Anda di halaman 1dari 75

Desain Pembelajaran Matematika

Pascasarjana Pendidikan Matematika

PLANNING THE
INSTRUCTIONAL STRATEGY:

BASED THEORY
Dosen Pengampu

Dr. Lukman El Hakim, M.Pd.


Tian Abdul Aziz, Ph.D.
Dr. Flavia Aurelia Hidajat, M.Pd.
Lintang Darmastuti Lucky Clinton Retify
(1309823017) (1309823005)
Mengadakan Revisi
Analisis Instruksi
Instruksional

Identifikasi Tulis Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan Merancang dan


Tujuan Tujuan Instrumen Strategi dan Pilih Melakukan Evaluasi
Instruksional Kinerja Penilaian Instruksional Bahan Ajar Formatif Instruksi

Menganalisa
Pembelajar
dan Konteks
Merancang dan
Melakukan
Evaluasi Sumatif
Strategi pembelajaran menggambarkan komponen-komponen
umum dari sekumpulan bahan ajar dan prosedur yang digunakan
dengan bahan-bahan tersebut untuk memungkinkan penguasaan
siswa terhadap hasil belajar.

Perhatikan bahwa strategi pembelajaran lebih dari sekedar


garis besar sederhana dari konten yang disajikan kepada
pelajar. Misalnya, tidak cukup untuk mengatakan bahwa, agar
LATAR siswa belajar cara menjumlahkan bilangan dua angka, Anda
harus terlebih dahulu mengajari mereka bilangan satu angka

BELAKANG tanpa membawa dan kemudian menyajikan konsep utama


penjumlahan bilangan dua angka. Hal ini tentunya merupakan
bagian dari strategi pembelajaran dan mengacu pada
pengurutan dan pengelompokan konten, namun hal ini tidak
menjelaskan apa pun tentang apa yang harus dilakukan sebelum
Anda menyajikan konten tersebut, apa yang akan dilakukan
pelajar dengan konten tersebut, atau bagaimana menguji atau
mentransfer konten ke dalam pertunjukan.
PEMBAHASAN

5 komponen Rencanakan Komponen pembelajaran yang


pembelajaran dari komponen sesuai dengan tingkat
strategi pembelajaran kematangan dan kemampuan
pembelajaran dan dari strategi peserta didik
daftar pembelajaran
Menyesuaikan komponen
pertimbangan
pembelajaran dengan jenis hasil
utama di dalamnya
pembelajaran
5 KOMPONEN
PEMBELAJARAN

1 dari STRATEGI
PEMBELAJARAN

DAN DAFTAR
Lucky Clinton PERTIMBANGAN UTAMA
DI DALAMNYA
Konsep strategi pembelajaran berawal dari peristiwa-peristiwa pengajaran yang
dijelaskan dalam buku Conditions of Learning (1985) karya psikolog kognitif RM Gagne,
yang di dalamnya ia mendefinisikan sembilan peristiwa yang mewakili aktivitas
pembelajaran eksternal yang mendukung proses pembelajaran mental internal:
1. Mendapatkan perhatian
2. Menginformasikan pelajar tentang tujuannya
3. Merangsang ingatan akan pembelajaran prasyarat
4. Menyajikan materi stimulus
5. Memberikan bimbingan belajar
6. Memunculkan kinerja
7. Memberikan umpan balik tentang kebenaran kinerja
8. Menilai kinerja
9. Meningkatkan retensi dan transfer
A Kegiatan Pra
Instruksi

B Presentasi Konten

5 Komponen
C Partisipasi Pelajar
Pembelajaran

D Penilaian

E Melaksanakan
A. Kegiatan Pra-Instruksi
Kegiatan Pra-Instruksi

Sebelum memulai pengajaran formal, tiga faktor yang perlu


dipertimbangkan: memotivasi peserta didik,
memberi tahu mereka tentang apa yang akan mereka pelajari,
dan merangsang mengingat kembali pengetahuan dan keterampilan
relevan yang seharusnya mereka ketahui.
Memotivasi Pembelajar.
Salah satu kritik yang khas terhadap pengajaran adalah kurangnya minat dan
daya tarik bagi pelajar.
Menginformasikan Pelajar tentang Tujuan.
Komponen kedua dari kegiatan pra-pengajaran adalah memberi informasi kepada
pelajar tentang tujuan pengajaran. Pernahkah Anda mempelajari sebuah teks
dan bertanya-tanya konsep kunci mana yang harus Anda pelajari? Jika Anda
telah diberitahu tentang tujuannya, maka Anda akan mengetahui apa yang
harus dihafal, apa yang harus diselesaikan, dan apa yang harus ditafsirkan.
Merangsang Mengingat Keterampilan Prasyarat.
Komponen prainstruksi ketiga adalah memberi tahu pelajar tentang
keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk memulai pengajaran. Hal ini
dapat dilakukan dengan menguji secara singkat peserta didik mengenai
keterampilan masuk dan memerlukan penguasaan yang ditunjukkan sebelum
melanjutkan, atau dengan menjelaskan secara singkat keterampilan masuk
yang diperlukan dan memberi tahu peserta didik bahwa pengajaran akan
dilanjutkan dengan asumsi bahwa mereka dapat melakukan keterampilan ini
Model Motivasi
Siswa ARCS Keller

minat/perhatian (Attention), relevansi (Relevance), percaya diri/yakin (Confidence), kepuasan/bangga


(Satisfaction)
perhatian
Perhatian
Aspek pertama dari motivasi adalah untuk mendapatkan perhatian
peserta didik dan selanjutnya mempertahankannya sepanjang
pengajaran. Peserta didik harus memperhatikan suatu tugas agar
dapat belajar melaksanakannya. Perhatian awal mereka dapat
diperoleh dengan menggunakan informasi emosional atau pribadi,
mengajukan pertanyaan, menciptakan tantangan mental, dan
mungkin metode terbaik, menggunakan contoh-contoh kepentingan
manusia.
RELEVANSI
Relevansi
Sulit untuk mempertahankan perhatian tersebut jika mereka tidak
menganggap instruksi berikutnya relevan bagi mereka. Ketika
pengajaran diyakini tidak relevan, pelajar bertanya, “Mengapa kita
harus mempelajari hal ini?” dan karyawan mempertanyakan
hubungan antara pelatihan dan pekerjaan mereka. Ketika Anda
menggunakan informasi dari pelajar dan analisis konteks untuk
membantu pelajar memahami relevansi keterampilan yang
disertakan dalam pengajaran, Anda mempertahankan motivasi
mereka; jika tidak, Anda pasti kehilangannya. Dengan kata lain,
pengajaran harus berkaitan dengan tujuan-tujuan penting dalam
kehidupan peserta didik.
Kepercayaan Diri
Jika mereka kurang percaya diri, maka motivasi mereka akan berkurang.
Pembelajar yang terlalu percaya diri juga bermasalah; mereka merasa tidak
perlu mengikuti instruksi tersebut karena mereka sudah mengetahui
semuanya. Tantangan bagi pembelajar yang kurang percaya diri dan terlalu
percaya diri adalah menciptakan tingkat harapan sukses yang sesuai.
Peserta didik yang kurang percaya diri harus yakin bahwa mereka
mempunyai keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi sukses, sedangkan
peserta didik yang terlalu percaya diri harus diyakinkan bahwa ada rincian
penting dalam pengajaran yang masih harus dipelajari. Namun, jika
pembelajar sebenarnya sudah menguasai pengajaran tersebut, mereka harus
diberikan pengajaran lebih lanjut yang lebih mendekati empat aspek model
ARCS.
kepuasan
Terkadang kepuasan/penguatan dipertahankan melalui penggunaan
penghargaan ekstrinsik, seperti waktu luang, nilai tinggi, promosi di tempat
kerja, atau bentuk pengakuan lainnya, atas kinerja yang sukses. Yang lebih
penting adalah kepuasan intrinsik yang dapat diperoleh pelajar dengan
menguasai keterampilan baru dan mampu menggunakannya dengan sukses.
Harga diri dapat sangat ditingkatkan melalui pengalaman belajar yang
bermakna.

Jika diterapkan secara terpisah, salah satu dari empat aspek model Keller
mungkin tidak cukup untuk menjaga pembelajar tetap mengerjakan tugas
dalam situasi belajar. Namun, ketika Anda menggabungkan keempat aspek
model ARCS ke dalam strategi Anda, kemungkinan mempertahankan minat
peserta didik akan sangat meningkat.
B. Presentasi Konten
Presentasi Konten & Bimbingan Belajar

Menentukan secara pasti informasi, konsep, aturan, dan prinsip


apa yang harus disampaikan kepada pelajar. Penyajian konten
selalu terjalin dengan panduan pembelajaran, yang menyangkut
pemformatan konten baru sedemikian rupa sehingga membantu
kita “memahaminya” dan mengingatnya saat dibutuhkan di masa
depan. Bentuk bimbingan belajar yang umum lainnya adalah
penggunaan contoh. Anda harus menentukan jenis dan jumlah
contoh yang akan diberikan pada konten baru. Banyak penelitian
telah menyelidiki bagaimana kita menggunakan contoh dan bukan
contoh untuk mempelajari keterampilan baru.
C. Partisipasi Peserta Didik
Partisipasi Pelajar Berlatih dengan umpan balik adalah salah satu
komponen yang paling kuat.penting dalam proses pembelajaran. Anda
dapat meningkatkan proses pembelajaran secara signifikan dengan
memberikan siswa aktivitas yang secara langsung relevan dengan tujuan,
memberikan siswa kesempatan untuk mempraktekkan apa yang Anda
ingin mereka dapat lakukan.Mengerjakan. Salah satu pendekatannya
adalah dengan menanamkan tes latihan ke dalam instruksi. Pendekatan
yang lebih umum adalah memberikan kesempatan informal dalam
pengajaran bagi siswa untuk “mencoba” apa yang mereka pelajari pada
saat mereka mempelajarinya. Peserta didik tidak hanya harus dapat
berlatih, tetapi mereka juga harus diberikan umpan balik atau informasi
tentang kinerja mereka.
D. Penilaian
Penilaian empat tes dasar yang mengacu pada kriteria dijelaskan
dalam Bab Tujuh: tes keterampilan masuk, pretest, tes latihan, dan
posttest. Dijelaskan fungsi umum masing-masing serta cara
mengembangkannya. Pada titik ini, Anda harus memutuskan dengan
tepat apa strategi Anda sebagai seorang desainer untuk menilai
apa yang telah dicapai peserta didik. Strategi ini mungkin berbeda
secara signifikan dari strategi yang akhirnya dipilih oleh instruktur
yang menggunakan instruksi Anda yang telah selesai.
E. Kegiatan Tindak Lanjut
Kegiatan Lanjutan Komponen pembelajaran terakhir dalam strategi
pengajaranMisalnya, tindak lanjut, adalah tinjauan terhadap keseluruhan
strategi untuk menentukan apakah kebutuhan memori dan transfer pelajar
telah diatasi. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dijawab terlebih dahulu dengan
meninjau analisis konteks kinerja, yang harus menggambarkan kondisi di mana
peserta didik harus melakukan tujuan pembelajaran. Seringkali
jawabannyaPertanyaan yang harus diingat oleh pembelajar adalah bahwa
menghafal tidaklah penting, asalkan mereka berhasil melaksanakan
keterampilan tersebut. Transfer Pembelajaran.Pertanyaan kedua yang perlu
ditanyakan mengenai tujuan pengajaran Anda adalah, “Apa sifat transfer
pembelajaran yang harus dilakukan?” Artinya, “Seberapa berbedakah konteks
kinerja dengan konteks pembelajaran?” Mari kita lihat dua contoh yang agak
ekstrim untuk menjelaskan kasus kita.
RENCANAKAN
KOMPONEN

2 PEMBELAJARAN

DARI STARTEGI
Lucky Clinton
PEMBELAJARAN
Pra-Instruksi
Motivasi Peserta Didik
Hubungkan dengan Minat/Cita-cita Peserta didik
Temukan minat atau hobi siswa dan hubungkan dengan matematika. Misalnya,
jika seorang siswa suka olahraga, diskusikan bagaimana matematika digunakan
dalam statistik atau perhitungan skor dalam olahraga.
Pra-Instruksi
Motivasi Peserta Didik

Gunakan Teknologi
Manfaatkan perangkat lunak atau aplikasi matematika interaktif yang
menarik untuk membantu siswa belajar.
Pra-Instruksi
Motivasi Peserta Didik

Jadikan Pembelajaran Menyenangkan

Gunakan permainan, teka-teki, atau aktivitas kreatif lainnya untuk membuat


pembelajaran matematika menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa.
Pra-Instruksi

Menginformasikan Pelajar tentang Tujuan.

Jelaskan kepada siswa mengapa matematika penting dalam kehidupan sehari-hari


dan bagaimana konsep-konsep matematika dapat diterapkan dalam situasi
nyata. Tunjukkan contoh-contoh di sekitar mereka yang menggunakan
matematika, seperti pengeluaran keuangan, perhitungan waktu, atau
pemecahan masalah sehari-hari.
Contoh : Acara bazar disekolah dengan tujuan memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk menjadi pelaku dan penggerak roda perekonomian dalam
lingkup kecil (Aritmatika Sosial)
Pra-Instruksi
Merangsang Mengingat Keterampilan Prasyarat
Berikan tugas atau masalah matematika yang menantang namun dapat dicapai.
Tantangan ini dapat memotivasi siswa untuk mencoba lebih keras dan
mengembangkan keterampilan matematika mereka. Kenali kekuatan dan
kelemahan siswa dalam matematika. Bantu mereka mengatasi rintangan dengan
memberikan bantuan tambahan atau tugas yang sesuai dengan tingkat
keterampilan mereka.
Presentase Konten
Penyajian Konten
Selalu terjalin dengan memberi panduan pembelajaran, yang
menyangkut pemformatan konten baru
Bimbingan Belajar adalah penggunaan contoh
Tugas Projek
Petunjuk
1. Buatlah kelompok beranggotakan 4-5 orang atau sesuai perintah guru
2. Kerjakan tugas Projek ini dalam kurun waktu 1 minggu tanggal 22 April
meliputi penyelesaian tugas dan presentasi

Langkah-Langkah
1. Lakukan wawancara terhadap 20 orang teman (boleh dari kelas lain). Buatlah
kuisioner yang menanyakan tentang tinggi badan, berat badan, banyaknya
saudara, nomor sepatu, dan jarak rumah ke sekolah.
2. Catatlah hasilnya dalam bentuk tabel.
3. Dengan Menggunakan konsep yang sudah dipelajari, tentukanlah rata-rata,
median, modus, dan kuartil masing-masing data.
4. Buatlah beberapa penafsiran mengenai data tersebut, misalnya, berapa
tinggi badan yang tertinggi, nomor sepatu yang paling banyak dipakai, dan
lain-lain.
5. Tuliskan dalam bentuk laporan tertulis secara lengkap.
Partisipasi Peserta Didik
Penilaian

Penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah proses


pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik. Proses tersebut dilakukan melalui
berbagai teknik penilaian, menggunakan berbagai instrumen, dan
berasal dari berbagai sumber agar lebih komprehensif. Penilaian
harus dilakukan secara efektif. Oleh sebab itu, pengumpulan
informasi yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik harus lengkap dan akurat agar dihasilkan
keputusan yang tepat.
Fungsi Penilaian

Penilaian bukan sekadar untuk mengetahui pencapaian hasil belajar


peserta didik. Penilaian dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam proses belajar. Selama ini, seringkali penilaian cenderung
dilakukan hanya untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
Sehingga, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang
terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian seharusnya dilaksanakan
melalui tiga pendekatan, yaitu
1. assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran),
2. assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran),dan
3. assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).
Assessment of learning
Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan
setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai
tidak selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu. Setiap pendidik
melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk memberikan pengakuan
terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran
selesai, yang berarti pendidik tersebut melakukan assessment of
learning. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai
bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning
(penilaian hasil belajar).
Assessment for learning

Assessment for learning dilakukan selamaproses pembelajaran


berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan
perbaikan proses belajar mengajar. Pada assessment for learning
pendidik memberikan umpan balik terhadap proses belajar peserta
didik, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya.
Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh pendidik
untuk meningkatkan performa peserta didik. Penugasan,
presentasi, proyek, termasuk kuis merupakan contoh-contoh
bentuk assessment for learning (penilaian untuk proses belajar).
Assessment as learning
Assessment as learning mempunyai fungsi yang mirip dengan
assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Perbedaannya,
assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam
kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk
belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self
assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh
assessment as learning. Dalam assessment as learning peserta didik
juga dapat dilibatkandalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria,
maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui
dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian
belajar yang maksimal.
Penilaian Sikap

Pelaksanaan penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui kecenderungan perilaku


spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam
maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan.
Disamping itu penilaian sikap dimaksudkan juga untuk mengetahui
capaian/perkembangan sikap peserta didik dan memfasilitasi tumbuhnya perilaku
peserta didik sesuai butir-butir nilai sikap dari KI-1 dan KI2.
Teknik Penilaian Sikap
Observasi

Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar


observasi, atau buku jurnal (selanjutnya disebut jurnal). Penilaian diri
menggunakan instrumen penilaian diri. Penilaian antar teman menggunakan
instrumen penilaian antar teman.
(a). Lembar observasi tertutup
Ketika menggunakan lembar observasi tertutup, pendidik menentukan secara
sistematis butir-butir perilaku yang akan diobservasi beserta indikator-
indikatornya.
(b). Lembar observasi terbuka
Jurnal biasanya digunakan untuk mencatat perilaku peserta didik yang
“ekstrim.” Jurnal tidak hanya didasarkan pada apa yang dilihat langsung oleh
pendidik, walikelas, dan guru BK, tetapi juga informasi lain yang relevan dan
valid yang diterima dari berbagai sumber.
Teknik Penilaian Sikap

Penilaian Diri

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian terhadap diri
sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan
sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik. Selain itu, penilaian
diri peserta didik juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai
kejujuran dan meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri.
Teknik Penilaian Sikap

Penilaian antar teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan oleh seorang
peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain terkait dengan
sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian
antar teman dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Selain itu penilaian
antar teman juga dapat digunakan untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti
kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.
Penilaian Pengetahuan

Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL)


memuat bahwa rujukan SKL adalah Bloom Taxonomy yang pertama kali
dikenalkan oleh sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada
tahun 1956 dan dikembangkan lebih lanjut oleh Anderson and Krathwol pada
tahun 2001. Bloom Taxonomy mengkategorikan capaian pembelajaran menjadi
tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait dengan penguasaan
pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan sikap dan perilaku,
serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan ketrampilan.
Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural,
serta metakognitif. Diimensi proses kognitif ini tersusun secara hirarkis mulai
dari mengingat (remembering), memahami (understanding), menerapkan
(applying), menganalisis (analyzing), menilai (evaluating), dan mengkreasi
(creating).
Teknik Penilaian Pengetahuan

Tes Tertulis

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk
yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Bentuk tes tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian.
Teknik Penilaian Pengetahuan

Tes Lisan

Tes lisan adalah tes yang pelaksanaannya dilakukan secara langsung antara
pendidik dan peserta didik. Menurut Thoha (2011) tes lisan terkategori tes
verbal, tes dimana soal dan jawabannya diberikan secara lisan. Tes lisan
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pendidik secara lisan dan
peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Tes lisan terdiri dari tes lisan bebas dan tes lisan
berpedoman. Tes lisan bebas dilakukan pendidik dalam memberikan soal kepada
peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis.
Tes lisan berpedoman, pendidik menggunakan pedoman tertulis tentang apa
yang akan ditanyakan kepada peserta didik.
Teknik Penilaian Pengetahuan

Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur


dan/atau memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan. Penugasan untuk mengukur pengetahuan dapat dilakukan setelah
proses pembelajaran (assessment of learning). Sedangkan penugasan untuk
meningkatkan pengetahuan diberikan sebelum dan/atau selama proses
pembelajaran (assessment for learning).
Penilaian keterampilan

Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur


kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan untuk melakukan
tugas tertentu di berbagai macam konteks keterampilan, sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi (IPK). Penilaian keterampilan tersebut
meliputi ranah berpikir dan bertindak. Keterampilan ranah berpikir meliputi
keterampilan menggunakan, mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat.
Keterampilan dalam ranah bertindak meliputi membaca, menulis, menghitung,
menggambar, dan mengarang.

Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain


penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian portofolio, dan
teknik lain misalnya tes tertulis. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4.
Teknik Penilaian keterampilan

Penilaian praktik

Penilaian praktik merupakan penilaian yang menuntut respon berupa


keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas.
Penilaian praktik bertujuan menilai kemampuan peserta didik dalam
mendemonstrasikan keterampilannya untuk melakukan suatu kegiatan. Penilaian
praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil karena bentuk-bentuk
tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam praktik
kehidupan sehari-hari.
Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan pidato
(reading loudly dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain
tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.
Teknik Penilaian keterampilan

Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang- barang terbuat dari kayu, keramik, plastik,
dan logam (Ramlan Arie, 2011).
Penilaian produk merupakan penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam wujud produk dalam waktu
tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan baik dari segi proses
maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas suatu produk
yang dihasilkan.
Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat karya sastra,
membuat laporan percobaan, menciptakan tarian, membuat lukisan,
mengaransemen musik, membuat naskah drama, dan sebagainya.
Teknik Penilaian keterampilan
Penilaian proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang


harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan
dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu
secara jelas.
Penilaian proyek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor keterampilan
peserta didik dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis proyek. Dalam
konteks ini peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan
mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan menyelidiki
topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan mereka
kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam bekerja
independen atau kelompok.
Teknik Penilaian keterampilan

Penilaian portofolio

Penilaian portofolio dapat diartikan sebagai kumpulan karya atau dokumen


peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi, diambil selama
proses pembelajaran dan digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menilai
dan memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu.

Tujuan utama dilakukan penilaian portofolio adalah untuk menentukan hasil


karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah satu
bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik, yaitu
mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan. Selain
berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik, penilaian
portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan kompetensi
peserta didik.
Kegiatan Tindak Lanjut
Keterampilan Memori
kemampuan seseorang untuk mengingat dan menyimpan informasi dalam
ingatan jangka pendek (memori kerja) maupun ingatan jangka panjang. Memori
adalah aspek kognitif penting yang memungkinkan untuk belajar, mengingat
pengalaman, dan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajari

Transfer Pembelajaran
Terjadi ketika apa yang dipelajari dalam satu konteks membantu individu dalam
memahami atau memecahkan masalah dalam konteks lain. Contohnya, jika
seseorang belajar cara menghitung persentase di matematika dan kemudian
menggunakan keterampilan ini untuk menghitung diskon saat berbelanja.
KOMPONEN
PEMBELAJARAN

3 yang sesuai
dengan

TINGKAT KEMATANGAN
Lintang DAN KEMAMPUAN SISWA
Darmastuti
LEARNING COMPONENTS FOR LEARNERS OF DIFFERENT
MATURITY AND ABILITY LEVELS
KOMPONEN PEMBELAJARAN YANG SESUSUAI DENGAN TINGKAT KEMATANGAN DAN KEMAMPUAN SISWA

Sebelum memulai pembahasan tentang strategi


pembelajaran, perlu untuk mempertimbangkan
kebutuhan berbagai pembelajar terhadap
strategi pembelajaran.
Komponen pembelajaran dari sebuah strategi pembelajaran dimaksudkan untuk
memandu proses pemikiran intelektual para pembelajar melalui keadaan mental dan
aktivitas yang mendorong pembelajaran.

Pentingnya
mempertimbangkan
Umumnya, siswa yang lebih muda dan
menekankan karakteristik individu
kurang mampu mungkin perlu lebih banyak
pembelajar dan tingkat
bantuan dalam pembelajaran, sementara
kematangan serta kemampuan
siswa yang lebih tua dan lebih mampu bisa
mereka dalam merancang
melakukan banyak hal sendiri. strategi pembelajaran yang
efektif
Pentingnya memikirkan kebutuhan siswa yang
belajar dari jarak jauh.
Teori yang dikemukakan oleh Moore dan Kearsley
(2012) menyebutkan bahwa siswa yang lebih mandiri
bisa mengatasi tantangan pembelajaran dari jarak
jauh dengan lebih baik, sementara siswa yang
kurang mandiri membutuhkan lebih banyak bantuan
dan struktur dalam pembelajaran.
Jadi, kita perlu merancang kursus jarak jauh dengan
memperhatikan tingkat kemandirian siswa. Struktur
dalam pembelajaran membuat materi lebih mudah
dimengerti dan dikelola, sementara dialog
membantu siswa merasa lebih terlibat dan
berpartisipasi dalam pembelajaran.
KOMPONEN
PEMBELAJARAN

4 untuk

BERBAGAI HASIL
Lintang
Darmastuti
PEMBELAJARAN
LEARNING COMPONENTS FOR VARIOUS LEARNING OUTCOMES
KOMPONEN PEMBELAJARAN UNTUK BERBAGAI HASIL PEMBELAJARAN

Komponen pembelajaran dasar dari suatu strategi pembelajaran


adalah sama, baik pengajarannya yang berfokus pada keterampilan
intelektual, informasi verbal, keterampilan motorik, atau sikap.
Namun, dalam setiap komponen, terdapat perbedaan yang perlu
dipertimbangkan untuk setiap jenis hasil pembelajaran.

penjelasan detail
FOKUS
PENGAJARAN :
KETERAMPILAN
INTELEKTUAL
FOKUS
PENGAJARAN :
INFORMASI
VERBAL
FOKUS
PENGAJARAN :
KETERAMPILAN
MOTORIK
FOKUS
PENGAJARAN :
SIKAP
FOKUS
PENGAJARAN :
SIKAP
Contoh

Anda mungkin juga menyukai