TESIS
Oleh :
Nama : ARDO YOGA PRADANA, SH
NIM : 21301800125
Program Studi : Magister Kenotariatan
TESIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
guna mencapai derajat S2 dalam Kenoktariatan
Oleh :
Nama : ARDO YOGA PRADANA, SH
NIM : 21301800125
Program Studi : Magister Kenotariatan
ii
iii
iv
v
vi
Motto
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya sehingga
Tingkat Kota/Kabupaten”
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan tesis ini serta semua pihak Akademis Universitas Sultan
Agung Semarang :
2. Bapak Prof. Dr. H. Gunarto, SH, SE,Akt, M.Hum selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Dr. Maryanto, S.H., M. Hum selaku Ketua Program Studi Magister
x
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Kenotariatan Universitas
Agung Semarang.
8. Kedua Orang Tua tercinta yang telah memberikan bantuan baik moril dan
dan menemaniku.
10. Teman-teman Angkatan XIII (tiga belas) terima kasih atas kebersamaannya
ilmu pengetahuan, kritik serta saran yang bermanfaat kami harapkan demi
xi
DAFTAR ISI
xii
F. Model-Model Implementasi Kebijakan ...................................................44
G. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ...................................................45
1. Sejarah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ...............................46
2. Dasar Hukum Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.....................50
3. Syarat Pendaftaran Tanah .................................................................51
H. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ..............................53
I. Penetapan Biaya Pendaftaran Tanah Sisteamtis Lengkap .......................54
J. Asas-Asas Pendaftaran Tanah..................................................................56
K. Persepektif Hukum Islam Tentang Tanah................................................48
L. Kerangka Berpikir ....................................................................................50
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kebijakan Penetapan Biaya Pendaftaran Tanah Sistetmatis Lengkap pada
Pemerintah Pusat ........................................................................................ 61
B. Implementasi Penetapan Biaya Pendaftaran Tanah Sistetmatis Lengkap
pada Tingkat Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota .................................... 74
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................89
B. Saran ........................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah sebagai sumber daya yang penting dan melekat dalam kegiatan
hidup manusia. Tanah memiliki peranan strategis dari seg ekonomi, sosial,
pentingnya tanah bagi seluruh manusia sehingga diatur dalam pasal 33 ayat
rakyat”.
telah diatur oleh negara untuk menghindari sengketa atas tanah. pengelolaan
pembangunan untuk kepentingn umum dan kepentingan pribadi, hal ini sesuai
1
Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria Komprehensif, Jakarta: Prenadamedia Group, h.09
1
Pengelolaan atas tanah tersebut di Indonesia dilakukan oleh Badan
Pertanahan Nasional.
kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah tersebut. 2 Hal ini
jaminan akan kepastian hukum atas tanah oleh pemerintah sesuai dengan
yuridis berupa peta dan daftar. Yang mana kegiatan ini termasuk pemberian
sertifikat sebagai bukti kepemilikan bidang-bidang tanah yang hak milik atas
bidang tanah maupun satuan rumah. Sertifikat tanah ini merupakan bentuk
pendaftara ini meliputi kepastian status hak yang didaftar, kepastian subjek
2
Sutedi, A. 2011. Sertifikat hak atas tanah, Sinar Grafika, Jakarta. h. 27.
2
hak, dan kepastian objek hak. Pendaftaran tanah ini menghasilkan sertifikat
percepatan dalam penerbitan sertifikat tanah dengan jumlah sekitar 126 juta
bidang yang jika dilakukan tanpa percepatan baru akan tercapai dalam kurun
waktu lebih dari 100 tahun.5 PTSL sebagai wujud upaya pemerintah dapat
berbagai peran dari pemerintah yang dalam hal ini adalah Kantor Pertanahan
3
Urip Santoso, 2010, Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, h.2.
4
Ardani, M.N. 2019. Tantangan Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap dalam Rangka Mewujudkan Pemberian Kepastian Hukum. Jurnal Gema Keadilan 6 (3),
h. 280.
5
Https://www.atrbpn.go.id/
3
sebagai panitia dan juga perangkat desa, serta dengan dukungan dari
masyarakat.
secara serentak bagi semua objek pendaftaran tanah yang pertama kali.
pengumpulan data fisik dan data yuridis objek pendaftaran tanah. Wujud dari
tahun 2025.6
desa yang mana seluruh tanah yang belum memiliki sertifikat dalam satu desa
karena pada PRONA pendataan tanah dan penerima sertifikat tanah dilakukan
secara merata pada desa ataupun kelurahan dalam satu kabupaten namun
tanah tersebut merupakan tanah sengketa atau tidak. Tanah-tanah yang masih
6
https://kominfo.go.id/content/detail/12924/program-ptsl-pastikan-penyelesaian-sertifikasi-
lahan-akan-sesuaitarget/0/artikel_gpr, diakses 8 April 2021.
4
sengketa akan ditunda terlebih dahulu penerbitan sertifikatnya sampai
usaha.
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan pada SKB tiga menteri
secara gratis, namun dalam proses permohonan dan pelaksanaan PTSL pasti
7
Keputusan Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
5
kepada masyarakat. Hal ini akan ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah
PTSL sebesar Rp 250.000,- per peserta PTSL.8 Untuk daerah Jawa, standar
biaya yang ditetapkan juga berbeda dengan daerah luar Jawa. Pada Kabupaten
persiapan PTSL pada tiap daerah, namun tidak semua daerah menetapkan
biaya sesuai dengan peraturan tersebut. Hal ini diungkapkan pada hasil
penelitian pada daerah Banyuwangi yang mana standar biaya yang ditetapkan
adalah Rp 150.000,00 per peserta PTSL namun pada praktiknya masih terjadi
Banyuwangi biaya yang dibebankan dilakukan dua kali periode sesuai dengan
biaya yang harus dibebankan kepada masyarakat, namun hal ini tidak
8
Peraturan Bupati Sangau Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Biaya Persiapan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
9
Primastya, A.A. 2020. Pembebanan Biaya Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
Tinjauan Peraturan Bupati No.11 Tahun 2018 dan Maslahah Mursalah
6
ini relatif lebih rendah dibanding jika masyarakat membuat sertifikat tanah
sendiri.
Kabupaten/Kota”.
diperlukan adanya rumusan dan pembatasan terhadap masalah, hal ini agar
berikut:
Kabupaten/Kota?
7
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten/Kota.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis :
2. Manfaat Praktis :
a) Bagi Pemerintah
8
Dari hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
Kota/Kabupaten.
b) Bagi Notaris
c) Bagi Masyarakat
Kota/Kabupaten.
d) Bagi Mahasiswa
di suatu Kota/Kabupaten.
E. Kerangka Konseptual
antara konsep-konsep hukum yang ingin atau akan diteliti. Suatu konsep
bukan suatu gejala yang akan diteliti, akan tetapi merupakan suatu
9
sedangkan konsep merupakan suatu uraian mengenai hubungan-
hubungan dari fakta tersebut. Maka, di dalam Penelitian ini Penulis akan
a. Implementasi
b. Penetapan
10
Akib, Haedar dan Antonius Tarigan. “Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya,” Jurnal Baca, Volume 1 Agustus 2008, Universitas
Pepabari Makassar, 2008, h. 117.
11
Syaukani, dkk. 2004. Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
10
c. Biaya
d. Notaris
e. Pendaftaran ;
f. Tanah ;
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
11
g. PTSL
keperluan pendaftarannya.
F. Kerangka Teoritik
sebagai suatu tata tertib pada masyarakat dan harus ditaati, dan akan
tersebut.12
12
Mokhammad Najih dan Soimin, 2012, Pengantar Hukum Indonesia, Setara Press,
Malang, h. 9
12
berlaku tidak boleh menyimpang atau disebut fiat justitia et pereat
secara jelas dan logis. Jelas dalam arti tidak menimbulkan keragu-
raguan atau multitafsir, dan logis dalam arti hukum tersebut menjadi
suatu sistem norma dengan norma lain sehingga tidak berbenturan atau
13
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Pranada Media Group,
Jakarta, h.158
13
Peraturan Perundang-undangan, Lembaran Negara Republik Indonesia
kepastian hukum.
Pendaftaran Tanah pada Pasal 17, 18 dan 19. Pemberlakuan asas ini
dengan surat pernyataan yang ditanda tangani pemilik tanah dan pemilik
tanah yang berbatasan dan oleh Kepala Desa /Kelurahan. Tujuan dari
batas tanah.
asas dalam pelaksanaannya. Hal ini secara tegas diatur dalam Pasal 2 PP
14
berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka.
1961.
2. Teori Keadilan
adil terjadi ketika seseorang mengambil lebih dari bagian yang semestinya
14
Dardji Darmodiharjo dan Shidarta, h. 167.
15
Franz Magnis Suseno, Berfilsafat Dari Konteks, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 214 dan 215.
15
kata-kata dari ketentuan-ketentuan.16 Para hakim harus menentukan apa
yang adil dan tidak adil yang diterapkan kepada para pihak yang beperkara
keadilan” hak yang dimiliki oleh setiap manusia. Hak dan keadilan
keadilan, maka peraturan hukum tersebut tidak pula dapat menghapus hak-
hak dan keadilan yang ada. Ini berarti, tidak mungkin secara logis untuk
pelanggaran dari suatu hak atas tanah sebagai hak yang mutlak dapat
16
Stanislaus Atalim, Konflik Antara Keadilan dan the rule of law, Era Hukum, No.
2/th.1/Oktober 1994, h.2.
16
jurusita untuk melaksanakan suatu putusan hakim tersebut berdasarkan
G. Metode Penelitian
cara menganalisis.18
1. Metode Pendekatan
17
J.P.H Suijling, Hak-hak Subjektif dalam Hukum Perdata dan Hukum Publik, (Bnadung:
Armico, 1985), h. 13-17 dan 22-23, Terjemahan Hoesein Soemdiredja
18
Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiyono, Metode Penelitian Hukum, FH UMS, 2004,
h. 3.
17
penelitian ini terdiri dari Inventarisasi hukum positif, asas-asas dan
hukum.19
penelitian yang diambil dari bahan pustaka, bisa berupa jurnal ilmiah
gagasan-gagasan atau ide, yang mana hal ini terdiri dari bahan hukum
normatifnya.21
sebagai berikut:22
19
Abdulkadir Muhammad, 2004, HukumdanPenelitianHukum. Cet. 1, PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, h. 52
20
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2006), h. 118.
21
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Malang, 2006, h.57
22
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan
Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001, h. 14
18
a) Pendekatan perundang-undangan (statute approach) yaitu
perundang-undangan.
19
Penelitian ini menggunakan pendekatan kasus (case approach)
Kabupaten/Kota.
2. Spesifikasi Penelitian
23
Soerjono Soekanto & Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan singkat,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001, h. 43
20
3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
3696);
Desa;
21
tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Berita Negara
Sitematis.
2) Hasil karya dari praktisi Hukum dan tulisan dari para pakar ;
serta
dibidang kenotariatan.
22
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian hukum
dikumpulkan.
rumusan masalah;
5. Analisis Data
dan data yang telah diperoleh, baik itu data primer maupun data
23
H. Sistematika Penulisan
masing bab memiliki keterkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Gambaran yang lebih jelas mengenai penulisan hukum ini akan diuraikan
BAB I : PENDAHULUAN
24
BAB IV : PENUTUP
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini tertuang di dalam Pasal
24
I Dewa Gede Atmaja, “Aspek Hukum Dan Birokrasi Penyelenggaraan Pemerintahan”,
(1994) 2 prespektif. h. 54.
26
yang menekankan adanya pemberian kewenangan oleh negara kepada
25
Ade Saptomo, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, (Jakarta :
PT.Grasindo, 2010), h. 1
26
Inu Kencana Syafei, Sistem Pemerintahan Indonesia, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), h.
57
27
masyarakat, peningkatan partisipasi serta menindaklanjuti pengaduan
masyarakat.
perundangan- undangan;
perundan- undangan.27
27
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dalam Pasal 65
28
Penyelenggara pemerintah daerah yang demokratis dengan
tersebut tentunya peran kepala daerah menjadi hal yang penting dan utama
dengan harapan semua pihak, tanpa dukungan dari kepala daerah atau
29
policy:communication, resources, disposition, attitudes, and bureaucratic
structure.“28
d. Daratan;
“atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam
yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh
28
George C Edwards, III. 1980. Implementing Public Policy. Washington DC. Texas A &
M University, Congressional Quarterly Press, review at 23.
29
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta,
2007, h. 112.
30
Selanjutnya ayat (2) menyatakan bahwa :
“hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini memberi
pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada di atasnyaa sekedar
baik yang tertulis yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah yang
Perdata.
Tanah yang berlaku pada saat yang bersamaan, yaitu Hukum Tanah Barat
31
yang dimilikinya menjadi sebuah sumber kehidupan, simbol identitas,
membahas tentang hak atas tanah. Hak atas tanah pada hakikatnya
aman.31
b. Setiap orang atau badan hukum yang mempunyai sesuatu hak tanah
pemerasan.
c. Setiap orang atau badan hukum yang mempunyai hak tanah wajib
kerusakannya.
30
Maria S.W. Sumardjono, 2001, Kebijakan Pertanahan: Antara Regulasi Dan
Implementasi, kompas, jakarta, h., 159.
31
Rusmadi Murad, 2007, Menyingkap Tabir Masalah Pertanahan, Mandar Maju, Jakarta,
h., 71-72.
32
Rusmadi Murad, Menyingkap Tabir Masalah Pertanahan, Op.Cit, h., 72
32
Menyangkut dengan hak-hak atas tanah, maka perlu mengkaitkannya
oleh negara bukan berarti bahwa tanah tersebut harus “dimiliki” secara
dan perbuatan hukum antara orang mengenai bumi, air, dan ruang
dengan leluasa dan untuk berniat bebas terhadap kebendaan itu, dengan
atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak
33
G. Kartasapoetra, 1992, Masalah Pertanahan Indonesia, Pt Bineka Cipta, Jakarta, h., 2.
34
Soedharyo Soimin, 2004, Status Hak Dan Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta,h.1.
33
perseorangan dan juga mengandung unsur kebersamaan. Artinya, dengan
sistem ini yang juga meresapi dari konsep hukum adat menyatakan
ini juga tertuang dalam pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Pokok Agraria
berikut:
b. hak atas tanah dapat dimiliki oleh orang pribadi maupun bersama-
pasal 16 UUPA.
Macam-macam hak atas tanah sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) adalah:
a. Hak milik
kepada pihak lain sesua dengan pasal 6. Hak milik atas tanah
35
Muhammad Bakri, 2007, op.cit., h.16.
34
hanya dapat diberikan kepada Warga Negara Indonesia, dan
d. Hak pakai;
Hak pakai adalah hak bagi individu atau badan usaha untuk
e. hak sewa;
35
hak sewa diatur dalam pasal 44 ayat (1) UUPA tentang
sewa atas tanah, pemilik hak sewa yang telah mendapat hak sewa
hak membuka tanah serta mengambil hasil hutan tidak diatur dalam
menyangkut tanah.
36
“Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta
haknya bagi bidang- bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak
membebaninya”.
36
Kantor Pertanahan Kabupaten Subang. 2018. Juknis PRONA. Badan Pertanahan
Nasional.
37
pemerintahan dibidang pertanahan bertanggungjawab kepada
37
Adrian Sutedi, 2014, Sertifikat Hak Atas Tanah, Cetakan 3, Sinar Grafika, Jakarta, h.,
59.
38
hak-hak atas tanah merupakan jaminan dari negara, dan merupakan
38
J.B. Daliyo dan kawan-kawan, 2001, Hukum Agraria I, Cetakan 5, Prehallindo, Jakarta,
h., 80.
39
sporadik. Disamping pendaftaran tanah secara sistematik,
tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta
pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan
kantor pertanahan.
yaitu asas itikad baik dan asas nemo plus yuris. Asas itikad baik
Asas nemo plus yuris berbunyi “orang tak dapat mengalihkan hak
40
melebihi hak yang ada padanya”. Ini berarti bahwa pengalihan hak
oleh orang yang tidak berhak adalah batal. Asas ini bertujuan
yang sah menurut hukum. Kelebihan yang ada pada sistem positif
ini adalah adanya kepastian dari pemegang hak, oleh karena itu
39
Adrian Sutedi. Op.cit. h., 117.
40
Badan Pertanahan Nasional . Tanpa Tahun, Himpunan Karya Tulis Pendaftaran Tanah.
Tanpa Penerbit. h., 29.
41
Adrian Sutedi. Op.cit. h,. 118.
42
Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komrehensif, (Jakarta: Kencana Prenamedia
Group, 2012), h. 290-291
41
b. Asas openbaarheid (asas publisitas), asas ini berarti bahwa
pemilik tanah.
43
Penjelasan Pasal 2 Perarutan Pemerintah No. Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
42
g. Terjangkau, pelaksanaan pelayanan pendaftaran tanah harus
tanahnya.
5. Akta Tanah
bahwa akta berasal dari bahasa latin acta yang berarti geschrift
44
Suharjono. 1995. Sekilas Tinjauan Akta Menurut Hukum. h. 128.
43
dasar dalam hak atau perikatan, yang dibuat dan diberi tanda
a. Akta Otentik
Akta otentik merupakan surat atau akata yang dari awal secara
dalam pasal 165 HIR dan pasal 285 Rbg. Akta otentik menurut
45
Sudikno Mertokusumo. 2006. Hukum acara Perdata Indonesia. Liberty, Yogyakarta. h.
149.
46
Achmad Sulchan, Sukarmi, Ari Widiyanto. 2017. Akta Notaris Menggunakan Media
Elektronik. Semarang: Sint Publishing. h. 53.
44
Akta di bawah tangan menurut Pasal 1874 KUH Perdata
47
Subarsono, 2011. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
45
(2) Sumber Daya
46
untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan, serta
dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan dan
oleh APBN dan dana pinjaman dari Bank Dunia dan biasa disebut
47
September 1960 disahkan Undang-Undang Nomor 5 tahun
menyatakan,
Pemerintah”.50
50
Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria
48
satuan-satuan rumah susun termasuk pemberian surat tanda
dan hak milk atas satuan rumah susun dan hak lain yang
membebaninya.51
51
Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
49
mengurangi terjadinya perselisihan atas tanah, serta
modal usaha.52
52
Yami, M. & Snyder, K. (2016). After All, Land Belongs To The State: Examining The
Benefits Of Land Registration For Smallholders In Ethiopia. Land Degrad. Develop. 27: 465–478.
53
Webster, C., Wu, F., Zhang, F., & Sarkar, C. (2016). Informality, Property Rights, And
Poverty In China‟s „„Favelas”. World Development Vol. 78, h. 461–476.
50
Tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Lengkap.
Sistematis Lengkap.
51
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Menindaklanjuti
berlaku.
meliputi :
2) KK (Kartu Keluarga)
Objek PTSL:
52
PTSL merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
pendaftarannya.54
1) Hak milik
4) Hak pakai
5) Hak sewa
54
Pasal 1 Permen ATR/BPN No. 6 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap
55
Pasal 16 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria
56
Pasal 4 Permen ATR/BPN No. 6 Thun 2018 Tentang Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap
53
2) bidang tanah yang sudah memiliki hak atas tanahnya
pendaftaran tanah.
Belisensi atau bisa disingkat dengan SKB dan juga Aparatur Sipil
dengan ASN.
b. Perencanaan
c. Penetapan lokasi
54
d. Persiapan
e. Penyuluhan
l. pelaporan
dalam dua hal, pertama adalah biaya untuk persiapan kegiatan yang
pemerintah.58
57
Pasal 1 Poin 6 Peraturan Bupati Banyuwangi No. 11 Tahun 2018 Tentang Pembiayaan
Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Yang Dibebankan Kepada Masyarakat.
58
Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa,
Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikenal dengan SKB 3(tiga) Menteri No.
25/SKB/V/2017 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan
Peraturan Bupati Banyuwangi No. 11 Tahun 2018 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Yang Dibebankan Kepada Masyarakat.
55
Kegiatan persiapan pelaksanaan PTSL yang dimaksud meliputi :59
sporadic.60
patok sebanyak tiga buah sebagai tanda batas bidang tanah dan
yang diperlukan.62
59
Bagian Kesatu Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikenal dengan SKB 3 (tiga)
Menteri No. 25/SKB/V/2017 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap.
60
Pasal 6 Peraturan Bupati Banyuwangi No. 11 Tahun 2018 Tentang Pembiayaan
Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Yang Dibebankan Kepada Masyarakat.
61
Pasal 7 Peraturan Bupati Banyuwangi No. 11 Tahun 2018 Tentang Pembiayaan
Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Yang Dibebankan Kepada Masyarakat.
62
Pasal 8 Peraturan Bupati Banyuwangi No. 11 Tahun 2018 Tentang Pembiayaan
Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Yang Dibebankan Kepada Masyarakat.
56
Biaya untuk kegiatan persiapan PTSL terbagi menjadi beberapa
350.000,00.
150.000,00
63
Diktum Kesembilan Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikenal dengan SKB 3(tiga)
Menteri No. 25/SKB/V/2017 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap.
57
Bea Perolehan Hak Atas Tanah (BPHTB) dan Pajak Pengahsilan
a) Asas sederhana
b) Asas Aman
c) Asas Terjangkau
d) Asas Mutakhir
64
Diktum Kesembilan Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikenal dengan SKB 3(tiga)
Menteri No. 25/SKB/V/2017 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap.
58
dengan pemutakhiran sehingga ketika terjadi perubahan-
e) Asas Terbuka
tidak hanya tentang asas, akan tetapi terdapat 7 hal penting yang
Brickdate65, yaitu:
b) Simplicy, sederhana
65
Sulchan, A., & Rahmawati, A. A. (2019). Kebijakan Pemerintah Dalam Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). h. 60. Semarang: SINT Publishing.
59
Tanah dalam persepektif islam berkaitan dengan hak kepemilikan (milkiyah),
dalam hukum islam disebut dengan Ahkam Al-Aradhi. Para ahli hukum Islam
harta benda (al-amwal) oleh negara. Islam memandang bahwa segala sesuatu
yang berada di langitu dan bumi termasuk tanah merupakan milik Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT (artinya),”Dan kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi dan kepada Allah-lah kembali (semua makhluk).” (QS
kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha
Sesuai dengan ayat-ayat tersebut, pada hakikatna pemilik tanah adalah Allah
Artinya, dalam islam telah diterangkan secara jelas bahwa terdapat dua inti
dari kepemilikan tanah, yaitu: pemilik hakiki dari tanah adalah Allah SWT,
dan manusia diberikan hak kuasa oleh Allah SWT sebagai pemilik hakiki dari
selain hukum Allah telah diharamkan oleh Allah sebagai pemiliknya yang hakiki.
66
Jamaluddin Mahasari, Pertanahan dalam Hukum Islam,Gama Media, Yogyakarta, 2008,
h. 39.
67
http://herlindahpetir.lecture.ub.ac.id/2012/09/tulisan-menarik-hukum-pertanahan-
menurut-syariah-islam/ diakses pada tanggal Sabtu, 28 Agutstus 2021 pada pukul 20.51 WIB
60
Firman Allah SWT (artinya),”Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi
Ketetapan yang telah dijelaskan pada Alqur‟an dapat dipahami bahwa manusia
hanya memiliki hak mengelola, menanami, dan memiliki hasil produksi dari
tanah yang pemilik hakikinya adalah Allah SWT, sementara hak milik yang
68
Sulchan, A., & Rahmawati, A. A. (2019). Kebijakan Pemerintah Dalam Program
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). h. 49. Semarang: SINT Publishing.
61
D. Kerangka Berpikir
Pancasila
UUD 1945
SKB 3 Menteri
62
BAB III
nama dari Kantor Agraria menjadi Badan Pertanahan Nasional karena tanah
sudah bukan lagi termasuk permasalah agraria yang dikenal dengan istilah
69
Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2013
63
Nasional sebelum terjadi perubahan berada di bawah Kementerian Agraria.
1960-1970
1965
pengambilan keputusan.
1968
64
Perubahan ini terjadi pada masa yang cukup lama yaitu periode tahun 1968-
1988-1990
Masa ini adalah awal mula terbentuknya Badan Pertanahan Nasional. Status
dengan nama Badan Pertanahan Nasional. pada saat itu dipimpin oleh Ir.
1990
1998
Periode ini tidak terjadi perubahan status kelembagaan, hanya saja terjadi
Durin.
2002-2006
65
2006-2012
oleh Joyo Winoto, Ph.D. Pada periode ini diterbitkan 11 agenda kebijakan
2012-2014
Pada periode ini tidak terjadi perubahan status kelembagaan, hanya terjadi
2014-sekarang
penggabungan ini juga merubah status Institusi urusan Tata Ruang menjadi
Saat ini, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
sekretariat, yaitu:
66
4) Direktoratan Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II
70
https://www.atrbpn.go.id/?menu=strukturOrganisasi
67
Tugas dan Fungsi Badan Pertanahan Nasional
pemetaan.
71
http://www.bpn.go.id/Tentang-Kami/Sekilas-ATR-BPN, diakses pada tanggal 12 Juni
2021, pukul 09.00 wib
68
j. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
pertanahan.
69
Daftar Lokasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) mengacu pada
daftar lokasi pada tahun 2020 ini daftar lokasi PTSL mengalami penyesuaian
70
No Kode Kanwil Pengukuran Yuridis
30 30 Gorontalo 57.619 35.000
31 31 Sulbar 59.350 39.268
32 32 Kepri 118.200 89.900
33 33 Papua Barat 40.000 20.080
Total 8.461.939 7.847.747
dengan biaya yang relatif lebih rendah dibanding jika masyarakat melakukan
ekonomi negara, selain itu juga sebagai upaya pencegahan terjadinya sengketa
Ruang/Badan Pertanahan Nasional No.12 tahun 2017. Bidang tanah yang dapat
menjadi objek PTSL telah diatur dalam Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan
bahwa objek PTSL merupakan seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik
bidang tanah yang belum ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak, baik
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, tanah desa, tanah negara, tanah
71
Sebagai program percepatan, pemerintah pusat telah membuat berbagai
pendanaan yang tidak menggunakan dana dari APBN diatur dalam Keputusan
SKB. Jenis anggaran kegiatan yang telah disebutkan dalam SKB tersebut
dibuat oleh pemilik tanah yang menjelaskan bahwa tanah tersebut bukan
72
b. Kegiatan pengadaan patok dan materai
Pada kegiatan ini, rincian biaya yang dianggarkan adalah pengadaan patok
Selain itu, pada SKB tiga menteri juga disebutkan bahwa Bupati/Walikota
dikeluarkan pada program PTSL tersebut, oleh sebab itu perlu adanya
musyawah pada tiap daerah untuk menentukan besaran biaya yang harus
73
daerah dalam menentukan besaran biaya yang ditanggung masyakarat. Sesuai
450.000,00.
350.000,00
250.000,00
sertifikat dan belum termasuk biaya pembuatan akta, Bea Perolehan Hak Atas
72
Diktum Kesembilan Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Desa, Pembagunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi yang dikenal dengan SKB 3(tiga)
Menteri No. 25/SKB/V/2017 Tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap.
74
Pemerintah telah menetapkan sumber-sumber pendanaan yang dapat digunakan
lainnya.
d. Dana dari Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, maupun
perundang-undangan.
f. Dana dari penerimaan hibah (grant), pinjaman (loan) dari badan hukum
swasta atau dalam bentu lain yang diberikan melalui mekasnisme Anggaran
73
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12
Tahun 2017 tentang Pecepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah
Republik Indonesia pada Pasal 33 ayat (1) dan (2).
75
g. Kerjasama yang dilakukan dengan pihak-pihak lain yang perolehan dan
perundang-undangan.
(ATR/BN) namun juga perlu dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah.
pemerintah daerah karena objek tanah berada pada wilayah daerah terutama
biaya PTSL, namun dalam penetapan biaya PTSL pemerintah daerah harus
dan jenis penggunaan biaya dengan tujuan penyeragamaan biaya pada lapisan
pemerintah daerah. Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlu mengatur sumber
pendapatan belanja negara agar biaya yang ditanggung oleh masyarakat tidak
terlalu tinggi.
76
Pemerintah daerah dalam hal ini Bupati/Walikota dapat melakukang langkah-
program PTSL dalam hal ini terkait dengan penetapan biaya PTSL agar tidak
sertifikat.
77
tanah yang terdaftar dapat diselesaikan pada akhir periode kerja tahun
2020.74
Penetapan biaya PTSL pada daerah ini mengikuti besaran biaya yang telah
meliputi biaya materai, biaya tanda batas/pal (pipa paralon, pagar, tembok
yang telah ditetapkan pada SKB 3 Menteri. Daerah ini termasuk pada
tanahnya.
74
Lika, S. D. R., & Sholichah, N. (2020). Implementasi Kebijakan PTSL di Desa Madaeng,
Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Journal of Social Politics and Governance, 2 (1), 63-72.
78
2) Kegiatan Pengadaan Patok dan Materai
pengambilan kebijakan sesuai dengan teori Van Meter dan Van Horn yang
terdiri dari 6 indikator yaitu standard dan sasaran kebijakan, sumber daya,
implementor75.
Indikator Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur. Pada
75
Subarsono, 2011. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
79
Waru, Kabupaten Sidoarjo telah memenuhi indikator ini. Hasil telaah yang
pendaftaran PTSL yang mahal. Telaah yang dilakukan pada jurnal yang
ditulis oleh Lika dan Sholichah ini juga menjelaskan bahwa indikator sikap
Hasil telaah penulis terhadap jurnal yang ditulis oleh Putra, Sarjita dan
76
Ibid
77
Rakotonarivo, O. S., Jacobsen, J. B., Poudyale, M., & Rasoamanana, A. (2019).
Estimating welfare impacts where property rights are contested: methodological and policy
implications. Land Use Policy, 70. h. 71–83.
80
ditetapkan, pemerintah desa melakukan musyawarah dengan masyarakat
pusat, namun hal ini tidak akan menjadi masalah bagi masyarakat karena
kebijakan yang dihasilkan tidak satu arah melainkan hasil dari kesepakatan
Peraturan Desa yang dirancang untuk penetapan biaya PTSL sudah sesuai
Penetapan biaya PTSL yang melalui peraturan desa ini sebagai bentuk
tindak lanjut dari Surat Edaran Gubernur dalam rangka pengaturan biaya
hasil musyawarah.
78
Putra, A. P., Sarjita., & Farid, A.H. (2019). Peraturan Desa Sebagai Instrumen
Pendukung Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap . Jurnal Tunas Agraria,2 (1), 1-
20.
81
Langkah-langkah penetapan biaya melalui Peraturan Desa di Kabupaten
telah ditetapkan dalam SKB, tidak dainggap sebagai pungutan liar karena
82
penggunaannya. Artinya penetapan biaya yang dilakukan di Kabupaten
Asas openbaarheid (asas publisitas) yang mana informasi PTSL ini dapat
kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn dapat dijelaskan bahwa
masyarakat.
80
Ibid, 28.
83
kegiatan, dimulai dari sosialiasi arahan dari pemerintah sampai pada
84
dana CSR BUMN/BUMD/Swasta. Anggaran utama dari pelaksanaan
81
Khairi, A. (2018). Implementasi Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
di Kabuptan Singing Tahun 2017. JOM Fisip, 5 (2), 1-14.
85
Aalisisi teori kepastian hukum dapat dikaji terhadap implementasi
yang berbeda dengan yang telah ditetapkan pemerintah pusat harus diatur
pemenuhan aturan sesuai dengan asas kepastian hukum. hal ini sesuai
86
dengan teori Gustav Radbruch yang menjelaskan tentang asas hukum yang
Sirmans, & Joseph Kieyah dalam jurnal yang ditulisnya yaitu “The purpose
the power of the state to enforce ownership rights”83. Dimana Norma dalam
hukum.
82
Ibid, 14
83
Thomas J Miceli, C.F. Sirmans, & Joseph Kieyah. “The Demand for Land Title
Registration: Theory with Evidence from Kenya” (2001) 3:2.American Law and Economic
Review at 56.
87
keadilan ini juga dapat dilihat dari manfaat yang diperoleh masyarakat akan
tanahnya dan dengan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan
ekonomi masyarakat.85 Hal ini sesuai juga dengan hasil penelitian yang
dilakukan di Ghana bahwa petani lebih merasa aman ketika tanah yang
dimilikinya dari hasil warisan nenek moyang telah terdaftar secara resmi
84
Moroni, S. (2018). Property as a human right and property as a special title. Rediscussing
private ownership of land. Land Use Policy, 70. h. 273–280
85
Holland, M., et. Al. (2017). Titling land to conserve forests: The case of Cuyabeno
Reserve in Ecuador. Global Environmental Change, 44. h. 27–38.
86
Ghebru, H., & Lambrecht, I. (2017). Drivers of perceived land tenure (in)security:
Empirical evidence from Ghana. Land Use Policy, 66, h. 293–303.
88
dengan teori keadilan yang ditetapkan oleh Hans Kelsen, bahwa keadilan
Penerbitan sertifikat tanah ini akan diberikan kepada pemilik tanah secara
89
Gambar 3.2 Formulir Permohonan PTSL
90
Gambar 3.2 Peta Bidang hasil PTSL
91
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
dengan biaya yang akan ditanggung oleh pemohon dan rincian biaya
92
2. Perlu adanya edukasi kepada Masyarakat agar bisa memahami pentingnya
ditetapkan.
kesalahpahaman.
93
DAFTAR PUSTAKA
A. Al-Qur’an
B. Buku-Buku
94
Muhammad, A. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum.Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
95
Syafei, I. K. 2011. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Rineka
Cipta.
D. Peraturan Perundang-Undangan
96
Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 501); dan
Holland, M., et. Al. (2017). Titling land to conserve forests: The case of
Cuyabeno Reserve in Ecuador. Global Environmental Change,
44.
97
Rohmatillah, Maqhfirotur. 2019. Upaya Penegakan Hukum Terhadap
Kasus Tindak Pidana Korupsi PTSL (Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap) Di Kabupaten Situbondo, Yogyakarta :
Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Thomas J. Miceli, C.F. Sirmans, & Joseph Kieyah. “The Demand for
Land Title Registration: Theory with Evidence from Kenya”.
American Law and Economic Review. (2001) Vol. 3, No. 2
Webster, C., Wu, F., Zhang, F., & Sarkar, C. (2016). Informality,
Property Rights, And Poverty In China‟s „„Favelas”. World
Development Vol. 78.
F. Website
https://kominfo.go.id/content/detail/12924/program-ptsl-pastikan-
penyelesaian-sertifikasi-lahan-akan-sesuaitarget/0/artikel_gpr,
diakses 8 April 2021.
http://herlindahpetir.lecture.ub.ac.id/2012/09/tulisan-menarik-hukum-
pertanahan-menurut-syariah-islam/ diakses pada tanggal Sabtu,
28 Agutstus 2021 pada pukul 20.51 WIB
G. Lain-Lain
98