Anda di halaman 1dari 182

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN
DI KABUPATEN TEBO
PROVINSI JAMBI

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan ilmu


pemerintahan dan syarat penyusunan skripsi pada Program Sarjana Sains
Terapan Ilmu Pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri

oleh

ASHIILAH ARIIJ SYAHNI


NPP 31.0188

PROGRAM STUDI
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH
FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2023
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul Proposal Skripsi : PERENCANAAN PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI

KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

Nama : Ashiilah Ariij Syahni

NPP : 31.0188

Program Studi : Administrasi Pemerintahan Daerah

Fakultas : Manajemen Pemerintahan

Tempat Dan Tgl Lahir : Jambi, 20 September 2002

disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji pada Hari Jumat

Tanggal 10 November Tahun 2023

Jatinangor, 10 November 2023


DOSEN PEMBIMBING

Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si


Pembina Utama Muda (IV/C)
NIP. 19770304 199511 1 001
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI

Judul Proposal Skripsi : PERENCANAAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI
KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI
Nama : Ashiilah Ariij Syahni
NPP : 31.0188
Program Studi : Administrasi Pemerintahan Daerah
Fakultas : Manajemen Pemerintahan

telah diuji dan dinyatakan lulus pada Hari …....,Tanggal…. , Bulan……….,


Tahun 2023, di hadapan Tim Penguji pada Sidang Ujian Proposal Skripsi,
yang terdiri dari :

No Nama Kedudukan Tanda Tangan


1 Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, Ketua
S.AP, M.Si
2 H. Ismunarta, S.Sos., M.Si Sekretaris

3 Dra. Hj. Riza Risyanti, M.Si Anggota

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Dosen Pembimbing
Administrasi Pemerintahan Daerah

Dr. Asep Hendra, S.E, M.M Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
Penata tk.1 (III/d) Pembina Utama Muda (IV/C)
NIP. 19721225 200012 1 001 NIP. 19770304 199511 1 001
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

atas limpahan berkat dan penyertanyaan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Usulan Proposal dengan judul “ PERENCANAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI KABUPATEN

TEBO PROVINSI JAMBI ” sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Terapan Ilmu Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Penyusunan dan penyelesaian Proposal Skripsi ini dapat terwujud

berkat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara

langsung maupun tidak langsung. Maka dengan kerendahan dan

ketulusan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Drs. Hadi Prabowo, MM selaku Rektor Institut

Pemerintahan Dalam Negeri;

2. Bapak Prof.Dr.Drs. Hyronimus Rowa, M.Si selaku Wakil Rektor

1 Bidang Akademik dan Inovasi;

3. Bapak Dr. Drs. H. Rizari, M.BA., M.Si selaku Wakil Rektor 2

Bidang Administrasi;

4. Bapak Dr. Yudi Rusfiana, S.IP, M.Si selaku Wakil Rektor 3

Bidang Kemahasiswaan;
5. Ibu Dr. Dety Mulyati, S.H., C.N., M.Hum selaku Wakil Rektor 4

Bidang Hukum Kerjasama dan Kepegawaian;

6. Bapak Dr. Halilul Khairi, M.Si selaku Dekan Fakultas

Manajemen Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri;

7. Bapak H.Ismunarta, S.Sos, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Bidang

Akademik dan Inovasi;

8. Bapak Drs. Mustaufik Amin, M.Si selaku Wakil Dekan 2 Bidang

Administrasi;

9. Bapak Drs. Helianus Rudianto, M.Si selaku Wakil Dekan 3

Bidang Kemahasiswaan;

10. Bapak Dr. Asep Hendra, S.E, MM selaku Ketua Program Studi

Administrasi Pemerintahan Daerah;

11. Bapak Dedi Kusmana, S.Sos, M.Si selaku Sekretaris Program

Studi Administrasi Pemerintahan Daerah;

12. Bapak Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan

bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis;

13. Bapak/Ibu selaku Dosen Penelaah yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis;

14. Segenap Dosen, Pelatih, dan Pengasuh serta seluruh Civitas

Akademika Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang telah

memberikan bekal pengetahuan dan bimbingan selama penulis

menempuh Pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri;


15. Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo dalam hal ini Badan

Perencanaan Daerah dan Penelitian yang telah bersedia

menjadi lokasi penelitian penulis;

16. Orangtua tercinta Bapak Syahrulrozi, S.IP.,MH dan Ibu

Meinarni, A.Md serta keluarga besar yang selalu memberikan

support secara moral maupun material, memotivasi dan

mendoakan dalam penyelesaian Proposal Skripsi ini;

17. Seseorang yang penulis kasihi yang selalu memberikan

motivasi, dukungan, cinta, perhatian dan kasih sayang kepada

penulis dan selalu menjadi penyemangat dalam proses

penyelesaian Proposal Skripsi ini;

18. Seluruh Saudara Kontingen Asal Pendaftaran Jambi Angkatan

XXXI dan adik kontingen BLEW XXXII, XXXIII, dan XXXIV, serta

rekan praja Angkatan XXXI yang selalu mendukung satu sama

lain dan memberikan dukungan dan doa dalam proses

penyelesaian Proposal Skripsi ini;

19. Saudara asuh anak bimbingan Prof. Dr. Fernandes

Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si yang selalu memberikan

motivasi dan inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian

Proposal Skripsi ini;

20. Sahabat penulis yang selalu memberikan semangat,

memberikan ide-ide, berbagi informasi, serta saling mendukung


dan mengingatkan dalam proses penyelesaian Proposal Skripsi

ini;

21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu;

22. Last, I wanna thank me. Thank me for always being able to

survive until this time. Thank me for never give up, thank me for

having no days off, and I wanna thank me for never quitting.

Penulis hanya bisa memberikan doa dan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Proposal Skripsi ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis menerima

masukan dan kritik yang membangun guna perbaikan proposal skripsi

yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga proposal skripsi

ini nantinya dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Jatinangor, 20 September 2023

Ashiilah Ariij Syahni


NPP 31.0188
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................11
1.3.1 Maksud Penelitian...........................................................................................11
1.3.2 Tujuan Penelitian.............................................................................................12
1.4 Kegunaan Penelitian...............................................................................................12
1.4.1 Kegunaan Teoritis............................................................................................12
1.4.2 Kegunaan Praktis.............................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................15
2.1 Penelitian Sebelumnya...........................................................................................15
2.2 Landasan Teori.......................................................................................................21
2.2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan...............................................................21
2.2.2 Konsep Infrastruktur Pendidikan.....................................................................41
2.2.3 Konsep Pemerintahan Daerah.........................................................................49
2.2.4 Konsep Organisasi Perangkat Daerah..............................................................54
2.3 Kerangka Pemikiran................................................................................................57
2.4 Hipotesis Kerja.......................................................................................................62
BAB III METODE PENELITIAN................................................................63
3.1 Pendekatan Penelitian...........................................................................................63
3.2 Operasionalisasi Konsep.........................................................................................66
3.3 Sumber Data dan Informan....................................................................................69
3.3.1 Sumber Data dan Jenis Data............................................................................69
3.3.2 Informan..........................................................................................................70
3.4 Instrumen Penelitian..............................................................................................73
3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................................74
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................................76
3.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian..................................................................................78
3.7.1 Jadwal Penelitian.............................................................................................78
3.7.2 Lokasi Penelitian..............................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................80
LAMPIRAN I INFORMAN PENELITIAN...................................................84
LAMPIRAN II PEDOMAN WAWANCARA (LINGKUP PENELITIAN) PADA
PENELITIAN “PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PENDIDIKAN DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI“.......................86
LAMPIRAN III ITEM PERTANYAAN WAWANCARA PADA PENELITIAN “
PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI
KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI“...................................................94
LAMPIRAN IV KLASIFIKASI PERTANYAAN PER INFORMAN............114
LAMPIRAN V..........................................................................................129
PEDOMAN OBSERVASI........................................................................129
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi Tahun

2020 - 2022.................................................................................................4

Tabel 1. 2 Data Dapodik Sekolah Kabupaten Tebo....................................7

Tabel 1. 3 Data Dapodik Peserta Didik Kabupaten Tebo...........................7

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Sebelumnya...................................................15

Tabel 2. 2 Model Pembangunan...............................................................35

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Konsep.........................................................67

Tabel 3. 2 Informan Dalam Penulisan.......................................................71

Tabel 3. 3 Kalender Akademik Tahun Ajaran 2023 - 2024.......................78


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kondisi SD Satu Atap Sungai Menggatal Desa Suo Suo......6

Gambar 2. 1 Peran Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi...................43

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran.............................................................61


1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari peran penting kualitas

sumber daya manusia dalam mengelola negara dan sumber daya alam

yang dimiliki. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas

dibutuhkan proses pembelajaran yang baik melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan bentuk investasi sumber daya manusia yang

hampir sama pentingnya dengan investasi modal. Pendidikan tidak hanya

berpengaruh terhadap produktivitas masyarakat tetapi juga berpengaruh

terhadap fertilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

Sistem pendidikan Negara Indonesia berada pada peringkat ke –

54 dari total 78 negara. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN,

posisi Indonesia masih dibawah Singapura, Malaysia dan Thailand.

Sementara itu HDI Indonesia berada di posisi 107 dari 189 negara dengan

nilai 0,718 (kategori tinggi). Posisi HDI Indonesia masih di bawah

Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand. Indonesia dikategorikan

sebagai negara berpendapatan menengah bawah (lower middle income),

turun dari berpendapatan menengah atas (upper middle income) akibat

pandemi Covid-19.

1
2

Salah satu langkah untuk meningkatkan kembali penurunan

pendapatan yang terjadi akibat covid-19 maka pemerintah membentuk

Visi Indonesia Tahun 2045 adalah Indonesia Maju. Pada saat itu,

Indonesia diperkirakan menjadi kekuatan ekonomi ke-4 terbesar di dunia.

Untuk mencapai visi tersebut, salah satu pilar yang harus dicapai adalah

terciptanya SDM yang unggul. Menyadari hal itu, pemerintah sejak 2019

menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus utama APBN untuk

pembangunan SDM.

Dalam konteks memajukan Indonesia dan menghadapi tantangan

masa depan, pemerintah pusat dibantu dengan pemerintah daerah yang

memiliki salah satu urusan wajib yakni pendidikan untuk memajukan

kualitas pendidikan masyarakat daerahnya. Masyarakat harus dipandang

sebagai human capital yang dipersiapkan dengan sistem pendidikan

sesuai dengan kebutuhan pelajar agar kegiatan transfer knowledge dapat

terlaksana dengan baik. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar

yang efektif diperlukan fasilitas sarana dan prasarana yang layak.

Untuk mengukur kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari

angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup

salah satunya pendidikan. Untuk mengukur dimensi pendidikan digunakan

gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah.


3

Pendidikan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Indeks

Pembangunan Manusia. Elastisitas peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia sehubungan dengan kenaikan pendidikan adalah sebesar 0,213

apabila pendidikan turun 1 persen, maka secara rata-rata Indeks

Pembangunan Manusia akan naik sekitar 0,213 persen ;Teknologi, tidak

secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Indeks Pembangunan

Manusia.

Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam upaya peningkatan

Indeks Pembangunan Manusia di 38 Provinsi di Indonesia perlu kebijakan

mengenai pendorong pertumbuhan ekonomi supaya lebih terfokus pada

program sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Program sasaran

yang dimaksud adalah dibidang kesehatan, pendidikan, dan penciptaan

lapangan kerja

Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki angka Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) yang berbeda termasuk di Kabupaten

Tebo, salah satu kabupaten di Provinsi Jambi yang menduduki Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) pada urutan ke – 9 diantara sebelas

kabupaten/kota lainnya, yakni sebesar 69,78.


4

Tabel 1. 1
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jambi Tahun 2020 - 2022

Sumber : BPS Provinsi Jambi 2022

Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas angka Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) seluruh kabupaten/kota yang ada di

Provinsi Jambi. Salah satu yang menarik mengenai data Kabupaten Tebo

yang terus mengalami peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) setiap tahunnya. Terlampir diatas pada Tahun 2020 menunjukkan

angka sebesar 69,14 kemudian pada Tahun 2021 mengalami kenaikan

menjadi 69,35 dan Tahun 2022 kembali meningkat menjadi 69,78.

Kenaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) setiap

tahunnya menunjukkan kualitas manusia di Kabupaten Tebo terus

mengalami perubahan menjadi lebih baik. Akan tetapi, jika kita


5

bandingkan dengan kabupaten/kota lainnya Tebo masih dalam kategori

pembangunan manusia yang rendah dan tertinggal apabila dibandingan

dengan daerah lain dalam Provinsi Jambi apalagi jika harus bersaing

dengan daerah lain diluar Provinsi Jambi. Hal ini menjadi salah satu

perhatian khusus bagi Pemerintah Kabupaten Tebo dan menjadi evaluasi

untuk mengejar ketertinggalannya dari daerah lain dengan melakukan

beberapa strategi untuk mempercepat pembangunan kualitas SDM di

Tebo.

Perencanaan pembangunan juga harus di evaluasi kembali

karena letak geografis di Kabupaten Tebo juga menjadi salah satu

kendala perkembangan pendidikan masyarakat. Dilansir dari

(Administrator, 2022). Diakses pada 6 November, 2023 dari artikel ilmiah :

https://www.metrojambi.com/daerah/13550552/664-Pelajar-di-Tebo-Putus-

Sekolah letak geografis menjadi salah satu kendala yang belum

terpecahkan bagi dunia pendidikan di tebo. Jarak dari tempat tinggal ke

sekolah yang jauh dan kondisi jalan yang tidak layak menjadi faktor

penghambat siswa menimba ilmu sehingga mengakibatkan sebanyak 664

pelajar mengalami putus sekolah.


6

Gambar 1. 2
Kondisi SD Satu Atap Sungai Menggatal Desa Suo Suo

Sumber:https://www.jambiupdate.co/read/2023/10/20/109390/susahdiperbaiki-
karena-berada-di-kawasan-hutan-kondisi-sd-167-menghawatirkan

Masih berkaitan dengan letak geografis, pembangunan gedung

sekolah juga terhambat karena berada di kawasan hutan. Gedung sekolah

ini murni berasal dari hasil swadaya masyarakat setempat karena tidak

bisa mendapatkan anggaran pembangunan dari Pemerintah Kabupaten

Tebo karena masuk ke dalam wilayah perhutanan milik Koperasi Bungo

Pandan. Agar dapat dianggarkan oleh Pemkab maka pemerintah pusat

harus melepas fasilitas umum tersebut terlebih dahulu.


7

Tabel 1. 3
Data Dapodik Sekolah Kabupaten Tebo

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun 2023

Tabel 1. 4
Data Dapodik Peserta Didik Kabupaten Tebo

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun 2023

Berdasarkan kedua tabel Data Dapodik diatas, dapat dilihat dengan

jelas jumlah sekolah dan penduduk usia sekolah di Kabupaten Tebo untuk

menghitung perbandingan rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk

usia sekolah. Untuk mendapatkan data yang akurat, perangkat tenaga

pendidik harus mengisi data dapodik dengan benar dan sesuai dengan

fakta yang terjadi dilapangan agar dapat di evaluasi oleh pemerintah


8

daerah terkait fasilitas pendidikan yang harus segera diperbaiki untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar.

Menurut Dadang, Staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tebo (komunikasi pribadi, November 6, 2023) menyatakan

bahwa :

Data dapodik tidak diinput dengan baik oleh tenaga pendidik


sehingga menghambat progress data yang masuk padahal hal ini
sudah di antisipasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Tebo dengan memberikan pelatihan oleh ahli
profesional karena termasuk sebagai bahan evaluasi dan acuan
bagi pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan.

Fakta yang terjadi dilapangan menjadi salah satu alasan yang

menghambat perencanaan pembangunan menjadi tidak efektif. Padahal

pengisian data yang akurat sangat diperlukan agar pimpinan dapat

menentukan arah pembangunan selanjutnya.

(Mediator, 2023). Diakses pada 3 November, 2023 dari artikel


ilmiah : H Aspan Genjot IPM Lewat Pendidikan - MediatorNews. Pj Bupati
Tebo, Aspan menyatakan bahwa :
Kunci perbaikan infrastruktur sekolah adalah kelengkapan data
Dapodik. Dapodik yang diinput dengan baik membantu kita
melihat kebutuhan sekolah sehingga perbaikan yang dilakukan
tepat sasaran, Dengan dilengkapinya seluruh kebutuhan proses
belajar mengajar diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pendidikan yang berbanding lurus pula terhadap indeks
pembangunan manusia (IPM) yang berkualitas dan mumpuni.

Salah satu tantangan dan peluang pengembangan pendidikan di

Kabupaten Tebo untuk mampu bersaing dengan kualitas pendidikan

daerah lain harus di mulai dari komitmen pemerintah daerah. Salah

satunya melalui rencana strategis dalam menjamin ketersediaan layanan


9

pembangunan pada sektor pendidikan untuk semua jenjang dan jenis

pendidikan, khususnya jenjang pendidikan dasar dengan menetapkan

sektor pendidikan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan lima

tahun mendatang didukung dengan anggaran yang memadai.

Pembangunan pada sektor pendidikan merupakan upaya penting

untuk memajukan kualitas pendidikan di Kabupaten Tebo. Dengan

dilengkapi sarana dan prasarana yang layak maka kegiatan transfer

knowledge akan berjalan lebih efektif. Fasilitas pendidikan yang lengkap

dan layak pakai sangat berpengaruh bagi kenyamanan tenaga pengajar

dan peserta didik. Hal ini dapat meningkatkan semangat belajar mengajar

sehingga ilmu yang dipelajari dapat terserap dengan baik.

Menurut World Bank Report Infrastruktur dibagi menjadi 3

golongan yaitu ( Bank Dunia, 1994:12 ) :

a. Infrastruktur Ekonomi, merupakan asset fisik yang menyediakan


jasa dan digunakan dalam produksi dan konsumsi final meliputi public
utilities ( telekomunikasi, air minum, sanitasi, dan gas ) public works
( bendungan, saluran irigasi dan drainase ) serta transportasi ( jalan,
kereta api, angkutan pelabuhan dan lapangan terbang ).
b. Infrastruktur Sosial, merupakan asset yang mendukung kesehatan
dan keahlian masyarakat meliputi Pendidikan ( sekolah dan
perpustakaan ), kesehatan ( rumah sakit dan pusat kesehatan ) serta
untuk rekreasi ( taman, museum, dan lain – lain )
c. Infrastruktur Administrasi/Institusi, meliputi penegakan hukum,
kontrol administrasi dan koordinasi serta kebudayaan.

Pembangunan daerah yang berhasil tidak terlepas dari

perencanaan yang matang oleh birokrat perencanaan pembangunan

untuk membuat perubahan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan


10

dan proses perbaikan kehidupan menuju lebih baik bagi seluruh lapisan

masyarakat. Perencanaan pembangunan dimulai dari tahapan – tahapan

proses penyusunan program dan aktivitas yang melibatkan beragam

aspek didalamnya untuk pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya

yang ada.

Pemerintah daerah berperan sebagai perencana untuk mendesain

dan membentuk interaksi dalam suatu proses menuju sasaran yang ingin

dicapai. Perencanaan pembangunan yang akan direalisasikan harus

sesuai dengan fungsi, visi, misi, sasaran, dan tujuan yang diterapkan.

Berdasarkan kajian latar belakang masalah diatas, Kabupaten

Tebo memerlukan adanya pembangunan infrastruktur pendidikan sebagai

salah satu penunjang kemajuan pembangunan daerah. Pembangunan

infrastruktur pendidikan harus dibangun dan direncanakan

pembangunannya dengan baik oleh pemerintah daerah dilatar belakangi

beberapa masalah berdasarkan hasil penelusuran peneliti melalui internet,

media, dan komunikasi, sebagai berikut :

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tebo rendah dibandingkan

dengan daerah lain

2. Bangunan sekolah berada di Kawasan Hutan sehingga pemerintah

daerah tidak bisa membuat anggaran pembangunan

3. Gedung sekolah yang memiliki jarak tempuh jauh dari tempat

tinggal pelajar
11

4. Masih ditemukannya data dapodik yang tidak di input dengan baik

dan benar oleh tenaga pendidik

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, untuk memfokuskan

penelitian maka peneliti akan mengkhususkan penelitian mengenai

Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Kabupaten Tebo Tahun Anggaran 2024. Hal-hal

inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan fokus :

“PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN

DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI“.

I.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah perencanaan pembangunan infrastruktur

pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

2. Apa sajakah faktor-faktor pendukung dan penghambat

perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten

Tebo Provinsi Jambi ?

3. Bagaimanakah upaya mengatasi faktor-faktor penghambat

perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten

Tebo Provinsi Jambi ?

I.3 Tujuan Penelitian

I.3.1 Maksud Penelitian

Sesuai dengan uraian permasalahan diatas, maksud dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pembangunan


12

infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi yang di

fokuskan pada koordinasi antara Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah dan Pengembangan Penelitian Kabupaten Tebo Provinsi Jambi,

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi,

Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, dan Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataaan Ruang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

I.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mencapai maksud tersebut di atas, maka peneliti harus

mencari informasi guna mencapai tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis perencanaan pembangunan

infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor pendukung dan

penghambat perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan

di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

3. Untuk mengetahui dan Menganalisis upaya mengatasi faktor-faktor

penghambat perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan

di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

I.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik untuk

kepentingan teoritis atau praktis:

I.4.1 Kegunaan Teoritis

Adapun kegunaan teoritis penelitian ini sebagaimana dijelaskan

sebagai berikut :
13

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

awal untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam dan meluas

dalam rangka pengembangan ilmu pemerintahan dan untuk

mengembangkan wawasan ilmu pemerintahan khususnya

koordinasi pemerintahan, serta penelitian ini dapat menambah

wawasan bagi praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau

mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

2. Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat meningkatkan ilmu

pengetahuan dan ilmu pemerintahan dalam bidang perencanaan

pembangunan pemerintahan serta menjadi bahan acuan untuk

menghadapi masalah perencanaan yang ada di Badan

Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan

Kabupaten Tebo.

I.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Peneliti

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan

sarana pengetahuan serta nilai guna serta manfaat yang besar

bagi peneliti dan mampu menjadi bekal peneliti ketika terjun ke

lapangan sebagai Pamong Praja dan memberikan pelayanan

terbaik bagi masyarakat


14

2. Memperoleh pengalaman kerja yang nantinya akan digunakan

sebagai pedoman di lapangan

3. Memperlihatkan dinamika yang terdapat pada dunia kerja

sehingga peneliti terdorong untuk mengembangkan ilmu dan

keterampilan.

b. Bagi Instansi Pemerintah Daerah


1. Mendapatkan masukan mengenai pembuatan perencanaan

pembangunan infrastruktur pendidikan di daerah

2. Membantu proses pengembangan dalam mengatasi kendala

yang terjadi dalam perencanaan pembangunan

3. Menjalin hubungan yang baik antara Institut Pemerintahan Dalam

Negeri sebagai penyelenggara penelitian dengan instansi

pemerintah daerah yang terkait.

c. Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri


1. Untuk menyelaraskan antara hasil pembelajaran akademik

dengan permasalahan dan kebutuhan di lapangan

2. Sebagai sumbangan pemikiran dan berguna untuk menambah

referensi kepustakaan

3. Meningkatkan sinergitas antara lembaga pendidikan dengan

intansi pemerintah daerah yang ada di lapangan.


15
16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil beberapa hasil dari

penelitian sebelumnya yang berkaitan

dengan koordinasi pemerintahan

daerah sebagai referensi atau

perbandingan untuk dijadikan sebagai

acuan. Pada tabel 2.1, terdapat

persamaan dalam jurnal yang

mengkaji tentang pembangunan

infrastrukur pendidikan pada daerah

tertentu dengan melalui metode yang

sama yaitu metode kualitatif.

Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Sebelumnya


Cahyadi Asmaul Husna Hernawan
Kurniawan

(1) (2) (3) (4)

Skripsi Skripsi Skripsi

Judul Perencanaan Pengaruh Peran Bappeda


Pembangunan Pembangunan Dalam

16
17

Penelitian Infarstruktur Infrastruktur Pemerataan


Desa Terhadap Pembangunan
Berdasarkan Investasi Di Infrastruktur Di
Kondisi Dan Kabupaten Kota Parepare
Potensi Soppeng Perspektif
Wilayah Desa Siyasah Idariyah
Plampang,
Kecamatan
Plampang
Kabupaten
Sumbawa
Tahun 2018

Tahun 2020 2020 2021


Penelitian

Teori/ Menggunakan Menggunakan Menggunakan


Konsep Teori Teori Kebijakan
Pendekatan
Perencanaan Infrastrukur dan Publik
Konsep
Pembangunan Teori Investasi

Metode Jenis Penelitian Jenis Penelitian Jenis Penelitian


Penelitian Kualitatif Eksplanatori Kualitatif dengan
dengan Metode Metode Deskriptif
Deskriptif

Teknik Teknik Teknik Teknik


Pengumpula Pengumpulan Pengumpulan Pengumpulan data
n Data data studi data studi studi kasus
kasus dengan kasus dengan dengan
mengumpulkan mengumpulkan mengumpulkan
bahan melalui bahan melalui bahan melalui
observasi, literatur, observasi,
18

wawancara dan karangan wawancara dan


dokumentasi ilmiah, artikel, dokumentasi
dan
dokumentasi

Hasil 1. Penyebab 1. Hasil analisis 1. Bappeda Kota


Penelitian tidak menunjukkan Parepare
tereailisasinya bahwa berperan selaku
pembangunan variabel leading sektor
infrastruktur pembanguna dalam program
jalan, irigasi, n infrastruktur pembangunan,
drainase, air sektor menunjukan
bersih dan kesehatan bahwa pada
listrik di Desa berpengaruh pengusulan
Plampang negatif dan musrembang pada
dikarenakan tidak signifkan tingkat kelurahan
adanya terhadap sampai ke tingkat
peristiwa investasi. kecamatan hanya
gempa bumi 2. Variabel sebagian
pada Tahun pembanguna terakomodir
2018 n infrastruktur sampai ketingkat
2. Dana desa sektor kota, tentunya hal
serta dana pendidikan ini diperhitungkan
bantuan berpengaruh sangat matang
gempa bumi positif dan dengan standar
dari tidak skala prioritas
pemerintah signifikan untuk memenuhi
provinsi terhadap kebutahan
maupun investasi. masyarakat yang
kabupaten 3. Variabel disesuaikan dalam
pada Tahun pembanguna APBD.
19

2019 hanya n infrastruktur 2. Pada penentuan


berfokus pada sektor skala prioritas,
pembangunan pertanian para perencana
permukiman berpengaruh dan pengambil
warga. negatif dan kebijakan, akan
tidak signifkan menghadapi
terhadap kesulitan dalam
investasi. perencanaan
mengingat jumlah
orang yang terlibat
terlalu banyak
sementara jumlah
sumber daya
(kompetensi)
sangat sedikit.
3. Bappeda dalam
proses
pemerataan
pembangunan
serta dikaitkan
dengan analisis
prinsip-prinsip
islam
menunjukkan
bahwa dalam
proses
perencanaan
pembangunan
merupakan usulan
dari tingkat
kelurahan sampai
20

ketingkat kota
yang dituangkan
dalam RAPBD

Sumber : Diolah oleh Peneliti 2023

Dalam perbandingan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti

lain memiliki keterkaitan dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terkait tujuan penelitian yaitu

koordinasi pemerintahan. Berikut ini

dapat diuraikan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya

yang memiliki keterkaitan dengan

penelitian ini.

1. Cahyadi Kurniawan (2020, Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu

Sosial Universitas Muhammadiyah Mataram) melakukan

penelitian dengan judul “Perencanaan Pembangunan Infarstruktur

Desa Berdasarkan Kondisi Dan Potensi Wilayah Desa Plampang,

Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Tahun 2018“ .

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan

pembangunan infarstruktur desa dan mengetahui Efektifitas

Musrembangdes (Musyawarah Perencanaan Pembangunan

Desa) Dalam Perencanaan Pembangunan Infarstruktur Desa

Berdasarkan Kondisi Dan Potensi Wilayah Desa Plampang,


21

Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa Pada Tahun 2018.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif., dengan teknik pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan

analisis yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

perencanaan pembangunan infrastruktur desa seperti jalan,

irigasi, drainase, air bersih dan listrik di Desa Plampang belum

terlaksana karena adanya peristiwa gempa bumi pada Tahun

2018 serta penggunaan dana desa dan dana bantuan gempa

bumi di Tahun 2019 dari pemerintah provinsi maupun pemerintah

kabupaten/kota terfokus pada pembangunan pemukiman warga.

2. Asmaul Husna (2020, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadyah Makassar). Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui “ Pengaruh Pembangunan Infrastruktur

Terhadap Investasi Di Kabupaten Soppeng “. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan infrastruktur

sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian terhadap investasi di

Kabupaten Soppeng. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode penelitian eksplanatori dengan teknik pengumpulan data

melalui pengumpulan data studi kasus dengan mengumpulkan

bahan melalui literatur, karangan ilmiah, artikel, dan dokumentasi.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa ketiga sektor pembangunan memiliki pengaruh yang


22

berbeda terhadap investasi. Dimana pembangunan infrastruktur

sektor kesehatan dan pertanian berpengaruh negatif dan tidak

signifkan terhadap investasi sedangkan sektor pendidikan

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap investasi.

3. Hernawan ( 2021, Fakultas Syariah Dan Ilmu Hukum

Islam Institut Agama Islam Negeri ). Dalam penulisan bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana peran bappeda

mengimplementasikan perencanaan pembangunan disegala

bidang, untuk mengetahui sejauh peran Bappeda menentukan

skala perioritas dalam perencanaan pembangunan infrastruktur,

dan untuk mengetahui peran Bappeda dalam proses

Perencanaan Pembangunan yang merata di Kota Parepare.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif., dengan teknik pengumpulan data

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan

analisis yang dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

Bappeda Kota Parepare berperan selaku leading sektor dalam

program pembangunan, menunjukan bahwa pada pengusulan

musrembang pada tingkat kelurahan sampai ke tingkat kecamatan

hanya sebagian terakomodir sampai ketingkat kota, tentunya hal

ini diperhitungkan sangat matang dengan standar skala prioritas

untuk memenuhi kebutahan masyarakat yang disesuaikan dalam

APBD. Pada penentuan skala prioritas, para perencana dan


23

pengambil kebijakan, akan menghadapi kesulitan dalam

perencanaan mengingat jumlah orang yang terlibat terlalu banyak

sementara jumlah sumber daya (kompetensi) sangat sedikit.

Bappeda dalam proses pemerataan pembangunan serta dikaitkan

dengan analisis prinsip-prinsip islam menunjukkan bahwa dalam

proses perencanaan pembangunan merupakan usulan dari tingkat

kelurahan sampai ketingkat kota yang dituangkan dalam RAPBD.

II.2 Landasan Teori

II.2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki jumlah

penduduk banyak dan wilayah yang luas. Dalam mengelola penduduk dan

wilayah maka pemerintah perlu memiliki tata kelola wilayah yang baik.

Dalam membuat sebuah tata kelola diperlukan perencanaan yang

maksimal oleh perancang pembangunan terkait yang ditunjuk oleh

pemerintah.

Perencanaan merupakan proses dalam berpikir secara logis yang

dikuatkan dengan teknik pengambilan keputusan yang rasional sebelum

melakukan berbagai tindakan yang akan dikerjakan. Perencanaan adalah

fungsi manajemen yang paling penting karena di dalam perencanaan

memuat tujuan organisasi, membuat strategi, dan juga mengembangkan

rencana kerja organisasi.

Perencanaan pada dasarnya merupakan suatu cara, teknik atau

metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara tepat, terarah dan
24

efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Dalam konteks

manajemen, perencanaan merupakan fungsi pertama dan utama, karena

merupakan langkah awal sekaligus titik tolak dari seluruh kegiatan yang

akan dilakukan di masa mendatang dalam upaya mencapai tujuan.

Fungsi perencanaan, menjadi dasar bagi berjalannya fungsi-fungsi

manajemen lainnya, apakah fungsi organizing, leading, directing,

actuating, cooordinating, hingga controlling. Tanpa perencanaan, aktivitas

organisasi akan berjalan tanpa arah yang pasti dan tujuan yang jelas,

serta tak memiliki daya antisipasi dalam menghadapi berbagai resiko yang

mungkin datang menghadang pada setiap langkah yang ditempuh

sepanjang proses pencapaian tujuan.

Menurut, M.L. Jhingan dalam

(Helwig et al., n.d.,2021:39), seorang

ahli perencanaan pembangunan

berkebangsaan India berpendapat

“Perencanaan pembangunan pada

dasarnya merupakan pengendalian

dan pengaturan perekonomian,

dengan sengaja oleh suatu penguasa

(pemerintah) pusat, untuk mencapal

suatu sasaran dan tujuan tertentu di

dalam jangka waktu tertentu pula”.


25

Menurut (Simangunsong, 2022) suatu perencanaan yang lengkap

dan sempurna harus memuat enam unsur, yang meliputi lima pertanyaan

5 W + 1 H, yaitu :

1. What – Tindakan apa yang harus dikerjakan ? Dalam hal ini

haruslah dijelaskan dan diperinci aktivitas yang diperlukan faktor –

faktor yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

supaya tujuan tercapai.

2. Why – Apakah sebabnya tindakan itu dikerjakan ? Disini diperlukan

penjelasan dan ketegasan mengapa kegiatan itu harus dikerjakan

dan mengapa tujuan itu harus dicapai.

3. Where – Dimanakah tindakan itu akan dilaksanakan ? Dalam

perencanaan harus memuat dimana lokasi pekerjaan itu akan di

selesaikan. Hal ini diperlukan untuk menyediakan sarana dan

fasilitas untuk mengerjakan pekerjaan itu.

4. When – Kapankah tindakan tersebut dilaksanakan ? Diperlukan

adanya jadwal waktu dan kapan dimulainya pekerjaan sampai

berakhirnya pekerjaan itu.

5. Who – Siapakah yang akan mengerjakan itu ? Dalam perencanaan

tersebut harus dimuat tentang para pekerja yang mengerjakan

pekerjaan itu. Di samping itu juga diperlukan kejelasan wewenang

dan tanggung jawab para petugas.


26

6. How – Bagaimana cara melaksanakan pekerjaan itu ? Dalam

planning harus dijelaskan teknik, metode, dan sistem mengerjakan

pekerjaan yang dimaksud.

Fungsi perencanaan pada

dasarnya adalah suatu proses

pengambilan keputusan sehubungan

dengan hasil yang diinginkan dengan

penggunaan sumber daya dan

pembentukan suatu sistem komunikasi

yang memungkinkan pelaporan dan

pengendalian hasil akhir serta

perbandingan hasil – hasil tersebut

dengan rencana yang dibuat.

Perencanaan juga mempunyai

banyak fungsi seperti :

a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha, dimana tujuan adalah

sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran,

sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran

tersebut.

b. Memberikan pedoman, pegangan, dan arah, dimana suatu

organisasi harus mengadakan perencanaan apabila hendak

mencapai suatu tujuan. Tanpa perencanaan, suatu organisasi tidak


27

akan memiliki pedoman, pegangan, dan arahan dalam

melaksanakan aktivitas kegiatannya.

c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material, dimana dalam

menetapkan alternatif dalam perencanaan, harus mampu menilai

apakah alternatif yang dikemukakan realistis atau tidak atau

dengan kata lain, apakah masih dalam batas kemampuan serta

dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.

d. Memudahkan pengawasan, dimana dengan adanya perencanaan,

dapat diketahui penyelewengan yang terjadi karena planning

merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha.

e. Kemampuan evaluasi yang teratur, dimana dengan adanya

perencanaan, dapat mengetahui apakah usaha yang dilakukan

sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehingga tidak

terjadi under planning dan over planning.

f. Sebagai alat koordinasi, dimana perencanaan dalam suatu

perusahaan kadang – kadang begitu kompleks, karena untuk

perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang dimana tanpa

koordinasi yang baik dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.

Perencanaan berguna untuk

membantu berbagai proses

pengambilan suatu keputusan yang

paling baik dan paling sesuai dengan

tujuan utama perusahaan. Untuk


28

mencapai tingkat efektivitas dan juga

efisiensi operasional perusahaan

maka dibutuhkan perencanaan yang

baik. Sehingga dapat mengidentifikasi

berbagai hambatan, melakukan

koreksi terkait penyimpangan secara

cepat, sehingga perusahaan bisa

berjalan lebih baik.

Menurut (Simangunsong,

2022), perencanaan dibagi menjadi

tiga jenjang, yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan Jenjang Atas (Top Level), dimana dalam jenjang


ini, perencanaan lebih bersifat strategis, yaitu memberi
petunjuk umum, merumuskan tujuan, mengambil keputusan,
dan memberi petunjuk pola penyelesaian, dan bersifat
menyeluruh. Perencanaan jenjang atas lebih menekankan
pada tujuan jangka Panjang dari perusahaan. Perencanaan ini
menjadi tanggung jawab manajemen puncak.
b. Perencanaan Jenjang Menengah (Middle Level), dimana
dalam jenjang ini, perencanaan lebih bersifat administratif
menyangkut cara menempuh dan bagaimana tujuan dari
perencanaan tersebut agar dapat dilaksanakan. Perencanaan
jenjang menengah menjadi tanggung jawab manajemen
menengah (madya).
c. Perencanaan Jenjang Bawah (Low Level), dimana dalam
jenjang ini, perencanaan lebih memfokuskan untuk
menghasilkan sehingga perencanaan mengarah pada
pelaksanaan atau operasional. Perencanaan jenjang bawah
menjadi tanggung jawab manajemen pelaksana.

Perencanaan yang baik harus dirumuskan dan setidaknya

memiliki berbagai persyaratan yang harus terpenuhi, yaitu perencanaan


29

harus bersifat faktual atau realistis artinya perencanaan yang akan

ditetapkan oleh pemerintah harus sesuai duntukengan fakta dan kondisi

tertentu yang akan dihadapi. Perencanaan yang bak harus memiliki

banyak variasi antara lain atau maksud (Mission atau Purpose), strategi,

tujuan, prosedur, kebijakan, program, aturan, dan anggaran.

Menurut (Simangunsong, 2022), Perencanaan terbagi menjadi 3

(tiga) jenis perencanaan, yaitu :

a. Perencanaan strategis, merupakan rencana jangka panjang


(lebih dari 5 tahun) untuk mencapai tujuan strategis. Fokus
perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum
yang menggambarkan alokasi sumber daya, prioritas, dan
langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
b. Perencanaan taktis, ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
yaitu untuk melaksanakan bagian tertentu dari rencana
strategis. Rencana ini mempunyai jangka waktu yang lebih
pendek (1-5 tahun) dibandingkan dengan rencana strategis.
Perencanaan taktis biasanya dibuat oleh manajemen puncak
dan manajemen tengah. Tujuan taktis biasanya diturunkan dari
tujuan strategis.
c. Perencanaan operasional, dimana diturunkan dari
perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih sempit,
jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan
melibatkan manajemen tingkat bawah.

Perencanaan sangat

dibutuhkan dalam proses peningkatan

kemajuan suatu negara termasuk

dalam kemajuan pembangunan.

Pembangunan sendiri merupakan

bentuk dari proses perencanaan (

social plan ) yang dilakukan oleh


30

birokrat perencanaan pembangunan

untuk membuat perubahan sebagai

proses peningkatan kesejahteraan

bagi masyarakat. Pembangunan juga

termasuk sebagai langkah perbaikan

yang berkesinambungan pada suatu

masyarakat menuju kehidupan yang

lebih baik atau sejahtera sehingga

terdapat beberapa cara untuk

menentukan tingkat kesejahteraan

pada suatu negara.

Menurut Easton dalam

(Kartono & Nurcholis,

2016)mengatakan bahwa :

Upaya untuk meningkatkan


taraf hidup serta merealisasikan
potensi yang ada secara sistematis.
Proses sistematik paling tidak terdiri
dari 3 unsur. Pertama, adanya input,
yaitu bahan masukan konservasi.
Kedua, adanya proses konservasi,
yaitu wahana untuk mengolah bahan
masukan. Ketiga, adanya output, yaitu
sebagai hasil dari proses konservasi
yang dilaksanakan.
Menurut Emil Salim dalam

(Kartono & Nurcholis, 2016) bahwa


31

pembangunan berkesinambungan

(sustainable development) sebagai :

Suatu proses perubahan yang di dalamnya eksploitasi sumber


daya, arah,investasi, orientasi pengembangan teknologi, dan
perubahan kelembagaan semuanya dalam keadaan yang selaras
serta meningkatkan potensi masa kini dan masa depan untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.
Dari teori yang disampaikan

Bintoro Tjokroamidjoj dalam (Kartono

& Nurcholis, 2016) berpendapat

bahwa :

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial


berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk
mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi,
modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan
bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas
hidupnya

Pada awal pemikiran tentang

pembangunan sering ditemukan

adanya pemikiran yang mengidentikan

pembangunan dengan perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi

dan industrialisasi, bahkan

pembangunan dengan westernisasi.

Seluruh pemikiran tersebut didasarkan

pada aspek perubahan, di mana

pembangunan, perkembangan, dan


32

modernisasi serta industrialisasi,

secara keseluruhan mengandung

unsur perubahan.

Namun begitu, keempat hal

tersebut mempunyai perbedaan yang

cukup prinsipil, karena masing-masing

mempunyai latar belakang, azas dan

hakikat yang berbeda serta prinsip

kontinuitas yang berbeda pula,

meskipun semuanya merupakan

bentuk yang merefleksikan perubahan.

Riyadi dan Deddy Supriyadi

Bratakusumah (dalam Bappeda, 2015)

Menurut Deddy T. Tikson

(dalam Bappeda, 2015),

pembangunan nasional dapat pula

diartikan sebagai transformasi

ekonomi, sosial dan budaya secara

sengaja melalui kebijakan dan strategi

menuju arah yang diinginkan.

Transformasi dalam struktur ekonomi,

misalnya, dapat dilihat melalui

peningkatan atau pertumbuhan


33

produksi yang cepat di sektor industri

dan jasa, sehingga kontribusinya

terhadap pendapatan nasional

semakin besar.

Sebaliknya, kontribusi sektor

pertanian akan menjadi semakin kecil

dan berbanding terbalik dengan

pertumbuhan industrialisasi dan

modernisasi ekonomi. Transformasi

sosial dapat dilihat melalui

pendistribusian kemakmuran melalui

pemerataan memperoleh akses

terhadap sumber daya sosial-ekonomi,

seperti pendidikan, kesehatan,

perumahan, air bersih,fasilitas

rekreasi, dan partisipasi dalam proses

pembuatan keputusan politik.

Sedangkan transformasi

budaya sering dikaitkan, antara lain,

dengan bangkitnya semangat

kebangsaan dan nasionalisme,

disamping adanya perubahan nilai dan

norma yang dianut masyarakat,


34

seperti perubahan dan spiritualisme ke

materialisme/sekularisme. Pergeseran

dari penilaian yang tinggi kepada

penguasaan materi, dari kelembagaan

tradisional menjadi organisasi modern

dan rasional.

Dengan demikian, proses

pembangunan terjadi di semua aspek

kehidupan masyarakat, ekonomi,

sosial, budaya, politik, yang

berlangsung pada level makro

(nasional) dan mikro

(commuinity/group). Makna penting

dari pembangunan adalah adanya

kemajuan/perbaikan (progress),

pertumbuhan dan diversifikasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh para

para ahli di atas, pembangunan

adalah sumua proses perubahan yang

dilakukan melalui upaya-upaya secara

sadar dan terencana.

Pada hakekatnya

pembangunan adalah proses


35

transformasi masyarakat dari suatu

keadaan pada keadaan lain yang lebih

mendekati tata masyarakat yang dicita

– citakan, dalam proses pembangunan

ada dua hal yang harus diperhatikan,

yaitu keberlanjutan (continuity) dan

perubahan (change) , tarikan

keduanya menimbulkan dinamika

dalam perkembangan masyarakat.

Konsep pembangunan yang

dikembangkan di Indonesia memiliki

tahapan – tahapan sebagai berikut :

1. Strategi Pertumbuhan

2. Pertumbuhan dan distribusi

3. Teknologi tepat guna

4. Kebutuhan dasar

5. Pembangunan berkelanjutan dan

6. Pemberdayaan

Di Indonesia, kata

pembangunan sudah menjadi kata

kunci bagi segala aspek kehidupan

masyarakat. Secara umum,

pembangunan diartikan sebagai usaha


36

untuk memajukan kehidupan

masyarakat dan warganya. Bahkan

sering kali, kemajuan yang dimaksud

terutama adalah kemajuan material.

Maka, pembangunan acap kali

diartikan sebagai kemajuan yang

dicapai oleh satu masyarakat di

bidang ekonomi, bahkan dalam

beberapa situasi yang sangat umum

pembangunan diartikan sebagai suatu

bentuk kehidupan yang kurang

diharapkan bagi ‘sebagian orang

tersingkir’ dan sebagai ideologi politik

yang memberikan keabsahan bagi

pemerintah yang berkuasa untuk

membatasi orang-orang yang

mengkritiknya Budiman dalam

(Kartono & Nurcholis, 2016)

Pembangunan sebenarnya

meliputi dua unsur pokok: pertama,

masalah materi yang mau dihasilkan

dan dibagi, dan kedua, masalah

manusia yang menjadi pengambil


37

inisiatif, yang menjadi manusia

pembangun. Bagaimanapun juga,

pembangunan pada akhirnya harus

ditujukan pada pembangunan

manusia; manusia yang dibangun

adalah manusia yang kreatif, dan

untuk bisa kreatif ini manusia harus

merasa bahagia, aman, dan bebas

dari rasa takut. Pembangunan tidak

hanya berurusan dengan produksi dan

distribusi barang-barang material;

pembangunan harus menciptakan

kondisikondisi manusia bisa

mengembangkan kreativitasnya.

Budiman dalam (Kartono & Nurcholis,

2016)

Dalam praktek pembangunan

di banyak negara, setidaknya pada

tahap awal pembangunan umumnya

berfokus pada peningkatan produksi.

Meskipun banyak varian pemikiran,

pada dasarnya kata kunci dalam

pembangunan adalah pembentukan


38

modal. Oleh karena itu, strategi

pembangunan yang dianggap paling

sesuai adalah akselerasi pertumbuhan

ekonomi dengan mengundang modal

asing dan melakukan industrialisasi.

Peranan sumber daya

manusia (SDM) dalam strategi

semacam ini hanyalah sebagai

“instrumen” atau salah satu “faktor

produksi” saja. Manusia ditempatkan

sebagai posisi instrumen dan bukan

merupakan subyek dari

pembangunan. Titik berat pada nilai

produksi dan produktivitas telah

mereduksi manusia sebagai

penghambat maksimisasi kepuasan

maupun maksimisasi keuntungan.

Konsekuensinya, peningkatan

kualitas SDM diarahkan dalam rangka

peningkatan produksi. Inilah yang

disebut sebagai pengembangan SDM

dalam kerangka production centered

development, Tjokrowinoto (dalam


39

Kartono & Nurcholis, 2016). Bisa

dipahami apabila topik pembicaraan

dalam perspektif paradigma

pembangunan yang semacam itu

terbatas pada masalah pendidikan,

peningkatan keterampilan, kesehatan,

link and match, dan sebagainya.

Kualitas manusia yang

meningkat merupakan prasyarat

utama dalam proses produksi dan

memenuhi tuntutan masyarakat

industrial. Alternatif lain dalam strategi

pembangunan manusia adalah apa

yang disebut sebagai peoplecentered

development atau panting people first,

Korten dalam (Kartono & Nurcholis,

2016). Artinya, manusia (rakyat)

merupakan tujuan utama dari

pembangunan, dan kehendak serta

kapasitas manusia merupakan sumber

daya yang paling penting.

Dimensi pembangunan yang

semacam ini jelas lebih luas daripada


40

sekedar membentuk manusia

profesional dan terampil sehingga

bermanfaat dalam proses produksi.

Penempatan manusia sebagai subyek

pembangunan menekankan pada

pentingnya pemberdayaan

(empowerment) manusia, yaitu

kemampuan manusia untuk

mengaktualisasikan segala

potensinya.

Sejarah mencatat munculnya

paradigma baru dalam pembangunan

seperti pertumbuhan dengan

distribusi, kebutuhan pokok (basic

needs) pembangunan mandiri (self-

reliant development), pembangunan

berkelanjutan dengan perhatian

terhadap alam (ecodevelopment),

pembangunan yang memperhatikan

ketimpangan pendapatan menurut

etnis (ethnodevelomment). Kuncoro

(dalam Kartono & Nurcholis, 2016).


41

Dikutip dalam jurnal Kartono &

Nurcholis (2016:14-15) terdapat pula

yang mengategorikan paradigma

tersebut pada tiga model

pembangunan, yakni Economic

Growth, Basic Needs dan People

Centered, sebagai berikut :

a. Economic growth (model pembangunan yang berorientasi

pada pertumbuhan)

Teori ini menekankan pada kenaikan pendapatan nasional


(perspektif ekonomi) dalam jangka waktu misal per tahun. Tingkat
pertumbuhan ekonomi tersebut akan secara langsung
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, proses
pembangunan menjadi terpusat pada produksi, antara lain
melalui:
1. akumulasi modal termasuk semua investasi baru dalam bentuk
tanah, peralatan fisik dan SDM;
2. peningkatan tenaga kerja, baik secara kuantitas maupun
kualitas;
3. kemajuan teknologi, yakni cara baru untuk menggantikan
pekerjaanpekerjaan yang bersifat tradisional.

b. Basic needs (model pembangunan kebutuhan

dasar/kesejahteraan)

Tokoh teori ini adalah Gunnar Myrdall yang mencoba


memecahkan masalah kemiskinan secara langsung dengan
memenuhi segala kebutuhan dasar masyarakat khususnya
masyarakat miskin, misal dengan memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, perumahan, serta akses terhadap pelayanan publik
seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, transportasi, dan lain-
lain. Untuk itu, maka pemerintah dapat melakukan subsidi atau
bantuan pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat.
42

c. People centered (model pembangunan yang berpusat pada

manusia)

Fokus sentral proses pembangunan adalah peningkatan


perkembangan manusia dan kesejahteraan manusia, persamaan
dan sustainability sehingga model ini berwawasan lebih jauh dari
sekedar angka pertumbuhan GNP atau pengadaan pelayanan
sosial. Contoh dari model ini, adalah empowering/ pemberdayaan.
Pada proses ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Peranan
pemerintah dalam hal ini adalah menciptakan lingkungan sosial
yang memungkinkan manusia untuk berkembang, yaitu
lingkungan sosial yang mendorong perkembangan manusia dan
aktualisasi potensi manusia secara lebih besar.
Tabel 2. 2
Model Pembangunan

Strategi
Karakteristik Economic Growth Basic Needs People
Centered
Pelayanan publik Human
Fokus Industri dan service Empowering
(pemberdayaan)
Nilai Berkiblat pada Berpusat pada
Berpusat pada industri manusia manusia
Indikator Ekonomi makro Indikator sosial Hub. manusia
(pertumbuhannya dengan sumber
beberapa daya
%)
Peran Entrepreneur Service provider Enabler/
Pemerintah Facilitator
Sumber Modal (tabungan Kemampuan Kreativitas dan
administratif dan
Utama masyarakat) anggaran komitmen
Kendala - konsentrasi Keterbatasan Struktur dan
dan anggaran dan Prosedur yang
marginalisasi inkompetensi mendukung
- konsentrasi aparat
pada fasilitas
beberapa
konglomerat
dehumanisasi:
tidak
memanusiakan
manusia
Sumber : Diolah oleh Peneliti
2023
43

Berdasarkan dimensi

pendekatan dan koordinasi menurut,

(Nursini, 2014:28) perencanaan

pembangunan terdiri dari :

(a) perencanaan makro;

(b) perencanaan sektoral;

(c) perencanaan regional,

(d) perencanaan mikro.

Perencanaan pembangunan

makro adalah perencanaan

pembangunan nasional dalam skala

makro atau menyeluruh. Dalam

perencanaan makro ini dikaji berapa

pesat pertumbuhan ekonomi dapat

dan akan direncanakan, berapa besar

tabungan masyarakat dan pemerintah

akan tumbuh, bagaimana proyeksinya,

dan hal-hal lainnya secara makro dan

menyeluruh. Kajian ini dilakukan untuk

menentukan tujuan dan sasaran yang

mungkin dicapai dalam jangka waktu

rencana, dengan memperhitungkan


44

berbagai variabel ekonomi mikro.

Perencanaan makro ini dilakukan

dengan melihat dan memperhitungkan

secara cermat keterkaitannya dengan

perencanaan sektoral dan regional.

Perencanaan sektoral adalah

perencanaan yang dilakukan dengan

pendekatan berdasarkan sektor. Yang

dimaksud dengan sektor adalah

kumpulan dari kegiatan-kegiatan atau

program yang mempunyai persamaan

ciri-ciri serta tujuannya. Pembagian

menurut klasifikasi fungsional seperti

sektor, maksudnya untuk

mempermudah perhitungan-

perhitungan dalam mencapai sasaran

makro.

Sektor-sektor ini kecuali

mempunyai ciri-ciri yang berbeda satu

sama lain, juga mempunyai daya

dorong yang berbeda dalam

mengantisipasi investasi yang

dilakukan pada masing-masing sektor.


45

Meskipun pendekatan ini menentukan

kegiatan tertentu, oleh instansi

tertentu, di lokasi tertentu, faktor lokasi

pada dasarnya dipandang sebagai

tempat atau lokasi

Secara umum, proses

perencanaan pembangunan ditempuh

melalui 4 (empat) tahapan, dan dalam

prakteknya di Indonesia tugas ini

dilaksanakan oleh badan perencana

pembangunan, baik di tingkat pusat,

provinsi maupun kabupaten/kota

sebagai berikut :

1. Tahapan Penyusunan Rencana

Tahap awal kegiatan

perencanaan adalah menyusun

naskah atau rancangan rencana

pembangunan, yang secara formal

merupakan tanggung jawab badan

perencana, dalam hal ini di Indonesia

dilakukan oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas)

untuk tingkat nasional, dan Badan


46

Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) untuk tingkat daerah

provinsi/kabupaten/kota.

Bila penyusunan rencana,

dilakukan dengan menggunakan

pendekatan perencanaan partsipatif,

maka sebelum naskah rencana

disusun, terlebih dahulu dilakukan

penjaringan terhadap aspirasi

masyarakat, berkenaan dengan

usulan-usulan dari grass root, terkait

dengan derivasi visi dan misi, serta

arah pembangunan.

2. Tahap Penetapan Rencana

Rancangan rencana pembangunan yang telah selesai, baru akan

diberlakukan secara resmi, apabila telah mendapat pengesahan dari pihak

yang berwenang. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) perlu mendapat pengesahan dari

DPRD setempat, sedangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) cukup

mendapat pengesahan dari kepala daerah.

3. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana


47

Setelah rencana pembangunan

tersebut ditetapkan oleh pihak yang

berwenang, maka proses pelaksanaan

rencana oleh pihak eksekutif, mulai

dijalankan melalui Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) terkait.

Namun demikian, sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku,

perencana masih tetap mempunyai

tanggung jawab dalam melakukan

pengendalian (monitoring), atas

pelaksanaan rencana bersama-sama

dengan SKPD yang bersangkutan.

4. Tahap Evaluasi Keberhasilan Pelaksanaan Rencana

Setelah kegiatan pembangunan

dilaksanakan, badan perencana masih

memiliki tanggung jawab terakhir, yaitu

melakukan evaluasi terhadap kinerja

dan kegiatan pembangunan tersebut.

Sasaran utama kegiatan evaluasi ini,

adalah untuk mengetahui out put, out

come dan benefit pembangunan

tersebut bagi masyarakat.


48

Kemudian Perencanaan

pembangunan yang memadai,

dicirikan dengan 5 (lima) aspek berikut

1. Tersusun lengkap, inklusif dengan sektor swasta

Karena perencanaan

pembangunan, pada dasarnya

merupakan usaha pemerintah untuk

mendorong proses pembangunan,

banyak kalangan beranggapan, bahwa

perencanaan tersebut hanya

mencakupi aspek-aspek yang

berkaitan langsung dan dibiayai oleh

pemerintah saja. Anggapan ini

sebenarnya tidaklah tepat, karena

perencanaan pembangunan

merupakan sebuah perencanaan yang

bersifat komprehensif, tidak hanya

mencakup sektor pemerintahan, tetapi

meliputi sektor swasta, dan

masyarakat secara menyeluruh.

2. Memasukkan Evaluasi Faktor Keekonomian Masa Lalu


49

Pembangunan merupakan

proses yang berkelanjutan, artinya

keberhasilan pembangunan yang

direncanakan, sangat ditentukan oleh

hasil pembangunan sebelumnya. Hasil

pembangunan, berikut permasalahan

dan kendala yang dihadapi, akan

dapat diketahui melalui evaluasi-

terhadap perekonomian di masa lalu.

3. Merinci Tujuan dan Prioritas Pembangunan

Karena tujuan pembangunan

bersifat prinsipil dan sangat mendasar

dalam rangka mewujudkan aspirasi

masyarakat secara keseluruhan, dan

bersifat operasional, maka tujuan

pembangunan perlu dijabarkan lebih

lanjut, dalam bentuk prioritas

pembangunan.

4. Menerjemahkan Tujuan ke dalam Target Pembangunan

Perencanaan yang baik,

haruslah terarah dan terukur, sehingga

sasaran pembangunan menjadi jelas


50

dan dapat dimonitor serta dievaluasi

dikemudian hari, guna mengetahui

tingkat capaian yang dihasilkan. Untuk

keperluan ini, maka tujuan dan

sasaran pembangunan perlu

dijabarkan lebih lanjut, ke dalam

berbagai target pembangunan. Target

tersebut ditentukan secara makro,

mencakup aspek perekonomian

secara menyeluruh atau sektoral, juga

target secara mikro, pada tingkat

program dan kegiatan.

5. Strategi dan Kebijakan Bersifat Spesifik

Perencanaan pembangunan

yang dipersiapkan dengan baik,

biasanya didukung dengan strategi

dan kebijakan yang bersifat spesifik,

sesuai dengan kondisi, potensi dan

permasalahan yang dihadapi oleh

negara dan daerah bersangkutan.

Strategi dan kebijakan yang spesifik,

akan mendorong proses

pembangunan berlangsung lebih baik


51

dan cepat, karena sesuai dengan

kondisi dan situasi daerah

bersangkutan.

6. Berisikan Perencanaan Kebutuhan Investasi

Perkiraan kebutuhan investasi,

biasanya dibagi menjadi kebutuhan

investasi pemerintah, dan kebutuhan

investasi swasta dan masyarakat.

Dengan memperhatikan kondisi

anggaran yang ada, perkiraan

kebutuhan investasi ini, perlu ditunjang

dengan kememadaian anggaran guna

rencana tersebut. Dengan cara

demikian, akan terdapat keterpaduan

antara perencanaan, pemrograman

dan anggaran (planning, program and

budgeting).

7. Memuat Perkiraan atau Proyeksi Selama Periode Perencanaan

Perencanaan yang akurat,

bersifat terukur dan memuat sasaran

dan target pembangunan secara

konkret. Karena itu, perencanaan


52

pembangunan yang dipersiapkan

dengan baik, dilengkapi dengan

perkiraan (proyeksi) masa datang,

yang sekaligus berfungsi sebagai

sasaran dan target pembangunan

secara kuantitatif. Perkiraan dan

proyeksi yang diperlukan, minimal

bersifat makro.

8. Memiliki Kaitan yang jelas dengan Perencanaan Pembangunan lainnya

Perencanaan yang terpadu

dan bersinergi (antar daerah dan

tingkatan pemerintahan), memerlukan

persiapan yang komprehensif, yang

memuat dengan jelas, kaitan atau

hubungan antara satu dokumen

perencanaan, dengan dokumen

perencanaan lainnya. Selain itu, harus

tampak adanya korelasi antara RPJM

dengan Rencana Strategis (Renstra)

yang telah disusun.

II.2.2 Konsep Infrastruktur Pendidikan

Pembangunan suatu

Infrastruktur adalah sangat penting


53

dan berarti untuk mempersingkat

proses pembangunan nasional

ataupun regional. Infrastruktur

memegang kendali yang sangat vital

sebagai roda pacu penggerak

pertumbuhan ekonomi di suatu

daerah.

Percepatan pertumbuhan

ekonomi dan investasi suatu wilayah

tidak bisa dibedakan dari ketersediaan

infrastruktur contohnya transportasi,

telekomunikasi dan sanitasi. Inilah

yang menjadi penyebab

pembangunan infrastruktur menjadi

asas dari pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan. Terdapat penambahan

infrastruktur dan perbaikan oleh

pemerintah akan diharapkan dapat

memacu pertumbuhan perekonomian.

Suratno (dalam Cornelius &

Primandhana, 2022)

Sebutan Infrastruktur sering

dipakai dalam pembangunan suatu


54

perkawasan ekonomi dan

pembangunan di suatu perkotaan.

Infrastruktur adalah sarana publik semi

primer dalam melaksanakan ekonomi

suatu wilayah. Eksistensi infrastruktur

akan mempengaruhi ekonomi suatu

wilayah dimana eksistensi infrastruktur

tersebut dapat membantu kelancaran

kegiatan perekonomian masyarakat

dan distribusi aliran barang dan jasa.

Tandung (dalam Cornelius &

Primandhana, 2022)

Pembangunan Infrastruktur

suatu daerah bermaksud untuk

meningkatkan kesejahteraan publik

baik itu dari perekonomian ataupun

sosial. Pembangunan Infrastruktur

akan mencukupi dari segi kebutuhan

hidup primer dan sekunder.

Pembangunan Infrastruktur

merupakan aktivitas yang menjadi

prioritas yang harus dipersiapkan dan


55

direncanakan di suatu wilayah atau

perkotaan.

Pembangunan Infrastruktur

membutuhkan pendekatan yang intens

dan tepat dalam hal perencanaan,

monitoring dan evaluasi untuk

mewujudkan pemerataan

pembangunan di suatu wilayah agar

berdampak kepada publik.

Pembangunan Infrastruktur harus

menjadi dampak langsung yang bisa

dirasakan dan dimanfaatkan oleh

semua lapisan publik. Pratiwi (dalam

Cornelius & Primandhana, 2022)

Infrastruktur merupakan salah

satu bagian dari modal fisik. Apabila

suatu negara mempunyai lebih banyak

peralatan dan infrastruktur, maka

negara tersebut mempunyai

kemampuan produksi yang lebih besar

Case and Fair (dalam Amalia, 2019).

Gambar 2. 2
Peran Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi
56

Membuka akses
Membuka peluang baru
Mengembangkan sumber daya

Pembangunan Pertumbuhan
Infrastruktur ekonomi:
(Sosial & Ekonomi) Pertanian
Industri

Peningkatan Tuntutan,
Harapan, dan Kebutuhan
Infrastruktur Baru

Sumber : Usman, Sunyoto

(2010)

Infrastruktur tidak hanya

mampu melayani kebutuhan dari

aktivitas ekonomi saja, tetapi juga

mampu menstimulasi kegiatan

ekonomi baru di suatu wilayah

tertentu. Pembangunan infrastruktur

akan berkontribusi terhadap

peningkatan daya saing produk

domestik dan penyerapan tenaga

kerja. Disisi pembangunan wilayah,

tersedianya infrastruktur akan

meningkatkan penyerapan tenaga


57

kerja, meningkatkan PDRB, dan

pertumbuhan wilayah.

Menurut Hudson (dalam Syah,

2020), infrastruktur adalah sebuah

sistem fasilitas publik, yang bersifat

fundamental di tujukan kepada

masyarakat ramai untuk melayani dan

memudahkan masyarakat. Terdapat

tiga jenis infrastruktur, yaitu

infrastruktur fisik yang wujud dan

nyata serta kegunaannya berasal dari

bentuk fisik yang dimilikinya, seperti

jalan dan bangunan gedung.

Infrastruktur non-fisik hanya bisa

dirasakan manfaatnya dan dampaknya

ketika digabungkan dengan

infrastruktur fisik seperti pasokan listrik

dan ketersedian air bersih. Sedangkan

infrastruktur lunak adalah infrastruktur

yang berbentuk kelembangaan

ataupun kerangka institusional seperti

etika kerja, pelayanan publik yang


58

berkualitas dan Undang-Undang

Hukum.

Infrastruktur fisik yang wujud

dan nyata serta kegunaannya berasal

dari bentuk fisik yang dimiliki juga

diperlukan pembangunannya dalam

mendukung kemajuan pendidikan di

Indonesia. Sebagaimana diketahui,

pendidikan merupakan proses untuk

meningkatkan, memperbaiki,

mengubah pengetahuan,

keterampilan, dan sikap serta tata laku

seseorang atau kelompok dalam

usaha mencerdaskan kehidupan

manusia melalui kegiatan bimbingan

pengajaran dan pelatihan. Pendidikan

hendaknya mampu menghasilkan

sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi yang utuh, yaitu

kompetensi sikap, kompetensi

pengetahuan, dan kompetensi

keterampilan yang terintegrasi.

(Zamrodah, 2016)
59

Pendidikan juga dapat diartikan

sebagai suatu usaha untuk

meningkatkan ilmu pengetahuan yang

didapat baik dari lembaga formal

maupun informal untuk memperoleh

manusia yang berkualitas. Pendidikan

dan masyarakat tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Perkembangan suatu masyarakat

sangat ditentukan dari sektor

pendidikan dalam mempersiapkan

sumber daya manusia (SDM) yang

sesuai dengan perkembangan zaman,

dan perkembangan sumber daya

manusia bangsa Indonesia tidak

terlepas dari undang-undangnya. Dari

konsepsi yang sangat matang dan

telah diuraikan pada undang-undang

maupun ketetapan MPR RI tentunya

pendidikan di Indonesia harus memilki

kontribusi yang nyata dan jelas

terhadap kehidupan bermasyarakat.


60

Menurut Idi (dalam Sujana,

2019) menyebutkan beberapa fungsi

dan tujuan pendidikan bagi

masyarakat sebagai berikut;

1. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai sosialisasi


2. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai kontrol sosial
3. Fungsi dan tujuan pendidika sebagai pelestari budaya
4. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai seleksi
5. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai perubahan sosial
6. Fungsi dan tujuan pendidikan sebagai partner masyarakat

Pendidikan tidak hanya memiliki

dampak bagi masyarakat melainkan

pendidikan juga turut berperan dalam

membantu pemerintah dalam

mencerdaskan generasi penerus

bangsa. Menurut Idi (dalam Sujana,

2019) menyebutkan beberapa fungsi

dan tujuan pendidikan bagi pemerintah

sebagai berikut;

1. Menciptakan Generasi Penerus Bangsa


2. Alat untuk mengukur kepedulian terhadap generasi bangsa
3. Alat transformasi nilai
4. Memberikan Informasi dan Pemahaman
5. Mencegah Terjadinya Tindak Kejahatan
6. Membentuk Karakter Bangsa

Untuk menyelenggarakan

proses pendidikan sesuai dengan


61

tujuan pendidikan nasional maka

diperlukan lembaga pendidikan

sebagai pelaksana kegiatan belajar

mengajar. Lembaga pendidikan

memiliki peran yang sangat penting

dalam memberikan ilmu pengetahuan

kepada peserta didik sekaligus

menjadi wadah untuk meningkatkan

kualitas seseorang sehingga dapat

menjalani kehidupan bermasyarakat

dengan lebih baik.

Menurut (Dwi, 2023),

berpendapat bahwa Lembaga

pendidikan memiliki beberapa fungsi

sebagai berikut :

1. Fungsi Manifes, lembaga pendidikan adalah fungsi yang terlihat


jelas dan terlihat dari luar. Fungsi ini meliputi memberikan
pendidikan formal, non-formal, dan informal kepada individu.
Lembaga pendidikan juga memberikan sertifikasi dan
pengakuan atas kualifikasi yang dimiliki oleh individu.
2. Fungsi Laten, lembaga pendidikan adalah fungsi yang tidak
terlihat secara langsung, tetapi memiliki dampak yang signifikan
pada individu dan masyarakat. Fungsi ini meliputi pengendalian
sosial, mempertahankan kelas sosial, memperpanjang masa
remaja, dan memberikan sarana dalam pembentukan identitas
sosial.
3. Fungsi Sosialisasi, memiliki peran penting dalam sosialisasi
individu. Melalui lembaga pendidikan, individu belajar tentang
nilai-nilai sosial, norma, dan etika yang diterima oleh
62

masyarakat. Lembaga pendidikan juga membantu individu


untuk memahami peran mereka dalam masyarakat dan
mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk
berinteraksi dengan orang lain.
4. Fungsi Pemenuhan Kebutuhan, memiliki fungsi untuk
memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat akan ilmu
pengetahuan dan keterampilan. Dalam lembaga pendidikan,
individu dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di masa depan.
5. Fungsi Pengembangan Sumber Daya Manusia, memiliki peran
penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Dalam
lembaga pendidikan, individu dapat memperoleh keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengembangkan karir
mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
6. Fungsi Pemberdayaan, memiliki fungsi untuk memberdayakan
individu dan masyarakat. Melalui lembaga pendidikan, individu
dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk menjadi mandiri dan memenuhi kebutuhan
mereka sendiri.

Keenam fungsi lembaga

pendidikan tersebut menunjukkan

bahwa Lembaga pendidikan juga turut

memiliki peranan penting dalam

mendukung kemajuan kualitas

pendidikan suatu negara. Lembaga

pendidikan yang berkompeten maka

akan melahirkan anak bangsa yang

cerdas dan berkualitas.

Sebagai suatu faktor

pendukung yang memiliki pengaruh

penting terhadap perkembangan

pendidikan, infrastruktur harus


63

diperhatikan agar pendidikan dapat

berkembang dengan baik. Infrastruktur

pendidikan yang baik akan

menumbuhkan semangat yang baik

bagi pelaksana pendidikannya.

Pelaksanaan pendidikan yang optimal

melalui proses yang maksimal disertai

dengan fasilitas yang memadai akan

menghasilkan lulusan yang terbaik

sehingga untuk mewujudkan

pendidikan Indonesia yang lebih baik

dimulai dari langkah kecil yaitu

pemerhatian terhadap infrastruktur

lembaga pendidikan.

Pilar pembangunan Indonesia

Emas 2045 memiliki empat pilar,

yaitu pilar pembangunan manusia dan

menguasai iptek, pilar pembangunan

ekonomi berkelanjutan, pilar

pemerataan pembangunan, dan

terakhir terdapat pilar pemantapan

ketahanan nasional dan tata kelola

kepemerintahan. Dari empat pilar


64

Indonesia Emas 2045, Pemerataan

pembangunan dalam aspek

pendidikan merupakan upaya untuk

mengurangi ketidaksetaraan dalam

akses, kualitas, dan hasil

pendidikan antara berbagai wilayah

di suatu negara maupun daerah.

Tujuan utama dari pemerataan

pembangunan dalam aspek

pendidikan adalah memastikan bahwa

setiap warga negara Indonesia, tidak

peduli di mana mereka berada, tetap

memiliki kesempatan yang setara

untuk mendapatkan pendidikan yang

berkualitas. Investasi pada

infrastruktur pendidikan berhubungan

dengan peningkatan kualitas

pendidikan. Kualitas pendidikan

menjadi hal yang urgen guna

melahirkan generasi Indonesia

Emas tahun 2045. Artinya,

pendidikan merupakan kunci utama


65

bagi suatu negara untuk unggul

dalam persaingan global.

Pendidikan dianggap sebagai

bidang yang paling strategis untuk

mewujudkan kesejahteraan nasional.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang

cerdas dan berkarakter merupakan

prasyarat terbentuknya peradaban

yang tinggi. Sebaliknya, SDM yang

rendah akan menghasilkan peradaban

yang kurang baik pula. Bangsa yang

berdaya saing tinggi berpeluang

memenangkan persaingan,

sedangkan bangsa dengan daya saing

terbatas atau rendah, menyebabkan

bangsa tersebut tertinggal di

belakang.

Pemerataan pembangunan

dalam aspek pendidikan meliputi,

pembangunan sarana dan prasarana

pendidikan seperti sekolah,

transportasi, dan akomodasi yang

memadai di wilayah-wilayah terpencil


66

atau kurang berkembang, kedua

berupa pelatihan dan dukungan

kepada guru di wilayah-wilayah

terpencil atau berisiko rendah untuk

memastikan bahwa mereka memiliki

kualifikasi dan keterampilan yang

diperlukan untuk memberikan

pendidikan berkualitas, dan ketiga

pemanfaatan teknologi pendidikan

untuk mendukung pendidikan jarak

jauh atau akses ke materi

pembelajaran yang lebih maju di

wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.

II.2.3 Konsep Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah adalah

sebuah gejala universal dari

desentralisasi yang menjadi dasar

pembentukan pemerintahan daerah itu

sendiri. Hal ini didukung dengan fakta

umum di berbagai negara yang

menggunakan desentralisasi, memiliki

pemerintahan daerah sebagai entitas

sub-pemerintahan nasional.
67

Pemerintahan daerah juga

dapat dikatakan sebagai konsekuensi

adanya desentralisasi yang telah

dinyatakan sebagai sarana efektif

mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang baik. Terlepas dari

apapun bentuk dan modelnya, serta

alasan pembentukannya

pemerintahan daerah dibentuk untuk

melaksanakan fungsi pemerintahan di

suatu wilayah dalam negaranya.

Dalam pandangan Lockard,

pemerintah daerah dapat didefinisikan

sebagai organisasi publik yang

berwenang untuk memutuskan dan

mengatur sejumlah kebijakan publik

yang terbatas dalam wilayah yang

relatif kecil yang merupakan sub-divisi

dari pemerintah regional atau

nasional. Hal ini menunjuk pada

wujud, sifat, tugas, dan kedudukan

dari organisasi pemerinthan daerah

tersebut.
68

Searah dengan itu, Stones

dalam (Wasistiono & Simangunsong,

2020) mengemukakan bahwa

pemerintah lokal adalah bagian dari

pemerintah suatu negara yang

berurusan dengan hal-hal yang

menyangkut orang-orang di daerah

tertentu. Hal ini kemudian ditegaskan

oleh Rao dalam (Wasistiono &

Simangunsong, 2020) bahwa

pemerintah lokal adalah bagian dari

pemerintah yang berurusan dengan

urusan lokal, yang dikelola oleh

otoritas yang tunduk pada pemerintah

negara bagian tetapi dipilih secara

independen dari otoritas negara oleh

penduduk yang memenuhi syarat.

Pada ruang yang lain,

pemahaman pemerintahan daerah

dimaknai sebagai pemerintah lokalitas

tertentu oleh penduduk setempat

melalui perwakilan yang dipilih oleh

mereka dengan memenuhi sejumlah


69

syarat yaitu populasi, daerah yang

jelas, kemampuan untuk menuntut dan

digugat, kemampuan untuk membuat

kontrak, organisasi yang

berkelanjutan, wewenang untuk

melakukan dan kekuatan untuk

melakukan kegiatan publik dan hak

untuk mengumpulkan pendapatan dan

menentukan anggaran (Gokhale,

1972, Humes & Martin, 1961, Byrne,

1990, Hampton, 1991, Keating, 1991

dalam Wasistiono & Simangunsong,

2020).

Pentingnya keberadaan

pemerinthan daerah dalam suatu

negara kemudian memaksa Green

dalam (Wasistiono & Simangunsong,

2020), mengemukakan pandangannya

bahwa pemerintah daerah

sesungguhnya merupakan instrumen

penting pemerintah nasional atau

negara bagian untuk pelaksanaan


70

fungsi-fungsi dasar tertentu, yang

dapat dikelola secara lokal dengan

pengetahuan yang mendalam tentang

kebutuhan, kondisi dan kekhasan

daerah yang bersangkutan.

Pengertian ini menegaskan bahwa

posisi pemerintahan daerah di bawah

unit supra-nasional.

Searah dengan pandangan ini

dapat dilihat kembali gagasan Maddick

dalam (Wasistiono & Simangunsong,

2020) yang mengartikan bahwa

pemerintahan daerah sebagai sub-unit

pemerintah yang dikendalikan oleh

dewan lokal, yang diberi wewenang

oleh pemerintah pusat untuk

mengeluarkan peraturan untuk

penerapan di tingkat lokal, memungut

pajak retribusi dan menentukan

sumber daya manusia yang tepat dan

dalam batas yang ditentukan oleh

pemerintah pusat.
71

Dalam perspektif legalistis,

Robson dalam (Wasistiono &

Simangunsong, 2020) mengelaborasi

pemerintah daerah dalam kategorisasi

luas menyangkut pembentukan

komunitas pelindung lokal, yang tidak

berdaulat secara mandiri namun

memiliki hak-hak hukum dan

kelembagaan lokal untuk

mengartikulasikan kepentingan

lokalnya. Dalam konteks ini ada

prevalensi atau proporsi otoritas di

tingkat lokal dengan wewenang untuk

melakukan tanpa keterlibatan atau

intervensi namun dalam kontrol

pemerintah supra-nasional dalam

rangka meningkatkan partisipasi

masyarakat lokal untuk

menyelenggarakan administrasi

pemerintahannya sendiri sesuai

peraturannya.

Istilah “Pemerintah Daerah“

secara harfiah berarti pengelolaan


72

urusan lokal oleh orang – orang

setempat dalam rangka lokalitas. Hal

ini didasarkan pada prinsip bahwa

masalah dan kebutuhan lokal

sebaiknya ditangani oleh penduduk

setempat daripada oleh pemerintah

pusat. Administrasi urusan lokal

dipercayakan kepada perwakilan yang

dipilih oleh orang-orang lokalitas

secara berkala Sharma (dalam

Wasistiono & Simangunsong, 2020).

Istilah pemerintah daerah terus

berkembang menjadi pemerintah lokal

dengan badan – badan lokal yang

dipilih secara bebas yang disertai

dengan kekuasaan, kebijakan, dan

tanggung jawab untuk dilaksanakan

secara mandiri tanpa dikendalikan

keputusannya oleh otoritas yang lain

lebih tinggi. nakan secara mandiri

tanpa dikendalikan keputusannya oleh

otoritas lain yang lebih tinggi.

Namun tindakan mereka tunduk


73

pada supremasi pemerintah nasional

Dengan demikian pemerintahan

daerah dimaknai sebagai

pemerintahan setempat yang meliputi

penduduk lokal yang mewakili badan

lokal yang memiliki otonomi dalam

lingkup terbatas, kemudian memiliki

kewenangan meningkatkan penda

melalui pajak lokal dan

membelanjakan pendapatannya pada

layanan lokal Ve Rangia (dalam

Wasistiono & Simangunsong, 2020).

Berdasarkan definisi

pemerintahan daerah menurut ahli di

atas dapat disederhanakan bahwa

pemerintahan daerah normalnya

merujuk pada berbagai unit

pemerintahan publik yang tidak

tergantung secara hierarkis dengan

pemerintahan pusat dalam hal

pelaksanaan fungsi pelayanan publik.

Pemerintah daerah memiliki otoritas

untuk melaksanakannya dengan cara


74

otonom.

Secara konseptual

pemerintahan daerah bersifat multi-

dimensional artinya memiliki banyak

aspek atau dimensi. Oleh karena itu

membedah mengenai dinamika

pemerintahan daerah dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang. Dari segi

politik, pemerintah daerah di pandang

sebagai sub-divisi politik dari kesatuan

politik utama suatu negara.

Dari segi administrasi

pemerintahan daerah dibentuk untuk

membuat atau tidak membuat

keputusan adminsitrasi yang harus

diambil dalam memecahkan setiap

permasalahan yang muncul serta

mengimplementasikan setiap

kebijakan secara efektif dan efisien.

Dalam konteks ini, pemerintah daerah

adalah organ yang berhubungan

langsung dengan masyarakat dengan

memberikan layanan sipil dan publik


75

yang dibutuhkan.

Menurut Makinde, et al (dalam

Wasistiono & Simangunsong, 2020)

pemerintahan daerah memiliki ciri –

ciri umum sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah ada di tingkat lokal


2. Dalam sistem federal, posisinya sebagai tingkat
pemerintahan yang berbeda
3. Dibentuk berdasarkan regulasi dan memiliki tingkat otonomi;
4. Memiliki status hukum, dapat menuntut dan dituntut;
5. Memiliki kewenangan khusus dalam menjalankan fungsinya;
6. Berada dalam wilayah teretentu dan batas otoritas atas
komunitas tertentu;
7. Memiliki kewenangan mengelola pendapatan dan biaya
pengeluaran;
8. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
lokal;
9. Dikelola oleh pejabat terpilih.

II.2.4 Konsep Organisasi Perangkat Daerah

Menurut Armosudiro dalam

Simangunsong (2021:25) organisasi

adalah struktur pembagian kerja dan

struktur tata hubungan kerja antara

sekelompok orang pemegang posisi

yang bekerjasama secara tertentu

untuk bersama-sama mencapai tujuan


76

tertentu. Dengan demikian dapat

disimpulkan secara sederhana bahwa

organisasi pada dasarnya adalah

suatu sistem Kerjasama, sistem

hubungan, dan sistem sosial.

Organisasi yang terbentuk

harus memiliki visi dan misi yang

kongkrit, agar pergerakan organisasi

dapat mencapai tujuan yang dicita-

citakan sehingga jelas mau kemana

perkumpulan tersebut akan dibawa

karena kesamaan tujuan menjadi

faktor terpenting dalam perjalanan

sebuah organisasi.

Perangkat daerah adalah

unsur pembantu kepala daerah dan

dewan perwakilan rakyat daerah

dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi

kewenangan daerah. Perangkat

daerah terdiri dari perangkat daerah

provinsi dan perangkat daerah


77

kabupaten/kota. Pembentukan dan

susunan Perangkat Daerah ditetapkan

dengan peraturan daerah.

Penjelasan diatas sejalan

dengan pendapat menurut

Simangunsong (2021:26) dimana

dalam terbentuknya sebuah organisasi

memiliki syarat dasar yaitu :

1. Adanya visi dan misi


2. Keselarasan tujuan
3. Adanya struktur jabatan
4. Adanya pembagian
kerja,dan
5. Adanya dukungan teknologi
informatika.

Menurut Simangunsong

(2021:27) dalam bukunya menata

ulang organisasi perangkat daerah

membedakan jenis-jenis organisasi

yang dilihat dari fungsi, organisasi

dapat diklasifikasikan menjadi 4

(empat) jenis, yaitu :

1. Organisasi produksi Organisasi oini biasanya berorientasi pada


proses pembuatan suatu produk yang akan dijual untuk
memperoleh keuntungan.
2. Organisasi Politik Organisasi politik merupakan organisasi
besar yang merekrut banyak kader untuk bekerja sama meraih
cita-cita politik dari organisasi politik.
78

3. Organisasi yang Bersifat Integratif Organisasi ini dibuat oleh


sekelompok masyarakat yang memiliki profesi yang sama untuk
meraih cita-cita yang sama.
4. Organisasi Pemeliharaan Organisasi ini bertujuan untuk
memelihara yang menurut mereka harus dipelihara karena
menyangkut dengan tujuan organisasi.

Setiap jenis organisasi diatas

sama-sama memiliki tujuan untuk

memperoleh keuntungan dan cita-cita

yang sama sehingga suatu organisasi

harus memiliki prinsip yang jelas.

Menurut Henry Fayol dalam ada 14

(empat belas) prinsip-prinsip

organisasi, yaitu:

a. Pembagian kerja
b. Wewenang
c. Disiplin
d. Kesatuan komando
e. Kesatuan arah
f. Mendahulukan kepentingan
umum di atas kepentingan pribadi
g. Remunerasi
h. Sentralisasi
i. Rantai scalar (garis
wewenang yang tegas)
j. Tata tertib
k. Keadilan
l. Stabilitas masa kerja
pegawai
m. Inisiatif
n. Esprit de cors (persatuan
dan kesatuan dalam organisasi).

Organisasi pemerintahan atau

organisasi publik adalah organisasi


79

yang terbesar yang mewadahi seluruh

lapisan masyarakat dengan ruang

lingkup negara dan mempunyai

kewenangan yang absah

(terlegitimasi) di bidang politik,

administrasi pemerintahan, dan hukum

secara terlembaga sehingga

mempunyai kewajiban melindungi

warga negaranya, dan melayani

keperluannya, sebaliknya berhak pula

memungut pajak untuk pendanaan,

serta menjatuhkan hukuman sebagai

sanksi penegakan peraturan.

Tujuan mendasar pembentukan

organisasi perangkat daerah, yaitu:

1. Untuk mewujudkan tujuan

pemberian otonomi

2. Untuk melaksanakan urusan

pemerintahan tertentu

3. Untuk melaksanakan

pelayanan publik

Organisasi pemerintahan

bertujuan untuk melayani kebutuhan


80

masyarakat demi kesejahteraan

sebagaimana diamanatkan oleh

konstitusi sebagai pijakan dalam

operasionalnya. Organisasi

pemerintahan berorientasi pada

pelayanan masyarakat tidak pada

laba/profit/untung.

Menurut Mintzberg dalam

(Wasistiono & Simangunsong, 2020)

Organisasi Perangkat Daerah dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. The Operating Core, dimana dalam konteks organisasi perangka


daerah wujudnya adalah dinas-dinas.
2. The Strategic Apex, sebagai manajer tingkat puncak atau "Top
Management“ untuk di daerah adalah Kepala Daerah dan Pimpinan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
3. The Middle Line adalah mereka yang tergolong dalam jabatan ini
dalam
4. The Technostructure adalah organisasi perangkat daerah yang ada
di daerah dam memiliki fungsi yang serupa dengan Badan dan
Kantor.
5. The Support Staff merupakan kelompok yang termasuk dalam
jabatan Sekretariat daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) di level daerah (Wasistiono dan
Polyando, 2017, h. 377).

II.3 Kerangka Pemikiran

Dalam sebuah penelitian,

kerangka berpikir merupakan suatu

konsep atau road map yang telah

disusun oleh peneliti dalam


81

merancang proses penelitian untuk

memecahkan masalah yang sedang

dikaji. Kerangka pemikiran merupakan

dasar yang digunakan oleh peneliti

dalam mengembangkan sebuah teori

dan konsep

Dalam penenelitian ini yang

menjadi fokus penelitian adalah

Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Pendidikan di Kabupaten

Tebo Provinsi. Dengan berlandaskan

pada landasan yuridis pusat Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2004

Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor

122 Tahun 2016 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Presiden Nomor 75

Tahun 2014 Tentang Percepatan

Penyediaan Infrastruktur Prioritas, dan

Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun

2022 Tentang Penugasan Khusus

Dalam Rangka Percepatan


82

Pelaksanaan Pembangunan

Infrastruktur.

Landasan Yuridis Pemerintah

daerah yang berlandaskan Perda

Nomor 1 Tahun 2020 atas perubahan

Perda Nomor 6 Tahun 2017 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Tebo

Tahun 2017 – 2022, Peraturan Bupati

Tebo Tahun 138 Tentang Rencana

Kerja Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun

2020, Peraturan Bupati Tebo Tahun

55 Tentang Rencana Kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tebo Tahun 2021, dan

Peraturan Bupati Tebo Tahun 139

Tentang Rencana Kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Tebo Tahun 2022.

Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan konsep yaitu teori

sistem perencanaan pembangunan


83

daerah menurut F. Simangunsong

dalam bukunya “Perencanaan

Pembangunan Daerah“ (2022:63)

berdasarkan 10 asas, yaitu :

1. Transparan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat


untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan| tidak
diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah
dengan tetap, memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
2. Responsif, yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi,
masalah dan perubahan yang terjadi di daerah
3. Efisien, yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber
daya yang dimiliki, melalui cara atau proses yang paling
optimal.
4. Efektif, yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber
daya yang dimiliki, melalui cara atau proses yang paling
optimal.
5. Akuntabel, yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari
perencanaan pembangunan dipertanggung- jawabkan kepada
masyarakat.
6. Partisipasif, merupakan hak masyarakat untuk terlibat dalam
setiap proses tahapan perencanaan pembangunan Daerah dan
bersifat inklusif terhadap kelompok masyarakat rentan
termarginalkan, melalui jalur khusus komunikasi untuk
mengakomodasi aspirasi kelompok masyarakat yang tidak
memiliki akses dalam pengambilan kebijakan.
7. Terukur, yaitu penetapan target kinerja yang jelas dan dapat
diukur serta cara untuk mencapainya.
8. Berkeadilan, merupakan prinsip keseimbangan antar wilayah,
sektor, pendapatan,gender dan usia.
9. Berwawasan lingkungan, yaitu untuk mewujudkan kehidupan
adil dan makmur tanpa harus menimbulkan kerusakan
lingkungan dalam mengoptimalkan manfaat sumber daya alam
dan sumber daya manusia.
10. Berkeadilan, yaitu pembangunan yang mewujudkan keutuhan
lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan dengan memperhatikan potensi dampak
pembangunan dalam mengoptimalkan sumber daya alam dan
sumber daya manusia.

Kemudian yang menjadi faktor


84

pendukung dan penghambat

perencanaan pembangunan meIiputi

faktor pendukung internaI, faktor

pendukung eksternaI, faktor

penghambat internaI, dan faktor

pendukung eksternaI dan upaya yang

diiIakukan untuk mengatasi faktor

penghambat yaitu upaya Iangsung

dan upaya tidak Iangsung.

Penelitian ini menggunakan

metodologi penelitian kualitatif

deskriptif dengan pendekatan induktif

dengan sumber data dari para

informan yang telah ditentukan serta

berkaitan dengan perencanaan dalam

pembangunan infrastruktur pendidikan

dengan informan tambahan yang

nantinya muncul selama penelitian

berlangsung. Pengumpulan data

dalam penelitian ini dilakukan oleh

peneliti sendiri dengan melakukan

wawancara, observasi dan

dokumentasi di Badan Perencanaan


85

Pembangunan dan Penelitian

Pengembangan Kabupaten Tebo.

Data yang telah dikumpulkan

akan dianalisis dengan tahap

menyederhanakan data, menyajikan

data yang kemudian akan ditarik

kesimpulannya sehingga penelitian ini

diharapkan mampu untuk menjawab

permasalahan yang ada dari

Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Pendidikan di Kabupaten

Tebo Provinsi Jambi.


86

Adapun secara rinci mengenai

ruang lingkup penelitian yang akan


Gambar dilakukan
2. 3 pada Gambar 2.2 berikut
Kerangka Pemikiran
ini :

Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan di Kabupaten
Tebo Provisi Jambi diharapkan akan
lebih baik

UPAYA MENGATASI FAKTOR


PENGHAMBAT

1. Upaya Langsung Internal


2. Upaya Langsung Eksternal
3. Upaya Tidak Langsung Internal
4. Upaya Tidak Langsung Eksternal

Faktor Faktor
Pendukung Penghambat
1. Internal 1. Internal
2. Eksternal 2. Eksternal
v

Landasan Legalistik Pusat & Landasan Teoritis :


Perencanaan Pembangunan
Daerah :
Infrastruktur Pendidikan di 1. Perencanaan
1. UU Nomor 25 Tahun 2004 Kabupaten Tebo Provinsi (Menurut F.
2. Perpres Nomor 122 Tahun Jambi Simangunsong dalam
2016 “ Perencanaan
3. Perpres Nomor 120 Pembangunan Daerah
Tahun 2022 “ (2022:63)
4. Perda Nomor 1 Tahun 2020 1. Transparan
atas perubahan Perda 2. Responsif
Nomor 6 Tahun 2017 3. Efisien
5. Peraturan Bupati Tebo 4. Efektif
Nomor 138 Tahun 2020 5. Akuntabel
87

Keterangan:
Sumber : Diolah oleh Peneliti 2023

II.4 Hipotesis Kerja

Dalam melaksanakan

penelitian, peneliti telah menyusun

kerangka pemikiran yang akan

digunakan sebagai pedoman untuk

mendukung peneliti terhadap

penelitian yang akan dilakukan

dilapangan. Sehingga peneliti dapat

melaksanakan penelitian sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut (Simangunsong,

2017), menjelaskan bahwa “Hipotesa

Kerja merupakan anggapan dasar

peneliti terhadap suatu masalah yang

dikaji”. Dalam hipotesis yang

dipedomani, kemudian akan


88

dibuktikan secara empiris dengan cara

uji hipotesa melalui data yang

diperoleh pada saat melaksanakan

penelitian.

Dalam konteks penelitian ini,

hipotesis kerja berkaitan dengan

penerapan teori Perencanaan dalam

penyelesaian masalah perencanaan

pembangunan infrastruktur pendidikan

di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Hal ini merujuk pada teori

Perencanaan yang diterangkan oleh

Simangunsong dalam bukunya

“Perencanaan Pembangunan Daerah“.

Teori tersebut menjelaskan bahwa

dalam sistem perencanaan

pembangunan daerah terdapat 10

asas, yakni Transparan, Responsif,

Efisien, Efektif, Akuntabel, Partisipasif,

Terukur, Berkeadilan, Berwawasan

Lingkungan, dan Berkeadilan.


89

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian

merupakan sebuah ilmu atau cara –

cara melaksanakan penelitian meliputi

kegiatan mencari, mencatat, dan

merumuskan serta menganalisis

sampai penyusunan laporan

berdasarkan fakta dan gejala secara

ilmiah yang terjadi di lapangan. Secara

lebih luas dapat dikatakan bahwa

penelitian merupakan pengamatan

atau usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan yang

dilakukan dengan metode ilmiah.

Menurut Creswell (2016:3) menjelaskan bahwa :


Pendekatan Penelitian adalah rencana dan tahapan penelitian
yang terdiri dari langkah-langkah berdasarkan anggapan-
anggapan yang luas hingga metode-metode terperinci dalam
pengumpulan, analisis dan interpretasi data”. Sehingga
pendekatan penelitian merupakan langkah awal untuk memulai
sebuah penelitian melalui rencana dan prosedur yang baik agar

89
90

penelitian berjalan dengan lancar dan mendapatkan data secara


tepat untuk dianalisis.

Jenis penelitian yang diambil

sebagai solusi yang tepat terkait

unsur-unsur pokok yang sesuai

dengan butir-butir rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian dalam

penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Metode penelitian kualitatif

menuntut penulis untuk memiliki

keterampilan menganalisis dan

memahami permasalahan yang diteliti,

untuk itu perlu adanya metode yang

tepat dan relevan agar kegiatan

magang dapat menghasilkan data

yang akurat sesuai dengan

permasalahan.

Menurut Fernandes

Simangunsong (2017:231), “data yang

didapat daIam peneIitian kuaIitatif

bersifat deskriptif yaitu data yang

dikumpuIkan berbentuk kata bukan

angka yang diperoIeh dari hasiI dari

wawancara dan didukung dengan


91

catatan dari hasiI Iapangan,

dokumentasi, rekaman, dan

pendukung Iainnya”.

Simangunsong (2017:190)

daIam bukunya metodoIogi peneIitian

menjeIaskan bahwa :

PeneIitian kuaIitatif memiIki bentuk desain peneIitian yang


beragam karena menyesuaikan dengan bentuk aIami dari
peneIitian kuaIitatif yang memiIiki sifat emergent, dimana
fenomena tiba-tiba muncuI sesuai dengan prinsip aIami.
PeneIitian kuaIitatif juga disebut sebagai peneIitian partisipatif,
dimana desain penelitian bersifat fIeksibel dan dapat diubah
menyesuaikan dengan rencana yang dibuat oIeh fenomena yang
ada di Iokasi peneIitian yang sebenarnya.

PeneIitian kuaIitatif memiIiki

keunikan tersendiri yang akan

diIakukan dengan memakai metode

deskriptif. Simangunsong (2017:192)

juga menjeIaskan bahwa ”PeneIitian

kuaIitatif meyakini bahwa fokus

peneIitian kuaIitatif adaIah mencari

makna. OIeh karena itu, harus diakui

bahwa makna yang ditetapkan daIam

peneIitian kuaIitatif berbeda dengan

ungkapan pertanyaan yang disusun

menjadi topik peneIitian yang subjektif

dan muItipeI”.
92

Menurut (Simangunsong,

2017) dalam menjelaskan kerangka

kerja penelitian kualitatif terdapat ciri

khusus, yaitu:

1. PeneIitian kuaIitatif dengan Iingkungan aIamiah, peneIitian


diIakukan pada situasi aIamiah daIam suatu keutuhan agar sumber
data yang didapat bersifat naturaIistik, tidak manipuIatif dan terbuka
pada apapun yang akan timbuI kedepannya.
2. Manusia atau peneIiti sebagai aIat pengumpuI data yang paling
utama.
3. AnaIisis data kuaIitatif bersifat induktif karena perlu mengacu pada
temuan diIapangan.
4. Teori yang dikembangkan bersifat grounded theory yang berarti
teori yang dikembangkan muncuI dari bawah ke atas, dan didukung
dengan bukti atau data yang saIing berhubungan.
5. Data peneIitian kuaIitatif bersifat deskriptif yang berarti data yang
dikumpuIkan berupa kata yang tertuang daIam transkip wawancara
dan didukung oIeh catatan Iapangan, gambar maupun yang
Iainnya.
6. PeneIitian kuaIitatif bersifat subyektif artinya hasiI kajian suatu
fokus dan Iokus yang sama akan bersifat subyektif dan tidak bisa
digeneraIis ke fokus dan Iokus yang Iainnya.
7. MendaIamnya peneIitian kuaIitatif terkadang mendorong peneIiti
untuk meIakukan pembatasan pada fokus peneIitian yang timbuI
sebagai masaIah daIam peneIitian.
8. PeneIitian kuaIitatif juga memiIiki kriteria khusus untuk keabsahan
data baik vaIiditas, rehabiIitas dan obyektivitas.
9. Desain peneIitian kuaIitatif bersifat sementara dan terus
berkembang sesuai dengan kondisi diIapangan.
10. HasiI peneIitian kuaIitatif yang sempurna dibicarakan dan
disepakati bersama antara peneIiti dengan sumber data.

Penulis menggunakan metode

penelitian kualitatif karena penelitian

kualitatif mendeskripsikan keadaan

yang sebenarnya pada saat peneIitian

diIakukan dengan mengumpuIkan


93

data IaIu menafsirkan kedaIam

anaIisis dan perumusan terhadap

masaIah yang ditemukan di Iapangan.

Sehingga dengan begitu hasiI

yang teIah diperoIeh akan dioIah

menjadi suatu Iaporan penuIisan

daIam bentuk kata, haI tersebut akan

menjeIaskan atau mendeskripsikan

berdasarkan gambaran yang teIah

terusun secara teratur, faktuaI dan

tepat sesuai dengan keadaan,

kemudian dapat ditarik kesimpuIan

atau pemecahan masalah yang

bersifat umum mengenai Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur

Pendidikan.

Oleh karena itu, guna

mendapatkan data yang sesuai dalam

penyusunan Proposal Skripsi yang

berjudul “ Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Pendidikan di Kabupaten

Tebo Provinsi Jambi”, penulis

menggunakan metode kualitatif.


94

Sehingga dengan digunakannya

metode kualitatif maka data yang

didapat lebih lengkap, mendalam,

kredibel dan bermakna.

III.2 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep

digunakan untuk membuat sebuah

pembatasan dalam suatu penelitian,

sehingga penelitian lebih fokus pada

indikator yang telah ditentukan. Ruang

Iingkup penuIisan memberi gambaran

tentang konteks yang berkaitan

dengan fokus peneIitian. Iingkup

penuIisan berisi mengenai aspek-

aspek yang akan diteIiti dari suatu

obyek tertentu daIam rangka

menemukan jawaban pada masaIah

peneIitian.

DaIam haI penentuan fokus

penuIisan, penuIis menetapkan fokus

penuIisan yang berkaitan berdasarkan

permasaIahan yang terkait dengan


95

teori-teori pendukung yang teIah ada.

Fokus tersebut adalah Perencanaan

Pembangunan Infrastruktur

Pendidikan di Kabupaten Tebo

Provinsi Jambi. Adapun teori yang

akan digunakan adaIah teori

perencanaan pembangunan yang

akan menganaIisis perencanaan

meIaIui proses manajemen, dan faktor

pendukung dan penghambat yang

mempengaruhi proses perencanaan

yang meIiputi faktor pendukung

internaI, pendukung eksternaI dan

faktor penghambat internaI,

penghambat eksternaI dan dan upaya

mengatasi faktor penghambat

Iangsung dan tidak Iangsung.

Tabel 3. 1
Operasionalisasi Konsep

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA


1 2 3 4
1.1.1. Membuka diri terhadap hak
1.1 Transparan masyarakat untuk memperoleh
1.Perencanaan informasi yang benar dan jujur
Perencanaan Pembangunan 1.1.2. Tidak diskriminatif tentang
Pembangunan Infrastruktur penyelenggaraan pemerintahan
96

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA


1 2 3 4
Infrastruktur Pendidikan di daerah
Pendidikan di Kabupaten Tebo 1.1.3. Perlindungan atas hak asasi
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi pribadi, golongan, dan rahasia
Provinsi Jambi (Menurut Fernandes negara
Simangunsong 1.2.1. Mengantisipasi potensi masalah
2022:63-64 ) 1.2. Responsif di daerah
1.2.2. Mengantisipasi perubahan yang
terjadi di daerah
1.3.1. Pencapaian keluaran (output)
1.3. Efisien dengan masukan terendah
1.3.2. Pencapaian masukan terendah
dengan keluaran (output)
maksimal
1.4.1. Kemampuan mencapai target
1.4. Efektif dengan sumber daya yang
dimiliki
1.4.2. Kemampuan mencapai target
melalui cara atau proses yang
paling optimal
1.5. Akuntabel 1.5.1 Pertanggung jawaban kegiatan
perencanaan pembangunan
daerah kepada masyarakat
1.5.2 Pertanggung jawaban hasil
akhir perencanaan
pembangunan daerah kepada
masyarakat
1.6. Partisipasif 1.6.1. Masyarakat terlibat dalam
dalam proses tahapan
perencanaan pembangunan
daerah bersifat inklusif
1.6.2. Masyarakat terlibat dalam
dalam proses tahapan
perencanaan pembangunan
daerah melalui jalur khusus
komunikasi untuk
mengakomodasi aspirasi
masyarakat
1.7. Terukur 1.7.1. Penetapan target kinerja yang
jelas
1.7.2. Penetapan target kinerja yang
terukur dan cara mencapainya

1.8. Berkeadilan 1.8.1. Keseimbangan antar wilayah


dan sektor
1.8.2. Keseimbangan antar
pendapatan, gender, dan usia
1.9. Berwawasan 1.9.1. Mewujudkan kehidupan adil dan
lingkungan makmur tanpa harus
menimbulkan kerusakan
lingkungan
1.9.2. Mengoptimalkan manfaat
97

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA


1 2 3 4
sumber daya alam dan sumber
daya manusia.

1.10. Berke;anjutan 1.10.1. Mewujudkan keutuhan dan


keselamatan lingkungan
hidup
1.10.2. Mewujudkan kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan masa
depan
1.10.3. Mengoptimalkan sumber daya
alam dan
sumber daya manusia.
2. Faktor-faktor 2.1. Faktor 2.1.1. Faktor Pendukung Internal
penghambat Pendukung 2.1.2. Faktor Pendukung Eksternal
Perencanaan 2.2. Faktor 2.2.1. Faktor Penghambat Internal
Pembangunan Penghambat 2.2.2. Faktor Penghambat Eksternal
Infrastruktur
Pendidikan di
Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi
3. Upaya Mengatasi 3.1. Upaya 3.1.1. Upaya Langsung Internal
Faktor-faktor Langsung 3.1.2. Upaya Langsung Eksternal
Penghambat
Perencanaan
3.2. Upaya Tidak 3.2.1. Upaya Tidak Langsung Internal
Pembangunan
Langsung
Infrastruktur 3.2.2. Upaya Tidak Langsung
Pendidikan di Eksternal
Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi
Sumber : Diolah oleh Peneliti 2023

III.3 Sumber Data dan Informan

III.3.1 Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data adalah subjek dari

mana data diperoleh. Sumber data

dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu

person, place, dan paper. Sumber

data dalam penelitian ini meliputi:


98

1. Person (orang): tempat peneliti bertanya mengenai variabel yang

diteliti

2. Paper (kertas): dokumen, arsip, dan lain sebagainya, tempat

penelitian membaca dan mempelajari sesuatu yang berhubungan

dengan data penelitian

3. Place (tempat): ruang laboratorium (yang berisi perlengkapan),

bengkel kelas dan sebagainya tempat berlangsungnya suatu

kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.

Menurut Simangunsong

(2017:194), Pada dasarnya jenis data

antara penelitian kualitatif pada

penelitian pemerintahan itu prinsipnya

sama yaitu data primer dan data

sekunder, namun yang

membedakannya hanya “cara

mendapatkan data primer dan hasil

dari data primer tersebut”.

Berdasarkan hal tersebut, data

penelitian dapat dikelompokkan dalam

dua jenis yaitu :

1. Data primer, adalah perolehan data melalui aktivitas langsung ke


tempat penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan
sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber data primer berupa
data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber
pertama. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari
99

lapangan melalui wawancara di kantor Badan Perencanaaan


Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Tebo
dan instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan
penanganan perencanaan pembangunan.
2. Data sekunder, adalah perolehan data melalui sumber-sumber
tertulis berupa surat-surat, arsip-arsip, dokumen-dokumen serta
laporan yang bersifat objektif dan melengkapi data primer dalam
memperkuat fakta yang terjadi. Dalam penelitian ini data sekunder
yang peneliti gunakan berupa dokumen, buku, arsip dan peraturan
yang berhubungan dengan koordinasi dalam mengatasi
perencanaan pembangunan.

III.3.2 Informan

Informan yang dimaksud adalah orang yang menjadi narasumber

untuk mendapatkan informasi yang akan dijadikan sebagai data yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam hal ini ketika

menghasilkan data dan informasi yang tepat dengan permasalahan dan

dapat memberikan informasi yang sesuai dengan sasaran, maka penulis

harus memilih informan yang berkompeten dan dapat memahami

permasalahan secara mendalam.

Teknik pengambilan sampel

yaitu menggunakan teknik purposive

sampling dengan memilih informan

setelah mengetahui informasi yang

ingin didapat maka peneliti

menentukan informan yang dipercaya

oleh peneliti mampu memberikan

informasi yang dibutuhkan sesuai


100

dengan kualitas atau kemampuan

yang dimiliki oleh informan tersebut.

Hal ini disebabkan penelitian

melibatkan Badan Perencanaaan

Pembangunan dan Penelitian

Pengembangan Kabupaten Tebo yang

pada dasarnya kita dapat mengetahui

tentang perencanaan pembangunan

yang ada di Kabupaten Tebo dan

karena itulah peneliti memilih

menggunakan teknik purposive

sampling.

PenuIis menentukan informan

sesuai dengan yang dibutuhkan

dengan fokus penuIisan pada

Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Pendidikan di Kabupaten.

ApabiIa daIam peneIitian peneIiti

kekurangan mengenai data terkait

peneIitian, maka peneIiti akan

menambah jumIah informan sesuai

dengan kebutuhan daIam meIengkapi

data secara komprehensif. Maka


101

peneliti juga menggunakan Teknik

snowbaII sampIing. Adapun informan

daIam peneIitian yang diIakukan oIeh

peneIiti, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 2
Informan Dalam Penulisan

NO INFORMAN JUMLAH
(1) (2) (3)
1. Bupati Tebo 1 orang
2. Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo 1 orang
3. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan
1 orang
Rakyat Kabupaten Tebo
4. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
1 orang
Kabupaten Tebo
5. Asisten Administrasi Umum Kabupaten Tebo 1 orang

(1) (2) (3)


6. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Pengembangan Penelitian 1 orang
Kabupaten Tebo
7. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Tebo 1 orang
8. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
1 orang
Rakyat Kabupaten Tebo
9. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten 1 orang
102

(1) (2) (3)


Tebo
10. Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi,
Penelitian, dan Pengembangan BAPPEDA dan 1 orang
LITBANG Kabupaten Tebo
11. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Wilayah
1 orang
BAPPEDA dan LITBANG Kabupaten Tebo
12. Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan,
1 orang
dan Evaluasi DIKBUD Kabupaten Tebo
13. Kepala Bidang Anggaran BAKEUDA Kabupaten
1 orang
Tebo
14. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
1 orang
(MKKS) Tingkat SMP Kabupaten Tebo
15. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
1 orang
Tingkat SD Kabupaten Tebo
JUMLAH 15 orang
Sumber : Diolah oleh Peneliti 2023

III.4 Instrumen Penelitian

Menurut CresweII (2016:161)

mengemukakan bahwa “Research as

key instruments. QuaIitative

researcher coIIect their own data

through documentation, observation,

or interview with the participant.”

Maksudnya bahwa peneIiti adaIah


103

kunci dari instrument peneIitian.

PeneIitian kuaIitatif mengumpuIkan

data masing berupa dokumen,

observasi, atau wawancara. DaIam

peneIitian ini, Instrumen peneIitian

yang digunakan oIeh peneIiti berupa

pedoman wawancara atau kumpuIan-

kumpuIan pertanyaan dan data

sebagai dokumen agar proses daIam

memperoIeh data bisa berjaIan

dengan baik dengan lokasi penelitian

di Badan Perencanaan Pembangunan

dan Penelitian Pengembangan

Kabupaten Tebo.

Pada penelitian ini peneliti

bertindak selaku instrumen utama.

Manfaat peneliti dalam penelitian

adalah sangatlah besar mulai dari

penentuan fokus penelitian,

pengumpulan data serta analisis data

yang pada dasarnya data yang ada

dilapangan tidak mempunyai kejelasan

yang nyata selama proses penelitian


104

berlangsung. Lalu peneliti

menggunakan instrumen pendukung

yaitu informan sesuai dengan teknik

pengumpulan data yang

menggunakan pedoman wawancara

dan studi dokumentasi. Pedoman

wawancara membantu peneliti untuk

mendapatkan informasi yang tepat

berupa data primer yang berasal dari

responden yang sebelumnya telah

dipilih melalui teknik pengumpulan

data.

Sebelum melaksanakan

penelitian, peneliti sebagai instrumen

penelitian sudah mempersiapkan diri

dan dibekali dengan kemampuan

pengamatan dan pengetahuan tetang

lingkungan dan lapangan. Penelitian

ini juga menggunakan alat bantu

dalam proses perekaman informasi,

seperti penggunaan buku catatan, alat

perekam video atau gambar.

Dokumentasi dilakukan dengan


105

mengumpulkan foto, gambar, file, data

dan dokumen lainnya.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Simangunsong

(2017:215) mengemukakan bahwa

daIam metode peneIitian kuaIitatif,

data yang dikumpuIkan menggunakan

teknik wawancara, observasi,

dokumentasi, dan disempurnakan

dengan trianguIasi masing-masing

teknik dapat digunakan tersendiri.

Beberapa teknik pengumpuIan data

yang akan peneIiti gunakan adaIah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Merupakan kegiatan untuk memperoIeh informasi secara

mendaIam tentang isu atau tema yang diangkat daIam peneIitian.

Bisa juga dikatakan sebagai sebuah proses pembuktian informasi

atau keterangan yang teIah diperoIeh Iewat teknik Iain sebeIumnya.

DaIam peneIitian ini, peneIiti bertindak sebagai pewawancara

(interviewer) untuk memperoIeh berbagai informasi yang disampaikan

oIeh narasumber. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan kepada

informan terlibat, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan dan


106

Penelitian Pengembangan Kabupaten Tebo dan purposive sampling

yang telah ditentukan. Untuk mendukung data yang telah terkumpul

melalui metode kuesioner maka dilakukan metode wawancara,

dengan harapan metode wawancara akan dapat memperoleh

informasi yang lebih mendalam dari informan apabila metode

kuisioner masih memiliki data yang perlu diperdalam. Wawancara ini

akan dilakukan dengan pengambilan data sebanyak-banyaknya yang

memiliki keterkaitan dengan fenomena yang penulis akan amati di

lokasi penelitian yaitu Badan Perencanaan Pembangunan dan

Penelitian Pengembangan Kabupaten Tebo.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan menggunakan pancaindera, bisa

pengIihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoIeh informasi

yang diperIukan untuk menjawab masaIah peneIitian. HasiI observasi

dapat berupa sebuah aktivitas atau kejadian atau peristiwa, objek,

kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang yang

diIakukan untuk memperoIeh gambaran riiI suatu peristiwa atau

kejadian untuk menjawab pertanyaan peneIitian. Peneliti akan fokus

melakukan pengamatan menggunakan seluruh alat indera dan

mengikuti kegiatan secara langsung di lapangan tempat penelitian

dilakukan untuk mengambil data yang mendukung penelitian. Penulis

melakukan observasi ini di Badan Perencanaan Pembangunan dan


107

Penelitian Pengembangan Kabupaten Tebo dengan melihat

bagaimana perencanaan yang dilakukan.

3. Dokumen

Informasi dapat diperoIeh melalui fakta yang tersimpan daIam

bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasiI rapat, jurnaI kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen digunakan untuk menggaIi

informasi yang terjadi di masa siIam. PeneIiti perIu memiIiki kepekaan

teoritik untuk memaknai dokumen yang ada. Dokumen daIam

peneIitian pemerintahan terbagi atas 2 (dua) yaitu:

1) Dokumen sekunder yaitu dokumen yang mengacu pada


dokumen pemerintah pusat maupun dokumen pemerintah daerah,
dan dokumen yang dipakai daIam kajian pemerintahan harus
berangkat dari pandangan akademis atau yang dikenaI dengan
Naskah Akademis. Peneliti akan mengumpulkan dokumentasi
berupa dokumen-dokumen pemerintah daerah yang ada dan
mendukung atas bentuk dan upaya perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo.
2) Dokumen primer yaitu dokumen yang berhubungan Iangsung
dengan peristiwa peneIitian yang diIakukan daIam pengambiIan
data peneIitian secara wawancara. Peneliti akan menggunakan
bukti dokumentasi yang telah dilakukan oleh penulis dan informan
ketika pengambilan data secara wawancara di Badan Perencanaan
Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kabupaten Tebo.

III.6 Teknik Analisis Data

Menurut Simangunsong

(2017:226) mengemukakan bahwa

aktivitas daIam anaIisis berIangsung

secara terus menerus sampai tuntas,


108

sehingga datanya sudah jenuh meIaIui

beberapa tahapan, yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Sebagai proses seIeksi, dengan fokus pada penyederhanaan dan


abstraksi. Mengurangi data berarti meringkas, memiIih poin-poin utama,
berfokus pada menemukan konten penting dari tema dan poIa,
menghiIangkan konten yang tidak perIu, dan mengatur data dengan cara
yang dapat menarik kesimpuIan akhir. PeneIiti daIam peneIitian ini
meIakukan anaIisis data dari kegiatan hasiI pengumpuIan data terkait data
observasi, wawancara maupun dokumentasi yang diringkas meIaIui
kegiatan reduksi data terkait kegiatan pada tahapan proses koordinasi

b. Data DispIay (Penyajian Data)

Data adaIah kumpuIan informasi terstruktur yang dapat menarik


kesimpuIan dan mengambiI tindakan. Dengan data yang diberikan, harus
memahami apa yang terjadi dan apa yang diIakukan. Data disajikan
daIam bentuk uraian singkat, hubungan antara grafik dan kategori. Ini
akan memudahkan daIam memahami apa yang sedang terjadi, karena
data teIah diatur dan diatur daIam poIa reIasionaI, sehingga dapat
merencanakan pekerjaan seIanjutnya. DaIam peneIitian ini data yang
disajikan berupa gambar, grafik maupun daIam bentuk narasi.

c. ConcIusion Drawing / Verivication (Penarikan KesimpuIan)

Penarikan kesimpuIan adaIah


kegiatan menarik kesimpuIan dari
setiap data yang diperoIeh di awaI
atau semua hasiI yang dirangkum dari
data yang diperoIeh. KesimpuIan
daIam peneIitian ini yaitu berupa baik
atau tidaknya hasiI dari perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap langkah

proses ini dilaksanakan untuk memperoleh data absah yang dilakukan

dengan menelusuri semua data dari beberapa sumber yang telah


109

diperoleh dari lapangan, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya

melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.


110

III.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian


III.7.1 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan Kalender Akademik Tahun Ajaran 2023 – 2024 yang
dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 3. 3
Kalender Akademik Tahun Ajaran 2023 – 2024
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
2023 2023 2023 2023 2023 2024 2024 2024 2024 2024 2024 2024
No. Kegiatan
1 2 34 1234 12 3 4 1 2 3 4 1 2 34 1 2 34 1 234 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul dan
penyusunan Usulan
1 Penelitian

Pendaftaran dan
Seminar Usulan
2 Penelitian
Seminar Usulan
3 Penelitan
Magang /Penelitian dan
4 pengumpulan Data

Bimbingan Skripsi dan


5 Penyusunan Skripsi

Pendaftaran dan
6 Pengumpulan Skripsi

Ujian Komprehensif dan


7 Perbaikan
Skripsi
Yudisium dan
8 Pelantikan Pamong
Praja Muda
Sumber: Diolah oleh Peneliti 2023
III.7.2 Lokasi Penelitian

Dalam rangka untuk mendapatkan data dan informasi yang

dibutuhkan sehingga proses penelitian ini dapat berjalan dengan

maksimal, maka lokasi penelitian ini dilaksanakan di kantor Badan

Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Kabupaten

Tebo
112
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU – BUKU

113
114

Simangunsong, F. (2022). Perencanaan Pembangunan Daerah (Cetakan

Pe). CV. Sketsa Media.

Simangunsong, F. (2017). Metodologi Penelitian Pemerintahan. Penerbit

Alfabeta.

Simangunsong, F. (2021). Menata Ulang Organisasi Perangkat. Penerbit

Alfabeta.

Wasistiono, S., & Simangunsong, F. (2020). TEORI PEMERINTAHAN

DAERAH. Deepublish.

Nursini. (2010). PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN

PENGANGGARAN DAERAH.

Budiman. (2021). Perencanaan Pembangunan Wilayah.

B. PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional

Peraturan Presiden Nomor 120 Tahun 2022 Tentang Penugasan Khusus

Dalam Rangka Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur

Perda Nomor 1 Tahun 2020 Atas Perubahan Perda Nomor 6 Tahun 2017

Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Tebo Tahun 2017 – 2022

Peraturan Bupati Tebo Tahun 138 Tentang Rencana Kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun 2020


115

Peraturan Bupati Tebo Tahun 55 Tentang Rencana Kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun 2021

Peraturan Bupati Tebo Tahun 139 Tentang Rencana Kerja Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo Tahun 2022.

C. JURNAL – JURNAL ILMIAH

Administrator. (2022). 664 Pelajar di Tebo Putus Sekolah.

https://www.metrojambi.com/daerah/13550552/664-Pelajar-di-Tebo-

Putus-Sekolah

Amalia, D. (2019). Analisis Pengaruh Infrastruktur Terhadap Tertumbuhan

Ekonomi (Studi Pada 33 Provinsi di Indonesia Tahun 2008–2017).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1–13.

Aziizu, B. Y. A. (2015). Tujuan Besar Pendidikan Adalah Tindakan.

Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 295–

300. https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13540

Bappeda, A. (2015). Pengertian Pembangunan Menurut Prof. Dr. Hj.

Syamsiah Badruddin, M.Si.

https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-

pembangunan-menurut-prof-dr-hj-syamsiah-badruddin-m-si-

48#:~:text=Pembangunan (development) adalah proses

perubahan,transformasi ekonomi%2C sosial dan budaya.

Budiman. (2021). Perencanaan Pembangunan Wilayah.

Cornelius, D., & Primandhana, W. P. (2022). Analisis pengaruh


116

infrastruktur jalan, listrik dan air terhadap produk domestik regional

bruto. Kinerja, 19(2), 338–344.

https://doi.org/10.30872/jkin.v19i2.10923

Dwi, A. (2023). Pengertian dan Fungsi Lembaga Pendidikan.

https://fkip.umsu.ac.id/2023/07/29/pengertian-dan-fungsi-lembaga-

pendidikan/

Kartono, D. T., & Nurcholis, H. (2016). Konsep dan Teori Pembangunan.

Pembangunan Masyarakat Desa Dan Kota, IPEM4542/M, 23–24.

Mediator. (2023). H Aspan Genjot IPM Lewat Pendidikan.

ttps://mediatornews.com/2023/05/29/h-aspan-genjot-ipm-lewat-

pendidikan/

Nursini. (2014). Perencanaan Pembangunan Dan Penganggaran Daerah

(Teori Dan Aplikasi). I, 1–251.

https://core.ac.uk/download/pdf/77629914.pdf

Sujana, I. W. C. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi

Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29.

https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927

Syah, H. (2020). Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap

Pendapatan Masyarakat Di Desa Pengkedekan Kecamatan Sabbang

Kabupaten Luwu Utara. Kaos GL Dergisi, 8(75), 147–154.

https://doi.org/10.1016/j.jnc.2020.125798%0Ahttps://doi.org/10.1016/

j.smr.2020.02.002%0Ahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

810049%0Ahttp://doi.wiley.com/10.1002/anie.197505391%0Ahttp://
117

www.sciencedirect.com/science/article/pii/

B9780857090409500205%0Ahttp:

Zamrodah, Y. (2016). Pelaksanaan Pendidikan Akhlak di SMP Islam

Terpadu Daarut Tahfidz Karangasem Sayung Demak. 15(2), 1–23.

D. SUMBER -SUMBER LAINNYA

Bappeda, A. (2015). Pengertian Pembangunan Menurut Prof. Dr. Hj.

Syamsiah Badruddin, M.Si.

https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-

pembangunan-menurut-prof-dr-hj-syamsiah-badruddin-m-si-

48#:~:text=Pembangunan (development) adalah proses

perubahan,transformasi ekonomi%2C sosial dan budaya.

Mediatornews.com.2023.664 Pelajar Putus Sekolah. Diakses Pada 6 November

2023, pukul 15.39. https://www.metrojambi.com/daerah/13550552/664-

Pelajar-di-Tebo-Putus-Sekolah

mediatornews.com.2023.H. Aspan Genjot IPM Lewat Pendidikan. Diakses pada

6 November 2023, pukul 15.46.https://mediatornews.com/2023/05/29/h-

aspan-genjot-ipm-lewat-pendidikan/
LAMPIRAN I

INFORMAN PENELITIAN

Wawancara ini dilakukan guna memperkuat hasil analisis berdasarkan

data sekunder “Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan di

Kabupaten Tebo Provinsi Jambi “

I.INFORMAN PENELITIAN

A. Informan ( Key Person) pada penelitian ini adalah :

1. Bupati Tebo, sebagai informan ke – 1

2. Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 2

3. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Tebo,

sebagai informan ke – 3

4. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tebo, sebagai

informan ke – 4

5. Asisten Administrasi Umum Kabupaten Tebo, sebagai informan ke –

6. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Pengembangan Penelitian Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 6

7. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo,

sebagai informan ke – 7

8. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten

Tebo, sebagai informan ke – 8

9. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo, sebagai informan

ke – 9

118
119

10. Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi, Penelitian, dan

Pengembangan BAPPEDA dan LITBANG Kabupaten Tebo, sebagai

informan ke – 10

11. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Wilayah BAPPEDA dan

LITBANG Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 11

12. Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan, dan Evaluasi DIKBUD

Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 12

13. Kepala Bidang Anggaran BAKEUDA Kabupaten Tebo, sebagai

informan ke – 13

14. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Tingkat SMP

Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 14

15. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Tingkat SD

Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 15


LAMPIRAN II

PEDOMAN WAWANCARA (LINGKUP PENELITIAN) PADA PENELITIAN “PERENCANAAN PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI“

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
1.1.1. Membuka diri
1
1.1. Transparan terhadap hak
3,4,7,8,14,15
1. Perencanaan masyarakat untuk
Perencanaan Pembangunan memperoleh
Pembangunan Infrastruktur informasi yang
Infrastruktur Pendidikan di benar dan jujur
Pendidikan di Kabupaten Tebo 1.1.2. Tidak diskriminatif
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi 2 1,2,5,7,8
tentang
Provinsi Jambi ( Menurut penyelenggaraan
Simangunsong,202 pemerintahan
2:63-64) daerah
1.1.3. Perlindungan atas
3
hak asasi pribadi,
1,2,3,4,6
golongan, dan

120
121

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
rahasia negara
1.2.1. Mengantisipasi 4
3,5,7,11,13
1.2. Responsif potensi masalah
di daerah
1.2.2. Mengantisipasi
5 3,4,5,7,14
perubahan yang
terjadi di daerah
1.3.1. Pencapaian
6 1,3,4,10,14
1.3. Efisien keluaran (output)
dengan masukan
terendah
1.3.2. Pencapaian
7 1,3,4,10,14
masukan
terendah dengan
keluaran (output)
maksimal
1.4.1. Kemampuan
8 7,8,9,11,14
1.4. Efektif mencapai target
dengan sumber
122

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
daya yang dimiliki
1.4.2. Kemampuan
3,5,7,11,14,15
mencapai target
9
melalui cara atau
proses yang
paling optimal
1.5. Akuntabel 1.5.1. Pertanggung
10 1,3,6,7,9,14
jawaban kegiatan
perencanaan
pembangunan
daerah kepada
masyarakat
1.5.2. Pertanggung
1,3,4,6,7,11,14
jawaban hasil
11
akhir
perencanaan
pembangunan
daerah kepada
masyarakat
123

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
1.6. Partisipasif 1.6.1. Masyarakat
terlibat dalam
12 2,3,11,13,14,15
dalam proses
tahapan
perencanaan
pembangunan
daerah bersifat
inklusif
1.6.2. Masyarakat
terlibat dalam
dalam proses
13 1,3,4,7,11,12
tahapan
perencanaan
pembangunan
daerah melalui
jalur khusus
komunikasi untuk
mengakomodasi
aspirasi
124

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
masyarakat
1.7. Terukur 1.7.1. Penetapan target
14 3,5,7,11,12
kinerja yang jelas
1.7.2. Penetapan target
15
kinerja yang
3,5,7,11,13
terukur dan cara
mencapainya
1.8. Berkeadilan 1.8.1. Keseimbangan 16
3,4,7,9,12,14
antar wilayah dan
sektor
1.8.2. Keseimbangan
17 3,5,7,11,14,15
antar
pendapatan,
gender, dan usia
1.9. Berwawasan 1.9.1. Mewujudkan
lingkungan kehidupan adil
18 1,3,5,8,11,14
dan makmur
tanpa harus
menimbulkan
125

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
kerusakan
lingkungan

1.9.2. Mengoptimalkan
19 3,5,7,9,11,14
manfaat sumber
daya alam dan
sumber daya

manusia.
1.10. Berkelanjutan 1.10.1. Mewujudkan
20 1,3,4,7,10,12
keutuhan dan
keselamatan
lingkungan
hidup
1.10.2. Mewujudkan
kemampuan,
kesejahteraan, 21 3,4,8,13,14,15
dan mutu hidup
generasi masa
kini dan masa
126

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
depan
1.10.3. Mengoptimalkan
22
sumber daya
1,3,5,7,9,10
alam dan
sumber daya man
usia.

2. Faktor 2.1. Faktor 2.1.1. Faktor 23


3,4,6,7,11,14,15
penghambat dan Pendukung Pendukung
Internal
pendukung dalam
2.1.2. Faktor 24
Perencanaan
2,3,4,6,7,11
Pendukung
Pembangunan
Eksternal
Infrastruktur
Pendidikan di 2.2 Faktor 2.1.1. Faktor 25
3,5,7,11,12,13
Kabupaten Tebo Penghambat Penghambat

Provinsi Jambi Internal


2.1.2. Faktor
26
Penghambat
5,6,7,9,11,14
Eksternal
127

JUDUL TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA ITEM INFORMAN


PERTANYAAN
NOMOR
1 2 3 4 5 6
3. Upaya Mengatasi 3.1. Upaya Langsung 3.1.1. Upaya Langsung
27 3,4,6,7,8
Faktor-faktor Internal

Penghambat 3.1.2. Upaya Langsung


28 2,6,7,9,12
Perencanaan Eksternal

Pembangunan 3.2. Upaya Tidak 3.2.1. Upaya Tidak


29 3,5,7,9,11
Infrastruktur Langsung Langsung Internal
Pendidikan di 3.2.2. Upaya Tidak
30 5,7,9,13,14,15
Kabupaten Tebo Langsung
Provinsi Jambi Eksternal
LAMPIRAN III

ITEM PERTANYAAN WAWANCARA PADA PENELITIAN “


PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PENDIDIKAN DI
KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI“

1. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub tema Transparan

Sub - Sub tema Membuka diri terhadap


hak masyarakat untuk
memperoleh informasi
yang benar dan jujur

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Membuka diri terhadap
hak masyarakat untuk
memperoleh informasi
yang benar dan jujur “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

2. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

128
129

Sub Tema Transparan

Sub – Sub tema Tidak diskriminatif


tentang
penyelenggaraan
pemerintahan daerah

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah “ Tidak
diskriminatif tentang
penyelenggaraan
pemerintahan daerah “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

3. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Transparan

Sub – Sub tema Perlindungan atas hak


asasi pribadi, golongan,
dan rahasia negara

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Perlindungan atas hak
130

asasi pribadi, golongan,


dan rahasia negara “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

4. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Responsif

Sub – Sub Tema Mengantisipasi potensi


masalah di daerah

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Mengantisipasi potensi
masalah di daerah “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

5. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi
131

Sub Tema Responsif

Sub – Sub Tema Mengantisipasi


perubahan yang terjadi
di daerah

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Mengantisipasi
perubahan yang terjadi
di daerah “ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

6. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Efisien

Sub – Sub Tema Pencapaian keluaran


(output) dengan
masukan terendah

Pertanyaan Bagaimanakah
“Pencapaian keluaran
(output) dengan
masukan terendah “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
132

Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

7. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Efisien

Sub – Sub Tema Pencapaian masukan


terendah dengan
keluaran (output)
maksimal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Pencapaian masukan
terendah dengan
keluaran (output)
maksimal “ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

8. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi
133

Sub Tema Efektif

Sub – Sub Tema Kemampuan mencapai


target dengan sumber
daya yang dimiliki

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Kemampuan mencapai
target dengan sumber
daya yang dimiliki “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

9. Tema Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Efektif

Sub – Sub Tema Kemampuan mencapai


target melalui cara atau
proses yang paling
optimal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Kemampuan mencapai
target melalui cara atau
proses yang paling
optimal “ dalam
134

Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

10. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Akuntabel

Sub – Sub Tema Pertanggung jawaban


kegiatan perencanaan
pembangunan daerah
kepada masyarakat

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Pertanggung jawaban
kegiatan perencanaan
pembangunan daerah
kepada masyarakat “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

11. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi
135

Sub Tema Akuntabel

Sub – Sub Tema Pertanggung jawaban


hasil akhir perencanaan
pembangunan daerah
kepada masyarakat

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Pertanggung jawaban
hasil akhir perencanaan
pembangunan daerah
kepada masyarakat “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

12. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Partisipasif

Sub – Sub Tema Masyarakat terlibat


dalam dalam proses
tahapan perencanaan
pembangunan daerah
bersifat inklusif

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
136

“Masyarakat terlibat
dalam dalam proses
tahapan perencanaan
pembangunan daerah
bersifat inklusif “ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

13. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Partisipasif

Sub – Sub Tema Masyarakat terlibat


dalam dalam proses
tahapan perencanaan
pembangunan daerah
melalui jalur khusus
komunikasi untuk
mengakomodasi
aspirasi masyarakat

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Masyarakat terlibat
dalam dalam proses
tahapan perencanaan
pembangunan daerah
melalui jalur khusus “
dalam Perencanaan
Pembangunan
137

Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

14. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Terukur

Sub – Sub Tema Penetapan target


kinerja yang jelas

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Penetapan target
kinerja yang jelas “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

15. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Terukur

Sub – Sub Tema Penetapan target


kinerja yang terukur dan
cara mencapainya
138

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


Bagaimanakah
“Penetapan target
kinerja yang terukur dan
cara mencapainya “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

16. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berkeadilan

Sub – Sub Tema Keseimbangan antar


wilayah dan sector

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Keseimbangan antar
wilayah dan sektor “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

17. Tema Perencanaan


139

Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berkeadilan

Sub – Sub Tema Keseimbangan antar


pendapatan, gender,
dan usia

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Keseimbangan antar
pendapatan, gender,
dan usia“ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

18. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berwawasan


Lingkungan

Sub – Sub Tema Mewujudkan kehidupan


adil dan makmur tanpa
harus menimbulkan
kerusakan lingkungan

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


140

bagaimanakah
“Mewujudkan
kehidupan adil dan
makmur tanpa harus
menimbulkan kerusakan
lingkungan“ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

19. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berwawasan


Lingkungan

Sub – Sub Tema Mengoptimalkan


manfaat sumber daya
alam dan sumber daya
manusia.

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Mengoptimalkan
manfaat sumber daya
alam dan sumber daya
manusia. “ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
141

20. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berkelanjutan

Sub – Sub Tema Mewujudkan keutuhan


dan keselamatan
lingkungan hidup

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Mewujudkan keutuhan
dan keselamatan
lingkungan hidup “
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

21. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berkelanjutan

Sub – Sub Tema Mewujudkan


kemampuan,
kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi
142

masa kini dan masa


depan

Pertanyaan Menurut bapak/ib


bagaimanakah
“Mewujudkan
kemampuan,
kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi
masa kini dan masa
depan “ dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

22. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Berkelanjutan

Sub – Sub Tema Mengoptimalkan


sumber daya alam dan
sumber daya manusia

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah
“Mengoptimalkan
sumber daya alam dan
sumber daya manusia“
dalam Perencanaan
Pembangunan
143

Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

23. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Faktor pendukung

Sub – sub tema Internal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ”Faktor
Pendukung Internal”
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

24. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Faktor pendukung

Sub – sub tema Eksternal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ”Faktor
Pendukung Eksternal “
dalam Perencanaan
144

Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

25. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Faktor Penghambat

Sub – Sub Tema Internal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ”Faktor
Penghambat Interrnal”
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

26. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Faktor Penghambat

Sub – Sub Tema Eksternal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ”Faktor
Penghambat Interrnal”
145

dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

27.. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Upaya Langsung

Sub – Sub Tema Internal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ” Upaya
Langsung Interrnal”
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

28. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Upaya Langsung

Sub – Sub Tema Eksternal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ” Upaya
146

Langsung Interrnal”
dalam Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

29. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Upaya Tidak Langsung

Sub – Sub Tema Internal

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ” Upaya
Tidak Langsung
Interrnal” dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

30. Tema Perencanaan


Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi

Sub Tema Upaya Tidak Langsung

Sub – Sub Tema Eksternal


147

Pertanyaan Menurut bapak/ibu


bagaimanakah ” Upaya
Tidak Langsung
Eksternal dalam
Perencanaan
Pembangunan
Infrastruktur Pendidikan
Di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
LAMPIRAN IV

KLASIFIKASI PERTANYAAN PER INFORMAN

1. Bupati Kabupaten Tebo, sebagai informasi ke – 1 dengan


panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang harus
dilakukan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu langkah – langkah apa saja yang diperlukan
sebagai bentuk efisiensi terhadap perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai bentuk
akuntabel dari perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

2. Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 2


dengan panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang
harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

148
149

2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap


perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana langkah – langkah apa saja
yang diperlukan sebagai bentuk efisiensi terhadap
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
5) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel dari perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu bagaimana bersikap adil dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dapat merata ?
9) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
10) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
11) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ? jan
150

12) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat pembangunan


infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
13) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
14) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

3. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten


Tebo, sebagai informan ke - 3 dengan panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang harus
dilakukan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu langkah – langkah apa saja yang
diperlukan sebagai bentuk efisiensi terhadap perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel terhadap perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
151

7) Menurut Bapak/Ibu bagaimana bersikap adil dalam


perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
9) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
10) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
11) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?

4. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tebo,


sebagai informan ke - 4 dengan panduan wawancara :
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang
harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
152

4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan


pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu bagaimana bersikap adil dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi agar dapat merata ?
6) Menurut Bapak/Ibu bagaimana apakah wawasan lingkungan
penting dalam perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
9) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
10) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

5. Asisten Administrasi Umum, sebagai informan ke - 5 dengan


panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang
harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel dari perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
153

3) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan


infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?

6. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan


Pengembangan Penelitian Kabupaten Tebo, sebagai informan
ke - 6 dengan panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang
harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
4) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel dari perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
154

6) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan


pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu bagaimana bersikap adil dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
9) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting
dalam perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
10) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
11) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
12) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
13) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

7. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tebo,


sebagai informan ke - 7 dengan panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang
harus dilakukan dalam perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
155

2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan


infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
3) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting
dalam perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?

8. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Kabupaten Tebo, sebagai informan ke - 8 dengan panduan
wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang menjadi perhatian khusus
para pembuat kebijakan untuk memperhatikan isu dan masalah
krusial dalam mengatasi perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
3) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel dari perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
156

4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana adil dalam perencanaan


pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi agar dapat berjalan merata ?
5) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

9. Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Tebo, sebagai


informan ke - 9 dengan panduan wawancara:

1) Menurut Bapak/Ibu langkah – langkah apa saja yang diperlukan


sebagai bentuk efisien terhadap perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

10. Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi, Peneltian, dan


Pengembangan BAPPEDA dan LITBANG Kabupaten Tebo,
sebagai informan ke - 10 dengan panduan wawancara:
1) Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi perhatian khusus para
pembuat kebijakan untuk memperhatikan isu dan masalah
157

krusial dalam mengatasi perencanaan pembangunan


infrastruktur pendidikan ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap
perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana agar perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi dapat berjalan efektif ?
4) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel terhadap perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu bagaimana adil dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi agar dapat berjalan merata ?
8) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting
dalam perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
9) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
10)Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
158

11) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung


pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

11. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Wilayah BAPPEDA dan

LITBANG Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 11 dengan

panduan wawancara :

1) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif


terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya langsung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
159

12. Kepala Subbagian Perencanaan, Keuangan, dan Evaluasi

DIKBUD Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 12 dengan

panduan wawancara :

1) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap


perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana mengukur perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

13. Kepala Bidang Anggaran BAKEUDA Kabupaten Tebo, sebagai

informan ke – 13 dengan panduan wawancara :

1) Menurut Bapak/Ibu bagaimana responsif terhadap


perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu langkah – langkah apa saja yang
diperlukan sebagai bentuk efisiensi terhadap perencanaan
160

pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo


Provinsi Jambi ?
3) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
4) Menurut Bapak/Ibu hal apa yang akan dilakukan sebagai
bentuk akuntabel terhadap perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu bagaimana adil dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi agar dapat berjalan merata ?
6) Menurut Bapak/Ibu apakah wawasan lingkungan penting
dalam perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi ?
8) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor penghambat pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?

14. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Tingkat SMP

Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 14 dengan panduan

wawancara :

1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang harus


dilakukan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
161

3) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif


terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana adil dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?

15. Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Tingkat SD

Kabupaten Tebo, sebagai informan ke – 15 dengan panduan

wawancara :

1) Menurut Bapak/Ibu bentuk transparansi seperti apa yang harus


dilakukan dalam perencanaan pembangunan infrastruktur
pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
2) Menurut Bapak/Ibu bagaimana perencanaan pembangunan
infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi
dapat berjalan efektif ?
3) Menurut Bapak/Ibu apakah masyarakat perlu berpartisipasif
terhadap perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan
di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
162

4) Menurut Bapak/Ibu bagaimana adil dalam perencanaan


pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
5) Menurut Bapak/Ibu bagaimana melakukan perencanaan
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
6) Menurut Bapak/Ibu apa saja faktor pendukung pembangunan
infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di Kabupaten Tebo
Provinsi Jambi ?
7) Menurut Bapak/Ibu apa saja upaya tidak langsung
pembangunan infrastruktur pendidikan yang berkelanjutan di
Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ?
LAMPIRAN V

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi akan lebih terarah

juka peneliti menggunakan pedoman

observasi atau pedoman pengamatan

yang diformat dalam bentuk blanko

pengamatan. Namun tentu pedoman

ini akan berkembang ketika di

lapangan. Adapun format tersebut

terdiri dari beberapa item, tentang

proses, kejadian atau tingkah laku

yang dipredikasikan akan terjadi.

Apabila ada dan/atau tingkah laku

terjadi maka peneliti yang dalam hal ini

sebagai pengamat akan memberikan

tanda checklist (√) pada kolom ada’;

dan jika tidak ada dan/atau tidak

terjadi maka berikan tanda checklist

(√) pada kolom tidak’. Kolom

penjelasan dapat diisi apabila terdapat

penjelasan dari suatu item yang

dianggap penting.

163
164
165

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1.1.1. Membuka
1.1 Transparan diri terhadap hak
Perencanaan masyarakat untuk
Pembangunan memperoleh
Infrastruktur informasi yang benar
Pendidikan di dan jujur
Kabupaten Tebo 1.1.2 Tidak
Provinsi Jambi diskriminatif tentang
( Menurut penyelenggaraan
Simangunsong,2022:6 pemerintahan daerah
3-64) 1.1.3 Perlindunga
n atas hak asasi
pribadi, golongan,
dan rahasia negara
1.2.1 Mengantisip
1.2 Responsif asi potensi masalah
di daerah
1.2.2 Mengantisip
asi perubahan yang
terjadi di daerah
1.3.1 Pencapaian
keluaran (output)
166

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1.3. Efisien dengan masukan
terendah
1.3.2 Pencapaian
masukan terendah
dengan keluaran
(output) maksimal
1.4.1 Kemampuan
1.4. Efektif mencapai target
dengan sumber daya
yang dimiliki
1.4.2 Kemampuan
mencapai target
melalui cara atau
proses yang paling
optimal
1.5 Akuntabel 1.5.1 Pertanggung
jawaban kegiatan
perencanaan
pembangunan
daerah kepada
masyarakat
167

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1.5.2 Pertanggung
jawaban hasil akhir
perencanaan
pembangunan
daerah kepada
masyarakat
1.6 Partisipasif 1.6.1 Masyarakat
terlibat dalam dalam
proses tahapan
perencanaan
pembangunan
daerah bersifat
inklusif
1.6.2 Masyarakat
terlibat dalam dalam
proses tahapan
perencanaan
pembangunan
daerah melalui jalur
khusus komunikasi
untuk
mengakomodasi
168

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
aspirasi masyarakat
1.7 Terukur 1.7.1 Penetapan
target kinerja yang
jelas
1.7.2 Penetapan
target kinerja yang
terukur dan cara
mencapainya
1.8 Berkeadilan 1.8.1 Keseimbang
an antar wilayah dan
sektor
1.8.2 Keseimbang
an antar pendapatan,
gender, dan usia
1.9 Berwawasan 1.9.1 Mewujudkan
lingkungan kehidupan adil dan
makmur tanpa harus
menimbulkan
kerusakan
lingkungan
1.9.2 Mengoptimal
kan manfaat sumber
169

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
daya alam dan
sumber daya
manusia.
1.10 Berkelanjuta 1.10.1 Mewujudkan
n keutuhan dan
keselamatan
lingkungan hidup
1.10.2 Mewujudkan
kemampuan,
kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi
masa kini dan masa
depan
1.10.3 Mengoptimal
kan sumber daya
alam dan
sumber daya manusi
a.
2 Faktor 2.1 Faktor 2.1.1 Faktor
penghambat dan Pendukung Pendukung Internal
pendukung 2.2.2 Faktor
170

TEMA SUB TEMA SUB-SUB TEMA Hal Yang Diamati


Personil Peralatan Pembiayaan Dokumen
Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket Ada Tidak Ket
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
dalam Pendukung
Perencanaan Eksternal
Pembangunan 2.2 Faktor 2.2.1 Faktor
Infrastruktur Penghambat Penghamba
Pendidikan di t Internal
Kabupaten Tebo 2.2.2 Faktor
Provinsi Jambi Penghamba
t Eksternal
3 Upaya Mengatasi 3.1 Upaya 3.1.1 Upaya
Faktor-faktor Langsung Langsung
Penghambat Internal
Perencanaan 3.1.2 Upaya
Pembangunan Langsung
Infrastruktur Eksternal
Pendidikan di 3.2 Upaya Tidak 3.2.1 Upaya Tidak
Kabupaten Tebo Langsung Langsung
Provinsi Jambi Internal
3.2.2 Upaya Tidak
Langsung
Eksternal
171

Anda mungkin juga menyukai