Anda di halaman 1dari 4

Alicia Elena Jasmine (15220041)

DI3005 Desain Eksibisi


Kukuh Rizki Satriaji, S.Ds., M.T.
Eliihadi Alfin, S.Ds., M.Ds.

Eksibisi Seni: Ruang Ekspresi


Mengenai Pameran di Ruang Dini

Ruang Dini hadir sebagai ruang komunal bagi para pemimpi dengan ide dan solusi kreatif.
Galeri yang terletak di Jalan Anggrek No. 46 ini senantiasa menghadirkan nilai dari hasil karya
kreatif multi-disiplin melalui kolaborasinya dengan berbagai kurator dalam menghasilkan
pameran-pameran seni.

Hidup Itu Ilustrasi Itu Hidup merupakan salah satu


pameran yang sedang berlangsung hingga 6 November
2022 mendatang. Pameran seni ilustrasi dan desain hasil
kurasi Kokken menampilkan karya-karya illustrator
inspiratif Aditya Pratama, Askar Moniaga, Bebi Salim,
Carissa Santoso, Evan Aditya, Ibam, Irma Shirley, Sarah
Amijo, dan Saffron x Adeline. Pameran dibuka untuk
publik, memberi kesempatan tiap orang untuk menikmati
ekspresi seni dan makna hidup di dalamnya.

Hidup dimaknai sebagai kumpulan ilustrasi yang


dituangkan pula dalam karya kreatif. Sementara itu,
ilustrasi mengekspresikan kekuatan emosi yang hidup.
Pemaknaan topik yang dalam ini menjadi sebuah atraksi
menggugah untuk mengetahui kisah-kisah hidup yang
kemudian dikemas dalam bentuk karya ilustrasi dan Gambar 1. Poster pameran
desain. Sumber: dokumentasi pribadi (2022)

Perjalanan Menikmati Ruang Ekspresi

Memasuki ruang pamer, seluruh pikiran dan


perasaan dinetralkan oleh dominasi warna putih dan
pencahayaan lampu dengan intensitas yang sama di setiap
sudut ruang. Alur sirkulasi diatur secara implisit oleh
pembatas ruang yang diberi sentuhan warna merah dan
biru kontras. Ketika berjalan menyusuri pajangan-
pajangan karya, berbagai perasaan hadir ketika melangkah
dari satu karya ke karya lainnya. Masing-masing karya bak
berkomunikasi dengan mengekspresikan emosi yang
berbeda-beda, memberikan makna dan pesan yang Gambar 2. Suasana ruang pamer
berbeda pula. Sumber: dokumentasi pribadi (2022)
Alicia Elena Jasmine (15220041)
DI3005 Desain Eksibisi
Kukuh Rizki Satriaji, S.Ds., M.T.
Eliihadi Alfin, S.Ds., M.Ds.

Sorot mata saya kemudian jatuh pada deretan ilustrasi karya Evan Aditya, yakni sepuluh
ilustrasi skenario rutinitas karakter imajinatif. Sang seniman sengaja mengilustrasikan karakter
abstrak dengan kisah kontinu antar panel karyanya. “Bookworm Bubu Animation” dilukiskan
dengan bentuk dan bahasa yang tak dikenal, namun mampu dimaknai melalui jelajah pikiran
mengenai pengalaman akan rutinitas eksisting diri sendiri. Pemahaman tersebut terasa secara
psikologis meskipun karya merupakan imajinasi liar senimannya. Relasi yang mendalam antara
visual dengan pengalaman sehari-hari memungkinkan saya untuk memahami karya sebagai suatu
pola keseharian, yakni sedari bangun tidur, beraktivitas, hingga kembali beristirahat.

“In this animation, I want people to see a daily routine that out of this world, with different
language, custom, dan forms. How would the viewer project the totally different thinks that
would be considered normal in Bubu’s world into their own daily routines, and it would help the
viewer to manifest an understanding of the character through the quick demonstration of its daily
routine.” — Efan Aditya tentang “Bookworm Bubu Animation”

Gambar 3. “Bookworm Bubu Animation”, ilustrasi karya Evan Aditya


Sumber: dokumentasi pribadi (2022)

Karya lain dari Evan Aditya bertajuk “Bottled Up” menarik perhatian saya pula dan
mampu saya maknai secara subjektif. Lewat ilustrasi tersebut, saya merasa bahwa manusia
terkadang tidak dapat bebas menyampaikan dan mengekspresikan perasaaanya. Menjadi
terbuka kepada sesama dan orang lain dianggap menunjukan kelemahan batas personal, padahal
hal tersebut adalah salah satu hak manusia. Senang, gundah, marah, dan emosi-emosi lainnya
bak dipaksa masuk ke dalam “botol” tak kasat mata. Emosi-emosi tersebut kemudian mendesak
karena terlalu penuh, membuat diri kita kewalahan. Akhirnya, kita berusaha untuk melarikan diri.
Namun, “botol” tersebut akan selalu kita bawa dan terikat dengan emosi-emosi yang telah
ditimbun di dalamnya.
Alicia Elena Jasmine (15220041)
DI3005 Desain Eksibisi
Kukuh Rizki Satriaji, S.Ds., M.T.
Eliihadi Alfin, S.Ds., M.Ds.

Gambar 4. “Bottled Up”, ilustrasi karya Evan Aditya Gambar 6. Saya menikmati karya pameran
Sumber: dokumentasi pribadi (2022) Sumber: Gracelyn Joanne (2022)

Sudahkah Menjadi Sarana Penyalur Ekspresi?

Filsuf Leo Tolstoy menyatakan fungsi seni sebagai


pemersatu umat manusia dalam pengalaman yang sama. Seni
yang dipertunjukan pada pameran “Hidup Itu Ilustrasi Itu
Hidup” mengilustrasikan kisah-kisah hidup yang dialami oleh
seniman dan dirasakan pula oleh audiens. Pengalaman yang
sama tersebutlah yang membuat pemaknaan audiens menjadi
lebih dalam karena ada rasa keterikatan dan keterlibatan di
dalamnya. Kisah hidup para seniman dituangkan dalam bentuk
yang mampu dipahami secara visual dan melalui rekaman otak
setiap orang. Eksibisi seni ilustrasi dan desain ini menjadi
sebuah ruang yang mempersilakan ekspresi tanpa batas, baik
dari para seniman maupun penikmatnya. Oleh karena itu, saya
menilai bahwa pameran “Hidup Itu Ilustrasi Itu Hidup” telah
benar menitik-beratkan topik yang dibawanya sehingga
Gambar 7. Interior pameran
menciptakan pameran yang berhasil. Sumber: dokumentasi pribadi (2022)
Alicia Elena Jasmine (15220041)
DI3005 Desain Eksibisi
Kukuh Rizki Satriaji, S.Ds., M.T.
Eliihadi Alfin, S.Ds., M.Ds.

Daftar Pustaka
[1] Satriaji, K. R. (2022). Modul 02: Exhibition Design Background.
[2] Sobandi, B. Bahan Belajar Mandiri: Penyelenggaraan Pameran Di Sekolah, 6.1-6.13. Bandung,
Indonesia: Universitas Pendidikan Indonesi. DIakses pada 27 Oktober 2022, dari
http://file.upi.edu/Direktori/FPSD/JUR._PEND._SENI_RUPA/197206131999031-BANDI_SOBANDI/2-
BBM_Seni_Rupa_lanjutan/Modul_6/01-RUANG_LINGKUP_PAMERAN.pdf
[3] Yunus, P. P. (2020). Komunikasi Ekspresif Estetik Karya Seni, 70-76. Makassar, Indonesia: Journal of

Media and Communication Sicence. Diakses pada 27 Oktober 2022, dari


https://www.researchgate.net/publication/341772047_KOMUNIKASI_EKSPRESIF_ESTETIK_KARYA_SENI

Anda mungkin juga menyukai