Anda di halaman 1dari 17

TUGAS I (UTS)

MATAKULIAH ESTETIKA
STRUKTUR, PEMAHAMAN, DAN PENIKMATAN ESTETIKA DALAM
POSTER BIRD BOX, INSIDIOUS THE LAST KEY DAN CUPLIKAN
VIDEO BUDE SUMIYATI LAYAK DISAYANGI

Oleh:
Kuwa Kuwi

Wanda Widalia Bachtiar - 1601180252


Adam Raga Jakwiba - 1601182472
Syafina Salsabila - 1601184450

Kelas: DK-42-05

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
INSERT FOTO NAMA, NIM, DAN TUGAS NILAI
Adam Raga Jakwiba - 1601182472
Mengetik, mengumpulkan data, penyemangat untuk
yang lain dikala malas, mengerjakan review Bude
Sumiyati

Wanda Widalia Bachtiar - 1601180252


Mengetik, mengumpulkan data, memberikan kata kata
indah di kata pengantar, mengerjakan review Bird
Box

Syafina Salsabila - 1601184450


Mengetik, mengumpulkan data, memberikan tempat
untuk mengerjakan, mengerjakan review Insidious

TOTAL:
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb puji syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan kita
kesehatan dan semangat untuk mengerjakan tugas ini. Tenang pak kita gak ngerjain H-1 kok.
Kita udah ngerjain dari H-4 kok. Tadinya kita mau ngerjain sabtu minggu lalu pak, tapi karna
kita mau nonton lalalafest akhirnya gajadi pak. Tau gak sih pak capek banget jalannya. Mana
gitu ujan, becek, terus dingin banget lagi pak. Masa pak kan kita dikasih minum ya dari
sponsor pas dibawah. Tapi pas di bodychecking masa diambil lagi. Kan kocak. Udah gitu pas
balik kita jalan hamper 4km lagi. Itu aja jalan kaki macet pak. Ya Allah. Terus juga pak masa
air mineral aja 35ribu, terus mie sedap sama floridina juga 30rb. Kan parah banget ya pak.
Aduh gak lagi lagi deh saya kesana. Tapi guest star nya asik pak. Gak rugi rugi banget sih.
Orang kita dapet tiket gratisan, hehe.

Di tugas ini insyaallah kami mengerjakan nya dengan baik, masing-masing orang dalam
kelompok kami pun ikut mengerjakannya walaupun mereka disibukkan dengan tugas
nirmana, lelah karena tugas lainnya juga tapi semuanya bisa kami atasi.

Terimakasih kepada Pak Lingga yang telah memberikan tugas ini karena kita jadi bisa
mengerjakan tugas sambil menyalurkan hobi/kesenangan kita terhadap analisis-analisis dari
tugas tersebut, semua nya kami kerjakan dengan sepenuh hati walaupun disertakan dengan
keringat dan air mata karena pusing memikirkan tugas lainnya.

Dari tugas ini pun kami belajar bahwa mengerjakan tugas tidak boleh H-1 sebelum
pengumpulan karena akan keteteran seperti yang kami alami, insyaallah kedepannya kami
mengerjakan tugas ini paling telat H-2 sebelum pengumpulan tugas.

Mau bercerita sedikit tentang keluh-kesah kami tentang pengerjaan tugas ini karena penuh
perjuangan untuk berkumpul dan mengerjakan tugas ini di H-1, berbagai drama kita alami
salah satunya anggota kelompok kami yang bernama Wanda Widalia memesan gojek 3 kali
sampai cancel karena gojek nya lama lalu setelah sampai di tengah jalan taunya hujan deras
mana abang gojek nya rese sekali dan dia tidak mempunyai jas hujan karena jas hujan nya
rusak.

Di sisi lain teman kami yang namanya Adam Raga Jakwiba motornya dipakai oleh temannya
sangat lama sehingga kami harus menunggu Adam untungnya setelah sampai disana kita
disambut hangat dengan keluarga nya Syafina Salsabila diantaranya diberi handuk lalu
dikasih makan, kita senang karena tidak perlu membeli makan sore.

Mungkin cukup sekian drama tentang kita dalam mengerjakan tugas ini, harap maklum jika
banyak kesalahan yang kami perbuat di tugas ini, tugas ini kami persembahkan untuk Pak
Lingga Agung dosen yang kami sayangi karena baik sekali dan selalu membuat kita tertawa
di setiap pertemuannya. Semoga dengan tugas ini tidak membuat kita mengulang di semester
depan. Amin

Sekian.
1. PENGERTIAN ESTETIKA

“ Estetika berasal dari kata sifat dalam bahasa Yunani, aisthetikos, yaitu berkenaan
dengan persepsi. Bentuk kata bendanya adalah aesthesis, yakni persepsi indrawi. Dan bentuk
kata kerjanya aisthanomal, yakni saya mempersepsi. ” (Suryajaya, 2016:1)

“ Estetika adalah aisthenasthai, yang artinya adalah penciptaan. Maka seni terutama
adalah soal menciptakan persepsi baru. ” (Sugiharto, 2014:17)

“ Estetik adalah suatu objek tercipta jika terjadi pencerapandan kesadaran akan
keindahan pada diri seseorang, sehingga dapat menyukai dan menikmati benda/karya
tersebut. ” (Burke, Home, dan Shaftesbury, Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam
Wacana Transformasi Budaya, 2001:157)

“ Estetik adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam
keindahan. ” (LiangGie, Desain dan Dunia Kesenirupaan Indonesia dalam Wacana
Transformasi Budaya, 2001:156)

“ Estetik pada dasarnya adalah ungkapan nilai-nilai. ” (Melvin Rader, 2001:160)

“ Estetika / keindahan adalah sifat kesempurnaan dan harmoni yang tampak dari suatu
tingkat keberadaan tertentu. Dan berarti juga penampakan sesuatu yang visual, tersirat di
dalamnya adanya harmoni dan spiritualitas. ” (Plato, Desain Komunikasi Visual Teori dan
Aplikasi, 2005:81-82)

“ Estetika / keindahan adalah suatu nilai hakiki dalam kehidupan manusia dan
dijadikan sebagai dasar dan tujuan hidupnya. ” (Ernest, Dimensi Seni Rupa dan Desain,
2009:210)

“ Estetika / Aisthesis yang berarti tanggapan atau pengawasan, lalu dipopulerkan


dengan nama Aesthetica yang mempelajari tentang keindahan. ” (Baumgarten, Desain
Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, 2010:1)

“ Menurut Luis Kastoff, estetika sebagai pengetahuan tentang yang indah dan hanya
berurusan dengan keindahan di dalam sebuah karya seni. ”

“ Stolnitz berpendapat bahwa estetika tidak hanya tentang yang indah saja, tetapi juga
yang buruk. ”

“ John Hospers mendefinisikan estetika sebagai renungan tentang objek estetis atau
karya seni, di samping juga membuat analisis mengenai konsep yang digunakan dalam
perenungan itu. ” (Ali, 2011:2)
2. STRUKTUR ESTETIKA

a. Unsur-Unsur Desain

Unsur Garis : Secara umum garis terdiri dari dua titik yang dihubungkan
(Dharsono,2007:70) yang juga mempunyai peran tersendiri, unsur titik juga bisa ikut
mendukung keindahan. Bentuk garis bisa bersifat lurus atau lengkung, namun keduanya
mempunyai bentuk dan karakter yang berbeda. Sifat garis yang umum dikenal yaitu lurus,
lengkung, dan bersudut. Dalam penggunaan, mempunyai arah seperti horizontal, vertikal,
diagonal. Garis pun memiliki dimensi seperti tebal, tipis, panjang, dan pendek, juga saling
berhubungan dalam bentuk garis paralel atau sejajar. Garis dalam Desain Komunikasi Visual
berperan untuk pemberian aksen sebagai, pembatas, dan kolom.

Gambar 1 : Garis Formal dan Nonformal

Unsur Bangun : Bangun adalah tubuh atau massa yang berisi garis-garis. Sedangkan
garis adalah bagian tepi atau garis pinggir bentuk suatu benda atau biasa disebut “kontur”
(Dharsono, 2007:71). Kontur memperlihatkan kepada kita bangun atau gerakan dari bentuk
itu sendiri. Sebagai contoh umum sepatu ; bentuknya adalah sepatu, tetapi konturnya
menunjukkan kita jenis dari sepatu itu sendiri, apakah itu sepatu olahraga, sepatu dansa,
sepatu pantai, dll.
Menurut Dharsono ada 4 perubahan unsur bangun yang terjadi karena latar sosial-
budaya.
 Stilisasi : Pengayakan kontur pada sebuah objek
Contoh : Notif batik, tatah sungging kulit, lukisan tradisional Bali, dll.
 Distorsi : Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter
Contoh : Aliran seni rupa kubisme yang dimana cenderung memperlihatkan
abstraksi objek kedalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan nilai
seni yang indah. Salah satu seniman yang paling terkenal dari aliran seni rupa
ini adalah Pablo Picasso. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah
Three Musicians.
 Transformasi : perubahan bentuk unsur bangun akibat unsur bangun yang
dipindahkan kepada unsur bangun lainnya.
Contoh : Transformation Sidewipe oleh Nathanael Kuiper
 Disformasi : perubahan unsur bangun yang dilakukan untuk mempresentasikan
sifat keseluruhan dari suatu objek.
Contoh : Lukisan – lukisan Salvador Dali
Gambar 2 : Bangun

Unsur Rasa Permukaan Bahan (Texture) : Sifat dan kualitas fisik dari permukaan
suatu bahan, seperti kasar, mengkilap, pudar atau kusam, yang dapat diaplikasikan secara
kontras, serasi atau berupa pengulangan-pengulangan untuk suatu desain. Biasanya tekstur
tersebut dapat menciptakan kesan tersendiri ketika dilihat atau dipegang.
Contoh : Lukisan – lukisan Leonardo da Vinci memiliki kekhasan texture nya
tersendiri.

Unsur Warna : Unsur ini yang sangat penting dalam karya seni maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Dharsono, ada 3 pembagian peran warna.
 Warna sebagai warna : Tidak perlu dipahami atau dihayati karena hanya sebagai
pemanis.
Contoh : Warna merah, warna hitam, warna putih, warna hijau, warna biru, dll.
 Warna sebagai representasi alam : Tidak bermaksud menyimbolkan sesuatu
karena hanya memberikan ilustrasi dari apa yang dilihat di lingkungan sekitar.
Contoh : Warna biru untuk menggambarkan air, warna hijau untuk
menggambarkan dedaunan, warna merah untuk menggambarkan api, dll.
 Warna sebagai benda/lambang/simbol : Kehadirannya disini untuk memberikan
tanda tertentu yang sudah merupakan kebiasaan umum atau pola umum.
(Dharsono, 2007:77)
Contoh : Warna merah untuk menyimbolkan keberanian, darah, gairah,
semangat, dan lainnya; warna putih menyimbolkan kesucian, alim, setia,
kebersihan; dan warna hitam untuk menyimbolkan dukacita, dendam,
kemurungan, dan lainnya.

Gambar 3: Warna

Unsur Ruang dan Waktu : Ruang terjadi karena adanya persepsi mengenai
kedalaman sehingga terasa jauh dan dekat, tinggi dan rendah, tampak melalui indra
penglihatan. Ruang memang tidak terlihat, tetapi bisa menjadi nyata, dengan keberadaan
benda-benda serta permukaan yang membatasi dan menegaskannya. Untuk meningkatkan
matra ke matra yang lebih tinggi dibutuhkan waktu (Dharsono, 2007:79). Hubungan antar
ruang merupakan bagian dari perencanaan desain, apakah itu berupa jarak antar huruf atau
huruf dengan gambar yang terletak di sebidang kertas. Ruang sebagai latar belakang dari
suatu objek yang diolah, umpamanya dengan memberi warna, tekstur, dll.
Dharsono mengatakan bahwa ruang dibagi menjadi ruang nyata dan ruang semu.
Ruang nyata adalah ruang yang dapat kita lihat dan kita rasakan secara langsung. Sedangkan
ruang semu adalah kebalikannya dari ruang nyata, yaitu tidak kita bisa rasakan secara
langsung seperti lukisan, film, dll.

b. Prinsip-Prinsip Desain

Paduan Harmoni (Keselarasan) : Prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan


di antara bagaian-bagian suatu karya. Keserasian adalah suatu usaha menyusun berbagai
macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen-elemen lain yang disusun secara
seimbang dalam suatu susunan komposisi yang utuh agar nikmat untuk dipandang. Suatu
unsur-unsur jika digabungkan akan tercipta suatu kombinasi atau keserasian yang menarik
(Dharsono, 2007:80)

Paduan Kontras : Kontras merupakan salah satu bumbu yang ada dalam desain.
Kontra sendiri dapat menghidupkan suatu desain tersebut. Kontras adalah dua hal yang sangat
berbeda tapi saat digabungkan menghasilkan sesuatu yang indah.

Paduan Irama (Repetisi) : Pola yang dibuat dengan cara menyusun elemen-elemen
visual secara berulang-ulang. Irama visual dalam desain dapat berupa repetisi dan variasi.
Repetisi adalah irama yang dibuat dengan penyusunan elemen berulang kali secara konsisten.
Variasi adalah perulangan elemen visual disertai perubahan bentuk, ukuran, atau posisi.

Paduan Gradasi :

c. Asas Desain

Asas Kesatuan : Desain dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak


harmonis, ada kesatuan antara tipografi, ilustrasi, warna, dan unsur-unsur desain lainnya.
Menciptakan kesatuan pada desain yang hanya memiliki satu muka, seperti poster dan iklan,
relatif lebih mudah dibandingkan bentuk buku atau folder yang memiliki beberapa halaman.
Contoh : Keindahan senja yang terbenam terbentuk bukan karena senjanya yang
terbenam, tetapi terbentuk karena kesatuan yang ada di sekitarnya.

Keseimbangan : Pembagian sama berat, baik secara visual maupun optik. Komposisi
desain dapat dikatakan seimbang apabila objek di bagian kiri dan kanan terkesan sama berat.
Ada dua pembagian keseimbangan menurut Dharsono.
 Keseimbangan Formal : Membagi sama berat kiri dan kanan atau atas dan
bawah secara simetris dan sama rata. Memiliki sifat statis, tetapi tidak
membosankan.
 Keseimbangan Nonformal : Penyusunan elemen-elemen desain yang
tidak sama antara sisi kiri dan kanan namun terasa seimbang.

Kesederhanaan : Ada tiga aspek kesederhanaan yang terdapat dalam karya seni,
yaitu kesederhanaan aspek, kesederhanaan struktur, dan kesederhanaan teknik (Dharsono,
2007:86). Kesederhaan memiliki nilai estetika yang tinggi karna dari kesederhanaan itu dapat
muncul sesuatu yang sangat menarik untuk dilihat mata.
Aktuensi : Suatu karya seni yang bagus harus memiliki titik berat sebagai perhatian.
Aktuensi adalah penekanan pada suatu titik didalam sebuah karya seni, dengan cara membuat
pengulangan ukuran serta kontras antara tekstur, nada warna, garis, ruang, bentuk, atau motif.
Contoh : Dalam sebuah karya seni hitam putih ditambahkan setitik merah yang akan
membuat karya seni tersebut terlihat estetik.

Proporsisi : Merupakan perbandingan antara satu bagian dari suatu objek atau
komposisi terhadap bagian yang lain atau terhadap keseluruhan objek atau komposisi.
3. PEMAHAMAN DAN PENIKMATAN DALAM ESTETIKA

a. Pemahaman Estetika
Pemahaman estetika dalam seni, bentuk pelaksanaannya melalui apresiasi. Apresiasi
seni merupakan proses sadar yang dilakukan seseorang dalam menghadapi dan memahami
karya seni. Apresiasi tidak sama dengan penikmatan, mengapresiasi adalah proses untuk
menafsirkan sebuah makna yang terkandung dalam karya seni.
Apresiasi memiliki demensi logis Apresiasi menuntut ketrampilan dan kepekaan
estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan pangalaman estetika dalam mengamati
karya seni. Pengalaman estetik bukanlah sesuatu yang mudah muncul atau mudah diperoleh,
karena untuk semua itu memerlukan pemusatan atau perhatian yang sungguh-sungguh.
Seorang pengamat yang sedang memahami karya sajian maka sebenarnya ia harus terlebih
dahulu mengenal struktur organisasi atau dasar-dasar penyusunan dari karya yang sedang
dihayati., artinya apabila seorang akan menghayati karya rupa, maka seseorang harus betul-
betul memahami atau mengenal struktur dasar dari seni. Misalnya : Seorang penghayat seni
rupa, maka ia harus terlebih dahulu mengenal struktur dasar seni rupa; ia harus mengenal
garis atau goresan, mengenal shape (bidang/bangun) yang dihadirkan, mengenal warna
dengan berbagai peranan dan fungsinya, mengenal dimensi ruang dan waktu dan lain
sebagainya, serta mengetahui asas desain penyusunan, juga karakter pada tiap unsur
pendukungnya.
 Teori “Empathy”
Contoh : Ketika kita melihat film di bioskop atau bermain game di PC, kita akan
merasa seolah-olah berada didalamnya. Hal ini terjadi karena kita memusatkan
diri secara emosional kedalam nilai-nilai instrinsik dan terlebih ekstrinsiknya,
 Teori “Psychical Distance”
Contoh : Ketika kita menikmati film animasi Princess monoke karya Ghibli, kita
menikmatinya walaupun bukan kenyataan. Hal ini menjelaskan bahwa distansi
tidak berhubungan dengan jarak fisik, tetapi keterlibatan seseorang dalam
menikmati film tersebut.

b. Penikmatan Estetika
Penikmatan sebagai proses psikologis, kurang memiliki aspek logis. Apresiasi
menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan
pengalaman estetika dalam mengamati karya seni. Pengalaman estetik bukanlah sesuatu yang
mudah muncul atau mudah diperoleh, karena untuk semua ittu memerlukan pemusatan atau
perhatian yang sungguh-sungguh. Pengalaman estetika dari seseorang, adalah persoalan
psikologis. Seseorang tidak hanya membahas sifat-sifat yang merupakan kualitas dari benda
estetik, melainkan juga menelaah kualitas abstrak dari benda estetik, terutama menguraikan
dan menjelaskan secara cermat, dan lengkap dari semua gejala psikologis yang berhubungan
dengan karya seni.
Hasil dari interaksi proses tersebut merupakan ultimatum senang atau tidak senang
terhadap keberlangsungan terhadap karya sastra. Tingkatan relatifitas tersebut juga tergantung
dari tingkat intelegtual seseorang dan latar budayanya. Tingkatan tersebut menurut Steppen
C. Pepper (Nanang Ganda, 2001) terdiri atas.

 Tingkatan pertama disebut; tingkat subyektif relatifitas, dimana seseorang dalam


memberikan ultimatum senang dan tidak senang karena adanya keputusan
subyektivitas, misalnya; “Saya senang karena film itu dimaikan oleh ....”, ultimatum
tersebut berdasarkan keputusan yang berorientasi pada selera pribadi, lepas sebelum
atau setelah menikmati karya tersebut.
 Tingkatan kedua disebut tingkat culture ralatifitas tingkat relatifitas ini merupakan
ultimatum senang atau tidak senang atas keputusan sikap psikologis karena ikatan
latar belakang budaya. Tingkatan ini selalu berorientasi terhadap sikap budaya dimana
mereka hidup. Alasan yang menyangkut atas budaya kesukuan, kebangsaan, dan
semua yang menyangkut tentang adanya orentasi budaya yang sepihak terhadap
budayanya.

 Tingkatan ketiga disebut tingkat biologikal relatifitas , di mana ultimatum senang


dan tidak senang didasari atas keputusan yang berdasarkan atas intrinsik yang muncul
setelah menikmati karya tersebut. Ultimatum tersebut hampir mendekati proses
apresiasi, namun masih banyak menggunakan aspek psykologis dibanding logika
pemahaman estetik. Keputusan senang dan tidak merupakan proses penikmatan karya
estetika yang sedang disajikan.

 Tingkatan keempat merupakan tingkatan relatifitas yang disebut Absolut, artinya


ultimatum senang atau tidak senang bukan dari intrinksik tetapi cenderung kepada
sikap ekstinksik. Ultimatum didasarkan atas pengaruh dari luar. Misal; Semua sastra
itu indah, tanpa berusaha menikmati dengan segala kekuatan aspek psikogis yang ia
punyai.
4. ANALISIS

A. Wanda Widalia Bachtiar – 1601180252. Poster Film : BIRD BOX

Gambar 4. Poster Bird Box


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Bird_Box

STRUKTUR ESTETIKA :
Unsur Desain : Warna hitam yang mendominan
pada poster dan juga warna coklat tua
melambangkan aura mencekam dan tegang yang
sedang di alami oleh ibu dan dua anak itu.

Prinsip Desain : Tekanan atau Emphasis karena


ukuran foto yang cukup besar di dalam poster
tersebut untuk memberi tau penonton bahwa film
tersebut memfokuskan cerita-nya ke mereka yang
bisa dibilang adalah korban dari Si Bird Box ini.

Asas Desain : Memiliki keseimbangan Asimetris


karena kiri kanan tidak begitu seimbang namun
terlihat seimbang dan enak dipandang.

PEMAHAMAN ESTETIKA :
Bird Box : Novel pasca-apokaliptik tahun 2014 dan novel oleh penulis dan penyanyi Josh
Malerman. Buku ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada tanggal 27 Maret 2014,
melalui Harper Voyager dan di Amerika Serikat pada 13 Mei 2014, melalui Ecco Press.
Buku ini tentang seorang wanita yang harus menemukan cara untuk membimbing dirinya
dan anak-anaknya ke tempat aman meskipun adanya ancaman dari musuh yang tak
terlihat. Cerita ini sebagian diceritakan melalui kilas balik dan berlangsung selama tiga
periode waktu. Malerman menulis draft kasar dari Bird Box sebelum rilis pada tahun
2008.

 Directed by : Susanne Bier


 Produced by : Dylan Cark, Chris Morgan, Clayton Townsend
 Screenplay by: Eric Heisserer
 Genre : Drama, Thriller
 Release Date : December 14,2018.
 Starring : Sandra Bullock, Trevante Rhodes, John Malkovich, Danielle
Macdonald, Sarah Paulson
 Distributed by : Netflix

Untuk memahami estetika di dalam poster itu bisa dibilang sangatlah mudah, dengan
melihat latar poster yang gelap menandakan bahwa suasana dalam poster itu sangatlah
mencekam dan juga melihat raut wajah sang artis di dalam poster terlihat tenang namun
tenang-nya mereka agar tidak terciduk oleh sesuatu hal dan juga Si Ibu yang memeluk
erat kedua anaknya terlihat sudah bahwa mereka sedang dalam bahaya. Aura horror dan
juga mencekam sangat dapat di dalam poster itu.

PENIKMAT ESTETIKA :
Empathy atau feeling into, istilah lain yang pernah dipakai adalah introjection,
autoprojection dan simbolyc sympathy; yang artinya sebagai merasakan diri sendiri ke
dalam sesuatu. Pada prinsipnya merupakan suatu teori tentang pemancaran perasaan diri
sendiri kedalam benda estetis. Mengapa Teori Empati? Karena, saat saya melihat poster
itu saja saya sudah merasakan ketegangan pemain saat berada didalam situasi itu dan juga
suasana yang sangat mencekam dan juga horror sehingga saya sebagai penikmat film
thriller atau horror tertarik untuk menonton serial drama ini.

KESIMPULAN:
Dari hasil analisis diatas yaitu poster maupun serial drama Bird Box memberikan suasana
mencekam dan seram yang terlihat pada unsur warna, prinsip, dan asas desain yang
posternya miliki. Sehingga, buat para penggemar serial drama horror atau mungkin film
horror dan juga thriller, hanya dengan melihat poster tersebut akan merasa tertarik
ataupun tertantang untuk menonton serial drama itu. Ditambah dengan gambar artis-nya
yang besar, yang sedang ada disituasi yang bisa dibilang menegangakan membuat nilai
plus dalam poster ini.

B. Adam Raga Jakwiba – 1601182472. Video : BUDE SUMIYATI LAYAK


DISAYANGI | FROYONION MEETS

Gambar : Potongan Video BUDE SUMIYATI LAYAK DISAYANGI | FROYONION


MEETS
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=FsJWXzBi3SM , 18 Januari 2019

STRUKTUR ESTETIKA :
Unsur Desain : Warna merah dominan yang di hasilkan dari lighting ini memberikan
kesan artsy pada cuplikan video tersebut ditambah warna rambut merah dari Bude
Sumiyati itu sendiri yang membuat cocok dengan warna lightingnya.

Prinsip Desain : Cuplikan video tersebut memiliki harmoni dan kontras yang terlihat
sangat kuat membuat gambar tersebut enak untuk dilihat.

Asas Desain : Cuplikan video tersebut memiliki keseimbangan nonformal dan juga
aktuensi.
PEMAHAMAN ESTETIKA :
Siapa yang tidak kenal Bude Sumiyati? Sosok nyentrik dan memeable di social media.
Neti Herawati a.k.a Bude Sumiyati membuat ramai khalayak internet dengan berbagai
postingannya. Siapa kira ternyata itu semua ada orang dibaliknya, kami mencoba
menelusuri perjalanan kehidupan Bude Sumiyati di balik layar internet untuk mengenal
lebih dekat sosok Neti Herawati sesungguhnya.
Bude Sumiyati Layak di Sayangi merupakan video wawancara yang di upload oleh salah
satu channel youtube Indonesia, yaitu Froyonion. Bude Sumiyati merupakan salah satu
public figure yang sedang viral saat ini di media sosial. Di video tersebut memperlihatkan
kisah dari Bude Sumiyati, dari kisah hidupnya, arti dari tattonya dll.

Pemahan Estetikanya terlihat dari cuplikan tersebut , cuplikan dari Bude Sumiyati Layak
diSayangi memiliki unsur prinsip dan asas estetika di dalamnya , hal-hal tersebut untuk
mempercantik visual serta menambah efek tertentu seperti prinsip desainnya yang
memakai prinsip tekanan untuk memberikan efek bahwa itu adalah ditunjukan wajah dari
Bude Sumiyati dan potongan mata Bude Sumiyati itu sendiri atau unsur desain warna
yang menunjukan sisi kontras yang menambah keestetisan dari cuplikan tersebut.

PENIKMATAN ESTETIKA :
Cara menikmati cuplikan video Bude Sumiyati Layak Disayangi tersebut melalui teori
empati, seperti halnya cuplikan video tersebut mempunyai nilai tersendiri seperti yang di
tuliskan diatas dan ketika saya melihat cuplikan video tersebut menurut saya termasuk
keren.

KESIMPULAN :
Dari hasil analisis diatas yaitu cuplikan video memberikan suasana yang nyantai yang
terlihat pada unsur warna, prinsip, dan asas desain yang cuplikan videonya miliki.
Sehingga, buat para penonton yang menontonnya menjadi terkesima akan cuplikan video
tersebut. Ditambah dengan gambar Bude Sumiyati-nya yang besar, yang sedang ada
disana membuat penggemarnya puas untuk melihat Bude Sumiyati

C. Syafina Salsabila – 1601184450. Poster Film : INSIDIOUS THE LAST KEY

Gambar : Insidious The last key : Creation (2018)


Sumber: https://itunes.apple.com/us/movie/insidious-the-
last-key/id1330834754

STRUKTUR DESAIN:
Unsur Desain : Warna dominan hitam dan biru pada
poster sebagai kegelapan dan terkesan dingin agar
posternya terkesan sangat seram.

Prinsip Desain : Poster tersebut memiliki keharmonian


dalam elemen pada posternya secara seimbang sehingga
penasaran untuk dilihat dan mudah dimengerti

Asas Desain : Poster tersebut memiliki keseimbangan


formal
PEMAHAMAN ESTETIKA:
Insidious The Last Key : Creation ini merupakan sekuel dari Insidious yang pertama. Di
film ini menceritakan tentang Elise yang harus menghentikan teror roh jahat di bekas
rumahnya di New Mexico. Elise harus kembali ke bekas rumahnya yang sudah dibeli oleh
seseorang karena dirumah tersebut mendapat gangguan spiritual, Elise bersama dua
asistennya mendatangi rumah tersebut dan di malam pertama Elise yang dibantu kedua
asistennya mulai melakukan ritual. Sosok hantu wanita muncul dan menuntun Elise untuk
mengikutinya. Tiba-tiba Elise disergap hantu tersebut dan mengatakan “tolong dia” pada
Elise, Elise pun melawan dan berhasil mengalahkan iblis tersebut

Sutradara : Adam Robitel


Produser : Jason Blum, Oren Peli, James Wan
Penulis Naskah : Leigh Whannell
Genre : Horor, Thriller
Tanggal Rilis Perdana : 05 Januari 2018
MPAA Rating : Bimbingan Ortu
Studio : Universal Pictures

Pemain Film Insidious The Last Key :

Lin Shaye …..Elise Rainier


Ava Kolker …..Elise Rainier kecil
Hana Hayes …..Elise Rainier ramaja
Angus Sampson …..Tucker
Leigh Whannell …..Specs
Spencer Locke …..Melissa Rainier
Caitlin Gerard …..Imogen Rainier
Bruce Davison …..Christian Rainier
Pierce Pope …..Christian Rainier kecil
Thomas Robie …..Teenage Christian remaja
Josh Stewart …..Gerald Rainier
Kirk Acevedo …..Ted Garza
Tessa Ferrer …..Aubrey Rainier
Javier Botet …..Key Face
Joseph Bishara …..Lipstick-Face Demon

Untuk memahami estetika yang terdapat didalamnya sangat mudah, dengan melihat poster
yang memiliki warna kegelapan malam hari dan mencekam itu sudah pasti adalah film
horor, apalagi ini film yang dinanti-nanti oleh orang-orang. Terlihat estetis juga pada
latarnya malam hari dengan kabut memenuhi langit dan ada tangan serta jari jari yang
berbentuk kunci menyeramkan tetapi estetis membuat terasa aura horor dan estetis nya.

PENIKMATAN ESTETIKA :
Untuk menikmati estetika pada poster tersebut, saya menilai melalui teori empati.
Empathy atau feeling into, istilah lain yang pernah dipakai adalah introjection,
autoprojection dan simbolyc sympathy; yang artinya sebagai merasakan diri sendiri ke
dalam sesuatu. Pada prinsipnya merupakan suatu teori tentang pemancaran perasaan diri
sendiri kedalam benda estetis. Sewaktu kita menikmati ceritera, kita tidak hanya
mengenal mereka, tetapi kita juga merasa terlibat dengan mereka
Mengapa teori empati? Karena pada poster maupun film nya saya bisa merasakan apa
yang para pemain rasakan, seperti ketegangan, kaget, takut saya pun ikut merasakan dan
ikut terbawa ke dalamnya. Dan ada rasa greget kepada pemain ketika ada adegan yang
sangat menegangkan.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis diatas yaitu poster maupun film Insidious The Last Key: Creation ini
menyuguhkan suasana mencekam dan seram yang terlihat pada unsur warna, prinsip, dan
asas desain yang posternya miliki. Dengan begitu, para penikmat horor pasti penasaran
akan jalan cerita dan tertarik untuk berhenti sejenak dan melihat poster yang memiliki
estetika serta dengan melalui teori empati mereka pun bisa ikut merasakan apa yang
pemain film nya rasakan.
5. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
materi pada makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya
juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Dari buku :
1. Widagdo. 2005. Desain dan Kebudayaan. Bandung: Penerbit ITB
2. Pudjiastuti, Suptandar, Kusmiati. R. 2010. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual.
Jakarta: Penerbit Djambatan
3. Supriyono. 2010. Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Penerbit ANDI
4. Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka belajar
5. Irawan, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Griya Kreasi

Dari internet :

1. dir102.weblog.esaunggul.ac.id. (2016, Agustus). ESTETIKA, SENI, dan DESAIN.


Diperoleh 29 September 2017, dari http://dir102.weblog.esaunggul.ac.id/wp-
content/uploads/sites/5857/2016/08/Estetika-PPT-UEU-Pertemuan-2_Irma-
Damayantie.ppt
2. materikuliahyuniyuniasari19.blogspot.co.id. (2017, 16 April). Pemahaman Estetika.
Diperoleh 29 September 2017, dari
http://materikuliahyuniyuniasari19.blogspot.co.id/2017/04/pemahaman-estetik.html
Wikipedia. (24 Februari 2017). John Wick 2. Diperoleh 1 Oktober 2017, dari

Daftar Gambar dari Internet :

1. http://www.belajarcoreldraw.co/2011/11/garis-dijadikan-vector-pada-coreldraw.html
2. http://rangga-racun.blogspot.co.id/2012/10/unsur-unsur-dalam-desain-grafis-
desain.html
3. https://htmlcolorcodes.com/resources/best-color-palette-generators/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Bird_Box
5. https://www.youtube.com/watch?v=FsJWXzBi3SM
6. https://itunes.apple.com/us/movie/insidious-the-last-key/id1330834754

Anda mungkin juga menyukai