Anda di halaman 1dari 187

IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAFTARAN TANAH

SISTEMATIS LENGKAP (PTSL) DALAM RANGKA


PERCEPATAN PENDAFTARAN TANAH PADA KANTOR
PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

IMPLEMENTATION PROGRAM FOR COMPLETE SYSTEMIC


LAND REGISTRATION (PTSL) FOR ACCELERATION OF
LAND REGISTRATION AT MAKASSAR LAND OFFICE

SKRIPSI

NUR ASYIFA T

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDAFTARAN TANAH
SISTEMATIS LENGKAP (PTSL) DALAM RANGKA
PERCEPATAN PENDAFTARAN TANAH PADA
KANTOR PERTANAHAN KOTA MAKASSAR

IMPLEMENTATION PROGRAM FOR COMPLETE SYSTEMIC


LAND REGISTRATION (PTSL) FOR ACCELERATION OF
LAND REGISTRATION AT MAKASSAR LAND OFFICE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Administrasi Publik

NUR ASYIFA T
1965141008

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023

i
i
i
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nur Asyifa T
Nim : 1965141008
Tempat/Tanggal Lahir : Makassar, 16 Januari 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Judul Skripsi : Implementasi Program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka
Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor
Pertanahan Kota Makassar

Dengan pembimbing Masing-Masing:


1. Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si
2. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si

Benar adalah karya saya sendiri, bebas dari unsur jiplakan atau plagiat.
Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan apabila dikemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian, maka saya siap dituntut di dalam maupun di luar
pengadilan dan menanggung risiko yang diakibatkannya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai tanggung jawab moral
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, 20 Februari 2023
Diketahui Oleh,
Ketua Program Studi Yang Membuat Pernyataan
Ilmu Administrasi Negara

Dra. Hj. Herlina Sakawati, M.Si Nur Asyifa T


NIP. 19641111 198903 2 001 NIM. 1965141008

v
MOTT

“ Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ”

(Q.S Al-Insyirah:8)

“ Jangan pernah mengeluh atas apa yang terjadi dalam hidupmu. Tuhan selalu

tahu yang terbaik untukmu. Bersyukurlah walau hanya untuk setetes embun

yang kau teguk hari ini, karena banyak hikmah yang dapat kau pelajari dari

sebuah kesyukuran ”

(Nur Asyifa T)

“ The best way to get strated is to quit talking and begin doing ”

(Walt Disney)

Dengan segala kerendahan hati


Kupersembahkan karya ini untuk kedua orang tua tercinta,
Keluargaku, atas segala cinta dan kasih sayangnya
Serta sahabat seperjuangan atas segala dukungan dan doanya
Doa yang tulus demi kesuksesan dan kebahagiaan.

v
ABSTRA
Nur Asyifa T, 2023. Implementasi Program Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran Tanah pada
Kantor Pertanahan Kota Makassar. Skripsi Prodi Ilmu Administrasi Negara
Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri
Makassar. Dibimbing oleh Andi Aslinda dan Andi Cudai Nur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan
Pendaftaran Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar serta faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota Makassar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data interaktif
melalui tahapan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota
Makassar telah berjalan dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya. Hal ini dilihat dari standar dan tujuan
kebijakan, karakteristik badan/instansi pelaksana, komunikasi antar organisasi,
sikap para pelaksana dalam pelaksanaan PTSL sudah berjalan dengan baik,
namun masih terdapat kekurangan pada sumber-sumber kebijakan dan
lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Adapun faktor pendukung dalam
implementasi program PTSL yaitu adanya landasan hukum yang jelas serta
komunikasi yang baik antar organisasi. Faktor penghambat dalam implementasi
program Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan
Kota Makassar, antara lain minimnya sumber daya manusia, masih adanya tanah
dalam tahap sengketa, keterlambatan masyarakat dalam mengumpulkan syarat
administrasi, dan masih ada masyarakat yang belum memasang patok batas
bidang tanah, sehingga menghambat proses pengumpulan berkas fisik dan
yuridis.

Kata Kunci: Implementasi, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL),


Kantor Pertanahan Kota Makassar

vi
ABSTRACT

Nur Asyifa T, 2023 Implementation Program for Complete Systemic Land


Registration (PTSL) for Acceleration of Land Registration at Makassar Land
Office. State Administration Study Program Thesis, Department of Administrative
Science, Faculty of Social Sciences and Law, Makassar State University.
Supervised by Andi Aslinda and Andi Cudai Nur.
This research aims to determine the Implementation Program for
Complete Systemic Land Registration (PTSL) for Acceleration of Land
Registration at Makassar Land Office and the supporting and inhibiting factors
for implementing the Complete Systematic Land Registration Program (PTSL) at
the Makassar Land Office. This study uses a qualitative approach with
descriptive method. Data collection is done through observation techniques,
interviews, and documentation. The data analysis technique used in this study is
interactive data analysis through the stages data condensation, data presentation,
and conclusion testing.
The results of this study indicate that the implementation of the Complete
Systematic Land Registration Program (PTSL) at Makassar Land Office has been
running well, although there are still some shortcomings in its implementation.
This can be seen from the policy standards and objectives, the characteristics of
the implementing body/institution, communication between organizations, and the
attitude of the implementers in implementing the PTSL have been good, but there
are still shortcomings in policy sources and the economic, social, and political
environment. The supporting factors in the implementation of the PTSL program
are a clear legal foundation and good communication between organizations. The
inhibiting factors in the implementation of the Complete Systematic Land
Registration Program (PTSL) at Makassar Land Office include the lack of human
resources, the existence of land in dispute, the delay of the community in
collecting administrative requirements, and the existence of the community who
have not installed boundary markers, thus hindering the process of collecting
physical and juridical documents.

Keywords: Implementation, Complete Systematic Land Registration Program


(PTSL), Makassar Land Office

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan Izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Implementasi

Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka

Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar”, dapat

terselesaikan dengan baik.

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu, Bab I

Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat hasil penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Konseptual,

Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, deskripsi fokus penelitian, tahap-tahap penelitian, jenis dan sumber

data, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data dan pengecekan keabsahan

data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan dan Saran.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik

aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Hal

tersebut semata karena keterbatasan penulis. Oleh karena, itu dengan penuh

kerendahan hati penulis siap menerima masukan yang sifatnya membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Melalui tulisan ini penulis

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Husain Syam, M.TP. IPU, ASEAN Eng. Rektor Universitas

Negeri Makassar beserta Staf atas pelayanan akademik yang di berikan.

x
2. Prof. Dr. Jumadi, S.Pd., M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan izin dan persetujuan

mengadakan penelitian.

3. Dr. Hj. Andi Aslinda, M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Makassar sekaligus Penasihat Akademik dan Pembimbing

I saya yang dengan keikhlasannya telah meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran untuk memberi petunjuk dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

4. Prof. Dr. H. Haedar Akib, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar sekaligus Penguji I

yang telah memberikan dorongan dan sumbangan pemikiran dalam penelitian

ini.

5. Dra. Hj. Herlina Sakawati, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Makassar.

6. Dr. Andi Cudai Nur, M.Si., Pembimbing II yang dengan kesediaannya

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan

sumbangan pemikiran sejak awal penyusunan skripsi hingga selesainya

penelitian ini.

7. Dr. Didin Halim, M.Pd., Penguji II yang juga telah memberikan dorongan

dan sumbangan pemikiran dalam penelitian ini.

8. Bapak dan Ibu dosen serta staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum

Universitas Negeri Makassar khususnya Bapak dan Ibu dosen Program Studi

Ilmu Administrasi Negara atas jerih payah mendidik peneliti selama di

bangku perkuliahan.

x
9. Kepala Kantor Pertanahan Kota Makassar Marliana, A.Ptnh., M.H., dan staf

yang telah memberikan izin penelitian dan memberikan data dan informasi.

10. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Tajuddin T dan

Ibunda Hj. Irmawati Latif, serta saudaraku tercinta Nurul Faiqa, Fakhri Nur

Al- Arbi, dan Faiz Hamizan Altair, serta seluruh keluarga besar yang penuh

pengorbanan memberikan restunya dan dorongan serta tidak henti-hentinya

mendoakan dan memotivasi dalam penyelesaian studi.

11. Teman seperjuangan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara angkatan 2019

terkhusus kepada teman-teman Afiliasi A, yang selama ini menyumbangkan

arti kebersamaan dan mensupport saya hingga penyelesaian skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat saya yang selalu mendukung dan memberikan motivasi

hingga pada penyelesaian skripsi ini Terkhusus kepada Rhadyallah Az-Zahra,

Adinda Dwi Pertiwi, Ayu Fitriah, dan Alifiyah Hana Pratiwi.

Semoga segala bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan

mendapat Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa dan semoga karya ilmiah ini

bermanfaat kepada semua pihak yang memerlukannya.

Makassar, 23 Februari 2023

Penulis

Nur Asyifa T

x
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................................................iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK........v
PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................................vi
MOTTO................................................................................................................vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT...........................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................11
C. Tujuan Penelitian............................................................................11
D. Manfaat Penelitian..........................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Konsep Kebijakan Publik........................................................13
2. Implementasi Kebijakan..........................................................15
3. Pendaftaran Tanah...................................................................31
4. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)......................39
B. Kerangka Konsep...........................................................................44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian....................................................46
B. Lokasi Penelitian............................................................................46
C. Deskripsi Fokus Penelitian.............................................................47
D. Tahap-tahap Penelitian...................................................................50
E. Jenis Dan Sumber Data..................................................................51
F. Instrumen Penelitian.......................................................................53
G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data.......................................53
H. Pengecekan Keabsahan Data..........................................................55
I. Analisis Data...................................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...............................................59

xi
B. Hasil Penelitian...............................................................................68
C. Pembahasan Hasil Penelitian........................................................111
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................123
B. Saran...................................................................................................125
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................126
LAMPIRAN........................................................................................................128
RIWAYAT HIDUP............................................................................................169

xi
DAFTAR

No. Judul Hal.

1.1 Capaian Progres PTSL di Sulawesi Selatan 2021......................................5


1.2 Capaian Program PTSL Pada Kantor Pertanahan Kota Makassar
2022 ...........................................................................................................6
1.3 Penelitian Terdahulu..................................................................................8
4.1 Pembagian Luas wilayah, Kelurahan, Jumlah RT, dan Jumlah RW
Berdasarkan Kecamatan di Kota Makassar...............................................60
4.2 Sumber Daya Manusia Kantor Pertanahan Kota Makassar.......................64
4.3 Pembagian Pegawai Sesuai Jabatan Kantor Pertanahan Makassar...........65
4.4 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Jenis Kelamin...................................65
4.5 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Golongan..........................................66
4.6 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Pendidikan.......................................66
4.7 Capaian Target Pelaksanaan PTSL Kantor Pertanahan Kota
Makassar Tahun 2022................................................................................79
4.8 Jumlah Pegawai berdasarkan pembagian Tugas........................................83
4.9 Jabatan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Makassar dan Jabatan
dalam Tim Panitia PTSL 2022 Kantor Pertanahan Kota Makassar..........89
4.10 Hasil Penelitian Implementasi Program PTSL Pada Kantor
Pertanahan Kota Makassar........................................................................103

x
DAFTAR

No. Judul Hal.

2.1 Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn (1975).............30
2.2 Kerangka Konsep........................................................................................45
4.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar..............................62
4.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PTSL.........................................................72
4.3 Penyuluhan PTSL Kantor Pertanahan Kota Makassar................................74

x
DAFTAR

No. Judul Hal.

1. Matriks Penelitian.................................................................................129
2. Matriks Pedoman Wawancara..............................................................131
3. Daftar Nama Informan.........................................................................135
4. Matriks Data Hasil Wawancara............................................................137
5. Usul Judul Pembimbing.......................................................................154
6. Persetujuan Judul Pembimbing............................................................155
7. SK Pembimbing...................................................................................156
8. Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing.........................................157
9. Surat Pengantar Penelitian....................................................................158
10. Surat Izin Penelitian dari DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan.........159
11. Surat Izin Penelitian dari Kantor Pertanahan Kota Makassar..............160
12. Surat Keterangan telah Menyelesaikan Penelitian...............................161
13. Susunan Panitia Ajudikasi, Satgas Fisik, Yuridis, dan Administrasi
PTSL Kantor Pertanahan Kota Makassar 2022....................................162
14. Dokumentasi Hasil Penelitian..............................................................165

xv
BAB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang merupakan karunia

Tuhan Yang Maha Esa, menjadi salah satu faktor terpenting dalam kehidupan

manusia atau harta kekayaan tidak bergerak yang paling vital dan banyak diminati

oleh setiap warga, khususnya di Indonesia yang sebagian besar penduduknya

hidup di sektor pertanian. Tanah merupakan unsur penting di dalam

keberlangsungan hidup manusia. Tanah tidak menjadi hanya tempat tinggal, tapi

juga menjadi sumber kebutuhan hidup manusia yang memiliki nilai ekonomi

penting sebagai mata pencaharian bagi banyak orang.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tanah, bersamaan dengan

pertumbuhan penduduk dan luas tanah yang tidak bertambah, mengakibatkan

timbul konflik persaingan penguasaan tanah, yang menyebabkan permasalahan

pertanahan. Masalah pertanahan yang menjadi agenda pemerintah adalah masih

tingginya sengketa di bidang pertanahan. Diketahui jumlah sengketa, konflik

perkara dan kasus kejahatan pada tahun 2021 di seluruh wilayah Indonesia

sebanyak 8.111 kasus, namun hanya dapat diselesaikan sejumlah 1.591 kasus, hal

tersebut disampaikan oleh Menteri ATR/BPN dalam rapat kerja komisi II DPR RI

pada 17 Februari 2022. Permasalahan pertanahan ini sering terjadi karena masih

banyaknya masyarakat yang beranggapan bahwa sertipikat tanah bukanlah salah

satu alat kepemilikan tanah yang sah dan kuat. Hal ini disebabkan oleh

pemahaman masyarakat masih kurang tentang urgensi kepemilikan sertipikat

tanah.

1
2

Oleh karena itu, untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum hak

atas tanah, yakni hak yang dimiliki oleh orang atau badan hukum sebagai

pemegang hak (subyek hak atas tanah), lokasi, batas, dan luas tanah (obyek hak

atas tanah), serta hak-hak atas tanahnya, Pemerintah menyelenggarakan

pendaftaran tanah melalui Badan Pertanahan Nasional. Aturan tersebut tercantum

dalam Pasal 19 ayat

(1) dan (2) UUPA (Parlindungan dalam Chairi dkk, 2022).

Berdasarkan Pasal 19 ayat (1) dan (2) UUPA tersebut, membentuk dasar

hukum bagi ketentuan pelaksanaan pendaftaran tanah yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan

Pemerintah ini memiliki posisi yang sangat penting dan menentukan dalam

mendukung administrasi pertanahan sebagai bagian dari program Catur Tertib

Pertanahan dan Hukum Pertanahan di Indonesia.

Pendaftaran tanah merupakan proses pendaftaran hak atas tanah yang

bertujuan untuk menciptakan tata kelola administrasi yang teratur di bidang

pertanahan. Hak atas tanah memberikan hak kepada pemilik untuk memanfaatkan

atau menggunakan tanah tersebut. Sertifikat hak atas tanah merupakan cara untuk

memvalidasi kepemilikan tanah dan menghindari sengketa pertanahan. Di

Indonesia, sertifikat hak atas tanah memiliki nilai bukti yang kuat, seperti yang

dijelaskan dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA dan Pasal 32 ayat 1 Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Dengan memiliki sertifikat, pemilik tanah

memiliki kepastian hukum atas kepemilikan tanahnya dan dapat mencegah

terjadinya perselisihan pertanahan. Dengan kepemilikan sertifikat, pemilik tanah


3

dapat melakukan tindakan hukum apapun selama tidak melanggar undang-

undang, ketertiban umum, dan norma kesopanan.

Namun, yang menjadi permasalahan di Indonesia terkait pendaftaran tanah

adalah masih rendahnya jumlah bidang tanah yang terdaftar dan memiliki

sertipikat kepemilikan hak atas tanah yang sah. Rendahnya capaian pendaftaran

tanah yang telah berlangsung sejak tahun 1961, tercatat ± 48,5 juta bidang tanah

yang telah terdaftar dari total ± 126 juta bidang tanah yang ada di Indonesia

(Sugoto 2020) dalam (Sutaryono dkk, 2021). Oleh karena itu, pemerintah sebagai

penyelenggara negara memiliki wewenang secara formal untuk menetapkan

kebijakan sebagai upaya menanggulangi sengketa tanah dan pemercepatan dalam

pemenuhan hak-hak atas kepemilikan tanah masyarakat di Indonesia. Salah satu

upaya yang dilakukan adalah dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian

ATR/ BPN dengan meluncurkan program Prioritas Nasional berupa Percepatan

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan salah

satu program dari Presiden Jokowi yang dimulai pada tahun 2017. Program ini

bertujuan untuk mendaftarkan dan memetakan seluruh bidang tanah di Indonesia

dan mempercepat proses pendaftaran tanah sistematis atau yang dikenal dengan

sertifikat tanah. Tujuannya adalah untuk memberikan kejelasan hukum dan

perlindungan hukum bagi masyarakat dalam memiliki tanah. Program PTSL

menargetkan bahwa pada tahun 2025 seluruh bidang tanah di Indonesia sudah

terdaftar, dengan target 5 juta bidang pada tahun 2017, 7 juta bidang pada tahun

2018, 9 juta bidang pada tahun 2019, dan 10 juta setiap tahunnya hingga 2025.
4

Keberhasilan program ini akan tergantung pada kerja sama antara kementerian,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, inovasi layanan dan teknologi,

serta partisipasi masyarakat secara luas.

Program PTSL diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018, yang bertujuan

untuk terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah Republik Indonesia dengan

melibatkan desa/kelurahan dan kabupaten/kota. Konsep dari pelaksanaan program

PTSL adalah membangun data bidang tanah baru dan memastikan kualitas data

bidang tanah yang sudah ada agar seluruh bidang tanah dapat terdaftar secara

lengkap dan akurat. Terdapat dua target dalam program ini, yaitu target fisik yang

mencakup Peta Bidang Tanah (PBT) untuk bidang tanah yang sudah bersertifikat

maupun yang belum bersertifikat, serta target yuridis yang mencakup Sertipikat

Hak Atas Tanah (SHAT)

Pelaksanaan PTSL di Sulawesi Selatan dilaksanakan oleh Kantor Wilayah

Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional dan membawahi 24 Kantor Pertanahan kabupaten/kota.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mulyanto dkk, 2022) jumlah

target dan progres capaian Peta Bidang Tanah (PBT) dan Sertifikat Hak Atas

Tanah (SHAT) pada Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di

setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan pada 2021, dapat dilihat pada tabel

berikut:
5

Tabel 1.1 Capaian Progres PTSL di Sulawesi Selatan 2021


PBT SHAT
No Kantor Pertanahan
Target Capaian % Target Capaian %
1 Kota Makassar 3,000 3,000 100 3,000 1,759 59
2 Kab. Gowa 10,750 10,750 100 3,481 3,481 100
3 Kab. Takalar 5,750 5,750 100 5,979 5,979 100
4 Kab. Jeneponto 6,750 6,750 100 3,831 3,831 100
5 Kab. Maros 7,229 7,229 100 6,489 6,489 100
6 Kab. Pangkep 11,423 11,423 100 2,864 2,482 87
7 Kab. Barru 5,000 5,000 100 3,125 3,125 100
8 Kab. Luwu 5,000 5,000 100 3,550 3,550 100
9 Kab. Tana Toraja 5,419 5,419 100 3,819 2,535 66
10 Kab. Soppeng 5,800 5,800 100 6,324 4,865 77
11 Kab. Sinjai 5,000 5,000 100 4,420 4,157 94
12 Kab. Kepulauan Selayar 1,808 1,808 100 1,199 1,199 100
13 Kab. Bone 8,071 8,071 100 3,742 3,742 100
14 Kab. Wajo 6,403 6,403 100 5,000 4,970 99
15 Kota Pare-Pare 500 500 100 720 720 100
16 Kab. Pinrang 5,000 5,000 100 1,450 1,450 100
17 Kab. Sidrap 6,793 6,739 99 2,956 2,956 100
18 Kab. Enrekang 5,385 5,385 100 3,672 3,583 98
19 Kab. Bantaeng 5,328 5,328 100 3,213 3,205 100
20 Kab. Bulukumba 6,830 6,830 100 5,250 5,250 100
21 Kab. Luwu Utara 15,000 15,000 100 2,565 2,544 99
22 Kota Palopo 10,000 10,000 100 4,760 4,760 100
23 Kab. Luwu Timur 5,000 5,000 100 4,630 4,630 100
24 Kab. Toraja Utara 11,650 11,650 100 2,500 2,267 91
Jumlah 158,889 158,835 100 88,539 83,529 94
Sumber: ATR/BPN Provinsi Sulawesi Selatan dalam (Mulyanto dkk, 2022)

Berdasarkan laporan capaian program PTSL tersebut, dapat memberi

gambaran bahwa target PBT pendaftaran tanah sistematis lengkap di 24

Kabupaten/Kota sudah mencapai target 100%, sedangkan untuk target SHAT,

capaian secara provinsi hanya 94%. Dimana berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh (Mulyanto dkk., 2022), diketahui dari 24 (dua puluh empat) kantor

pertanahan
6

di Sulawesi Selatan, 19 (sembilan belas) kantor pertanahan sudah memenuhi

target, dan terdapat 5 (lima) kantor pertanahan yang belum memenuhi target

Sertipikat Hak Atas Tanahnya, yaitu Makassar, Pangkep, Sinjai, Tana Toraja, dan

Soppeng. Salah satu Kantor Pertanahan yang belum memenuhi target

pelaksanaan Program PTSL Pada 2021 ialah Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Hal ini merujuk pada Laporan Kinerja Kantor Pertanahan Kota Makassar pada

2021, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 1.2 Capaian Program PTSL pada Kantor Pertanahan Kota Makassar
2021

Target Realisasi Capaian


Indikator Program (Bidang) (Bidang) (%)
Penerbitan Sertipikat Hak Atas
3000 2064 69
Tanah (SHAT) PTSL
Peta Bidang Tanah (PBT) PTSL 3000 2974 99.13
Sumber: Laporan Kinerja Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2021

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa capaian program PTSL

pada Peta Bidang Tanah (PBT) PTSL tidak dapat mencapai target sampai dengan

100% dikarenakan ada beberapa bidang yang tidak dapat diselesaikan hingga

kirim nominatif ke bagian Tata Usaha. Sedangkan untuk target Sertipikat Hak

Atas Tanah (SHAT) PTSL tidak berhasil mencapai target, dan hanya sampai di

angka 69% sampai dengan SHAT dikarenakan banyak bidang yang tidak berhasil

menjadi SHAT karena banyak bidang yang tidak berpotensi menjadi K1, dimana

bidang tanah tersebut memiliki data yuridis yang memenuhi persyaratan untuk

diterbitkan sertifikat hak atas tanah sampai diterbitkan sertifikat hak atas

tanahnya.

Belum tercapainya target pelaksanaan program PTSL tersebut disebabkan

oleh beberapa faktor salah satunya sumber daya manusia dalam pelaksanaan
7

program, dalam (Mujiburohman, 2018) salah satu persoalan dalam pelaksanaan

program PTSL adalah masalah SDM di kantor-kantor pertanahan. Hal ini

disebabkan oleh tugas rutin pendaftaran tanah yang besar serta penambahan

jumlah luas bidang tanah setiap tahunnya dalam kegiatan PTSL. Oleh karena itu,

perlu dihitung jumlah ASN yang sesuai dengan volume pekerjaan agar pekerjaan

rutin dan kegiatan PTSL dapat dilaksanakan secara efektif. Namun, kebutuhan

SDM yang cukup menentukan keberhasilan pelaksanaan PTSL, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas. Selain itu, masalah lain terkait program PTSL adalah

kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap program ini. Beberapa masyarakat

masih beranggapan bahwa pendaftaran tanah memerlukan proses yang lama dan

biaya mahal, sehingga masyarakat dengan ekonomi lemah kesulitan untuk

mendaftarkan sertifikat hak atas tanahnya. Masalah ini disebabkan oleh kurangnya

informasi yang disampaikan oleh Badan Pertanahan Nasional ke masyarakat.

Meskipun sudah ada upaya sosialisasi dan penyuluhan dari pelaksana program

PTSL, masih ada masyarakat yang belum mendaftarkan tanahnya. Masalah ini

juga terkait dengan faktor lingkungan sosial, ekonomi, dan politik masyarakat

serta sikap para pelaksana kebijakan yang berperan penting dalam keberhasilan

program PTSL. Berdasarkan permasalahan ini, penelitian dilakukan untuk

mengetahui implementasi program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Mengingat pentingnya penelitian mengenai implementasi kebijakan atau

program yang dijalankan oleh pemerintah khususnya terkait dengan penanganan

pendaftaran sertipikat tanah, penelitian ini didasari oleh beberapa penelitian

terdahulu, antara lain pada tabel berikut:


8

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu

N Nama Judul Hasil Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian
1 (Juwahir, Implementas Pelaksanaan Menggunaka Subjek
2021) i Program Program n metode penelitian
Layanan Larasita di pendekatan pada
Rakyat Kota Palu deskriptif penelitian
Untuk belum kualitatif, sebelumnya
Sertipikasi berjalan baik serta objek berfokus
Tanah karena yang diteliti pada
(Larasita) di berbagai sama-sama implementasi
Kota Palu faktor. terkait dengan program
Pertama, penanganan Layanan
terkait pendaftaran Rakyat Untuk
dengan sertipikat Sertipikasi
standar dan tanah Tanah
sasaran (Larasita)
kebijakan, sedangkan
implementasi pada
program ini penelitian ini
belum berfokus
berjalan pada
dengan baik. implementasi
Kedua, faktor program
Sumber Pendaftaran
Daya, Tanah
terutama Sistematis
sarana dan Lengkap
prasarana (PTSL). Serta
serta memiliki
kekurangan perbedaan
pegawai pada pada lokus
Kantor penelitian.
Pertanahan
Kota Palu,
juga menjadi
penghambat
dalam
pelaksanaan
program.
Ketiga, faktor
komunikasi,
karakteristik,
9

kondisi sosial
ekonomi dan
politik, serta
faktor
disposisi juga
belum
terpenuhi,
terlihat dari
fasilitas yang
belum
memadai.
2 (Sanrego Implementas Hasil Menggunaka Memiliki
dkk, i Program penelitan n metode perbedaan
2020) PTSL yang pendekatan lokus
(Pendaftaran diperoleh deskriptif penelitian
Tanah oleh peneliti kualitatif, dan teori
Sistematik menggunaka serta yang
Lengkap) di n teori yang memiliki digunakan
Kelurahan dikemukakan persamaan untuk
Bontang oleh Edward dalam objek mengukur
Lestari Kota III, telah yang diteliti indikator
Bontang menunjukan sama-sama keberhasilan
secara terkait dengan implementasi
keselurahan penanganan dimana
bahwa, pendaftaran dalam
implementasi sertipikat penelitian
program tanah serta terdahulu
PTSL di khususnya teori yang
Kelurahan program digunakan
Bontang PTSL. Implementasi
Lestari masih Edward III,
belum sedangkan
optimal. dalam
Meskipun penelitian ini
struktur teori Van
birokrasi Meter dan
sudah Van Horn.
berjalan baik
namun
komunikasi
dan sumber
daya tidak
berjalan
dengan baik.
Dan masih
adanya
1

hambatan
terkait
dengan
pelaksanaan
program.
3 (Mulyant Efektivitas Hasil Memiliki Dalam
o dkk, Pendaftaran penelitian persamaan penelitian
2022) Tanah menunjukkan dalam objek terdahulu
Sistematis pelaksanaan yang diteliti mengguna-
Lengkap di PTSL di sama-sama kan metode
Provinsi Prov. Sulsel terkait dengan penelitian
Sulawesi khususnya penanganan hukum
Selatan pada pendaftaran normatif
kabupaten sertipikat empiris,
Sinjai belum tanah sedangkan
terlaksana khususnya dalam
secara efektif. program penelitian ini
Faktor yang PTSL. menggunaka
berpengaruh n pendekatan
terhadap deskriptif
efektifnya kualitatif.
PTSL di
Prov. Sulsel
adalah
pengumuman
data fisik dan
data yuridis,
penerapan
asas
kontradiktur
delimitasi,
biaya pajak,
tanah ulayat
dan SDM.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka

dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mendalam mengenai

“Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam

Rangka Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor Pertanahan Kota

Makassar”.
1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap (PTSL) dalam rangka percepatan pendaftaran tanah pada

Kantor Pertanahan Kota Makassar ?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi

program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam rangka

percepatan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan Kota

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian pada

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui implementasi program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) dalam rangka percepatan pendaftaran

tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam

implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

dalam rangka percepatan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan

Kota Makassar.
1

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran

secara teoritis bagi akademis dan secara praktis terhadap implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,

gagasan, dan wawasan tentang perkembangan Ilmu Administrasi

Negara dalam rangka pelaksanaan Program PTSL dalam percepatan

pendaftaran tanah yang saat ini sedang dilaksanakan.

b. Menjadi kajian literatur bagi akademisi yang melakukan penelitian

terkait program PTSL dalam percepatan pendaftaran tanah.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi kantor

Pertanahan Kota Makassar, sebagai pihak pengambilan kebijakan

untuk melakukan evaluasi pada program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) di Kota Makassar.

b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai

implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

di Kota Makassar.

c. Bagi masyarakat, penelitian ini sebagai sumber data dan informasi,

dalam memberikan sumbangan pengetahuan dan pemahaman

mengenai pelaksanaan Pendaftaran tanah kepada masyarakat,

khususnya bagi masyarakat kota Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Kebijakan Publik

Kebijakan menurut Carl Friedrich dalam (Agustino, 2018) adalah suatu

tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok

atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-

hambatan tertentu sembari mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

mewujudkan sasaran yang diinginkan.

Kebijakan juga merujuk pada serangkaian tindakan, muncul dari proses

yang melibatkan berbagai hubungan organisasional, untuk itu kebijakan selalu

melibatkan peran dari para agen kebijakan dan stakeholder (Nur & Guntur, 2019).

Kebijakan juga memiliki arti umum dan spesifik. Dalam arti umum, kebijakan

menunjuk pada jaringan keputusan atau sejumlah tindakan yang memberikan

arah, koherensi, dan kontinuitas. Sebagaimana pendapat Greer dan Hogget (1999)

dalam (Nur & Guntur, 2019) yang memaknai kebijakan sebagai jumlah tindakan

atau bukan tindakan yang lebih dari sekedar keputusan yang spesifik. Dalam arti

spesifik, ide kebijakan berkaitan dengan cara atau alat (means) dan tujuan (ends),

dengan fokus pada seleksi tujuan dan sarana untuk mencapai sarana yang

diinginkan.

Secara konseptual, ada beragam pengertian yang diberikan para ahli

tentang kebijakan. Namun, secara umum “kebijakan” dapat dikatakan suatu

rumusan keputusan pemerintah yang menjadi pedoman tingkah laku guna

mengatasi masalah

13
1

atau persoalan yang didalamnya terdapat tujuan, rencana, keputusan, solusi,

kegiatan dan program yang akan dilaksanakan.

Kebijakan Publik menurut Heidenheimer dkk (1990) dalam (Parson, 2014)

merupakan studi tentang “ bagaimana, mengapa, dan apa efek dari tindakan aktif

dan pasif pemerintah. Selanjutnya seperti dinyatakan oleh Thomas R Dye dalam

(Parson, 2014), kebijakan publik adalah studi tentang apa yang dilakukan oleh

pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut, dan apa akibat

dari tindakan tersebut. Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa kebijakan tidak

hanya rumusan kebijakan di atas kertas saja, tetapi pilihan tindakan yang diambil

oleh pemerintah, baik dilakukan maupun tidak dilakukan tanpa dipengaruhi oleh

pihak non pemerintah.

Kebijakan publik menurut Charles O. Jones dalam (Kadji, 2015) terdiri

dari komponen-komponen: Goal atau tujuan yang diinginkan; Plans atau proposal,

yaitu pengertian yang spesifik untuk mencapai tujuan; Programs, yaitu upaya

yang berwenang untuk mencapai tujuan; Decision atau keputusan, yaitu tindakan-

tindakan untuk menentukan tujuan, membuat rencana, melaksanakan dan

mengevaluasi program dan; Efek, yaitu akibat-akibat dari program.

Atas uraian diatas, maka dapat ditemukan beberapa unsur yang terkandung

dalam kebijakan publik, sebagai berikut (Kadji, 2015):

1) Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan


tertentu,
2) Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-pejabat
pemerintah,
3) Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah,
dan bukan apa yang dimaksud akan dilakukan,
4) Kebijakan publik bersifat positif (merupakan tindakan pemerintah
mengenai sesuatu dalam memecahkan masalah publik tertentu) dan
1

bersifat negatif (keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan


sesuatu), dan
5) Kebijakan publik (positif) selalu berdasarkan pada peraturan
perundangan tertentu yang bersifat memaksa (otoritatif).

Sementara itu, Howlet dan M. Ramesh dalam (Kadji, 2015) menyatakan

bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai berikut:

1) Penyusunan agenda (agenda setting), yakni suatu proses agar suatu


masalah bisa mendapat perrhatian dari pemerintah.
2) Formulasi kebijakan (policy formulation), yakni proses perumusan
pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah.
3) Pembuatan kebijakan (decision making), yakni proses ketika
pemerintah memilih untuk melakukan suatu tindakan atau tidak
melakukan sesuatu tindakan.
4) Implementasi kebijakan (policy implementation), yaitu proses untuk
melaksanakan kebijakan supaya mencapai hasil.
5) Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yakni proses untuk memonitor
dan menilai hasil atau kinerja kebijakan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

kebijakan publik mengandung unsur-unsur adanya keputusan yang dibuat oleh

pembuat kebijakan (policy maker), fokusnya suatu kebijakan pada tindakan yang

memiliki tujuan, mengandung pola kegiatan, serta kebijakan tersebut bisa saja

dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan.

2. Implementasi Kebijakan

a. Konsep Implementasi Kebijakan

Implementasi yang merupakan terjemahan dari kata “implementation”,

berasal dari kata kerja “to implement”. Menurut Webster's Dictionary (1979 : 914)

dalam (Tachjan, 2006), kata to implement berasal dari bahasa Latin

“implementum” dari asal kata “impere” dan “plere”. Kata “implere” dimaksudkan

“to fill up”; “to fill in”, yang artinya mengisi penuh; melengkapi, sedangkan

“plere” maksudnya
1

“to fill”, yaitu mengisi. Maksud dari to implement diatas mengandung makna yang

pertama, to implement dimaksudkan “membawa ke suatu hasil (akibat);

melengkapi dan menyelesaikan”. Kedua, to implement dimaksudkan

“menyediakan sarana (alat) untuk melaksanakan sesuatu; memberikan hasil yang

bersifat praktis terhadap sesuatu”. Ketiga, to implement dimaksudkan

menyediakan atau melengkapi dengan alat” (Tachjan, 2006).

Sehubungan dengan kata implementasi di atas, Pressman dan Wildavsky

dalam (Tachjan, 2006) mengemukakan bahwa, “implementation as to carry out,

accomplish, fulfill, produce, complete”. Maksudnya ialah implementasi sebagai

alat untuk membawa, menyelesaikan, mengisi, menghasilkan, melengkapi.

Adapun pengertian implementasi kebijakan menurut Wibawa (1992:14)

dalam (Nur & Guntur, 2019) yaitu:

“Implementasi kebijakan merupakan pengejawantahan keputusan


mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya tertuang dalam suatu
undang-undang, namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi eksekutif
yang penting atau keputusan perundangan. Idealnya keputusan-keputusan
tersebut menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani,
menentukan tujuan yang hendak dicapai dan dalam berbagai cara
menggambarkan struktur- struktur proses implementasi tersebut.”

Implementasi kebijakan diperlukan karena pada tahap itulah dapat dilihat

“kesesuaian” berbagai faktor determinan keberhasilan implementasi kebijakan

atau program. Alasan tersebut sejalan dengan pernyataan Korten dan Syahrir

(1980) dalam (Akib, 2010), bahwa keefektifan kebijakan atau program tergantung

pada tingkat kesesuaian antara program dengan manfaat, kesesuaian program

dengan organisasi pelaksana dan kesesuaian program kelompok pemanfaat

dengan organisasi pelaksana. Selain alasan tersebut, implementasi kebijakan

diperlukan
1

untuk melihat adanya hubungan antara implementasi kebijakan dengan faktor-

faktor lain.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, maka secara etimologis

implementasi dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas yang berhubungan dengan

penyelesaian suatu pekerjaan dengan menggunakan sarana atau alat untuk

memperoleh hasil. Jadi apabila pengertian implementasi tersebut dirangkaikan

dengan konsep kebijakan publik, maka implementasi kebijakan publik dapat

diartikan sebagai suatu aktivitas penyelesaian atau pelaksanaan suatu kebijakan

publik yang telah ditetapkan/disetujui dengan menggunakan sarana atau alat untuk

mencapai tujuan kebijakan.

b. Unsur-Unsur Implementasi Kebijakan


Unsur-unsur implementasi kebijakan yang mutlak harus ada menurut

Abdullah (1988) dan Smith (1977) dalam (Tachjan, 2006) ialah :

(1) Unsur Pelaksana (Implementor)

Pihak yang terutama mempunyai kewajiban untuk melaksanakan

kebijakan publik menurut Sharkansky, 1975; Ripley & Grace A. Franklin,

1986 dalam (Tachjan, 2006) adalah “ unit-unit administratif atau unit-unit

birokratik pada setiap tingkat pemerintahan”. Maksudnya unit-unit birokratik

ini dominan dalam implementasi program dan kebijakan. Jadi unit-unit

administratif atau unit-unit birokratik ini berfungsi sebagai wahana melalui

dan dalam hal mana berbagai kegiatan administratif yang bertalian dengan

proses kebijakan publik dilakukan (Tachjan, 2006).


1

(2) Adanya Program Yang Akan Dilaksanakan

Pada hakikatnya implementasi kebijakan adalah implementasi program.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Grindle (1980 : 6) dalam (Tachjan,

2006) bahwa : “Implementation is that set of activities directed toward

putting a program into effect”. Dimana program-program yang bersifat

operasional adalah program-program yang isinya dengan mudah dapat

dipahami dan dilaksanakan oleh pelaksana. Program tersebut tidak hanya

berisi mengenai kejelasan tujuan/sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah,

melainkan secara rinci telah menggambarkan pula alokasi sumber daya yang

diperlukan, kemudian kejelasan metode dan prosedur kerja yang harus

ditempuh, dan kejelasan standar yang harus dipedomani (Tachjan, 2006).

Selanjutnya, sehubungan dengan adanya program yang dijalankan, Terry

(1977 : 253) dalam (Tachjan, 2006) mengemukakan bahwa :

“A program can be defined as a comprehensive plan that includes future


use of different resources in an integrated pattern and established a
sequence of required actions and time schedules for each in order to
achieve stated objectives. The makeup of a program can include
objectives, policies, procedures, methods, standards, and bugets”.

Maksud dari pernyataan Terry tersebut ialah program merupakan suatu

rencana yang sifatnya komprehensif yang menggambarkan sumber daya yang

akan digunakan dan dipadukan dalam satu kesatuan. Dimana program

tersebut menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur, standar, dan budget.

Selanjutnya, Grindle (1980 : 11) dalam (Tachjan, 2006) mengemukakan

bahwa, isi (content) program tersebut harus menggambarkan : “(1) interests

affected, (2) type of benefits, (3) extent of change envisioned, (4) site of

decision
1

making, (5) program implementers, (6) resources commited ”. Maksudnya, isi

program tersebut harus menggambarkan : (1) kepentingan yang terpengaruhi

oleh program, (2) jenis manfaat yang akan dihasilkan, (3) derajat perubahan

yang diinginkan, (4) status pembuat keputusan, (5) Siapa pelaksana program,

dan (6) sumber daya yang digunakan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa, untuk

mengukur kualitas program dapat dilakukan dari aspek struktur dan aspek

isinya (content).

(3) Target groups

Target group (kelompok sasaran), yaitu sekelompok orang atau organisasi

dalam masyarakat yang akan menerima barang dan jasa atau yang akan

dipengaruhi perilakunya oleh kebijakan (Tachjan, 2006).

c. Tahapan Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan merupakan salah satu tahap dalam proses

kebijakan selain tahap formulasi kebijakan dan evaluasi kebijakan. Dalam (Nur &

Guntur, 2019) tidak ada acuan baku dalam tahapan implementasi kebijakan.

Namun, apabila mengikuti alur berpikir sesuai kerangka Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MEN-PAN) No.

PER/04/M-PAN/4/2007 tentang pedoman umum formulasi, Implementasi,

Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di Lembaga Pemerintah Pusat dan

Daerah, tahapan yang ditempuh dalam proses implementasi kebijakan antara lain:

1. Penyiapan implementasi kebijakan (0-6 bulan), termasuk kegiatan

sosialisasi dan pemberdayaan para pihak yang menjadi pelaksana


2

kebijakan baik dari kalangan pemerintah atau birokrasi maupun

masyarakat (publik).

2. Implementasi kebijakan dilaksanakan tanpa sanksi (masa uji coba)

dengan jangka waktu 6-12 bulan dan disertai perbaikan atau

penyempurnaan kebijakan apabila diperlukan.

3. Implementasi kebijakan dengan sanksi dilakukan setelah masa uji

coba selesai, disertai pengawasan dan pengendalian

4. Setelah dilakukan implementasi kebijakan selama 3 (tiga) tahun,

dilakukan evaluasi kebijakan.

Semua tahapan dalam proses implementasi kebijakan publik sama

pentingnya dengan pihak-pihak yang berperan dalam proses itu, karena semua

pihak memiliki peran masing-masing yang saling melengkapi dan mendukung

satu dengan yang lainnya agar suatu kebijakan dapat berjalan dengan baik.

d. Model-Model Implementasi Kebijakan Publik

Dalam implementasi kebijakan, terdapat banyak model kebijakan dari

berbagai ahli. Semua model kebijakan tersebut berusaha menjelaskan keberhasilan

suatu pelaksanaan suatu kebijakan. Adapun beberapa model implementasi

kebijakan yang dikemukakan oleh para pakar dan pemerhati kebijakan publik,

antara lain:

1) Model Mazmanian dan Sabatier

Model yang pertama adalah model yang ditawarkan oleh Daniel

Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983) yang disebut a frame work for

implementation analysis (Kerangka Analisis Implementasi). Dalam (Wahab,

2016) terdapat sejumlah faktor


2

yang berpengaruh pada berlangsungnya proses implementasi, dimana terdapat 16

faktor bebas yang terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu:

1. Mudah tidaknya masalah yang akan digarap dan dikendalikan,

2. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara tepat

proses implementasinya, dan

3. Pengaruh langsung berbagai variabel politik terhadap keseimbangan

dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan

tersebut.

Mazmanian dan Paul A. Sabatier, mengklasiflkasikan proses implementasi

kebijakan ke dalam tiga variabel, yakni:

1. Variabel independen; mudah tidaknya masalah dikendalikan

berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan,

keragaman obyek, dan perubahan yang dikehendaki.

2. Variabel intervening; kemampuan kebijakan untuk menstrukturkan

proses implementasi dengan indikator kejelasan dan konsistensi tujuan,

dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi sumber daya dan

dana, keterpaduan hierarkis di antara lembaga pelaksana, aturan dan

lembaga pelaksana, dan perekrutan implementor kebijakan serta

keterbukaan kepada pihak luar; dan variabel di luar kebijakan yang

mempengaruhi proses implementasi.

3. Variabel dependen; tahapan dalam proses implementasi dengan lima

tahapan, yaitu pemahaman dari lembaga-lembaga atau badan

pelaksana dalam bentuk disusunnya kebijakan pelaksana, kepatuhan

objek, hasil
2

nyata, penerimaan atas hasil nyata tersebut, dan akhirnya mengarah

pada revisi atas kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan tersebut

ataupun keseluruhan kebijakan yang bersifat mendasar (Nugroho,

2014b, hal. 667).

2) Model Merilee S. Grindle

Model kedua adalah model Merilee S. Grindle (1980), yang menegaskan

bahwa “Keberhasilan proses implementasi kebijakan sampai kepada tercapainya

hasil, tergantung kepada kegiatan program yang telah dirancang dan pembiayaan

cukup, selain dipengaruhi oleh Content of Policy (isi kebijakan) dan Contex of

Implementation (konteks implementasi)”.

Content of Policy (Isi kebijakan) yang dimaksud meliputi: Kepentingan

yang terpengaruhi oleh kebijakan; Jenis manfaat yang akan dihasilkan; Derajat

perubahan yang diinginkan; Kedudukan pembuat kebijakan; Pelaksana program ;

dan Sumber daya yang dikerahkan (Kadji, 2015).

Sementara itu konteks implementasinya adalah: Kekuasaan (power);

Kepentingan strategi aktor yang terlibat (interest strategies of actors involed;

Karateristik lembaga dan penguasa (institution and regime characteristic), dan

Kepatuhan dan daya tanggap pelaksana (compliance and responsivnes) (Kadji,

2015).

3) Model Edward III

George C, Edward III merupakan salah satu pakar atau ahli penganut

pendekatan top down. Edwards III (1980) mengemukakan: “In our approach to

the study of policy implementation, we begin in the abstract and ask: What are

the
2

preconditions for successful policy implementation? What are the primary

obstacles to successful policy implementation?” dalam pernyataan tersebut

Edward menegaskan bahwa dalam studi implementasi terlebih dahulu harus

diajukan dua pertanyaan pokok yaitu: (1) Apakah yang menjadi prasyarat bagi

implementasi kebijakan? dan (2) Apakah yang menjadi faktor utama dalam

keberhasilan implementasi kebijakan?

Untuk menjawab pertanyaan penting itu, maka Edwards III (1980)

menawarkan dan mempertimbangkan empat faktor dalam mengimplementasikan

kebijakan publik, yakni: “komunikasi (communication), sumber daya (resources),

Disposisi (disposition) dan struktur birokrasi (bureucratic structure)” (Nugroho,

2014b).

Dalam proses implementasi kebijakan, komunikasi memegang peranan

penting karena pelaksana harus mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Perintah untuk melaksanakan kebijakan harus diteruskan kepada implementor

secara tepat, dan konsisten. Kurangnya sumber daya akan berakibat

ketidakefektifan penerapan kebijakan. Disposisi atau kecenderungan sikap

pelaksana diartikan sebagai keinginan dan kesepakatan di kalangan pelaksana

untuk menerapkan kebijakan. Jika penerapan kebijakan akan dilaksanakan secara

efektif, maka implementor bukan hanya mengetahui apa yang harus mereka

kerjakan dan memiliki kemampuan untuk menerapkannya, tetapi para

implementor juga harus mempunyai keinginan untuk menerapkan kebijakan

tersebut. Akhirnya struktur birokrasi mempunyai dampak atas penerapan dalam

arti bahwa penerapan itu tidak akan berhasil jika terdapat kekurangan dalam

struktur birokrasi tersebut.


2

4) Model Van Meter dan Van Horn

Model yang keempat ialah model yang paling klasik, yang dikembangkan

oleh Donald Van Meter dan Carl Van Horn (1975) yang disebut sebagai A model

of the policy implementation. Model ini menegaskan bahwa: “ Implementasi

kebijakan berjalan secara linier dari kebijakan publik, implementor, dan kinerja

kebijakan publik” (Kadji, 2015).

Teori yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn (1975) dalam

(Wahab, 2016), beranjak dari suatu argumen bahwa perbedaan dalam proses

implementasi akan dipengaruhi oleh sifat kebijaksanaan yang akan dilaksanakan.

Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang mencoba untuk

menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi dan suatu model

konseptual yang mempertalikan kebijakan dengan prestasi kerja (performance).

Kedua ahli ini menegaskan bahwa perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak

merupakan konsep-konsep penting dalam prosedur-prosedur implementasi.

Van Meter dan Van Horn dalam (Wahab, 2016) kemudian berusaha

membuat tipologi kebijakan sebagai berikut :

1. Jumlah masing-masing perubahan yang akan dihasilkan, dan

2. Jangkauan atau lingkup kesepakatan terhadap tujuan diantara pihak-

pihak, atau aktor yang terlibat dalam proses implementasi

Alasan dikemukakannya hal ini ialah bahwa proses implementasi itu

dipengaruhi oleh dimensi-dimensi suatu kebijakan. Dalam artian implementasi

pada program-program publik akan berhasil ketika perubahan yang dikehendaki


2

relatif sedikit. Sedangkan kesepakatan terhadap tujuan dari mereka yang

mengoperasikan program-program di lapangan relatif tinggi (Wahab, 2016).

Van Meter dan Van Horn (1975) dalam (Wahab, 2016) kemudian

menghubungkan jalan antara kebijakan dan kinerja, yang dipisahkan oleh

sejumlah variabel bebas (independent variable) yang saling berkaitan. Van Meter

dan Van Horn kemudian memformulasikan adanya 6 (enam) variabel bebas yang

mempengaruhi hasil implementasi kebijakan, yaitu: (1) standar dan tujuan

kebijakan, (2) sumber-sumber kebijakan, (3) karakteristik badan/instansi

pelaksana,

(4) komunikasi antar organisasi terkait dengan kegiatan-kegiatan pelaksanaan, (5)

sikap para pelaksana, dan (6) Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Penjelasan dari variabel-variabel mempengaruhi hasil implementasi kebijakan

menurut Van Meter dan Van Horn (1975) dijelaskan sebagai berikut:

(1) Standar dan Tujuan Kebijakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kinerja suatu kebijakan

adalah standar dan tujuan kebijakan. Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur

tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis

dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Van Meter dan Van

Horn mengemukakan untuk mengukur kinerja implementasi kebijakan tentunya

menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana

kebijakan, kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan penilaian atas tingkat

ketercapaian standar dan sasaran tersebut.

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan

adalah penting. Implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal (frustated)
2

ketika para pelaksana (officials), tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar

dan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan kebijakan memiliki hubungan erat

dengan disposisi para pelaksana (implementors). Arah disposisi para pelaksana

(implementors) terhadap standar dan tujuan kebijakan juga merupakan hal yang

“crucial ”. Implementors mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan,

dikarenakan mereka menolak atau tidak mengerti apa yang menjadi tujuan suatu

kebijakan (Van Mater dan Van Horn, 1974) dalam (Abdal, 2015)

Oleh karena itu, indikator-indikator keberhasilan dan tujuan kebijakan

perlu jelas sehingga pihak pelaksana kebijakan tidak menimbulkan berbagai

interpretasi yang berbeda dengan pembuat kebijakan. Terjadinya berbagai

interpretasi dari tujuan kebijakan tersebut akan dapat menimbulkan kegagalan

dalam pelaksanaan kebijakan (Kasmad, 2013).

(2) Sumber-Sumber Kebijakan

Selain indikator-indikator kinerja kebijakan dan tujuan-tujuan kebijakan

harus jelas, juga sumber-sumber kebijakan sebagai pendukung pelaksanaan

kebijakan tidak bisa disepelekan. Sumber-sumber kebijakan yang dimaksud di sini

adalah sumber daya yang meliputi dana, materi, manusia, dan berbagai insentif

yang dapat melancarkan pelaksanaan suatu kebijakan. Insentif dapat berupa

pemberian hadiah bagi mereka yang berhasil dalam pelaksanaan pekerjaan, dan

pemberian “hukuman” bagi mereka yang gagal dalam melaksanakan tugasnya

(Abdal, 2015). Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam

menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Setiap tahap

implementasi
2

menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan

yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik.

(3) Karakteristik Badan/Instansi Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal

ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh

ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Hal ini berkaitan

dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan

dituntut pelaksana kebijakan yang ketat dan disiplin. Pada konteks lain diperlukan

agen pelaksana yang demokratis dan persuasif. Van Horn dan Van Meter dalam

(Abdal, 2015) menunjukkan beberapa unsur yang mungkin berpengaruh terhadap

suatu organisasi dalam implementasi kebijakan, yaitu:

a) Kompetensi dan ukuran staf suatu badan;


b) Tingkat pengawasan hierarkis terhadap keputusan-keputusan sub unit
dan proses-proses dalam badan pelaksana;
c) Sumber-sumber politik suatu organisasi (misalnya dukungan di antara
anggota legislatif dan eksekutif);
d) Vitalitas suatu organisasi;
e) Tingkat komunikasi “terbuka”, yaitu jaringan kerja komunikasi
horizontal maupun vertikal secara bebas serta tingkat kebebasan yang
secara relatif tinggi dalam komunikasi dengan individu individu di
luar organisasi;
f) Kaitan formal dan informal suatu badan dengan badan pembuat
keputusan atau pelaksana keputusan

(4) Komunikasi Antar organisasi Terkait dengan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan

Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, menurut Van

Horn dan Van Mater dalam (Abdal, 2015) apa yang menjadi standar tujuan harus

dipahami oleh para individu (implementors) yang bertanggung jawab atas

pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu standar dan tujuan harus
2

dikomunikasikan kepada para pelaksana. Komunikasi dalam kerangka

penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi

standar dan tujuan harus konsisten dan seragam (consistency and uniformity) dari

berbagai sumber informasi.

Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu

standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan

sulit untuk bisa dicapai. Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat

mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan.

Dalam suatu organisasi publik, pemerintah daerah misalnya, komunikasi sering

merupakan proses yang sulit dan komplek.

Dengan demikian, prospek implementasi kebijakan yang efektif, sangat

ditentukan oleh komunikasi kepada para pelaksana kebijakan secara akurat dan

konsisten (accuracy and consistency). Disamping itu, koordinasi merupakan

mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi

komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan,

maka kesalahan akan semakin kecil, demikian sebaliknya.

(5) Sikap Para Pelaksana (Disposisi)

Menurut pendapat Van Metter dan Van Horn dalam (Abdal, 2015) “ sikap

penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat

mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi

warga setempat yang mengenal betul permasalahan dan persoalan yang mereka

rasakan. Tetapi kebijakan publik biasanya bersifat top down yang sangat mungkin
2

para pengambil keputusan tidak mengetahui bahkan tak mampu menyentuh

kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan”.

Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu kebijakan

dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-kepentingan

organisasinya dan kepentingan pribadinya. Van Mater dan Van Horn menjelaskan

disposisi bahwa implementasi kebijakan diawali penyaringan (befiltered) lebih

dahulu melalui persepsi dari pelaksana (implementors) dalam batas mana

kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat

mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu

kebijakan, antara lain terdiri dari: pertama, pengetahuan, pemahaman dan

pendalaman terhadap kebijakan; kedua, arah respon mereka apakah menerima,

netral atau menolak dan; ketiga, intensitas terhadap kebijakan.

Sebaliknya, penerimaan yang menyebar dan mendalam terhadap standar

dan tujuan kebijakan diantara mereka yang bertanggung jawab untuk

melaksanakan kebijakan tersebut, adalah merupakan suatu potensi yang besar

terhadap keberhasilan implementasi kebijakan. Pada akhirnya, intensitas disposisi

para pelaksana dapat mempengaruhi pelaksana kebijakan. Kurangnya atau

terbatasnya intensitas disposisi ini, akan bisa menyebabkan gagalnya

implementasi kebijakan.

(6) Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi

kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan

kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif

dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.


3

Oleh karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan

eksternal yang kondusif. Secara skematis, model implementasi kebijakan publik

Van Meter dan Van Horn (1975) dalam (Wahab, 2016) dapat dijelaskan dalam

gambar berikut ini.

Komunikasi antar organisasi dan kegiatan pelaksanaan

Kinerja Implementasi
Standar dan Tujuan Kebijakan
Karakteristik Badan Pelaksana

Sikap Para
Pelaksana

Sumber- sumber kebijakan

Lingkungan: Ekonomi, Sosial, dan Politik

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn (1975)

Berdasarkan Gambar diatas, variabel kebijakan berkaitan dengan tujuan-

tujuan yang telah digariskan dan sumber-sumber yang tersedia. Pusat perhatian

pada badan pelaksana meliputi organisasi terkait beserta kegiatan pelaksanaannya,

yang mencakup antar hubungan di dalam lingkungan sosial politik dan dengan

kelompok-kelompok sasaran. Sehingga, pusat perhatian pada sikap para pelaksana

mengantarkan kita pada telaah mengenai orientasi dari mereka yang

mengoperasikan program di lapangan (Wahab, 2016).

e. Faktor Penentu Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi merupakan suatu tahap pelaksanaan suatu kebijakan, dimana

terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam proses implementasi, yaitu: (1)

Formulasi tujuan kebijakan harus jelas termasuk kelompok sasaran; siapa yang
3

berperan; dan bagaimana kebijakan tersebut harus dilaksanakan; dan (2) dana

pendukung yang proporsional, tanpa adanya dana suatu kebijakan tidak akan

pernah terealisasikan (Nur & Guntur, 2019).

Keberhasilan implementasi kebijakan atau program juga dapat dikaji

berdasarkan proses implementasi (perspektif proses) dan hasil yang dicapai

(perspektif hasil). Pada perspektif proses, program pemerintah dikatakan berhasil

jika pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk dan ketentuan pelaksanaan yang

dibuat oleh pembuat program yang mencakup antara lain tata cara atau prosedur

pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manfaat program. Sedangkan

pada perspektif hasil, program dinilai berhasil manakala programnya membawa

dampak seperti yang diinginkan. Suatu program mungkin saja berhasil dilihat dari

sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang dihasilkan, atau

sebaliknya. Dengan kata lain, implementasi kebijakan dapat dianggap berhasil

ketika telah tampak konsistensi antara proses yang dilalui dengan hasil yang

dicapai (Akib, 2010).

3. Pendaftaran Tanah

a. Konsep Pendaftaran Tanah

Secara Terminologi menurut AP. Parlindungan (1994) dalam (Guntur,

2014), istilah pendaftaran tanah dalam bahasa latin disebut “Capitastrum”, di

Jerman dan Italia disebut “Catastro”, di Perancis disebut “kadastrale” atau

“kadaster”. Maksud dari Capitastrum atau kadaster dari segi bahasa adalah suatu

register atau capita atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah Romawi, yang
3

berarti suatu istilah teknis untuk record (rekaman) yang menunjuk kepada luas,

nilai dan kepemilikan atau pemegang hak atas suatu bidang tanah, sedang kadaster

yang modern bisa terjadi atas peta yang ukuran besar dan daftar-daftar yang

berkaitan. Secara sederhana kata pendaftaran tanah dapat dimaknai sebagai

kegiatan yang hanya mendaftar atau mencatat bidang-bidang tanah.

Adapun definisi Pendaftaran tanah menurut Harsono (1999) dalam (Guntur,

2014) :

“ Pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


Negara/Pemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan
keterangan atau data tertentu mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di
wilayah-wilayah tertentu, pengelolaan, penyimpanan dan penyajian bagi
kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum
di bidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan
pemeliharaannya”.

Selanjutnya Effendi Perangin dalam (Guntur, 2014) menjelaskan bahwa

pendaftaran tanah meliputi beberapa tahap antara lain:

1) Pengukuran, pemetaan dan pembukuan yang menghasilkan peta-peta


pendaftaran dan surat ukur, dari peta dan pendaftaran surat ukur dapat
diperoleh kepastian luas dan batas tanah yang bersangkutan;
2) Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut
termasuk dalam hal ini pendaftaran atau pencatatan daripada hak-hak
lain (baik hak atas tanah maupun jaminan) serta beban-beban lainnya
yang membebani hak-hak atas tanah yang didaftarkan itu; dan
3) Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang menurut Pasal 19 ayat 2
berlaku sebagai alat bukti yang kuat.

Pendaftaran tanah dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 1997 adalah:

“Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh


pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, yang
meliputi proses pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk
pemberian sertifikat sebagai surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang
3

tanah yang sudah ada haknya dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun
serta hak-hak tertentu yang membebaninya”.

Dari pengertian pendaftaran tanah yang telah dipaparkan diatas, maka

dapat diuraikan bahwa pendaftaran tanah meliputi beberapa unsur-unsur berikut,

yaitu:

1) Adanya Serangkaian Kegiatan

Menunjuk kepada adanya berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan

pendaftaran tanah yang berkaitan satu dengan yang lain, berurutan menjadi

kesatuan rangkaian yang bermuara pada tersedianya data. Data dalam pendaftaran

tanah ada dua yaitu data fisik dan yuridis. Data fisik adalah data keterangan

mengenai letak, batas, dan luas bidang tanah, sedangkan data yuridis adalah

keterangan mengenai status hukum bidang tanah, pemegang hak, serta beban lain

yang membebaninya (Susanto, 2010) .

2) Dilakukan Oleh Pemerintah

Penyelenggaraan pendaftaran tanah dalam masyarakat modern merupakan

tugas negara yang dihasilkan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat dalam

rangka memberikan kepastian hukum dalam bidang pertanahan (Susanto, 2010).

3) Secara Terus-menerus Berkesinambungan

Data yang sudah terkumpul dan tersedia harus selalu dipelihara, dalam arti

disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian hingga tetap

sesuai dengan keadaan yang terakhir (Susanto, 2010).

4) Secara Teratur

Menunjukan bahwa semua kegiatan harus berlandaskan peraturan

perundang-undangan yang sesuai, karena hasilnya akan merupakan data bukti


3

menurut hukum, biarpun daya kekuatan pembuktiannya tidak selalu sama dalam

hukum- hukum negara yang menyelenggarakannya (Susanto, 2010).

5) Bidang-Bidang Tanah dan Satuan Rumah Susun

Menunjukan bahwa kegiatan pendaftaran tanah dilakukan terhadap Hak

Milik, Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Pakai, Hak

Pengelolaan (HPL), Tanah Wakaf, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, Hak

Tanggungan, dan Tanah Negara.

6) Pemberian Surat Tanda Bukti

Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalinya menggunakan surat

tanda bukti hak berupa sertifikat atas bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya

dan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun. Sertifikat adalah surat tanda

bukti hak sebagaimana dimaksud dalam UUPA pasal 19 ayat (2) huruf c untuk

hak atas tanah, HPL, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak

tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang

bersangkutan.

7) Hak-hak Tertentu yang Membebaninya

Dalam pendaftaran tanah dapat terjadi objek pendaftaran tanah yang

dibebani dengan hak yang lain.

b. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah

Secara konstitusional dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945

ditegaskan bahwa Indonesia merupakan negara hukum, dimana semua aktivitas,

dan tindakan serta perbuatan harus berdasarkan norma hukum yang berlaku,

sehubungan dengan hal tersebut, maka keabsahan penyelenggaraan pendaftaran

tanah di Indonesia didasarkan pada ketentuan hukum yang diatur dalam pasal 33
3

Ayat 3 UUD 1945, yakni “ Bumi, Air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Perwujudan norma hukum dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, Maka

ditetapkan dan diundangkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang

Pendaftaran Tanah menggantikan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1961 tentang

pendaftaran tanah di Indonesia. Sebagaimana dijelaskan dalam (Erwiningsih &

Sailan, 2019) terbitnya peraturan tersebut dilatarbelakangi oleh kesadaran akan

pentingnya peran tanah dalam proses pembangunan yang memerlukan dukungan

kepastian hukum di bidang pertanahan.

c. Asas-Asas dan Tujuan Pendaftaran Tanah

Asas Pendaftaran tanah dalam (Erwiningsih & Sailan, 2019) sebagaimana

yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, dilaksanakan

berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka, yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Asas sederhana, maksudnya adalah agar ketentuan pokok maupun

prosedur pendaftaran dapat dipahami dengan mudah oleh pihak-pihak

yang berkepentingan, terutama bagi pemegang hak atas tanah.

b. Asas aman, yang dimaksud asas aman ialah untuk menunjukkan

bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan

cermat agar hasil yang dicapai memberikan kepastian secara hukum

sebagaimana tujuan dari pendaftaran tanah.


3

c. Asas terjangkau, adalah keterjangkauan bagi pihak-pihak yang

memerlukan, khususnya memperhatikan kebutuhan dan kemampuan

golongan ekonomi lemah, agar dalam penyelenggaraan pendaftaran

tanah bisa dijangkau oleh semua pihak.

d. Asas mutakhir, dimaksudkan agar kelengkapan dalam pelaksanaan

pendaftaran tanah dapat memadai dan berkesinambungan dalam

proses pemeliharaan data.

e. Asas terbuka, dimaksudkan agar data yang diberikan kepada

masyarakat dapat diperoleh dengan benar setiap saat.

Pendaftaran tanah diselenggarakan untuk menjamin kepastian hukum, dan

memberikan perlindungan hukum bagi pihak yang berhak dan sebagai informasi

kepada pihak ketiga. Adapun tujuan pendaftaran tanah yang dituangkan dalam PP

No. 24 Tahun 1997 dalam (Erwiningsih & Sailan, 2019), antara lain:

a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-

hak lainnya yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan

dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan;

b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat

memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan

hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun yang

sudah terdaftar;

c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.


3

d. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah di Indonesia

Pelaksanaan pendaftaran tanah di Indonesia menurut Harsono dalam

(Sutedi, 2018) meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali (initial

registration) dan pemeliharaan dalam pendaftaran tanah (maintenance), yang akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali

Pendaftaran tanah yang dilakukan untuk pertama kali merupakan kegiatan

pendaftaran yang dilakukan pada objek pendaftaran tanah yang belum didaftar

berdasarkan PP No. 10 Tahun 1961 dan PP. No. 24 Tahun 1997, dimana objek

pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah tanah negara dan tanah bekas hak

milik adat. Berdasarkan PP. No. 24 Tahun 1997, kegiatan pendaftaran tanah untuk

pertama kalinya meliputi:

a) Pengumpulan dan pengolahan data fisik, dilakukan kegiatan

pengukuran dan pemetaan, meliputi pembuatan peta dasar

pendaftaran, penetapan batas bidang-bidang tanah, pengukuran dan

pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran,

pembuatan daftar tanah, dan pembuatan surat ukur;

b) Pembuktian Hak dan Pembukuan, dimana pembuktian dilakukan

terhadap hak atas tanah yang baru dan hak atas tanah yang lama,

dengan mengumpulkan bukti-bukti secara tertulis dalam bentuk akta

asli PPAT, pernyataan saksi, atau pernyataan dari pihak yang

bersangkutan yang kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftarkan

alat bukti tertulis;


3

c) Penerbitan sertifikat, setelah dilakukan pembuktian maka diadakan

pembukuan yang memuat data fisik dan yuridis pihak yang

bersangkutan, dan telah dibukukan maka diterbitkan sertifikat, yang

merupakan wujud konkret dari kepastian hukum seperti yang

ditujukan pada pelaksanaan pendaftaran tanah;

d) Penyajian Data Fisik dan Yuridis, yang dimuat dalam penyimpanan

daftar umum yang meliputi peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur,

dan daftar nama, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya

(Erwiningsih & Sailan, 2019).

Pendaftaran tanah untuk pertama kalinya dilaksanakan melalui pendaftaran

tanah secara sistematis dan pendaftaran tanah secara sporadik, yang dijelaskan

sebagai berikut:

a) Pendaftaran tanah secara sistematis adalah kegiatan yang dilakukan

secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran tanah yang

belum didaftar didalam suatu wilayah atau bagian suatu

desa/kelurahan. Pendaftaran tanah sistematis dilaksanakan atas

prakarsa pemerintah berdasarkan suatu rencana kerja jangka panjang

yang merupakan inisiatif pemerintah yang telah ditetapkan oleh

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional,

dilakukan melalui program pendaftaran tanah yang saat ini dikenal

dengan nama Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.

b) Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah

untuk pertama kalinya mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran


3

tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara

individual/massal, yang dilaksanakan atas permintaan pihak yang

berkepentingan, atas inisiatif pihak yang bersangkutan atau kuasanya

(Sutedi, 2018).

2) Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah

Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran untuk

menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah,

daftar nama, surat ukur, dan buku tanah serta sertifikat dengan perubahan-

perubahan yang terjadi kemudian. Perubahan data yuridis yang dimaksud ialah

peralihan hak karena jual beli/ tukar menukar, warisan, tanggungan,

penggabungan, pembebanan hak tanggungan, hapusnya hak atas tanah/hak milik,

pembagian hak bersama, perubahan data pendaftaran, perubahan nama, serta

perpanjangan jangka waktu hak atas tanah. Sedangkan perubahan data secara fisik

yaitu berupa pemecahan bidang tanah, pemisahan sebagian atau beberapa bagian

dari bidang tanah, dan penggabungan dua atau lebih bidang tanah (Erwiningsih&

Sailan, 2019).

4. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

a. Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

Dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap adalah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya

disingkat PTSL adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali yang

dilakukan secara serentak bagi semua objek Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah

Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya yang

setingkat
4

dengan itu, yang meliputi pengumpulan data fisik dan data yuridis mengenai satu

atau beberapa objek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya.

b. Ruang Lingkup dan Tujuan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

(PTSL)

Ruang lingkup pelaksanaan PTSL sebagaimana yang tercantum dalam

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 6 Tahun 2018 antara lain penyelenggaraan PTSL, pelaksanaan kegiatan

PTSL, penyelesaian kegiatan PTSL dan pembiayaan PTSL. Adapun tujuan

dilaksanakannya program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ini yaitu

untuk mewujudkan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum Hak

atas Tanah masyarakat berlandaskan asas sederhana, cepat, lancar, aman, adil,

merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan

mencegah sengketa dan konflik pertanahan.

c. Pelaksanaan Program PTSL di Indonesia


Pelaksanaan PTSL meliputi seluruh objek pendaftaran tanah di seluruh

wilayah Republik Indonesia, dimana objek dalam pelaksanaan PTSL ini meliputi

seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah yang belum ada hak atas

tanahnya maupun bidang tanah hak yang memiliki hak dalam rangka

memperbaiki kualitas data pendaftaran tanah. Lokasi pelaksanaan PTSL di

Indonesia ditetapkan oleh Kantor Pertanahan Kab/Kota setiap tahun anggaran.

Serta biaya untuk pendaftaran tanah melalui program PTSL ini gratis untuk

pendaftaran dan pengukuran bidang tanah.


4

Pelaksanaan kegiatan PTSL ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang

meliputi:

1) Perencanaan

Penyelenggaraan PTSL dapat dilaksanakan melalui kegiatan PTSL atau

gabungan dari kegiatan PTSL dengan program dan/atau kegiatan lain, yaitu:

a. Program Sertipikasi Lintas Sektor;

b. Program Sertipikasi massal swadaya masyarakat;

c. Program atau kegiatan sertipikasi massal redistribusi tanah

d. Objek land reform, konsolidasi tanah, dan transmigrasi;

e. Program atau kegiatan sertipikasi massal lainnya, atau

f. gabungan dari beberapa/seluruh kegiatan.

2) Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi kegiatan PTSL di

wilayah kerjanya.

b. Penetapan dapat dilakukan dalam satu wilayah kelurahan/kelurahan

atau secara bertahap dalam satu hamparan.

c. Penetapan Lokasi.

d. Dalam hal lokasi yang ditetapkan terdiri dari beberapa desa/kelurahan,

diupayakan agar kelurahan/ kelurahan yang menjadi objek PTSL

letaknya berdekatan.

e. Penetapan lokasi dilampiri dengan peta lokasi.

f. Penetapan Lokasi dibuat dalam bentuk keputusan


4

3) Persiapan

Disiapkan Peta dasar pendaftaran dalam bentuk peta garis atau peta foto.

Dalam hal peta dasar pendaftaran belum tersedia, Kepala Kantor Pertanahan

menyiapkan peta lainnya yang digunakan sebagai peta kerja yang memuat

pemetaan bidang· bidang tanah yang sudah terdaftar haknya.

4) Pembentukan Panitia Ajudikasi PTSL dan Satgas

Dimana Kepala Kantor Pertanahan membentuk dan menetapkan Panitia

Ajudikasi PTSL dan satgas, yang dituangkan dalam bentuk keputusan.

Kemudian mengangkat sumpah di hadapan pejabat yang mengangkatnya.

Sebelum melaksanakan tugasnya.

5) Penyuluhan

Penyuluhan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Pertanahan bersama Panitia

Ajudikasi PTSL, Satgas Fisik dan Satgas Yuridis. Penyuluhan dilakukan

kepada masyarakat, baik yang sudah maupun belum memiliki sertipikat.

6) Pengumpulan Data Fisik dan Pengumpulan Data Yuridis

Dilaksanakan menggunakan daftar isian, blanko, peta dan daftar lainnya

serta isian atau entri yang ada dalam aplikasi KKP. Kepala Kantor Pertanahan

harus memastikan kesesuaian data yang dihasilkan dari kegiatan Pendaftaran

Tanah Sistematis Lengkap dengan data elektronik dalam aplikasi KKP.

7) Penelitian Data Yuridis untuk Pembuktian

Hak Panitia ajudikasi PTSL melakukan penelitian data yuridis. Apabila

bukti kepemilikan tanah tidak lengkap atau tidak ada, maka dapat dilengkapi

dengan surat pernyataan tertulis tentang pemilikan dan/atau penguasaan fisik


4

bidang tanah dengan itikad baik oleh yang bersangkutan. ltikad baik antara

lain menyatakan:

a. Tidak terdapat keberatan dari pihak lain atas tanah yang dimiliki atau

tidak dalam keadaan sengketa; dan

b. Tidak termasuk atau bukan merupakan: Barang Milik Negara, Barang

Milik Daerah, Aset atau Badan Usaha Milik Negara/Badan; atau

Kawasan Hutan.

8) Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis serta Pengesahannya

Untuk memenuhi asas publisitas dalam pembuktian pemilikan tanah, data

yuridis dan data fisik bidang tanah dan peta bidang-bidang tanah diumumkan

dengan menggunakan formulir Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis (DI

201 B) selama 14 (empat belas) hari kalender di Kantor Panitia Ajudikasi

PTSL dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan.

9) Penegasan Konversi, Pengakuan Hak dan Pemberian Hak

Dalam hal bidang tanah data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat

untuk diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah (Kluster 1), maka berdasarkan

Berita Acara Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis.

10) Pembukuan Hak

Dalam pembukuan hak, pembatasan-pembatasan yang bersangkutan

dengan hak tersebut termasuk pembatasan dalam pemindahan hak,

pembatasan dalam penggunaan tanah menyangkut garis sempa dan pantai,

sungai dan lain- lain, juga dicatat pembatasan penggunaan tanah hak dalam

Kawasan lindung.
4

11) Penerbitan Sertipikat Hak Atas Tanah Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak

Pakai dan wakaf yang sudah didaftar dalam buku tanah dan memenuhi syarat

untuk diberikan tanda bukti haknya, diterbitkan sertipikat hak atas tanah.

12) Pendokumentasian dan Penyerahan Hasil Kegiatan

Dilakukan pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, dan penyimpanan

data PTSL oleh Panitia Ajudikasi PTSL.

13) Pelaporan

Pelaporan pelaksanaan kegiatan PTSL dilaksanakan pada saat terjadi

permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan PTSL dan PTSL selesai

dilaksanakan.

B. Kerangka Konsep

Dalam rangka mewujudkan tercapainya percepatan pendaftaran tanah di

Indonesia khususnya di kota Makassar, pemerintah melalui Kantor Pertanahan

Kota Makassar melakukan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

(PTSL) berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, melalui Kementerian ATR/BPN. Melalui

program PTSL ini diharapkan mampu mempercepat pendaftaran tanah di

Indonesia khususnya di kota Makassar, agar masyarakat mampu memberikan

perlindungan dan kepastian hukum mengenai subjek, objek, dan hak atas tanah,

dan mampu meminimalkan dan memecahkan sengketa konflik dan perkara

pertanahan.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam rangka percepatan


4

pendaftaran tanah pada kantor pertanahan kota Makassar serta faktor pendukung

dan faktor penghambat berdasarkan 6 variabel yang mempengaruhi keberhasilan

suatu implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn

yaitu: (1) Standar dan tujuan kebijakan; (2) Sumber-sumber kebijakan; (3)

karakteristik badan/instansi pelaksana; (4) Komunikasi antar organisasi; (5) Sikap

para pelaksana, dan (6) Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Adapun

kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis


Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota Makassar

Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 6 Tahun 2018


tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

Implementasi Kebijakan
(Van Meter dan Van Horn (1975) dalam (Wahab, 2016):
Standar dan tujuan kebijakan,
Sumber-sumber kebijakan,
Karakteristik badan/instansi pelaksana,
Komunikasi antar organisasi,
Sikap para pelaksana,
Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Tercapainya Implementasi Program PTSL dalam Rangka


Percepatan Pendaftaran Tanah di Kota Makassar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif, yaitu memberikan gambaran, penjelasan yang tepat

secara obyektif mengenai keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti melalui

pengumpulan data dari informan. Penelitian kualitatif menurut (Moleong, 2021)

merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan

tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.

Tujuan digunakannya penelitian deskriptif kualitatif yaitu untuk

memberikan gambaran mengenai kondisi realita secara faktual dari objek yang

diteliti dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa mengenai

implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam

rangka percepatan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar,

berdasarkan gambaran.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian merupakan tempat dimana penelitian ini akan dilakukan

untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Adapun lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah

46
4

Kantor Pertanahan Kota Makassar, Jl. A. P. Pettarani No. 8 Makassar,

Sulawesi Selatan, Alasan pemilihan lokasi tersebut ialah karena Kantor Pertanahan

Kota Makassar merupakan salah satu lembaga pemerintah yang melaksanakan

program PTSL di kota Makassar. Selain itu, disertai pengambilan data di

Kelurahan yang menjadi pelaksanaan program PTSL, yaitu Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate, dan Kelurahan Bitowa Kecamatan Manggala Kota

Makassar. Alasan pemilihan Lokasi tersebut ialah karena Kelurahan Barombong,

dan Kelurahan Bitowa merupakan Lokasi yang menjadi lokus pelaksanaan PTSL

yang telah ditetapkan dalam oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam SK

Penetapan Lokasi pelaksanaan PTSL pada tahun 2022.

C. Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah kemudian

dirumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan

pustaka. Fokus penelitian ini terdiri beberapa hal pokok yang perlu di uraikan

yaitu:

1. Implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

dalam rangka percepatan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan

Kota Makassar, berdasarkan variabel-variabel yang mempengaruhi

keberhasilan suatu implementasi kebijakan Van Meter dan Van Horn

(1975) yaitu:

1) Standar Dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat

keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat

realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan,


4

dimana dalam mengukur kinerja implementasi program

pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di

kantor pertanahan kota Makassar, tentunya menegaskan kejelasan

standar pelayanan dan tujuan kebijakan yang dipakai oleh

pelaksana kebijakan sebagai acuan untuk melaksanakan program

PTSL di kota Makassar.

2) Sumber-Sumber Kebijakan

Sumber-sumber kebijakan yang dimaksud adalah sumber daya

yang meliputi sumber daya manusia dan infrastruktur yang dapat

melancarkan pelaksanaan suatu kebijakan. Sumber daya

merupakan salah satu unsur penting dalam implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di kantor

pertanahan kota Makassar yang meliputi ketersediaan aparat

pelaksana dan sarana prasarana untuk keberhasilan implementasi

kebijakan

3) Karakteristik Badan/Instansi Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal

dan informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian

kebijakan. Hal ini penting karena kinerja implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di kantor

pertanahan kota Makassar akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang

tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya, hal ini bisa

dilihat dari aspek pembagian tugas dan tanggungjawab agen

pelaksana program, dan adanya Standard operational procedure

(SOP).
4

4) Komunikasi Antar Organisasi Terkait Dengan Kegiatan-Kegiatan

Pelaksanaan

Komunikasi yang baik antar organisasi merupakan mekanisme

yang ampuh dalam pelaksanaan program PTSL di Kantor

Pertanahan Kota Makassar, dimana semakin baik koordinasi

komunikasi yang terjalin antar pihak-pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan program maka dapat meminimalisir kesalahan-

kesalahan yang akan terjadi sehingga implementasi PTSL dapat

berjalan dengan baik.

5) Sikap Para Pelaksana

Sikap penerimaan dan penolakan dari para pelaksana dapat

mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di kantor

pertanahan kota Makassar. Hal ini sangat mungkin terjadi karena

kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga

setempat. Dimana terdapat tiga macam elemen respon yang dapat

mempengaruhi kemampuan dan kemauan pelaksana (implementor)

untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari:

pertama, pengetahuan, pemahaman dan pendalaman terhadap

kebijakan; kedua, arah respon mereka apakah menerima, netral

atau menolak dan; ketiga, intensitas terhadap kebijakan.

6) Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Hal yang perlu diperhatikan juga adalah sejauh mana lingkungan

eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang


5

telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang

tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja

implementasi kebijakan. Oleh karena itu, upaya untuk

mengimplementasikan program Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap (PTSL) di kantor pertanahan kota Makassar harus

memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal yaitu

kondisi sosial dan ekonomi dan politik pelaksana kebijakan.

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi

program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam rangka

percepatan pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan dari jalannya penelitian ini dimulai dari tahap pra

penelitian, tahap penelitian, dan tahap akhir penelitian. Adapun tahap-tahap dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, dimulai dari tahap pendahuluan dimana peneliti

menenentukan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan batasan masalah

kemudian peneliti melakukan pencarian pustaka-pustaka yang berkaitan dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Pustaka-pustaka ini berupa penelitian

terdahulu yang telah dilakukan serta dasar teori yang dapat mendukung penelitian,

serta mengembangkan model design penelitian, sesuai dengan masalah yang akan

diteliti. Kemudian peneliti melakukan penyusunan proposal sebagai syarat di

lakukannya penelitian
5

2. Tahap Penelitian

Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dengan mengumpulkan data

akurat baik yang didapat dari wawancara, observasi, maupun data-data lain yang

menjadi pendukung penelitian, sebagai dasar peneliti untuk melakukan penelitian.

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap ini data-data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis

oleh peneliti untuk dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian. Dari hasil

yang didapat kemudian disusun sebuah laporan penelitian (skripsi) sesuai dengan

aturan penulisan yang telah di tetapkan oleh Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Universitas Negeri Makassar.

E. Jenis dan Sumber Data

Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2021, hal. 157) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata ini terdiri dari kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun jenis dan

sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder:

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber pertama di lapangan

yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung (observasi), dan kata-kata

atau tindakan orang yang diwawancarai sebagai sumber data utama (Moleong,

2021, hal. 157), yang dilakukan oleh peneliti kepada implementor yaitu pihak

yang terkait dalam pelaksanaan program PTSL dimana dalam hal ini ialah Kantor

Pertanahan Kota Makassar dan masyarakat yang berpengaruh dalam proses

implementasi
5

program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam rangka percepatan

pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Mengingat peneliti menggunakan pendekatan kualitatif maka dipilihlah

informan sebagai sumber data primer penelitian. Untuk penelitian kualitatif lebih

cocok menggunakan Purposive Sampling (Sugiyono, 2010).

Sampling Purposive yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

penentuan orang yang benar-benar mengerti permasalahan penelitian. Dapat

dikatakan bahwa orang tersebut adalah informan penelitian ini. Adapun orang

yang dianggap paling tahu tentang masalah yang akan diteliti, dan akan menjadi

informan dalam penelitian ini adalah:

1) Ketua Panitia Ajudikasi program PTSL di Kota Makassar.

2) Panitia Ajudikasi PTSL

3) Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang

4) Lurah Kelurahan Barombong, Kecamatan Tamalate

5) Masyarakat penerima program PTSL.

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk menunjang penelitian

yang didapatkan melalui orang lain atau dokumen, dimana data yang

dikumpulkan peneliti yang sumbernya dari data-data sebelumnya menjadi

seperangkat informasi dalam bentuk dokumen, laporan-laporan, dan informasi

tertulis lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.


5

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrumen”. Jadi

peneliti adalah merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif, dimana

dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu

sendiri (Hardani et al., 2020).

Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”

seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun

kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi

terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik

secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Selain itu, untuk

melengkapi data, maka digunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi,

alat perekam wawancara, alat dokumentasi pengambilan gambar wawancara, serta

dokumen/literatur pendukung.

G. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut (Sugiyono, 2010), merupakan langkah

yang paling strategis dalam proses penelitian, karena dalam penelitian tujuan

utamanya adalah mendapatkan data. Dalam penelitian kualitatif, (Sugiyono, 2010)

menyebutkan bahwa dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

dalam natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik
5

pengumpulan data yang lebih banyak pada observasi berperan serta (participant

observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Selanjutnya teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi

(pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi.

Teknik Pengumpulan data guna mendapatkan data yang relevan dalam

penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

a) Observasi

Observasi atau pengamatan, adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan melakukan

observasi langsung ke Kantor Pertanahan Nasional. Sekaligus melakukan

observasi langsung ke lokasi tempat pelaksanaan PTSL

b) Wawancara

Wawancara, secara umum merupakan proses untuk memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai. Dalam

penelitian ini pada tahap wawancara peneliti menjadikan informan yang telah

ditentukan sebagai narasumber utama.

Peneliti akan melakukan wawancara langsung secara mendalam kepada

informan yang menjadi obyek dari penelitian ini yaitu Ketua Panitia Ajudikasi

PTSL, Panitia Ajudikasi PTSL, Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran

Tanah Dan Ruang, Lurah Kelurahan Barombong dan Masyarakat penerima

program PTSL.
5

c) Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2010), dokumen merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat

dari sumber informasi khusus dari karangan penulis, buku, dan undang-undang.

Dalam ilmu sosial, data yang tersedia berbentuk surat-surat, catatan harian,

laporan, dan sebagainya. Adapun dokumen yang dibutuhkan peneliti dalam

penelitian ini ialah dokumen yang menunjang pelaksanaan program PTSL di kota

Makassar.

H. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian, diperlukan teknik

pemeriksaan untuk menetapkan keabsahan data. Menurut (Moleong, 2021) dalam

pelaksanaan teknik pemeriksaan keabsahan data, di dasarkan akan sejumlah

kriteria tertentu, kriteria tersebut adalah derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferbility), ketergantungan (depandability) dan kepastian

(confirmability).

Dalam penelitian ini akan menggunakan salah satu kriteria pemeriksaan di

atas, yaitu derajat kepercayaan (credibility) dengan teknik pemeriksaan triangulasi

data. Lincon dan Guba dalam (Hardani dkk, 2020, hal. 202) mengatakan agar

hasil penelitian memperoleh hasil yang kredibilitas yang tinggi maka salah satu

teknik yang perlu dilakukan peneliti ialah triangulasi (triangulation), triangulasi

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sudut, artinya bahwa verifikasi dari penemuan dengan menggunakan berbagai

sumber data dan berbagai metode pengumpulan data.


5

Menurut peneliti, salah satu cara paling tepat untuk menguji keabsahan

data dalam penelitian ini adalah dengan hasil triangulasi peneliti melalui

penggunaan sumber data, metode, penyidik, dan teori dengan mengacu pada

pendapat Denzin dalam (Moleong, 2021, hal. 330) yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Triangulasi dengan Sumber Data

Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda

dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara (Paton, 1987:331) dalam (Moleong, 2021,

hal. 331).

2. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi dengan metode menurut Patton dalam (Moleong, 2021)

terdapat dua strategi yaitu : (1) Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil

penelitian beberapa teknik pengumpulan data, dan (2) Pengecekan derajat

kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi dengan Teori

Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba (1981:307) dalam

(Moleong, 2021), merupakan metode yang berdasarkan bahwa fakta tidak dapat

diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.

I. Analisis Data

Metode analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam (Moleong, 2021)

analisis data kualitatif dapat diartikan sebagai usaha analisis yang dilakukan

dengan jalan bekerja dengan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat
5
dikelola,
5

menyintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan hal yang penting

kemudian dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kembali

berdasarkan kata-kata yang disusun kedalam bentuk teks. Analisis data dilakukan

secara deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari fenomena

yang diselidiki.

Dalam penelitian ini peneliti model analisis data yang digunakan peneliti

adalah Model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana (2014) dalam (Wanto,

2018) yang memaparkan komponen dan tahapan dalam proses analisis data

sebagai berikut:

1) Kondensasi Data (Data Condensation)

Kondensasi data merupakan bentuk analisis data yang merujuk pada

proses pemilihan, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstrasikan, dan

mentransformasikan data yang diperoleh dari keseluruhan bagian dari catatan

lapangan secara tertulis, transkrip wawancara, dokumen-dokumen dan materi

empiris lainnya. Proses kondensasi dilaksanakan setelah peneliti melakukan

pengambilan data melalui wawancara dan mendapatkan data pendukung yang ada

di lapangan. Melalui proses kondensasi data ini, maka data yang diperoleh

menjadi kuat, dan peneliti mampu memilah transkrip wawancara tersebut untuk

mendapatkan fokus penelitian yang dibutuhkan.

2) Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi yang tersusun

yang terorganisir, penyatuan informasi untuk penarikan kesimpulan dan


5

pengambilan tindakan. Dimana pada penyajian data ini dapat membantu peneliti

dalam memahami konteks penelitian dan menganalisis lebih mendalam terkait

permasalahan penelitian yang dilakukan.

3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan tahap ketiga dalam

analisis data, dimana pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dengan mencari

pemahaman yang tidak memiliki pola, mencatat ketidakaturan penjelasan, dan

alur sebab akibat, kemudian peneliti menarik kesimpulan mengenai masalah

penelitian berdasarkan penyajian data penelitian. Makna-makna yang muncul dari

data harus diamati, diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yang

merupakan validitasnya.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcard dan sejenisnya. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut

(Hardani dkk, 2020, hal. 168).

Dari penjelasan ketiga komponen tersebut, peneliti menggunakan metode

analisis data melalui tahapan kondensasi data, penyajian data, hingga penarikan

suatu kesimpulan yang benar. Sehingga akan diperoleh data yang akurat dalam

bentuk proposisi sebagai temuan dalam penelitian ini.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Gambaran umum lokasi penelitian meliputi gambaran umum Kota

Makassar, dan gambaran umum objek penelitian yaitu Kantor Pertanahan Kota

Makassar, antara lain sebagai berikut.

1. Gambaran Umum Kota Makassar

Kota Makassar adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, Makassar

merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur dan pada masa

lalu pernah menjadi ibu kota Negara Indonesia Timur. Makassar terletak di pesisir

barat daya Pulau Sulawesi dan berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat,

Kabupaten Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah

timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Secara astronomis, Kota Makassar terletak antara 119°24’17’28’’ Bujur

Timur dan 5°8’6’19’’ Lintang Selatan, sedangkan berdasarkan posisi

geografisnya, Kota Makassar memiliki batas-batas administrasi wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Maros

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten

Gowa

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten

Takalar

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

59
6

Kota Makassar memiliki luas wilayah 175.77 km2 atau 1.757.700 Ha,

yang terdiri dari 15 kecamatan dan terbagi dalam 153 kelurahan, 1.018 RW dan

5.178 RT. Pembagian Luas wilayah, Kelurahan, Jumlah RT, dan Jumlah RW

Berdasarkan Kecamatan dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.1 Pembagian Luas wilayah, Kelurahan, Jumlah RT, dan Jumlah RW
Berdasarkan Kecamatan di Kota Makassar
Luas Rukun Rukun
No. Kecamatan Wilayah Kelurahan Warga Tetangga
(km²) (RW) (RT)
1 Mariso 1,82 9 47 218
2 Mamajang 2,25 13 56 279
3 Tamalate 20,21 11 113 566
4 Makassar 2,52 14 69 368
5 Ujung Pandang 2,63 10 37 137
6 Wajo 1,99 8 45 169
7 Bontoala 2,10 12 56 240
8 Ujung Tanah 4,40 9 35 143
9 Tallo 5,83 15 77 465
10 Panakkukang 17,05 11 86 475
11 Biringkanaya 48,22 11 110 552
12 Tamalanrea 31,84 8 69 346
13 Manggala 24,14 8 74 411
14 Rappocini 9,23 11 107 575
15 Kepulauan Sangkarrang 1,54 3 15 57
Jumlah 175,77 153 996 5001
Sumber: BPS Kota Makassar dalam Angka 2022

2. Gambaran Umum Kantor Pertanahan Kota Makassar


a. Profil Kantor Pertanahan Kota Makassar
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional

memiliki kantor wilayah dan kantor pertanahan yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia untuk membantu menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN

di daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala

Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020, tercatat 33 Kantor

wilayah BPN
6

yang terdapat di daerah provinsi sedangkan untuk total kantor pertanahan yang

terdapat di seluruh wilayah Indonesia adalah 471 kantor. Provinsi Sulawesi

Selatan terdiri atas 24 Kabupaten/Kota dan tiap Kabupaten/Kota telah terdapat

Kantor Pertanahan. Kota Makassar merupakan salah satu daerah di Provinsi

Sulawesi Selatan yang memiliki Kantor Pertanahan. Kantor Pertanahan Kota

Makassar berdiri di atas tanah Sertipikat Hak Pakai Instansi Tanggal 18 Juni

2006 Nomor 20009/Tidung seluas 3.107 m² atas nama Pemerintah Republik

Indonesia cq. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, terletak di Jalan

AP Pettarani Nomor 8 Makassar, dengan luas bangunan 1.368 m² (Dua Lantai).

b. Visi dan Misi Kantor Pertanahan Kota Makassar

Adapun visi dan misi dari Kantor Pertanahan Kota Makassar, antara lain:

a) Visi:

Bersertipikatnya seluruh Bidang Tanah dalam wilayah Kota Makassar

b) Misi:

1) Meningkatnya penyelesaian Sertipikat Hak Atas Tanah

2) Meningkatkan Pemanfaatan, Penggunaan, Penguasaan dan

Kepemilikan Tanah yang efektif

3) Memberikan jaminan kepastian hukum dan kepastian hak serta

perlindungan hukum kepada masyarakat dan investor

4) Mendukung peningkatan Ekonomi masyarakat dalam rangka

mewujudkan Makassar sebagai kota Maritim, Niaga, Pendidikan,

Budaya dan Jasa yang berorientasi global, berwawasan lingkungan

dan paling bersahabat.


6

c. Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Pertanahan Kota Makassar


Kantor Pertanahan terdiri atas:

1) Subbagian Tata Usaha

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Pertanahan pelaksanaan

pengelolaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik, dan

pelaksanaan fasilitasi reformasi birokrasi di Kantor Pertanahan. Subbagian Tata

Usaha terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.


6

2) Seksi Survei dan Pemetaan

Seksi Survei dan Pemetaan mempunyai tugas melaksanakan pengukuran

dan pemetaan bidang dan ruang, pemeliharaan kerangka dasar kadastral nasional

dan pengukuran batas administrasi dan Kawasan, pengukuran dan pemetaan dasar,

survei dan pemetaan tematik bidang dan kawasan pertanahan dan ruang serta

pembinaan tenaga teknis dan surveyor berlisensi. Seksi Survei dan Pemetaan

terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

3) Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran

Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran mempunyai tugas melaksanakan,

inventarisasi, identifikasi, pengelolaan data dan penyajian informasi kegiatan

penetapan hak tanah dan ruang dan pendaftaran tanah dan ruang, pemeliharaan

hak atas tanah dan ruang, penatausahaan tanah ulayat dan hak komunal, penetapan

dan pengelolaan tanah pemerintah, hubungan kelembagaan serta pembinaan dan

pengawasan mitra kerja dan PPAT. Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran terdiri

atas Kelompok Jabatan Fungsional.

4) Seksi Penataan dan Pemberdayaan

Seksi Penataan dan Pemberdayaan mempunyai tugas melaksanakan

landreform, pengelolaan dan analisis penguasaan, pemilikan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah, redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat,

penatagunaan tanah, penataan tanah sesuai rencana tata ruang, fasilitasi

penyusunan rencana tata ruang dan pemanfaatan ruang di daerah, dan penataan

wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu. Seksi

Penataan dan Pemberdayaan terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.


6

5) Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan

Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan mempunyai tugas melakukan

pelaksanaan pengadaan dan pencadangan tanah, konsolidasi tanah pengembangan

pertanahan dan pemanfaatan tanah, serta penilaian tanah dan ekonomi pertanahan.

Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan terdiri atas Kelompok Jabatan

Fungsional.

6) Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa

Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa mempunyai tugas

melaksanakan pengendalian hak tanah, alih fungsi lahan, wilayah pesisir, pulau-

pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban penguasaan, pemilikan

dan penggunaan, pemanfaatan tanah, dan penanganan sengketa dan konflik, serta

penanganan perkara pertanahan. Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa

terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Sumber Daya Manusia Kantor Pertanahan Kota Makassar


Dalam rangka menunjang pelaksanaan kegiatan baik pelayanan rutin

kepada masyarakat maupun Proyek Strategis Nasional yang dibiayai APBN,

Kantor Pertanahan Kota Makassar sampai saat ini memiliki Pegawai berjumlah

193 orang terdiri dari:

Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia Kantor Pertanahan Kota Makassar


No Keterangan Jumlah
1 PNS 61 Orang
2 PPNPN 95 Orang
3 ASISTEN SURVEYOR KADASTRAL (D1) 23 Orang
4 SATPAM 7 Orang
5 OB 5 Orang
6 SOPIR 2 Orang
Total 193 Orang

Sumber: Hasil olah Data peneliti di Kantor Pertanahan Kota Makassar,


6

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kantor pertanahan kota Makassar

pada 2022 memiliki Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berjumlah 61 orang, dan

Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) yang berjumlah 95 orang

yang memiliki terbagi sesuai jabatan masing-masing antara lain sebagai berikut:

Tabel 4.3 Pembagian Pegawai Sesuai Jabatan Kantor Pertanahan Makassar


No Jabatan Jumlah (Orang)
1 Kepala Kantor 1 Orang
Kepala Subbagian Tata
2
Usaha 1 Orang
3 Kepala Seksi 5 Orang
4 Jabatan Fungsional 12 Orang
5 Staf PNS 42 Orang
6 PPNPN 95 Orang
Total 156 Orang
Sumber: Hasil olah data peneliti di Kantor Pertanahan Kota Makassar, 2023

Keadaan personil Pegawai Negeri Sipil di Kantor Pertanahan Kota

Makassar berdasarkan Pembagian Unit Kerja sesuai Jenis Kelamin, berdasarkan

Golongan, dan Berdasarkan Pendidikan Terakhir diuraikan sebagai berikut:

a) Rekapitulasi Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.4 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Jenis Kelamin
Seksi Seksi Seksi Seksi Seksi
Kakan TU I II III IV V Jumlah
Pria - 3 16 9 2 2 3 35
Wanita 1 5 6 8 1 2 3 26
Jumlah 1 8 22 17 3 4 6 61

Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Jenis Kelamin


30
20
10
0

Pria Wanita Jumlah

Kepala KantorTUSeksi ISeksi IISeksi IIISeksi IVSeksi V

Sumber: Hasil olah Data peneliti di Kantor Pertanahan Kota Makassar,


66

b) Berdasarkan Golongan
Tabel 4.5 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Golongan
GOLONGAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
IV - 1 1
III 16 17 33
II 17 9 26
I 1 - 1
JUMLAH 34 27 61

Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Golongan


100
50
0

IV III II I JUMLAH

LAKI-LAKIPEREMPUANJUMLAH

Sumber: Hasil olah data peneliti di Kantor Pertanahan Kota Makassar, 2023

c) Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.6 Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Pendidikan
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
S2 1 4 5
S1 14 12 26
D4 1 1 2
D3 3 3 6
D1 12 5 17
SMU 2 3 5
SMP - - -
SD - - -
JUMLAH 34 27 61

Pembagian Kerja PNS Berdasarkan Pendidikan


100
50
0

LAKI-LAKIPEREMPUANJUMLAH

Sumber: Hasil olah data peneliti di Kantor Pertanahan Kota Makassar, 2023
6

e. Tugas dan Fungsi Kantor Pertanahan Kota Makassar


Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020

tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata

Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

agraria/pertanahan dan tata ruang untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan Negara. Sedangkan, sesuai Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional,

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan

di bidang pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kantor Pertanahan Kota Makassar mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di kabupaten/kota yang

bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor

Pertanahan menyelenggarakan 9 (sembilan) fungsi, yaitu: 1) Penyusunan

Rencana, Program, Anggaran dan Pelaporan; 2) Pelaksanaan Survei dan

Pemetaan; 3) Pelaksanaan Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah; 4) Pelaksanaan

Penataan dan Pemberdayaan; 5) Pelaksanaan Pengadaan Tanah dan

Pengembangan Pertanahan; 6) Pelaksanaan Pengendalian dan Penanganan

Sengketa Pertanahan; 7) Pelaksanaan Modernisasi Pelayanan Pertanahan Berbasis

Elektronik; 8) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Penanganan Pengaduan; dan

9) Pelaksanaan Pemberian Dukungan Administrasi.

Dengan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut, Kantor Pertanahan Kota

Makassar diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik dan efektif di

bidang pertanahan di kabupaten/kota yang bersangkutan, sehingga dapat

mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat


6

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini disajikan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi secara langsung dan pengumpulan dokumen yang

menunjang penelitian mengenai implementasi program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Wawancara merupakan hasil tanya jawab antara peneliti dengan informan

yang terkait dengan permasalahan yang terkait dalam penelitian implementasi

program pendaftaran tanah sistematis lengkap pada kantor pertanahan kota

Makassar yaitu Ketua Panitia Ajudikasi PTSL di kota Makassar, Panitia Ajudikasi

PTSL, Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah dan Ruang, Lurah

Barombong dan Masyarakat yang menjadi penerima program PTSL, pemilihan

informan tersebut dalam penelitian ini karena peneliti menganggap bahwa

informan tersebut memiliki kapabilitas dalam memberikan informasi yang terkait

dalam penelitian ini. Selanjutnya observasi berkaitan dengan hasil pengamatan

yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti juga

melakukan pengumpulan dokumen-dokumen terkait permasalahan yang diteliti,

serta dokumentasi berupa pengambilan gambar dan merekam audio sebagai

penunjang penelitian agar lebih jelas.

Berdasarkan hasil penelitian, Implementasi program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Makassar, yang

dilaksanakan di kelurahan Barombong dan Kelurahan Bitowa Kota Makassar

diuraikan sebagai berikut:


6

1. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kantor

Pertanahan Kota Makassar

Implementasi program yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar demi

tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam surat keputusan terkait

dengan kebijakan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Untuk

memudahkan peneliti dalam meneliti pelaksanaan program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Makassar yang

mempengaruhi kinerja implementasi dalam Pelaksanaan Program PTSL, maka

peneliti menggunakan enam dimensi yang mempengaruhi implementasi program

yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn (1975) dalam (Wahab, 2016)

antara lain: Standar dan tujuan kebijakan, Sumber-sumber kebijakan,

Karakteristik badan/instansi pelaksana, Komunikasi antar organisasi, Sikap para

pelaksana, dan Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik.

Dimana hasil penelitian mengenai Implementasi Program Pendaftaran

Tanah Sistematis Lengkap di Kantor Pertanahan Kota Makassar akan dibahas dan

disajikan berdasarkan enam dimensi untuk mengukur implementasi program

tersebut, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Standar dan Tujuan Kebijakan

Implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal ketika para

pelaksana tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.

Standar dan tujuan kebijakan memiliki hubungan erat dengan disposisi para

pelaksana, dimana dalam mengukur kinerja implementasi program pelaksanaan

Pendaftaran Tanah
7

Sistematis Lengkap (PTSL) di kantor pertanahan Kota Makassar, tentunya

menegaskan kejelasan standar dan tujuan kebijakan berdasarkan indikator standar

operasional prosedur, dan sasaran/tujuan dari program, yang dipakai oleh

pelaksana kebijakan sebagai acuan untuk melaksanakan program PTSL di kota

Makassar.

a) Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Program

Standar Operasional Prosedur (SOP) menurut (Tambunan, 2008)

merupakan pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada

di dalam suatu organisasi untuk memastikan bahwa semua keputusan dan

tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-

orang di dalam organisasi yang merupakan anggota organisasi agar berjalan

efektif dan efisien, konsisten, standar dan sistematis.

Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak AR selaku Koordinator

Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang, mengenai dasar pelaksanaan

program PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Yang menjadi dasar pelaksanaan program PTSL ini merupakan turunan


dari UUPA. No. 5 Tahun 1960 tentang Dasar-Dasar Pokok Agraria
kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, lalu dalam rangka mewujudkan tertib administrasi
pertanahan yang berkelanjutan dalam rangka percepatan pendaftaran tanah
melalui instruksi langsung dari presiden dibuatlah program PTSL yang
berdasarkan pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023).

Selain itu, wawancara dari bapak AL selaku Kepala Seksi Penetapan Hak

dan Pendaftaran, sekaligus Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyatakan bahwa:

“ Program PTSL ini dasar pelaksanaannya ialah tentu saja Peraturan


Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap,
terbitnya landasan hukum tersebut atas dasar perintah langsung dari
presiden dalam
7

Instruksi presiden (INPRES) No. 2 Tahun 2018 tentang percepatan


pendaftaran tanah sistematis lengkap di seluruh wilayah republik
Indonesia, dengan tujuan terdaftarnya seluruh bidang tanah di seluruh
wilayah republik Indonesia pada 2025 ”. (Wawancara dengan AL, 31
Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan oleh AL dan AR dapat dipahami dasar

pelaksanaan program PTSL ini ialah Peraturan Menteri Agraria dan Tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, dan didukung oleh Instruksi Presiden No.

2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di

Seluruh wilayah Republik Indonesia. dengan tujuan terdaftarnya seluruh bidang

tanah di seluruh wilayah republik Indonesia pada 2025.

Dimana dalam pelaksanaan Program Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap (PTSL), Kementerian ATR/BPN mengatur Standar dan prosedur-

prosedur pelaksanaan Program PTSL dalam Petunjuk Teknis Kementerian

ATR/BPN Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 tentang petunjuk teknis

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, yang mengacu pada Peraturan Menteri

ATR/BPN No. 6 Tahun 2018, hal ini didukung oleh pernyataan bapak AR selaku

Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang, yang

menyatakan bahwa:

“ Standar, mekanisme, dan prosedur pelaksanaan kegiatan PTSL di Kantor


Pertanahan Kota Makassar dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis
Kementerian ATR/BPN Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 tentang
petunjuk teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, dimana juknis
tersebut sesuai dengan landasan hukum PTSL dalam PERMEN ATR/BPN
No.6 Tahun 2018 tentang PTSL sebagai acuan untuk standar, mekanisme,
dan prosedur pelaksanaan kegiatan PTSL”. (Wawancara dengan AR, 30
Januari 2023).
7

Berdasarkan wawancara tersebut, adapun tahapan dan prosedur

pelaksanaan kegiatan PTSL berdasarkan Petunjuk Teknis Kementerian ATR/BPN

Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 dan PERMEN ATR/BPN No.6 Tahun 2018

tentang PTSL, digambarkan sebagai berikut.

4. Pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi


2. PTSL dan satuan tugas;
1. 5.
Penetapan Lokasi 3. Persiapan
Perencanaan Penyuluhan

7.
9. Penegasan 6.
8. Pengumuman data fisik danPenelitian
konversi, pengakuan hak dan pemberian hak Pengumpulan
datapengesahannya data fisik
yuridis untuk pembuktian hak dan pengumpulan data yurid
data yuridis serta

11.
12.
10. Penerbitan sertipikat hak atas tanah 13. Pelaporan pelaksanaan
Pendokumentasian dan penyerahan hasil kegiatan
Pembukuan PTSL
hak

Gambar 4.2 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PTSL

Berdasarkan gambar tersebut, terdapat 13 tahapan yang harus dilaksanakan

agar sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Tahapan-tahapan

tersebut antara lain: 1) Perencanaan, 2) Penetapan lokasi, 3) Persiapan, 4)

Pembentukan dan penetapan panitia adjudikasi, 5) Penyuluhan, 6) Pengumpulan

data fisik dan yuridis, 7) Penelitian data yuridis dalam hal pembuktian hak, 8)

pengumuman data fisik dan yuridis beserta penyerahan, 9) Penegasan konversi

pengakuan serta pemberian hak, 10) Pembukuan hak, 11) Penerbitan sertifikat hak

atas bidang tanah, 12) Dokumentasi serta penyerahan hasil kegiatan, 13)

Pelaporan pelaksanaan PTSL.


7

Tahapan pelaksanaan PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar

mengikuti standar operasional prosedur yang telah ditetapkan, sebagaimana

dijelaskan oleh ibu US Selaku Panitia PTSL, yang menyatakan bahwa:

“ Mekanisme dan prosedur pelaksanaan PTSL melalui beberapa tahapan


sesuai dengan prosedur dalam petunjuk teknis yang telah ditetapkan,
dimulai dari penetapan lokasi, persiapan, pembentukan dan menetapkan
panitia ajudikasi, sosialisasi, pengumpulan data fisik serta yuridis,
penelitian data fisik serta yuridis dalam pembuktian hak, pengumuman
data fisik dan yuridis beserta penyerahan, penegasan konversi pengakuan
hak serta pemberian hak, pembukuan hak, menerbitkan sertifikat hak
tanah, dokumentasi dan penyerahan hasil kegiatan serta pelaporan”.
(Wawancara dengan US, 30 Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan US tersebut dapat dilihat bahwa pelaksanaan

PTSL mengikuti Standar Operasional Prosedur yang telah ditetapkan. Hal ini

didukung oleh pernyataan bapak AL selaku Ketua panitia Ajudikasi PTSL yang

menyatakan bahwa:

“Seluruh tahapan dalam pelaksanaan program PTSL mengacu pada


Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN, Mulai
dari perencanaan hingga pelaporan, dimana sebelum pelaksanaan kami
melaksanakan sosialisasi ke masyarakat, untuk mekanisme
pendaftarannya, masyarakat tidak perlu datang ke Kantor Pertanahan
untuk mendaftarkan tanahnya melainkan panitia, satgas fisik, dan yuridis
PTSL yang turun langsung ke lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi
PTSL, untuk penyuluhan kemudian pengumpulan data fisik dan yuridis,
data fisik berupa pengukuran bidang tanah masyarakat dengan
menunjukkan tanda batas yang akan diidentifikasi oleh petugas, serta data
fisik berupa pengumpulan dokumen alat bukti kepemilikan yang sah,
setelah pengumpulan data fisik dan yuridis tersebut, selanjutnya berkas
tersebut akan diteliti oleh panitia ajudikasi PTSL dalam pembuktian
haknya, dan diumumkan oleh panitia dan penyerahan, penegasan, dan
konversi pemberian hak serta penerbitan sertipikat hak tanah,
dokumentasi, dan penyerahan hasil kegiatan serta pelaporan”.
(Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan beberapa informan tersebut, dapat dipahami

bahwa tahapan dan mekanisme pelaksanaan program PTSL sudah sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

ATR/BPN
7

No. 6 Tahun 2018 yang diuraikan dalam Petunjuk Teknis Kementrian ATR/BPN

Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 tentang petunjuk teknis Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap. Hal ini didukung oleh wawancara bersama masyarakat

penerima program PTSL yaitu ibu DW, yang menyatakan bahwa:

“Pelaksanaan program PTSL yang telah dilaksanakan oleh panitia maupun


satgas dari kantor pertanahan kota Makassar, sudah sesuai dengan SOP
yang telah ditetapkan, karena sebelum pelaksanaan kegiatan PTSL ini
telah dilakukan terlebih dahulu penyuluhan dengan pihak kelurahan dan
masyarakat mengenai mekanisme pendaftaran tanah sistematis lengkap,
dan dalam pelaksanaannya di masyarakat sudah sesuai dengan dasar
pelaksanaan yang ada. Hingga pada saat penerbitan sertipikat hak atas
tanah dan peningkatan kualitas data pertanahan di masyarakat kelurahan
barombong”. (Wawancara dengan DW, 02 Februari 2023).

Tahapan dan mekanisme pelaksanaan program PTSL di Kantor Pertanahan

Kota Makassar sudah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, hal ini didukung

oleh hasil pengamatan peneliti pada 31 Januari 2023, dimana prosedur

pelaksanaan PTSL berjalan sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan PTSL yang

ditetapkan oleh Kementrian ATR/BPN hal ini bisa dilihat pada tahap

pengumpulan data fisik dan yuridis pegawai di lokasi pelaksanaan PTSL yang

berjalan sesuai prosedur, dimana pelaksana tugas melaksanakan penyuluhan dan

sosialisasi terlebih dahulu mengenai PTSL, Sosialisasi dan penyuluhan oleh

Kantor Pertanahan Kota Makassar di lokasi pelaksanaan PTSL, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Gambar 4.3 Penyuluhan PTSL Kantor Pertanahan Kota Makassar


7

Dari gambar tersebut dapat dilihat panitia pelaksana program dari Kantor

Pertanahan Kota Makassar, melaksanakan penyuluhan dan sosialisasi PTSL

kepada instansi yang terlibat dan masyarakat di lokasi yang telah ditetapkan

sebagai lokasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, agar masyarakat

tersosialisasi dengan baik terkait tujuan dan manfaat dari kegiatan PTSL.

Berdasarkan keterangan dari seluruh informan, serta hasil pengamatan

oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa seluruh tahapan dan mekanisme

pelaksanaan PTSL sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan

dalam Petunjuk Teknis yang telah ditetapkan berdasarkan PERMEN ATR/BPN

No. 6 Tahun 2018 sebagai acuan agar pelaksanaan program PTSL dapat berjalan

dengan baik, efektif, efisien, dan sistematis.

b) Sasaran/Tujuan Program

Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah

ditetapkan (Akib, 2010). Adanya tujuan dan sasaran dalam pelaksanaan program

merupakan salah satu syarat dilaksanakannya program. Tujuan pelaksanaan PTSL

ini adalah untuk mewujudkan pemberian kepastian hukum dan perlindungan

hukum Hak atas Tanah masyarakat berlandaskan asas sederhana, cepat, lancar,

aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, mengurangi dan

mencegah sengketa dan konflik pertanahan, serta terdaftarnya seluruh bidang

tanah di wilayah republik Indonesia.


7

Berdasarkan wawancara bersama bapak AR selaku Koordinator Kelompok

Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang terkait sasaran dalam program PTSL

yang menyatakan bahwa:

“ Yang menjadi sasaran dalam program PTSL ini ialah tanah milik
masyarakat yang belum memiliki sertifikat tanah maupun yang sudah
memiliki sertifikat, maupun belum bersertipikat, dimana tujuan dari
pendaftaran sistematis lengkap ini ialah terdaftarnya seluruh bidang tanah
yang ada di kelurahan, kecamatan, kota yang ada di seluruh indonesia, jadi
target pelaksanaan program PTSL ini adalah masyarakat yang tanahnya
belum memiliki sertifikat dan belum dilakukan pengukuran peta bidang
tanah, maupun masyarakat yang sudah memiliki sertifikat namun perlu
dilakukan peningkatan-peningkatan kualitas bidang tanah yang sudah
terdaftar.” (Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023).

Sasaran dalam program PTSL ini juga dijelaskan oleh bapak AL selaku

Ketua Panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Sasaran dan tujuan dalam program PTSL ini ialah seluruh objek bidang
tanah baik bidang tanah yang belum ada hak atas tanahnya dengan output
terbitnya sertipikat hak atas tanah (SHAT), maupun bidang tanah hak yang
memiliki hak dalam rangka memperbaiki kualitas data pendaftaran tanah
dengan output Pengkuran Peta Bidang Tanah untuk peningkatan kualitas
data bidang tanah. Objek PTSL meliputi bidang tanah yang sudah ada
tanda batasnya maupun yang akan ditetapkan tanda batasnya dalam
pelaksanaan kegiatan PTSL. Jadi masyarakat yang sudah lengkap data
fisik dan yuridisnya dan sudah menetapkan batas tanah melalui
pemasangan patok tanah”. (Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan AR dan AL, dapat dipahami bahwa sasaran dari

program PTSL ini ialah Masyarakat yang tanahnya belum terdaftar, yang objek

bidang tanahnya belum memiliki hak atas tanah dalam bentuk sertipikat maupun

yang bidang tanah yang sudah bersertipikat dalam rangka memperbaiki kualitas

data bidang tanah, dengan tujuan terdaftarnya seluruh bidang tanah yang ada di

kelurahan, kecamatan, kota yang ada diseluruh indonesia, serta terwujudnya

kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah masyarakat.


7

Sasaran pelaksanaan Program PTSL ini dilaksanakan di Lokasi-Lokasi

yang telah ditetapkan dalam Penetapan Lokasi PTSL oleh Kantor Pertanahan Kota

Makassar, adapun lokasi yang telah ditetapkan menjadi lokasi PTSL pada 2022,

yaitu Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate, dan Kelurahan Bitowa

Kecamatan Manggala. Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak AR selaku

Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang yang

menyatakan bahwa:

“ Pelaksanaan program PTSL ini sudah tepat sasaran karena masyarakat


yang menerima program ini adalah masyarakat yang objek bidang
tanahnya belum terdaftar dan melalui PTSL ini masyarakat dapat memiliki
kepastian hukum hak atas tanahnya dengan adanya sertipikat hak atas
tanah, dimana sasaran program PTSL pada tahun 2022 ialah kelurahan
Barombong dan Bitowa, dan pada tahun 2022 capaian target pendaftaran
tanah melalui program PTSL dengan output penerbitan sertipikat dan
peningkatan kualitas bidang tanah telah terealisasi melalui pengukuran
Peta Bidang Tanah K1 sebanyak 1000 bidang tanah, dan penerbitan
Sertipikat Hak Atas Tanah K1 sebanyak 1000 bidang tanah.”. (Wawancara
dengan AR, 30 Januari 2023).

Pernyataan Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan

Ruang tersebut didukung oleh pernyataan ibu SM selaku Masyarakat penerima

program PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Sasaran dari program PTSL ini sudah tepat sasaran karena masyarakat di
kelurahan Barombong yang awalnya tanahnya belum bersertipikat dan
belum terdaftar bisa terdaftar sehingga masyarakat memiliki hak atas
kepemilikan tanah yang sah atas tanah yang dimiliki, bahkan masyarakat
sangat antusias menerima dan mendukung dengan baik program PTSL ini.
Sehingga kepemilikan sertipikat hak atas tanah dan pengukuran peta
bidang tanah memenuhi target di kelurahan barombong, sudah banyak
bidang tanah yang terdaftar melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap
ini”. (Wawancara dengan SM, 02 Februari 2023).

Pelaksanaan PTSL ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan

pertanahan yang ada di masyarakat, hal ini dijelaskan oleh Bapak AR selaku
7

Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang sekaligus wakil

ketua panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Melalui pendaftaran tanah melalui program PTSL masyarakat mampu


mendaftarkan tanahnya secara gratis dan membutuhkan waktu
penyelesaian yang lebih singkat jika dibanding pendaftaran tanah melalui
sporadik, sehingga stigma negatif masyarakat mengenai sulitnya
pendaftaran tanah bisa dihilangkan, sehingga masyarakat memiliki bukti
kepemilikan tanah yang sah sehingga mampu mengurangi masalah
persengketaan tanah”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023).

Pernyataan tersebut didukung oleh ibu US Selaku Panitia PTSL, yang

menyatakan bahwa:

“ Menurut saya program PTSL ini mampu mengatasi permasalahan


pertanahan yang ada, masyarakat yang belum memiliki sertipikat hak atas
tanahnya bisa mendaftarkan tanahnya, yang sebelumnya terkendala tidak
memiliki waktu untuk mengurus di kantor pertanahan bisa mendaftarkan
tanahnya melalui pengumpulan data fisik dan yuridis oleh satgas dari
kantor pertanahan kota Makassar, selain itu masyarakat yang terkendala
biaya untuk pengurusan pendaftaran juga bisa dipermudah karena
biayanya yang gratis, sehingga masyarakat bisa memiliki sertipikat hak
atas tanah, sehingga permasalahan permasalahan klaim tanah sepihak
ataupun mafia tanah bisa diminimalisirkan.” (Wawancara dengan US, 30
Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan oleh beberapa informan terkait sasaran/tujuan

program dapat dipahami bahwa Pelaksanaan program PTSL ini sudah tepat

sasaran, sesuai dengan tujuan pelaksanaan program dimana sudah banyak

masyarakat di Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate, dan Kelurahan

Bitowa Kecamatan Manggala, yang awalnya tanahnya belum terdaftar dan belum

memiliki sertipikat hak atas tanah, tanahnya sudah terdaftar dan bersertipikat,

capaian target penerbitan sertipikat dan pengukuran peta bidang tanah pada

pelaksanaan PTSL 2022, dapat dilihat pada tabel berikut.


7

Tabel 4.7 Capaian Target Pelaksanaan PTSL Kantor Pertanahan Kota


Makassar Tahun 2022
Capaian Capaian
Target (Bidang)
No Kelurahan (Bidang) Kinerja
PBT SHAT PBT SHAT (%)
1 Barombong 538 851 538 851 100
2 Bitowa 462 149 462 149 100
Jumlah 1.000 1.000 1.000 1.000 100
Sumber: Hasil olah data peneliti, Kantor Pertanahan Kota Makassar 2023

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat capaian pendaftaran tanah melalui

program PTSL pada Kantor Pertanahan Kota Makassar sudah memenuhi target

pada 2022 masing-masing sebanyak 1000 bidang tanah, untuk penerbitan

Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT) dan pengukuran Peta Bidang Tanah (PBT).

Sehingga dapat dipahami bahwa pelaksanaan program PTSL sudah berjalan sesuai

dengan tujuan, dan tepat sasaran.

Berdasarkan keseluruhan hasil wawancara bersama beberapa informan,

pengamatan langsung, dan dokumen pendukung dapat dilihat bahwa implementasi

program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar berdasarkan standar dan

tujuan kebijakan sudah berjalan dengan baik, hal tersebut dapat dilihat dari

tahapan pelaksanaan, standar dan mekanisme pelaksanaan program PTSL sudah

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dalam petunjuk

teknis yang diatur berdasarkan PERMEN ATR/BPN NO. 6 Tahun 2018, yang

bertujuan agar program PTSL ini dapat berjalan dengan baik. Serta didukung oleh

adanya sasaran dan tujuan dalam program PTSL yaitu ditujukan kepada seluruh

objek tanah yang belum memiliki sertifikat maupun yang sudah bersertipikat

untuk menjamin kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah. Dan dalam

pelaksanaannya, program PTSL sudah berjalan sesuai dengan tujuan, dan tepat

sasaran.
8

2) Sumber-Sumber Kebijakan

Sumber-sumber kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, dan sumber daya infrastruktur

(sarana dan prasarana). Dengan adanya sumber daya dalam pelaksanaan program

PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar, merupakan faktor penting untuk

pelaksanaan program berjalan dengan baik.

a) Sumber Daya Manusia

Kondisi suatu organisasi tentu sangat membutuhkan Sumber Daya

Manusia (SDM) untuk menjalankan visi, misi dan tujuan organisasi. Dalam

pelaksanaan program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar diharapkan

memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup, sesuai kuantitas dan

kualitasnya untuk menunjang program-program yang telah direncanakan.

Pelaksanaan program Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap (PTSL),

Kantor Pertanahan Kota Makassar telah membentuk tim kerja khusus PTSL yang

didasari oleh peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan

Nasional No. 6 Tahun 2018 Pasal 13 yang terdiri dari tim Panitia Ajudikasi,

Satgas Fisik, Satgas Yuridis, dan Satgas Administrasi yang merupakan gabungan

dari seluruh seksi yang ada di Kantor Pertanahan Kota Makassar. Adapun Tim

kerja yang telah dibentuk oleh Kantor Pertanahan Kota Makassar berdasarkan

Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Makassar Nomor: 56/SK-

73.71.UP.02.01/II/2022 Tentang Susunan Panitia Ajudikasi Percepatan, Satuan

Tugas Fisik, Yuridis, dan Administrasi Pelaksanaan PTSL Kota Makassar Tahun

2022, berjumlah 69 orang yang terdiri dari Panitia Ajudikasi berjumlah 12 orang
8

dari Kantor Pertanahan Kota Makassar, dan dua orang dari kelurahan barombong

dan bitowa, selain itu jumlah satgas fisik, yuridis, dan administrasi dari Kantor

Pertanahan Kota Makassar sendiri berjumlah 53 dari kantor Pertanahan Kota

Makassar dan 2 orang pendamping kelurahan barombong dan bitowa.

Mengenai jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan program PTSL

tersebut senada dengan pernyataan Bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi

PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Sesuai SK yang telah ditetapkan terkait pelaksana program PTSL,


Jumlah keseluruhan pelaksana program berjumlah 69 orang yang terdiri
dari Panitia Ajudikasi berjumlah 12 orang dari Kantor Pertanahan Kota
Makassar, dan dua orang dari kelurahan barombong dan bitowa, selain itu
jumlah satgas fisik, yuridis, dan administrasi dari Kantor Pertanahan Kota
Makassar sendiri berjumlah 53 dari kantor Pertanahan Kota Makassar dan
2 orang dari pendamping kelurahan barombong dan bitowa ”. (Wawancara
dengan AL, 31 Januari 2023).

Pelaksana program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ialah

pegawai Kantor Pertanahan Kota Makassar baik PNS, Maupun Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN). Sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu

US selaku Panitia PTSL yang menyatakan bahwa:

“Yang menjadi pelaksana program PTSL di kantor pertanahan kota


Makassar sendiri adalah pegawai PNS maupun PPNPN dan ASK yang
namanya ditetapkan dalam SK Panitia PTSL, yang terdiri dari ketua
panitia ajudikasi PTSL, wakil ketua bidang fisik dan yuridis, sekretaris,
panitia satgas fisik, yuridis, maupun administrasi, serta didikung oleh
desa/kelurahan setempat pada saat pelaksanaan program di lokasi yang
telah ditetapkan.” (Wawancara dengan US, 30 Januari 2023)

Sumber daya manusia dalam pelaksanaan program harus memiliki

kuantitas dan kualitas yang cukup agar pelaksanaan program PTSL dapat berjalan

dengan baik, kuantitas Sumber daya manusia dalam pelaksanaan PTSL ini adalah

jumlah pegawai yang menjadi pelaksana program. Berdasarkan hasil wawancara

bersama
8

bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan

Ruang yang menyatakan bahwa:

“ Jumlah pegawai yang menjadi pelaksana PTSL saya rasa sudah cukup
dan dapat melaksanakan program sesuai dengan tugas nya masing-masing,
karena jumlah panitia maupun satgas yang ditetapkan dalam SK
disesuaikan dengan jumlah target bidang tanah yang ditetapkan, serta
anggaran yang ditetapkan oleh pusat”. (Wawancara dengan AR, 30
Januari 2023)

Berdasarkan pernyataan AR dapat dipahami bahwa jumlah Panitia

pelaksana tugas dalam pelaksanaan program PTSL sudah cukup karena jumlah

panitia tersebut disesuaikan dengan target dan anggaran yang telah ditetapkan.

Namun, pernyataan berbeda di jelaskan oleh ibu US selaku Panitia PTSL yang

menyatakan bahwa:

“Sebagai salah satu panitia pelaksana program PTSL yang turun langsung
ke lokasi pelaksanaan program PTSL menurut saya Sumber Daya Manusia
dalam pelaksanaan PTSL ini masih kurang hal itu disebabkan karena
pegawai yang menjadi pelaksana program juga memiliki tugas rutin di
Kantor, sehingga pelaksana program harus menyeimbangkan pekerjaan
rutinitas maupun PTSL berjalan beriringan dengan tidak mengabaikan
kegiatan rutin. Selain itu, ada juga panitia yang namanya ada di Surat
Keputusan tersebut tidak menyelesaikan program PTSL hingga akhir
penugasan disebabkan oleh adanya Mutasi jabatan di Kantor Pertanahan
lain, sehingga hal ini juga menghambat pelaksanaan program”.
(Wawancara dengan US, 30 Januari 2023)

Berdasarkan pernyataan panitia PTSL tersebut, jumlah SDM atau panitia

pelaksana tugas dalam pelaksanaan PTSL belum cukup karena adanya beberapa

kendala yang dihadapi oleh panitia. Masih kurangnya SDM dalam pelaksanaan

program juga didukung oleh ibu DW selaku masyarakat kelurahan Barombong

yang menyatakan bahwa:

“ Kalau jumlah pegawainya saya rasa belum cukup karena banyaknya


warga yang mendaftarkan tanahnya, dan bidang tanah yang harus diukur
sedangkan panitia pelaksana yang melakukan pengukuran tanah
membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengukuran semua bidang
8

tanah dan pengumpulan berkas syarat dari Kantor Pertanahan menurut


saya masih kurang untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang
cepat”. (Wawancara dengan DW, 02 Februari 2023)

Berdasarkan pernyataan oleh beberapa informan, dapat dipahami bahwa

jumlah panitia pelaksana program PTSL belum cukup dalam pelaksanaan PTSL.

Adapun jumlah pegawai sesuai pembagian seksi dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4.8 Jumlah Pegawai berdasarkan Pembagian Tugas


Seksi Seksi Seksi Seksi
Kakan TU Seksi I Jumlah
II III IV V
Pria - 3 22 30 5 5 4 69
Wanita 1 17 10 42 5 5 7 87
Jumlah 1 20 32 72 10 10 11 156
Sumber: Hasil olah data peneliti, Kantor Pertanahan Kota Makassar 2023

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa pembagian tugas pegawai

di

seluruh seksi belum merata, selain itu, dari jumlah total pegawai 156 orang, hanya

69 orang yang menjadi pelaksana program PTSL. Masih kurangnya jumlah

pegawai dalam pelaksanaan program PTSL, didukung oleh hasil pengamatan

peneliti dimana pegawai pelaksana PTSL memiliki tugas wajib yang harus

diselesaikan di Kantor Pertanahan Kota Makassar terlebih dahulu, sebelum

menuju ke lokasi pelaksanaan PTSL, Sehingga waktu untuk pelaksanaan program

PTSL di lokasi tidak lama sehingga menghambat pengumpulan data fisik dan

yuridis pendaftar program PTSL (Observasi, 1 Februari 2023).

Selain kuantitas/jumlah pelaksana program PTSL, Kualitas pelaksana

program dalam pelaksanaan PTSL juga berpengaruh dalam pelaksanaan program.

Kemampuan pelaksana program dalam menjalankan tugasnya dijelaskan oleh

bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang

sekaligus wakil ketua panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan bahwa:


8

“ Tentu yang menjadi pelaksana program PTSL ini mampu memahami


program dan kompeten dalam menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya,
misalnya pegawai yang bertugas dalam pengumpulan data fisik dan yuridis
adalah pegawai PNS, PPNPN, Tenaga ukur yang menguasai bidang
tersebut sesuai dengan kompetensi dan jabatannya dalam bekerja”.
(Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023)

Kemampuan pelaksana program PTSL dalam memahami program dan

kompeten dalam menjalankan tugasnya, didukung oleh hasil wawancara bersama

bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL, yang menyatakan bahwa:

“ Pelaksana program PTSL ini adalah pegawai di Kantor Pertanahan Kota


Makassar yang diberikan tugas di lokasi PTSL sesuai dengan kompetensi
dan tugas rutinitasnya di Kantor Pertanahan Kota Makassar seperti ketua
panitia ajudikasi sendiri ialah Kepala Seksi Penetapan Hak dan
Pendaftaran, dan Kepala Seksi Survei dan Pemetaan, dan anggotanya
memiliki jabatan sebagai Penata Kadastral Pertama dan petugas ukur
dalam membantu mengumpulkan dan melakukan penelitian data fisik
warga, serta memiliki jabatan sebagai analis pertanahan dan penata
pertanahan pertama dalam membantu mengumpulkan dan melakukan
penelitian data yuridis warga, jadi pelaksana program sudah kompeten
dalam menjalankan tugas sesuai fungsinya”. (Wawancara dengan AL, 31
Januari 2023)

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan terkait sumber

daya manusia dalam pelaksanaan program PTSL, dapat dilihat bahwa

kuantitas/jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan program masih kurang,

meskipun kualitas sumber daya manusia sudah mampu dan kompeten dalam

pelaksanaan program PTSL.

b) Sumber Daya Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting

dalam mewujudkan pelaksanaan program PTSL di Kota Makassar, sarana dan

prasarana yang disediakan dalam pelaksanaan program PTSL ini dijelaskan oleh

bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang

yang menyatakan bahwa:


8

“ Sarana dan prasarana yang disediakan di Kantor Pertanahan ialah terkait


kebutuhan teknis pegawai seperti komputer, printer, Alat Tulis Kantor, alat
untuk ukur, dan pemetaan tanah, serta sarana untuk menyediakan
pengaduan masyarakat di lokasi pelaksanaan PTSL, dan sarana prasarana
lainnya”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023)

Adanya Sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung akan

mempengaruhi pelaksanaan program PTSL berjalan dengan baik, sebagaimana

yang dijelaskan oleh bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL, yang

menyatakan bahwa:

“Sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan program sudah


memadai dan mendukung dalam pelaksanaan program, karena sarana dan
prasarana hal ini juga didukung oleh anggaran untuk sarana dan prasarana
yang ditetapkan dalam DIPA Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun
Anggaran 2022”. (Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023)

Pernyataan ketua panitia Ajudikasi PTSL, didukung oleh pernyataan ibu

US selaku panitia program PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Untuk sarana dan prasarana yang ada di Kantor Pertanahan Kota


Makassar sendiri sudah memadai dan mendukung, namun yang menjadi
kendala pelaksana program ialah sarana dan prasarana di lokasi
pelaksanaan PTSL, Basecamp yang disediakan di lokasi pelaksanaan tidak
cukup untuk menampung semua panitia pelaksana, dan tidak terlalu aman
untuk menyimpan peralatan seperti komputer, printer, dll sehingga
menjadi salah satu kendala dalam pelaksanaan program”. (Wawancara
dengan US, 30 Januari 2023)
Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan terkait sarana

dan prasarana yang mendukung pelaksanaan PTSL, dapat dilihat bahwa sarana

dan prasarana dari Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam pelaksanaan program

sudah memadai dan mendukung, hal ini didukung oleh hasil pengamatan peneliti

di Kantor Pertanahan Kota Makassar pada 24 Januari 2023 dapat dilihat bahwa

dari sarana dan prasarana di kantor Pertanahan Kota Makassar memadai seperti
8

tersedianya loket pelayanan masyarakat, dan sarana prasarana seperti komputer,

print, sarana prasarana lainnya yang mendukung pelaksanaan program PTSL.

Sarana dan prasarana yang berada di Kantor Pertanahan Kota Makassar

sudah memadai, namun yang menjadi kendala ialah sarana dan prasarana yang

ada di lokasi pelaksanaan di kelurahan masih kurang memadai untuk semua

menampung semua panitia, dan menyimpan peralatan seperti komputer ataupun

printer.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung

terkait sumber-sumber kebijakan yang terdiri dari sumber daya manusia dan

sarana prasarana dalam pelaksanaan program PTSL, dapat dilihat bahwa

implementasi program PTSL berdasarkan sumber-sumber kebijakan sudah

berjalan baik, namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, hal ini

dilihat dari masih kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan

program meskipun kualitas sumber daya manusianya sudah menjalankan tugasnya

dengan baik. Selain itu, sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan

program PTSL juga sudah mendukung dan memadai dari Kantor Pertanahan Kota

Makassar, namun masih ada kekurangan sarana dan prasarana yang belum

menunjang dari lokasi pelaksanaan program PTSL.

3) Karakteristik Badan/Instansi Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting

karena kinerja implementasi program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

(PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Makassar akan sangat dipengaruhi oleh ciri

yang
8

tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya, hal ini bisa dilihat dari aspek

pembagian tugas dan tanggung jawab agen pelaksana program, dan adanya

Standard Operational Procedure (SOP).

Agen pelaksana dalam pelaksanaan program PTSL di Kota Makassar

sendiri ialah Kantor Pertanahan Kota Makassar, yang merupakan instansi vertikal

Badan Pertanahan Nasional. Karakteristik Kantor Pertanahan Nasional Kota

Makassar sebagai badan/instansi yang melaksanakan program PTSL di tingkat

kota Makassar, sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam

pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan data umum pendaftaran tanah, untuk

menjamin kepastian hukum hak atas tanah di Kota Makassar. Hal tersebut

didukung berdasarkan hasil wawancara bersama bapak AR selaku Koordinator

Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang yang menyatakan bahwa:

“ Pelaksanaan PTSL di Kota Makassar dilaksanakan oleh Kantor


Pertanahan Kota Makassar sesuai dengan karakteristik dan tugas pokok
dan fungsi kantor pertanahan dalam melaksanakan penetapan hak dan
pendaftaran tanah. Kantor Pertanahan Kota Makassar merupakan instansi
dibawah Kementrian ATR/BPN Provinsi Sulawesi Selatan yang
berwenang melaksanakan program PTSL di tingkat kota Makassar. Kantor
Pertanahan Kota Makassar merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan
Nasional yang bertugas melakukan pendaftaran hak atas tanah dan
pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah, untuk menjamin kepastian
hukum hak atas tanah di Kota Makassar. (Wawancara dengan AR, 30
Januari 2023)

Karakteristik agen pelaksana, juga dilihat dari perilaku pelaksana program

PTSL dalam memastikan seluruh staf dan pejabat mengetahui adanya program

PTSL. Berdasarkan hasil wawancara bersama ibu US Selaku Panitia PTSL, yang

menyatakan bahwa:

“ Tentu saja seluruh staff dan pejabat mengetahui program PTSL ini,
karena PTSL ini sudah dilaksanakan sejak 2017, dan program ini sudah
dilaksanakan setiap tahunnya, karena PTSL ini merupakan program yang
8

diinstruksikan oleh presiden dimana Kantor Pertanahan Kota Makassar


dibawah Kementrian ATR/BPN Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan
program PTSL untuk percepatan pendafataran tanah demi terdaftarnya
seluruh bidang tanah hingga 2025. sehingga seluruh staf dan pejabat
mengetahui adanya program PTSL ini”. (Wawancara dengan US, 30
Januari 2023)

Selain itu, kesiapan pelaksana program dalam mengimplementasikan

program PTSL, juga dijelaskan oleh bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi

PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Kesiapan pelaksana program dalam mengimplementasikan program


PTSL ini sudah siap, karena program PTSL ini bukan hal yang baru di
Kantor Pertanahan Kota Makassar, sehingga panitia program PTSL sudah
siap dan kompeten dalam melaksanakan program, dan pembagian tugas
dalam kegiatan PTSL ini sesuai dengan jabatan dan tugas mereka dalam
melaksanakan tugas pokok di Kantor Pertanahan Kota Makassar, seperti
yang menjadi panitia satgas yang bertugas mengumpulkan data fisik ialah
pegawai yang menguasai bidang pengukuran, survei dan pemetaan, dan
panitia satgas pengumpulan data yuridis ialah pegawai yang menguasai
bidang penetapan hak dan pendaftaran tanah”. (Wawancara dengan AL, 31
Januari 2023).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa pelaksana

program PTSL sudah siap dalam melaksanakan program, dimana pembagian

tugas pelaksana dalam menjalankan program PTSL di masyarakat sudah sesuai

dengan jabatan tugas mereka dalam melaksanakan tugas pokok di Kantor

Pertanahan Kota Makassar. Hasil tersebut didukung oleh jabatan/tugas pegawai

dan jabatan dalam tim panitia dan satgas fisik, yuridis, dan administrasi dalam

Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Makassar Nomor: 56/SK-

73.71.UP.02.01/II/2022 Tentang Susunan Panitia Ajudikasi Percepatan, Satgas

Fisik, Yuridis, dan Administrasi Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap Kota Makassar 2022, disajikan pada tabel berikut:


8

Tabel 4.9 Jabatan Pegawai Kantor Pertanahan Kota Makassar dan Jabatan
dalam Tim Panitia PTSL 2022 Kantor Pertanahan Kota Makassar
No. Nama Jabatan Jabatan dalam Tim
1 Aksara Alif Raja, S.E, Kepala Seksi Ketua Ajudikasi
M.Adm.SDA Penetapan Hak dan Kecamatan Tamalate
Pendaftaran
2 Dedi Rahmat Sukarya, Kepala Seksi Survei Ketua Ajudikasi
S.ST., M.H dan Pemetaan Kecamatan Manggala
3 Muhammad Fahmi Penata Kadastral Koordinator Tim
Mardin, SE Pertama Kecamatan Tamalate,
Kecamatan Manggala
4 Alan Aji Bintang, ST Analis Survei, Anggota Satgas Fisik
Pengukuran Dan
Pemetaan
5 Syamsur Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
6 Wan Livia Delicia, S.H Analis Hukum Anggota Satgas
Pertanahan Yuridis
7 Nurul Ilmi Muhlishah Petugas Yuridis Anggota Satgas
Aziz Yuridis
8 Sri Gusniati, S.E, M.M Kepala Sub. Bagian Anggota Satgas
Tata Usaha Administrasi
9 Umi Kalsum, S.H Analis Anggaran Anggota Satgas
Pertama Administrasi
10 Muhammad Syafik, S.E Analis Pengelolaan Anggota Satgas
Keuangan APBN Administrasi
Pratama
Sumber: Hasil olah data peneliti, Kantor Pertanahan Kota Makassar 2023

Selain itu, perilaku pelaksana program PTSL dalam melayani masyarakat

dalam pendaftaran tanah sistematis lengkap merupakan ukuran keberhasilan

implementsi program. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak AR selaku

Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang yang

menyatakan bahwa:

“ Pelaksana program PTSL dalam menjalankan tugasnya, melayani


masyarakat, mengumpulkan berkas untuk pendaftaran PTSL mampu
memberikan pelayanan dengan baik, sesuai dengan standar operasional
prosedur yang telah ditetapkan dalam Juknis PTSL, dan mempermudah
masyarakat dalam proses pendaftaran, semua masyarakat diberikan
pelayanan secara merata tanpa adanya perbedaan, dan pelaksana program
juga tidak boleh menerima biaya untuk pendaftaran tanah dari masyarakat,
9

karena tetap dilaksanakan pengawasan terhadap petugas pelaksana yang


turun di masyarakat, sehingga jika ada pelaksana program yang tidak
mengikuti aturan sesuai SOP akan dikenakan sanksi ”. (Wawancara
dengan AR, 30 Januari 2023).

Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara bersama bapak AZ

selaku Lurah Barombong menyatakan bahwa:

“ Pelaksana program PTSL dari kantor pertanahan Makassar dalam


melayani masyarakat tentu sudah baik dan sangat sopan, panitia mampu
bersinergi dengan masyarakat dan mampu menjelaskan kepada masyarakat
mengenai mekanisme pelaksanaan program sesuai dengan SOP nya,
dimana pelaksana tidak memberikan beban kepada masyarakat untuk
membayar sepeserpun kepada pihak pelaksana, karena biaya pada
pendaftaran tanah melalui program PTSL ini gratis tidak dipungut biaya”.
(Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa Kantor Pertanahan Kota Makassar merupakan badan/instansi

yang sudah menjalankan program PTSL sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Dimana karakteristik dari kantor pertanahan kota Makassar dilihat dari

perilaku pelaksana program PTSL dalam menjalankan tugasnya, Pelaksana

program menjalankan tugasnya sudah sesuai dengan SOP dari Petunjuk teknis

PTSL yang telah ditetapkan, dan dilakukan pula pengawasan langsung terhadap

petugas PTSL dalam melaksanakan tugasnya, sehingga jika ada penyimpangan

dapat diatasi dan setiap penyimpangan yang ada akan diberikan sanksi sesuai

dengan kesalahannya.

4) Komunikasi Antar Organisasi

Menurut Van Horn dan Van Mater dalam (Abdal, 2015) apa yang menjadi

standar tujuan harus dipahami oleh para individu (implementors) yang

bertanggung jawab atas pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu

standar dan tujuan harus dikomunikasikan kepada para pelaksana agar

kebijakan publik bisa


9

dilaksanakan dengan efektif. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi

kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan harus

konsisten dan seragam dari berbagai sumber informasi.

a. Komunikasi antar Organisasi yang terkait

Komunikasi antar organisasi adalah hubungan koordinasi yang muncul

antara kantor pertanahan Kota Makassar dengan pihak terkait selama proses

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di wilayah Kota

Makassar. Komunikasi ini terjalin antara pihak Kantor Pertanahan Kota Makassar,

Walikota, Camat, Lurah, maupun RT/RW terhadap masyarakat sehingga

pelaksanaan PTSL berjalan dengan optimal.

Mengenai komunikasi antar organisasi yang terkait dalam pelaksanaan

program dijelaskan oleh bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi

Pendaftaran Tanah Dan Ruang sekaligus wakil ketua panitia Ajudikasi PTSL yang

menyatakan bahwa:

“ Organisasi yang terlibat dalam kegiatan PTSL ini ialah pemerintah kota
Makassar, yang menginstruksikan ke kelurahan yang telah ditetapkan
dalam penetapan lokasi PTSL, didukung oleh pihak kepolisian, dan
kejaksaan”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari 2023).

Kemudian komunikasi awal antar organisasi dalam pelaksanaan PTSL

bersama organisasi terkait dijelaskan oleh ibu US Selaku Panitia PTSL, yang

menyatakan bahwa:

“ Penyuluhan dan sosialisasi pelaksanaan PTSL ini sudah dilaksanakan


sebelum pelaksanaan program di kelurahan yang telah ditetapkan dalam
penetapan lokasi PTSL. Kemudian pihak pelaksana melaksanakan
sosialisasi langsung ke masyarakat dibantu oleh pihak RT/RW Kelurahan
setempat”. (Wawancara dengan US, 30 Januari 2023).
9

Pernyataan Panitia PTSL tersebut, didukung oleh pernyataan bapak AZ

selaku Lurah Barombong menyatakan bahwa:

“ Pihak kantor pertanahan kota Makassar sudah melakukan penyuluhan di


awal pelaksanaan program di kelurahan dengan menjelaskan secara detail
mengenai program PTSL ini, mulai dari mekanisme tahapannya,
tujuannya, syarat-syarat untuk pendaftaran, dan lain sebagainya kepada
kelurahan yang diikuti oleh masyarakat termasuk RT dan RW yang
terkait”. (Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023)

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dilihat bahwa Kantor Pertanahan

Kota Makassar melaksanakan komunikasi dengan Walikota, Camat, Lurah,

maupun RT/RW dalam pelaksanaan PTSL yang didukung oleh pihak kepolisian

dan kejaksaan, dimana bentuk komunikasi awal dalam pelaksanaan PTSL ini ialah

melalui penyuluhan di awal pelaksanaan program PTSL bersama pihak kelurahan

yang telah ditetapkan sebagai lokasi PTSL.

Adapun bentuk koordinasi lurah bersama Kantor Pertanahan Kota

Makassar dalam pelaksanaan program PTSL ini ialah melalui koordinasi lurah

bersama pihak RT/RW setempat untuk membantu menjelaskan kepada warga

mengenai mekanisme program PTSL ini dan menginformasikan kepada

masyarakat mengenai persyaratan berkas untuk pendaftaran tanah melalui

program PTSL, sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak AZ selaku Lurah

Barombong menyatakan bahwa:

“ Koordinasi antara pihak kantor pertanahan kota Makassar dan Kelurahan


Barombong, ialah penetapan jumlah bidang tanah yang akan
disertipikatkan, dan berkoordinasi dengan pihak RT/RW di masing-masing
kelurahan agar masyarakat menyiapkan berkas data fisik dan yuridis serta
pemasangan tanda batas tanah untuk pendaftaran tanah melalui PTSL,
selain itu pihak kelurahan juga menyediakan tempat untuk dijadikan posko
untuk panitia pelaksana program dalam mengumpulkan berkas data fisik
dan yuridis untuk pendaftaran tanah melalui program PTSL, agar panitia
bisa bekerja lebih efisien”. (Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).
9

Komunikasi yang terjalin dengan baik bersama organisasi/instansi terkait

dalam pelaksanaan program PTSL ini juga menjadi salah faktor yang

mempengaruhi keberhasilan implementasi program PTSL. Sebagaimana

dijelaskan oleh bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan

bahwa:

“ Untuk komunikasi dan koordinasi dengan pihak kelurahan sendiri sudah


terjalin dengan baik, baik itu di kelurahan barombong maupun bitowa,
pihak kelurahan menerima dengan baik panitia satgas yang ada di lokasi,
membantu agar komunikasi dengan masyarakat dapat berjalan dengan
baik, agar informasi yang diberikan jelas dan tidak ada kesalahpahaman.
Misal jika ada lurah yang tidak menjalin komunikasi dengan baik dengan
Kantor Pertanahan Kota Makassar, maka kami mencoba menghubungi
Camat yang terkait untuk berkoordinasi dengan lurahnya, agar komunikasi
terus terjalin”. (Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan AL dapat dipahami bahwa komunikasi yang

terjalin antara pihak Kelurahan dengan Kantor Pertanahan Kota Makassar sudah

terjalin dengan baik, pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan bapak AZ

selaku Lurah Barombong menyatakan bahwa:

“ Komunikasi yang terjalin antar organisasi dalam pelaksana program


sudah terjalin dengan baik, dimana pihak kelurahan sering melakukan
pertemuan- pertemuan dengan pihak Kantor Pertanahan kota Makassar,
terkait pelaksanaan program PTSL ini, komunikasi terkait apa saja
kendala- kendala yang dihadapi masyarakat maupun panitia untuk terus
dikomunikasikan agar tidak terjadi permasalahan”. (Wawancara dengan
AZ, 02 Februari 2023).

Berdasarkan wawancara dari beberapa informan dapat dipahami bahwa,

Kantor Pertanahan Kota Makassar melaksanakan program PTSL melalui

komunikasi bersama Walikota, Camat, Lurah, maupun RT/RW yang didukung

oleh pihak kepolisian dan kejaksaan. Dalam pelaksanaannya komunikasi antar

organisasi/instansi tersebut sudah berjalan dengan baik.


9

b. Kejelasan informasi mengenai standar dan tujuan kebijakan

Komunikasi yang dijalankan dalam Implementasi Program Pendaftaran

Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) sangat diperlukan suatu informasi yang jelas

dari pelaku kebijakan sehingga dapat memahami apa yang menjadi isi, tujuan,

arah, kelompok sasaran (target group) kebijakan, sehingga pelaku kebijakan dapat

mempersiapkan hal-hal apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan

kebijakan, agar proses implementasi kebijakan bisa berjalan dengan efektif serta

sesuai dengan tujuan kebijakan itu sendiri. Kejelasan informasi mengenai standar

dan tujuan dari program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar ini sudah

jelas dan dapat dipahami sebagaimana hasil wawancara bersama ibu US Selaku

Panitia PTSL, yang menyatakan bahwa:

“ Informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai standar dan


tujuan maupun mekanisme program PTSL ini sudah jelas dan dapat
dipahami sesuai dengan Petunjuk Teknis pelaksanaan PTSL, walaupun
kadang ada informasi yang belum jelas pihak petugas pelaksana dari
Kantor Pertanahan akan menjelaskan kepada pihak yang terkait maupun
masyarakat baik secara langsung maupun melalui selebaran/pamflet atau
media sosial yang berisikan informasi terkait kegiatan PTSL”.
(Wawancara dengan US, 30 Januari 2023).

Kejelasan informasi yang berdasarkan hasil wawancara bersama panitia

PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar tersebut didukung oleh pernyataan

bapak AZ selaku Lurah Barombong menyatakan bahwa:

“ Informasi yang diberikan mengenai standar dan tujuan dari program


PTSL ini sudah jelas dan dapat dipahami, dimana mekanisme dan
prosedur, serta tujuan dari program ini dapat dipahami dengan baik oleh
pihak kelurahan maupun masyarakat penerima program, walaupun tidak
semua masyarakat mampu memahami dan mendapatkan informasi dengan
jelas karena daya tanggap masyarakat yang berbeda-beda, sehingga pihak
pelaksana program terus memberikan informasi terkait pelaksanaan
program PTSL ”. (Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).
9

Informasi yang diberikan terkait pelaksanaan program sudah jelas,

sebagaimana yang dijelaskan oleh ibu DW, masyarakat kelurahan Barombong

yang menyatakan bahwa:

“ Informasi yang diberikan terkait pelaksanaan mekanisme program PTSL


sudah jelas, namun masih tidak semua warga dapat memahami informasi
dengan cepat, karena setiap warga memiliki pemahaman yang berbeda-
beda, sehingga menyebabkan masih ada warga yang terlambat
mengumpulkan berkasnya”. (Wawancara dengan DW, 02 Februari 2023).

Berdasarkan pernyataan beberapa informan tersebut, dapat dipahami

bahwa informasi yang diberikan sudah jelas terkait kejelasan informasi yang

diberikan oleh pihak pelaksana, namun tidak semua warga dapat memahami

informasi terkait pelaksanaan program PTSL dengan cepat dan jelas karena setiap

warga memiliki daya tanggap dan pemahaman yang berbeda-beda.

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan tersebut,

menunjukkan bahwa komunikasi antar organisasi dalam hal pelaksanaan PTSL

cukup baik dengan cepat tanggapnya Kantor Pertanahan sebagai pelaksana,

contohnya langsung berkoordinasi dengan kelurahan yang ditetapkan sebagai

lokasi PTSL untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang PTSL, serta

memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami sehingga masyarakat

mudah memahami dan untuk menghindari timbulnya kebingungan masyarakat

terkait mekanisme dan syarat pendaftaran tanah sistematis lengkap.

5) Sikap Para Pelaksana

Menurut pendapat Van Metter dan Van Horn dalam (Abdal, 2015) “ sikap

penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat


9

mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi

warga setempat yang mengenal permasalahan dan persoalan yang mereka rasakan.

a. Sikap Pelaksana

Sikap Para Pelaksana merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki

oleh pelaksana kebijakan dan disposisi implementor yaitu bagaimana sikap para

pelaksana kegiatan yang berkaitan erat dengan bagaimana sikap petugas

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) kepada masyarakat Kota

Makassar sehingga hasil pelaksanaan program dapat terlihat secara optimal.

Berkaitan dengan sikap pelaksana terhadap masyarakat penerima program

PTSL dijelaskan oleh bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi

Pendaftaran Tanah Dan Ruang yang menyatakan bahwa:

“ Sikap petugas pelaksana terhadap sasaran penerima program tetap


memberikan pelayanan kepada masyarakat secara merata, tanpa adanya
perbedaan, kalau dari perilaku petugas pelaksana tentu mereka memiliki
watak yang berbeda-beda namun mereka tetap memberikan pelayanan
dengan baik, dan kinerja mereka sangat baik dilihat dari jumlah target
PTSL yang telah diselesaikan ”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari
2023).

Berdasarkan pernyataan AR dapat dipahami bahwa perilaku petugas

terhadap masyarakat pada saat memberikan pelayanan sudah baik dilihat dari

kinerja dan dilihat dari jumlah PTSL yang telah diselesaikan di Kota Makassar.

Pernyataan AR tersebut didukung oleh pernyataan hasil bapak AL selaku Ketua

Panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Kalau masalah sikap/perilaku petugas pelaksana PTSL kepada


masyarakat penerima program tentu memberikan pelayanan kepada
masyarakat dengan baik agar masyarakat, merasa nyaman, namun kembali
lagi kepada masyarakat meskipun petugas pelaksana PTSL telah
memberikan pelayanan dengan baik, pasti ada masyarakat yang merasa
kurang puas dengan pelayanan yang diberikan”. (Wawancara dengan AL,
31 Januari 2023).
9

Berdasarkan hasil wawancara bersama para pelaksana program PTSL

dapat dilihat bahwa sikap pelaksana dalam menjalankan program PTSL di Kota

Makassar sudah baik, pernyataan tersebut didukung oleh pernyataan ibu SM yang

merupakan masyarakat penerima program PTSL, yang menyatakan bahwa:

“ Sebagai salah satu penerima program Pendaftaran Tanah Sistematis


Lengkap (PTSL) yang di laksanakan oleh Pertanahan Kota Makassar saya
melaksanakan komunikasi dengan berhubungan langsung dengan petugas
PTSL dan mereka semua memberikan pelayanannya dengan baik dan
selalu memberikan pengarahan yang baik dan cukup ramah, dan
memberikan penjelasan-penjelasan yang mudah dipahami ”. (Wawancara
dengan SM, 02 Februari 2023).

Berdasarkan wawancara bersama beberapa informan dapat dilihat bahwa

sikap pelaksana dalam menjalankan program PTSL di Kota Makassar sudah baik,

walaupun masih ada masyarakat yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang

diberikan, namun hal tersebut tidak berdampak pada kinerja pegawai yang

menyelesaikan target PTSL di kota Makassar.

b. Respon Penerima Program

Respon penerima Program PTSL terhadap pelaksanaan program PTSL ini

juga mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan Program PTSL di Kantor

Pertanahan Kota Makassar. Berkaitan dengan respon masyarakat penerima

program PTSL dijelaskan oleh bapak AZ selaku Lurah Barombong yang

menyatakan bahwa:

“Respon masyarakat dalam pelaksanaan program PTSL sangat menerima


dengan baik, masyarakat berharap program ini terus dijalankan agar
seluruh masyarakat dapat memiliki hak kepemilikan atas tanah yang sah
melalui sertipikat”. (Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).

Berdasarkan wawancara bersama Lurah Barombong dapat dilihat bahwa

masyarakat menerima dengan baik pelaksanaan program PTSL ini. Kemudian


9

adapun hasil wawancara bersama ibu US Selaku Panitia PTSL, yang menyatakan

bahwa:

“ Kalau terkait dengan respon masyarakat, respon masyarakat tentu sangat


baik dan tertarik dengan program ini, meskipun awalnya ada masyarakat
yang merasa acuh dan apatis karena menganggap program ini memerlukan
pembayaran dalam proses pendaftaran tanahnya”. (Wawancara dengan
US, 30 Januari 2023).

Berdasarkan pernyataan US selaku panitia PTSL, dapat dilihat bahwa

respon masyarakat dalam pelaksanaan program PTSL ini sangat diterima dengan

baik di masyarakat. Pernyataan tersebut didukung oleh hasil wawancara bersama

masyarakat penerima program PTSL di kelurahan Barombong yaitu bapak NS

Masyarakat penerima program PTSL Kelurahan Barombong yang menyatakan

bahwa:

“ Program PTSL ini sangat bagus karena sangat membantu masyarakat


yang tidak memiliki kepemilikan hak atas tanah yang sah, hanya memiliki
alas hak kepemilikan saja, apalagi proses pendaftarannya tidak perlu
datang ke kantor pertanahan untuk antri, tetapi petugas dari Kantor
Pertanahan yang datang untuk mengumpulkan berkas”. (Wawancara
dengan NS, 02 Februari 2023).

Selanjutnya, wawancara bersama ibu SM Masyarakat penerima program

PTSL di Kelurahan Barombong, yang menyatakan bahwa:

“ Saya sebagai penerima program ini sangat merasa program ini sangat
baik dan sangat diterima dengan baik tentunya di masyarakat karena
program PTSL ini masyarakat diberikan kemudahan dalam pembayaran
terutama bagi masyarakat yang terkendala dana, karena proses
pendaftarannya yang gratis dan tidak memerlukan biaya”. (Wawancara
dengan SM, 02 Februari 2023)

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan tersebut dapat dilihat

bahwa respon penerima program PTSL ini sangat baik dan antusias karena

terdapat banyak kemudahan-kemudahan dalam percepatan pendaftaran tanah

melalui PTSL,
9

sebagaimana pernyataan ibu DW Masyarakat penerima program PTSL di

Kelurahan Barombong, yang menyatakan bahwa:

“ Sebagai salah satu penerima program PTSL yang mendapatkan sertipikat


Hak Atas Tanah dari Kantor Pertanahan Kota Makassar, merasa bahwa
program ini sangat bagus, karena banyak kemudahan-kemudahan yang
diberikan dalam proses pengurusannya, dimulai dari syarat pendaftaran
yang tidak sesulit pendaftaran secara rutin ke kantor pertanahan tidak
memerlukan legalisir berkas, dan lain sebagainya, dan petugas juga
langsung datang mengukur bidang tanah, sehingga prosesnya cepat yang
biasanya penerbitan sertipikat membutuhkan waktu yang lama, melalui
PTSL ini sertipikat hak atas tanah bisa cepat diterbitkan oleh Kantor
Pertanahan Kota Makassar”. (Wawancara dengan DW, 02 Februari 2023)

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan dapat dilihat

bahwa sikap pelaksana dalam pelaksanaan program PTSL ini sangat baik ditandai

dengan sikap pelaksana yang menjalankan program dengan baik, sesuai dengan

PERMEN ATR/BPN No. 6 Tahun 2018 yang memberikan kemudahan-

kemudahan bagi masyarakat dalam proses pengurusannya, datang langsung ke

lokasi PTSL yang telah ditetapkan untuk mengumpulkan berkas data fisik, dan

yuridis, serta melakukan pengukuran tanah dengan sikap yang baik tanpa adanya

perbedaan sikap kepada masyarakat, mengarahkan masyarakat dengan ramah pada

saat memberikan pelayanan.

6) Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Adanya dukungan dari lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan

kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik

yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi

kebijakan. Oleh karena itu, upaya untuk mengimplementasikan program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di kantor pertanahan kota

Makassar
10

harus memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal yaitu kondisi

sosial dan ekonomi dan politik pelaksana kebijakan.

Terkait peran lingkungan ekonomi, sosial, dan politik dalam mendukung

program PTSL dijelaskan oleh Bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL

yang menyatakan bahwa:

“ Lingkungan ekonomi, sosial, maupun politik pastinya mendukung


pelaksanaan program PTSL ini, kondisi ekonomi setiap warga mungkin
berbeda-beda namun ini tidak menjadi masalah karena program PTSL ini
gratis tidak mengeluarkan banyak biaya, sehingga lingkungan ekonomi
masyarakat mendukung pelaksanaan program, selain itu lingkungan sosial
juga mendukung karena masyarakat saling membantu dalam memberikan
informasi mengenai PTSL dibantu oleh Kelurahan maupun RT/RW dalam
melengkapi berkas untuk pendaftaran tanah melalui PTSL, serta peran
lingkungan politik dalam pelaksanaan program PTSL dimana dalam hal ini
didukung oleh kepala daerah setempat, yaitu walikota, camat, maupun
lurah”. (Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua Panitia Ajudikasi PTSL dapat

dilihat bahwa lingkungan ekonomi, sosial, dan politik memiliki peran dan

mendukung pelaksanaan program PTSL, namun adapun hasil wawancara bersama

Ibu US selaku Panitia PTSL terkait Peran lingkungan ekonomi, sosial, dan politik

yang menyatakan bahwa:

“ Kondisi lingkungan ekonomi, sosial, dan politik cukup mendukung


dalam pelaksanaan program PTSL ini, namun yang menjadi kendala ialah
karena karena kondisi ekonomi setiap warga yang berbeda, kebanyakan
masyarakat berada pada golongan ekonomi menengah, dan lingkungan
sosial dimana pemahaman masyarakat akan pentingnya kepemilikan
sertipikat hak atas tanah masih rendah, masih ada masyarakat yang tidak
peduli untuk mendaftarkan tanahnya karena mereka takut pajak PBB nya
naik, dan proses pendaftarannya yang membutuhkan waktu lama, namun
setelah dilakukan sosialisasi dan penyuluhan dengan warga mereka sudah
mulai memahami dan mereka menyiapkan berkas untuk mendaftarkan
tanahnya". (Wawancara dengan US, 30 Januari 2023)
10

Berdasarkan pernyataan PTSL tersebut dapat dilihat bahwa lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik memiliki peran yang cukup dalam mendukung dalam

program PTSL namun terdapat kendala dari lingkungan ekonomi, sosial, maupun

politik dalam pelaksanaannya.

Adapun kendala dalam pelaksanaan program PTSL, sebagaimana hasil

wawancara bersama bapak AZ selaku Lurah Barombong yang menyatakan

bahwa:

“ Kendala yang dihadapi pelaksanaan program PTSL ini tentu saja ada,
kendala yang dihadapi yaitu masih ada masyarakat yang mengumpulkan
data yang tidak jelas alas hak kepemilikan atas tanahnya, seperti tanah
waris yang pembagiannya belum jelas, ataupun tanah yang memiliki
perkara batas, selain itu masih ada masyarakat yang tidak mau
mendaftarkan tanahnya karena tidak mau pajak tanahnya akan bertambah”.
(Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).

Pernyataan Lurah Barombong tersebut didukung oleh pernyataan bapak

AR selaku Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang, yang

menyatakan bahwa:

“ Kalau masalah kendala tentu dalam pelaksanaan PTSL tentu ada, salah
satunya yaitu ada tanah yang pemiliknya tidak tinggal di lokasi tersebut,
atau tanah yang tidak jelas pemiliknya siapa, sehingga menjadi kendala
dalam mengidentifikasi tanah”. (Wawancara dengan AR, 30 Januari
2023).

Terkait kendala dari lingkungan ekonomi, sosial, maupun politik tersebut

dijelaskan pula oleh bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL yang

menyatakan bahwa:

“ Kendalanya yaitu setiap lokasi tentu memiliki lingkungan ekonomi dan


sosial yang berbeda-beda, masih ada masyarakat yang merasa tidak peduli
terhadap program PTSL ini karena setiap masyarakat memiliki kesibukan
masing-masing sehingga mereka terlambat untuk mengumpulkan berkas
untuk pendaftaran, sehingga menghambat dalam proses penilaian dan
penetapan oleh panitia PTSL dan menghambat penerbitan sertipikat”.
(Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023).
10

Namun, selain kendala dari lingkungan ekonomi, sosial, dan politik,

Pelaksanaan Program PTSL ini memiliki dampak positif bagi lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik di masyarakat. Adapun dampak dari pelaksanaan

program PTSL dijelaskan oleh bapak AR selaku Koordinator Kelompok Substansi

Pendaftaran Tanah Dan Ruang, yang menyatakan bahwa:

“ Dalam pelaksanaan program PTSL ini semuanya terdampak, baik itu


lingkungan ekonomi, sosial, maupun politik. Dimana dalam pelaksanaan
PTSL mempunyai nilai ekonomi yang lumayan besar apabila
dibandingkan dengan pendaftaran secara rutin, karena pendaftaran rutin di
kantor pertanahan bernilai 25% pada saat pengurusan BPHTB dari tanah
yang disertifikatkan, sementara terkait program PTSL gratis tetapi hanya
bagi yang pertama kali mendaftarkan tanah”. (Wawancara dengan AR, 30
Januari 2023).

Pernyataan Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan

Ruang tersebut didukung oleh pernyataan bapak AZ selaku Lurah Barombong

yang menyatakan bahwa:

“ Ada banyak dampak dari pelaksanaan program PTSL ini, yaitu dari sisi
ekonomi nilai jual tanah akan meningkat dengan kepemilikan sertipikat,
dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menggunakan
sertipikat sebagai jaminan untuk memberikan akses kredit, sehingga akses
permodalan bagi masyarakat lebih mudah, sehingga dapat membantu
perekonomian masyarakat, sedangkan dampak sosial yang didapatkan
melalui program PTSL ini ialah masyarakat merasa aman karena memiliki
kepemilikan yang sah atas tanahnya, sehingga dapat menghindari konflik
batas tanah, selain itu melalui PTSL ini mampu memberikan manfaat bagi
pemerintah daerah mampu mendorong peningkatan penerimaan negara
baik itu pajak, BPHTB maupun PBB ”. (Wawancara dengan AZ, 02
Februari 2023).

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan, dapat dilihat

bahwa lingkungan ekonomi, sosial, dan politik memiliki peran yang cukup

mendukung dalam pelaksanaan program PTSL, namun memiliki kendala dari

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik dalam pelaksanaannya seperti masih ada
10

pemahaman masyarakat yang kurang akan pentingnya kepemilikan hak atas tanah

yang sah, dan tidak mau pajak tanahnya akan bertambah, sehingga masyarakat

tidak mendaftarkan tanahnya, selain itu masih ada masyarakat yang

mengumpulkan berkas yang alas hak kepemilikan atas tanahnya masih belum kuat

dan jelas, dan tanahnya dalam proses perkara. Serta keterlambatan masyarakat

yang ingin mengumpulkan berkas untuk pendaftaran.

Namun, di sisi lain pelaksanaan program PTSL ini memiliki dampak bagi

lingkungan ekonomi, yaitu dari nilai jual tanah akan meningkat dengan

kepemilikan sertipikat, dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

menggunakan sertipikat sebagai jaminan untuk memberikan akses kredit,

sehingga akses permodalan bagi masyarakat lebih mudah, dan dapat membantu

perekonomian masyarakat, sedangkan dampak sosial yang didapatkan melalui

program PTSL ini ialah masyarakat merasa aman karena memiliki kepemilikan

yang sah atas tanahnya, sehingga dapat menghindari konflik batas tanah, selain

itu melalui PTSL ini mampu memberikan manfaat bagi pemerintah daerah

mampu mendorong peningkatan penerimaan negara baik itu pajak, BPHTB

maupun PBB.

Tabel 4.10 Hasil Penelitian Implementasi Program PTSL Pada Kantor


Pertanahan Kota Makassar

Dimensi Kurang Baik Cukup Baik Baik


Standar dan Tujuan Kebijakan √
Sumber-Sumber Kebijakan √
Karakteristik Badan/Instansi √
Komunikasi Antar Organisasi √
Sikap Pelaksana √
Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan

Politik
Sumber: Hasil olah data penelitian Implementasi PTSL Pada Kantor
Pertanahan Kota Makassar, 2023
10

Berdasarkan tabel tersebut, hasil penelitian implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota

Makassar sudah berjalan dengan baik, berdasarkan standar dan tujuan kebijakan,

karakteristik badan, komunikasi antar organisasi, dan sikap pelaksana. Walaupun

masih terdapat kekurangan dalam sumber-sumber kebijakan, dan lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kantor Pertanahan Kota

Makassar

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Program Pendaftaran

Tanah Sistematis Lengkap di Kantor Pertanahan Kota Makassar terdiri dari faktor

pendukung dan faktor penghambat, yang diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung yaitu faktor yang sifatnya turut mendorong,

menyokong, melancarkan, menunjang, membantu, mempercepat terjadinya

sesuatu. Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan maka adapun faktor

pendukung dalam pelaksanaan program Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap

(PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Makassar disimpulkan sebagai berikut:

1) Landasan Hukum

Landasan hukum adalah peraturan yang menjadi dasar dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Dengan adanya landasan hukum suatu

kegiatan yang dilaksanakan harus berdasarkan hukum/peraturan yang berlaku

seperti adanya peraturan presiden dan menteri, untuk mendukung pelaksanaan

program PTSL. Implementasi program PTSL di Kantor Pertanahan Kota

Makassar dilandasi oleh


10

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 6

Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, dimana kebijakan ini

dikeluarkan atas dasar Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria, peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997

tentang pendaftaran tanah, dan Instruksi presiden (INPRES) No. 2 Tahun 2018

tentang percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap di seluruh wilayah

republik Indonesia, agar terdaftarnya seluruh bidang tanah di seluruh wilayah

Indonesia. Sebagaimana hasil wawancara bersama ibu US selaku Panitia PTSL,

yang menyatakan bahwa:

“ Pelaksanaan program PTSL ini didukung oleh adanya Peraturan Menteri


Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6
Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, yang menjadi
landasan dalam pelaksanaan program dimana program ini tidak akan
berjalan dengan baik jika tidak ada yang mengacu pada UUPA. No. 5
Tahun 1960 kemudian Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, dimana terbitnya landasan hukum tersebut atas
dasar perintah langsung dari presiden dalam Instruksi presiden No. 2
Tahun 2018 tentang percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap di
seluruh wilayah republik Indonesia”. (Wawancara dengan US, 30 Januari
2023).

Pernyataan Panitia PTSL tersebut didukung oleh hasil wawancara bersama

bapak AL selaku ketua panitia ajudikasi PTSL, yang menyatakan bahwa:

“ Pelaksanaan PTSL ini didukung dengan adanya landasan hukum


Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap, yang didalamnya terdapat mekanisme, prosedur, pelaksanaan
PTSL yang menjadi acuan dan menjadi ketetapan pelaksanaan program
PTSL, sehingga kami melaksanakan program memiliki landasan agar
pelaksanaan dapat berjalan dengan baik”. (Wawancara dengan AL, 31
Januari 2023).

Berdasarkan hasil wawancara bersama beberapa informan dapat dilihat

bahwa pelaksanaan program PTSL didukung oleh adanya landasan hukum yang
10

jelas untuk pelaksanaan program PTSL yaitu Peraturan Menteri Agraria dan Tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasonal Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, sebagai acuan untuk pelaksanaan program

PTSL dan menjadi acuan untuk membuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan

terkait mekanisme dan prosedur pelaksanaan agar pelaksanaan kegiatan program

PTSL ini berjalan dengan baik.

2) Komunikasi dan Kerja sama antar Organisasi

Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan oleh manusia

sebagai makhluk sosial. Komunikasi merupakan salah satu cara agar seseorang

ataupun kelompok, organisasi, dan masyarakat menggunakan informasi agar

dapat terhubung dengan organisasi lain.

Dalam pelaksanaan program PTSL, Komunikasi yang baik antar

organisasi merupakan faktor pendukung pelaksanaan program PTSL ini,

sebagaimana hasil wawancara bersama bapak AR selaku Koordinator Kelompok

Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang, yang menyatakan bahwa:

“ Pelaksanaan PTSL ini berjalan dengan baik didukung dengan adanya


komunikasi dan kerja sama yang baik antara Kantor Pertanahan Kota
Makassar dengan Stakeholder yang terkait seperti walikota, camat, lurah,
RT/RW, Kepolisian dan kejaksaan, komunikasi dengan antar organisasi
berjalan dengan baik, seperti komunikasi dengan walikota untuk
mempersiapkan camat untuk pelaksanaan program untuk diinformasikan
ke lurah masing-masing terkait pelaksanaan program, dan jika ada kendala
yang terjadi di lapangan seperti misalnya ada pihak yang tidak mendukung
pelaksanaan program PTSL akan dilaporkan diatasannya untuk
mengkomunikasikan permasalahan tersebut agar diberikan solusi sehingga
pelaksanaan program dapat berjalan sebagaimana mestinya ”. (Wawancara
dengan AR, 30 Januari 2023).
10

Pernyataan Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan

Ruang tersebut didukung oleh hasil wawancara bersama bapak AZ selaku Lurah

Barombong, yang menyatakan bahwa:

Komunikasi yang terjalin antar organisasi dalam pelaksana program sudah


terjalin dengan baik, dimana pihak kelurahan sering melakukan
pertemuan- pertemuan dengan pihak Kantor Pertanahan kota Makassar,
terkait pelaksanaan program PTSL ini, komunikasi terkait apa saja
kendala- kendala yang dihadapi masyarakat maupun panitia untuk terus
dikomunikasikan agar tidak terjadi permasalahan.

Berdasarkan hasil wawancara oleh beberapa informan, dan pengamatan

langsung yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat bahwa Komunikasi yang baik

antar organisasi menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program PTSL.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah suatu faktor yang sifatnya menghambat atau

dapat menjadi kendala-kendala dalam implementasi program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL). Terkait faktor penghambat dalam pelaksanaan

program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar, berikut hasil dijelaskan

wawancara bersama ibu US Selaku Panitia PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Faktor yang menjadi penghambat pelaksanaan PTSL ini ialah minimnya


sumber daya manusia, panitia pelaksana program PTSL masih kurang
sedangkan target untuk pendaftaran tanah banyak hal itu disebabkan
karena pegawai PNS maupun PPNPN yang menjadi pelaksana program
juga memiliki tugas rutin di Kantor, sehingga pelaksana program harus
menyeimbangkan pekerjaan rutinitas maupun PTSL berjalan beriringan
dengan tidak mengabaikan kegiatan rutin”. (Wawancara dengan US, 30
Januari 2023)

Kebutuhan akan sumber daya manusia sangat menentukan dalam

keberhasilan pelaksanaan PTSL. Namun berdasarkan hasil wawancara bersama

panitia PTSL tersebut, salah satu faktor penghambat pelaksanaan PTSL di Kantor
10

Pertanahan Kota Makassar ialah sumber daya manusia dalam pelaksanaan

program PTSL yang menjadi panitia, satgas fisik, dan yuridis masih kurang.

Minimnya sumber daya manusia dalam pelaksanaan program PTSL,

didukung oleh hasil pengamatan peneliti pada 30 Januari 2023, dimana panitia

pelaksana program PTSL ini juga memiliki tugas rutin di kantor yang

diselesaikan, sedangkan di sisi lain mereka juga memiliki tugas untuk

mengumpulkan data fisik dan data yuridis masyarakat. Sedangkan jumlah target

pendaftaran tanah yang banyak dan jumlah sumber daya manusia yang masih

kurang.

Selain itu, faktor penghambat pelaksanaan PTSL dijelaskan oleh bapak

AR selaku Koordinator Kelompok Substansi Pendaftaran Tanah Dan Ruang yang

menyatakan bahwa:

“ Faktor penghambat pelaksanaan PTSL ini adalah masih adanya tanah


yang belum terselesaikan permasalahan tanahnya atau dengan kata lain
tanahnya masih dalam sengketa baik itu sengketa batas tanahnya maupun
sengketa kepemilikan tanahnya, yang permasalahan tanahnya masih dalam
proses penyelesaian di pengadilan, dengan adanya permasalahan sengketa
tersebut menyebabkan terhambatnya proses pendaftaran tanah, sehingga
harus menunggu tanahnya selesai dalam proses perkara”. (Wawancara
dengan AR, 30 Januari 2023).

Faktor penghambat pelaksanaan program PTSL terkait masih adanya

permasalahan sengketa batas maupun sengketa kepemilikan didukung oleh

pernyataan bapak AL selaku Ketua Panitia Ajudikasi PTSL yang menyatakan

bahwa:

“ Masih ada tanah yang belum selesai pembagian kewarisannya, dan


permasalahan terkait penentuan batas tanahnya serta kepemilikan atas
tanahnya yang tidak jelas dan masih dalam penyelesaian proses hukum
menghambat proses pengukuran oleh petugas pelaksana di lapangan,
sehingga menjadi faktor penghambat pelaksanaan program PTSL ini”.
(Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023)
10

Berdasarkan hasil wawancara bersama informan tersebut dapat dilihat

bahwa masih adanya tanah yang masih memiliki permasalahan/sengketa dalam

penentuan batas dan kepemilikan hak atas tanahnya menjadi faktor penghambat

pelaksanaan program PTSL. Ketidakjelasan batas bidang tanah oleh pemegang

hak atas tanah yang pada akhirnya menyebabkan tumpang tindih batas bidang

tanahnya antar sesama warga setempat karena kurangnya kesadaran masyarakat

dalam memelihara batas tanah tersebut.

Selain itu, adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan PTSL dijelaskan

oleh Bapak AZ selaku Lurah Barombong yang menyatakan bahwa:

“ Faktor penghambat yang juga menghambat pelaksanaan program PTSL


ini adalah keterlambatan masyarakat dalam mengumpulkan berkas syarat
administrasi pendaftaran, hal ini disebabkan oleh bidang tanah masih
berstatus milik bersama karena berasal dari tanah warisan yang belum
terbagi, pemilik tanah berdomisili diluar kabupaten dan tidak dapat
dihubungi, riwayat tanah yang terputus membuat lurah tidak berani
membuat alas hak sebagai dasar penerbitan sertipikat. Sehingga ini
menghambat pengumpulan berkas administrasi pendaftaran PTSL”.
(Wawancara dengan AZ, 02 Februari 2023).

Keterlambatan masyarakat dalam mengumpulkan syarat administrasi

didukung oleh hasil pengamatan peneliti pada saat pengumpulan berkas PTSL

pada 27 Januari 2023, kebanyakan masyarakat belum mengumpulkan berkasnya

karena mereka harus memiliki alas hak kepemilikan tanah atas nama pemohon,

jika nama dalam alas hak masih nama orang tua dan merupakan tanah warisan,

maka harus menggunakan surat persetujuan seluruh saudara kandung untuk

mendapatkan alas hak atas kepemilikan tanah yang kuat sebagai persyaratan

pendaftaran program PTSL.


11

Selain itu, adapun faktor penghambat pelaksanaan program PTSL

disebabkan oleh masyarakat pendaftar tanah melalui PTSL yang belum memasang

patok batas bidang tanah, Sebagaimana yang dijelaskan oleh bapak AL selaku

ketua panitia ajudikasi PTSL yang menyatakan bahwa:

“ Faktor yang menjadi penghambat program PTSL ini adalah karena


masyarakat yang mendaftarkan tanahnya melalui program PTSL ini masih
ada yang belum memasang patok batas bidang tanah sehingga
menghambat petugas ukur dalam mengukur bidang tanah, serta pihak tidak
hadir pada waktu penetapan batas tanah, karena kesibukan pemilik tanah
dan atau sulit mencari pemilik tanah disebabkan karena berdomisili di luar
kabupaten, juga menjadi penghambat proses pendaftaran tanah sistematis
lengkap dalam rangka terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah
republik Indonesia ”. (Wawancara dengan AL, 31 Januari 2023)

Pemasangan patok dalam proses pendaftaran tanah baik melalui PTSL

maupun sporadik ini menjadi kewajiban pemilik tanah untuk mencegah terjadinya

tumpang tindih (overlapping) batas bidang tanahnya, karena tidak jelasnya batas

bidang tanah. Solusi untuk mempercepat pengukuran bidang tanah melalui

program PTSL ialah memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat

tentang pentingnya memasang patok batas bidang tanahnya.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan, peneliti

menyimpulkan bahwa ada berbagai faktor penghambat dalam implementasi

program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kantor Pertanahan Kota

Makassar, yaitu antara lain disebabkan oleh faktor minimnya sumber daya

manusia, masih adanya tanah yang masih memiliki permasalahan/sengketa,

Keterlambatan masyarakat dalam mengumpulkan syarat administrasi, masyarakat

yang belum memasang patok batas bidang tanah sehingga menghambat proses

pengukuran bidang tanah oleh petugas pelaksana program.


11

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan salah

satu Program Nawa Cita Presiden Jokowidodo atas dasar Instruksi presiden

(INPRES) No. 2 Tahun 2018 tentang percepatan pendaftaran tanah sistematis

lengkap di seluruh wilayah republik Indonesia. Program PTSL dilaksanakan oleh

Kementrian ATR/BPN yang dilandasi oleh adanya Peraturan Menteri ATR/BPN

No. 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Tujuan dari

program PTSL ini adalah terpetakan dan terdaftarnya seluruh bidang tanah yang

ada di Indonesia, serta untuk mempercepat penyelesaian Pendaftaran Tanah

melalui penerbitan sertifikat tanah. Untuk membantu pelaksanaan PTSL di

Kabupaten/Kota Kementrian ATR/BPN menginstruksikan kepada Badan

Pertanahan Nasional Provinsi untuk mengarahkan kepada Kantor Pertanahan yang

di Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap di Kabupaten/Kota, salah satu Kantor Pertanahan yang melaksanakan

program PTSL ialah Kantor Pertanahan Kota Makassar.

Kantor Pertanahan Kota Makassar melaksanakan program Pendaftaran

Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di kota Makassar, dan pada tahun 2022 Kantor

Pertanahan Kota Makassar mendapatkan jatah 1.000 sertifikat dalam pelaksanaan

program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di Kelurahan Barombong

dan Bitowa sebagai lokasi yang telah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan Kota

Makassar dan menargetkan bidang tanah terdaftar melalui program PTSL di

kantor Pertanahan Kota Makassar ini dapat diselesaikan. Jangka waktu kerja oleh

Kantor pertanahan Kota Makassar dalam pelaksanaan program PTSL adalah 1

tahun anggaran yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan akhir bulan

Desember.
11

Pembahasan hasil merupakan interpretasi atau penggambaran hasil

penelitian terhadap temuan yang terjadi dilapangan serta penafsiran hasil akhir

dalam melakukan pengujian data dihubungkan pada teori yang digunakan. Hal ini

bertujuan agar dapat mengembangkan teori serta mendeskripsikan hasil data

penelitian berdasarkan fakta dilapangan.

1. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di

Kantor Pertanahan Kota Makassar

Pada penelitian ini, peneliti mendalami implementasi program PTSL di

Kantor Pertanahan Kota Makassar dengan menggunakan teori Van Meter dan Van

Horn (1975) dalam (Wahab, 2016) antara lain: standar dan tujuan kebijakan,

sumber-sumber kebijakan, karakteristik badan/instansi pelaksana, komunikasi

antar organisasi, sikap para pelaksana, dan lingkungan ekonomi, sosial, dan

politik. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1) Standar dan Tujuan Kebijakan

Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah

ditetapkan (Akib, 2010). Oleh karena itu, adanya standar dan tujuan kebijakan

dalam implementasi program PTSL, akan mendukung pelaksanaan program.

Pelaksanaan program PTSL ini didukung oleh adanya standar dan tujuan

kebijakan yang mengacu pada landasan hukum yang diterbitkan oleh Kementrian

ATR/BPN dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan

Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis

Lengkap.

Agar implementasi berjalan efektif maka sesuai dengan sifat alami proses

administrasi harus dibuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai

acuan
11

pelaksanaannya (Pramono, 2020), dimana berdasarkan hasil penelitian dapat

dilihat bahwa implementasi program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar

berdasarkan standar dan tujuan kebijakan sudah berjalan dengan baik, hal tersebut

dapat dilihat dari tahapan pelaksanaan, standar dan mekanisme pelaksanaan

program PTSL sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang

ditetapkan dalam petunjuk teknis yang diatur berdasarkan PERMEN ATR/BPN

NO. 6 Tahun 2018, yang bertujuan agar program PTSL ini dapat berjalan dengan

baik.

Selain itu, implementasi PTSL juga didukung oleh adanya sasaran dan

tujuan dalam program PTSL. Sasaran dan tujuan program PTSL ditujukan kepada

seluruh objek tanah yang belum memiliki sertifikat maupun yang sudah

bersertipikat untuk menjamin kepastian hukum kepemilikan hak atas tanah. Dan

dalam pelaksanaannya, program PTSL sudah berjalan sesuai dengan tujuan, dan

tepat sasaran dimana sudah banyak masyarakat di Kelurahan Barombong dan

Kelurahan Bitowa yang awalnya tanahnya belum terdaftar dan belum memiliki

sertipikat hak atas tanah, sekarang tanahnya sudah terdaftar dan bersertipikat,

capaian target penerbitan sertipikat dan pengukuran peta bidang tanah pada

pelaksanaan PTSL 2022, dapat dilihat dari target penerbitan Sertipikat Hak Atas

Tanah (SHAT) dan pengukuran Peta Bidang Tanah (PBT) yang sudah memenuhi

target pada 2022 masing-masing 1000 bidang tanah.

2) Sumber-Sumber Kebijakan

Sumber-sumber kebijakan dalam implementasi program PTSL, adalah

sumber daya manusia dan sarana prasarana. Menurut (Akib, 2010), sumber daya

meliputi empat komponen yaitu staf yang cukup (jumlah dan mutu), informasi

yang
11

dibutuhkan guna pengambilan keputusan, kewenangan yang cukup guna

melaksanakan tugas atau tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan. Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program PTSL, adalah

pegawai Kantor Pertanahan Kota Makassar baik PNS maupun PPNPN (Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri).

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah panitia pelaksana program PTSL

belum cukup dalam pelaksanaan PTSL dimana pegawai pelaksana PTSL memiliki

tugas wajib yang harus diselesaikan di Kantor Pertanahan Kota Makassar terlebih

dahulu, sebelum menuju ke lokasi pelaksanaan PTSL, Sehingga waktu untuk

pelaksanaan program PTSL di lokasi tidak lama sehingga menghambat

pengumpulan data fisik dan yuridis pendaftar program PTSL. Berdasarkan teori

Edward III dalam (Pramono, 2020) meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan

secara jelas dan konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya

untuk melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Selain itu,

Kualitas sumber daya manusia juga berpengaruh dalam pelaksanaan program

PTSL dimana pelaksana program PTSL pada Kantor Pertanahan Kota Makassar,

mereka memiliki kemampuan dalam memahami program, dan kompeten dalam

menjalankan tugas sesuai dengan fungsinya.

Selain sumber daya manusia, sumber-sumber yang mendukung

pelaksanaan kebijakan program diantaranya sarana dan prasarana (Aslinda dkk,

2016). Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana di kantor Pertanahan

Kota Makassar cukup memadai. Namun yang menjadi kendala ialah sarana dan

prasarana
11

yang ada di lokasi pelaksanaan masih kurang memadai untuk semua menampung

semua panitia, dan menyimpan peralatan seperti komputer, ataupun printer.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa implementasi

program PTSL berdasarkan sumber-sumber kebijakan sudah berjalan dengan

adanya sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam pelaksanaan program

PTSL, namun masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya dimana masih

kurangnya jumlah sumber daya manusia dalam pelaksanaan PTSL, dan sarana

prasarana di lokasi pelaksanaan PTSL yang masih kurang mendukung.

3) Karakteristik Badan/Instansi Pelaksana

Menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis Rondinelli (1983) dalam

(Aslinda dkk, 2016), Karakteristik dan keahlian yang dimiliki oleh pelaksana akan

mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program. Kinerja implementasi

kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri/karakteristik yang tepat serta cocok

dengan para agen pelaksananya. Agen pelaksana dalam pelaksanaan program

PTSL di Kota Makassar sendiri ialah Kantor Pertanahan Kota Makassar, yang

merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional. Karakteristik Kantor

Pertanahan Nasional Kota Makassar sebagai badan/instansi yang melaksanakan

program PTSL di tingkat kota Makassar, sudah sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya dalam pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan data umum

pendaftaran tanah, untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah di Kota

Makassar.

Karakteristik seorang pelaksana program dapat menentukan hasil kerjanya.

Akan tetapi, dalam program PTSL ini sudah ada ketentuan-ketentuan atau

petunjuk teknis pelaksanaannya sehingga para pelaksana wajib mengikuti

petunjuk tersebut
11

(Librasti dkk, 2020). Berdasarkan hasil penelitian, pelaksana program PTSL

sudah siap dalam menjalankan program, mereka menjalankan tugas menjalankan

program PTSL di masyarakat sudah sesuai dengan jabatan tugas mereka dalam

melaksanakan tugas pokok di Kantor Pertanahan Kota Makassar. Pelaksana

program dalam menjalankan tugasnya sudah sesuai dengan SOP yang telah

ditetapkan dalam petunjuk teknis yang telah ditetapkan, melalui pengawasan oleh

atasan, sehingga jika terdapat penyimpangan pelaksana program dalam

menjalankan tugasnya akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahannya. Hal ini

berkaitan dengan pendapat Van Meter dan Van Horn dalam (Abdal, 2015),

dimana konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan

dituntut pelaksana kebijakan yang ketat dan disiplin.

4) Komunikasi Antar Organisasi

Menurut Edward III dalam (Nugroho, 2014) proses implementasi

kebijakan, komunikasi memegang peranan penting karena pelaksana harus

mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Perintah untuk melaksanakan

kebijakan harus diteruskan kepada implementor secara tepat, dan konsisten.

Komunikasi antar organisasi adalah hubungan koordinasi yang muncul antara

kantor pertanahan Kota Makassar dengan pihak terkait selama proses Pelaksanaan

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) di wilayah Kota Makassar.

Komunikasi ini terjalin antara pihak Kantor Pertanahan Kota Makassar,

Walikota, Camat, Lurah, maupun RT/RW terhadap masyarakat sehingga

pelaksanaan PTSL berjalan dengan optimal. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk

komunikasi awal dalam pelaksanaan

PTSL ini ialah melalui penyuluhan di awal pelaksanaan program PTSL bersama
11

pihak kelurahan yang telah ditetapkan sebagai lokasi PTSL. Adapun bentuk

koordinasi lurah bersama Kantor Pertanahan Kota Makassar dalam pelaksanaan

program PTSL ini ialah melalui koordinasi lurah bersama pihak RT/RW setempat

untuk membantu menjelaskan kepada warga mengenai mekanisme program PTSL

ini dan menginformasikan kepada masyarakat terkait program pendaftaran tanah

melalui program PTSL. Hal ini sesuai dengan pendapat (Abdal, 2015) semakin

baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam

implementasi kebijakan, maka kesalahan akan semakin kecil, demikian

sebaliknya.

5) Sikap Para Pelaksana

Sikap para pelaksana program PTSL terhadap penerimaan atau penolakan

dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan

implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan

yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengerti atau

mengenal betul persoalan dan permasalahan yang mereka rasakan (Rahayu, 2022).

Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan PTSL di Kantor Pertanahan

Kota Makassar, sikap pelaksana dalam menjalankan program PTSL di Kota

Makassar sudah baik. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sanrego dkk., 2020),

dimana sikap pelaksana mendukung keberhasilan implementasi program PTSL

agar berjalan dengan baik. Dimana perilaku petugas pada saat memberikan

pelayanan sudah baik walaupun masih ada masyarakat yang merasa kurang puas

dengan pelayanan yang diberikan, namun hal tersebut tidak berdampak pada

kinerja pegawai yang menyelesaikan target PTSL di kota Makassar, dilihat dari

jumlah capaian pendaftaran tanah melalui PTSL yang telah diselesaikan di Kota

Makassar.
11

Selain itu, respon penerima Program PTSL melalui partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan program PTSL ini juga mempengaruhi keberhasilan

pelaksanaan Program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar. Karena adanya

komitmen pihak kelurahan untuk menyelesaikan target, kerja sama dalam

pembagian tugas dan partisipasidari masyarakat dalam proses pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil penelitian, respon masyarakat dalam pelaksanaan program

PTSL ini sangat diterima dengan baik di masyarakat, respon penerima program

PTSL ini sangat baik dan antusias karena terdapat banyak kemudahan dalam

percepatan pendaftaran tanah melalui PTSL, dimulai dari syarat pendaftaran yang

tidak sesulit pendaftaran secara rutin ke kantor pertanahan tidak memerlukan

legalisir berkas, dan lain sebagainya, dan petugas juga langsung datang mengukur

bidang tanah, sehingga prosesnya cepat yang biasanya penerbitan sertipikat

membutuhkan waktu yang lama, melalui PTSL ini sertipikat hak atas tanah bisa

cepat diterbitkan.

6) Lingkungan Ekonomi, Sosial, Dan Politik

Suatu kebijakan tidak akan berjalan dengan maksimal apabila tidak

didukung oleh lingkungan seperti kondisi sosial, ekonomi dan politik

(Hasbudianto & Aslinda, 2019). Berdasarkan hasil penelitian lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik memiliki peran yang cukup dalam mendukung dalam

program PTSL namun terdapat kendala dari lingkungan ekonomi, sosial, maupun

politik dalam pelaksanaannya. Kendala yang dihadapi pelaksanaan program yaitu

masih ada masyarakat yang mengumpulkan data yang tidak jelas alas hak

kepemilikan atas tanahnya, seperti tanah waris yang pembagiannya belum jelas,

ataupun tanah yang memiliki perkara batas, sehingga perlu dikomunikasikan

dengan baik agar


11

masyarakat tidak salah paham. Selain itu masih ada masyarakat yang tidak mau

mendaftarkan tanahnya karena tidak mau pajak tanahnya akan bertambah.

Menurut G. Shabbir Cheema dan Dennis A. Rondinelli (1983) dalam

(Aslinda dkk, 2016) kondisi lingkungan terkait dengan kendala yang dihadapi

sumber daya dalam proses implementasi, dan dampak sosial yang ditimbulkannya.

Oleh karena itu, selain kendala dari lingkungan ekonomi, sosial, dan politik,

Pelaksanaan Program PTSL ini memiliki dampak positif bagi lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik di masyarakat. Adapun dampak dari pelaksanaan

program PTSL dari sisi ekonomi nilai jual tanah akan meningkat dengan

kepemilikan sertipikat, dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

menggunakan sertipikat sebagai jaminan untuk memberikan akses kredit,

sehingga akses permodalan bagi masyarakat lebih mudah, dan dapat membantu

perekonomian masyarakat, sedangkan dampak sosial yang didapatkan melalui

program PTSL ini ialah masyarakat merasa aman karena memiliki kepemilikan

yang sah atas tanahnya, sehingga dapat menghindari konflik batas tanah, selain itu

melalui PTSL ini mampu memberikan manfaat bagi pemerintah daerah mampu

mendorong peningkatan penerimaan negara baik itu pajak, BPHTB maupun PBB.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kantor Pertanahan Kota

Makassar

Pada prinsipnya Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

pada Kantor Pertanahan Kota Makassar telah berjalan cukup baik, namun dalam

pelaksanaannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi, antara lain

faktor pendukung dan faktor penghambat, yang diuraikan sebagai berikut:


12

a) Faktor Pendukung

Faktor pendukung yaitu faktor yang sifatnya turut mendorong,

melancarkan, menunjang, membantu, mempercepat terjadinya sesuatu.

Berdasarkan hasil penelitian maka adapun faktor pendukung dalam pelaksanaan

program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar, antara lain sebagai berikut:

1) Adanya landasan hukum pelaksanaan program

Landasan hukum adalah peraturan yang menjadi dasar dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Adanya landasan hukum suatu kegiatan

yang dilaksanakan harus berdasarkan hukum/peraturan yang berlaku seperti

adanya peraturan presiden dan menteri, untuk mendukung pelaksanaan program

PTSL. Berdasarkan hasil penelitian, adanya landasan hukum yang jelas dalam

pelaksanaan program PTSL menjadi faktor pendukung pelaksanaan program

PTSL, dimana dalam pelaksanaan PTSL adanya Peraturan Menteri Agraria dan

Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, menjadi landasan hukum pelaksanaan

program dan sebagai acuan untuk pelaksanaan program PTSL, serta menjadi

acuan untuk membuat petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan terkait mekanisme

dan prosedur pelaksanaan agar pelaksanaan kegiatan program PTSL ini berjalan

baik.

2) Komunikasi yang baik antar organisasi

Komunikasi menurut (Komarudin 2001: 77) dalam (Rahayu, 2022)

merupakan unsur yang pertama dalam organisasi. Dalam konteks ini dapat

dikatakan bahwa komunikasi merupakan urat nadi pelaksanaan aktivitas

organisasi. Komunikasi memungkinkan terjadinya koordinasi. Komunikasi juga


12

memungkinkan perintah atau instruksi, saran-saran, informasi, dan sebagian dapat

disampaikan secara cepat, tepat, dan jelas sehingga tujuan organisasi dapat

tercapai dengan efektif. Berdasarkan hasil penelitian, Komunikasi yang baik antar

organisasi menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan program PTSL. Hal ini

bisa dilihat dari adanya komunikasi dan kerja sama yang baik antara Kantor

Pertanahan Kota Makassar dengan Stakeholder yang terkait seperti walikota,

camat, lurah, RT/RW, Kepolisian dan kejaksaan, komunikasi dengan antar

organisasi berjalan dengan baik, seperti komunikasi dengan walikota untuk

mempersipakan camat untuk pelaksanaan program untuk diinformasikan ke lurah

masing-masing terkait pelaksanaan program, dan jika ada kendala yang terjadi di

lapangan seperti misalnya ada pihak yang tidak mendukung pelaksanaan program

PTSL akan dilaporkan diatasannya untuk mengkomunikasikan permasalahan

tersebut untuk diberikan solusi agar pelaksanaan program dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor

pendukung pelaksanaan program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar ialah

adanya landasan hukum yang jelas mengenai pelaksanaan program PTSL serta

komunikasi antar organisasi yang berjalan dengan baik.

b) Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah suatu faktor yang sifatnya menghambat atau

dapat menjadi suatu hambatan atau kendala-kendala dalam implementasi program

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Berdasarkan Hasil penelitian

maka adapun faktor penghambat dalam implementasi program Pendaftaran Tanah

Sistematis Lengkap (PTSL) pada Kantor Pertanahan Kota Makassar, antara lain:
12

1) Minimnya sumber daya manusia dalam pelaksanaan program PTSL, hal ini

disebabkan oleh jumlah panitia pelaksana program PTSL yang belum

mencukupi, sedangkan target untuk mencapai pendaftaran tanah yang banyak.

Hal itu disebabkan karena pegawai di Kantor Pertanahan Kota Makassar yang

menjadi pelaksana program juga memiliki tugas rutin di Kantor, sehingga

pelaksana program harus menyeimbangkan pekerjaan rutinitas dan

pelaksanaan program PTSL dengan tidak mengabaikan kegiatan rutin.

2) Masih adanya tanah dalam permasalahan/sengketa dalam penentuan batas dan

kepemilikan hak atas tanahnya menjadi faktor penghambat pelaksanaan

program PTSL. Ketidakjelasan batas bidang tanah oleh pemegang hak atas

tanah yang pada akhirnya menyebabkan tumpang tindih batas bidang

tanahnya.

3) Keterlambatan masyarakat dalam mengumpulkan syarat administrasi menjadi

salah satu faktor penghambat pelaksanaan program PTSL, hal ini disebabkan

oleh kebanyakan masyarakat belum mengumpulkan berkasnya karena mereka

belum adanya alas hak kepemilikan tanah yang jelas atas nama pemohon.

4) Masyarakat pendaftar tanah melalui PTSL yang belum memasang patok batas

bidang tanah, menjadi penghambat pelaksanaan program PTSL. Masih

adanya masyarakat yang belum memasang patok batas bidang tanah

menyebabkan terhambatnya petugas ukur dalam mengukur bidang tanah,

serta pihak yang terkait tidak hadir pada penetapan batas tanah, karena

kesibukan pemilik tanah dan atau sulit mencari pemilik tanah disebabkan

karena berdomisili di luar kabupaten, juga menjadi penghambat.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Implementasi

Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka

Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar, maka

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Program Pendaftaran tanah Sistematis Lengkap (PTSL)

berdasarkan dimensi standar dan tujuan kebijakan, karakteristik

badan/instansi pelaksana, komunikasi antar organisasi, dan sikap para

pelaksana sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat kekurangan-

kekurangan pada sumber-sumber kebijakan dan lingkungan ekonomi, sosial,

dan politik yang diuraikan sebagai berikut: 1) Standar dan tujuan dalam

implementasi PTSL sudah berjalan dengan baik, dimana tahapan dan

mekanisme pelaksanaan program PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar

sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan,

serta sasaran dalam program PTSL ini juga sudah tepat sasaran; 2) Sumber-

sumber kebijakan berjalan dengan cukup baik, namun dalam pelaksanaannya

masih terdapat kekurangan, yaitu jumlah sumber daya manusia masih kurang.

Selain itu, sarana dan prasarana dalam pelaksanaan PTSL juga sudah

mendukung dan memadai dari Kantor Pertanahan Kota Makassar, namun

masih ada kekurangan sarana dan prasarana yang belum menunjang dari

lokasi pelaksanaan program PTSL; 3) Karakteristik badan/instansi pelaksana

sudah

123
12

mendukung dalam pelaksanaan program PTSL, dimana karakteristik Kantor

Pertanahan Kota Makassar sebagai instansi yang menjalankan program PTSL

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dan perilaku pelaksana program

menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan; 4)

Komunikasi antar organisasi berjalan dengan baik, dimana terjalin

komunikasi antara pihak Kantor Pertanahan Kota Makassar, Walikota,

Camat, Lurah, maupun RT/RW sehingga pelaksanaan PTSL berjalan dengan

baik; 5) Sikap para pelaksana dalam menjalankan program PTSL di Kota

Makassar sudah baik, perilaku petugas terhadap masyarakat pada saat

memberikan pelayanan sudah baik; dan 6) Lingkungan ekonomi, sosial, dan

politik belum berjalan dengan baik, karena terdapat kendala dari masyarakat

dalam mengumpulkan syarat administrasi dalam pelaksanaan program.

2. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi program

PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar, antara lain: a) faktor pendukung

pelaksanaan PTSL ialah adanya landasan hukum yang jelas terkait

pelaksanaan program PTSL yaitu Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6 Tahun

2018, Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), serta

komunikasi yang baik antar organisasi yaitu Kantor Pertanahan Kota

Makassar dengan walikota, camat, lurah, RT/RW adapun b) faktor

penghambat antara lain minimnya sumber daya manusia dalam pelaksanaan

program PTSL, masih adanya tanah dalam tahap sengketa, keterlambatan

masyarakat dalam mengumpulkan syarat administrasi, dan belum memasang

patok batas bidang tanah, sehingga menghambat proses pengukuran tanah dan

pengumpulan data fisik.


12

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan

hal-hal berikut ini:

1. Kepada seluruh pelaksana program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap

(PTSL) di Kantor Pertanahan Kota Makassar, disarankan untuk meningkatkan

sumber daya manusia dengan menambah jumlah sumber daya manusia dalam

pelaksanaan program PTSL.

2. Seluruh Pelaksana Kegiatan PTSL diharapkan berusaha maksimal untuk

mencapai target PTSL di tahun berikutnya dan mengajak masyarakat untuk

mendaftarkan tanahnya agar masyarakat memiliki kepastian hak atas

kepemilikan tanahnya.

3. Kepada seluruh masyarakat yang mengikuti program PTSL disarankan untuk

mengumpulkan berkas yang sesuai dan memasang patok batas bidang tanah

untuk mempercepat proses pendaftaran dan mencegah terjadinya sengketa.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu untuk mengembangkan

penelitian ini sehingga dapat memberikan kontribusi pemikiran terkait

kebijakan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.


DAFTAR PUSTAKA

Buku
Abdal. (2015). Kebijakan Publik (Memahami Konsep Kebijakan Publik). In
Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Pusat Penelitian
dan Penerbitann Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Agustino, L. (2018). Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Alfabeta.
Erwiningsih, W., & Sailan, F. Z. (2019). Hukum Agraria: Dasar-Dasar dan
Penerapannya di Bidang Pertanahan. Penerbitan FH UII Press.
Guntur, I. G. N. (2014). Pendaftaran Tanah. Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Press. www.stpn.ac.id
Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Utami, E. F., Sukmana, D.
J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif. Pustaka Ilmu.
Kadji, Y. (2015). Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik: Kepemimpinan
dan Perilaku Birokrasi dalam Fakta Realitas. UNG Press Gorontalo.
Kasmad, R. (2013). Studi Implementasi Kebijakan Publik. Kedai Aksara.
Moleong, L. J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.
Nugroho, R. (2014a). Kebijakan Publik :Formulasi Implementasi dan Evaluasi.
Elex Media Komputindo.
Nugroho, R. (2014b). Public Policy. Elex Media Komputindo.
Nur, A. C., & Guntur, M. (2019). Analisis Kebijakan Publik. Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Parson, W. (2014). Public Policy: Pengantar, Teori, dan Praktik Analisis
Kebijakan. Kencana Prenada Media Group.
Pramono, J. (2020). Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik. Unisri Press.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Alfabeta.
Susanto, U. (2010). Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Prenadamedia
Group.
Sutedi, A. (2018). Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya. Sinar Grafika.
Tachjan. (2006). Implementasi Kebijakan Publik. In News.Ge. Puslit KP2W
Lembaga Penelitian Unpad.
Tambunan, R. M. (2008). Pedoman teknis penyusunan standard operating
procedures (SOP). Maiestas Publishing.
Wahab, S. A. (2016). Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Penyusunan
Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. Bumi Aksara.

Jurnal
Akib, H. (2010). Implementasi Kebijakan : Apa, mengapa Bagimana. Jurnal
Adminstrasi Publik, 1(1), 1–100.
Aslinda, Siraj, M. L., & Akmal, M. I. (2016). Implementation of the City Without
Slums Program in Makassar City. 8(2), 273–278.
Binter, A., Hermawan, D., & Yulianti, D. (2019). Implementasi Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kecamatan Bangun Rejo

12
Kabupaten Lampung Tengah. Administrativa: Jurnal Birokrasi, Kebijakan
dan Pelayanan Publik, 1(1), 55–62. https://doi.org/10.23960/administrativa.v1i1.6
Chairi, A. R., Munandar, A., & Djumardin. (2022). Pendaftaran Hak Atas Tanah
Pada Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). 10(8), 1740–
1756
Hasbudianto, & Aslinda, A. (2019). Implementasi Program Beras Sejahtera
(Rastra) Di Desa Sawakong Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten
Takalar. Ilmu Administrasi Publik, 8(2), 116–130.
Juwahir. (2021). Implementasi Program Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah
(Larasita) Di Kota Palu. 9(1), 102–110.
Librasti, C. Z., Basri, M., & Aminuddin. (2020). Implementasi Program
Sertifikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Di Kelurahan Gunung
Jati Kota Kendar. 3(1), 119–130. https://doi.org/10.35817/jpu.v3i1.11811
Mujiburohman, D. A. (2018). Potensi Permasalahan Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap ( PTSL ). 6954(April).
Mulyanto, A. E., Fahmal, A. M., & Razak, A. (2022). Efektivitas Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap di Provinsi Sulawesi Selatan. Journal of Lex
Generalis (JLS), 3(April), 148–166.
Rahayu, R. (2022). Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) Oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Ciamis. 1407– 1417.
Sanrego, D., Kusuma, A. R., & Irawan, B. (2020). Implementasi Program PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap) Di Kelurahan Bontang Lestari
Kota Bontang. 8(1), 8892–8901.
Sutaryono, Saleh, R. D. D., Sapardiyono, Salim, M. N., Luthfi, A. N., Utami, W.,
Pujiriyani, D. W., Kusmiarto, Mujiburohman, D. A., & Puri, W. H. (2021).
Problematika Pengelolaan Pertanahan di Indonesia.
Wanto, A. H. (2018). Strategi Pemerintah Kota Malang Dalam Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Konsep Smart City. JPSI (Journal of
Public Sector Innovations), 2(1), 39.

Undang-Undang
Instruksi presiden (INPRES) No. 2 Tahun 2018 tentang percepatan pendaftaran
tanah sistematis lengkap di seluruh wilayah republik Indonesia.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/04/M-
PAN/4/2007 tentang pedoman umum formulasi, Implementasi, Evaluasi
Kinerja, dan Revisi Kebijakan Publik di Lembaga Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
Petunjuk Teknis Kementrian ATR/BPN Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022
tentang petunjuk teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA).

12
L
A
M
P
I
R
A
N
12
Lampiran 1. Matriks Penelitian
Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran
Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar

Judul Rumusan Masalah Fokus Sub Fokus Sumber Data Metode Penelitian
Implementasi 1. Bagaimana Penelitian ini 1. Standar dan 1. Data primer adalah 1. Jenis penelitian
Program implementasi berfokus pada tujuan data yang diambil ini adalah
Pendaftaran program bagaimana kebijakan, dari sumber penelitian
Tanah Pendaftaran implementasi 2. Sumber- pertama di kualitatif dengan
Sistematis Tanah Sistematis program sumber lapangan yaitu data pendekatan
Lengkap Lengkap (PTSL) Pendaftaran Tanah kebijakan, yang diperoleh dari deskriptif.
(PTSL) dalam dalam rangka Sistematis 3. Karakteristik pengamatan 2. Pengumpulan
Rangka percepatan Lengkap (PTSL) badan/instansi langsung data yang
Percepatan pendaftaran dalam rangka pelaksana, (observasi), dan dilakukan melalui
Pendaftaran tanah pada percepatan 4. Komunikasi kata-kata atau tiga cara, yaitu:
Tanah pada Kantor pendaftaran tanah antar tindakan orang a. Observasi
Kantor Pertanahan Kota pada Kantor organisasi, yang diwawancarai b. Wawancara
Pertanahan Makassar ? Pertanahan Kota 5. Sikap para sebagai sumber c. Dokumentasi
Kota Makassar Makassar, serta pelaksana, data utama, yang
2. Apa faktor faktor pendukung 6. Lingkungan dilakukan oleh
pendukung dan dan penghambat ekonomi, peneliti kepada
faktor implementasi sosial, dan implementor yaitu
penghambat program politik. pihak yang terkait
dalam Pendaftaran Tanah dalam pelaksanaan
implementasi Sistematis program PTSL
program Lengkap (PTSL) Pertanahan Kota
Pendaftaran dalam rangka Makassar.

1
Tanah Sistematis percepatan 2. Data sekunder
Lengkap (PTSL) pendaftaran tanah adalah data yang
dalam rangka pada Kantor diperoleh untuk
percepatan Pertanahan Kota menunjang
pendaftaran Makassar penelitian yang
tanah pada didapatkan melalui
Kantor orang lain atau
Pertanahan Kota dokumen, dimana
Makassar? data yang
dikumpulkan
peneliti yang
sumbernya dari
data-data
sebelumnya
menjadi
seperangkat
informasi dalam
bentuk dokumen,
laporan-laporan,
dan informasi
tertulis lainnya.

1
Lampiran 2. Matriks Pedoman Wawancara
Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran
Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar

1. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor
Pertanahan Kota Makassar
No. Dimensi Indikator Pertanyaan Informan
1 Standar dan Standar Apa yang menjadi dasar pelaksanaan Program 1. Koordinator Sub Pendaftaran
Tujuan Operasional PTSL ini? Hak Tanah dan Ruang
Kebijakan Prosedur (SOP) 2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Pelaksanaan Bagaimana Standar, Mekanisme, dan prosedur 1. Koordinator Sub Pendaftaran
Program pelaksanaan kegiatan PTSL? Hak Tanah dan Ruang
2. Panitia Ajudikasi PTSL
3. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Apakah Pelaksanaan Program PTSL Sudah 1. Koordinator Sub Pendaftaran
sesuai dengan SOP yang ditetapkan dalam Hak Tanah dan Ruang
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 6 Tahun 2. Lurah Barombong
2018? 3. Masyarakat
Sasaran/Tujuan Siapa yang menjadi sasaran/tujuan dari 1. Koordinator Sub Pendaftaran
Program pelaksanaan program PTSL ini? Hak Tanah dan Ruang
2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Apakah pelaksanaan program PTSL ini sudah 1. Koordinator Sub Pendaftaran
tepat sasaran? Hak Tanah dan Ruang
2. Masyarakat

1
2 Sumber- Sumber Daya Berapa orang yang menjadi pelaksana program Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Sumber Manusia PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar?
Kebijakan Apakah jumlah jumlah pegawai yang menjadi 1. Koordinator Sub Pendaftaran
pelaksana program PTSL sudah cukup dalam Hak Tanah dan Ruang
pelaksanaan program kepada masyarakat? 2. Panitia Ajudikasi PTSL
3. Masyarakat
Siapa saja yang menjadi pelaksana program Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
PTSL di Kantor Pertanahan Kota Makassar?
Apakah pelaksana program PTSL tersebut 1. Koordinator Sub Pendaftaran
mampu memahami program PTSL dan Hak Tanah dan Ruang
kompeten menjalankan tugas sesuai 2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
dengan
fungsinya?
Sumber Daya Apakah sarana dan prasarana dalam menunjang 1. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Infrastruktur pelaksanaan program PTSL sudah memadai dan 2. Panitia Ajudikasi PTSL
(Sarana dan mendukung?
Prasarana) Apa saja Sarana dan prasarana yang disediakan Koordinator Sub Pendaftaran Hak
dalam menunjang pelaksanaan program PTSL? Tanah dan Ruang Kantor
Pertanahan Kota Makassar

3 Karakteristik Perilaku pelaksana Menurut anda, apakah Kantor Pertanahan kota Koordinator Sub Pendaftaran Hak
Badan/Instansi program Makassar merupakan badan/instansi yang Tanah dan Ruang
Pelaksana mampu melaksanakan pelaksanaan program
PTSL sesuai dengan karakteristik/tupoksi
Kantor Pertanahan Makassar?
Apakah seluruh staff dan pejabat yang Panitia Ajudikasi PTSL
berwenang mengetahui adanya program PTSL?
Bagaimana kesiapan pelaksana program dalam Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
mengimplementasikan program PTSL?

1
Bagaimana perilaku pelaksana program PTSL 1. Lurah Barombong
dalam melayani masyarakat penerima program 2. Koordinator Sub Pendaftaran
PTSL? Hak Tanah dan Ruang

4 Komunikasi Organisasi yang Siapa saja organisasi yang terlibat dan Koordinator Sub Pendaftaran Hak
Antar terkait dalam menjalin komunikasi dengan pihak pelaksana Tanah dan Ruang Kantor
Organisasi pelaksanaan dalam Pertanahan Kota Makassar
Program pelaksanaan program PTSL?
Apakah Kantor Pertanahan Makassar sudah 1. Panitia Ajudikasi PTSL
melakukan sosialisasi dan penyuluhan 2. Lurah Barombong
pelaksanaan PTSL?
Bagaimana koordinasi dan peran dari organisasi Lurah Barombong
yang terkait dalam pelaksanaan PTSL?
Apakah komunikasi yang terjalin antar 1. Lurah Barombong
organisasi dalam pelaksanaan program sudah 2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
terjalin dengan baik?
Kejelasan Apakah informasi yang diberikan mengenai 1. Lurah Barombong
informasi mengenai standar dan tujuan program PTSL sudah jelas 2. Masyarakat
standar dan tujuan dan dapat dipahami? 3. Panitia Ajudikasi PTSL
kebijakan

5 Sikap para Sikap pelaksana Bagaimana sikap pelaksana terhadap sasaran 1. Koordinator Sub Pendaftaran
pelaksana penerima program dalam memberikan Hak Tanah dan Ruang
pelayanan pada pelaksanaan program PTSL? 2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
3. Masyarakat
Respon Penerima Bagaimana respon masyarakat terhadap 1. Lurah Barombong
Program pelaksanaan program PTSL? Apakah program 2. Panitia Ajudikasi PTSL
ini dapat diterima dengan baik di masyarakat? 3. Masyarakat

1
6 Lingkungan Peran Lingkungan Bagaimana Peran Lingkungan ekonomi, sosial, 1. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
ekonomi, Ekonomi, Sosial, dan politik dalam mendukung program PTSL? 2. Panitia Ajudikasi PTSL
sosial, dan dan Politik Apa dampak dari pelaksanaan program PTSL 1. Koordinator Sub Pendaftaran
politik ini bagi lingkungan sosial, ekonomi, dan politik Hak Tanah dan Ruang
di mayarakat? 2. Lurah Barombong
Kendala dari Apa yang menjadi kendala dari lingkungan 1. Lurah Barombong
Lingkungan ekonomi sosial dan politik dalam 2. Koordinator Sub Pendaftaran
eksternal pelaksanaan program? Hak Tanah dan Ruang
pelaksanaan 3. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
program

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Program PTSL


No. Indikator Pertanyaan Informan
1 Faktor Pendukung Apa saja faktor yang mendukung 1. Panitia Ajudikasi PTSL
pelaksanaan program PTSL di Kantor 2. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
Pertanahan Kota Makassar? 3. Koordinator Sub Pendaftaran Hak Tanah dan
Ruang Kantor Pertanahan Kota Makassar
4. Lurah Barombong
5. Masyarakat (DW,SM)
2 Faktor Penghambat Apa saja faktor yang menjadi 1. Panitia Ajudikasi PTSL
Penghambat pelaksanaan program PTSL 2. Koordinator Sub Pendaftaran Hak Tanah dan
di Kantor Pertanahan Kota Makassar? Ruang Kantor Pertanahan Kota Makassar
3. Ketua Panitia Ajudikasi PTSL
4. Lurah Barombong

1
13

Lampiran 3. Daftar Nama Informan


Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
dalam Rangka Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor
Pertanahan Kota Makassar

DAFTAR NAMA INFORMAN

A. Informan Pertama
Nama : Andi Ryan Eru Kurniawan Mappatombong,

S.Tr (AR)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Koordinator Sub Pendaftaran Hak Tanah

dan Ruang Kantor Pertanahan Kota Makassar

Pendidikan Terakhir : D-IV

B. Informan Kedua
Nama : Uswatun Hasana, SH (US)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Penata Pertanahan Pertama Kantor Pertanahan

Kota Makassar / Panitia Ajudikasi PTSL

Pendidikan Terakhir : S1

C. Informan Ketiga
Nama : Aksara Alif Raja, SE, M.Adm. S.DA (AL)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Kepala Seksi Penetapan Hak dan

Pendaftaran Tanah/Ketua Panitia Ajudikasi

PTSL

Pendidikan Terakhir : S2
13

D. Informan Keempat
Nama : Andi Zulfadli (AZ)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Lurah Kelurahan Barombong

Pendidikan Terakhir : S1

E. Informan Kelima
Nama : Salmawati (SM)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA

F. Informan Keenam
Nama : Nassa Dg. Laja (NS)

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Petani

Pendidikan Terakhir : SMA

G. Informan Ketujuh
Nama : Syarifah Murdiana Dewi (DW)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir : SMA


Lampiran 4. Matriks Data Hasil Wawancara
Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran
Tanah pada Kantor Pertanahan Kota Makassar
1. Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam Rangka Percepatan Pendaftaran Tanah pada Kantor Pertanahan Kota
Makassar
No. Indikator Pertanyaan Informan Hasil Wawancara Kondensasi Data Penyajian Data Kesimpulan
1 Standar dan Tujuan Kebijakan
Yang menjadi dasar pelaksanaan program Dasar pelaksanaan program PTSL ialah Dasar pelaksanaan program PTSL Implementasi
PTSL ini sudah pasti turunan dari UUPA. UUPA. No. 5 Tahun 1960 kemudian adalah Peraturan Menteri Agraria Program
No. 5 Tahun 1960 kemudian Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun dan Tata Ruang/Kepala Badan Pendaftaran
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. tentang 1997 tentang Pendaftaran Tanah, Pertanahan Nasonal Nomor 6 tanah Sistematis
Pendaftaran Tanah, lalu dalam rangka kemudian diterbitkanlah Peraturan Tahun 2018 tentang Pendaftaran Lengkap
Apa yang menjadi mewujudkan tertib administrasi pertanahan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Tanah Sistematis Lengkap, yang (PTSL) sudah
dasar pelaksanaan AR yang berkelanjutan dalam rangka Badan Pertanahan Nasonal Nomor 6 merupakan turunan dari UUPA. No. berjalan dengan
Program PTSL ini? percepatan pendaftaran tanah melalui Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah 5 Tahun 1960 kemudian Peraturan baik dilihat dari
instruksi langsung dari presiden dibuatlah Sistematis Lengkap dalam rangka Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 segi standar dan
program PTSL yang berdasarkan pada mewujudkan tertib administrasi tentang Pendaftaran Tanah tujuan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata pertanahan yang berkelanjutan dalam kebijakan.
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasonal rangka percepatan pendaftaran tanah Petugas
Nomor 6 Tahun 2018 tentang pelaksana
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. program PTSL
Standar Pelaksanaan Program PTSL ini dasar Program PTSL ini dilandasi oleh Dasar pelaksanaan Program PTSL melaksanakan
Operasional pelaksanaannya ialah tentu saja Peraturan Peraturan Menteri Agraria dan Tata adalah Peraturan Menteri Agraria mekanisme dan
Prosedur (SOP) Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasonal dan Tata Ruang/Kepala Badan prosedur
Pelaksanaan Badan Pertanahan Nasonal Nomor 6 Tahun Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Pertanahan Nasonal Nomor 6 pelaksanaan
Program 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Tanah Sistematis Lengkap, terbitnya Tahun 2018 tentang Pendaftaran program PTSL
Lengkap, terbitnya landasan hukum landasan hukum tersebut atas dasar Tanah Sistematis Lengkap, atas di Kantor
AL tersebut atas dasar perintah langsung dari perintah langsung dari presiden dalam dasar perintah langsung dari Pertanahan Kota
presiden dalam Instruksi presiden Instruksi presiden No. 2 Tahun 2018 presiden dalam Instruksi presiden Makassar sudah
(INPRES) No. 2 Tahun 2018 tentang tentang percepatan pendaftaran tanah No. 2 Tahun 2018 tentang sesuai dengan
percepatan pendaftaran tanah sistematis sistematis lengkap di seluruh wilayah percepatan pendaftaran tanah SOP (Standar
lengkap di seluruh wilayah republik republik Indonesia, agar terdaftarnya sistematis lengkap di seluruh Operasional
Indonesia, dengan tujuan terdaftarnya seluruh bidang tanah di seluruh wilayah wilayah republik Indonesia Prosedur) yang
seluruh bidang tanah diseluruh Indonesia telah ditetapkan
wilayah republik Indonesia pada 2025. dalam Peraturan
Standar, mekanisme, dan prosedur Standar, mekanisme, dan prosedur Standar, mekanisme, dan prosedur Menteri
Bagaimana Standar,
pelaksanaan kegiatan PTSL di Kantor pelaksanaan kegiatan PTSL di Kantor pelaksanaan kegiatan PTSL di ATR/BPN No. 6
Mekanisme, dan
Pertanahan Kota Makassar sendiri Pertanahan Kota Makassar berdasarkan Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun 2018
prosedur AR
berdasarkan Petunjuk Teknis Kementrian Petunjuk Teknis Kementrian ATR/BPN berdasarkan Petunjuk Teknis tentang
pelaksanaan
ATR/BPN Nomor 1/Juknis- Nomor 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022 Kementrian ATR/BPN Nomor
kegiatan PTSL? 100.HK.02.01/I/2022 tentang petunjuk tentang petunjuk teknis Pendaftaran Tanah 1/Juknis-100.HK.02.01/I/2022

1
teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Sistematis Lengkap, dimana juknis tentang petunjuk teknis Pendaftaran Pendaftaran
Lengkap, dimana juknis tersebut sesuai tersebut sesuai dengan landasan hukum Tanah Sistematis Lengkap, juknis Tanah
dengan landasan hukum PTSL dalam PTSL dalam PERMEN ATR/BPN No.6 sesuai PERMEN ATR/BPN No.6 Sistematis
PERMEN ATR/BPN No.6 Tahun 2018 Tahun 2018 tentang PTSL. Tahun 2018. Lengkap, dan
tentang PTSL sebagai acuan untuk standar, telah dipahami
mekanisme, dan prosedur pelaksanaan oleh pihak-
PTSL pihak yang
Mekanisme dan prosedur pelaksanaan Mekanisme dan prosedur pelaksanaan Tahapan pelaksanaan PTSL melalui terlibat dalam
PTSL melalui beberapa tahapan seperti PTSL melalui beberapa tahapan seperti tahapan sesuai dengan SOP dalam pelaksanaan
penetapan lokasi, persiapan, pembentukan penetapan lokasi, persiapan, pembentukan PERMEN ATR/BPN No.6 Tahun program PTSL
dan menetapkan panitia ajudikasi, dan menetapkan panitia ajudikasi, 2018. di Kota
sosialisasi, pengumpulan data fisik serta sosialisasi, pengumpulan data fisik serta Makassar, serta
yuridis, penelitian data fisik serta yuridis yuridis, penelitian data fisik serta yuridis sasaran dalam
dalam pembuktian hak, pengumuman data dalam pembuktian hak, pengumuman program PTSL
US fisik dan yuridis beserta penyerahan, data fisik dan yuridis beserta penyerahan, ini juga sudah
penengasan konversi pengakuan hak serta penengasan konversi pengakuan hak serta sesuai dengan
pemberian hak, pembukuan hak, pemberian hak, pembukuan hak, sasarannya yang
menerbitkan sertifiat hak tanah, menerbitkan sertifiat hak tanah, ditujukan
dokumentasi dan penyerahkan hasil dokumentasi dan penyerahkan hasil kepada seluruh
kegiatan serta pelaporan, serta penerbitan kegiatan serta pelaporan. objek tanah
sertipikat hak tanah, dokumentasi, dan yang belum
penyerahan hasil kegiatan memiliki
serta pelaporan. sertifikat
Pelaksanaan program PTSL ini Pelaksanaan program PTSL dilaksanakan Pelaksanaan program PTSL maupun yang
dilaksanakan sesuai dengan SOP, dimana sesuai dengan SOP, yang dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan SOP, sudah
SOP yang dilaksanakan dalam program dalam program ditetapkan dalam petunjuk yang tertuang dalam Petunjuk bersertipikat
ditetapkan dalam petunjuk teknis PTSL teknis PTSL yang diterbitkan setiap Teknis PTSL. baik itu tanah
AR
yang diterbitkan setiap tahunnya, dan sudah tahunnya, dan pelaksanaan program PTSL milik pribadi,
pasti pelaksanaan program PTSL ini harus ini harus mengikuti mekanisme yang tanah Negara,
mengikuti mekanisme dan prosedur yang tertuang dalam Petunjuk Teknis PTSL tanah adat,
tertuang dalam Petunjuk Teknis PTSL tersebut. tanah cagar
Apakah Pelaksanaan program PTSL yang telah Pelaksanaan program PTSL yang Pelaksanaan program PTSL yang alam, tanah
Pelaksanaan dilaksanakan oleh panitia maupun satgas dilaksanakan oleh panitia maupun satgas dilaksanakan oleh kantor wakaf dan lain
Program PTSL dari kantor pertanahan kota Makassar, dari kantor pertanahan kota Makassar, pertanahan kota Makassar, sudah sebagainya.
Sudah sesuai sudah sesuai dengan SOP yang telah sudah sesuai dengan SOP yang telah sesuai dengan SOP yang telah
dengan SOP yang ditetapkan, karena sebelum pelaksanaan ditetapkan, sebelum pelaksanaan kegiatan ditetapkan, sebelum pelaksanaan
ditetapkan dalam AZ kegiatan PTSL ini telah dilakukan PTSL ini telah dilakukan penyuluhan kegiatan PTSL ini telah dilakukan
Peraturan Menteri penyuluhan dengan pihak kelurahan dengan pihak kelurahan Barombong dan penyuluhan dengan pihak kelurahan
ATR/BPN No. 6 Barombong dan masyarakat mengenai masyarakat mengenai mekanisme Barombong
Tahun 2018? mekanisme pendaftaran tanah sistematis pendaftaran tanah sistematis lengkap, dan
lengkap, dan dalam pelaksanaannya di pelaksanaannya sudah sesuai SOP.
masyarakat sudah sesuai
dengan dasar pelaksanaan yang ada.
Pelaksanaan program PTSL yang telah Pelaksanaan program PTSL yang telah Pelaksanaan program PTSL oleh
dilaksanakan oleh panitia maupun satgas dilaksanakan oleh panitia maupun satgas Kantor Pertanahan Kota Makassar
DW dari kantor pertanahan kota Makassar, dari kantor pertanahan kota Makassar, sudah sesuai dengan SOP.
sudah sudah sesuai dengan SOP yang telah
sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan, ditetapkan, karena sebelum pelaksanaan
karena sebelum pelaksanaan kegiatan PTSL

1
ini telah dilakukan terlebih dahulu kegiatan PTSL ini telah dilakukan
penyuluhan dengan pihak kelurahan dan terlebih dahulu penyuluhan dengan pihak
masyarakat mengenai mekanisme kelurahan dan masyarakat mengenai
pendaftaran tanah sistematis lengkap, dan mekanisme pendaftaran tanah sistematis
dalam pelaksanaannya di masyarakat sudah lengkap, dan dalam pelaksanaannya di
sesuai dengan dasar pelaksanaan yang ada. masyarakat sudah sesuai dengan dasar
Hingga pada saat penerbitan sertipikat hak pelaksanaan yang ada.
atas tanah dan peningkatan kualitas data
pertanahan.
Yang menjadi sasaran dalam program Sasaran dalam program PTSL ini ialah Sasaran dalam program PTSL ialah
PTSL ini ialah masyarakat yang belum masyarakat yang belum memiliki masyarakat yang belum memiliki
memiliki sertifikat tanah maupun yang sertifikat tanah maupun yang sudah sertifikat tanah maupun yang sudah
sudah memiliki sertifikat, dimana tujuan memiliki sertifikat, tujuan dari memiliki sertifikat, jadi target
dari pendaftaran sistematis lengkap ini ialah pendaftaran sistematis lengkap ini ialah pelaksanaan program PTSL ini
terdaftarnya seluruh bidang tanah yang ada terdaftarnya seluruh bidang tanah yang adalah masyarakat yang tanahnya
Siapa yang menjadi
di kelurahan, kecamatan, kota yang ada ada di kelurahan, kecamatan, kota yang belum memiliki sertifikat dan
sasaran/tujuan dari
AR diseluruh indonesia, jadi target pelaksanaan ada diseluruh indonesia, jadi target belum dilakukan pengukuran peta
pelaksanaan
program PTSL ini adalah masyarakat yang pelaksanaan program PTSL ini adalah bidang tanah, maupun masyarakat
program PTSL ini?
tanahnya belum memiliki sertifikat dan masyarakat yang tanahnya belum yang sudah memiliki sertifikat.
belum dilakukan pengukuran peta bidang memiliki sertifikat dan belum dilakukan
tanah, maupun masyarakat yang sudah pengukuran peta bidang tanah, maupun
memiliki sertifikat namun perlu dilakukan masyarakat yang sudah memiliki
peningkatan-peningkatan kualitas bidang sertifikat
tanah yang sudah terdaftar
Sasaran dan tujuan dalam program PTSL ini Sasaran dan tujuan dalam program PTSL Sasaran dan tujuan dalam program
ialah seluruh objek bidang tanah baik ini ialah seluruh objek bidang tanah baik PTSL ini ialah seluruh objek bidang
Sasaran/ bidang tanah yang belum ada hak atas bidang tanah yang belum ada hak atas tanah baik bidang tanah yang belum
Tujuan tanahnya dengan output terbitnya sertipikat tanahnya dengan output terbitnya ada hak atas tanahnya dengan
Program hak atas tanah (SHAT), maupun bidang sertipikat hak atas tanah (SHAT), maupun output terbitnya sertipikat hak atas
tanah hak yang memiliki hak dalam rangka bidang tanah hak yang memiliki hak tanah (SHAT), maupun bidang
AL memperbaiki kualitas data pendaftaran dalam rangka memperbaiki kualitas data tanah hak yang memiliki hak dalam
tanah dengan output Pengkuran Peta pendaftaran tanah dengan output rangka memperbaiki kualitas data
Bidang Tanah untuk peningkatan kualitas Pengkuran Peta Bidang Tanah untuk pendaftaran tanah.
tanah. Objek PTSL meliputi bidang tanah peningkatan kualitas tanah.
yang sudah ada tanda batasnya maupun
yang akan
ditetapkan tanda batasnya dalam
pelaksanaan kegiatan PTSL.
Pelaksanaan program PTSL ini sudah tepat Pelaksanaan program PTSL ini sudah Pelaksanaan program PTSL ini
sasaran karena karena masyarakat yang tepat sasaran karena program PTSL ini, sudah tepat sasaran karena program
menerima program ini adalah masyarakat mulai dari pendaftaran, pengukuran, dan PTSL ini karena seluruh tahapan
Apakah pelaksanaan yang objek bidang tanahnya belum terdaftar peninjauan lokasi pendaftar tanah melalui pendaftaran tanah di lokasi, Panitia
program PTSL ini AR dan melalui PTSL ini masyarakat dapat program PTSL, Panitia Ajudikasi satgas Ajudikasi satgas fisik dan yuridis
sudah tepat sasaran? memiliki kepastian hukum hak atas fisik dan yuridis turun langsung turun langsung mengidentifikasi
tanahnya dengan adanya sertipikat hak atas mengidentifikasi dan mengumpulkan dan mengumpulkan berkas
tanah, dimana sasaran program PTSL pada berkas pendaftaran tanah masyarakat pendaftaran tanah masyarakat
tahun 2022 ialah kelurahan Barombong dan yang
ingin mendaftarkan tanahnya

1
Bitowa, dan pada tahun 2022 capaian target
pendaftaran tanah melalui program PTSL
telah terealisasi melalui pengukuran Peta
Bidang Tanah dan penerbitan sertipikat hak
atas tanah sebanyak 1000 bidang tanah.
Sasaran dari program PTSL ini sudah tepat Sasaran dari program PTSL sudah tepat Sasaran dari program PTSL sudah
sasaran karena masyarakat di kelurahan sasaran karena masyarakat di kelurahan tepat sasaran karena masyarakat di
yang awalnya tanahnya belum bersertipikat yang awalnya tanahnya belum kelurahan yang awalnya tanahnya
dan belum terdaftar bisa terdaftar sehingga bersertipikat dan belum terdaftar bisa belum bersertipikat dan belum
masyarakat memiliki hak atas kepemilikan terdaftar sehingga masyarakat memiliki terdaftar bisa terdaftar sehingga
tanah yang sah atas tanah yang dimiliki, hak atas kepemilikan tanah yang sah atas masyarakat memiliki hak atas
SM bahkan masyarakat sangat antusias tanah yang dimiliki, bahkan masyarakat kepemilikan tanah yang sah atas
menerima dan mendukung dengan baik sangat antusias menerima dan tanah yang dimiliki.
program PTSL ini. sehingga kepemilikan mendukung dengan baik program PTSL
sertipikat hak atas tanah dan pengukuran ini.
peta bidang tanah memenuhi target di
kelurahan barombong, melalui pendaftaran
tanah sistematis lengkap ini.
2 Sumber-Sumber Kebijakan
Sesuai SK yang telah ditetapkan terkait Sesuai SK yang telah ditetapkan Jumlah Sesuai SK yang telah ditetapkan Implementasi
pelaksana program PTSL, Jumlah keseluruhan pelaksana program PTSL Jumlah keseluruhan pelaksana Program
keseluruhan pelaksana program adalah 69 adalah 69 orang yang terdiri dari Panitia program PTSL di Kantor Pendaftaran
orang yang terdiri dari Panitia Ajudikasi Ajudikasi berjumlah 12 orang dari Kantor Pertanahan Kota Makassar adalah tanah Sistematis
Berapa orang yang
berjumlah 12 orang dari Kantor Pertanahan Pertanahan Kota Makassar, dan 2 orang 69 orang yang terdiri dari Panitia Lengkap
menjadi pelaksana
Kota Makassar, dan 2 orang dari kelurahan, dari kelurahan, selain itu jumlah satgas Ajudikasi, Satgas Fisik, Satgas (PTSL) sudah
program PTSL di AL
selain itu jumlah satgas fisik, yuridis, dan fisik, yuridis, dan administrasi dari Yuridis, dan Satgas Administrasi. berjalan dengan
Kantor Pertanahan
administrasi dari Kantor Pertanahan Kota Kantor Pertanahan Kota Makassar sendiri cukup baik
Kota Makassar?
Makassar sendiri berjumlah 53 dari kantor berjumlah 53 dan 2 orang dari kelurahan. dilihat dari segi
Pertanahan Kota Makassar dan 2 orang dari sumber-sumber
pendamping kelurahan barombong dan kebijakan, yang
bitowa terdiri dari
Jumlah pegawai yang menjadi pelaksana Jumlah pegawai yang menjadi pelaksana Jumlah pegawai yang menjadi sumber daya
Sumber Daya PTSL saya rasa sudah cukup dan dapat PTSL di Kantor Pertanahan Kota pelaksana PTSL di Kantor manusia dan
Manusia melaksanakan program sesuai dengan tugas Makassar sudah cukup dan dapat Pertanahan Kota Makassar sudah sumber daya
Apakah jumlah nya masing-masing, karena jumlah panitia melaksanakan program sesuai dengan cukup dan dapat melaksanakan infrastruktur.
AR
pegawai yang maupun satgas yang ditetapkan dalam SK tugas nya, karena jumlah panitia maupun program sesuai dengan tugas nya Namun dalam
menjadi pelaksana disesuaikan dengan jumlah target bidang satgas yang ditetapkan dalam SK masing-masing. pelaksanaannya
program PTSL tanah yang ditetapkan, serta anggaran yang disesuaikan dengan jumlah target bidang masih terdapat
sudah cukup dalam ditetapkan oleh pusat. tanah . kekurangan-
pelaksanaan Sebagai salah satu panitia pelaksana Untuk SDM dalam pelaksanaan program Untuk SDM dalam pelaksanaan kekurangan
program kepada program PTSL ini, kalau masalah SDM sudah sesuai dengan target yang telah program sudah sesuai dengan target sehingga
masyarakat? sebenarnya cukup, tetapi sebagai panitia ditetapkan, tetapi sebagai panitia yang telah ditetapkan, tetapi sebagai pelaksanaan
US pelaksana yang turun langsung ke lokasi pelaksana yang turun langsung ke lokasi panitia pelaksana yang turun program belum
pelaksanaan program PTSL menurut saya pelaksanaan program PTSL,Sumber Daya langsung ke lokasi pelaksanaan berjalan dengan
SDM dalam pelaksanaan PTSL ini masih Manusia dalam pelaksanaan PTSL ini program PTSL,Sumber Daya optimal, yaitu
kurang hal itu disebabkan karena pegawai masih kurang hal itu disebabkan karena Manusia dalam pelaksanaan PTSL kuantitas/jumlah

1
PNS maupun PPNPN yang menjadi pegawai PNS maupun PPNPN yang ini masih kurang hal itu disebabkan sumber daya
pelaksana program juga memiliki tugas menjadi pelaksana program juga memiliki karena pegawai PNS maupun manusia dalam
rutin di Kantor, sehingga pelaksana tugas rutin di Kantor, sehingga pelaksana PPNPN yang menjadi pelaksana pelaksanaan
program harus menyeimbangkan pekerjaan program harus menyeimbangkan program juga memiliki tugas rutin program masih
rutinitas maupun PTSL berjalan beriringan pekerjaan rutinitas maupun PTSL berjalan di Kantor, sehingga pelaksana kurang,
dengan tidak mengabaikan kegiatan rutin. beriringan dengan tidak mengabaikan program harus menyeimbangkan meskipun
Selain itu, ada juga panitia yang namanya kegiatan rutin. Selain itu, ada juga panitia pekerjaan rutinitas maupun PTSL kualitas sumber
ada di Surat Keputusan tersebut tidak yang namanya ada di Surat Keputusan berjalan beriringan. daya manusia
menyelesaikan program PTSL hingga akhir tersebut tidak menyelesaikan program sudah mampu
penugasan disebabkan oleh adanya Mutasi PTSL hingga akhir penugasan disebabkan dan kompeten
jabatan di Kantor Pertanahan lain, sehingga oleh adanya Mutasi jabatan di Kantor dalam
hal ini juga Pertanahan lain. pelaksanaan
menghambat pelaksanaan program. program PTSL.
Kalau jumlah pegawainya saya rasa belum Jumlah pegawainya masih kurang karena Jumlah pegawainya yang menjadi Selain itu,
cukup karena banyaknya warga yang banyaknya warga yang mendaftarkan pelaksana program PTSL masih sarana dan
mendaftarkan tanahnya, dan bidang tanah tanahnya, dan bidang tanah yang harus kurang karena banyaknya warga prasarana yang
yang harus diukur sedangkan panitia diukur sedangkan panitia pelaksana yang yang mendaftarkan tanahnya, dan menunjang
pelaksana yang melakukan pengukuran melakukan pengukuran tanah bidang tanah yang harus diukur. pelaksanaan
DW tanah membutuhkan waktu yang lama membutuhkan waktu yang lama untuk program PTSL
untuk proses pengukuran semua bidang proses pengukuran semua bidang tanah juga sudah
tanah dan pengumpulan berkas syarat dari dan pengumpulan berkas menurut saya mendukung dan
Kantor Pertanahan menurut saya masih masih kurang untuk menyelesaikan memadai dari
kurang untuk menyelesaikan tugasnya tugasnya. Kantor
dalam waktu Pertanahan Kota
yang cepat. Makassar,
Yang menjadi pelaksana program PTSL di Pelaksana program PTSL di kantor Pelaksana program PTSL di kantor namun masih
kantor pertanahan kota makassar sendiri pertanahan kota makassar sendiri adalah pertanahan kota makassar sendiri ada kekurangan
adalah pegawai PNS maupun PPNPN dan pegawai PNS maupun PPNPN dan ASK adalah pegawai PNS maupun sarana dan
Siapa saja yang ASK yang namanya ditetapkan dalam SK yang namanya ditetapkan dalam SK PPNPN dan ASK yang namanya prasarana yang
menjadi pelaksana Panitia PTSL, yang terdiri dari ketua panitia Panitia PTSL, yang terdiri dari ketua ditetapkan dalam SK Panitia PTSL. belum
program PTSL di AL ajudikasi PTSL, wakil ketua bidang fisik panitia ajudikasi PTSL, wakil ketua menunjang dari
Kantor Pertanahan dan yuridis, sekretaris, panitia satgas fisik, bidang fisik dan yuridis, sekretaris, lokasi
Kota Makassar? yuridis, maupun administrasi, serta panitia satgas fisik, yuridis, maupun pelaksanaan
didikung oleh desa/kelurahan setempat administrasi, serta didikung oleh program PTSL.
pada saat desa/kelurahan setempat
pelaksanaan program di lokasi yang telah
ditetapkan.
Tentu yang menjadi pelaksana program Pelaksana program PTSL ini mampu Pelaksana program PTSL di Kantor
PTSL ini mampu memahami program dan memahami program dan kompeten dalam Pertanahan Kota Makassar mampu
Apakah pelaksana
kompeten dalam menjalankan tugas sesuai menjalankan tugas sesuai dengan memahami program dan kompeten
program PTSL
dengan fungsinya, misalnya pegawai yang fungsinya, misalnya pegawai yang dalam menjalankan tugas sesuai
tersebut mampu
AR bertugas dalam pengumpulan data fisik dan bertugas dalam pengumpulan data fisik dengan fungsinya.
memahami program
yuridis adalah pegawai PNS maupun dan yuridis adalah pegawai PNS maupun
PTSL dan kompeten
PPNPN yang menguasai bidang tersebut PPNPN yang menguasai bidang tersebut
menjalankan tugas
sesuai dengan kompetensi dan jabatannya sesuai dengan kompetensi.
sesuai dengan dalam bekerja.
fungsinya?
Pelaksana program PTSL ini adalah pegawai Pelaksana program PTSL adalah pegawai Pelaksana program PTSL adalah
AL di Kantor Pertanahan Kota Makassar yang di Kantor Pertanahan Kota Makassar pegawai di Kantor Pertanahan Kota
diberikan tugas di lokasi PTSL sesuai yang diberikan tugas di lokasi PTSL Makassar yang diberikan tugas di

1
sesuai
dengan kompetensi dan tugas rutinitasnya dengan kompetensi dan tugas rutinitasnya lokasi PTSL sesuai dengan
di Kantor Pertanahan Kota Makassar seperti di Kantor Pertanahan Kota Makassar kompetensi dan tugas rutinitasnya
ketua panitia ajudikasi sendiri ialah Kepala seperti ketua panitia ajudikasi sendiri di Kantor Pertanahan Kota
Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran, dan ialah Kepala Seksi Penetapan Hak dan Makassar.
Kepala Seksi Survei dan Pemetaan, dan Pendaftaran, dan Kepala Seksi Survei dan
Anggota Anggotanya memiliki jabatan Pemetaan, dan Anggota memiliki jabatan
sebagai Penata Kadastral Pertama dan sebagai Penata Kadastral Pertama dan
petugas ukur dalam membantu petugas ukur dalam membantu
mengumpulkan dan melakukan penelitian mengumpulkan dan melakukan penelitian
data fisik warga, serta memiliki jabatan data fisik warga, serta penata pertanahan
sebagai analis pertanahan dan penata pertama dalam membantu mengumpulkan
pertanahan pertama dalam membantu dan melakukan penelitian data yuridis
mengumpulkan dan melakukan penelitian warga
data yuridis warga, jadi pelaksana program
sudah kompeten dalam menjalankan tugas
sesuai fungsinya.
Sarana dan prasarana yang disediakan di Sarana dan prasarana yang disediakan di Kantor Pertanahan Kota Makassar
Apa saja Sarana dan
Kantor Pertanahan ialah terkait kebutuhan Kantor Pertanahan ialah kebutuhan teknis sudah menyediakan saran dan
prasarana yang
teknis pegawai seperti komputer, printer, pegawai seperti komputer, printer, Alat prasaran dalam pelaskanaan PTSL
disediakan dalam
AR Alat Tulis Kantor, alat untuk ukur, dan Tulis Kantor, alat untuk ukur, dan
menunjang
pemetaan tanah, serta sarana untuk pemetaan tanah, serta sarana untuk
pelaksanaan
menyediakan pengaduan masyarakat di menyediakan pengaduan masyarakat di
program PTSL? lokasi pelaksanaan PTSL lokasi pelaksanaan PTSL
Sarana dan prasarana dalam menunjang Sarana dan prasarana dalam menunjang Sarana dan prasarana dalam
Apakah sarana dan pelaksanaan program sudah memadai dan pelaksanaan program sudah memadai dan menunjang pelaksanaan program
prasarana dalam mendukung dalam pelaksanaan program, mendukung dalam pelaksanaan program, sudah memadai dan mendukung
menunjang karena sarana dan prasarana hal ini juga karena sarana dan prasarana hal ini juga dalam pelaksanaan program
pelaksanaan AL didukung oleh anggaran untuk sarana dan didukung oleh anggaran untuk sarana dan
program PTSL prasarana yang ditetapkan dalam DIPA prasarana yang ditetapkan
Sumber Daya
Infrastruktur sudah memadai dan Kantor Pertanahan Kota Makassar Tahun
(Sarana dan mendukung? Anggaran 2022.
Prasarana)
Untuk sarana dan prasarana yang ada di Sarana dan prasarana yang ada di Kantor Sarana dan prasarana yang ada di
Kantor Pertanahan Kota Makassar sendiri Pertanahan Kota Makassar sendiri sudah Kantor Pertanahan Kota Makassar
sudah memadai dan mendukung, namun memadai dan mendukung, namun yang sendiri sudah memadai dan
yang menjadi kendala pelaksana program menjadi kendala pelaksana program ialah mendukung, namun terdapat
ialah sarana dan prasarana di lokasi sarana dan prasarana di lokasi kendala pelaksana program ialah
pelaksanaan PTSL, Basecamp yang pelaksanaan PTSL, Basecamp yang terkait sarana dan prasarana di
US
disediakan di lokasi pelaksanaan tidak disediakan di lokasi pelaksanaan tidak lokasi pelaksanaan PTSL.
cukup untuk menampung semua panitia cukup untuk menampung semua panitia
pelaksana, dan tidak terlalu aman untuk pelaksana, dan tidak terlalu aman untuk
menyimpan peralatan seperti komputer, menyimpan peralatan seperti komputer,
printer, dll sehingga menjadi salah satu printer, dll
kendala dalam pelaksanaan program.
3 Karakteristik Badan/Instansi Pelaksana

1
Pelaksanaan PTSL di Kota Makassar Pelaksanaan PTSL di Kota Makassar Pelaksanaan PTSL di Kota Implementasi
dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Makassar dilaksanakan oleh Kantor Program
Menurut anda,
Makassar sesuai dengan karakteristik dan Kota Makassar sesuai dengan Pertanahan Kota Makassar sesuai Pendaftaran
apakah Kantor
tugas pokok dan fungsi kantor pertanahan karakteristik dan tugas pokok dan fungsi dengan karakteristik dan tugas tanah Sistematis
Pertanahan kota
dalam melaksanakan penetapan hak dan kantor pertanahan dalam melaksanakan pokok dan fungsi kantor pertanahan Lengkap
Makassar
pendaftaran tanah. Kantor Pertanahan Kota penetapan hak dan pendaftaran tanah. dalam melaksanakan penetapan hak (PTSL) sudah
merupakan
Makassar merupakan instansi dibawah Kantor Pertanahan Kota Makassar dan pendaftaran tanah. berjalan dengan
badan/instansi yang
Kementrian ATR/BPN Provinsi Sulawesi merupakan instansi dibawah Kementrian baik dilihat dari
mampu
AR Selatan yang berwenang melakasanakan ATR/BPN Provinsi Sulawesi Selatan segi
melaksanakan
program PTSL di tingkat kota Makassar. yang berwenang melakasanakan program Karakteristik
pelaksanaan
Kantor Pertanahan Kota Makassar PTSL di tingkat kota Makassar. Badan/Instansi
program PTSL
merupakan instansi vertikal Badan Pelaksana yang
sesuai dengan
Pertanahan Nasional yang bertugas sudah
karakteristik/tupoksi
melakukan pendaftaran hak atas tanah dan mendukung
Kantor Pertanahan
pemeliharaan daftar umum pendaftaran dalam
Makassar?
tanah, untuk menjamin kepastian hukum pelaksanaan
hak program PTSL.
atas tanah di Kota Makassar Hal ini dilihat
Tentu saja seluruh staff dan pejabat Seluruh staff dan pejabat mengetahui Seluruh staff dan pejabat di Kantor dari dari
mengetahui program PTSL ini, karena program PTSL ini, karena PTSL ini sudah Pertanahan Kota Makassar karakteristik
PTSL ini sudah dilaksanakan sejak 2017, dilaksanakan sejak 2017, dan program ini mengetahui program PTSL ini kantor
dan program ini sudah dilaksanakan setiap sudah dilaksanakan setiap tahunnya, pertanahan kota
Perilaku tahunnya, karena PTSL ini merupakan karena PTSL ini merupakan program Makassar
pelaksana Apakah seluruh
program yang diinstruksikan oleh presiden yang diinstruksikan oleh presiden, dimana sebagai instansi
program staff dan pejabat
dimana Kantor Pertanahan Kota Makassar Kantor Pertanahan Kota Makassar yang
yang berwenang US
dibawah Kementrian ATR/BPN Provinsi dibawah Kementrian ATR/BPN Provinsi menjalankan
mengetahui adanya
Sulawesi Selatan melaksanakan program Sulawesi Selatan melaksanakan program program PTSL
program PTSL?
PTSL untuk percepatan pendafatarn tanah PTSL untuk percepatan pendaftaran sesuai dengan
demi terdaftarnya seluruh bidang tanah tanah. tugas pokok dan
hingga 2025, sehingga seluruh staf dan fungsinya, hal
pejabat mengetahui adanya program PTSL ini bisa dilihat
ini. dari perilaku
Kesiapan pelaksana program dalam Kesiapan pelaksana program dalam Pelaksana program PTSL di Kantor pelaksana
mengimplementasikan program PTSL ini mengimplementasikan program PTSL ini Pertanahan Kota Makassar siap program PTSL
sudah siap, karena program PTSL ini bukan sudah siap, karena program PTSL ini dalam mengimplementasikan dalam
hal yang baru di Kantor Pertanahan Kota bukan hal yang baru di Kantor Pertanahan program karena panitia program menjalankan
Makassar, sehingga panitia program PTSL Kota Makassar karena panitia program PTSL ini ialah yang siap dan tugasnya
Bagaimana kesiapan sudah siap dan kompeten dalam PTSL ini ialah yang siap dan kompeten kompeten dalam melaksanakan pelaksana
pelaksana program melaksanakan program, dan pembagian dalam melaksanakan program, dan program, dan pembagian tugas program PTSL
dalam AL tugas dalam kegiatan PTSL ini sesuai pembagian tugas dalam kegiatan PTSL dalam kegiatan PTSL ini sesuai sudah siap
mengimplementasik dengan jabatan dan tugas mereka dalam ini sesuai dengan jabatan dan tugas dengan jabatan dan tugas mereka dalam
an program PTSL? melaksanakan tugas pokok di Kantor mereka dalam melaksanakan tugas pokok dalam melaksanakan tugas pokok. menjalankan
Pertanahan Kota Makassar, seperti yang di Kantor Pertanahan Kota Makassar program,
menjadi panitia satgas yang bertugas dimana mereka
megumpulkan data fisik ialah pegawai menjalankan
yang tugas
menguasai bidang pengukuran, survei dan
pemetaan, dan panitia satgas pengumpulan

1
data yuridis ialah pegawai yang menguasai menjalankan
bidang penetapan hak dan pendaftaran program PTSL
tanah di masyarakat
Perilaku panitia pelaksana program PTSL Perilaku panitia pelaksana program PTSL Perilaku panitia pelaksana program sudah sesuai
dari kantor pertanahan Makassar dalam dari kantor pertanahan Makassar dalam PTSL dari kantor pertanahan dengan jabatan
melayani masyarakat tentu sudah baik dan melayani masyarakat tentu sudah baik Makassar dalam melayani tugas mereka
sangat sopan, panitia mampu bersinergi dan sangat sopan, panitia mampu masyarakat tentu sudah baik dan dalam
dengan masyarakat dan mampu bersinergi dengan masyarakat dan mampu sangat sopan, panitia mampu melaksanakan
menjelaskan kepada masyarakat mengenai menjelaskan kepada masyarakat bersinergi dengan masyarakat dan tugas pokok di
mekanisme pelaksanaan program sesuai mengenai mekanisme pelaksanaan mampu menjelaskan kepada Kantor
Bagaimana perilaku Pertanahan Kota
dengan SOP nya, banyak masyarakat sangat program sesuai dengan SOP nya, banyak masyarakat mengenai mekanisme
pelaksana program Makassar.
antusias dengan program PTSL ini, panitia masyarakat sangat antusias dengan pelaksanaan program sesuai dengan
PTSL dalam Pelaksana
pelaksana melayani dan mengunjungi program PTSL ini, panitia pelaksana SOP nya.
melayani AZ program juga
masyarakat yang ingin mendaftarkan melayani dan mengunjungi masyarakat
masyarakat alam
tanahnya, sehingga masyarakat diberikan yang ingin mendaftarkan tanahnya,
penerima program menjalankan
kemudahan, sehingga pendaftaran tanah sehingga masyarakat diberikan
PTSL? tugasnya sudah
bisa lebih cepat, dan perilaku pelaksana kemudahan, sehingga pendaftaran tanah
juga sudah sesuai dengan SOP nya, dimana bisa lebih cepat, dan perilaku pelaksana sesuai dengan
pelaksana tidak memberikan beban kepada juga sudah sesuai dengan SOP nya. SOP yang telah
masyarakat untuk membayar sepeserpun ditetapkan
kepada pihak pelaksana, karena biaya pada dalam Petunjuk
pendaftaran tanah melalui program PTSL Teknis yang
ini gratis tidak telah ditetapkan,
dipungut biaya. melalui
Pelaksana program PTSL dalam Pelaksana program PTSL dalam Pelaksana program PTSL dalam pengawasan
menjalankan tugasnya, melayani menjalankan tugasnya dalam melayani menjalankan tugasnya dalam oleh atasan,
masyarakat mengumpulan berkas untuk masyarakat dalam mengumpulan berkas melayani masyarakat dalam sehingga jika
pendaftaran PTSL mampu memberikan untuk pendaftaran PTSL mampu mengumpulan berkas untuk terdapat
pelayanan dengan baik, sesuai dengan memberikan pelayanan dengan baik, pendaftaran PTSL mampu penyimpangan
standar operasional prosedur yang telah sesuai dengan standar operasional memberikan pelayanan dengan pelaksana
ditetapkan dalam Juknis PTSL, prosedur yang telah ditetapkan dalam baik, sesuai dengan standar program dalam
mempermudah masyarakat, semua Juknis PTSL, dan mempermudah operasional prosedur yang telah menjalankan
AR masyarakat diberikan pelayanan secara masyarakat dalam proses pendaftaran, ditetapkan dalam Juknis tugasnya akan
merata tanpa adanya perbedaan, dan semua masyarakat diberikan pelayanan PTSL, dan diberikan sanksi
pelaksana program juga tidak boleh secara merata tanpa adanya perbedaan, mempermudah masyarakat dalam sesuai dengan
menerima biaya untuk pendaftaran tanah sehingga jika ada pelaksana program proses pendaftaran. kesalahannya
dari masyarakat, karena tetap dilaksanakan yang tidak mengikuti aturan sesuai SOP
pengawasan terhadap petugas pelaksana akan dikenakan sanksi
yang turun di masyarakat, jika ada
pelaksana program yang tidak mengikuti
aturan sesuai SOP akan
dikenakan sanksi.
4 Komunikasi Antar Organisasi
Siapa saja Organisasi yang terlibat dalam kegiatan Organisasi yang terlibat dalam kegiatan Organisasi yang terlibat dalam Implementasi
Organisasi yang organisasi yang PTSL ini ialah pemerintah kota Makassar, PTSL ialah pemerintah kota Makassar, kegiatan PTSL ialah pemerintah Program
terkait dalam terlibat dan yang mengintruksikan ke kelurahan yang yang mengintruksikan ke kelurahan yang kota Makassar, pihak kelurahan Pendaftaran
AR
pelaksanaan menjalin telah ditetapkan dalam penetapan lokasi telah ditetapkan dalam penetapan lokasi yang telah ditetapkan sebagai lokasi tanah Sistematis
Program komunikasi dengan PTSL, didukung oleh pihak kepolisian, dan PTSL, didukung oleh pihak kepolisian, PTSL, didukung oleh pihak Lengkap
pihak pelaksana kejaksaan. dan kejaksaan. kepolisian, dan kejaksaan. (PTSL) sudah

1
dalam pelaksanaan berjalan dengan
PTSL? baik dilihat dari
Ya, penyuluhan dan sosialisasi pelaksanaan Penyuluhan dan sosialisasi pelaksanaan Penyuluhan dan sosialisasi Komunikasi
Apakah Kantor
PTSL ini sudah dilaksanakan sebelum PTSL ini sudah dilaksanakan sebelum pelaksanaan PTSL ini sudah Antar
Pertanahan
pelaksanaan program di kelurahan yang pelaksanaan program di kelurahan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan Organisasi,
Makassar sudah
telah ditetapkan dalam penetapan lokasi telah ditetapkan dalam penetapan lokasi program di kelurahan yang telah meskipun dalam
melakukan US
PTSL. Kemudian pihak pelaksana PTSL. Kemudian pihak pelaksana ditetapkan dalam penetapan lokasi pelaksanaannya
sosialisasi dan
melaksanakan sosialisasi langsung ke melaksanakan sosialisasi langsung. PTSL. masih terdapat
penyuluhan
masyarakat dibantu oleh pihak RT/RW kekurangan.
pelaksanaan PTSL? Kelurahan setempat. Dimana
Ya, pihak kantor pertanahan kota Makassar Kantor pertanahan kota Makassar sudah Kantor pertanahan kota Makassar komunikasi ini
sudah melakukan penyuluhan di awal melakukan penyuluhan di awal sudah melakukan penyuluhan di terjalin antara
pelaksanaan program di kelurahan dengan pelaksanaan program di kelurahan dengan awal pelaksanaan program, kepada pihak Kantor
menjelaskan secara detail mengenai menjelaskan secara detail mengenai kelurahan yang diikuti oleh Pertanahan Kota
AZ program PTSL ini, mulai dari mekanisme program PTSL ini, kepada kelurahan masyarakat termasuk RT dan RW Makassar,
tahapannya, tujuannya, syarat-syarat untuk yang diikuti oleh masyarakat termasuk yang terkait. Walikota,
pendaftaran, dan lain sebagainya kepada RT dan RW yang terkait. Camat, Lurah,
kelurahan yang diikuti oleh masyarakat maupun RT/RW
termasuk RT dan RW yang terkait. terhadap
Pihak pelaksana program PTSL ini sudah Pelaksana program PTSL ini sudah Penyuluhan dan sosialisasi sudah masyarakat
melakukan penyuluhan dan sosialisasi, melakukan penyuluhan dan sosialisasi, dilaksanakan oleh Kantor namun sehingga
DW
namun dalam pelaksanannya tidak semua namun dalam pelaksanannya tidak semua dalam tidak semua masyarakat pelaksanaan
masyarakat hadir dalam kegiatan sosialisasi masyarakat hadir dalam sosialisasi hadir. PTSL berjalan
Koordinasi antara pihak kantor pertanahan Koordinasi antara kantor pertanahan kota Koordinasi antara kantor dengan optimal,
kota Makassar dan Kelurahan Barombong, Makassar dan Kelurahan Barombong, pertanahan kota Makassar dan bentuk
ialah penetapan jumlah bidang tanah yang ialah penetapan jumlah bidang tanah yang Kelurahan Barombong, ialah koordinasi lurah
akan disertipikatkan, dan berkoordinasi akan disertipikatkan, dan berkoordinasi penetapan jumlah bidang tanah bersama Kantor
dengan pihak RT/RW di masing-masing dengan pihak RT/RW di masing-masing yang akan disertipikatkan, dan Pertanahan Kota
Bagaimana Makassar dalam
kelurahan agar masyarakat menyiapkan kelurahan agar masyarakat menyiapkan berkoordinasi dengan pihak RT/RW
koordinasi dan pelaksanaan
berkas data fisik dan yuridis serta berkas data fisik dan yuridis serta di masing-masing kelurahan,
peran dari program PTSL
AZ pemasangan tanda batas tanah untuk pemasangan tanda batas tanah untuk pemasangan tanda batas tanah
organisasi yang ini ialah melalui
pendaftaran tanah melalui PTSL, selain itu pendaftaran tanah melalui PTSL, selain untuk pendaftaran tanah melalui
terkait dalam koordinasi lurah
pihak kelurahan juga menyediakan tempat itu pihak kelurahan juga menyediakan PTSL.
pelaksanaan PTSL? bersama pihak
untuk dijadikan posko untuk panitia tempat untuk dijadikan posko untuk
pelaksana program dalam mengumpulkan panitia pelaksana program. RT/RW
berkas data fisik dan yuridis untuk setempat untuk
pendaftaran tanah melalui program PTSL, membantu
agar panitia bisa bekerja lebih efisien. menjelaskan
Komunikasi yang terjalin antar organisasi Komunikasi yang terjalin antar organisasi Komunikasi yang terjalin antar kepada warga
Apakah komunikasi mengenai
dalam pelaksana program sudah terjalin dalam pelaksana program sudah terjalin organisasi dalam pelaksana program
yang terjalin antar mekanisme
dengan baik, dimana pihak kelurahan sering dengan baik, dimana pihak kelurahan sudah terjalin dengan baik, dimana
organisasi dalam program PTSL
melakukan pertemuan-pertemuan dengan sering melakukan komunikasi terkait apa pihak kelurahan sering melakukan
pelaksanaan AZ ini dan
pihak Kantor Pertanahan kota Makassar, saja kendala-kendala yang dihadapi komunikasi terkait apa saja
program sudah menginformasik
terkait pelaksanaan program PTSL ini, masyarakat maupun panitia untuk terus kendala- kendala yang dihadapi
terjalin dengan an kepada
komunikasi terkait apa saja kendala-kendala dikomunikasikan bersama Kantor masyarakat maupun panitia.
baik? yang dihadapi masyarakat maupun panitia masyarakat

1
untuk terus dikomunikasikan agar tidak Pertanahan Kota Makassar agar tidak mengenai
terjadi permasalahan. terjadi permasalahan. persyaratan
Untuk komunikasi dan koordinasi dengan Komunikasi dan koordinasi dengan pihak Komunikasi dan koordinasi Kantor berkas untuk
pihak kelurahan sendiri sudah terjalin kelurahan sendiri sudah terjalin dengan Pertanhan Makassar dengan pihak pendaftaran
dengan baik, baik itu di kelurahan baik, pihak kelurahan menerima dengan kelurahan sendiri sudah terjalin tanah melalui
barombong maupun bitowa, pihak baik panitia satgas yang ada di lokasi, dengan baik, baik itu di kelurahan program PTSL.
kelurahan menerima dengan baik panitia membantu agar komunikasi dengan barombong maupun bitowa, pihak Meskipun
satgas yang ada di lokasi, membantu agar masyarakat dapat berjalan dengan baik, kelurahan menerima dengan baik dalam
AL
komunikasi dengan masyarakat dapat agar informasi yang diberikan jelas dan panitia satgas yang ada di lokasi. pelaksanaannya
berjalan dengan baik, agar informasi yang tidak ada kesalahpahaman. masih terdapat
diberikan jelas dan tidak ada kekurangan dari
kesalahpahaman. Misal jika ada lurah yang pemberian
tidak menjalin komunikasi dengan baik kepastian
dengan Kantor Pertanahan, informasi yang
maka akan dihubungi camat yang terkait. diberikan
Informasi yang diberikan mengenai standar Informasi mengenai standar dan tujuan Informasi mengenai standar dan kepada
dan tujuan dari program PTSL ini sudah dari program PTSL ini sudah jelas dan tujuan dari program PTSL ini sudah masyarakat
jelas dan dapat dipahami, dimana dapat dipahami, dimana mekanisme dan jelas dan dapat dipahami, dimana terkait
mekanisme dan prosedur, serta tujuan dari prosedur, serta tujuan dari program ini mekanisme dan prosedur, serta pengumuman
program ini dapat dipahami dengan baik dapat dipahami dengan baik oleh pihak tujuan dari program ini dapat data fisik dan
oleh pihak kelurahan maupun masyarakat kelurahan maupun masyarakat penerima dipahami dengan baik oleh pihak yuridis, serta
AZ
penerima program, walaupun tidak semua program, walaupun tidak semua kelurahan maupun masyarakat penerbitan
masyarakat mampu memahami dan masyarakat mendapatkan informasi penerima program. sertipikat.
mendapatkan informasi dengan jelas karena dengan jelas.
Apakah informasi
Kejelasan daya tanggap masyarakat yang berbeda-
yang diberikan
informasi beda, sehingga pihak pelaksana program
mengenai standar memberikan informasi.
mengenai
dan tujuan program
standar dan Informasi yang diberikan kepada Informasi yang diberikan kepada Informasi yang diberikan terkait
PTSL sudah jelas
tujuan masyarakat mengenai standar dan tujuan masyarakat mengenai standar dan tujuan pelaksanaan mekanisme program
dan dapat
kebijakan maupun mekanisme program PTSL ini maupun mekanisme program PTSL ini PTSL sudah jelas.
dipahami?
sudah jelas dan dapat dipahami sesuai sudah jelas dan dapat dipahami sesuai
dengan Petunjuk Teknis pelaksanaan PTSL, dengan Petunjuk Teknis pelaksanaan
walaupun kadang ada informasi yang belum PTSL, walaupun kadang ada informasi
US
jelas pihak petugas pelaksana dari Kantor yang belum jelas akan diinformasikan
Pertanahan akan menjelaskan kepada pihak melalui selebaran/pamflet atau media
yang terkait maupun masyarakat baik sosial yang berisikan informasi terkait
secara langsung maupun melalui kegiatan PTSL
selebaran/pamflet atau media sosial yang
berisikan informasi
terkait kegiatan PTSL
Informasi yang diberikan terkait Informasi yang diberikan terkait Informasi yang diberikan terkait
pelaksanaan mekanisme program PTSL pelaksanaan mekanisme program PTSL pelaksanaan mekanisme program
sudah jelas, namun masih tidak semua sudah jelas, namun masih tidak semua PTSL sudah jelas, namun masih
warga dapat memahami informasi dengan warga dapat memahami informasi dengan tidak semua warga dapat
DW
cepat, karena setiap warga memiliki cepat, karena setiap warga memiliki memahami informasi dengan cepat.
pemahaman yang berbeda-beda, sehingga pemahaman yang berbeda-beda,
menyebabkan
ada warga yang terlambat mengumpulkan
berkasnya.

1
5 Sikap Para Pelaksana
Sikap petugas pelaksana terhadap sasaran Sikap petugas pelaksana terhadap sasaran Sikap petugas pelaksana terhadap Implementasi
Bagaimana sikap penerima program tetap memberikan penerima program tetap memberikan sasaran penerima program tetap Program
pelaksana terhadap pelayanan kepada masyarakat secara pelayanan kepada masyarakat secara memberikan pelayanan kepada Pendaftaran
sasaran penerima merata, tanpa adanya perbedaan, kalau dari merata, perilaku petugas pelaksana tentu masyarakat secara merata tanah Sistematis
program dalam watak/ perilaku petugas pelaksana tentu mereka memiliki watak yang berbeda- Lengkap
Sikap pelaksana AR
memberikan mereka memiliki watak yang berbeda-beda beda namun mereka tetap memberikan (PTSL) sudah
pelayanan pada namun mereka tetap memberikan pelayanan pelayanan dengan baik, dan kinerja berjalan dengan
pelaksanaan dengan baik, dan kinerja mereka sangat mereka sangat baik dilihat dari jumlah baik dilihat dari
program PTSL? baik dilihat dari jumlah target PTSL yang target PTSL yang telah diselesaikan. Sikap Para
telah Pelaksana.
diselesaikan. Dimana sikap
kalau masalah perilaku/sikap petugas Perilaku/sikap petugas pelaksana PTSL Perilaku/sikap petugas pelaksana pelaksana dalam
pelaksana PTSL kepada masyarakat kepada masyarakat penerima program PTSL kepada masyarakat penerima menjalankan
penerima program tentu memberikan tentu memberikan pelayanan kepada program tentu memberikan program PTSL
pelayanan kepada masyarakat dengan baik masyarakat dengan baik agar masyarakat, pelayanan kepada masyarakat di Kota
agar masyarakat, merasa nyaman, namun merasa nyaman, meskipun petugas dengan baik . Makassar sudah
AL
kembali lagi kepada masyarakat meskipun pelaksana PTSL telah memberikan baik, perilaku
petugas pelaksana PTSL telah memberikan pelayanan dengan baik, pasti ada petugas
pelayanan dengan baik, pasti ada masyarakat yang merasa kurang puas terhadap
masyarakat dengan pelayanan yang diberikan masyarakat
yang merasa kurang puas dengan pelayanan pada saat
yang diberikan memberikan
Sebagai salah satu penerima program Sebagai salah satu penerima program petugas PTSL dan memberikan pelayanan sudah
Pedaftaran Tanah Pedaftaran Tanah pelayanannya dengan baik dan baik walaupun
Sistematis Lengkap (PTSL) yang di Sistematis Lengkap (PTSL) yang di selalu memberikan pengarahan masih ada
laksanakan oleh Pertanahan laksanakan oleh Pertanahan yang baik masyarakat
Kota Makassar saya melaksanakan Kota Makassar saya melaksanakan yang merasa
komunikasi dengan berhubungan langsung komunikasi dengan berhubungan kurang puas
SM
dengan petugas PTSL dan mereka semua langsung dengan petugas PTSL dan dengan
memberikan pelayanannya dengan baik dan mereka semua memberikan pelayanannya pelayanan yang
selalu memberikan pengarahan yang baik dengan baik dan selalu memberikan diberikan,
dan cukup ramah, dan memberikan pengarahan yang baik namun hal
penjelasan-penjelasan yang mudah tersebut tidak
dipahami berdampak pada
Kalau dari responnya masyarakat dalam Respon masyarakat dalam pelaksanaan Respon masyarakat dalam kinerja pegawai
Bagaimana respon
pelaksanaan program PTSL sangat program PTSL sangat menerima dengan pelaksanaan program PTSL, yang
Respon masyarakat terhadap
menerima dengan baik, masyarakat baik, masyarakat berharap program ini menerima dengan baik. menyelesaikan
Penerima pelaksanaan AZ
berharap program ini terus dijalankan terus dijalankan. target PTSL di
Program program PTSL?
agar seluruh kota Makassar.
Apakah program ini
masyarakat dapat memiliki hak kepemilikan Selain itu,
dapat diterima
atas tanah yang sah melalui sertipikat respon
dengan baik di
Kalau terkait dengan respon masyarakat, Respon masyarakat sangat baik dan Respon masyarakat sangat baik dan masyarakat
masyarakat?
respon masyarakat tentu sangat baik dan tertarik dengan program ini, meskipun tertarik dengan program ini, dalam
tertarik dengan program ini, meskipun awalnya ada masyarakat yang merasa meskipun awalnya ada masyarakat pelaksaaan
US awalnya ada masyarakat yang merasa acuh acuh dan apatis karena menganggap yang merasa acuh dan apatis program PTSL
dan apatis karena menganggap program ini program ini memerlukan pembayaran
memerlukan pembayaran dalam proses dalam proses pendaftaran tanahnya.
pendaftaran tanahnya.

1
Program PTSL ini sangat bagus karena Program PTSL ini sangat bagus karena Program PTSL ini sangat bagus ini sangat
sangat membantu masyarakat yang tidak sangat membantu masyarakat yang tidak karena mampu mempercepat proses diterima dengan
memiliki kepemilikian hak atas tanah yang memiliki kepemilikian hak atas tanah pendaftaran dan sangat membantu baik di
sah, hanya memiliki alas hak kepemilikan yang sah, hanya memiliki alas hak masyarakat yang tidak memiliki masyarakat,
NS
saja, apalagi proses pendaftarannya tidak kepemilikan saja, apalagi proses kepemilikian hak atas tanah yang respon penerima
perlu datang ke kantor pertanahan untuk pendaftarannya tidak perlu datang ke sah. program PTSL
antri, tetapi petugas dari Kantor Pertanahan kantor pertanahan untuk antri ini sangat baik
yang datang untuk mengumpulkan berkas. dan antusias
Saya sebagai penerima program ini sangat Sebagai penerima program ini saya Penerima program PTSL di Kota karena terdapat
merasa program ini sangat baik dan sangat merasa program ini sangat baik dan Makassar merasa program ini banyak
diterima dengan baik tentunya di sangat diterima dengan baik tentunya di sangat baik dan sangat diterima kemudahan-
masyarakat karena program PTSL ini masyarakat karena program PTSL ini dengan baik tentunya di kemudahan
SM
masyarakat diberikan kemudahan dalam masyarakat diberikan kemudahan dalam masyarakat. dalam
pembayaran terutama bagi masyarakat yang pembayaran karena proses percepatan
terkendala dana, karena proses pendaftarannya yang gratis dan tidak pendaftaran
pendaftarannya yang memerlukan biaya. tanah melalui
gratis dan tidak memerlukan biaya. PTSL.
Sebagai salah satu penerima program PTSL Sebagai salah satu penerima program Sebagai penerima program ini saya
yang mendapatkan sertipikat Hak Atas PTSL yang mendapatkan sertipikat Hak merasa program ini sangat baik dan
Tanah dari Kantor Pertanahan Kota Atas Tanah dari Kantor Pertanahan Kota sangat diterima dengan baik
Makassar, merasa bahwa program ini Makassar, merasa bahwa program ini tentunya di masyarakat karena
sangat bagus, karena banyak kemudahan- sangat bagus, karena banyak kemudahan- program PTSL ini masyarakat
kemudahan yang diberikan dalam proses kemudahan yang diberikan dalam proses diberikan kemudahan dalam
DW pengurusannya, dimulai dari syarat pengurusannya, melalui PTSL ini pembayaran.
pendaftaran yang tidak sesulit pendaftaran sertipikat hak atas tanah bisa cepat
secara rutin ke kantor pertanahan tidak diterbitkan oleh Kantor Pertanahan Kota
memerlukan legalisir berkas, dan lain Makassar.
sebagainya.

6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.


Lingkungan ekonomi, sosial, maupun Lingkungan ekonomi, sosial, maupun Lingkungan ekonomi, sosial, Implementasi
politik pastinya mendukung pelaksanaan politik pastinya mendukung pelaksanaan maupun politik mendukung Program
program PTSL ini, kondisi ekonomi setiap program PTSL ini, kondisi ekonomi pelaksanaan program PTSL ini, Pendaftaran
warga mungkin berbeda-beda namun ini setiap warga mungkin berbeda-beda kondisi ekonomi setiap warga tanah Sistematis
tidak menjadi masalah karena program namun ini tidak menjadi masalah karena mungkin berbeda-beda namun ini Lengkap
Bagaimana Peran PTSL ini gratis tidak mengeluarkan banyak program PTSL ini gratis tidak tidak menjadi masalah karena (PTSL)
Lingkungan biaya, sehingga lingkungan ekonomi mengeluarkan banyak biaya, sehingga program PTSL ini gratis tidak berjalan dengan
ekonomi, sosial, dan masyarakat mendukung pelaksanaan lingkungan ekonomi masyarakat mengeluarkan banyak biaya, cukup baik
AL
politik dalam program, selain itu lingkungan sosial juga mendukung pelaksanaan program, selain sehingga lingkungan ekonomi walaupun
mendukung mendukung karena masyarakat saling itu lingkungan sosial juga mendukung masyarakat mendukung pelaksanaan terdapat kendala
program PTSL? membantu dalam memberikan informasi karena masyarakat saling membantu program, dari lingkungan
mengenai PTSL dibantu oleh Kelurahan dalam memberikan informasi mengenai ekonomi, sosial,
maupun RT/RW dalam melengkapi berkas PTSL dibantu oleh Kelurahan maupun dan politik,
untuk pendaftaran tanah melalui PTSL, RT/RW dalam melengkapi berkas untuk kendala yang
serta peran lingkungan pendaftaran tanah melalui PTSL dihadapi yaitu
politik dalam pelaksanaan program PTSL masih ada
dimana dalam hal ini didukung oleh kepala

1
daerah setempat, yaitu walikota, camat, masyarakat
maupun lurah. yang
Kondisi lingkungan ekonomi, sosial, dan Kondisi lingkungan ekonomi, sosial, dan Kondisi lingkungan ekonomi, mengumpulkan
politik cukup mendukung dalam politik mendukung dalam pelaksanaan sosial, dan politik mendukung data yang tidak
pelaksanaan program PTSL ini, namun program PTSL ini, namun yang menjadi dalam pelaksanaan program PTSL jelas alas hak
yang menjadi kendala ialah karena karena kendala ialah karena karena kondisi ini, namun yang menjadi kendala kepemilikan
kondisi ekonomi setiap warga yang ekonomi setiap warga yang berbeda, ialah karena karena kondisi atas tanahnya,
berbeda, kebanyakan masyarakat berada kebanyakan masyarakat berada pada ekonomi setiap warga yang seperti tanah
pada golongan ekonomi menengah, dan golongan ekonomi menengah, dan berbeda, kebanyakan masyarakat waris yang
lingkungan sosial dimana pemahaman lingkungan sosial dimana pemahaman berada pada golongan ekonomi pembagiannya
masyarakat akan pentingnya kepemilikan masyarakat akan pentingnya kepemilikan menengah, dan lingkungan sosial belum jelas,
US sertipikat hak atas tanah masih rendah, sertipikat hak atas tanah masih rendah, dimana pemahaman masyarakat ataupun tanah
masih ada masyarakat yang tidak peduli masih ada masyarakat yang tidak peduli akan pentingnya kepemilikan yang memiliki
untuk mendaftarkan tanahnya karena untuk mendaftarkan tanahnya karena sertipikat hak atas tanah masih perkara batas.
mereka takutnya pajak PBB nya naik, dan mereka takutnya pajak PBB nya naik, rendah,. Namun,
proses pendaftarannya yang membutuhkan namun setelah dilakukan sosialisasi dan Pelaksanaan
waktu lama, namun setelah dilakukan penyuluhan dengan warga mereka sudah Program PTSL
sosialisasi dan penyuluhan dengan warga mulai memahami. ini memiliki
mereka sudah mulai memahami dan mereka dampak positif
menyiapkan berkas untuk mendaftarkan bagi lingkungan
tanahnya. ekonomi, sosial,
Dalam pelaksanaan program PTSL ini Dampak pelaksanaan program PTSL ini Dalam pelaksanaan program PTSL dan politik di
semuanya terdampak, baik itu lingkungan salah satunya lingkungan ekonomi, sosial, ini salah satunya lingkungan masyarakat,
ekonomi, sosial, maupun politik. Dimana maupun politik. Dimana dalam ekonomi, sosial, maupun politik. dimana dari sisi
Apa dampak dari ekonomi nilai
dalam Pelaksanaan PTSL mempunyai nilai Pelaksanaan PTSL mempunyai nilai Dimana dalam Pelaksanaan PTSL
pelaksanaan jual tanah akan
ekonomi yang lumayan besar apabila ekonomi yang lumayan besar apabila mempunyai nilai ekonomi yang
program PTSL ini meningkat
dibandingkan dengan pendaftaran secara dibandingkan dengan pendaftaran secara lumayan besar apabila
bagi lingkungan AR dengan
rutin, karena pendaftaran rutin di kantor rutin, karena pendaftaran rutin di kantor dibandingkan dengan pendaftaran
sosial, ekonomi, dan kepemilikan
pertanahan bernilai 25% pada saat pertanahan bernilai 25% pada saat secara rutin.
politik di sertipikat, dan
pengurusan BPHTB dari tanah yang pengurusan BPHTB dari tanah yang
mayarakat? memberikan
disertifikatkan, sementara terkait program disertifikatkan, sementara terkait program
PTSL gratis tetapi hanya bagi yang pertama PTSL gratis . kemudahan bagi
kali mendaftarkan tanah masyarakat
Ada banyak dampak dari pelaksanaan Dampak dari pelaksanaan program PTSL Dampak dari pelaksanaan program untuk
program PTSL ini, yaitu dari sisi ekonomi ini, yaitu dari sisi ekonomi nilai jual tanah PTSL ini, yaitu dari sisi ekonomi menggunakan
nilai jual tanah akan meningkat dengan akan meningkat dengan kepemilikan nilai jual tanah akan meningkat sertripikat
kepemilikan sertipikat, dan memberikan sertipikat, dan memberikan kemudahan dengan kepemilikan sertipikat, dan sebagai jaminan
kemudahan bagi masyarakat untuk bagi masyarakat untuk menggunakan memberikan kemudahan bagi untuk
menggunakan sertripikat sebagai jaminan sertripikat sebagai jaminan untuk masyarakat untuk menggunakan memberikan
AZ untuk memberikan akses kredit, sehingga memberikan akses kredit, sehingga akses sertripikat sebagai jaminan untuk akses kredit,
akses permodalan bagi masyarakat lebih permodalan bagi masyarakat lebih memberikan akses kredit, sehingga sedangkan
mudah, sehingga dapat membantu mudah, sehingga dapat membantu akses permodalan bagi masyarakat dampak sosial
perekonomian masyarakat, sedangkan perekonomian masyarakat, sedangkan lebih mudah, sehingga dapat yang didapatkan
dampak sosial yang didapatkan melalui dampak sosial yang didapatkan melalui membantu perekonomian melalui program
program PTSL ini ialah masyarakat merasa program PTSL ini ialah masyarakat masyarakat, sedangkan dampak PTSL ini ialah
aman karena memiliki kepemilikan yang sah merasa aman karena sosial yang didapatkan melalui masyarakat
memiliki kepemilikan yang sah atas

1
atas tanahnya, sehingga dapat menghindari tanahnya, sehingga dapat menghindari program PTSL ini ialah masyarakat merasa aman
konflik batas tanah, selain itu melalui PTSL konflik batas tanah, selain itu melalui merasa aman karena memiliki karena memiliki
ini mampu memberikan manfaat bagi PTSL ini mampu memberikan manfaat kepemilikan yang sah atas kepemilikan
pemerintah daerah mampu mendorong bagi pemerintah daerah mampu tanahnya. yang sah atas
peningkatan penerimaan negara baik itu mendorong peningkatan penerimaan tanahnya.
pajak, BPHTB maupun PBB. negara baik.
Kendala yang dihadapi pelaksanaan Kendala pelaksanaan program PTSL ini Kendala pelaksanaan program
program PTSL ini tentu saja ada, kendala tentu saja ada, kendala yang dihadapi PTSL yang dihadapi yaitu masih
yang dihadapi yaitu masih ada masyarakat yaitu masih ada masyarakat yang ada masyarakat yang
yang mengumpulkan data yang tidak jelas mengumpulkan data yang tidak jelas alas mengumpulkan data yang tidak
Apa yang menjadi
Kendala dari alas hak kepemilikan atas tanahnya, seperti hak kepemilikan atas tanahnya, seperti jelas alas hak kepemilikan atas
kendala dari
Lingkungan tanah waris yang pembagiannya belum tanah waris yang pembagiannya belum tanahnya, seperti tanah waris yang
lingkungan ekonomi
eksternal AZ jelas, ataupun tanah yang memiliki perkara jelas, ataupun tanah yang memiliki pembagiannya belum jelas, ataupun
sosial dan politik
pelaksanaan batas, sehingga perlu dikomunikasikan perkara batas, sehingga perlu tanah yang memiliki perkara batas,
dalam pelaksanaan
program dengan baik agar masyarakat tidak salah dikomunikasikan dengan baik agar sehingga perlu dikomunikasikan
program?
paham. selain itu masih ada masyarakat masyarakat tidak salah paham. selain itu dengan baik agar masyarakat tidak
yang tidak mau mendaftarkan tanahnya masih ada masyarakat yang tidak mau salah paham.
karena tidak mau pajak tanahnya mendaftarkan tanahnya karena tidak mau
bertambah. pajak tanahnya akan
bertambah.
Kalau masalah kendala tentu dalam Kendala dalam pelaksanaan PTSL ini Kendala dalam pelaksanaan PTSL
pelaksanaan PTSL ini salah satunya yaitu salah satunya yaitu ada tanah yang yaitu ada tanah yang pemiliknya
ada tanah yang pemiliknya tidak tinggal di pemiliknya tidak tinggal di lokasi tidak tinggal di lokasi tersebut, atau
AR
lokasi tersebut, atau tanah yang tidak jelas tersebut, atau tanah yang tidak jelas tanah yang tidak jelas pemiliknya
pemiliknya siapa, sehingga menjadi kendala pemiliknya siapa, sehingga sulit siapa.
dalam mengidentifikasi tanah. mengidentifikasi
tanah.
Kendalanya yaitu setiap lokasi tentu Setiap lokasi tentu memiliki lingkungan Setiap lokasi tentu memiliki
memiliki lingkungan ekonomi dan sosial ekonomi dan sosial yang berbeda-beda, lingkungan ekonomi dan sosial
yang berbeda-beda, masih ada masyarakat masih ada masyarakat yang merasa tidak yang berbeda-beda, masih ada
yang merasa tidak peduli terhadap program peduli terhadap program PTSL ini karena masyarakat yang
AL
PTSL ini karena setiap masyarakat setiap masyarakat memiliki kesibukan terlambat untuk
memiliki kesibukan masing-masing masing-masing sehingga mereka mengumpulkan berkas untuk
sehingga mereka terlambat untuk terlambat untuk mengumpulkan berkas pendaftaran, sehingga menghambat
mengumpulkan berkas pendaftaran. penerbitan sertipikat.
untuk pendaftaran.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
No. Indikator Pertanyaan Informan Hasil Wawancara Kondensasi Data Penyajian Data Kesimpulan
1 Faktor Apa saja US Faktor yang mendukung pelaksanaan Pelaksanaan program PTSL ini Pelaksanaan program Faktor Pendukung
Pendukung faktor yang program PTSL ini tentunya karena tentunya karena adanya Peraturan PTSL ini didukung oleh dalam implementasi
mendukung adanya Peraturan Menteri Agraria Menteri Agraria dan Tata adanya PERMEN program Pendaftaran
pelaksanaan dan Tata Ruang/Kepala Badan Ruang/Kepala Badan Pertanahan ATR/BPN Nomor 6 tanah Sistematis
program PTSL Pertanahan Nasonal Nomor 6 Tahun Nasonal Nomor 6 Tahun 2018 tentang Tahun 2018 tentang Lengkap (PTSL) di
di Kantor 2018 tentang Pendaftaran Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Pendaftaran Tanah Kantor Pertanahan
Pertanahan Sistematis Lengkap, yang menjadi Lengkap, yang menjadi landasan Sistematis Lengkap, Kota Makassar, antara
landasan dalam yang lain adanya landasan

1
dalam pelaksanaan program dimana pelaksanaan program dimana program menjadi landasan dalam
Kota program ini tidak akan berjalan ini tidak akan berjalan dengan baik jika pelaksanaan program hukum yang jelas
Makassar? dengan baik jika tidak ada yang tidak ada yang mengacu pada UUPA. yang mengacu pada terkait pelaksanaan
mengacu pada UUPA. No. 5 Tahun No. 5 Tahun 1960 kemudian Peraturan UUPA. No. 5 Tahun program PTSL yaitu,
1960 kemudian Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. 1960 Peraturan Menteri
Nomor 24 Tahun 1997. tentang tentang Pendaftaran Tanah, dimana kemudian Peraturan ATR/BPN No. 6
Pendaftaran Tanah, dimana terbitnya terbitnya landasan hukum tersebut atas Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018, Tentang
landasan hukum tersebut atas dasar dasar perintah langsung dari presiden Tahun 1997. tentang Pendaftaran Tanah
perintah langsung dari presiden dalam Instruksi presiden No. 2 Tahun Pendaftaran Tanah, dan Sistematis Lengkap
dalam Instruksi presiden No. 2 Tahun 2018 tentang percepatan pendaftaran Instruksi presiden No. 2 (PTSL), komunikasi
2018 tentang percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap di seluruh Tahun 2018. yang baik antar
tanah sistematis lengkap di seluruh wilayah republik Indonesia. organisasi yaitu
wilayah dengan adanya
republik Indonesia. komunikasi yang baik
AL Pelaksanaan PTSL ini didukung Pelaksanaan PTSL ini didukung Pelaksanaan PTSL ini terkait pelaksanaan
dengan adanya landasan hukum dengan adanya Peraturan Menteri didukung dengan adanya program PTSL antara
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Peraturan Menteri Kantor Pertanahan
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Pertanahan Nasonal Nomor 6 Tahun Agraria dan Tata Kota Makassar dengan
Nasonal Nomor 6 Tahun 2018 2018 tentang Pendaftaran Tanah Ruang/Kepala Badan walikota, camat, lurah,
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Sistematis Lengkap, yang didalamnya Pertanahan Nasonal RT/RW, Kepolisian
Lengkap, yang didalamnya terdapat terdapat mekanisme, prosedur, Nomor 6 Tahun 2018 dan kejaksaa..
mekanisme, prosedur, pelaksanaan pelaksanaan PTSL yang menjadi acuan tentang Pendaftaran
PTSL yang menjadi acuan dan dan menjadi ketetapan pelaksanaan Tanah Sistematis
menjadi ketetapan pelaksanaan program PTSL, sehingga kami Lengkap, yang
program PTSL, sehingga kami melaksanakan program memiliki didalamnya terdapat
melaksanakan program memiliki landasan agar pelaksanaan dapat mekanisme, prosedur,
landasan agar pelaksanaan dapat berjalan dengan baik pelaksanaan PTSL yang
berjalan dengan baik menjadi acuan dan
menjadi ketetapan
pelaksanaan program
PTSL.
AR Pelaksanaan PTSL ini berjalan Pelaksanaan PTSL ini berjalan dengan Pelaksanaan PTSL ini
dengan baik didukung dengan adanya baik didukung dengan adanya berjalan dengan baik
komunikasi yang baik antara Kantor komunikasi yang baik antara Kantor didukung dengan adanya
Pertanahan Kota Makassar dengan Pertanahan Kota Makassar dengan komunikasi yang baik
Stakeholder yang terkait seperti Stakeholder yang terkait seperti antara Kantor Pertanahan
walikota, camat, lurah, RT/RW, walikota, camat, lurah, RT/RW, Kota Makassar dengan
Kepolisian dan kejaksaan, Kepolisian dan kejaksaan, komunikasi Stakeholder yang terkait
komunikasi dengan antar organisasi dengan antar organisasi berjalan seperti walikota, camat,
berjalan dengan baik, seperti dengan baik, seperti komunikasi lurah, RT/RW,
komunikasi dengan walikota untuk dengan walikota untuk mempersipakan Kepolisian dan
mempersipakan camat untuk camat untuk pelaksanaan program kejaksaan, komunikasi
pelaksanaan program untuk untuk dengan antar organisasi
diinformasikan ke lurah masing- diinformasikan ke lurah masing- berjalan dengan baik.
masing terkait pelaksanaan program,

1
dan jika
masing terkait pelaksanaan program, ada ada kendala-kendala yang terjadi di
dan jika ada ada kendala-kendala lapangan seperti misalnya ada pihak
yang terjadi di lapangan seperti yang tidak mendukung pelaksanaan
misalnya ada pihak yang tidak program PTSL akan dilaporkan
mendukung pelaksanaan program diatasannya.
PTSL akan dilaporkan diatasannya
untuk mengkomunikasikan
permasalahan tersebut agar diberikan
solusi.
2 Faktor Apa saja US Faktor yang menjadi penghambat Faktor yang menjadi penghambat Faktor penghambat Faktor Penghambat
Penghambat faktor yang pelaksnaan PTSL ini ialah minimnya pelaksnaan PTSL ini ialah minimnya pelaksnaan PTSL ini dalam implementasi
menjadi sumber daya manusia, panitia sumber daya manusia, panitia ialah minimnya sumber program Pendaftaran
Penghambat pelaksana program PTSL masih pelaksana program PTSL masih daya manusia tanah Sistematis
pelaksanaan kurang sedangkan target untuk kurang sedangkan target untuk Lengkap (PTSL) di
program PTSL pendaftaran tanah banyak hal itu pendaftaran tanah banyak hal itu Kantor Pertanahan
di Kantor disebabkan karena pegawai PNS disebabkan karena pegawai PNS Kota Makassar, antara
Pertanahan maupun PPNPN yang menjadi maupun PPNPN yang menjadi lain minimnya Sumber
Kota pelaksana program memiliki tugas pelaksana program juga memiliki tugas Daya Manusia dalam
Makassar? rutin di Kantor, sehingga pelaksana rutin di Kantor pelaksanaan program
program harus menyeimbangkan PTSL, hal ini
pekerjaan rutinitas maupun PTSL disebabkan oleh
berjalan beriringan. jumlah panitia
AR Faktor penghambat pelaksanaan Faktor penghambat pelaksanaan PTSL Faktor penghambat pelaksana program
PTSL ini adalah masih adanya tanah ini adalah masih adanya tanah yang pelaksanaan PTSL ini PTSL masih kurang
yang belum terselesaikan belum terselesaikan permasalahan adalah masih adanya sedangkan target untuk
permasalahan tanahnya atau dengan tanahnya atau dengan kata lain tanah yang belum pendaftaran tanah
kata lain tanahnya masih dalam tanahnya masih dalam sengketa baik terselesaikan yang banyak, Masih
sengketa baik itu sengketa batas itu sengketa batas tanahnya maupun permasalahan adanya tanah dalam
tanahnya maupun sengketa sengketa kepemilikan tanahnya, tanahnya/sengketa baik permasalahan/sengketa
kepemilikan tanahnya, yang dengan adanya permasalahan sengketa itu sengketa batas dalam penentuan batas
permasalahan tanahnya masih dalam tersebut menyebabkan terhambatnya tanahnya maupun dan kepemilikan hak
proses penyelesaian di pengadilan, proses pendaftaran tanah, sehingga sengketa kepemilikan atas tanahnya karena
dengan adanya permasalahan harus menunggu tanahnya selesai tanahnya. ketidakjelasan batas
sengketa tersebut menyebabkan dalam proses perkara. bidang tanah oleh
terhambatnya proses pendaftaran pemegang hak atas
tanah, sehingga harus menunggu tanah, Keterlambatan
tanahnya selesai dalam proses masyarakat dalam
perkara. mengumpulkan syarat
AL Masih ada tanah yang belum selesai Terdapat tanah yang belum selesai Terdapat tanah yang administrasi juga
pembagian kewarisannya, dan pembagian kewarisannya, dan belum selesai pembagian menjadi salah satu
permasalahan terkait penentuan batas permasalahan terkait penentuan batas kewarisannya, dan faktor penghambat

1
tanahnya serta kepemilikan atas tanahnya serta kepemilikan atas permasalahan terkait pelaksanaan program
tanahnya yang tidak jelas dan masih tanahnya yang tidak jelas dan masih penentuan batas tanahnya PTSL, serta
dalam penyelesaian proses hukum dalam penyelesaian proses hukum serta kepemilikan atas masyarakat pendaftar
menghambat proses pengukuran oleh menghambat proses pengukuran oleh tanahnya yang tidak jelas tanah melalui PTSL
petugas pelaksana di lapangan. petugas pelaksana di lapangan. dan masih dalam yang belum memasang
penyelesaian proses patok batas bidang
hukum menghambat tanah menyebabkan
proses pengukuran. terhambatnya petugas
AZ Faktor penghambat yang juga Faktor penghambat yang juga Faktor penghambat yang ukur dalam mengukur
menghambat pelaksanaan program menghambat pelaksanaan program juga menghambat bidang tanah
PTSL ini adalah keterlambatan PTSL ini adalah keterlambatan pelaksanaan program
masyarakat dalam mengumpulkan masyarakat dalam mengumpulkan PTSL ini adalah
berkas syarat administrasi berkas syarat administrasi pendaftaran, keterlambatan
pendaftaran, hal ini disebabkan oleh hal ini disebabkan oleh bidang tanah masyarakat dalam
bidang tanah masih berstatus milik masih berstatus milik bersama karena mengumpulkan berkas
bersama karena berasal dari tanah berasal dari tanah warisan yang belum syarat administrasi
warisan yang belum terbagi, pemilik terbagi, pemilik tanah berdomisili pendaftaran.
tanah berdomisili diluar kabupaten diluar kabupaten dan tidak dapat
dan tidak dapat dihubungi, riwayat dihubungi, riwayat tanah yang terputus
tanah yang terputus membuat lurah membuat lurah tidak berani membuat
tidak berani membuat alas hak alas hak sebagai dasar penerbitan
sebagai dasar penerbitan sertipikat. sertipikat.
AL Selain itu yang menjadi penghambat Selain itu yang menjadi penghambat Faktor penghambat
program PTSL ini adalah karena program PTSL ini adalah karena program PTSL ini adalah
masyarakat yang mendaftarkan masyarakat yang mendaftarkan masyarakat yang belum
tanahnya melalui program PTSL ini tanahnya melalui program PTSL ini memasang patok batas
masih ada yang belum memasang masih ada yang belum memasang bidang tanah sehingga
patok batas bidang tanah sehingga patok batas bidang tanah sehingga menghambat petugas
menghambat petugas ukur dalam menghambat petugas ukur dalam ukur dalam mengukur
mengukur bidang tanah, serta pihak mengukur bidang tanah, serta pihak bidang tanah, serta pihak
tidak hadir pada waktu penetapan tidak hadir pada waktu penetapan batas tidak hadir pada waktu
batas tanah, karena kesibukan tanah, karena kesibukan pemilik tanah penetapan batas tanah,
pemilik tanah dan atau sulit mencari dan atau sulit mencari pemilik tanah juga menjadi
pemilik tanah disebabkan karena disebabkan karena berdomisili di luar penghambat.
berdomisili di luar kabupaten, juga kabupaten, juga menjadi penghambat.
menjadi penghambat proses
pendaftaran tanah
sistematis lengkap.

1
15

Lampiran 5. Usul Judul Pembimbing


15

Lampiran 6. Persetujuan Judul dan Pembimbing


15

Lampiran 7. SK Pembimbing
15

Lampiran 8. Pengesahan Judul Skripsi dan Pembimbing


15

Lampiran 9. Surat Pengantar Penelitian


15

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian dari DPMPTSP Provinsi Sulawesi Selatan
16

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian dari Kantor Pertanahan Kota Makassar
16

Lampiran 12. Surat Keterangan telah Menyelesaikan Penelitian


16

Lampiran 13. Susunan Panitia Ajudikasi, Satgas Fisik, Yuridis, dan


Administrasi PTSL Kantor Pertanahan Kota Makassar
2022

Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kota Makassar


Nomor: 56/SK-73.71.UP.02.01/II/2022 Tentang Susunan Panitia Ajudikasi
Percepatan, Satgas Fisik dan Yuridis PTSL Kota Makassar 2022
No. Nama Jabatan Jabatan dalam Tim
1 Aksara Alif Raja, S.E, Kepala Seksi Ketua Ajudikasi
M.Adm.SDA Penetapan Hak dan Kecamatan Tamalate
Pendaftaran
2 Dedi Rahmat Sukarya, Kepala Seksi Survei Ketua Ajudikasi
S.ST., M.H dan Pemetaan Kecamatan Manggala
3 Muhammad Fahmi Penata Kadastral Wakil Ketua Ajudikasi
Mardin Pertama (Satgas Fisik) Kecamatan
Tamalate
4 Isna Oktiana Nur Penata Kadastral Wakil Ketua Ajudikasi
Rachma, S.T Pertama (Satgas Fisik) Kecamatan
Manggala
5 Ashadi, S.H Analis SDM Aparatur Wakil Ketua Ajudikasi
Pertama (Satgas Yuridis)
Kecamatan Tamalate
6 Nur Hasanah, S.H, MH Penata Pertanahan Wakil Ketua
Pertama Ajudikasi(Satgas Yuridis)
Kecamatan Manggala
7 Andi Haslim, S.Tr Penata Pertanahan Sekretaris Panitia
Pertama Ajudikasi Ajudikasi
Kecamatan Tamalate
8 Aswar Rahmat, S.Sos Analis Pertanahan Sekretaris Panitia
Ajudikasi Kecamatan
Manggala
9 Syamsur Petugas Ukur Anggota
10 Muhammad Ishadi, S.H Petugas Ukur Anggota
11 Uswatun Hasanah, SH Analis Pertanahan Anggota
12 Wan Livia Delicia, S.H Analis Hukum Anggota
Pertanahan
13 Kepala Kelurahan Lurah Barombong Anggota
Barombong
14 Kepala Kelurahan Bitowa Lurah Bitowa Anggota
Anggota Satgas Fisik, Yuridis, dan Administrasi
No. Nama Jabatan Jabatan dalam Tim
1 Muhammad Fahmi Penata Kadastral Koordinator Tim
Mardin, SE Pertama Kecamatan Tamalate,
Kecamatan Manggala
2 Syamsur Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
3 Andi Alfian Azlamshah, Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
A.P
4 Nugroho Putri Utomo, Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
A.P
16

5 Heriyanto Haji Syamsu, Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik


A.P
6 Ahmad Munawir, A.P Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
7 Bagus Syarif Panghestu, Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
A.P
8 Akhmad Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
9 Adlim Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
10 Andhika Candra Wibowo Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
11 Aswar Pratama Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
12 Aila Salsabila Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
13 Alfian Pratikno Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
14 Andi Afthari Mudatsir Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
15 Andi Hartawan Yusri M, Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
S.H
16 Andi Nur Fauzan Hafid Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
17 Arie Syaputra Umar Yadi Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
18 Ayyub Heru Masnawan Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
19 David Tauhid Muhidy Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
20 Fithra Amalia Salamun Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
21 Hikmah Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
22 Hasriadi Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
23 Kurniawan Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
24 Megawati Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
25 Muhammad Chrizin Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
26 Muhammad Sahid Akbar Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
27 Sri Rezki Herawati Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
28 Ricad Dwiky Herawati Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
29 Reza Buana Pratama Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
30 Yumna Quraisy Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
31 Uswatun Hasanah, SH Analis Pertanahan Anggota Satgas Yuridis
32 Mustafa Ahmad Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
33 Muh Nurwansyah, SE Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
34 A. Febri Ramadhan Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
35 A. Didi Nursadik Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
36 Ahmad Fauzaan Habib Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
37 Didit Aditya Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
38 Nurul Ilmi Muhlishah Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
Aziz
39 Winda Sarmita Siringo Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
Ringo
40 Pendamping Kelurahan Kelurahan Barombong Anggota Satgas Yuridis
Barombong
41 Muhammad Ishadi, SH Petugas Ukur Anggota Satgas Fisik
42 Alan Aji Bintang, ST Analis Survei, Anggota Satgas Fisik
Pengukuran Dan
Pemetaan
43 Andi Muh. Ahdzan Nur Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
44 Nizar Yusuf Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
45 Rezha Adityo Akhmad Pembantu Ukur Anggota Satgas Fisik
16

46 Wan Livia Delicia, S.H Analis Hukum Anggota Satgas Yuridis


Pertanahan
47 Muh Ichwan, A.Md, Kom Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
48 Fuad Bagenda Akib, S.H Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
49 Nur Salam Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
50 Andika Saputra Petugas Yuridis Anggota Satgas Yuridis
51 Pendamping Kelurahan Kelurahan Bitowa Anggota Satgas Yuridis
Bitowa
52 Sri Gusniati, S.E, M.M Kepala Sub. Bagian Anggota Satgas
Tata Usaha Administrasi
53 Umi Kalsum, S.H Analis Anggaran Anggota Satgas
Pertama Administrasi
54 Muhammad Syafik, S.E Analis Pengelolaan Anggota Satgas
Keuangan APBN Administrasi
Pratama
55 Diona Puspitasari Pengelola Keuangan Anggota Satgas
Mangeka, A.Md Administrasi
16

Lampiran 14. Dokumentasi Hasil Penelitian

Gambar 1. Wawancara Bersama Ketua Panitia Ajudikasi PTSL

Gambar 2. Wawancara Bersama Panitia Ajudikasi PTSL

Gambar 3. Wawancara Bersama Koordinator Sub Pendaftaran Hak Tanah dan


Ruang Kantor Pertanahan Kota Makassar
16

Gambar 4. Wawancara Bersama Lurah Kelurahan Barombong Kecamatan


Tamalate Kota Makassar

Gambar 5. Wawancara Bersama Masyarakat Penerima Program PTSL Kelurahan


Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Gambar 6. Wawancara Bersama Masyarakat Penerima Program PTSL Kelurahan


Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar
16

Gambar 7. Wawancara Bersama Masyarakat Penerima Program PTSL Kelurahan


Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Gambar 8. Dokumentasi Bersama Masyarakat Penerima Program PTSL


Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Gambar 9. Dokumentasi Pengumpulan Berkas Data Fisik dan Yuridis


serta Formulir PTSL 2023
16

Gambar 10. Dokumentasi bersama Petugas Pelaksana PTSL 2023 dan Pegawai
Kelurahan di Kelurahan Mappaodang Kecamatan Mariso Kota Makassar

Gambar 11. Kantor Pertanahan Kota Makassar

Gambar 12. Loket Pelayanan Kantor Pertanahan


16

RIWAYAT HIDUP

NUR ASYIFA T, lahir di Makassar pada tanggal 16

Januari 2001, Penulis merupakan anak pertama dari

empat bersaudara dari pasangan H. Tajuddin T dan Hj.

Irmawati Latif. Pendidikan pertama dimulai Taman

Kanak-Kanak (TK) Islam Maradekaya pada 2006,

kemudian penulis menempuh pendidikan dasar sejak

tahun 2007 di SD Negeri Mongisidi 2 Makassar hingga tahun 2013. Kemudian

melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di MTsN Model Makassar

pada tahun 2013 hingga tahun 2016, serta menyelesaikan sekolah menengah atas

di MAN 1 Makassar pada tahun 2019. Dan pada tahun yang sama penulis diterima

sebagai Mahasiswi di Universitas Negeri Makassar pada Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Melalui jalur seleksi

SBMPTN. Penulis telah mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan melalui

Latihan Dasar Kepemimpinan Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara

(HIMAGARA) FIS-H UNM pada tahun 2019, dan mengikuti kegiatan-kegiatan

kemahasiswaan pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada 2022, dan pada

tahun yang sama penulis melaksanakan praktik kerja lapangan/Magang di

Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. Serta mengikuti kegiatan Merdeka

Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui program Kampus Mengajar Angkatan

4, di SMP Irnas Makassar.

Anda mungkin juga menyukai