Desain Eksibisi - UTS
Desain Eksibisi - UTS
Ruang Dini hadir sebagai ruang komunal bagi para pemimpi dengan ide dan solusi kreatif.
Galeri yang terletak di Jalan Anggrek No. 46 ini senantiasa menghadirkan nilai dari hasil karya
kreatif multi-disiplin melalui kolaborasinya dengan berbagai kurator dalam menghasilkan
pameran-pameran seni.
Sorot mata saya kemudian jatuh pada deretan ilustrasi karya Evan Aditya, yakni sepuluh
ilustrasi skenario rutinitas karakter imajinatif. Sang seniman sengaja mengilustrasikan karakter
abstrak dengan kisah kontinu antar panel karyanya. “Bookworm Bubu Animation” dilukiskan
dengan bentuk dan bahasa yang tak dikenal, namun mampu dimaknai melalui jelajah pikiran
mengenai pengalaman akan rutinitas eksisting diri sendiri. Pemahaman tersebut terasa secara
psikologis meskipun karya merupakan imajinasi liar senimannya. Relasi yang mendalam antara
visual dengan pengalaman sehari-hari memungkinkan saya untuk memahami karya sebagai suatu
pola keseharian, yakni sedari bangun tidur, beraktivitas, hingga kembali beristirahat.
“In this animation, I want people to see a daily routine that out of this world, with different
language, custom, dan forms. How would the viewer project the totally different thinks that
would be considered normal in Bubu’s world into their own daily routines, and it would help the
viewer to manifest an understanding of the character through the quick demonstration of its daily
routine.” — Efan Aditya tentang “Bookworm Bubu Animation”
Karya lain dari Evan Aditya bertajuk “Bottled Up” menarik perhatian saya pula dan
mampu saya maknai secara subjektif. Lewat ilustrasi tersebut, saya merasa bahwa manusia
terkadang tidak dapat bebas menyampaikan dan mengekspresikan perasaaanya. Menjadi
terbuka kepada sesama dan orang lain dianggap menunjukan kelemahan batas personal, padahal
hal tersebut adalah salah satu hak manusia. Senang, gundah, marah, dan emosi-emosi lainnya
bak dipaksa masuk ke dalam “botol” tak kasat mata. Emosi-emosi tersebut kemudian mendesak
karena terlalu penuh, membuat diri kita kewalahan. Akhirnya, kita berusaha untuk melarikan diri.
Namun, “botol” tersebut akan selalu kita bawa dan terikat dengan emosi-emosi yang telah
ditimbun di dalamnya.
Alicia Elena Jasmine (15220041)
DI3005 Desain Eksibisi
Kukuh Rizki Satriaji, S.Ds., M.T.
Eliihadi Alfin, S.Ds., M.Ds.
Gambar 4. “Bottled Up”, ilustrasi karya Evan Aditya Gambar 6. Saya menikmati karya pameran
Sumber: dokumentasi pribadi (2022) Sumber: Gracelyn Joanne (2022)
Daftar Pustaka
[1] Satriaji, K. R. (2022). Modul 02: Exhibition Design Background.
[2] Sobandi, B. Bahan Belajar Mandiri: Penyelenggaraan Pameran Di Sekolah, 6.1-6.13. Bandung,
Indonesia: Universitas Pendidikan Indonesi. DIakses pada 27 Oktober 2022, dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/2-
BBM_Seni_Rupa_lanjutan/Modul_6/01-RUANG_LINGKUP_PAMERAN.pdf
[3] Yunus, P. P. (2020). Komunikasi Ekspresif Estetik Karya Seni, 70-76. Makassar, Indonesia: Journal of