yang
ditetapkan kepada
pelanggar?
117
berlaku?
118
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI
119
Gambar 3. Wawancara bersama Kepala Seksi Penyelidikan dan
Penyidikan, Bapak Heri Suwito, SH
120
Gambar 5. Foto Bersama Anggota Satpol PP Kota Pontianak
121
Gambar 6. Wawancara Dan Foto Bersama Lurah Di Sekitaran Rumah
Kost
122
Gambar 8. Wawancara Dan Foto Bersama Beberapa Penghuni Rumah
Kost
123
Gambar 9. Apel Pengecekan Personil Sebelum Pelaksanaan Penertiban
Rumah Kost di Kota Pontianak
124
Gambar 10. Pelaksanaan Penertiban Rumah Kost Di Kota Pontianak
bertempat di Arumi Kost Jl.Karya Baru Perdana
125
Gambar 11. Pemberian Sanksi Kepada Pelanggar Penyalahgunaan
Rumah Kost
126
Gambar 12.Wawancara Dengan Masyarakat Sekitar Rumah Kost
127
LAMPIRAN III
KARTONO SAPUTRO,
Non PNS
8 8 6 SE
Penata Ka.Subbag
DEIRI MEUTIA,SE
9 9 1 Tk.I Perencanaan
19801213 200501 2 015 III / d dan Keuangan
Penata
Bendahara
10 10 2 H.HERYADI, S.E Tk.I
Penerimaan
19711031 200312 1 002 III/d
11 11 3 HAIRIAH, S.A.P Penata Penata Laporan
128
19741024 199403 2 002 III/c Keuangan
12 12 4 SARI YUNITA,SH Penata Analis
19790622 201001 2 004 III/c Perencanaan
Penata
INDAH ASTUTI, SE Bendahara
13 13 5 Muda
Pengeluaran
19741010 200604 2 029 III/a
Penata Virifikator Data
INDRAWATI, SE
14 14 6 Muda Laporan
19730602 200701 2 009 III/a Keuangan
HARRY Penata Analis Laporan
15 15 7 RAHMATULHADI, S.IP Muda Akuntabilitas
19911029 202012 1 007 III/a Kinerja
Pengatur
SRI WAHYUNI Pengelola
16 16 8 Tk.I
Keuangan
19790705 200604 2 029 II/d
17 17 9
HERDA NINGSIH, SE Non PNS
129
Penata Pranata Petugas
TESSA SETIO
Muda Penindakan pada
SANJAYA,S.Kom
21 4 2 Tk.I Seksi Ketertiban
Umum dan
19810524 200901 1 005 III / b Ketentraman
Masyarakat
Pengatur
SURADI Polisi Pamong
22 5 3 Tk.I
Praja / Mahir
19790524 200701 1 004 II / d
23 6 2 SUSIANA - NON PNS Anggota
Penata
SALAMAN, SH Muda Polisi Pamong
25 8 1 Tk.I Praja / Ahli Komandan Patroli
Pertama Kec. Pontianak
19790915 200801 1 013 III / b
Barat/OP
Penata
EDDY SETIAWAN Polisi Pamong
26 9 2 Muda Wadanru Patroli
Praja / Trampil
19740326 200501 1 005 III / a Kec. Ptk Barat
Pengatur
ZULKARNAEN Polisi Pamong
27 10 3 Tk.I Anggota
Praja / Trampil
19740815 200801 1 011 II / d
Pengatur Polisi Pamong
BOY ARDANI Praja / Trampil
28 11 4 Tk.I Anggota /PTI
19740910 200701 1 006 II / d
Pengatur Polisi Pamong
RUDI Praja / Mahir
29 12 5 Tk.I Anggota
19790626 200801 1 014 II / d
Penata
DADI EDUARDUS, S.
Muda
Sos Polisi Pamong
30 13 1 Tk.I Danru Patroli Kec.
Praja /
Ahli Pertama Ptk
19720818 200801 1 017 III / b Selatan/Tenggara/
OP
Penata
MUSLIM Polisi Pamong
31 14 2 Muda Wadanru Patroli
Praja / Mahir
19770519 200701 1 013 III / a Kec. Ptk Tenggara
Pengatur
JAMALUDDIN Polisi Pamong Anggota
32 15 3 Tk.I
Praja / Mahir
19660708 200701 1 046 II / d
Pengatur
TEGUH APRIANTO Polisi Pamong Anggota
33 16 5 Tk.I
Praja / Mahir
19760426 200701 1 011 II / d
130
Polisi Pamong
Pengatur
IWAN RIDWAN Praja / Trampil Anggota
34 17 6 Tk.I Pelaksana
19791203 200701 1 004 II / d
35 18 7 SELAMET PONIDI Pengatur Polisi Pamong
Praja / Trampil Anggota
19710614 200701 1 030 II / c Pelaksana
36 19 8 NOVIANTO Pengatur Polisi Pamong Anggota
Praja / Trampil
19831122 201001 1 003 II / c Pelaksana
Penata
MEGA TRI SUSENO, Polisi Pamong
Muda
S.Sos Praja / Ahli Anggota
37 20 2 Tk.I
Pertama
19730310 200701 1 023 III / b
Penata
Polisi Pamong
BUDI KURNIAWAN, SE Muda
Praja / Ahli Anggota
38 21 3 Tk.I
Pertama
19770909 200901 1 005 III / b
Pengatur
RACHMAD SALEH Polisi Pamong
39 22 4 Tk.I Anggota
Praja / Mahir
19801014 200604 1 007 II / d
Pengatur
RAHMAT HIDAYAT Polisi Pamong
40 23 5 Tk.I Anggota
Praja / Mahir
19801028 200701 1 005
41 24 7 SAFARUDIN Pengatur Polisi Pamong
Praja / Trampil Anggota / PTI
19730403 201212 1 003 II / c Pelaksana
131
Pengatur Pranata
44 3 YUSHERRIANSYAH
1 Tk.I Perlindungan Dan Pam Pos
19641031 200604 1 003 II / d Masyarakat Kantor Walikota
Pengatur Pranata
45 MARIMAN
4 2 Tk.I Perlindungan Wadan Pam Pos
19730314 200604 1 014 II / d Masyarakat Kantor Walikota
Pengatur
Pranata
46 5 Muda Anggota
Perlindungan
3 MAYANTO Tk.I
Masyarakat
19773005 200701 1 081 II / b
Pengatur Pranata
47 ZUKARNAIN Anggota
6 4 MudaTk.I Perlindungan
TMT '11 Februari
19750305 201212 1 001 II / b Masyarakat 2023
48 7 5 RAMLAN Juru Pranata Anggota
Perlindungan
19710710 201212 1 001 I/c
Masyarakat
49 8 6 BAGUS SAPUTRO NON PNS Anggota
132
SY. AWALUDIN
58 17 NON PNS Anggota
3 ANZHARI
5 TEGUH HANDIKA
60 19 NON PNS Anggota
SAPUTRA
20 6 FEBRI ADDAUROMI
61 NON PNS Anggota
ALMAGRIBI
133
( BLKI )
Pengatur Pam Dal Kantor
74 33 ASWANDI Polisi Pamong
1 Tk.I Walikota Lobi
Praja / Trampil
Pelaksana Ruang Wakil
19730610 200604 1 018 II / d
Walikota
Penata Pranata Pam Dal Kantor
75 DEDI SANTOSO
34 1 Muda Perlindungan Walikota Lobi
19781217 200312 1 001 III / a Masyarakat Ruang Walikota
134
Muda
TANTRIANTO, S.H Praja /
Tk.I
Ahli Pertama
19850501 201001 1 007 III / b
Pengatur Polisi Pamong
DHANY AVENUS
83 8 3 Tk.I Praja / Trampil
19760202 200901 1 007 II / d Pelaksana
Penata Polisi Pamong
FAUZI Praja / Trampil
84 9 4 Muda
Pelaksana
19700406 200604 1 009 III / a Lanjutan
Pengatur
NURSAID Polisi Pamong
85 10 5 Tk.I
Praja / Mahir
19790809 200604 1 005 II / d
Pengatur Polisi Pamong
IDRIS
86 11 6 Tk.I Praja / Trampil
19741220 200604 1 009 II / d Pelaksana
Pengatur Polisi Pamong
LATIF
87 12 7 Tk.I Praja / Trampil
19771121 200901 1 003 II / d Pelaksana
88 13 8 IBRAHIM ABDULLAH Pengatur Polisi Pamong
Praja / Trampil
19690205 200604 1 011 II / c Pelaksana
Penata
MUHAMMAD ISKAK,SH Kasi Pembinaan
89 14 1 Tk.I
dan Penyuluhan
19651219 200501 1 002 III / d
Penata
EDY MULYADI, SH Muda Pengolah Data
90 15 2 Tk.I
19740504 200604 1 016 III / b
Penata
ADE KUSNO, S.Sos Penyuluh
91 16 3 Muda
Kemasyarakatan
19810327 200501 1 014 III / a
92 17 4 NON PNS
TUNETI
93 18 5 NON PNS
SITI KOMARIAH, S.E
94 19 6 NON PNS
YULI EKA ASTUTI
135
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA
PONTIANAK
Daftar
Desember
Tahun 2021
Jabatan
Pangkat/ Struktural/
No JKLP Nama Keterangan
Gol Fungsional
Umum
95 1 1 M. TUGO, S.Sos Penata
Kabid
Tk.I
Perlindungan
NIP. 19680829 199603 1
III / d Masyarakat
007
96 2 1 RITA MARLITA,SH Penata
19760314 201001 2 002 III/c
97 3 3 Pengatur Pranata
RENDY ANDRIANTO
Tk.I Perlindungan
19811212 200901 1 005 II/d Masyarakat
JUPRIADI, SE Penata
Polisi Pamong
Muda
Praja /
98 4 1 Tk.I Ahli Pertama
19700821 200501 1 010 III / b
Penata Polisi Pamong
WAFID SUDARSONO,
Muda Praja / Ahli
SE
99 5 2 Tk.I Pertama
19691228 200604 1 005 III / b
D A R Y O T O, ST Penata
Muda Polisi Pamong
100 6 3 Tk.I Praja / Ahli Muda
19690426 200701 1 016 III / b
PARWIDI, SE Penata
Polisi Pamong
Muda
Praja / Ahli
101 7 4 Tk.I
Pertama
19770407 200501 1 013 III / b
USMADI, SE Penata
Polisi Pamong
Muda
Praja / Ahli
102 8 5 Tk.I
Pertama
19690212 200801 1 019 III / b
103 9 6 Penata Polisi Pamong
BAMBANG SUWARSO Praja / Trampil
Muda
Pelaksana
19820722 200501 1 002 III / a Lanjutan
Penata Polisi Pamong
NUPRIADI Praja / Trampil
104 10 7 Muda
Pelaksana
19741015 200501 1 013 III / a Lanjutan
136
Pengatur
HARDIYANSYAH Polisi Pamong
105 11 8 Tk.I
Praja / Trampil
19731016 200701 1 013 II / d
Pengatur
RUSLIHAN Polisi Pamong
106 12 9 Tk.I
Praja / Trampil
19800309 200901 1 002 II / d
107 13 10 MOCHAMAD NOERFIE Pengatur Polisi Pamong
19780105 200901 1 004 II / c Praja / Trampil
Pengatur Polisi Pamong
FAUZI
108 14 11 Tk.I Praja / Trampil
19690218 200604 1 005 II / d Pelaksana
Pengatur Polisi Pamong
SAMSUL OMI
109 15 12 Tk.I Praja / Trampil
19820428 200901 1 004 II / d Pelaksana
110 16 13 Pengatur Polisi Pamong
INDRA HARJANA
Tk.I Praja / Trampil
19830324 200901 1 004 II / d Pelaksana
111 17 14 Pengatur Polisi Pamong
SUWANDI
Tk.I Praja / Trampil
19740908 200604 1 008 II / d Pelaksana
112 18 15 GUSTI KURNIAWAN NON PNS Supir Kasat Pol PP
137
Pranata
III / a Pemadam
19681121 199303 1 008 Kebakaran
119 25 7 MUHAMMAD Pengatur Wakil Komandan
IKHWANSYAH Tk.I Regu I
II / d Pranata
Pemadam
19680513 200701 1 018 Kebakaran
120 26 8 AGUSTIAN Pengatur
Pengemudi
Tk.I
19670818 198901 1 002 Pemadam
II / d
Kebakaran
Pranata
Pengatur
Pemadam
Tk.I
121 27 9 HELDI ROSADI Kebakaran
19691014 200701 1 009 II / d
Pranata
Pengatur
Pemadam
Tk.I
122 28 10 SAFRI EFFENDI Kebakaran
19640609 200701 1 013 II / d
Pengatur Pengemudi
Muda
123 29 11 SALIDIN Tk.I
19790725 200701 1 006 Pemadam
II / b
Kebakaran
124 30 12 DENI RACHMAT - NON PNS
138
dan 14 September
III / d
19700302 199603 1 002 Kesiapsiagaan 2023
Terdiri
Pontianak,
dari ;
KEPALA SATUAN POLISI PAMONG
14
1. Pejabat Strutural PRAJA
Jabatan Fungsional KOTA
46
2. Tertentu PONTIANAK
Jabatan Fungsional
42
3. Umum/Staf
Jumlah : 102
Tenaga
Honor 30
Jumlah : 132 Drs, Ahmad Sudiyantoro
Pembina Utama
Muda
NIP. 19690312
199703 1 009
LAMPIRAN IV
139
140