BAHASA INDONESIA
UNTUK SANTRI FASE E (KELAS 10)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Ta'ala, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya kepada kita semua. Selawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai teladan
sempurna bagi umat manusia.
Buku teks pelajaran adalah buku yang dirancang khusus untuk memberikan
informasi dan pembelajaran mengenai suatu mata pelajaran tertentu. Buku teks
pelajaran digunakan di sekolah atau madrasah sebagai sumber utama atau bahan
pendukung dalam proses pembelajaran. Fungsi utama buku teks pelajaran adalah
menyajikan materi pelajaran dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami oleh
para santri. Sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih optimal karena ada sumber
bacaan yang lengkap.
Hadirnya Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Santri Fase E (Kelas
10) merupakan bagian dari upaya perbaikan pada bidang pendidikan, khususnya
dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter, membuka wawasan,
dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi santri agar mampu berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Buku ini disusun dengan penuh dedikasi dan kerja keras dari para pengajar
Bahasa Indonesia Pesantren Al-Ma’tuq. Kami berkomitmen untuk menyajikan materi
yang komprehensif, relevan, dan sesuai dengan kurikulum terbaru. Kami berharap
buku ini dapat memberikan manfaat besar bagi para santri kelas 10, membantu
mereka dalam memahami, menguasai, dan mengembangkan kemampuan bahasa
Indonesia dengan optimal.
Kami formulasikan buku yang telah disusun ini menjadi buku yang sesuai
dengan nilai-nilai Pesantren Al-Ma’tuq. Buku teks pelajaran yang kamu pegang ini
terdiri dari enam bab utama dan beberapa sub bab di dalamnya. Memang tidak begitu
kompleks atas apa yang telah disusun, karena buku ini kami tulis dengan ringkas.
Kami berharap buku ini mudah dipelajari dan diaplikasikan.
Selain itu, kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyusunan buku. Semoga buku
ini dapat menjadi panduan yang baik dalam perjalanan belajar santri di Fase E (kelas
I
10). Semoga buku ini membawa manfaat positif bagi kemajuan dan keberhasilan
pembelajaran di masa yang akan datang.
Karena buku ini dibuat ringkas, maka setiap guru pengampu dan para santri
bisa lebih mengembangkan pembelajaran dengan melengkapi dan menambahkan
sumber bacaan lainnya. Akhir kata, semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan
taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semua kesalahan diampuni dan apa yang
telah dilakukan ini semoga menjadi pahala kebaikan. Amin.
Daftar isi
Prakata - i
Daftar Isi - iii
Daftar Gambar - iv
Capaian Pembelajaran Fase E (Kelas 10) - v
Bab 1 Laporan Hasil Observasi
(Mengamati Lingkungan Pesantren yang Tak Biasa) - 1
Bab 2 Menanggapi Isu Sosial
(Berpendapat dengan Bijak dan Santun) - 21
Bab 3 Teks Narasi yang Kaya akan Nasihat
(Mengkaji Petuah yang Melimpah) - 42
Bab 4 Bernegosiasi agar Sepakat
(Negosiasi Lisan dan Tulisan) - 74
Bab 5 Teladan dalam Biografi
(Meneladani Kisah Orang-Orang Saleh) - 89
Bab 6 Bersastra dengan Puisi
(Menyajikan Puisi Sepenuh Hati) - 112
Glosarium – 127
Daftar Pustaka – 131
Sumber Internet – 132
Biodata Penulis – 133
Catatan - 136
II
Daftar Gambar
III
Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik
mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik
mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak
orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan
mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan
bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.
IV
4. Menulis
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam
bentuk teks informasional dan atau fiksi. Peserta didik mampu menulis teks
eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi
kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak
maupun digital.
Sumber:
CP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Fase A-Fase F (BSKAP Kemdikbudristek)
V
BAB 1
LAPORAN HASIL OBSERVASI
(MENGAMATI LINGKUNGAN PESANTREN YANG TAK BIASA)
A. Asesmen Diagnosis
“Semua Tentang Saya”
Data Pribadi
Nama Lengkap (Panggilan) : ...................................................................
Tempat, Tanggal Lahir
: ...................................................................
Alamat Tempat Tinggal
: ...................................................................
Aktivitas Kegemaran
: ...................................................................
Cita-Cita : ...................................................................
Data Tambahan
1. Hal apa yang paling kamu sukai di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
2. Hal apa yang sering kamu amati di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
3. Hal apa yang jarang kamu lihat dan dengar di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
4. Hal baik dan menarik apa yang membuatmu penasaran di pesantren
dan kamu belum mengetahuinya?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
5. Apa yang kadang membuatmu bosan di pesantren?
1
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
B. Tujuan Pembelajaran
Mengamati dengan cermat, menulis dengan tepat, dan mempresentasikan
dengan hebat.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Coba cermati, apa yang dilakukan ke empat santri di atas! Mereka sedang
melakukan apa? Mereka sedang berada di area gedung yang baru saja dibangun
dan dipakai oleh santri baru. Mereka melihat semua hal yang ada di gedung
baru. Mereka melihat kamar asrama dari luar dan kemudian masuk ke dalamnya
untuk melakukan pengamatan.
2
pikirkan dan sebutkan hal-hal baik dan menarik yang tidak biasa di sekolah atau
pesantren.
D. Infografik
Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa dan budaya. Saking
banyaknya, Indonesia memiliki 652 bahasa daerah. Ini adalah bukti bahwa
negara kita, dari Sabang sampai Merauke penuh dengan keberagaman. Banyak
sekali budaya dan bahasa di negara kita tercinta yang mungkin belum banyak
dikenali oleh masyarakat umum.
Beberapa bahasa daerah yang paling umum di Indonesia antara lain Jawa,
Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, dan masih banyak lagi.
Keanekaragaman bahasa ini mencerminkan keanekaragaman budaya dan etnis
di Indonesia. Hal ini juga menciptakan tantangan dan peluang unik dalam
komunikasi di antara berbagai kelompok etnis dan wilayah di Indonesia. Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan dan komunikasi nasional di
tengah keberagaman bahasa dan budaya. Nah, pernahkah kamu amati hal seperti
ini? Apa nama bahasa daerah yang ada di daerahmu? Lebih lengkapnya mari
kita simak infografik berikut ini.
3
Gambar 1.2 Indonesia Kaya Bahasa Daerah
Sumber Inspirasi Infografik:
https://twitter.com/IndonesiaBaikId/status/1165194535581798401
(diakses, 26 September 2023)
E. Pemahaman
Observasi secara etimologi bermakna pengamatan. Teks laporan hasil
observasi adalah teks yang menjelaskan hasil pengamatan atau observasi yang
dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek atau kejadian. Dalam teks
laporan, penulis mengumpulkan data dan informasi melalui pengamatan
langsung, kemudian menganalisis, dan menafsirkannya untuk membuat
kesimpulan dan rekomendasi.
Ketika santri membuat suatu laporan, maka proses yang ia lakukan secara
tidak langsung akan menambah wawasan dan pengalaman. Lebih jelasnya
Purnawanti (84, 2021) mengemukakan 5 fungsi laporan. Pertama, sebagai bahan
pertanggungjawaban. Kedua, alat penyampai informasi. Ketiga, alat
pengawasan. Keempat, bahan penilaian. Kelima, bahan pengambilan keputusan.
4
Pada penyajiannya, teks laporan hasil observasi tidak hanya disusun dalam
bentuk tulisan lengkap. Teks laporan hasil observasi juga bisa dalam bentuk
infografik dan buku tempel. Infografik bisa dibuat secara digital dengan
membutuhkan keahlian desain dan komputer. Untuk mengasah kreativitas, teks
laporan hasil observasi bisa disajikan dalam bentuk buku tempel. Buku tempel
akan memudahkan santri dalam mencermati informasi dan
mempresentasikannya kepada orang lain. Buku tempel biasanya dibuat di kertas
karton dengan menempelkan beberapa tulisan dan gambar. Berikut ini adalah
contoh buku tempel.
Teks laporan hasil observasi dapat ditulis dalam bentuk naratif atau
deskriptif, tergantung pada jenis data yang diperoleh dan tujuan dari observasi.
Teks laporan hasil observasi dalam bentuk naratif bertujuan untuk menceritakan
suatu rangkaian peristiwa dari hasil pengamatan. Bahasa naratif sering kali
melibatkan kata ganti orang pertama atau orang ketiga. Biasanya ada
penggunaan waktu lampau atau sekarang, tergantung pada kapan peristiwa
terjadi.
5
sifat, kata keterangan, dan kata benda deskriptif untuk menggambarkan objek
atau pengalaman.
Secara sederhana, teks laporan hasil observasi bisa dipilah menjadi tiga
bagian. Tiga bagian itu yakni, pernyataan umum (pengantar), deskripsi bagian
(penjelasan detail objek), dan deskripsi manfaat (fungsi objek).
F. Linguistik (Kebahasaan)
Kebahasaan Umum
1. Objektif dan Akurat
Teks laporan hasil observasi harus ditulis secara objektif dan akurat,
sehingga tidak ada interpretasi atau penilaian subjektif dari penulis.
Contoh:
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, jumlah santri dan
santriwati yang izin di hari Sabtu mencapai 200 orang, sedangkan pada
hari Ahad mencapai 250 orang.
3. Detail
Teks laporan hasil observasi harus dengan bahasa detail dalam
menggambarkan objek atau kejadian yang diamati.
Contoh:
Warna hijau pada daun tumbuhan tampak lebih cerah pada pagi hari
dibandingkan dengan sore hari. Hal ini disebabkan oleh sinar matahari
yang lebih kuat pada pagi hari.
Kebahasaan Khusus
1. Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat
6
Sudah jelas bahwa dalam setiap teks terdapat bentuk bahasa, mulai dari
kata hingga kalimat. Mari kita bahas perbedaan antara kata, frasa,
klausa, dan kalimat.
a. Kata
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Kata
bisa berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, dan sebagainya.
Contoh: rumah, lari, besar, cepat.
b. Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang bersama-sama membentuk unit
makna, tetapi frasa tidak memiliki subjek dan predikat yang
membentuk pikiran lengkap seperti dalam kalimat atau klausa.
Contoh:
- di perpustakaan
- dengan senang hati
- anak laki-laki
c. Klausa
Klausa adalah kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat
yang membentuk pikiran lengkap.
Contoh:
- Dia belajar di perpustakaan
- Ketika saya pulang
d. Kalimat
Kalimat adalah rangkaian kata-kata yang membentuk pikiran atau
ide lengkap. Kalimat biasanya terdiri dari subjek dan predikat.
Kalimat dapat berupa pernyataan, pertanyaan, dan perintah.
- Contoh kalimat pernyataan:
Indah sedang belajar di perpustakaan.
- Contoh kalimat pertanyaan:
Apakah kamu sudah makan?
- Contoh kalimat perintah:
Tolong tutup pintunya, Nak!
2. Kalimat Pasif
7
Kalimat pasif ditandai oleh kata dengan imbuhan di- yang melekat
pada kata kerja atau kata lainnya. Imbuhan di- yang menandai kalimat
pasif dan di yang menunjukkan suatu tempat ditulis berbeda. Imbuhan
di- yang menandai kalimat pasif ditulis dengan merangkaikannya pada
suatu kata. Lalu, di yang difungsikan untuk menunjukkan kata tempat
atau posisi ditulis terpisah.
Contoh:
Di- yang Dirangkai Di yang Dipisah
dilakukan di sana
disayangi di antara
ditemani di rumah
disambungkan di atas meja
dilaksanakan di balik pintu
3. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah bentuk kalimat yang mengungkapkan suatu
makna kata. Kalimat definisi berisi penjelasan tentang suatu hal.
Kalimat definisi bisa disusun dengan kata adalah, ialah, dan
merupakan. Contoh:
Pesantren Al-Ma’tuq adalah lembaga yang ada di bawah naungan
Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah.
4. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi berisi gambaran sesuatu dengan kata-kata secara
jelas dan rinci. Hal yang digambarkan bisa berupa warna, tempat, jenis,
dan lain-lain.
Contoh:
Pesantren Al-Ma’tuq terletak di Kecamatan Cisaat, Kab. Sukabumi,
kurang lebih 2 kilo meter dari pasar Cisaat.
G. Contoh Teks
"Taman Kota Harmoni"
Pernyataan Umum (Pengantar)
Taman Kota Harmoni adalah salah satu ruang terbuka hijau yang terletak di
pusat kota. Taman ini dibangun sebagai upaya untuk memberikan warga kota
tempat rekreasi yang nyaman dan bersahabat. Dengan luas area yang mencapai
1 hektar, Taman Kota Harmoni menjadi destinasi populer bagi masyarakat yang
ingin melepaskan penat setelah seharian beraktivitas.
8
Deskripsi Bagian (Penjelasan Detail Objek)
Taman ini terbagi menjadi beberapa bagian yang dirancang dengan baik.
Area utama taman memiliki pemandangan yang indah dengan pepohonan
rindang, kolam dengan air jernih, dan jalanan setapak yang membelah taman
dengan apik. Pada bagian tengah taman, terdapat area bermain untuk anak-anak
yang dilengkapi dengan perosotan, ayunan, dan area pasir yang aman. Di sisi
lain, terdapat lapangan terbuka yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan
komunitas seperti olahraga atau pameran.
Salah satu daya tarik utama Taman Kota Harmoni adalah keberadaan taman
bunga yang berada di sudut timur. Taman bunga ini menampilkan beragam jenis
bunga yang ditanam secara estetis. Sejumlah tempat duduk dan gazebo tersebar
di seluruh taman, menciptakan suasana yang nyaman dan ramah bagi
pengunjung yang ingin bersantai.
9
pesantren yang menjadi bagian darinya. Pembangunan ini berlokasi di Markaz
Tahfiz Al-Bassam Pesantren Al-Ma’tuq.
“Kelas IPA”
Kelas IPA merupakan kelas peminatan bagi santri Pesantren Al-Ma’tuq
pada jenjang Madrasah Aliyah. Tujuan kelas IPA adalah untuk menjadikan
pribadi santri yang tidak hanya pandai dalam memahami agama, tapi juga
memahami ilmu-ilmu seputar pengetahuan alam. Kelas IPA merupakan kelas
yang menjadi sarana bagi santri dan santriwati Pesantren Al-Ma’tuq untuk
menggapai cita-citanya. Umumnya santri yang masuk kelas IPA ingin menjadi
seorang dokter, ilmuan, dan lainnya.
10
pengetahuan alam memang tidak kalah penting dengan ilmu agama. Tentu
dalam hal ini kelas IPA juga melaksanakan proses pembelajaran dengan materi
seputar keagamaan, meski tidak terlalu banyak seperti kelas Agama. Penyatuan
materi IPA dan keagamaan secara optimal di kelas IPA bertujuan untuk
melahirkan generasi yang unggul dalam bidang IPA dan agama, memiliki
wawasan internasional, dan mampu menghadapi tantangan global.
Selain hal yang telah dipaparkan di atas, pendirian kelas IPA juga bertujuan
untuk melahirkan ilmuan penghafal Al-Qur’an yang pintar dalam bidang
biologi, kimia, dan fisika, serta memahami ilmu agama. Santri-santri kelas IPA
tetap menjaga hafalan Al-Qur’an mereka dengan aktif dalam kelompok-
kelompok hafalan (halaqoh). Tentunya dengan peningkatan kualitas santri
tentang pengetahuan alamnya juga.
“Kelas Agama”
Jurusan agama adalah jurusan yang telah ditetapkan di Pesantren Al-Ma’tuq
sejak awal adanya jenjang Madrasah Aliyah (MA). Jurusan agama di Pesantren
Al-Ma’tuq Markaz Al-Bassam dimulai ketika angkatan pertama mulai
memasuki jenjang Aliyah tahun 2019/2020. Hal ini dikerenakan angkatan
pertama jenjang MA waktu itu akan dan baru ada. Rencana jurusan agama
sebetulnya sudah ada sejak santri angkatan pertama ada di kelas 7 dan 8.
Para peminat jurusan agama memilih jurusan agama bukan tanpa alasan.
Mereka, santri-santri Al-Bassam yang memilih jurusan agama memiliki alasan
11
tersendiri. Mayoritas dari mereka ingin melanjutkan pendidikannya ke
keagamaan di universitas atau perguruan tinggi timur tengah. Selain itu mereka
juga berkeinginan menjadi seorang ustaz, ulama, atau tokoh agama.
Sebagian dari mereka juga ada yang ingin melanjutkan ke jurusan ekonomi
syariah di perguruan tinggi. Ada juga yang mengatakan ragu untuk memilih
jurusan IPA karena ketidakpastian. Mereka beranggapan terkait hal ini karena
jurusan IPA merupakan jurusan baru dan belum ada alumninya. Kelas agama
menurut pengamatan kami, telah menjadi bagian dari upaya santri dalam
mencari bekal untuk masuk ke jenjang perkuliahan.
Sumber: tugas kelas 10 (Razqa)
Alat pemadam kebakaran biasanya terdiri dari beberapa jenis yang memiliki
karakteristik sendiri. Salah satu jenisnya adalah yang berisi air yang dicampur
dengan nitrogen atau karbondioksida. Selain itu, ada juga alat pemadam
kebakaran yang memadamkan api dengan mengeluarkan serbuk kering, yang
biasanya bertujuan untuk memadamkan api yang berasal dari bahan kimia.
Jenis lain dari alat pemadam kebakaran adalah yang memiliki busa dan
karbon dioksida. Kedua hal tersebut dapat membuat api tidak mendapatkan
12
suplai oksigen yang dibutuhkan untuk tetap menyala. Hal ini membuat alat
pemadam kebakaran ini sangat cocok untuk memadamkan api yang ditimbulkan
dari berbagai material.
Pada umumnya, api membutuhkan tiga hal agar tetap hidup, yaitu bahan
bakar, oksigen, dan panas. Ketiga hal ini juga sering disebut sebagai segitiga
api. Untuk memadamkan api, perlu untuk mengeliminasi salah satu aspek dari
ketiga hal tersebut.
Jika kamu memadamkan api dengan air, maka kamu akan malah menambah
suplai oksigen karena air mengandung oksigen. Ini sebabnya mengapa
penggunaan alat pemadam kebakaran sangat efektif untuk mencegah api terus
terbakar.
H. Latihan
Latihan Kelompok
Buatlah kelompok bersama beberapa temanmu. Latihan kelompok di bawah
ini menyajikan beberapa situasi yang membuat masing-masing kelompok
harus berpikir dan berdiskusi bersama. Jangan takut salah, gurumu akan
membimbing agar diskusimu bisa berjalan.
13
Pada satu tempat, di perkotaan setiap jalur yang dilalui kendaraan pasti
memiliki persimpangan. Berdasarkan ilustrasi tersebut sebutkan topik-
topik apa saja yang dibahas dengan mengurutkannya berupa kalimat
utama!
Latihan Individu
1. Di bawah ini adalah contoh kalimat dalam deskripsi manfaat, kecuali...
a. Dengan berwudu menggunakan air bersih kita akan mendapatkan
kesegaran maksimal.
b. Mengonsumsi obat secara teratur akan cepat menghilangkan nyeri
pada lutut.
c. Barang-barang yang tidak terpakai jangan langsung dibuang ke
tempat sampah.
d. Oleh karenanya makanan yang telah membusuk harus cepat
dibuang.
e. Tanaman obat adalah jenis tumbuhan yang dapat diambil
manfaatnya untuk kesehatan badan.
14
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................
BAB 2
MENANGGAPI ISU SOSIAL
(BERPENDAPAT DENGAN BIJAK DAN SANTUN)
A. Asesmen Diagnosis
“Masalah Sosial”
15
1. Apakah ada berita terbaru tentang masalah sosial di daerahmu saat ini?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Bagaimana tanggapanmu terhadap isu sosial yang terjadi di sekitar?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Apa kritikmu atas masalah yang terjadi tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
B. Tujuan Pembelajaran
Menanggapi isu sosial dengan cermat melalui anekdot, memberi opini
berupa solusi, dan bertindak baik atas masalah yang terjadi.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Menurutmu adakah hal aneh pada gambar di bawah ini? Secara sekilas,
gambar suasana masjid ini biasa saja. Masjid ini memiliki interior yang sama
seperti masjid pada umumnya. Namun jika diperhatikan dengan sudut pandang
yang lain akan berbeda.
16
Apakah kamu melihat orang-orang yang sedang beribadah di masjid ini?
Kalau benar tidak lihat, lalu ke mana orang-orang pergi?
Ini adalah fenomena yang terjadi pada beberapa masjid. Sekarang ini
banyak masjid dibangun begitu megah, tapi sedikit yang memakmurkannya. Ke
mana perginya anak-anak muda dengan semangat dan kekuatannya yang masih
prima? Saat azan berkumandang, siapa yang segera dan berangkat menuju
masjid? Untukmu santriwati, maukah memiliki suami yang tidak suka ke
masjid?
Kebanyakan dari mereka yang bersegera pergi ke masjid adalah orang tua,
bukan anak muda. Jelaslah bahwa hal yang berat itu bukan rindu, melainkan
menegakkan salat lima waktu di masjid. Anak-anak muda perlu semangat dalam
beribadah agar tidak menyesal dikemudian hari. Atas hal semacam ini, adakah
kritik yang bisa kamu sampaikan?
D. Infografik
Di antara kegiatan yang dapat menambah wawasan santri dalam memahami
isu sosial adalah membaca suatu informasi. Membaca adalah bagian dari
keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima). Membaca adalah satu
kegiatan yang menyenangkan. Kita bisa mendapat banyak informasi dari apa
yang dibaca. Pentingnya membaca dalam pengembangan intelektual telah lama
diakui sebagai salah satu fondasi pendidikan. Tak terkecuali pada era sekarang
ini adalah tentang literasi digital.
17
Gambar 2.2 Literasi Teknologi Digital
Sumber:
https://www.inews.id/multimedia/infografik/infografik-pemerintah-targetkan-50-juta-masyarakat-
indonesia (diakses, 12 Januari 2024)
E. Pemahaman
Menanggapi isu sosial adalah hal yang dapat membuat seseorang menjadi
lebih kritis. Dalam KBBI, kritis bermakna tajam dalam penganalisisan. Bentuk
kritis yang baik bisa didapatkan ketika seseorang menyampaikan suatu kritik
yang konstruktif. Kritik yang berupa saran membangun demi kemajuan objek
atau subjek yang dikritisi.
18
Teks kritik adalah jenis tulisan yang menyampaikan pendapat, evaluasi,
atau analisis terhadap suatu karya, fenomena, atau kebijakan. Teks kritik sama
dengan teks eksplanasi, isinya menjelaskan tentang suatu objek secara lengkap.
Tujuan dari teks kritik adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam
terhadap suatu hal yang diteliti, mengeksplorasi aspek-aspek positif dan negatif,
dan memberikan pandangan pribadi atau sudut pandang kritis terhadapnya. Teks
kritik bersifat subjektif, namun pendapatnya harus didukung oleh argumen dan
bukti yang jelas.
Bentuk kritik tidak hanya berupa esai, eksplanasi, atau tulisan ilmiah
populer. Kritik juga bisa disampaikan berupa anekdot. Anekdot adalah cerita
singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran
terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
Anekdot berbeda dengan humor. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang
yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan humor bertujuan untuk
menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting. Anekdot ditulis
dengan lima struktur teks sebagai berikut.
1. Abstraksi (Permulaan suatu kejadian)
2. Orientasi (Pengenalan peristiwa)
3. Krisis (Puncak Peristiwa)
4. Reaksi (Respon peristiwa)
5. Koda (penutup cerita)
19
Hal-hal yang lucu itu bisa berupa cerita yang tak terduga, perbandingan
yang kreatif, atau situasi yang aneh.
F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Kalimat Langsung dan Tak Langsung
Anekdot bisa disusun dalam bentuk dialog dengan memasukkan kalimat-
kalimat langsung. Jika anekdot disusun dengan bentuk naratif, maka
kalimat yang ditulis adalah kalimat tak langsung. Kalimat langsung adalah
kalimat yang ditulis persis seperti pembicaraan aslinya, menggunakan
tanda kutip, dan struktur kalimat tetapnya tidak berubah. Kalimat tak
langsung adalah kalimat yang disampaikan ulang dalam ucapan tanpa
menggunakan kata-kata asli, bisa tidak menggunakan tanda kutip, dan
struktur kalimatnya dapat berubah.
20
Contoh Kalimat Langsung:
Dadan : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau
mengajar selalu duduk, tidak pernah mau
berdiri.”
Contoh Kalimat Tak Langsung:
Dadan merasa heran dengan dosen ilmu politik. Beliau kalau mengajar
selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.
2. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat yang dirancang untuk mempengaruhi atau
menggerakkan perasaan pendengar atau pembaca. Tujuan utamanya adalah
untuk menciptakan efek emosional atau persuasif.
Contoh:
Apakah kita akan membiarkan ketidakadilan terus berlangsung di muka
bumi ini?
3. Kata Teknis
Kata teknis adalah suatu istilah yang ada pada bidang tertentu.
Contoh:
Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer digital dengan
tingkat ketelitian 0,1 derajat Celsius.
4. Konjungsi
Konjungsi adalah kata atau kelompok kata yang digunakan untuk
menghubungkan kata, frasa, atau klausa dalam suatu kalimat.
Contoh:
Saya suka makanan pedas, tetapi tidak dengan adik saya.
6. Imbuhan
Imbuhan adalah bagian dari suatu kata yang diberi penambahan untuk
membentuk kata baru dengan makna tertentu. Imbuhan dapat mengubah
21
arti dari bentuk kata dasar. Berikut adalah beberapa jenis imbuhan dan
contohnya.
a. Prefiks (awalan), melamar, belajar, dan dibaca.
b. Infiks (sisipan), melaju, telunjuk, dan gerigi.
c. Sufiks (akhiran), timbangan, panaskan, dan temani.
d. Konfiks (awal dan akhiran), ketakutan, perkotaan, dan perjalanan.
7. Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang digunakan untuk
menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu.
Contoh:
Tolong ambilkan buku ini dari rak atas.
G. Contoh Teks
”Anak Kecil dan Seorang Bapak“
Seorang anak kecil bertemu dengan bapak-bapak. Tempatnya di sebuah
tongkrongan dekat pos kamling. Sang anak bertanya, “Bapak sedang apa?”.
“Sedang menghisap rokok, Dek, masa enggak lihat” jawabnya.
Lalu anak kecil itu menjawab, “Saya masih bisa lihat pak, enggak buta
seperti Bapak.” Ia berkata kemudian bergegas lari sembari tertawa.
“Kurang ajar kamu!” Balas bapak itu marah dengan muka merah karena
malu.
Sumber: tugas kelas (Chairul)
22
Murid : “Karena Tuhan itu satu, Bu.”
Guru : “Ini matematika, Nak! Bukan pelajaran agama.”
Murid : “Memangnya kenapa, Bu? Kan Tuhan yang
Membuat matematika.”
Guru : “Itu tidak mungkin! Tidak ada buktinya kalau Tuhan
Itu ada.”
Murid : “Ada kok. Buktinya kita ada, Bu.”
Guru itu pun terdiam dan sadar bahwa selama ini ia salah. Lalu sang guru
pun belajar agama dan masuk Islam.
Sumber: tugas kelas 10 (M. Abdan S.)
23
Permasalahan yang pertama adalah penebangan kayu liar. Indonesia
memang terkenal dengan industri berbahan kayu yang bahkan kepopulerannya
telah sampai ke tingkat dunia. Namun sayangnya bahan-bahan kayu tersebut
diambil dari hutan tanpa memperhatikan kelestariannya sehingga banyak hutan
yang habis ditebangi. Akibatnya, hutan menjadi gundul dan kehilangan fungsi-
fungsinya.
Sumber:
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-esai (diakses, 13 Januari 2024)
24
“Peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan
dan Masa Depan Manusia”
Kecerdasan Buatan atau biasa kita sebut AI (Artificial Intelligence) seolah
menjadi angin baru yang tengah berhembus kencang di era digital ini. Sosok AI
yang memiliki kemampuan belajar dan berpikir layaknya manusia ini, bukan
hanya menjadi “anak emas” dalam bidang teknologi, tetapi juga berpotensi
memberikan dampak revolusioner dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya
pendidikan.
Pertama, AI membawa metode belajar baru yang lebih interaktif dan efisien.
Dengan AI, proses belajar tak lagi harus berlangsung dalam ruangan kelas
dengan puluhan santri. Sistem pembelajaran AI yang disesuaikan dengan
kecepatan dan gaya belajar masing-masing individu membuat setiap santri
memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pemahaman optimal.
“Membangun Jembatan
Menuju Masa Depan yang Berkualitas”
25
Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan sebuah masyarakat
yang berkembang dan berkelanjutan. Dunia pendidikan tidak hanya menjadi
tempat para santri belajar membaca, menulis, dan menghitung, tetapi juga
menjadi wahana untuk mengasah keterampilan, membentuk karakter, dan
menanamkan nilai-nilai yang mendasar. Sebagai suatu sistem yang kompleks,
dunia pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk generasi masa depan.
Peran guru juga tidak dapat diabaikan. Guru bukan hanya sebagai pengajar,
tetapi juga sebagai pembimbing dan inspirator. Meningkatkan kualitas
26
pendidikan memerlukan investasi dalam pengembangan profesional guru.
Lembaga pendidikan juga perlu mendukung metode pengajaran inovatif dan
membangun lingkungan kerja yang positif.
H. Latihan
Latihan Kelompok
“Menulis Teks Kritik Sosial”
1. Tujuan Tugas
Mengembangkan kemampuan santri dalam menganalisis dan
mengevaluasi isu-isu sosial melalui penulisan teks kritik sosial.
Dengan tugas ini, santri tidak hanya dapat mengembangkan
keterampilan menulis, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka
terhadap isu-isu sosial yang relevan dalam masyarakat.
2. Langkah-langkah:
1) Pilih Topik
Pilih satu topik sosial yang menurutmu memiliki dampak besar
pada masyarakat. Contoh topik dapat mencakup isu lingkungan,
keagamaan, kemiskinan, pendidikan, atau isu-isu aktual lainnya.
27
pemahaman menyeluruh tentang isu tersebut. Setelah itu,
identifikasi faktor-faktor penyebab dan dampak dari isu tersebut.
6) Evaluasi
Evaluasi tulisan kritik sosial yang telah selesai. Kamu bisa
meminta bantuan teman sekelas untuk memberikan saran. Berikan
pedoman evaluasi yang mencakup kriteria seperti kedalaman
analisis, kejelasan argumen, dan sumber-sumber yang digunakan.
Latihan Individu
1. Malam Jumat adalah malam yang paling banyak ditemukan politisi
melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama yang
sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi
28
kampung yang diterjang banjir paling parah dan kebetulan di sana
banyak wartawan meliput sehingga dia semakin bersemangat
menyerahkan bingkisan.
Dalam teks tersebut kalimat yang memiliki makna tersirat berupa
sindiran adalah…
a. Darman semakin bersemangat menyerahkan bingkisan ketika
banyak wartawan yang meliput.
b. Pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan blusukan ke
daerah-daerah banjir.
c. Darman (maaf bukan nama yang sebenarnya dan bukan
sebenarnya nama).
d. Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah.
e. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput.
2. “Bebas Hukuman”
Pada suatu pagi yang cerah, di ruang kelas sedang berlangsung proses
pembelajaran. Dikarenakan kondisinya agak santai, guru terlibat
percakapan dengan satu di antara banyak muridnya.
Murid : "Bu, Ibu guru... Izin tanya, Bu!"
Guru : "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan,
Pul?"
Murid : "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang
dihukum karena perbuatan yang belum
dilakukannya?"
Guru : "Ya jelas tidak boleh, Pul. Seseorang itu baru
boleh dihukum apabila dia terbukti
bersalah."
Murid : "Begitu ya. Saya juga bebas dari hukuman
kan, Bu? Soalnya Saya belum mengerjakan
PR."
Guru: "Itu beda. Kamu, ya!"
Percakapan murid dan guru di atas adalah contoh teks anekdot.
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut adalah...
a. Selalu mengerjakan PR di sekolah.
b. Mengerjakan PR jangan karena takut dihukum.
c. Menjadi murid harus pandai berbicara.
d. Jangan main-main dengan seorang guru.
e. Tuntaskan tugas sekolah sesegera mungkin.
29
BAB 3
TEKS NARASI YANG KAYA AKAN NASIHAT
(MENGKAJI PETUAH YANG MELIMPAH)
A. Asesmen Diagnosis
“Cerita di Daerahmu”
1. Pernahkah kamu mendengar suatu cerita dari kakek atau nenek?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Tentang apa cerita yang disampaikan oleh kakek atau nenek?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Dari siapa cerita itu berasal dan di mana latar tempat cerita tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati teks narasi, menelaah nilai-nilai yang didapat, dan
menerapkannya dalam kehidupan.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Materi teks narasi dapat kita integrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Di
dalam Al-Qur’an terdapat kisah-kisah manusia dan kejadian masa lampau.
30
Namun berbeda dengan hikayat, kisah-kisah di dalam Al-Qur’an terjamin
kebenarannya. Dalil Al-Qur’an tentang kisah masa lampau misalnya terdapat
pada surah Al-A’raf yang artinya, “Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar
mereka berpikir” (Q.S. Al-A’raf: 176).
Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam. Untuk itu, peringatan Al-
Qur’an tersebut adalah untuk kita semua. Kita diingatkan agar membaca dan
menyimak kisah-kisah lampau untuk dijadikan contoh dan bahan renungan
berpikir. Apabila kisah tersebut mengandung nilai positif, tentu bisa ditiru.
Namun apabila isinya tentang hal-hal yang negatif, maka peristiwa tersebut
dapat menjadi cermin untuk dijauhi dan ditinggalkan. Konsep seperti ini juga
sama dengan teks narasi yang memiliki nilai-nilai kehidupan agar bisa ditiru.
Narasi bermakna kisah atau cerita. setiap orang memiliki cerita hidupnya
sendiri yang unik dan berharga. Cerita-cerita tersebut dapat bervariasi dari
pengalaman, perjuangan, kebahagiaan, kegagalan, dan banyak aspek kehidupan
lainnya. Berbagi cerita dapat menjadi cara yang kuat untuk saling terhubung,
memahami, dan mendukung satu sama lain. Beberapa orang membagikan cerita
mereka untuk menginspirasi orang lain. Cerita hidup dapat menjadi sumber
motivasi dan pengajaran, karena melalui pengalaman orang lain, kita dapat
belajar banyak hal tentang cara mengatasi berbagai tantangan.
D. Infografik
31
Gambar 3.2 Indonesia Beragam
Sumber:
https://indonesiabaik.id/infografik/kita-indonesia-satu-dalm-keberagaman
(diakses, 16 Januari 2024)
32
pada istana, kerajaan). Cerita rakyat menjadi bagian dari teks narasi karena di
dalamnya termuat kisah-kisah dan peristiwa yang dialami oleh tokoh tertentu.
Hikayat adalah bentuk sastra lama yang berasal dari tradisi lisan dan
kemudian tertulis. Hikayat menceritakan kisah-kisah heroik atau legendaris dari
masa lalu. Hikayat berasal dari kata Arab, hikayah yang berarti cerita atau kisah.
Seiring dengan perkembangan Islam, hikayat menjadi salah satu bentuk sastra
populer di nusantara dan wilayah sekitarnya.
E. Pemahaman
Teks narasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu
kisah atau rangkaian peristiwa. Fokus utama dari teks narasi adalah memberikan
informasi tentang kejadian-kejadian yang ada, mengembangkan karakter, dan
suasana cerita. Teks narasi dapat disusun dengan sepenuhnya narasi deskriptif
atau perpaduan antara narasi dan dialog. Tujuan dibuatkannya cerita adalah
untuk dulce et utile (mendidik dan menghibur). Selain dari adanya nilai-nilai
edukasi, dalam teks narasi juga terdapat hiburan dalam bentuk kata-kata yang
indah dan menarik.
Banyak yang menganggap bahwa teks narasi hanya ada pada cerpen saja.
Karakteristik tulisan pada teks narasi lebih bersifat umum dan mencakup
beberapa jenis tulisan. Teks narasi dapat disusun menjadi bentuk fiksi atau
ilmiah. Teks narasi fiksi umumnya termasuk dalam satu jenis sastra, yakni
prosa. Contoh dari teks narasi fiksi seperti cerita inspiratif, cerpen, novel,
novelet, cerita rakyat, dan komik. Teks narasi juga bisa bersifat ilmiah. Teks
narasi yang bersifat ilmiah banyak hadir pada tulisan seperti biografi,
autobiografi, catatan perjalanan, dan laporan naratif.
Teks narasi terbagi menjadi lima struktur yang terdiri dari orientasi,
rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi. Orientasi berisi pengenalan
karakter dan peristiwa awal. Rangkaian peristiwa berisi banyak situasi-situasi
33
yang tak terduga yang terjadi pada tokoh. Cerita berlanjut ke bagian komplikasi
yang berisi konflik dan masalah-masalah. Lalu resolusi menceritakan tentang
solusi atau jalan keluar dari konflik yang ada. Pada bagian penutup ini
pengarang biasa mengakhiri kisah dengan penekanan amanat.
Dalam menulis cerita, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
Pertama, cari terlebih dahulu sumber cerita yang akan kamu buat. Bisa dari
pengalaman pribadi, pengalaman seseorang yang dekat denganmu, kisah nyata
yang dibumbui imajinasi, dan lainnya. Kedua, tentukan tema dan judul cerita
agar jelas bagaimana kamu memulai kisahnya. Buatlah judul yang sederhana
namun menarik pembaca. Ketiga, buatlah konsep yang menjawab unsur-unsur
intrinsik cerita. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik yang ada dalam suatu
cerita.
1. Tema
Tema adalah pesan atau ide pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui cerita. Dari tema ini nantinya diturunkan menjadi judul yang
menarik. Biasanya tema lebih sederhana dan bermakna dibanding judul.
2. Alur
Alur adalah jalannya cerita. Alur cerita adalah urutan peristiwa atau
rangkaian kejadian yang hadir dalam suatu prosa atau narasi.
4. Latar
Latar menyangkut tempat, waktu, dan suasana di mana cerita atau peristiwa
berlangsung. Latar tempat menjawab di mana, latar waktu menjawab kapan,
dan suasana menjawab bagaimana dan seperti apa.
5. Sudut Pandang
34
Sudut pandang adalah arah pandang pengarang dalam cerita. Sudut pandang
cerita ada yang memakai orang pertama dengan tanda saya atau aku dan ada
yang memakai orang ketiga dengan tanda dia atau nama tokoh.
6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis dalam cerita.
Umumnya, amanat ada pada bagian resolusi sebagai penutup cerita agar
lebih berkesan.
Dalam cerita selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik. Unsur-unsur
eksternal dalam cerita disebut dengan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik cerita berasal
dari luar unsur utama. Arisni dan Aicha (2022) menjelaskan, ada tiga hal yang
termasuk dalam bahasan unsur ekstrinsik, yakni latar belakang pengarang, latar
belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung.
2. Latar belakang pengarang merupakan unsur yang datang atau timbul dari
keadaan penulis. Latar belakang penulis menyangkut kondisi pengarang,
kehidupan pengarang, dan aliran tulisan pengarang. Termasuk dalam latar
belakang penulis juga agama dan budaya atau kebiasaan.
3. Unsur ekstrinsik juga termasuk nilai-nilai. Nilai-nilai yang ada pada cerita
meliputi nilai agama, nilai Moral, dan yang lainnya. Nilai berkaitan dengan
amanat yang terkandung dalam cerita.
Dalam teks narasi ada empat nilai yang dapat dibahas. Empat nilai itu
tentang pendidikan, religius, moral, dan sosial. Nilai pendidikan membahas
tentang petuah yang menuntun seseorang agar semangat dan terus belajar. Nilai
religius membahas ajaran-ajaran yang berkorelasi dengan agama dan Tuhan.
Nilai moral membahas tentang kejujuran dan kebaikan hidup di luar dari
keagamaan. Dan nilai sosial membahas hubungan yang baik antar individu.
F. Linguistik (Kebahasaan)
35
Kebahasaan cerita bisa memulainya dengan perbandingan cerita lama
berupa hikayat dan cerita modern berupa cerpen. Hikayat dan cerpen adalah dua
bentuk naratif yang berbeda, meski keduanya merupakan suatu cerita. Berikut
adalah perbedaan utama antara hikayat dan cerpen dalam tinjauan bahasa.
Dalam teks hikayat juga terdapat majas. Majas adalah gaya bahasa untuk
menciptakan efek tertentu, yang tidak biasa. Majas sering kali digunakan oleh
penyair atau pengarang untuk memberikan keindahan pada bahasa. Berikut ini
adalah jenis-jenis majas dan beberapa contohnya yang dapat kamu cermati.
1. Majas Pertentangan
• Anakronisme
Gaya bahasa yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa dan
zamannya.
Contoh:
- Setelah Cecep lahir, ia lantas berbicara kepada ibunya.
36
- Hang Tuah melihat arloji, lalu menghidupkan pesawat televisinya.
• Paradoks
Gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan
fakta yang ada.
Contoh:
- Hati boleh panas tapi kepala tetap dingin agar kita tidak salah dalam
mengambil keputusan.
- Jiwanya terasa sepi di tengah bingar-bingar kemeriahan.
2. Majas Perbandingan
• Hiperbola
Gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan suatu kenyataan.
Contoh:
- Air matanya mengalir, membanjiri taman-taman.
- Tubuhnya kurus tinggal tulang berbalut kulit.
• Personifikasi
Gaya bahasa yang menggambarkan suatu hal seolah-olah hidup seperti
manusia.
- Kobaran api melahap puluhan rumah dalam waktu sekedap saja.
- Ketika rindu datang, ia hadir memeluk kesendirian yang tak
terlukiskan.
3. Majas Penegasan
• Retoris
Gaya bahasa untuk menanyakan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu
dijawab.
Contoh:
- Adakah orang yang dapat menolak ajal?
- Manusia mana yang tak butuh uang?
• Tautologi
Gaya bahasa berupa pengulangan kata dengan penggunaan sinonimnya.
Contoh:
- Apa maksud dan tujuanmu datang ke sini pagi ini, Raja?
- Joko jadi marah dan murka karena perbuatan Siti.
4. Majas Sindiran
• Ironi
37
Gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu dibalik keadaan sebernarnya.
Contoh:
- Rapormu bagus, ada warna merahnya.
- Harga sayur di pasar itu murah sekali sampai tidak ada orang yang
mau beli.
• Sinisme
Gaya bahasa berupa sindiran langsung dengan setulus hati.
Contoh:
- Sudah, hentikan bujuk rayumu karena hanya akan membuatku
semakin sakit.
- Anakku, tidak ada untungnya punya banyak uang jika sedekah saja
selalu berupa koin.
G. Contoh Teks
“Kehidupan Guru”
Oleh Ikhsan Abdul Aziz
Tiga tahun setelah pernikahan, kisah cinta sang guru sekolah bernama
Maman dan istrinya Siti kian berseri. Suasana rumah tangga yang tetap hangat
membuktikan bahwa mereka mampu melewati tahun pertama dan kedua
pernikahan dengan baik. Bukan tanpa masalah—keduanya hidup dalam damai
—menerima setiap kondisi perasaan. Setiap sore pada hari bekerja, Maman
pulang dengan senyuman lebar dan Siti selalu menyambutnya hangat.
“Assalamualaikum, Bapak pulang,” ucap Maman agak lemas.
“Wa’alaikumussalam. Dadan, itu Bapak pulang.” Jawab Siti. “Bapak...
Mmuach.” Dikecup tangan Maman dengan gembira oleh Dadan.
38
Itulah kehidupan Maman dan keluarganya. Rumah tangga Maman memang
baik-baik saja. Ketika ada problem keluarga, mereka berdua selalu melerainya
dengan cara yang apik. Maman dan Siti saling bekerja sama untuk membangun
rumah tangga yang bahagia. Saling memahami, melengkapi, dan membantu satu
sama lain. Masalah yang ada pada kehidupan Maman adalah beberapa momen
dalam pekerjaan yang membuatnya kadang tidak bersemangat. Maman adalah
guru di sekolah swasta dengan gaji seadanya. Ia berpikir bahwa di Indonesia,
profesi dengan kerja serius digaji bercanda dan profesi yang kerja bercanda
digaji serius. Maman pernah berkata kepada Siti, “Lucunya negeri ini, ingin
mencerdaskan kehidupan bangsa tapi tidak ada keseriusan untuk
menyejahterakan para pendidik”.
Karena para siswa sudah ujian dan tidak ada pembelajaran di kelas, Maman
saat itu bisa fokus untuk menyelesaikan laporan guru. Maman berharap dengan
menyelesaikan tugas itu, ia bisa mendapat honor tambahan untuk membeli
pencuci wajah Siti dan susu Dadan yang sudah lima hari habis. Kemudian
selama satu pekan maman berkonsentrasi untuk merampungkan tugas. Maman
terbiasa bekerja seperti itu tanpa lelah karena target yang sudah bulat.
Lalu tugas itu akhirnya selesai tepat pada waktunya. Laporan guru itu
akhirnya selesai dan Maman segera mengirimkannya kepada Pak Katro. Maman
lega, kerja keras selama satu pekan membuahkan hasil yang memuaskan. Bagi
Maman, tugas yang selesai tepat waktu itu adalah hal yang membuatnya
bahagia. Langkah selanjutnya tinggal mengerjakan hal lain dan menunggu
honor tambahan yang menurutnya kecil kemungkinan ada. Saat kondisi seperti
39
ini barulah Maman bisa agak santai, bisa mengobrol dengan guru lain, dan
menyeduh susu kental manis hangat kesukaannya.
“Beres ya, Pak Maman?” tanya retoris Pak Katro dengan bahagia.
“Alhamdulillah. Sudah, Pak. Satu pekan penuh saya rampungkan laporan itu.”
Maman menjawab dengan perasaan yang juga bahagia, karena mengikuti lawan
bicara. Cukup sampai di situ, Pak Katro kemudian bergegas pergi ke kantornya
seolah tidak mau ditanya hal lain. Di atas kursi reyot dan meja kusam, Maman
kemudian melamun sembari minum susu kental yang dari tadi gelasnya ia
genggam. Dalam hati ia berkata, “Senang sekali bisa membantu, tapi pedih
sekali jika tidak dihargai.”
Dua pekan pasca kejadian itu, belum ada tanda-tanda harapan Maman
terkabul. Maman mengemu dan berpikir bahwa ia sepertinya harus menunggu
awal bulan lagi untuk membeli kebutuhan istri dan anaknya. Jauh panggang dari
api, harapannya memang tidak sesuai realitas. Maman semakin paham bahwa
kepuasan mengajar itu bukan tentang dapat honor, melainkan melihat
bagaimana anak-anak didiknya dapat tumbuh dan berkembang.
Malam hari sebelum tidur—saat di mana harapannya hilang—Maman
mengeluhkan kekesalannya kepada Siti. “Sayang... Menurutmu kenapa ya, Pak
Katro tidak memberi upah atas tugas yang telah selesai?” tanya Maman dengan
perasaan pasrah. “Mungkin sekolah sedang butuh biaya untuk keperluan lain,
Pak,” jawab Siti seperti kebingungan. “Ya bisa jadi sih. Kemarin sekolah
memang berencana membetulkan kamar mandi yang rusak. Tapi apakah seberat
itu memberi uang, padahal itu kan tugas yang sebetulnya bukan kewajibanku.”
Maman membalas dengan nada agak naik, karena kenyataan yang menurutnya
tidak logis. Siti kemudian memeluknya pelan, membisikkan sesuatu kepadanya,
“Balasan atas semua kerja kerasmu itu bukan di dunia, Pak. Dunia ini tidak
seberapa dibanding satu tetes kenikmatan di akhirat.”
40
“Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak”
Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti
mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di
antara Selat Laut dan Selat Makassar.
Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan
laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun
membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.
Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu
menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan
lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan
prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh
persis saat Datu Mabrur membuka matanya.
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu
membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk
menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya,
megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di
sela-sela karang tajam.
“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung
karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau
aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
41
“Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana
bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan
gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”
“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-
cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama
ini.
Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan
memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak
sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu
kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”
“Setuju, Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat
membutuhkan air.
Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu
mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan
itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja
Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi
mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka
ria.
42
sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak.
Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!
Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan
menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi
kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan
syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari
dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak
dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.
43
Baju yang mereka pakai pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan
begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun
kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Putri Kuning sedikit berbeda, ia tak
terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah
kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada
dengan kakak-kakaknya.
Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-
putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian
inginkan?” tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon.
“Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga. 9 anak raja
meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Lain halnya dengan
Putri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya.
“Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak-
kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku, sungguh baik
perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan
hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
Selama sang raja pergi, para putri semakin nakal dan malas. Mereka sering
membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka.
Karena sibuk menuruti permintaan para putri yang rewel itu, pelayan tak sempat
membersihkan taman istana. Putri Kuning sangat sedih melihatnya karena
taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Putri Kuning mengambil
sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daundaun kering dirontokkannya,
rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi.
Semula inang pengasuh melarangnya, namun Putri Kuning tetap berkeras
mengerjakannya.
“Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil
melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan.
Putri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut
terjadi berulang-ulang sampai Putri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa
44
merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah
kakak-kakaknya.
“Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan
apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!” kata Putri Kuning
dengan marah.
“Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!” ajak Putri Nila. Mereka
meninggalkan Putri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari,
sampai ayah mereka pulang.
Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan putrinya masih bermain di danau,
sementara Putri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal
itu, raja menjadi sangat sedih.
“Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apaapa
selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang
raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri,
namun benda itu tak pernah ditemukannya.
“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar
dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Putri Kuning dengan lemah lembut.
“Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,”
ucapnya lagi.
Keesokan hari, Putri Hijau melihat Putri Kuning memakai kalung barunya.
“Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku,
karena aku adalah Putri Hijau!” katanya dengan perasaan iri.
45
kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Putri Kuning
meninggal.
Sumber:
Kesusastraan Melayu Klasik dalam Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud
46
tetangga dekatnya. Laki-laki tersebut hanya mengangguk tanpa balik
memperkenalkan diri. Sambutannya hambar.
Tanpa disangka, jawaban tetangga baru yang baik hati itu meluluhkan hati
laki-laki tersebut. Maka jawabnya, “Baik, di lain waktu kita saling
mengunjungi, insyaallah.”
Beberapa waktu kemudian, pada suatu siang, saudara da’i meminta istrinya
untuk mengunjungi rumah tetangganya tersebut. Tujuannya untuk mengenal
istri laki-laki pemabuk agar istrinya berkenalan dengan istri laki-laki itu. Setelah
mengetuk pintu dan memperkenalkan diri serta melakukan pembicaraan yang
sedikit alot, akhirnya diizikanlah sang saudara da’i itu untuk bertamu ke rumah
tetangganya.
Selesai kunjungan yang singkat itu, sang istri kembali pulang dalam kondisi
menangis. Ia menjelaskan kepada suaminya bahwa kondisi rumah yang baru
dikunjunginya itu sangat tidak layak. Tidak ada alas di lantainya sama sekali.
47
Anak-anak mereka tidur di atas lantai. Padahal, di Arab, terutama Saudi,
keberadaan karpet yang tebal sebagai alas lazim ada hampir di setiap rumah.
Sang istri juga menjelaskan bahwa botol bekas minuman keras berserakan
di dalam rumah disertai aromanya yang menyengat. Anak-anak tetangganya
yang masih bayi pun tidak menggunakan pampers, memaksa sang ibu harus
membersihkan air kencing dan kotoran yang berserakan di lantai. Hal tersebut
diperparah dengan kelakuan ayah anak-anak tersebut yang gemar mengajak para
pemuda untuk pesta khamr di rumah mereka. Bahkan terkadang, ketika
suaminya sudah hilang kesadaran, para pemuda itu berusaha mendobrak pintu
untuk masuk ke area tengah rumah. Sehingga, istri dan anak-anaknya terpaksa
mengunci diri di dalam kamar.
Perbincangan dua tetangga itu pun dimulai. Saudara sang da’i tidak
berbicara kecuali tentang keagungan Allah. Beliau menjelaskan tentang
kebesaran Allah, kelembutan-Nya, kasih sayang-Nya, kedekatan-Nya dengan
hamba-Nya, ampunan-Nya dan sifat-sifat terpuji lainnya. Tiba-tiba saja laki-laki
itu menangis dan berkata, “Saya tidak pernah mendengar ucapan seperti ini, dan
tidak pernah ada orang yang berani menjelaskan hal ini kepadaku. Kondisi saya
sudah sangat jauh dari Allah Rabb alam semesta.”
Tahukah Anda apa yang terjadi setelah itu? Ia tidak mau ditinggalkan oleh
laki-laki salih ini. Ia khawatir imannya kembali lemah dan teman-temannya
yang buruk kembali menariknya kepada maksiat dan dunia yang kelam.
48
Sementara ia sudah mendapatkan kenikmatan dengan duduk bersama tetangga
barunya ini. Bahkan, ia minta sambil bersumpah dengan nama Allah.
Sumber:
https://almathbaah.com/index.php/2023/08/21/berharganya-kunjungan-tetangga/ (diakses, 16 Februari
2024)
H. Latihan
Latihan Kelompok
“Tiga Pengembara Lapar”
49
Dikisahkan, tiga orang pengembara, yaitu Buyung, Kendi, dan Awang,
sedang dalam pengembaraan. Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka
sangat kelaparan, tetapi perbekalan mereka sudah habis.
Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar, bahwa mereka
bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam
keadaan seperti ini. Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya
mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.
1. Coba diskusikan, nilai hikayat apa saja yang terkandung dalam cerita
di atas! Sampaikan bukti kutipan teksnya!
2. Pelajaran apa saja yang dapat diambil dari cerita tersebut?
Latihan Individu
1. Beruntung sekali sekali Ina, pergi bersama Iaz 10 tahun yang lalu dan
sekarang ia sudah menjadi istri pejabat dengan hidup serba
berkecukupan. Iyalah Iaz, sudah tampangnya baik ramah pula. Inilah
pejabat yang kita harapkan dari dulu, baik ke rakyat apalagi kepada
istrinya. Selain memiliki tampang yang rupawan Iaz memang suka
memberikan hadiah kepada Ina kata pamannnya.
Karakter tokoh Ina dalam penggalan cerpen di atas memiliki sifat...
50
a. Protagonis d. Antagonis
b. Tritagonis e. Deltagonis
c. Dentragonis
2. Laki-laki itu harus punya prinsip, Man. Maman kan tahu kalau nanti
menikah pasti akan menjadi kepala keluarga. Maman akan memimpin
dan mempertanggungjawabkan istri serta anak-anak di akhirat nanti.
Belajar dari sekarang, ya! Jangan banyak mengeluh, Nak. Umah yakin
Maman pasti bisa.
Amanat yang bisa diambil dari kutipan cerpen di atas adalah...
a. Menjadi laki-laki harus punya prinsip yang kuat, banyak belajar, dan
jangan sering mengeluh.
b. Cepat untuk menikah dan menjadi kepala keluarga agar punya istri
dan anak.
c. Ketika nanti menjadi suami harus bertangung jawab dan bisa
memimpin.
d. Mulai sekarang persiapkan bekal menuju akhirat.
e. Belajar jangan menunggu nanti.
BAB 4
BERNEGOSIASI AGAR SEPAKAT
(NEGOSIASI LISAN DAN TULISAN)
A. Asesmen Diagnosis
“Tawar Menawar”
1. Apakah kamu pernah melakukan proses tawar menawar? Di mana dan
kapan waktunya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
2. Menurutmu siapa yang umum melakukan proses tawar menawar? Apakah
hanya ibu-ibu ketika di pasar?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
3. Biasanya, kesepakatan apa yang terjadi setelah melakukan proses negosiasi?
51
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
B. Tujuan Pembelajaran
Berunding dengan kompromi, berbahasa santun dalam meminta sesuatu,
dan cermat dalam memilih argumen yang jelas dan logis.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Bentuk negosiasi yang baik seperti dalam kisah Utsman bin Affan
Radhiyallahu ‘Anhu yang membeli sumur Raumah milik orang Yahudi. Utsman
bin Affan tidak kehabisan akal ketika pengajuannya ditolak mentah-mentah oleh
Yahudi. “Bagaimana kalau aku membeli setengahnya saja dari sumurmu,”
Utsman melancarkan jurus negosiasinya. Lalu bersepakatlah keduanya untuk
membagi setengah sumur.
Hingga akhirnya sumur itu didapatkan sepenuhnya oleh Utsman bin Affan.
Hal ini terjadi dikarenakan setengah sumur yang ia beli menjadi dampak atas
kebangkrutan setengah kepemilikan sumur Yahudi. Setelah dibeli, Utsman
menggratiskan setengah sumurnya untuk dimanfaatkan oleh orang-orang di
sekitar. Sehingga penjualan air sumur oleh Yahudi menjadi tidak laku.
Akibatnya Utsman membeli seluruh kepemilikan sumur tersebut dan
menggratiskan untuk semuanya.
52
Merupakan bagian dari bentuk negosiasi yang cukup penting adalah apa
yang telah dilakukan oleh para pemimpin-pemimpin negara. Sebagai contoh
seperti kegiatan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G-20. Tujuan utama KTT G-
20 adalah untuk membahas isu-isu ekonomi global dan kerja sama internasional
dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Negara-negara G-
20 berusaha untuk mencapai kesepakatan bersama terkait kebijakan ekonomi,
keuangan, perdagangan, dan isu-isu penting lainnya yang memengaruhi
stabilitas ekonomi dunia.
D. Infografik
Tujuan dari negosiasi adalah mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Negosiasi juga bertujuan
untuk meredakan konflik, memahami kebutuhan dan kepentingan masing-
masing pihak, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Dengan adanya
negosiasi, diharapkan dapat terbentuk hubungan kerja sama yang erat, sehingga
setiap pihak dapat mencapai tujuannya tanpa menimbulkan ketegangan atau
ketidakpuasan. Berikut adalah gambaran tentang proses negosiasi.
53
Gambar 4.2 Gambaran Negosiasi
Sumber: dok. pribadi.
E. Pemahaman
Menurut KBBI VI daring, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan
jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
Negosiasi adalah suatu proses interaktif di mana pihak-pihak yang terlibat
berusaha mencapai kesepakatan atau penyelesaian atas suatu masalah atau
perbedaan pendapat. Tujuan utama dari negosiasi adalah mencapai hasil yang
saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Proses ini dapat terjadi
dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, diplomasi, hubungan pribadi, atau
bahkan dalam penyelesaian konflik.
54
Lalu tahap pengajuan adalah awal dari tawar-menawar. Dalam tahap ini
pihak pengaju menyampaikan posisi, kebutuhan, atau tuntutan. Kegiatan tahap
ini menciptakan dasar untuk diskusi selanjutnya. Kemudian tahap penawaran
melibatkan proses tawar-menawar di mana kedua pihak saling memberikan atau
menolak tawaran. Setiap pihak berusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar
mungkin dari perjanjian. Terakhir tahap persetujuan terjadi ketika kedua pihak
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua. Jika negosiasi dilakukan
secara tertulis dan formal, maka dibutuhkan dokumen kesepakatan resmi atau
kontrak dan tanda tangan dari semua pihak yang terlibat.
1. Siapkan Diri
Pelajari sebanyak mungkin tentang hal-hal yang akan dinegosiasikan.
Siapkan argumen yang jelas dan logis untuk mendukung pengajuanmu.
Mengetahui posisi dan kebutuhan pihak lain akan memberikan kamu
keunggulan.
2. Tetapkan Tujuan
Tentukan tujuan yang spesifik dan realistis sebelum bernegosiasi. Tujuan
menjawab apa saja yang ingin kamu hasilkan dari proses negosiasi.
Prioritaskan kepentinganmu dan tentukan batas-batas yang dapat diterima
oleh lawan bicara.
55
5. Jaga Emosi
Hindari terlibat dalam konflik pribadi. Pertahankan kontrol emosi dan tetap
tenang meskipun menghadapi tekanan. Marah bukan solusi, terlalu
memaksakan kehendak bukan solusi, dan egois juga bukan solusi. Jika
pengajuan belum berhasil, tenangkan diri dengan memikirkan hal-hal yang
buruk jika pengajuanmu diterima.
6. Berkompromi
Kompromi adalah diskusi yang dilakukan secara damai. Kenali area di mana
kamu perlu bersedia untuk berkompromi. Jangan terlalu kaku dalam
tuntutan, tetapi tetap pegang prinsip penting.
F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Bersifat Persuasif
Bahasa yang digunakan dalam negosiasi harus bersifat persuasif atau
mempengaruhi lawan bicara agar setuju dengan tawaran kita. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan mengarah pada
tujuan yang ingin dicapai.
Contohnya:
Saya yakin bahwa produk kami dapat memenuhi kebutuhan Anda dengan
baik dan memberikan hasil yang diinginkan.
56
Dalam negosiasi, penting untuk menjaga emosi dan tidak memaksakan
kehendak. Jika terjadi perbedaan pendapat, sebaiknya diselesaikan dengan
cara yang baik-baik tanpa harus mengorbankan hubungan baik antara
kedua belah pihak.
Contohnya:
Saya mengerti bahwa Bapak/Ibu memiliki pendapat yang berbeda, namun
apakah kita bisa mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua?
4. Berbahasa Jelas
Penggunaan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami sangat penting
dalam negosiasi agar lawan bicara dapat memahami tawaran yang kita
ajukan.
Contohnya:
Dengan membeli produk kami, Anda akan mendapatkan diskon 20% dan
gratis pengiriman ke seluruh Indonesia.
G. Contoh Teks
“Penjualan Produk Kosmetik”
Orientasi
Penjual : “Selamat pagi, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?”
Pembeli : “Selamat pagi. Saya tertarik dengan produk kosmetik
yang Ibu tawarkan di toko ini.”
Pengajuan
Penjual : “Tentu, Ibu. Produk kosmetik yang kami tawarkan
terdiri dari berbagai macam produk mulai dari
skincare hingga makeup. Apa yang Ibu butuhkan?”
Pembeli : “Saya membutuhkan sebuah produk pelembab
yang ringan untuk kulit wajah saya.”
Penawaran
57
Penjual : “Kami memiliki beberapa pilihan produk pelembab
yang ringan dan cocok untuk kulit wajah. Namun,
harga produknya lumayan mahal.”
Pembeli : “Ya, saya memang memiliki uang yang terbatas.”
Penjual : “Bagaimana jika saya tawarkan diskon sebesar 10%
dari harga asli? Kami juga memberikan gratis
pengiriman jika Ibu membeli produk-produk
lainnya.”
Pembeli : “Hmm, itu terdengar menarik. Namun, apakah saya
bisa mendapatkan diskon lebih besar atau hadiah
lainnya jika membeli dalam jumlah yang lebih?”
Penjual : “Tentu saja. Jika Ibu membeli produk dengan jumlah
tertentu, kami bisa memberikan diskon lebih besar
atau hadiah gratis seperti tas kosmetik.”
Persetujuan
Pembeli : “Baiklah, saya akan mempertimbangkan untuk
membeli beberapa produk sekaligus dan mencari
tahu lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan.
Apakah Ibu bisa memberikan brosur atau informasi
lebih lengkap mengenai produk tersebut?”
Penjual : “Tentu saja, Bu. Saya siap membantu memberikan
informasi yang diperlukan. Jika Ibu memiliki
pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk
menghubungi kami.”
Dengan hormat,
Berdasarkan iklan di harian Kompak pada tanggal 10 Januari 2024 lalu, kami
mengetahui bahwa perusahaan Anda sedang memerlukan mesin fotokopi.
58
Tipe : Canon IP17
Tahun pembuatan : 2019
Harga : Rp14.800.000
Metode Pembayaran : Cash on Delivery (bayar di tempat)
Metode Penyerahan : Franco pembeli (penyerahan
barang dilakukan ditempat
pembeli)
Sifat Penawaran : Bebas
Apabila Anda memerlukan informasi yang lebih jelas, bersama surat ini, kami
menyertakan brosur produk yang dimaksud.
Demikian surat penawaran ini kami ajukan, agar kiranya informasi ini dapat
berkenan di hati Anda.
Hormat Kami,
Adi Baskoro
Direktur
Sumber:
https://www.brainacademy.id/blog/contoh-dan-jenis-teks-negosiasi
(diakses, 17 Januari 2024)
“Lingkungan Keluarga”
Orientasi
Anak : “Bapak sama Ibu lagi sibuk enggak?”
Ibu : “Ibu lagi santai aja.”
Bapak : “Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?”
Pengajuan
Anak : “Begini, Pak. Besok kan aku les, kalau habis pulang les
boleh langsung main?”
Bapak : “Memangnya kamu enggak ada PR dari sekolah?”
Anak : “Ada, Pak. Tapi sudah dikerjakan.”
Penawaran
Bapak : “Mau pergi kemana? Jauh, ya?”
59
Anak : “Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.”
Ibu : “Kamu main sama siapa aja?”
Anak : “Putri, Dinda, sama Vina, bu.”
Ibu : “Bagaimana, Pak. Dea boleh main sama temannya
enggak?”
Anak : “Dea boleh main sama teman dea kan?”
Bapak : “Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya
jangan terlalu sore.”
Anak : “Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya enggak sampai sore.”
Persetujuan
Bapak : “Ingat ya, boleh main tapi jangan lama.”
Ibu : “ Kalau main jangan sampai lupa makan.”
Anak : “Oke, Pak. Oke bu.”
Bapak : “Dea, kamu enggak tidur?”
Anak : “Iya, Pak. Ini aku mau ke kamar langsung tidur. “
Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-teks-negosiasi-dan-strukturnya/ (diakses, 16 Februari 2024)
(dengan beberapa penyesuaian)
H. Latihan
Latihan Kelompok
Negosiasi menjadi bagian dari cara penyelesaian masalah jika terjadi konflik
internal dalam suatu komunitas. Coba buatlah satu teks negosiasi dengan
topik masalah kelas! Masalah bisa seputar pertemanan, pembelajaran,
olahraga, dan lainnya. Kamu bisa berdiskusi dengan teman untuk membahas
bagaimana dialog atau narasinya.
Latihan Individu
1. Guru: “Anak-anak, silakan kumpulkan semua
tugasnya!”
Murid : “Bapak, mohon maaf tugasnya belum
Selesai dikerjakan karena kemarin ada
ujian Al-Qur’an.”
Guru: “Memangnya tidak ada waktu untuk
Mengerjakan tugas?”
Murid : “Ya, Pak. Tidak ada waktu bagi kami untuk
mengerjakan tugas, Bapak.”
60
Guru: “Tidak bisa! Ayo kumpulkan seadanya!
Inikan tugas dua pekan yang lalu.”
Murid : “Tapi, Pak (wajah memelas). Kalau
Dikumpulkan tugasnya akan bernilai jelek.”
Guru: “Terus, mau kalian bagaimana?”
Murid : “Kalau diberikan waktu tambahan dua hari
lagi
kami janji akan menyelesaikan tugasnya
dengan baik.”
Guru: “Ya, sudah kalau maunya seperti itu. Tapi
Topiknya harus diubah ya!”
Murid : “Boleh, Pak. Kami setuju. Terima kasih atas
pengertiannya.”
Jelaskan, menurutmu mengapa proses negosiasi di atas bisa mencapai
kesepakatan!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
61
..................................................................................................................
......................
BAB 5
TELADAN DALAM BIOGRAFI
(MENELADANI KISAH ORANG-ORANG SALEH)
A. Asesmen Diagnosis
“Mengagumi Satu Tokoh”
1. Adakah seseorang yang kamu kagumi? Siapakah dia?
62
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Kenapa kamu mengaguminya? Coba sampaikan alasannya!
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Apakah kamu ingin seperti beliau? Lalu hal apa yang akan kamu lakukan
selanjutnya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati kisah orang-orang saleh, meneladani perjuangan mereka, dan
mengaplikasikan keteladanannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Salaf, artinya adalah orang-orang terdahulu. Adapun yang dimaksud dengan
Salafush Shalih, dalam istilah ulama adalah orang-orang terdahulu yang saleh
dari generasi sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, dari
generasi tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
setelah mereka. Salafush Shalih adalah generasi terbaik umat Islam. Oleh
karenanya, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengikuti pemahaman mereka
dalam beragama. Sehingga berbagai macam bidah, perpecahan dan kesesatan
dapat dijauhi.
Sumber:
https://almanhaj.or.id/25612-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih-2.html (diakses, 22
Januari 2024)
63
Gambar 5.1 Padang Pasir
Sumber:
https://unsplash.com/photos/camels-on-sand-during-daytime-9OT34cGVpy8
(diunduh, 20 Januari 2024)
D. Infografik
64
Gambar 5.2 Perbedaan Biografi dan Autobiografi
Sumber Inspirasi Infografik:
https://tirto.id/perbedaan-biografi-dan-autobiografi-pengertian-dan-ciri-cirinya-galL (diakses, 18
Januari 2024)
E. Pemahaman
Biografi adalah suatu cerita atau narasi yang menggambarkan kehidupan
seseorang, baik secara umum maupun secara rinci. Dalam KBBI biografi
bermakna riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain. Biografi
mencakup berbagai aspek kehidupan individu, seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, karier, prestasi, pengalaman hidup, dan berbagai peristiwa penting
lainnya.
65
Tujuan utama dari sebuah biografi adalah untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang kehidupan seseorang dan membantu pembaca memahami
perjalanan hidup dan kontribusi yang diberikan oleh tokoh tersebut. Hal
terpenting dalam membaca biografi adalah tentang kisah yang menginspirasi.
Ketika seseorang membaca biografi, ia akan menemukan suatu petunjuk tentang
bagaimana mengatasi masalah dan mampu bersemangat menjalani hari-hari.
2. Lakukan Riset
Kumpulkan informasi tentang kehidupan tokoh tersebut dari berbagai
sumber, termasuk buku, artikel, wawancara, dan catatan pribadi jika
tersedia.
66
3. Buat Rangkuman Kehidupan
Buat rangkuman singkat tentang kehidupan tokoh, mencakup informasi
pribadi, pendidikan, karier, peristiwa penting, dan pengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya.
6. Kembangkan Karakter
Gambarkan karakter tokoh dengan detail. Jelaskan kepribadian, nilai-nilai,
dan motivasi yang mendorong tindakan mereka.
F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Pronomina (Kata Ganti)
Pronomina adalah kata yang digunakan sebagai pengganti atau penunjuk
orang, benda, atau konsep lain dalam suatu kalimat. Pronomina membantu
menghindari pengulangan kata-kata tertentu dan membuat kalimat lebih
ringkas. Berikut adalah beberapa kata ganti orang yang perlu dihafal.
67
1. Kata ganti orang pertama saya, aku kami, kita
2. Kata ganti orang kedua kamu, Anda, kalian
engkau
3. Kata ganti orang ketiga dia, ia, beliau mereka
68
Ketika Hasan Al Bashri mengetahui bahwa Hajjaj telah membunuh
Sa’id bin Jubair dengan cara disembelih, maka ia berdoa.
G. Contoh Teks
“Umar bin Abdul Aziz”
Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, ya begitulah rakyat
memanggilnya. Seorang pemimpin yang saleh, karismatik, bijaksana, dan dekat
dengan rakyat. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati penasaran
untuk mengenalnya. Peristiwa-peristiwa pada pemerintahannya menimbulkan
rasa cinta untuk meneladaninya. Berikut ini kita simak biografi singkat dari
sang khalifah yang mulia.
Ahli sejarah berpendapat bahwa kelahiran Umar bin Abdul Aziz terjadi di
tahun 61 H. Ia dilahirkan di Kota Madinah An-Nabawiyah, pada masa
pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia
yang panjang, ia wafat pada usia 40 tahun. Usia yang masih relatif muda dan
masih dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang singkat tersebut,
ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan Islam secara khusus. Ia
dijuluki Asyaj Bani Umayah (yang terluka di wajahnya) sebagaimana mimpi
Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz berwajah lembut dan tampan,
berperawakan ramping, berjanggut rapi, bermata cekung, dan di keningnya
terdapat bekas luka akibat sepakan kaki kuda.
Ada satu cerita yang menarik. Raja’ bin Hayat (seorang menteri Umar bin
Abdul Aziz yang ikhlas) bercerita, “Saya pernah bersama Umar bin Abdul Aziz
ketika beliau menjadi penguasa Madinah”. Beliau mengutus saya untuk
membelikan pakaian untuknya. Lantas saya membelikan pakaian untuknya
seharga lima ratus dirham. Ketika beliau melihatnya, lantas beliau berkomentar,
69
“Ini bagus, tapi sayang harganya murah”. Dan ketika beliau telah menjadi
khalifah, beliau pernah mengutusku untuk membelikan pakaian untuknya. Lalu
saya membelikan pakaian untuknya seharga lima dirham. Ketika beliau melihat
pakaian tersebut, beliau berkomentar, “Ini bagus, hanya saja mahal harganya”.
Dalam kisah yang lain Umar bin Abdul Aziz suatu ketika mendengar kabar
bahwa salah seorang putranya membuat cincin dan memasang batu mata cincin
seharga seribu dirham. Lantas beliau menulis surat kepada putranya tersebut,
“Saya dengar bahwa engkau membeli batu cincin untuk cincinmu seharga
seribu dirham. Oleh karena itu, jualah lalu uangnya gunakan untuk membuat
kenyang seribu orang yang kelaparan. Buatlah cincin dari besi serta tuliskan di
atasnya, “Semoga Allah merahmati orang yang menyadari posisi dirinya
sendiri.”
70
sahaya Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Anas membelinya dari Khalid bin al-
Walid yang menawannya di Ain at-Tamr di gurun pasir Irak dekat al-Anbar.
Anas menjanjikan kebebasan bagi budaknya itu bila ia mampu membayar
sejumlah uang. Sirin pun berhasil melunasinya hingga menjadi seorang yang
merdeka. Adapun Ibu Muhammad bin Sirin bernama Shaffiyah. Sang ibu
pernah menjadi sahaya Abu Bakar.
Nasab dan status sosial rendah tidak menghalangi seseorang dari kemuliaan.
Kedua orang tua Muhammad bin Sirin adalah bekas budak, namun sang anak
menjadi tokoh terkemuka. Diingat hingga sekarang, belasan abad lamanya.
Siapa yang nasabnya tinggi, memiliki jabatan dan kedudukan, tapi jauh dari
ketakwaan, hal itu hanyalah kebanggaan yang tak bermanfaat.
71
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 53/216)
Selain dua karakter di atas, Muhammad bin Sirin juga memiliki sifat wara’.
Wara’ secara sederhana berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat. Para
ulama seringkali memaksudkan wara’ dalam hal meninggalkan perkara syubhat
dan perkara mubah yang berlebih-lebihan, juga meninggalkan perkara yang
masih samar hukumnya.
Dari Bakr bin Abdullah al-Mazini, ia berkata, “Siapa yang senang melihat
orang yang paling wara’ di zamannya, maka lihatlah Muhammad bin Sirin.
Demi Allah, kami tidak menemui orang yang lebih wara’ melebihi dirinya.”
(al-Ka’bi: Qubul al-Akhbar wa Ma’rifati ar-Rijal, 1/213)
Dari Hammad bin Zaid, dari Utsman al-Buti, ia berkata, “Tidak ada seorang
pun di Kota Bashrah yang paling berilmu tentang hukum melebihi Ibnu Sirin.”
(Adz-Dzahabi: Siyar A’lam an-Nubala, 4/608)
Hisyam bin Hasan, “Suatu hari Muhammad bin Sirin tampak murung dan
bersedih. Ada yang bertanya, ‘Mengapa murung seperti ini, Abu Bakr (kun-yah
Ibnu Sirin)?’ Ia menjawab, ‘Kesedihan ini dikarenakan dosa yang kulakukan 40
tahun yang lalu’.”
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 53/226)
Dari ucapan Ibnu Sirin ini, kita mengetahui dari mana datangnya perasaan
sedih dan gundah yang sering dialami. Itu adalah buah pahit dari dosa yang
telah kita lakukan. Bedanya adalah kita tidak mengetahui gundah tersebut akibat
dosa yang mana. Karena terlalu banyak kita melakukan perbuatan dosa. Kita tak
mampu menunjuk dari dosa mana kesedihan itu berasal. Sedangkan Muhammad
bin Sirin, ia bisa tahu gundah itu berasal dari dosa yang mana. Karena
sedikitnya perbuatan dosa yang ia lakukan, masyaallah. Seperti halnya Nabi
Ibrahim, ia mampu mengingat jumlah kebohongannya, karena beliau sedikit
sekali berbohong. Sementara kita tak bisa menghitung lagi berapa jumlah
kebohongan, karena terlalu banyak.
72
Muhammad bin Sirin berkata, “Sungguh aku tahu dosa mana yang
membuatku memiliki utang. 40 tahun yang lalu aku pernah berkata pada
seseorang, ‘Hai orang yang bangkrut’.”
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 43/545-546).
Sejarawan sepakat kalau Muhammad bin sirin wafat di Kota Bashrah pada
tahun 110 H. Tepat 100 hari setelah wafatnya al-Hasan al-Bashri. Muhammad
bin Zaid berkata, “Hasan wafat di awal Rajab tahun 110 H. Kemudian
Muhammad bin Sirin wafat 9 hari setelah berlalu bulan Syawal tahun 110 H.
(An-Nawawi: Tadzhib al-Asma wa al-Lughat, 1/84 dan adz-Dzahabi: Tarikh al-Islami, 3/159).
Sumber:
kisahmuslim.com (dengan beberapa penyesuaian) (diakses, 22 Januari 2024)
73
74
Gambar 5.3 Syekh Ali Mulla
Sumber: https://www.instagram.com/p/C3KrIcQv4TR/?img_index=1
(diunduh, 16 Februari 2024) (dengan penyesuaian)
Siapa sebenarnya sosok Imam Bonjol yang dikenal santun dan tidak kenal
kompromi terhadap Belanda tersebut? Berikut pemaparan biografi singkat dari
sosok tersebut.
75
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Luhak Agam, Pagaruyung pada 1
Januari 1772 dengan nama Muhammad Syahab. Dia selanjutnya dikenal oleh
masyarakat setempat dengan nama Syekh Muhammad Said Bonjol atau Inyik
Bonjol.
Imam Bonjol adalah putra tunggal dari pasangan Bayanuddin Syahab dan
Hamatun. Ayahnya merupakan seorang alim ulama yang berasal dari Sungai
Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Bonjol dilahirkan di kalangan keluarga
pedagang dan senang merantau. Inilah yang menyebabkan dirinya pernah
dikirim ke Malaysia untuk mendapatkan pendidikan formal Sekolah Rakyat
Desa (setingkat Sekolah Dasar) pada 1779.
Setelah dewasa, dia belajar agama Islam kepada Syekh Ibrahim Kumpulan
di Bonjol pada 1809–1814. Selanjutnya, antara tahun 1818 dia memperdalam
ilmu Tarekat Naqsyabandiyah di Bonjol. Dia juga tertarik mempelajari budi
bahasa yang luhur, tingkah laku, dan kearifan.
76
5. Setiap orang yang datang kepadanya dilayani dengan baik, tanpa
membedakan siapa pun.
Imam Bonjol mempunyai keahlian di bidang ilmu tasawuf dan ilmu fikih.
Selain itu, dia juga mempunyai keahlian di bidang pengobatan tradisional. Dia
dikenal di kalangan masyarakat mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang
sering dikatakan misterius. Sebelum menyembuhkan penyakit-penyakit
tersebut, dia melakukan salat istikharah dan berdoa kepada Tuhan, sehingga
para pasiennya juga sembuh seolah-olah secara misterius juga.
Imam Bonjol mendidik dan mengajar di setiap surau, masjid, dan pesantren
yang dia bangun di setiap perkampungan, sekaligus menjadi pemimpin para
jemaahnya. Setelah berjalan lancar, dia kemudian menyerahkannya kepada
murid yang paling dipercayainya. Pekerjaan tersebut dilakukannya dengan
penuh keikhlasan.
Sebagai tokoh panutan, dia sangat dekat dengan masyarakat, begitu juga
sebaliknya. Inilah yang membuatnya sangat memperhatikan kehidupan
masyarakatnya, baik kehidupan jasmaniah maupun kehidupan rohaniahnya. Jika
dia melihat anggota masyarakatnya yang susah kehidupannya, akan dibantunya
dan dianjurkan untuk mencari penghasilan yang lebih menguntungkan.
Sebagai putra bangsa yang hidup sejak zaman penjajahan Belanda, dia telah
berniat berjuang melawan melalui media agama Islam dengan mendirikan
Tarekat Naqsyabandiyah. Melalui tarekat tersebut, dia mengajarkan kepada
murid-muridnya tentang pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan
penjajahan.
H. Latihan
Latihan Kelompok
77
Di perpustakaan pesantren, banyak sekali buku-buku tentang kisah saleh
orang terdahulu. Coba pilih satu tokoh kemudian presentasikan bersama dua
orang temanmu di depan kelas! Beritahu mereka tentang kisah menarik
tokoh yang kamu dan temanmu pilih!
Latihan Individu
1. Bacalah teks biografi berikut!
Tatkala azan subuh berkumandang, beliau bergegas bangkit untuk
salat fajar bersama para sahabat. Lantas, beliau segera pulang dan
memanggil putranya yang bernama ‘Ashim. Beliau menyuruh anak
bujangnya tersebut untuk menggali informasi mengenai jati diri sang
gadis penjual susu dan melamarnya untuk menjadi istri. Umar
berfirasat, “Aku melihat bahwa ia akan mendatangkan keberkahan
untukmu suatu saat nanti. Mudah-mudahan ia melahirkan keturunan
yang akan menjadi pemimpin umat!”
Di bawah ini adalah judul yang tepat sesuai dengan kutipan teks di
atas…
a. Kisah kelahiran pemimpin muslim yang adil dan bijaksana.
b. Keturunan khalifah Usman bin Affan yang berwibawa dan adil.
c. Laila, suami dari putra Umar bin Khattab dan ia ibunda Umar bin
Abdul Aziz.
d. Firasat Umar kepada putranya tentang keturunan yang akan
menjadi pemimpin umat.
e. Umar bin Khattab, sosok khalifah yang melahirkan khalifah pada
masa Bani Umayyah.
78
2. Kamu pasti sudah tahu beberapa tokoh muslim inspiratif. Coba
sebutkan satu tokoh muslim yang kamu sukai dan berikan alasannya
dengan jelas!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
BAB 6
BERSASTRA DENGAN PUISI
(MENYAJIKAN PUISI SEPENUH HATI)
A. Asesmen Diagnosis
“Mengenal Puisi”
1. Apa yang ada dalam benakmu ketika mendengar kata puisi?
79
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Apakah kamu pernah membaca atau mendengar puisi? Tentang apa
puisinya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Menurutmu apa yang menarik dari puisi?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati puisi dan syair, menyajikan puisi dengan berani, dan memaknai
isi puisi sebagai pesan baik untuk kehidupan.
C. Gambar/Ilustrasi Materi
Puisi disebut menarik, salah satunya karena bahasanya yang kaya akan
makna. Ada satu puisi yang bagus untuk dibahas. Puisi ini berjudul "Rindu"
karya Si Peraih Mimpi (Santri Al-Bassam). Puisi ini, melodramatis! Penyair
memakai kata "rindu" di judul sebagai bentuk pelampiasan rasa. Rindu memang
termasuk dalam kata adjektiva (kata sifat). Ungkapan yang dituliskan penyair
seakan menggetarkan hati pembaca. Sebuah ekspresi yang menandakan batasan
dari rindu. Sebagai seorang santri yang jauh dari orang tua sebuah kerinduan
menjadi lebih bermakna. Berikut ini adalah puisinya.
80
Gambar 6.1 Puisi Rindu
Sumber: https://www.instagram.com/ikhsan_abdulaziz/ (diakses, 20 Januari 2024)
D. Infografik
81
Gambar 6.2 Hari Puisi Sedunia
Sumber:
https://twitter.com/TirtoID/status/1373499613651599361 (diakses, 15 Januari 2024)
82
Hari Puisi Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret. Hari ini
didedikasikan untuk mempromosikan seni sastra, khususnya puisi, dan
merayakan keindahan kata-kata. Tujuannya adalah meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap puisi, memotivasi penulis, serta memperkuat budaya
literasi di seluruh dunia.
E. Pemahaman
Puisi adalah bentuk seni dan ekspresi sastra yang menggunakan bahasa
untuk menciptakan pengalaman estetis (keindahan) melalui penggunaan ritme,
suara, gaya, dan makna kata. Puisi membedakan diri dari prosa dengan
penggunaan struktur dan gaya yang khas, menciptakan karya-karya yang
seringkali lebih padat dan kaya akan imajinasi. Dalam KBBI VI Daring, puisi
bermakna ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra (ukuran
banyaknya tekanan irama), rima, serta penyusunan larik dan bait.
Puisi lama disebut dengan syair. Syair adalah nenek moyang dari puisi,
sebagaimana hikayat adalah nenek moyang dari cerpen. Persamaan puisi dan
syair adalah tentang kesederhanaan bahasa dan kedalaman makna. Syair sering
kali mengandung pesan moral, nasihat, atau ungkapan perasaan dan pengalaman
penyair. Syair identik dengan agama Islam karena banyak ulama yang membuat
syair.
Penyajian puisi yang tidak umum bisa disusun seperti tulisan esai. Puisi esai
adalah istilah yang merujuk pada jenis puisi yang menggabungkan unsur-unsur
puisi dan esai. Dalam hal ini, penyair menggunakan bentuk puisi untuk
menyampaikan pemikiran-pemikiran yang lebih luas, mempertimbangkan suatu
konsep atau tema, dan merenungkan pengalaman hidup dengan cara yang lebih
analitis seperti dalam esai.
83
Puisi dapat dipentaskan dan ditampilkan dengan suara yang lantang di
depan publik. Bentuk ekspresi dalam puisi biasanya dilakukan oleh seseorang
yang sangat menjiwai pesan-pesan puisi. Hal-hal yang diperhatikan dalam
menampilkan puisi adalah suara yang keras lagi jelas, intonasi yang bervariasi,
mimik wajah yang tidak monoton, dan gerakan tubuh yang menambah keunikan
puisi.
Sebelum puisi ditampilkan, jangan lupa untuk tulis terlebih dahulu larik-
larik dan baitnya. Menulis puisi adalah bentuk ekspresi seni yang
memungkinkan siapa saja bisa menyampaikan perasaan, pemikiran, dan
pengalaman secara mendalam. Berikut adalah beberapa tips yang dapat
membantu kamu dalam menulis puisi
1. Temukan Inspirasi
Cari inspirasi dari pengalaman pribadi, alam, perasaan, atau observasi
sehari-hari. Baca beberapa puisi dari berbagai penyair untuk mendapatkan
wawasan dan ide baru.
84
5. Perbaiki jika Keliru
Berikan waktu untuk mengedit dan merevisi puisi yang kamu buat. Jika
memungkinkan, minta masukan dari teman atau gurumu untuk
mendapatkan perspektif tambahan.
F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Makna Konotatif
Makna konotatif sederhananya adalah makna pada kata yang bukan
sebenarnya. Konotatif juga bisa dimaknai makna yang ditambahkan pada
makna denotasi.
Senja, nuansa romantis dan kesan tenang.
Bunga indah mekar di tengah kesulitan.
2. Rima
Rima adalah kesesuaian bunyi antara suku kata atau akhiran kata di akhir
baris-baris dalam puisi. Rima adalah salah satu aspek yang membentuk
struktur puisi dan dapat memberikan keindahan suara. Saat dua baris atau
lebih dalam puisi memiliki kesesuaian bunyi di akhirannya, disebut bahwa
baris-baris tersebut berima.
Pagi ini kuberlari di padang
Menikmati mentari yang terang
Bunga mekar di pagi hari
Pohon tegak berdiri
3. Majas
Larik-larik dalam puisi juga bisa diisi dengan majas. Di antara majas yang
biasanya ada dalam puisi adalah majas alegori. Majas alegori adalah
ungkapan yang membandingkan manusia dengan suatu benda. Alegori
ditandai dengan kata-kata seperti, bagaikan, dan lainnnya.
Contoh:
Pikirannya sangat tajam seperti pisau.
Langkahnya lambat bagai siput.
Kulitnya putih seputih salju.
4. Idiom
Idiom adalah ungkapan atau frasa dalam bahasa tertentu yang memiliki
makna khusus yang tidak dapat dipahami secara harfiah berdasarkan arti
85
kata-kata individu yang membentuknya. Idiom seringkali mengandung
makna kiasan atau konotasi tertentu yang berkembang dalam budaya atau
masyarakat tertentu. Berikut adalah beberapa contoh idiom.
Mata Hati
Artinya: kemampuan seseorang untuk melihat atau memahami sesuatu
tanpa menggunakan panca indra.
Kambing Hitam
Artinya: seseorang atau sesuatu yang dianggap sebagai penyebab
masalah atau kesalahan.
G. Contoh Teks
“Aku”
Karya Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
86
Setiap hari, mereka menghadapi penderitaan yang tak terlukiskan. Rumah-
rumah dihancurkan, tanah air dirampas, dan ribuan keluarga meninggal dunia.
Mereka hidup dalam ketakutan yang konstan, di bawah ancaman bom dan
senjata yang merenggut nyawa rakyat sipil. Tetapi mereka tetap berdiri tegak.
Mereka adalah rakyat Palestina yang tidak akan menyerah pada kekuatan
penjajah.
Mereka tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin hak dasar untuk hidup
dalam damai dan kebebasan. Mereka ingin memberikan masa depan yang lebih
baik untuk anak-anaknya. Dan aku adalah bagian dari suara kepedihan yang
tidak akan pernah meredup. Aku adalah suara perjuangan yang akan terus
berkumandang, sampai hari di mana rakyat Palestina dapat hidup dalam
kedamaian dan kebebasan. Sebagaimana kumandang azan yang terus bergema
setiap hari, hayya ‘alal falah…
Percayalah hari itu akan datang. Kepedihan itu adalah api yang memang
lama padam, namun perjuangan mereka adalah cahaya yang akan terus
menerangi jalan menuju perdamaian. Palestina akan tak lagi sedih, karena Allah
Ta’ala pasti memberikan kemudahan setelah sulit yang berkepanjangan. Kita
untuk mereka, berikan doa terbaik yang menembus langit.
87
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
“Syair Ulama”
Para imam pembawa petunjuk berkata,
“Jangan amalkan perkataan kami tanpa nas yang sah.”
88
Perkataan itu sebagai pengekang setiap orang fanatik, sedang orang adil merasa
cukup dengan Nabi.
Sumber: Irsyaadul Bariyyaah hal. 55 s.d. 57 dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf karya Ustaz
Yazid.
H. Latihan
Latihan Kelompok
Puisi berantai adalah bentuk puisi yang terdiri dari beberapa larik atau
bagian yang saling terhubung satu sama lain. Setiap bagian atau bait dalam
puisi berantai biasanya terkait dengan bagian sebelumnya dan sesudahnya,
sehingga menciptakan sebuah rangkaian atau aliran cerita yang utuh.
Bersama 5 temanmu buatlah puisi berantai yang manarik dan tampilkan di
depan kelas! Sebagai gambaran berikut adalah contoh puisi berantai.
Tukang Kebun “Aku adalah tukang kebun, aku hidup di ...”
Tukang Kayu “Hutan, tempat yang aku sukai karena banyak ...”
Tukang Pijat “Minyak urut tinggal sedikit, memijat rasanya ...”
Latihan Individu
1. Puisi mampu menggambarkan perasaan seseorang, mewakili rindu
yang tak terlukiskan. Buatlah puisi tentang orang tua minimal 2 bait
lengkap dengan judulnya yang menarik!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
89
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
2. “Mushafku Kini”
Oleh Ikhsan Abdul Aziz
Mayangda tak pernah habis
Sampai mati tak akan puas
Kalaulah suka pasti tak lama
Kalaulah sayang pasti cepat hilang
90
Baca-baca dan baca
Ulang-ulang dan ulang
Di bawah ini adalah pesan yang bisa dipetik dari pembacaan teks puisi
di atas adalah, kecuali…
a. Mengejar dunia tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah
puas.
b. Jangan terlalu menyukai wanita/pria karena rasa ini tidak akan
lama.
c. Pentingnya menyendiri untuk membaca dan mengulang hafalan.
d. Suka duka dalam membaca Al-Qur’an itu perlu diresapi.
e. Jika ingin masuk surga rajinlah membaca Al-Qur’an.
Glosarium
91
2. Audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat.
3. Bernalar: berpikir logis.
4. Bijak: selalu menggunakan akal budinya.
5. Brosur: selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi lengkap
(tentang perusahaan atau organisasi).
6. Detail: bagian yang kecil-kecil (sangat terperinci)
7. Eksplanasi: teks yang menerangkan terjadinya proses atau fenomena, dirangkai
secara berurutan dalam hubungan sebab akibat, berisi informasi yang
berdasarkan fakta.
8. Eksposisi: teks yang berisi uraian atau informasi, bertujuan untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan.
9. Eksternal: menyangkut bagian luar.
10. Empati: keadaan mental yang membuat seseorang merasa dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain.
11. Etimologi: cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan
dalam bentuk dan makna.
12. Fenomena: sesuatu yang luar biasa, keajaiban, fakta, kenyataan.
13. Gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang terdiri atas
beberapa tokoh dan dipandu oleh pembawa acara.
14. Glosarium: kamus dalam bentuk yang ringkas.
15. Infografik: informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik.
16. Integrasi: pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
17. Intelektual: cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan.
18. Interior: bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya).
19. Internal: menyangkut bagian dalam.
20. Intuisi: daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa
dipikirkan atau dipelajari, bisikan hati.
21. Isu: masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya).
22. Karbon dioksida: senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna,
lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat
pemadam kebakaran).
23. Kompromi: persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan.
24. Konflik: percekcokan, perselisihan, pertentangan.
25. Kontra: menentang (pendapat dan sebagainya).
26. Kontribusi: sumbangan, uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya).
27. Kreatif: memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan
92
28. Literasi: kemampuan menulis dan membaca, kemampuan individu dalam
mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
29. Mengaktualisasi: proses individu untuk mengembangkan potensi diri secara
maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang bermakna.
30. Mengalihwahanakan: mengubah atau mengalihkan bentuk suatu karya ke dalam
bentuk lainnya (misalnya mengubah puisi menjadi cerpen).
31. Mengeliminasi: menghapuskan, menghilangkan.
32. Menginterpretasi: memberikan pendapat, atau pandangan teoretis terhadap
sesuatu.
33. Merefleksi: merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan.
34. Multimodal: suatun pendekatan menggunakan berbagai macam media.
35. Narasi: cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.
36. Nitrogen: gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun;
unsur dengan nomor atom 7, berlambang N.
37. Objektif: mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi.
38. Pelampiasan: proses, cara, perbuatan melampiaskan agar seseorang merasa
puas.
39. Potensial: mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan, kesanggupan).
40. Pro: pihak yang setuju.
41. Rekon: teks yang menjelaskan suatu kejadian yang pernah terjadi sesuai dengan
urutan waktu kejadian.
42. Sahut: jawab (apabila dipanggil atau ditanya).
43. Salaf Saleh: ulama-ulama, orang-orang terdahulu yang saleh.
44. Santun: halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya).
45. Sesumbar: bercakap besar, menyombong, menantang.
46. Simpati: keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya)
orang lain.
47. Sistematis: teratur menurut sistem, dengan cara yang diatur baik-baik.
48. Sosial: berkenaan dengan masyarakat.
49. Subjektif: mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri.
50. Visual: dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata); berdasarkan penglihatan
93
Daftar pustaka
Al-Qur’an Al-Karim
Arisni & Icha. Buku Ajar Sastra Indonesia. Bandung: Indonesia Emas Group. 2022.
Aulia & Gumelar. 2021. Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk
SMA/SMK Kelas X. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemdikbudristek.
Jamal, dkk. 2020. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia (Teks Cerita Rakyat).
Kemenag.
Purnawanti, Felisia. 2021. Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Depok: Rajawali Pers.
Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Indonesia Plus
Kesusastraan Indonesia. Bandung: Ruang Kata.
94
Yazid. 2019. Mulia dengan manhaj salaf. Bogor: Pustaka Attaqwa.
Sumber Internet
https://indonesiabaik.id/infografik/kita-indonesia-satu-dalm-keberagaman (diakses, 16
Januari 2024)
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
https://twitter.com/IndonesiaBaikId/status/1165194535581798401 (diakses, 26
September 2023)
https://unsplash.com/photos/a-tiled-wall-with-the-words-yots-aloy-on-it-c6b2ru3S4qo
(diunduh, 16 Februari 2024)
https://www.gramedia.com/literasi/biografi-tuanku-imam-bonjol/ (diakses, 16
Februari 2024)
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-teks-negosiasi-dan-strukturnya/ (diakses,
16 Februari 2024)
https://www.inews.id/multimedia/infografik/infografik-pemerintah-targetkan-50-juta-
masyarakat-indonesia (diakses, 12 Januari 2024)
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-teks-laporan-hasil-observasi-berdasar-kan-
strukturnya (diakses, 27 September 2023)
Biodata Penulis
95
Alamat : Kp. Cibolang RT 27/RW 06, Desa Cibatu, Kec.
Cisaat, Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Status : Menikah
Hobi : Membaca, menulis, futsal, dan azan
Pekerjaan : Mengajar bahasa Indonesia di Pesantren
Al-Ma’tuq Markaz Tahfiz Al-Bassam
Pos Elektronik : ikhsanaa27@gmail.com
Media Sosial : @ikhsan_abdulaziz (Instagram)
Ikhsan Abdul Aziz (Facebook)
96
belajar-bahasa-indonesia/
97
Catatan
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
98
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
99
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
100
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
101
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
102
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
103
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
104
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
105