Anda di halaman 1dari 111

BUKU TEKS PELAJARAN

BAHASA INDONESIA
UNTUK SANTRI FASE E (KELAS 10)

Ikhsan Abdul Aziz, S.Pd. dan Tim Penyusun


Buku Teks Pelajaran MGMP Bahasa Indonesia
Pesantren Al-Ma’tuq
Prakata

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Ta'ala, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya kepada kita semua. Selawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai teladan
sempurna bagi umat manusia.

Buku teks pelajaran adalah buku yang dirancang khusus untuk memberikan
informasi dan pembelajaran mengenai suatu mata pelajaran tertentu. Buku teks
pelajaran digunakan di sekolah atau madrasah sebagai sumber utama atau bahan
pendukung dalam proses pembelajaran. Fungsi utama buku teks pelajaran adalah
menyajikan materi pelajaran dengan cara yang sistematis dan mudah dipahami oleh
para santri. Sehingga pembelajaran bisa menjadi lebih optimal karena ada sumber
bacaan yang lengkap.

Hadirnya Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Santri Fase E (Kelas
10) merupakan bagian dari upaya perbaikan pada bidang pendidikan, khususnya
dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa
Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter, membuka wawasan,
dan meningkatkan kemampuan berkomunikasi santri agar mampu berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Buku ini disusun dengan penuh dedikasi dan kerja keras dari para pengajar
Bahasa Indonesia Pesantren Al-Ma’tuq. Kami berkomitmen untuk menyajikan materi
yang komprehensif, relevan, dan sesuai dengan kurikulum terbaru. Kami berharap
buku ini dapat memberikan manfaat besar bagi para santri kelas 10, membantu
mereka dalam memahami, menguasai, dan mengembangkan kemampuan bahasa
Indonesia dengan optimal.

Kami formulasikan buku yang telah disusun ini menjadi buku yang sesuai
dengan nilai-nilai Pesantren Al-Ma’tuq. Buku teks pelajaran yang kamu pegang ini
terdiri dari enam bab utama dan beberapa sub bab di dalamnya. Memang tidak begitu
kompleks atas apa yang telah disusun, karena buku ini kami tulis dengan ringkas.
Kami berharap buku ini mudah dipelajari dan diaplikasikan.

Selain itu, kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam memberikan dukungan dan bimbingan dalam penyusunan buku. Semoga buku
ini dapat menjadi panduan yang baik dalam perjalanan belajar santri di Fase E (kelas

I
10). Semoga buku ini membawa manfaat positif bagi kemajuan dan keberhasilan
pembelajaran di masa yang akan datang.

Karena buku ini dibuat ringkas, maka setiap guru pengampu dan para santri
bisa lebih mengembangkan pembelajaran dengan melengkapi dan menambahkan
sumber bacaan lainnya. Akhir kata, semoga Allah Ta'ala senantiasa memberikan
taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semua kesalahan diampuni dan apa yang
telah dilakukan ini semoga menjadi pahala kebaikan. Amin.

Sukabumi, 15 Februari 2024


Ikhsan Abdul Aziz, S.Pd.

Daftar isi

 Prakata - i
 Daftar Isi - iii
 Daftar Gambar - iv
 Capaian Pembelajaran Fase E (Kelas 10) - v
 Bab 1 Laporan Hasil Observasi
(Mengamati Lingkungan Pesantren yang Tak Biasa) - 1
 Bab 2 Menanggapi Isu Sosial
(Berpendapat dengan Bijak dan Santun) - 21
 Bab 3 Teks Narasi yang Kaya akan Nasihat
(Mengkaji Petuah yang Melimpah) - 42
 Bab 4 Bernegosiasi agar Sepakat
(Negosiasi Lisan dan Tulisan) - 74
 Bab 5 Teladan dalam Biografi
(Meneladani Kisah Orang-Orang Saleh) - 89
 Bab 6 Bersastra dengan Puisi
(Menyajikan Puisi Sepenuh Hati) - 112
 Glosarium – 127
 Daftar Pustaka – 131
 Sumber Internet – 132
 Biodata Penulis – 133
 Catatan - 136

II
Daftar Gambar

 Gambar 1.1 Contoh Observasi Santri - 2


 Gambar 1.2 Indonesia Kaya Bahasa Daerah - 4
 Gambar 1.3 Contoh Buku Tempel - 5

 Gambar 2.1 Interior Masjid - 22


 Gambar 2.2 Literasi Teknologi Digital - 24

 Gambar 3.1 Ceritamu - 43


 Gambar 3.2 Indonesia Beragam - 44

 Gambar 4.1 Sumur Tua - 75


 Gambar 4.2 Gambaran Negosiasi - 77

 Gambar 5.1 Padang Pasir - 90


 Gambar 5.2 Perbedaan Biografi dan Autobiografi - 91
 Gambar 5.3 Syekh Ali Mulla - 104

 Gambar 6.1 Puisi Rindu - 113


 Gambar 6.2 Hari Puisi Sedunia - 114

Capaian Pembelajaran Fase E (Kelas 10)

 Capaian Umum (Fase E)

III
Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan
dunia kerja. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan
mengevaluasi berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Peserta didik
mampu mengkreasi gagasan dan pendapat untuk berbagai tujuan. Peserta didik
mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan berbahasa yang melibatkan banyak
orang. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan
mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan
bahasa Indonesia di berbagai media untuk memajukan peradaban bangsa.

 Capaian Berdasarkan Elemen


1. Menyimak
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa
gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari
menyimak berbagai jenis teks (nonfiksi dan fiksi) dalam bentuk monolog,
dialog, dan gelar wicara.

2. Membaca dan Memirsa


Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks, misalnya deskripsi,
laporan, narasi, rekon, eksplanasi, eksposisi dan diskusi, dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta
didik menginterpretasi informasi untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan simpati, peduli, empati dan/atau pendapat pro/kontra dari teks
visual dan audiovisual secara kreatif. Peserta didik menggunakan sumber
lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan isi teks.

3. Berbicara dan Mempresentasikan


Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan untuk tujuan pengajuan usul, perumusan
masalah, dan solusi dalam bentuk monolog, dialog, dan gelar wicara secara
logis, runtut, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan
sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik
berkontribusi lebih aktif dalam diskusi dengan mempersiapkan materi
diskusi, melaksanakan tugas, dan fungsi dalam diskusi. Peserta didik mampu
mengungkapkan simpati, empati, peduli, perasaan, dan penghargaan secara
kreatif dalam bentuk teks fiksi dan nonfiksi multimodal.

IV
4. Menulis
Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau
pesan tertulis untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dalam
bentuk teks informasional dan atau fiksi. Peserta didik mampu menulis teks
eksposisi hasil penelitian dan teks fungsional dunia kerja. Peserta didik
mampu mengalihwahanakan satu teks ke teks lainnya untuk tujuan ekonomi
kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan hasil tulisan di media cetak
maupun digital.

Sumber:
CP Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Fase A-Fase F (BSKAP Kemdikbudristek)

V
BAB 1
LAPORAN HASIL OBSERVASI
(MENGAMATI LINGKUNGAN PESANTREN YANG TAK BIASA)

A. Asesmen Diagnosis
“Semua Tentang Saya”
 Data Pribadi
Nama Lengkap (Panggilan) : ...................................................................
Tempat, Tanggal Lahir
: ...................................................................
Alamat Tempat Tinggal
: ...................................................................
Aktivitas Kegemaran
: ...................................................................
Cita-Cita : ...................................................................

 Data Tambahan
1. Hal apa yang paling kamu sukai di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
2. Hal apa yang sering kamu amati di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
3. Hal apa yang jarang kamu lihat dan dengar di pesantren?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
4. Hal baik dan menarik apa yang membuatmu penasaran di pesantren
dan kamu belum mengetahuinya?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
5. Apa yang kadang membuatmu bosan di pesantren?

1
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................

B. Tujuan Pembelajaran
Mengamati dengan cermat, menulis dengan tepat, dan mempresentasikan
dengan hebat.

C. Gambar/Ilustrasi Materi

Gambar 1.1 Contoh Observasi Santri


Sumber: dok. pribadi.

Coba cermati, apa yang dilakukan ke empat santri di atas! Mereka sedang
melakukan apa? Mereka sedang berada di area gedung yang baru saja dibangun
dan dipakai oleh santri baru. Mereka melihat semua hal yang ada di gedung
baru. Mereka melihat kamar asrama dari luar dan kemudian masuk ke dalamnya
untuk melakukan pengamatan.

Menurutmu, hal apa yang menarik untuk diamati di pesantren? Pertanyaan


ini bisa dijawab berupa makhluk hidup seperti hewan-hewan, berupa fasilitas
seperti taman atau kelas, berupa kegiatan seperti peristiwa atau acara tertentu,
dan hal menarik lainnya yang bisa didiskusikan. Kamu pasti punya ide yang
cemerlang untuk menyebutkan apa-apa yang bisa diamati di pesantren. Coba

2
pikirkan dan sebutkan hal-hal baik dan menarik yang tidak biasa di sekolah atau
pesantren.

D. Infografik
Indonesia adalah negara yang kaya akan bahasa dan budaya. Saking
banyaknya, Indonesia memiliki 652 bahasa daerah. Ini adalah bukti bahwa
negara kita, dari Sabang sampai Merauke penuh dengan keberagaman. Banyak
sekali budaya dan bahasa di negara kita tercinta yang mungkin belum banyak
dikenali oleh masyarakat umum.

Beberapa bahasa daerah yang paling umum di Indonesia antara lain Jawa,
Sunda, Madura, Minangkabau, Bugis, Batak, dan masih banyak lagi.
Keanekaragaman bahasa ini mencerminkan keanekaragaman budaya dan etnis
di Indonesia. Hal ini juga menciptakan tantangan dan peluang unik dalam
komunikasi di antara berbagai kelompok etnis dan wilayah di Indonesia. Bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa persatuan dan komunikasi nasional di
tengah keberagaman bahasa dan budaya. Nah, pernahkah kamu amati hal seperti
ini? Apa nama bahasa daerah yang ada di daerahmu? Lebih lengkapnya mari
kita simak infografik berikut ini.

3
Gambar 1.2 Indonesia Kaya Bahasa Daerah
Sumber Inspirasi Infografik:
https://twitter.com/IndonesiaBaikId/status/1165194535581798401
(diakses, 26 September 2023)

E. Pemahaman
Observasi secara etimologi bermakna pengamatan. Teks laporan hasil
observasi adalah teks yang menjelaskan hasil pengamatan atau observasi yang
dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek atau kejadian. Dalam teks
laporan, penulis mengumpulkan data dan informasi melalui pengamatan
langsung, kemudian menganalisis, dan menafsirkannya untuk membuat
kesimpulan dan rekomendasi.
Ketika santri membuat suatu laporan, maka proses yang ia lakukan secara
tidak langsung akan menambah wawasan dan pengalaman. Lebih jelasnya
Purnawanti (84, 2021) mengemukakan 5 fungsi laporan. Pertama, sebagai bahan
pertanggungjawaban. Kedua, alat penyampai informasi. Ketiga, alat
pengawasan. Keempat, bahan penilaian. Kelima, bahan pengambilan keputusan.

4
Pada penyajiannya, teks laporan hasil observasi tidak hanya disusun dalam
bentuk tulisan lengkap. Teks laporan hasil observasi juga bisa dalam bentuk
infografik dan buku tempel. Infografik bisa dibuat secara digital dengan
membutuhkan keahlian desain dan komputer. Untuk mengasah kreativitas, teks
laporan hasil observasi bisa disajikan dalam bentuk buku tempel. Buku tempel
akan memudahkan santri dalam mencermati informasi dan
mempresentasikannya kepada orang lain. Buku tempel biasanya dibuat di kertas
karton dengan menempelkan beberapa tulisan dan gambar. Berikut ini adalah
contoh buku tempel.

Gambar 1.3 Contoh Buku Tempel


Sumber: dok. pribadi.

Teks laporan hasil observasi dapat ditulis dalam bentuk naratif atau
deskriptif, tergantung pada jenis data yang diperoleh dan tujuan dari observasi.
Teks laporan hasil observasi dalam bentuk naratif bertujuan untuk menceritakan
suatu rangkaian peristiwa dari hasil pengamatan. Bahasa naratif sering kali
melibatkan kata ganti orang pertama atau orang ketiga. Biasanya ada
penggunaan waktu lampau atau sekarang, tergantung pada kapan peristiwa
terjadi.

Teks laporan hasil observasi dalam bentuk deskriptif bertujuan untuk


memberikan gambaran atau deskripsi detail tentang suatu objek, tempat,
peristiwa, atau orang. Tujuannya adalah agar pembaca dapat membayangkan
atau memvisualisasikan sesuatu dengan jelas. Bahasa deskriptif kaya akan kata

5
sifat, kata keterangan, dan kata benda deskriptif untuk menggambarkan objek
atau pengalaman.

Secara sederhana, teks laporan hasil observasi bisa dipilah menjadi tiga
bagian. Tiga bagian itu yakni, pernyataan umum (pengantar), deskripsi bagian
(penjelasan detail objek), dan deskripsi manfaat (fungsi objek).

F. Linguistik (Kebahasaan)
 Kebahasaan Umum
1. Objektif dan Akurat
Teks laporan hasil observasi harus ditulis secara objektif dan akurat,
sehingga tidak ada interpretasi atau penilaian subjektif dari penulis.
Contoh:
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, jumlah santri dan
santriwati yang izin di hari Sabtu mencapai 200 orang, sedangkan pada
hari Ahad mencapai 250 orang.

2. Jelas dan Sistematis


Teks laporan hasil observasi harus ditulis secara jelas dan sistematis,
sehingga pembaca dapat memahami informasi dengan mudah.
Contoh:
Pengamatan dilakukan pada pukul 9 hingga 10 pagi. Pengamatan
pertama dilakukan di area parkir, kemudian dilanjutkan dengan
pengamatan di area pintu masuk pesantren.

3. Detail
Teks laporan hasil observasi harus dengan bahasa detail dalam
menggambarkan objek atau kejadian yang diamati.
Contoh:
Warna hijau pada daun tumbuhan tampak lebih cerah pada pagi hari
dibandingkan dengan sore hari. Hal ini disebabkan oleh sinar matahari
yang lebih kuat pada pagi hari.

 Kebahasaan Khusus
1. Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat

6
Sudah jelas bahwa dalam setiap teks terdapat bentuk bahasa, mulai dari
kata hingga kalimat. Mari kita bahas perbedaan antara kata, frasa,
klausa, dan kalimat.

a. Kata
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna. Kata
bisa berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, dan sebagainya.
Contoh: rumah, lari, besar, cepat.

b. Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang bersama-sama membentuk unit
makna, tetapi frasa tidak memiliki subjek dan predikat yang
membentuk pikiran lengkap seperti dalam kalimat atau klausa.
Contoh:
- di perpustakaan
- dengan senang hati
- anak laki-laki

c. Klausa
Klausa adalah kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat
yang membentuk pikiran lengkap.
Contoh:
- Dia belajar di perpustakaan
- Ketika saya pulang

d. Kalimat
Kalimat adalah rangkaian kata-kata yang membentuk pikiran atau
ide lengkap. Kalimat biasanya terdiri dari subjek dan predikat.
Kalimat dapat berupa pernyataan, pertanyaan, dan perintah.
- Contoh kalimat pernyataan:
Indah sedang belajar di perpustakaan.
- Contoh kalimat pertanyaan:
Apakah kamu sudah makan?
- Contoh kalimat perintah:
Tolong tutup pintunya, Nak!

2. Kalimat Pasif

7
Kalimat pasif ditandai oleh kata dengan imbuhan di- yang melekat
pada kata kerja atau kata lainnya. Imbuhan di- yang menandai kalimat
pasif dan di yang menunjukkan suatu tempat ditulis berbeda. Imbuhan
di- yang menandai kalimat pasif ditulis dengan merangkaikannya pada
suatu kata. Lalu, di yang difungsikan untuk menunjukkan kata tempat
atau posisi ditulis terpisah.
Contoh:
Di- yang Dirangkai Di yang Dipisah
dilakukan di sana
disayangi di antara
ditemani di rumah
disambungkan di atas meja
dilaksanakan di balik pintu
3. Kalimat Definisi
Kalimat definisi adalah bentuk kalimat yang mengungkapkan suatu
makna kata. Kalimat definisi berisi penjelasan tentang suatu hal.
Kalimat definisi bisa disusun dengan kata adalah, ialah, dan
merupakan. Contoh:
Pesantren Al-Ma’tuq adalah lembaga yang ada di bawah naungan
Yayasan Lajnah Khairiyah Musytarakah.

4. Kalimat Deskripsi
Kalimat deskripsi berisi gambaran sesuatu dengan kata-kata secara
jelas dan rinci. Hal yang digambarkan bisa berupa warna, tempat, jenis,
dan lain-lain.
Contoh:
Pesantren Al-Ma’tuq terletak di Kecamatan Cisaat, Kab. Sukabumi,
kurang lebih 2 kilo meter dari pasar Cisaat.

G. Contoh Teks
"Taman Kota Harmoni"
Pernyataan Umum (Pengantar)
Taman Kota Harmoni adalah salah satu ruang terbuka hijau yang terletak di
pusat kota. Taman ini dibangun sebagai upaya untuk memberikan warga kota
tempat rekreasi yang nyaman dan bersahabat. Dengan luas area yang mencapai
1 hektar, Taman Kota Harmoni menjadi destinasi populer bagi masyarakat yang
ingin melepaskan penat setelah seharian beraktivitas.

8
Deskripsi Bagian (Penjelasan Detail Objek)
Taman ini terbagi menjadi beberapa bagian yang dirancang dengan baik.
Area utama taman memiliki pemandangan yang indah dengan pepohonan
rindang, kolam dengan air jernih, dan jalanan setapak yang membelah taman
dengan apik. Pada bagian tengah taman, terdapat area bermain untuk anak-anak
yang dilengkapi dengan perosotan, ayunan, dan area pasir yang aman. Di sisi
lain, terdapat lapangan terbuka yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan
komunitas seperti olahraga atau pameran.

Salah satu daya tarik utama Taman Kota Harmoni adalah keberadaan taman
bunga yang berada di sudut timur. Taman bunga ini menampilkan beragam jenis
bunga yang ditanam secara estetis. Sejumlah tempat duduk dan gazebo tersebar
di seluruh taman, menciptakan suasana yang nyaman dan ramah bagi
pengunjung yang ingin bersantai.

Deskripsi Manfaat (Fungsi Objek)


Taman Kota Harmoni bukan hanya sekadar tempat rekreasi, tetapi juga
memiliki manfaat yang lebih dari itu. Keberadaannya meningkatkan kualitas
udara di sekitarnya dan memberikan kontribusi positif terhadap ekosistem
perkotaan. Selain itu, taman ini menjadi pusat kegiatan sosial bagi warga kota,
memfasilitasi berbagai acara komunitas dan kegiatan.

Fungsi edukatif taman juga terlihat dari program-program pendidikan


lingkungan yang sering diadakan di sana. Sebagai contoh, pelatihan penanaman
pohon dan kegiatan belajar tentang keberlanjutan lingkungan menjadi bagian
dari upaya taman ini dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan
masyarakat. Dengan demikian, Taman Kota Harmoni bukan hanya sebagai
ruang hijau yang menyegarkan, tetapi juga sebagai wadah kegiatan komunitas,
edukasi lingkungan, dan sumber kebahagiaan bagi penduduk kota yang semakin
menghargai pentingnya keberadaan ruang terbuka di tengah kesibukan
perkotaan.

“Pembangunan Al-Bassam Tahap Tiga”


Pembangunan adalah bagian dari rencana sebuah lembaga atau organisasi
untuk perluasan bangunan di suatu wilayah. Pertengahan tahun 2022 Yayasan
Lajnah Khairiyah Musytarakah memutuskan untuk memperluas pembangunan

9
pesantren yang menjadi bagian darinya. Pembangunan ini berlokasi di Markaz
Tahfiz Al-Bassam Pesantren Al-Ma’tuq.

Pembangunan yang sedang berjalan ini dikomandai oleh seseorang bernama


Bapak Odoy, 48 tahun. Pak Odoy mengajak para pekerja yang kompeten
dibidangnya berjumlah 25 orang. Dikarenakan jumlah pekerja yang bisa
dikatakan sedikit untuk pembangunan besar, menyebabkan pembangunan ini
selesai hanya pada tahap kerangka pada bulan Agustus 2022. Pembangunan Al-
Bassam tahap tiga ini membutuhkan waktu sekitar 1 tahun hingga betul-betul
selesai. Itupun jika dananya lancar ucap Pak Odoy. Terlihat di pertengahan
tahun 2022 bangunan itu memang belum bisa dipakai.

Pembangunan ini membutuhkan material-meterial dasar berupa pasir, batu,


semen, besi, dan yang lainnya. Pembangunan ini ditargetkan akan
menyelesaikan 1 gedung asrama, 1 gedung kelas, 1 aula, 2 halaman parkir, 1
gedung rumah dinas, dan 2 lapangan olahraga.

Tujuan diadakannya pembangunan ini untuk menambah fasilitas pesantren


yang sedang adanya kekurangan. Fasilitas yang dimaksud seperti kelas dan
asrama. Jika pembangunan ini telah selesai, Markaz Tahfiz Al-Bassam
Pesantren Al-Ma’tuq dapat menerima santri baru lebih banyak lagi. Selain itu
pembangunan Al-Bassam tahap dua ini juga akan memperindah lingkungan di
pesantren.
Sumber: tugas kelas 10 (Akram, Aiman, dan Mas’ud).

“Kelas IPA”
Kelas IPA merupakan kelas peminatan bagi santri Pesantren Al-Ma’tuq
pada jenjang Madrasah Aliyah. Tujuan kelas IPA adalah untuk menjadikan
pribadi santri yang tidak hanya pandai dalam memahami agama, tapi juga
memahami ilmu-ilmu seputar pengetahuan alam. Kelas IPA merupakan kelas
yang menjadi sarana bagi santri dan santriwati Pesantren Al-Ma’tuq untuk
menggapai cita-citanya. Umumnya santri yang masuk kelas IPA ingin menjadi
seorang dokter, ilmuan, dan lainnya.

Meski dalam kurikulum merdeka pembagian jurusan telah ditiadakan,


namun semangat belajar santri tetap perlu maju dan berkembang. Kelas IPA
Pesantren Al-Ma’tuq yang memang tidak lebih lama dari kelas agama ini sudah
bisa memberikan kepercayaan kepada santri dan santriwati bahwa ilmu

10
pengetahuan alam memang tidak kalah penting dengan ilmu agama. Tentu
dalam hal ini kelas IPA juga melaksanakan proses pembelajaran dengan materi
seputar keagamaan, meski tidak terlalu banyak seperti kelas Agama. Penyatuan
materi IPA dan keagamaan secara optimal di kelas IPA bertujuan untuk
melahirkan generasi yang unggul dalam bidang IPA dan agama, memiliki
wawasan internasional, dan mampu menghadapi tantangan global.

Selain hal yang telah dipaparkan di atas, pendirian kelas IPA juga bertujuan
untuk melahirkan ilmuan penghafal Al-Qur’an yang pintar dalam bidang
biologi, kimia, dan fisika, serta memahami ilmu agama. Santri-santri kelas IPA
tetap menjaga hafalan Al-Qur’an mereka dengan aktif dalam kelompok-
kelompok hafalan (halaqoh). Tentunya dengan peningkatan kualitas santri
tentang pengetahuan alamnya juga.

Hadirnya kelas IPA menjadikan santri-santri Pesantren Al-Ma’tuq dapat


memahami ilmu-ilmu potensial yang dapat mengantarkan mereka menjadi
seorang dokter atau ilmuan dengan berpegang terhadap ajaran ahli sunah
waljamaah. Insyaallah.
Sumber: tugas kelas 10 (Jemal, Faisal, dan Chairul).

“Kelas Agama”
Jurusan agama adalah jurusan yang telah ditetapkan di Pesantren Al-Ma’tuq
sejak awal adanya jenjang Madrasah Aliyah (MA). Jurusan agama di Pesantren
Al-Ma’tuq Markaz Al-Bassam dimulai ketika angkatan pertama mulai
memasuki jenjang Aliyah tahun 2019/2020. Hal ini dikerenakan angkatan
pertama jenjang MA waktu itu akan dan baru ada. Rencana jurusan agama
sebetulnya sudah ada sejak santri angkatan pertama ada di kelas 7 dan 8.

Ketika angkatan ketiga memasuki jenjang MA barulah kelas peminatan Al-


Bassam mulai terbagi dua. Ada kelas jurusan agama dan kelas jurusan IPA sejak
tahun 2021. Dari tahun ke tahun jurusan agama memang selalu banyak
peminatnya. Hal ini dikarenakan dasar keilmuan dari Pesantren Al-Ma’tuq
sendiri adalah keagamaan. Jurusan keagamaan di Al-Bassam mengambil
pemahaman sesuai dengan Al-Qur’an sunah dan sesuai dengan pemahaman para
sahabat terdahulu.

Para peminat jurusan agama memilih jurusan agama bukan tanpa alasan.
Mereka, santri-santri Al-Bassam yang memilih jurusan agama memiliki alasan

11
tersendiri. Mayoritas dari mereka ingin melanjutkan pendidikannya ke
keagamaan di universitas atau perguruan tinggi timur tengah. Selain itu mereka
juga berkeinginan menjadi seorang ustaz, ulama, atau tokoh agama.

Adapun alasan lain tentang latar belakang santri Al-Bassam memilih


jurusan agama adalah masalah internal. Sebagian kecil santri memilih jurusan
agama disebabkan kurang percaya diri untuk memilih jurusan IPA. Jurusan IPA
memang banyak disuguhi materi dan teori-teori yang katanya cukup rumit.
Salah seorang santri jurusan agama menuturkan akan lebih efektif jika santri
penghafal Al-Qur’an Al-Bassam masuk jurusan agama agar bisa memahami Al-
Qur’an lebih dalam.

Sebagian dari mereka juga ada yang ingin melanjutkan ke jurusan ekonomi
syariah di perguruan tinggi. Ada juga yang mengatakan ragu untuk memilih
jurusan IPA karena ketidakpastian. Mereka beranggapan terkait hal ini karena
jurusan IPA merupakan jurusan baru dan belum ada alumninya. Kelas agama
menurut pengamatan kami, telah menjadi bagian dari upaya santri dalam
mencari bekal untuk masuk ke jenjang perkuliahan.
Sumber: tugas kelas 10 (Razqa)

“Alat Pemadam Kebakaran”


Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebuah tabung berwarna
merah yang sering ditemukan pada gedung-gedung dan juga pada pom bensin.
Tabung berwarna merah tersebut adalah alat untuk memadamkan api yang
mungkin muncul di dalam maupun di luar ruangan.

Penggunaan alat seperti ini sangat penting terutama di tempat-tempat yang


rawan terjadi kebakaran. Hal ini dikarenakan api yang tidak terkontrol bisa
sangat cepat untuk merambat ke tempat lain.

Alat pemadam kebakaran biasanya terdiri dari beberapa jenis yang memiliki
karakteristik sendiri. Salah satu jenisnya adalah yang berisi air yang dicampur
dengan nitrogen atau karbondioksida. Selain itu, ada juga alat pemadam
kebakaran yang memadamkan api dengan mengeluarkan serbuk kering, yang
biasanya bertujuan untuk memadamkan api yang berasal dari bahan kimia.

Jenis lain dari alat pemadam kebakaran adalah yang memiliki busa dan
karbon dioksida. Kedua hal tersebut dapat membuat api tidak mendapatkan

12
suplai oksigen yang dibutuhkan untuk tetap menyala. Hal ini membuat alat
pemadam kebakaran ini sangat cocok untuk memadamkan api yang ditimbulkan
dari berbagai material.

Pada umumnya, api membutuhkan tiga hal agar tetap hidup, yaitu bahan
bakar, oksigen, dan panas. Ketiga hal ini juga sering disebut sebagai segitiga
api. Untuk memadamkan api, perlu untuk mengeliminasi salah satu aspek dari
ketiga hal tersebut.

Jika kamu memadamkan api dengan air, maka kamu akan malah menambah
suplai oksigen karena air mengandung oksigen. Ini sebabnya mengapa
penggunaan alat pemadam kebakaran sangat efektif untuk mencegah api terus
terbakar.

Alat pemadam kebakaran biasanya mengeluarkan bahan-bahan yang bisa


menggantikan suplai oksigen agar proses pembakaran api terhenti dan potensi
kebakaran dapat diatasi dengan cepat.
Sumber:
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-teks-laporan-hasil-observasi-berdasar-kan-strukturnya
(diakses, 27 September 2023)

H. Latihan
 Latihan Kelompok
Buatlah kelompok bersama beberapa temanmu. Latihan kelompok di bawah
ini menyajikan beberapa situasi yang membuat masing-masing kelompok
harus berpikir dan berdiskusi bersama. Jangan takut salah, gurumu akan
membimbing agar diskusimu bisa berjalan.

1. Identifikasi Tujuan Laporan Hasil Observasi


Pada satu kasus, ada seseorang yang melakukan observasi terhadap
perilaku migrasi burung di suatu daerah. Buatlah tujuan laporan hasil
observasi yang dapat dijabarkan berdasarkan keadaan tersebut!

2. Penyusunan Laporan Hasil Observasi

13
Pada satu tempat, di perkotaan setiap jalur yang dilalui kendaraan pasti
memiliki persimpangan. Berdasarkan ilustrasi tersebut sebutkan topik-
topik apa saja yang dibahas dengan mengurutkannya berupa kalimat
utama!

3. Analisis Data Hasil Observasi


Sekarang banyak yang sudah melakukan observasi mengenai
kebiasaan makan hewan-hewan liar di suatu kawasan hutan. Buatlah
hipotesis tentang pola makan yang dominan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada beberapa hewan hutan!

4. Simpulan dan Saran


Pada satu kondisi ada seseorang yang melakukan observasi di sungai.
Setelah melakukan observasi terhadap kondisi lingkungan sungai,
jelaskan tindakan yang perlu diambil untuk memelihara dan menjaga
kelestarian lingkungan sungai!

 Latihan Individu
1. Di bawah ini adalah contoh kalimat dalam deskripsi manfaat, kecuali...
a. Dengan berwudu menggunakan air bersih kita akan mendapatkan
kesegaran maksimal.
b. Mengonsumsi obat secara teratur akan cepat menghilangkan nyeri
pada lutut.
c. Barang-barang yang tidak terpakai jangan langsung dibuang ke
tempat sampah.
d. Oleh karenanya makanan yang telah membusuk harus cepat
dibuang.
e. Tanaman obat adalah jenis tumbuhan yang dapat diambil
manfaatnya untuk kesehatan badan.

5. Dalam teks laporan hasil observasi terdapat gagasan pokok yang


menjadi induk dari sebuah paragraf. Gagasan pokok adalah ide utama
atau inti dari suatu teks atau tulisan. Buatlah satu paragraf utuh dengan
gagasan pokok “Adab adalah ilmu yang perlu dipelajari dan diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari”!

14
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................

BAB 2
MENANGGAPI ISU SOSIAL
(BERPENDAPAT DENGAN BIJAK DAN SANTUN)

A. Asesmen Diagnosis
“Masalah Sosial”

15
1. Apakah ada berita terbaru tentang masalah sosial di daerahmu saat ini?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Bagaimana tanggapanmu terhadap isu sosial yang terjadi di sekitar?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Apa kritikmu atas masalah yang terjadi tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................

B. Tujuan Pembelajaran
Menanggapi isu sosial dengan cermat melalui anekdot, memberi opini
berupa solusi, dan bertindak baik atas masalah yang terjadi.

C. Gambar/Ilustrasi Materi
Menurutmu adakah hal aneh pada gambar di bawah ini? Secara sekilas,
gambar suasana masjid ini biasa saja. Masjid ini memiliki interior yang sama
seperti masjid pada umumnya. Namun jika diperhatikan dengan sudut pandang
yang lain akan berbeda.

Gambar 2.1 Interior Masjid


Sumber: dok. pribadi.

16
Apakah kamu melihat orang-orang yang sedang beribadah di masjid ini?
Kalau benar tidak lihat, lalu ke mana orang-orang pergi?

Ini adalah fenomena yang terjadi pada beberapa masjid. Sekarang ini
banyak masjid dibangun begitu megah, tapi sedikit yang memakmurkannya. Ke
mana perginya anak-anak muda dengan semangat dan kekuatannya yang masih
prima? Saat azan berkumandang, siapa yang segera dan berangkat menuju
masjid? Untukmu santriwati, maukah memiliki suami yang tidak suka ke
masjid?

Kebanyakan dari mereka yang bersegera pergi ke masjid adalah orang tua,
bukan anak muda. Jelaslah bahwa hal yang berat itu bukan rindu, melainkan
menegakkan salat lima waktu di masjid. Anak-anak muda perlu semangat dalam
beribadah agar tidak menyesal dikemudian hari. Atas hal semacam ini, adakah
kritik yang bisa kamu sampaikan?

D. Infografik
Di antara kegiatan yang dapat menambah wawasan santri dalam memahami
isu sosial adalah membaca suatu informasi. Membaca adalah bagian dari
keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif (menerima). Membaca adalah satu
kegiatan yang menyenangkan. Kita bisa mendapat banyak informasi dari apa
yang dibaca. Pentingnya membaca dalam pengembangan intelektual telah lama
diakui sebagai salah satu fondasi pendidikan. Tak terkecuali pada era sekarang
ini adalah tentang literasi digital.

Dalam era digital yang semakin berkembang, keahlian literasi digital


menjadi sangat penting bagi santri sebagai bekal untuk menghadapi tantangan
dunia modern. Para santri dan santriwati perlu memahami lebih dalam tentang
teknologi dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Literasi digital bukan
hanya tentang kemampuan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras.

Kegiatan literasi digital mencakup pemahaman mendalam tentang informasi


digital, keamanannya, kemampuan analisis kritis terhadap konten digital, dan
etika dalam perilaku daring. Pemerintah menyadari hal ini dan mengupayakan
langkah-langkah strategis. Pemerintah memiliki target dalam mengupayakan
masyarakat agar mampu berliterasi digital. Mari kita lihat dalam infografik
berikut ini.

17
Gambar 2.2 Literasi Teknologi Digital
Sumber:
https://www.inews.id/multimedia/infografik/infografik-pemerintah-targetkan-50-juta-masyarakat-
indonesia (diakses, 12 Januari 2024)

E. Pemahaman
Menanggapi isu sosial adalah hal yang dapat membuat seseorang menjadi
lebih kritis. Dalam KBBI, kritis bermakna tajam dalam penganalisisan. Bentuk
kritis yang baik bisa didapatkan ketika seseorang menyampaikan suatu kritik
yang konstruktif. Kritik yang berupa saran membangun demi kemajuan objek
atau subjek yang dikritisi.

18
Teks kritik adalah jenis tulisan yang menyampaikan pendapat, evaluasi,
atau analisis terhadap suatu karya, fenomena, atau kebijakan. Teks kritik sama
dengan teks eksplanasi, isinya menjelaskan tentang suatu objek secara lengkap.
Tujuan dari teks kritik adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam
terhadap suatu hal yang diteliti, mengeksplorasi aspek-aspek positif dan negatif,
dan memberikan pandangan pribadi atau sudut pandang kritis terhadapnya. Teks
kritik bersifat subjektif, namun pendapatnya harus didukung oleh argumen dan
bukti yang jelas.

Bentuk kritik tidak hanya berupa esai, eksplanasi, atau tulisan ilmiah
populer. Kritik juga bisa disampaikan berupa anekdot. Anekdot adalah cerita
singkat dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran
terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak atau perilaku tokoh publik.
Anekdot berbeda dengan humor. Anekdot bertujuan untuk menyindir seseorang
yang biasanya merupakan orang penting. Sedangkan humor bertujuan untuk
menghibur dan tidak berisi sindiran kepada orang penting. Anekdot ditulis
dengan lima struktur teks sebagai berikut.
1. Abstraksi (Permulaan suatu kejadian)
2. Orientasi (Pengenalan peristiwa)
3. Krisis (Puncak Peristiwa)
4. Reaksi (Respon peristiwa)
5. Koda (penutup cerita)

Menulis anekdot bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan kreatif.


Berikut adalah hal-hal umum yang perlu diperhatikan saat kamu menulis
anekdot.

1. Pilih Tema atau Topik


Pertama tentukan tema atau topik untuk menulis anekdot. Anekdot biasanya
berbicara tentang pengalaman pribadi mengenai situasi yang lucu atau
menggelitik, tapi tetap ada unsur edukasi. Jika sekarang ini ada berita yang
kurang enak didengar tentang dunia pendidikan, kamu bisa memilih tema
tersebut dan mengembangkannya.

2. Identifikasi Poin Utama


Jelaskan poin utama atau pesan yang ingin kamu sampaikan melalui
anekdot. Anekdot umumnya mengandung humor, sindiran, dan pengajaran.
Kamu perlu memikirkan terlebih dahulu tiga hal ini sebelum mulai menulis.

19
Hal-hal yang lucu itu bisa berupa cerita yang tak terduga, perbandingan
yang kreatif, atau situasi yang aneh.

3. Atur Struktur Cerita


Organisasikan ceritanya dengan baik sesuai lima struktur di atas. Mulailah
dengan memperkenalkan situasi pada bagian abstraksi, lalu bangun
ketegangan atau konflik, sampai akhirnya tutup cerita dengan koda yang
memuaskan.

4. Gunakan Bahasa yang Menarik


Pilih kata-kata yang sesuai untuk mengekspresikan ceritamu dengan jelas
dan menarik. Gunakan bahasa yang sesuai dengan nada dan suasana cerita.
Pilih kata-kata baku yang tidak kaku. Seperti ubah kata tidak menjadi
enggak, kata saja menjadi aja, kata baru saja menjadi barusan, dan kata-kata
percakapan lainnya.

5. Puncak Cerita Menarik


Tentukan puncak cerita atau krisis yang kuat dan menarik. Bagian ini adalah
momen di mana kejutan atau kelucuan cerita bisa terungkap. Buatlah
pembaca dan pendengar tertawa atau setidaknya tersenyum.

6. Periksa dan Edit


Setelah menulis anekdot, periksa kembali untuk memastikan bahwa
strukturnya sesuai dan bahasa yang digunakan jelas. Koreksi tata bahasa dan
ejaan yang kurang baik, serta rapikan tulisanmu agar lebih nyaman dibaca.
Jangan lupa buat judul yang menarik di atasnya.

F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Kalimat Langsung dan Tak Langsung
Anekdot bisa disusun dalam bentuk dialog dengan memasukkan kalimat-
kalimat langsung. Jika anekdot disusun dengan bentuk naratif, maka
kalimat yang ditulis adalah kalimat tak langsung. Kalimat langsung adalah
kalimat yang ditulis persis seperti pembicaraan aslinya, menggunakan
tanda kutip, dan struktur kalimat tetapnya tidak berubah. Kalimat tak
langsung adalah kalimat yang disampaikan ulang dalam ucapan tanpa
menggunakan kata-kata asli, bisa tidak menggunakan tanda kutip, dan
struktur kalimatnya dapat berubah.

20
Contoh Kalimat Langsung:
Dadan : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau
mengajar selalu duduk, tidak pernah mau
berdiri.”
Contoh Kalimat Tak Langsung:
Dadan merasa heran dengan dosen ilmu politik. Beliau kalau mengajar
selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.

2. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat yang dirancang untuk mempengaruhi atau
menggerakkan perasaan pendengar atau pembaca. Tujuan utamanya adalah
untuk menciptakan efek emosional atau persuasif.
Contoh:
Apakah kita akan membiarkan ketidakadilan terus berlangsung di muka
bumi ini?

3. Kata Teknis
Kata teknis adalah suatu istilah yang ada pada bidang tertentu.
Contoh:
Pengukuran suhu dilakukan menggunakan termometer digital dengan
tingkat ketelitian 0,1 derajat Celsius.

4. Konjungsi
Konjungsi adalah kata atau kelompok kata yang digunakan untuk
menghubungkan kata, frasa, atau klausa dalam suatu kalimat.
Contoh:
Saya suka makanan pedas, tetapi tidak dengan adik saya.

5. Kata Kerja Aksi


Kata kerja aksi adalah kata yang menyatakan tindakan atau aktivitas yang
dilakukan oleh subjek dalam suatu kalimat. Contoh:
Ani menulis surat kepada sahabatnya setiap minggu.

6. Imbuhan
Imbuhan adalah bagian dari suatu kata yang diberi penambahan untuk
membentuk kata baru dengan makna tertentu. Imbuhan dapat mengubah

21
arti dari bentuk kata dasar. Berikut adalah beberapa jenis imbuhan dan
contohnya.
a. Prefiks (awalan), melamar, belajar, dan dibaca.
b. Infiks (sisipan), melaju, telunjuk, dan gerigi.
c. Sufiks (akhiran), timbangan, panaskan, dan temani.
d. Konfiks (awal dan akhiran), ketakutan, perkotaan, dan perjalanan.

7. Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang digunakan untuk
menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu.
Contoh:
Tolong ambilkan buku ini dari rak atas.

G. Contoh Teks
”Anak Kecil dan Seorang Bapak“
Seorang anak kecil bertemu dengan bapak-bapak. Tempatnya di sebuah
tongkrongan dekat pos kamling. Sang anak bertanya, “Bapak sedang apa?”.
“Sedang menghisap rokok, Dek, masa enggak lihat” jawabnya.

“Bukankah dibungkusnya terdapat tulisan, merokok membunuhmu?” Kata


anak kecil sembari menggaruk kepala. Bapak-bapak menjawab, “Wah kamu
kecil-kecil sudah bisa baca. Belajar dari mana?”

Lalu anak kecil itu menjawab, “Saya masih bisa lihat pak, enggak buta
seperti Bapak.” Ia berkata kemudian bergegas lari sembari tertawa.

“Kurang ajar kamu!” Balas bapak itu marah dengan muka merah karena
malu.
Sumber: tugas kelas (Chairul)

“Guru Masuk Islam karena Muridnya”


Di sebuah sekolah SD ada seorang guru yang mengajar matematika. Ia
sering mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada karena menghubungkannya
dengan pelajaran matematika. Suatu hari ia mengoreksi lembar jawaban dan
memanggil seorang murid ke ruang guru.
Guru : “Nak! Kenapa denganmu?”
Murid : “Kenapa, Bu?”
Guru : “Ini kenapa 1 + 1 = 1? Harusnya kan 2!”

22
Murid : “Karena Tuhan itu satu, Bu.”
Guru : “Ini matematika, Nak! Bukan pelajaran agama.”
Murid : “Memangnya kenapa, Bu? Kan Tuhan yang
Membuat matematika.”
Guru : “Itu tidak mungkin! Tidak ada buktinya kalau Tuhan
Itu ada.”
Murid : “Ada kok. Buktinya kita ada, Bu.”

Guru : “Tapi dalam matematika semua berawal dari


sesuatu, kalau Tuhan yang membuat segalanya lalu
siapa yang menciptakan Tuhan?
Murid : “Eh, Bu. Sebelum angka 2 apa ya?”
Guru : “Kamu ya... 1 lah!”
Murid : “Kalau sebelumnya lagi?”
Guru : “0 (Nol)!”
Murid : “Nol itu apa?”
Guru : “Ya tidak ada apa-apa!”
Murid : “Nah itu buktinya, Bu.”

Guru itu pun terdiam dan sadar bahwa selama ini ia salah. Lalu sang guru
pun belajar agama dan masuk Islam.
Sumber: tugas kelas 10 (M. Abdan S.)

“Permasalahan Lingkungan di Indonesia”


Sampah sudah menjadi masalah yang klasik bagi setiap negara di seluruh
dunia ini. Hampir semua negara memiliki masalah dalam mengatasi timbunan
sampah yang jumlahnya terus meningkat setiap hari. Masalah ini menjadi fokus
utama karena berkaitan dengan kondisi lingkungan suatu negara. Oleh karena
itu, saat ini banyak negara yang telah memulai program reuse dan recycle atas
sampah-sampah yang ada untuk menanggulangi masalah ini.

Di negeri kita sendiri, sampah adalah permasalahan yang tak kunjung


menemukan penyelesaian. Meskipun pemerintah kita juga melaksanakan
program reuse dan recycle, namun permasalahan lingkungan dan sampah di
negeri kita ini belum juga terselesaikan. Bahkan permasalahan di negeri kita ini
menjadi kompleks dan menjalar ke berbagai segi lainnya sehingga
memperparah kerusakan lingkungan. Berikut ini adalah permasalahan-
permasalahan yang memperparah kerusakan lingkungan di Indonesia.

23
Permasalahan yang pertama adalah penebangan kayu liar. Indonesia
memang terkenal dengan industri berbahan kayu yang bahkan kepopulerannya
telah sampai ke tingkat dunia. Namun sayangnya bahan-bahan kayu tersebut
diambil dari hutan tanpa memperhatikan kelestariannya sehingga banyak hutan
yang habis ditebangi. Akibatnya, hutan menjadi gundul dan kehilangan fungsi-
fungsinya.

Permasalahan yang kedua adalah polusi. Indonesia dituduh sebagai salah


satu Negara yang bertanggung jawab dalam terjadinya global warming. Hal ini
dikarenakan negeri kita memiliki tingkat polusi udara yang tinggi akibat dari
banyaknya asap pabrik, kendaraan bermotor dan lain masih banyak lagi yang
dihasilkan.

Permasalahan yang ketiga adalah kurangnya ketersediaan tempat


pembuangan sampah. TPA saat ini sudah tidak bisa lagi menampung jumlah
sampah yang ada. Selain itu keberadaan TPA ini sering sekali menimbulkan
permasalahan karena banyak warga setempat yang menuntut untuk
memindahkan TPA dari tempat mereka karena mengganggu.

Permasalahan yang keempat adalah rendahnya tingkat kesadaran


masyarakat dalam menjaga kebersihan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
sampah yang berserakan karena mereka malas dalam membuang sampah pada
tempatnya. Mereka lebih memilih membuang sampah di sungai daripada di
tempat sampah yang telah disediakan. Akibatnya, sungai jadi tercemar dan
dapat mengakibatkan banjir.

Berdasarkan penjabaran-penjabaran yang telah dibahas di atas, dapat kita


simpulkan bahwa masalah lingkungan di negeri kita ini belum bisa terselesaikan
bahkan semakin kompleks dengan permasalahan-permasalahan seperti yang
disebutkan di atas.

Sumber:
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-esai (diakses, 13 Januari 2024)

24
“Peran Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan
dan Masa Depan Manusia”
Kecerdasan Buatan atau biasa kita sebut AI (Artificial Intelligence) seolah
menjadi angin baru yang tengah berhembus kencang di era digital ini. Sosok AI
yang memiliki kemampuan belajar dan berpikir layaknya manusia ini, bukan
hanya menjadi “anak emas” dalam bidang teknologi, tetapi juga berpotensi
memberikan dampak revolusioner dalam berbagai aspek kehidupan, khususnya
pendidikan.

Pertama, AI membawa metode belajar baru yang lebih interaktif dan efisien.
Dengan AI, proses belajar tak lagi harus berlangsung dalam ruangan kelas
dengan puluhan santri. Sistem pembelajaran AI yang disesuaikan dengan
kecepatan dan gaya belajar masing-masing individu membuat setiap santri
memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pemahaman optimal.

Kedua, AI juga berperan dalam membantu para guru. AI dapat membantu


guru dalam mengevaluasi kinerja dan perkembangan santri, sehingga guru dapat
lebih fokus pada proses belajar mengajar dan meningkatkan kualitas
pendidikan.

Namun, seiring dengan kemajuan AI, muncul pula pertanyaan mengenai


masa depan manusia. Akankah manusia digantikan oleh AI? Mengingat AI yang
semakin canggih dan memiliki kemampuan belajar dan berpikir seperti
manusia.

Meski AI memiliki potensi besar dalam pendidikan dan berbagai bidang


lainnya, kita harus ingat bahwa AI hanyalah alat yang diciptakan dan
dikendalikan oleh manusia. Sejauh ini, AI belum bisa menggantikan emosi,
kreativitas, dan intuisi manusia, yang merupakan bagian penting dari apa yang
membuat kita menjadi manusia.

Oleh karena itu, alih-alih merasa terancam, kita sebaiknya memanfaatkan


AI sebagai alat untuk membantu kita mencapai kemajuan dalam pendidikan dan
berbagai aspek kehidupan lainnya.

“Membangun Jembatan
Menuju Masa Depan yang Berkualitas”

25
Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan sebuah masyarakat
yang berkembang dan berkelanjutan. Dunia pendidikan tidak hanya menjadi
tempat para santri belajar membaca, menulis, dan menghitung, tetapi juga
menjadi wahana untuk mengasah keterampilan, membentuk karakter, dan
menanamkan nilai-nilai yang mendasar. Sebagai suatu sistem yang kompleks,
dunia pendidikan memiliki peran besar dalam membentuk generasi masa depan.

Pendidikan memberikan fondasi bagi pertumbuhan intelektual dan


emosional individu. Proses belajar-mengajar yang efektif dapat membuka pintu
pemahaman yang mendalam terhadap berbagai disiplin ilmu. Dengan
penguasaan pengetahuan, siswa menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan
dunia yang terus berubah. Pendidikan bukan hanya sekadar transfer informasi,
melainkan proses pengembangan keterampilan kritis, kreativitas, dan
kemampuan berpikir analitis.

Namun, tantangan yang dihadapi dunia pendidikan tidaklah sedikit.


Kesenjangan akses terhadap pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan
masih menjadi persoalan serius. Selain itu, kurangnya sumber daya guru yang
berkualitas dan kurikulum yang terus diubah juga menjadi hambatan dalam
memberikan pendidikan yang merata dan berkualitas.

Dalam era digital, teknologi menjadi kekuatan revolusioner dalam dunia


pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka
peluang baru untuk inovasi dalam metode pengajaran. Pembelajaran daring,
aplikasi pembelajaran interaktif, dan sumber daya pendidikan digital
memberikan akses lebih luas dan fleksibilitas bagi para pelajar. Namun,
tantangan terkait ketidaksetaraan dalam penggunaan teknologi perlu diatasi agar
manfaatnya dapat dirasakan secara merata.

Selain itu, perluasan wawasan pendidikan untuk mencakup pembelajaran


sepanjang hayat menjadi semakin penting. Dunia yang terus berkembang
memerlukan individu yang mampu beradaptasi dan belajar secara berkelanjutan.
Pendidikan harus melampaui batas kelas dan berintegrasi dengan kehidupan
sehari-hari, sehingga para pelajar dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka
dalam dunia yang nyata.

Peran guru juga tidak dapat diabaikan. Guru bukan hanya sebagai pengajar,
tetapi juga sebagai pembimbing dan inspirator. Meningkatkan kualitas

26
pendidikan memerlukan investasi dalam pengembangan profesional guru.
Lembaga pendidikan juga perlu mendukung metode pengajaran inovatif dan
membangun lingkungan kerja yang positif.

Perbaikan dunia pendidikan haruslah bersifat terarah dan melibatkan semua


pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan
masyarakat. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan
kolaborasi yang melibatkan semua elemen masyarakat.

Dengan membangun fondasi pendidikan yang kokoh, kita sedang


membangun jembatan menuju masa depan yang lebih baik. Sebuah masa depan
di mana setiap individu memiliki kesempatan yang adil untuk berkembang,
berkontribusi, dan menjadi bagian dari masyarakat yang berpendidikan dan
berbudaya. Dengan memprioritaskan pendidikan, kita sedang mengukir jejak
bagi generasi mendatang yang akan membawa perubahan positif dan
membentuk dunia yang lebih baik.

H. Latihan
 Latihan Kelompok
“Menulis Teks Kritik Sosial”
1. Tujuan Tugas
Mengembangkan kemampuan santri dalam menganalisis dan
mengevaluasi isu-isu sosial melalui penulisan teks kritik sosial.
Dengan tugas ini, santri tidak hanya dapat mengembangkan
keterampilan menulis, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka
terhadap isu-isu sosial yang relevan dalam masyarakat.

2. Langkah-langkah:
1) Pilih Topik
Pilih satu topik sosial yang menurutmu memiliki dampak besar
pada masyarakat. Contoh topik dapat mencakup isu lingkungan,
keagamaan, kemiskinan, pendidikan, atau isu-isu aktual lainnya.

2) Riset dan Analisis


Lakukan riset mendalam tentang topik yang dipilih. Gunakan
sumber-sumber yang kredibel dan beragam untuk mendapatkan

27
pemahaman menyeluruh tentang isu tersebut. Setelah itu,
identifikasi faktor-faktor penyebab dan dampak dari isu tersebut.

3) Rancang Kerangka Teks


Rancang kerangka teks kritik sosial dengan susunan berurutan.
Kerangka ini sebaiknya mencakup pendahuluan, analisis isu,
argumen kritis, dan rekomendasi atau solusi yang diajukan.

4) Tulis Teks Kritik Sosial


Mulailah menulis teks kritik sosial sesuai dengan kerangka yang
telah dirancang. Gunakan bahasa persuasif dan fakta yang kuat
untuk mendukung argumen.

5) Presentasi atau Diskusi


Setelah selesai menulis, santri dapat mempresentasikan teks kritik
sosial mereka di depan kelas atau melalui diskusi kelompok.
Diskusikan isu-isu yang diangkat, pertimbangkan sudut pandang
yang berbeda, dan ajak santri lain untuk merespons.

6) Evaluasi
Evaluasi tulisan kritik sosial yang telah selesai. Kamu bisa
meminta bantuan teman sekelas untuk memberikan saran. Berikan
pedoman evaluasi yang mencakup kriteria seperti kedalaman
analisis, kejelasan argumen, dan sumber-sumber yang digunakan.

7) Contoh Topik Tugas


- Dampak Perubahan Iklim terhadap Masyarakat Lokal
- Tantangan Pendidikan di Era Digital
- Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja
- Ketidaksetaraan Akses Pangan di Wilayah Pedesaan.

 Latihan Individu
1. Malam Jumat adalah malam yang paling banyak ditemukan politisi
melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama yang
sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi

28
kampung yang diterjang banjir paling parah dan kebetulan di sana
banyak wartawan meliput sehingga dia semakin bersemangat
menyerahkan bingkisan.
Dalam teks tersebut kalimat yang memiliki makna tersirat berupa
sindiran adalah…
a. Darman semakin bersemangat menyerahkan bingkisan ketika
banyak wartawan yang meliput.
b. Pada malam Jumat, sejumlah politisi melakukan blusukan ke
daerah-daerah banjir.
c. Darman (maaf bukan nama yang sebenarnya dan bukan
sebenarnya nama).
d. Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah.
e. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput.

2. “Bebas Hukuman”
Pada suatu pagi yang cerah, di ruang kelas sedang berlangsung proses
pembelajaran. Dikarenakan kondisinya agak santai, guru terlibat
percakapan dengan satu di antara banyak muridnya.
Murid : "Bu, Ibu guru... Izin tanya, Bu!"
Guru : "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan,
Pul?"
Murid : "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang
dihukum karena perbuatan yang belum
dilakukannya?"
Guru : "Ya jelas tidak boleh, Pul. Seseorang itu baru
boleh dihukum apabila dia terbukti
bersalah."
Murid : "Begitu ya. Saya juga bebas dari hukuman
kan, Bu? Soalnya Saya belum mengerjakan
PR."
Guru: "Itu beda. Kamu, ya!"
Percakapan murid dan guru di atas adalah contoh teks anekdot.
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah tersebut adalah...
a. Selalu mengerjakan PR di sekolah.
b. Mengerjakan PR jangan karena takut dihukum.
c. Menjadi murid harus pandai berbicara.
d. Jangan main-main dengan seorang guru.
e. Tuntaskan tugas sekolah sesegera mungkin.

29
BAB 3
TEKS NARASI YANG KAYA AKAN NASIHAT
(MENGKAJI PETUAH YANG MELIMPAH)

A. Asesmen Diagnosis
“Cerita di Daerahmu”
1. Pernahkah kamu mendengar suatu cerita dari kakek atau nenek?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Tentang apa cerita yang disampaikan oleh kakek atau nenek?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Dari siapa cerita itu berasal dan di mana latar tempat cerita tersebut?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................

B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati teks narasi, menelaah nilai-nilai yang didapat, dan
menerapkannya dalam kehidupan.

C. Gambar/Ilustrasi Materi
Materi teks narasi dapat kita integrasikan dengan nilai-nilai keislaman. Di
dalam Al-Qur’an terdapat kisah-kisah manusia dan kejadian masa lampau.

30
Namun berbeda dengan hikayat, kisah-kisah di dalam Al-Qur’an terjamin
kebenarannya. Dalil Al-Qur’an tentang kisah masa lampau misalnya terdapat
pada surah Al-A’raf yang artinya, “Maka, ceritakanlah kisah-kisah itu agar
mereka berpikir” (Q.S. Al-A’raf: 176).

Al-Qur’an adalah pedoman hidup umat Islam. Untuk itu, peringatan Al-
Qur’an tersebut adalah untuk kita semua. Kita diingatkan agar membaca dan
menyimak kisah-kisah lampau untuk dijadikan contoh dan bahan renungan
berpikir. Apabila kisah tersebut mengandung nilai positif, tentu bisa ditiru.
Namun apabila isinya tentang hal-hal yang negatif, maka peristiwa tersebut
dapat menjadi cermin untuk dijauhi dan ditinggalkan. Konsep seperti ini juga
sama dengan teks narasi yang memiliki nilai-nilai kehidupan agar bisa ditiru.

Gambar 3.1 Ceritamu


Sumber:
https://unsplash.com/photos/a-tiled-wall-with-the-words-yots-aloy-on-it-c6b2ru3S4qo (diunduh, 16
Februari 2024)

Narasi bermakna kisah atau cerita. setiap orang memiliki cerita hidupnya
sendiri yang unik dan berharga. Cerita-cerita tersebut dapat bervariasi dari
pengalaman, perjuangan, kebahagiaan, kegagalan, dan banyak aspek kehidupan
lainnya. Berbagi cerita dapat menjadi cara yang kuat untuk saling terhubung,
memahami, dan mendukung satu sama lain. Beberapa orang membagikan cerita
mereka untuk menginspirasi orang lain. Cerita hidup dapat menjadi sumber
motivasi dan pengajaran, karena melalui pengalaman orang lain, kita dapat
belajar banyak hal tentang cara mengatasi berbagai tantangan.

D. Infografik

31
Gambar 3.2 Indonesia Beragam
Sumber:
https://indonesiabaik.id/infografik/kita-indonesia-satu-dalm-keberagaman
(diakses, 16 Januari 2024)

Tidak mengherankan bila Indonesia memiliki cerita yang bermacam-macam


di setiap daerah. Karena Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan, cerita
rakyat yang diturunkan dari lisan ke lisan pasti beragam. Cerita rakyat
merupakan kekayaan budaya negara kita. Karakteristik cerita rakyat antara lain
anonim (tidak dikenal siapa penciptanya) dan istana sentris, (ceritanya perpusat

32
pada istana, kerajaan). Cerita rakyat menjadi bagian dari teks narasi karena di
dalamnya termuat kisah-kisah dan peristiwa yang dialami oleh tokoh tertentu.

Hikayat adalah bentuk sastra lama yang berasal dari tradisi lisan dan
kemudian tertulis. Hikayat menceritakan kisah-kisah heroik atau legendaris dari
masa lalu. Hikayat berasal dari kata Arab, hikayah yang berarti cerita atau kisah.
Seiring dengan perkembangan Islam, hikayat menjadi salah satu bentuk sastra
populer di nusantara dan wilayah sekitarnya.

Hikayat memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk identitas budaya


dan moral masyarakat. Meskipun berasal dari tradisi lisan, banyak hikayat
kemudian ditulis dan diterbitkan, memungkinkan lebih mudah diakses oleh
masyarakat luas. Hikayat memiliki peran penting dalam merentangkan warisan
sastra Melayu dan menyediakan pandangan mendalam tentang nilai-nilai
budaya masyarakat di masa lalu.

E. Pemahaman
Teks narasi adalah jenis tulisan yang bertujuan untuk menceritakan suatu
kisah atau rangkaian peristiwa. Fokus utama dari teks narasi adalah memberikan
informasi tentang kejadian-kejadian yang ada, mengembangkan karakter, dan
suasana cerita. Teks narasi dapat disusun dengan sepenuhnya narasi deskriptif
atau perpaduan antara narasi dan dialog. Tujuan dibuatkannya cerita adalah
untuk dulce et utile (mendidik dan menghibur). Selain dari adanya nilai-nilai
edukasi, dalam teks narasi juga terdapat hiburan dalam bentuk kata-kata yang
indah dan menarik.

Banyak yang menganggap bahwa teks narasi hanya ada pada cerpen saja.
Karakteristik tulisan pada teks narasi lebih bersifat umum dan mencakup
beberapa jenis tulisan. Teks narasi dapat disusun menjadi bentuk fiksi atau
ilmiah. Teks narasi fiksi umumnya termasuk dalam satu jenis sastra, yakni
prosa. Contoh dari teks narasi fiksi seperti cerita inspiratif, cerpen, novel,
novelet, cerita rakyat, dan komik. Teks narasi juga bisa bersifat ilmiah. Teks
narasi yang bersifat ilmiah banyak hadir pada tulisan seperti biografi,
autobiografi, catatan perjalanan, dan laporan naratif.

Teks narasi terbagi menjadi lima struktur yang terdiri dari orientasi,
rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi. Orientasi berisi pengenalan
karakter dan peristiwa awal. Rangkaian peristiwa berisi banyak situasi-situasi

33
yang tak terduga yang terjadi pada tokoh. Cerita berlanjut ke bagian komplikasi
yang berisi konflik dan masalah-masalah. Lalu resolusi menceritakan tentang
solusi atau jalan keluar dari konflik yang ada. Pada bagian penutup ini
pengarang biasa mengakhiri kisah dengan penekanan amanat.

Dalam menulis cerita, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.
Pertama, cari terlebih dahulu sumber cerita yang akan kamu buat. Bisa dari
pengalaman pribadi, pengalaman seseorang yang dekat denganmu, kisah nyata
yang dibumbui imajinasi, dan lainnya. Kedua, tentukan tema dan judul cerita
agar jelas bagaimana kamu memulai kisahnya. Buatlah judul yang sederhana
namun menarik pembaca. Ketiga, buatlah konsep yang menjawab unsur-unsur
intrinsik cerita. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik yang ada dalam suatu
cerita.

1. Tema
Tema adalah pesan atau ide pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui cerita. Dari tema ini nantinya diturunkan menjadi judul yang
menarik. Biasanya tema lebih sederhana dan bermakna dibanding judul.

2. Alur
Alur adalah jalannya cerita. Alur cerita adalah urutan peristiwa atau
rangkaian kejadian yang hadir dalam suatu prosa atau narasi.

3. Tokoh dan Penokohan


Dalam cerita pasti ada tokoh-tokoh yang terlibat. Tokoh adalah nama-nama
atau kata ganti orang yang ada dalam cerita. Ada empat jenis penokohan
atau karakter dalam cerita.
- Protagonis (tokoh utama dalam cerita)
- Antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama)
- Tritagonis (tokoh yang berperan sebagai penenang)
- Dentragonis (tokoh yang membantu tokoh utama atau tokoh penentang)

4. Latar
Latar menyangkut tempat, waktu, dan suasana di mana cerita atau peristiwa
berlangsung. Latar tempat menjawab di mana, latar waktu menjawab kapan,
dan suasana menjawab bagaimana dan seperti apa.

5. Sudut Pandang

34
Sudut pandang adalah arah pandang pengarang dalam cerita. Sudut pandang
cerita ada yang memakai orang pertama dengan tanda saya atau aku dan ada
yang memakai orang ketiga dengan tanda dia atau nama tokoh.

6. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis dalam cerita.
Umumnya, amanat ada pada bagian resolusi sebagai penutup cerita agar
lebih berkesan.

Dalam cerita selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik. Unsur-unsur
eksternal dalam cerita disebut dengan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik cerita berasal
dari luar unsur utama. Arisni dan Aicha (2022) menjelaskan, ada tiga hal yang
termasuk dalam bahasan unsur ekstrinsik, yakni latar belakang pengarang, latar
belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung.

1. Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerita.


Latar belakang masyarakat adalah hal-hal yang menjadi bagian dari
pengarang namun tidak pada dirinya. Di antara contoh latar belakang
masyarakat adalah ideologi negara, kondisi politik, kondisi sosial, dan
ekonomi yang terjadi dalam masyarakat.

2. Latar belakang pengarang merupakan unsur yang datang atau timbul dari
keadaan penulis. Latar belakang penulis menyangkut kondisi pengarang,
kehidupan pengarang, dan aliran tulisan pengarang. Termasuk dalam latar
belakang penulis juga agama dan budaya atau kebiasaan.

3. Unsur ekstrinsik juga termasuk nilai-nilai. Nilai-nilai yang ada pada cerita
meliputi nilai agama, nilai Moral, dan yang lainnya. Nilai berkaitan dengan
amanat yang terkandung dalam cerita.

Dalam teks narasi ada empat nilai yang dapat dibahas. Empat nilai itu
tentang pendidikan, religius, moral, dan sosial. Nilai pendidikan membahas
tentang petuah yang menuntun seseorang agar semangat dan terus belajar. Nilai
religius membahas ajaran-ajaran yang berkorelasi dengan agama dan Tuhan.
Nilai moral membahas tentang kejujuran dan kebaikan hidup di luar dari
keagamaan. Dan nilai sosial membahas hubungan yang baik antar individu.
F. Linguistik (Kebahasaan)

35
Kebahasaan cerita bisa memulainya dengan perbandingan cerita lama
berupa hikayat dan cerita modern berupa cerpen. Hikayat dan cerpen adalah dua
bentuk naratif yang berbeda, meski keduanya merupakan suatu cerita. Berikut
adalah perbedaan utama antara hikayat dan cerpen dalam tinjauan bahasa.

No. Hikayat Cerpen


Cerita rakyat (hikayat)
Cerpen menggunakan bahasa
1 menggunakan bahasa
Indonesia sehari-hari.
daerah asal (Melayu).
Kosakata yang digunakan
Kosakata yang digunakan
2 biasanya bahasa pergaulan sehari-
biasanya bahasa arkais.
hari.
Konjungsi cerita hikayat Konjungsi dengan
biasanya di awal paragraf menghubungkan antar kata
untuk memulai cerita: dengan kata dalam satu kalimat
3
alkisah, sebermula, atau
arkian, syahdan, hatta, kalimat satu dengan kalimat lain
dan tersebutlah. yang membentuk jalan cerita.
Cerita hikayat tokoh utama
orang ketiga biasanya berisi: Cerita pendek tokoh utama selain
4 kehebatan dan kesaktian orang ketiga juga dapat orang
kepahlawanan di pertama.
masyarakat.
5 Banyak menggunakan majas. Ada juga menggunakan majas.

Dalam teks hikayat juga terdapat majas. Majas adalah gaya bahasa untuk
menciptakan efek tertentu, yang tidak biasa. Majas sering kali digunakan oleh
penyair atau pengarang untuk memberikan keindahan pada bahasa. Berikut ini
adalah jenis-jenis majas dan beberapa contohnya yang dapat kamu cermati.

1. Majas Pertentangan
• Anakronisme
Gaya bahasa yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa dan
zamannya.
Contoh:
- Setelah Cecep lahir, ia lantas berbicara kepada ibunya.

36
- Hang Tuah melihat arloji, lalu menghidupkan pesawat televisinya.
• Paradoks
Gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan
fakta yang ada.
Contoh:
- Hati boleh panas tapi kepala tetap dingin agar kita tidak salah dalam
mengambil keputusan.
- Jiwanya terasa sepi di tengah bingar-bingar kemeriahan.

2. Majas Perbandingan
• Hiperbola
Gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan suatu kenyataan.
Contoh:
- Air matanya mengalir, membanjiri taman-taman.
- Tubuhnya kurus tinggal tulang berbalut kulit.
• Personifikasi
Gaya bahasa yang menggambarkan suatu hal seolah-olah hidup seperti
manusia.
- Kobaran api melahap puluhan rumah dalam waktu sekedap saja.
- Ketika rindu datang, ia hadir memeluk kesendirian yang tak
terlukiskan.

3. Majas Penegasan
• Retoris
Gaya bahasa untuk menanyakan sesuatu yang sebetulnya tidak perlu
dijawab.
Contoh:
- Adakah orang yang dapat menolak ajal?
- Manusia mana yang tak butuh uang?
• Tautologi
Gaya bahasa berupa pengulangan kata dengan penggunaan sinonimnya.
Contoh:
- Apa maksud dan tujuanmu datang ke sini pagi ini, Raja?
- Joko jadi marah dan murka karena perbuatan Siti.

4. Majas Sindiran
• Ironi

37
Gaya bahasa untuk menyatakan sesuatu dibalik keadaan sebernarnya.
Contoh:
- Rapormu bagus, ada warna merahnya.
- Harga sayur di pasar itu murah sekali sampai tidak ada orang yang
mau beli.
• Sinisme
Gaya bahasa berupa sindiran langsung dengan setulus hati.
Contoh:
- Sudah, hentikan bujuk rayumu karena hanya akan membuatku
semakin sakit.
- Anakku, tidak ada untungnya punya banyak uang jika sedekah saja
selalu berupa koin.

G. Contoh Teks
“Kehidupan Guru”
Oleh Ikhsan Abdul Aziz
Tiga tahun setelah pernikahan, kisah cinta sang guru sekolah bernama
Maman dan istrinya Siti kian berseri. Suasana rumah tangga yang tetap hangat
membuktikan bahwa mereka mampu melewati tahun pertama dan kedua
pernikahan dengan baik. Bukan tanpa masalah—keduanya hidup dalam damai
—menerima setiap kondisi perasaan. Setiap sore pada hari bekerja, Maman
pulang dengan senyuman lebar dan Siti selalu menyambutnya hangat.
“Assalamualaikum, Bapak pulang,” ucap Maman agak lemas.
“Wa’alaikumussalam. Dadan, itu Bapak pulang.” Jawab Siti. “Bapak...
Mmuach.” Dikecup tangan Maman dengan gembira oleh Dadan.

Sambutan itu setiap harinya didapatkan Maman ketika ia pulang ke rumah.


Rasa lelah yang menyelimutinya tiba-tiba hilang ketika bertemu dengan istri
dan anak yang baru berumur dua tahun. Seolah beban itu hilang, padahal esok
harinya Maman bertemu lagi dengan tugas yang menumpuk dan gaji yang tidak
seberapa. Kegiatan yang melelahkan itu terus digeluti oleh Maman, karena
harapannya bukan lagi soal dunia.

“Bagaimana kegiatan mengajar tadi di sekolah, Pak?” tanya Siti lembut,


sembari membantu Maman menyimpan tas yang cukup berat. “Seperti biasa
sayang, anak-anak semangat belajar ketika sebentar lagi mau ujian.” Siti
menjawab dengan senyum ringan, kemudian pergi ke dapur menyiapkan
rebusan pisang yang sudah ditiriskan.

38
Itulah kehidupan Maman dan keluarganya. Rumah tangga Maman memang
baik-baik saja. Ketika ada problem keluarga, mereka berdua selalu melerainya
dengan cara yang apik. Maman dan Siti saling bekerja sama untuk membangun
rumah tangga yang bahagia. Saling memahami, melengkapi, dan membantu satu
sama lain. Masalah yang ada pada kehidupan Maman adalah beberapa momen
dalam pekerjaan yang membuatnya kadang tidak bersemangat. Maman adalah
guru di sekolah swasta dengan gaji seadanya. Ia berpikir bahwa di Indonesia,
profesi dengan kerja serius digaji bercanda dan profesi yang kerja bercanda
digaji serius. Maman pernah berkata kepada Siti, “Lucunya negeri ini, ingin
mencerdaskan kehidupan bangsa tapi tidak ada keseriusan untuk
menyejahterakan para pendidik”.

Satu waktu Maman pernah disuruh untuk menyelesaikan laporan guru


dalam waktu sepekan penuh di sekolah. “Pak Maman, maaf mengganggu.
Bapak menjadi guru yang dipercaya untuk menyusun laporan ya. Peran Bapak
mewakili guru-guru yang lainnya.” Perintah Pak Katro yang penuh harap dan
mengagetkan Maman. Pak Katro adalah kepala sekolah di tempat Maman
mengajar. Beliau memang agak ramah, namun sering suruh-suruh enggak jelas.
Maman bertanya cepat, “Harus selesai kapan Pak?” “Kalau bisa akhir pekan ini
lah, ya. Informasinya juga dadakan.” Ucap Pak Katro sambil pegang gawai
berkamera belakang tiga dan kaca mata yang agak turun ke bawah. Lalu dengan
lapang dada Maman legawa atas perintah tersebut, meski dadakan dan ia merasa
tidak adil.

Karena para siswa sudah ujian dan tidak ada pembelajaran di kelas, Maman
saat itu bisa fokus untuk menyelesaikan laporan guru. Maman berharap dengan
menyelesaikan tugas itu, ia bisa mendapat honor tambahan untuk membeli
pencuci wajah Siti dan susu Dadan yang sudah lima hari habis. Kemudian
selama satu pekan maman berkonsentrasi untuk merampungkan tugas. Maman
terbiasa bekerja seperti itu tanpa lelah karena target yang sudah bulat.

Lalu tugas itu akhirnya selesai tepat pada waktunya. Laporan guru itu
akhirnya selesai dan Maman segera mengirimkannya kepada Pak Katro. Maman
lega, kerja keras selama satu pekan membuahkan hasil yang memuaskan. Bagi
Maman, tugas yang selesai tepat waktu itu adalah hal yang membuatnya
bahagia. Langkah selanjutnya tinggal mengerjakan hal lain dan menunggu
honor tambahan yang menurutnya kecil kemungkinan ada. Saat kondisi seperti

39
ini barulah Maman bisa agak santai, bisa mengobrol dengan guru lain, dan
menyeduh susu kental manis hangat kesukaannya.

“Beres ya, Pak Maman?” tanya retoris Pak Katro dengan bahagia.
“Alhamdulillah. Sudah, Pak. Satu pekan penuh saya rampungkan laporan itu.”
Maman menjawab dengan perasaan yang juga bahagia, karena mengikuti lawan
bicara. Cukup sampai di situ, Pak Katro kemudian bergegas pergi ke kantornya
seolah tidak mau ditanya hal lain. Di atas kursi reyot dan meja kusam, Maman
kemudian melamun sembari minum susu kental yang dari tadi gelasnya ia
genggam. Dalam hati ia berkata, “Senang sekali bisa membantu, tapi pedih
sekali jika tidak dihargai.”

Dua pekan pasca kejadian itu, belum ada tanda-tanda harapan Maman
terkabul. Maman mengemu dan berpikir bahwa ia sepertinya harus menunggu
awal bulan lagi untuk membeli kebutuhan istri dan anaknya. Jauh panggang dari
api, harapannya memang tidak sesuai realitas. Maman semakin paham bahwa
kepuasan mengajar itu bukan tentang dapat honor, melainkan melihat
bagaimana anak-anak didiknya dapat tumbuh dan berkembang.
Malam hari sebelum tidur—saat di mana harapannya hilang—Maman
mengeluhkan kekesalannya kepada Siti. “Sayang... Menurutmu kenapa ya, Pak
Katro tidak memberi upah atas tugas yang telah selesai?” tanya Maman dengan
perasaan pasrah. “Mungkin sekolah sedang butuh biaya untuk keperluan lain,
Pak,” jawab Siti seperti kebingungan. “Ya bisa jadi sih. Kemarin sekolah
memang berencana membetulkan kamar mandi yang rusak. Tapi apakah seberat
itu memberi uang, padahal itu kan tugas yang sebetulnya bukan kewajibanku.”
Maman membalas dengan nada agak naik, karena kenyataan yang menurutnya
tidak logis. Siti kemudian memeluknya pelan, membisikkan sesuatu kepadanya,
“Balasan atas semua kerja kerasmu itu bukan di dunia, Pak. Dunia ini tidak
seberapa dibanding satu tetes kenikmatan di akhirat.”

Maman terdiam sembari perlahan memejamkan mata saat mendengar kata-


kata itu dari Siti. Maman akhirnya berpikir bahwa harapan terbaik yang tidak
pernah membuatnya kecewa adalah berharap kepada Sang Pencipta. Seolah
kerja kerasnya tak terbalas Maman hanya bisa memelas. Satu hingga tiga bulan
berlalu, benarlah prediksi Maman. Harapan itu sirna dan semoga tidak dengan
semangat mengajarnya. Hingga tidak ada lagi cinta Maman yang tersisa kecuali
kepada Allah dan Rasul, orang tua dan keluarga.

40
“Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak”
Menurut sahibul hikayat, sebermula ada seorang Datu yang sakti
mandraguna sedang bertapa di tengah laut. Namanya Datu Mabrur. Ia bertapa di
antara Selat Laut dan Selat Makassar.

Siang-malam ia bersamadi di batu karang, di antara percikan buih, debur


ombak, angin, gelombang dan badai topan. Ia memohon kepada Sang Pencipta
agar diberi sebuah pulau. Pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-
cucu dan keturunannya, kelak.

Hatta, ketika laut tenang, seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari permukaan
laut dan terbang menyerangnya. Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun
membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu.

Ikan itu terpelanting dan jatuh di karang. Setelah jatuh ke air, ikan itu
menyerang lagi. Demikian berulang-ulang. Di sekeliling karang, ribuan ikan
lain mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam, seakan
prajurit siap tempur. Pada serangannya yang terakhir, ikan itu terpelanting jatuh
persis saat Datu Mabrur membuka matanya.

“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?”

“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu
membuat lautan bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk
menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti, Datu Mabrur. Aku takluk,” katanya,
megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit. Tubuhnya terjepit di
sela-sela karang tajam.

“Jadi, itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung
karang.

“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau
aku kalah, kami akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”

“Datu, tolonglah aku. Obati luka-lukaku dan kembalikanlah aku ke laut.


Kalau terlalu lama di darat, aku bisa mati. Atas nama rakyatku, aku berjanji
akan mengabdi padamu, bila engkau menolongku...” Raja Ikan Todak mengiba-
iba. Seolah sulit bernapas, insangnya membuka dan menutup.

“Baiklah,” Datu Mabrur berdiri. “Sebagai sesama makhluk ciptaan-Nya,


aku akan menolongmu.”

41
“Apa pun permintaanmu, kami akan memenuhinya. Datu ingin istana
bawah laut yang terbuat dari emas dan permata, dilayani ikan duyung dan
gurita? Ingin berkeliling dunia, bersama ikan paus dan lumba-lumba?”

“Tidak. Aku tak punya keinginan pribadi, tapi untuk masa depan anak-
cucuku nanti....” Lalu, Datu Mabrur menceritakan maksud pertapaannya selama
ini.

“Akan kukerahkan rakyatku, seluruh penghuni lautan dan samudera.


Sebelum matahari terbit esok pagi, impianmu akan terwujud. Aku bersumpah!”
jawab Raja Ikan Todak.

Datu Mabrur tak dapat membayangkan, bagaimana Raja Ikan Todak akan
memenuhi sumpahnya itu. “Baiklah. Tapi kita harus membuat perjanjian. Sejak
sekarang kita harus sa-ijaan, seiring sejalan. Seia sekata, sampai ke anak-cucu
kita. Kita harus rakat mufakat, bantu membantu, bahu membahu. Setuju?”

“Setuju, Datu...,” sahut Raja Ikan Todak yang tergolek lemah. Ia sangat
membutuhkan air.

Mendengar jawaban itu, Datu Mabrur tersenyum. Dengan hati-hati,


dilepaskannya tubuh Raja Ikan Todak dari jepitan karang, lalu diusapnya
lembut.

Ajaib! Dalam sekejap, darah dan luka di sekujur tubuh Raja Ikan Todak itu
mengering! Kulitnya licin kembali seperti semula, seakan tak pernah luka. Ikan
itu menggerak-gerakkan sirip dan ekornya dengan gembira.

Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat Raja
Ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut. Ribuan ikan yang tadi
mengepung karang, kini berenang mengerumuninya, melompat-lompat bersuka
ria.

“Sa-ijaan!” seru Raja Ikan Todak sambil melompat di permukaan laut.

“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.

Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu


Mabrur dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Gemuruh
perlahan, tapi pasti. Gemuruh suara itu terdengar bersamaan dengan timbulnya

42
sebuah daratan, dari dasar laut! Kian lama, permukaan daratan itu kian tampak.
Naik dan terus naik! Lalu, seluruhnya timbul ke permukaan!

Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis


mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil
mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! Sa-ijaan! Sa-ijaaan...!”

Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja Ikan Todak telah


memenuhi sumpahnya!

Bersamaan dengan terbitnya matahari pagi, daratan itu telah timbul


sepenuhnya. Berupa sebuah pulau. Lengkap dengan ngarai, lembah, perbukitan
dan pegunungan. Tanahnya tampak subur. Pulau kecil yang makmur.

Datu Mabrur senang dan gembira. Impiannya tentang pulau yang akan
menjadi tempat tinggal bagi anak-cucu dan keturunannya, telah menjadi
kenyataan. Permohonannya telah dikabulkan. Dengan memanjatkan puji dan
syukur kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.

Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari
dasar laut dan dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak
dijadikan slogan dan lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru.

Diadaptasi dari: https://sumberbelajar.seamolec.org/product.php?


id=NWFlMDNlNzE4NjVlYWNiZjc4ZjE3NmJh

“Hikayat Bunga Kemuning”


Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang putri yang
cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana, tetapi ia terlalu
sibuk dengan kepemimpinannya. Krena itu, ia tidak mampu untuk mendidik
anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang
bungsu sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri raja
menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak
mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering
terjadi di antara mereka.

Kesepuluh putri itu dinamai dengan nama-nama warna. Putri Sulung


bernama Putri Jambon. Adik-adiknya dinamai Putri Jingga, Putri Nila, Putri
Hijau, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah Merona, dan Putri Kuning.

43
Baju yang mereka pakai pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan
begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun
kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Putri Kuning sedikit berbeda, ia tak
terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah
kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada
dengan kakak-kakaknya.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-
putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian
inginkan?” tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon.

“Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga. 9 anak raja
meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Lain halnya dengan
Putri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya.

“Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak-
kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku, sungguh baik
perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan
hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.

Selama sang raja pergi, para putri semakin nakal dan malas. Mereka sering
membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka.
Karena sibuk menuruti permintaan para putri yang rewel itu, pelayan tak sempat
membersihkan taman istana. Putri Kuning sangat sedih melihatnya karena
taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Putri Kuning mengambil
sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daundaun kering dirontokkannya,
rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi.
Semula inang pengasuh melarangnya, namun Putri Kuning tetap berkeras
mengerjakannya.

Kakak-kakak Putri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-


keras. “Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,” kata seorang di antaranya.

“Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!” ujar seorang yang lain sambil
melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan.
Putri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut
terjadi berulang-ulang sampai Putri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa

44
merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah
kakak-kakaknya.
“Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan
apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!” kata Putri Kuning
dengan marah.

“Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!” ajak Putri Nila. Mereka
meninggalkan Putri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari,
sampai ayah mereka pulang.

Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan putrinya masih bermain di danau,
sementara Putri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal
itu, raja menjadi sangat sedih.

“Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apaapa
selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang
raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri,
namun benda itu tak pernah ditemukannya.

“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar
dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Putri Kuning dengan lemah lembut.
“Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,”
ucapnya lagi.

Ketika Putri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan.


Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat
pada Putri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya.

Keesokan hari, Putri Hijau melihat Putri Kuning memakai kalung barunya.
“Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku,
karena aku adalah Putri Hijau!” katanya dengan perasaan iri.

“Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut Putri Kuning.


Mendengarnya, Putri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-
saudaranya dan menghasut mereka. “Kalung itu milikku, namun ia
mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarinya berbuat baik!” kata
Putri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama
kemudian, Putri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul

45
kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Putri Kuning
meninggal.

Sumber:
Kesusastraan Melayu Klasik dalam Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK
Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

“Berharganya Kunjungan Tetangga”


Kisah ini diceritakan oleh seorang da’i di Saudi Arabia tentang saudaranya
yang tinggal di kota Riyadh. Da’i tersebut menuturkan bahwa saudaranya ini
memiliki kebiasaan baik, yaitu jika tinggal di suatu tempat, ia harus mengenal
dan mengunjungi semua tetangganya. Minimalnya tetangga dekat yang masih
satu bangunan. Dikarenakan bangunan rumah di Saudi umumnya tidak seperti
di negara kita, di mana satu bangunan untuk satu rumah dengan satu atap. Di
Saudi dan negeri-negeri Arab umumnya, mayoritas rumah dibangun menyerupai
apartemen, yaitu satu bangunan untuk beberapa rumah, dengan jumlah lantai
rata-rata 3 sampai 5 lantai, dan tiap lantai biasanya digunakan untuk dua rumah
atau dua keluarga.

Di tempat tinggal barunya, saudara da’i tersebut sudah berkenalan dan


menjalin hubungan baik dengan tetangga-tetangganya, kecuali dengan satu
keluarga. Bukan karena tiada kesempatan atau usaha untuk bertemu, namun
Allah belum menakdirkan kesempatan tersebut tiba. Padahal siang dan malam
saudara da’i sudah berusaha untuk bertemu. Sampai suatu malam, tepatnya di
akhir malam, ketika terdengar suara dari rumah tetangga misteriusnya, saudara
da’i pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumahnya beberapa kali,
hingga keluarlah seorang laki-laki dalam kondisi mabuk.

“Subhanallah tetangga saya ternyata suka mabuk-mabukan sementara saya


tidak tahu.” Batin beliau. Maka beliau pun meminta izin untuk pergi setelah
melihat kondisi yang kurang mendukung, “saya akan mengunjungimu di lain
waktu.”

Di kesempatan yang lain, ia pun kembali memberanikan diri untuk


mengunjungi tetangga ‘spesial’nya. Setelah beberapa kali mengetuk pintu,
keluarlah laki-laki yang sama dengan mengenakan pakaian yang kurang layak.
Maka, mulailah beliau memperkenalkan diri kepada laki-laki itu sebagai

46
tetangga dekatnya. Laki-laki tersebut hanya mengangguk tanpa balik
memperkenalkan diri. Sambutannya hambar.

Saudara da’i pun berinisiatif menjelaskan tujuan kunjungannya, namun


jawab laki-laki itu di luar dugaan: “Wahai saudaraku, jalan kehidupan kita
berbeda. Anda seorang muthawwa’ (orang yang taat pada agama) sementara
kondisiku, Anda sudah ketahui sendiri. Sepertinya kalau kita duduk bersama,
pembicaraan kita tidak akan menemui kecocokan.”

Mendengar hal tersebut, saudara da’i pun berusaha membuatnya tersenyum


dengan mengatakan, “kalau memang saya tidak bisa duduk denganmu kecuali
harus dengan menuangkan khamr (minuman keras) untukmu, silahkan bawa
khamr-nya, saya yang menuangkannya untukmu.” Dalam hati kecil beliau,
sambutan jujur dari sang tetangga memang tidak bisa diterima.

Tanpa disangka, jawaban tetangga baru yang baik hati itu meluluhkan hati
laki-laki tersebut. Maka jawabnya, “Baik, di lain waktu kita saling
mengunjungi, insyaallah.”

Walaupun tentu secara hukum syariat tidak boleh seseorang membantu


menuangkan khamr untuk orang lain, karena hal itu merupakan bagian dari
tolong menolong dalam perbuatan dosa, namun, saudara da’i ingin meyakinkan
bahwa dirinya sangat ingin duduk dengan laki-laki tersebut dan berusaha
memecahkan penghalang di antara mereka. Ternyata, usahanya membuahkan
hasil.

Beberapa waktu kemudian, pada suatu siang, saudara da’i meminta istrinya
untuk mengunjungi rumah tetangganya tersebut. Tujuannya untuk mengenal
istri laki-laki pemabuk agar istrinya berkenalan dengan istri laki-laki itu. Setelah
mengetuk pintu dan memperkenalkan diri serta melakukan pembicaraan yang
sedikit alot, akhirnya diizikanlah sang saudara da’i itu untuk bertamu ke rumah
tetangganya.

Selesai kunjungan yang singkat itu, sang istri kembali pulang dalam kondisi
menangis. Ia menjelaskan kepada suaminya bahwa kondisi rumah yang baru
dikunjunginya itu sangat tidak layak. Tidak ada alas di lantainya sama sekali.

47
Anak-anak mereka tidur di atas lantai. Padahal, di Arab, terutama Saudi,
keberadaan karpet yang tebal sebagai alas lazim ada hampir di setiap rumah.

Sang istri juga menjelaskan bahwa botol bekas minuman keras berserakan
di dalam rumah disertai aromanya yang menyengat. Anak-anak tetangganya
yang masih bayi pun tidak menggunakan pampers, memaksa sang ibu harus
membersihkan air kencing dan kotoran yang berserakan di lantai. Hal tersebut
diperparah dengan kelakuan ayah anak-anak tersebut yang gemar mengajak para
pemuda untuk pesta khamr di rumah mereka. Bahkan terkadang, ketika
suaminya sudah hilang kesadaran, para pemuda itu berusaha mendobrak pintu
untuk masuk ke area tengah rumah. Sehingga, istri dan anak-anaknya terpaksa
mengunci diri di dalam kamar.

Hampir seluruh pendapatan suaminya dipakai untuk hal haram. Di samping


itu, sifatnya yang bengis terhadap istri dan anak-anak menjadikan mereka hidup
sengsara dalam rumah layaknya tawanan perang atau hamba sahaya. Sunnguh,
kondisi rumah tetangganya sangat menyedihkan.

Setelah mendengar cerita dari istrinya, saudara da’i bertekad untuk


berkunjung sendiri. Kembali ia mengetuk pintu rumah tetangganya. Sekali, dua
kali, barulah dibukakan pintu. Laki-laki pemabuk mengatakan, “Wahai
saudaraku jalan hidup kita berbeda, kamu tidak bisa menyelamatkanku, dan
saya tidak akan mendengar ucapanmu. Saya ini orang yang sudah kecanduan
minuman keras.” Maka jawab beliau, “Wahai saudaraku, saya sangat berharap
bisa berbincang denganmu walaupun sebentar.” Akhirnya ia diizinkan masuk ke
rumahnya.

Perbincangan dua tetangga itu pun dimulai. Saudara sang da’i tidak
berbicara kecuali tentang keagungan Allah. Beliau menjelaskan tentang
kebesaran Allah, kelembutan-Nya, kasih sayang-Nya, kedekatan-Nya dengan
hamba-Nya, ampunan-Nya dan sifat-sifat terpuji lainnya. Tiba-tiba saja laki-laki
itu menangis dan berkata, “Saya tidak pernah mendengar ucapan seperti ini, dan
tidak pernah ada orang yang berani menjelaskan hal ini kepadaku. Kondisi saya
sudah sangat jauh dari Allah Rabb alam semesta.”

Tahukah Anda apa yang terjadi setelah itu? Ia tidak mau ditinggalkan oleh
laki-laki salih ini. Ia khawatir imannya kembali lemah dan teman-temannya
yang buruk kembali menariknya kepada maksiat dan dunia yang kelam.

48
Sementara ia sudah mendapatkan kenikmatan dengan duduk bersama tetangga
barunya ini. Bahkan, ia minta sambil bersumpah dengan nama Allah.

Akhirnya dibawalah laki-laki itu ke tempat para pemuda yang baik,


disambutnya ia dengan hangat. Kemudian saudara da’i mengatakan kepada
setiap pemuda baik yang ada di sana, “Siapa di antara kalian yang bisa pergi
bersama kami ke Mekah?” Tawaran ini disambut baik oleh pemuda di sana.
Pergilah mereka ke Mekah dan menjalankan berbagai jenis kebaikan dan
ketaatan sebagaimana seharusnya seorang muslim lakukan di kota suci tersebut.

Hingga ketika kembali ke rumahnya, laki-laki ini mengetuk pintu,


kemudian istrinya bertanya, “Siapa yang mengetuk pintu?” Ia menjawab, “Saya,
suamimu.” Istrinya menjawab, “Bukan, kamu bukan suamiku. Siapa kamu?
Atau saya telpon polisi sekarang!”

Sang istri tidak percaya dengan ucapan suaminya karena memang


sebelumnya ia tidak pernah mengetuk pintu dulu, tapi mendobrak atau memukul
pintu dengan sangat keras. Akhirnya suami ini menjelaskan semua hal terkait
dirinya untuk membuat sang istri percaya. Maka dibukakanlah pintu, dan sang
istri sangat kaget dengan sikap suaminya yang sangat berbeda. Sementara ketika
itu anak-anak mereka langsung lari masuk ke dalam kamar karena takut akan
kebengisan ayahnya. Suaminya pun berkata, “Wahai istriku, maafkan aku.”
Seketika itu istrinya menangis.

Suaminya kemudian meminta agar anak-anaknya dipanggil. Setelah


dijelaskan oleh sang istri, bahwa ayahnya ingin bertemu dan sikapnya sudah
berubah, mereka pun mau menemui ayahnya. Ketika berkumpul dan sang ayah
meminta maaf kepada anak-anaknya, semua mereka menangis bahagia dan
terharu. Jadilah malam itu malam terindah bagi kehidupan mereka sepanjang
berumah tangga.

Sumber:
https://almathbaah.com/index.php/2023/08/21/berharganya-kunjungan-tetangga/ (diakses, 16 Februari
2024)

H. Latihan
 Latihan Kelompok
“Tiga Pengembara Lapar”

49
Dikisahkan, tiga orang pengembara, yaitu Buyung, Kendi, dan Awang,
sedang dalam pengembaraan. Ketika tiba di sebuah hutan, perut mereka
sangat kelaparan, tetapi perbekalan mereka sudah habis.
Dalam keadaan lapar, Kendi dan Buyung pun sesumbar, bahwa mereka
bisa menghabiskan nasi sekawah dan 10 ekor ayam seorang diri dalam
keadaan seperti ini. Namun, tidak seperti teman-temannya, Awang hanya
mengharapkan sepiring nasi dan lauk yang cukup untuk mengisi perutnya.

Tidak disangka-sangka, mereka menemukan sebuah pohon ara ajaib


yang mendengarkan permintaan mereka. Kemudian, pohon itu
menggugurkan tiga daun yang setiap lembarnya berubah menjadi makanan
yang mereka inginkan.

Setelah mendapat makanan secukupnya, Awang pun berhenti makan,


tetapi dua sahabatnya itu masih melanjutkan makan. Kendi dan Buyung
akhirnya berhenti karena merasa kekenyangan karena tidak sanggup
menghabiskan makanan yang mereka minta. Akhirnya nasi yang tidak
termakan itu marah lalu menggigit tubuh Kendi.

Kemudian, Buyung yang hanya dapat menghabiskan satu ekor ayam


saja, membuang sisa sembilan ekor ayam ke semak-semak. Tanpa diduga,
ayam-ayam itu kemudian menyerangnya. Awang hanya bisa terdiam
melihat sahabat-sahabatnya tewas mengenaskan.
Sumber:
https://www.ruangguru.com/blog/contoh-hikayat (diakses, 23 Januari 2024)

1. Coba diskusikan, nilai hikayat apa saja yang terkandung dalam cerita
di atas! Sampaikan bukti kutipan teksnya!
2. Pelajaran apa saja yang dapat diambil dari cerita tersebut?

 Latihan Individu
1. Beruntung sekali sekali Ina, pergi bersama Iaz 10 tahun yang lalu dan
sekarang ia sudah menjadi istri pejabat dengan hidup serba
berkecukupan. Iyalah Iaz, sudah tampangnya baik ramah pula. Inilah
pejabat yang kita harapkan dari dulu, baik ke rakyat apalagi kepada
istrinya. Selain memiliki tampang yang rupawan Iaz memang suka
memberikan hadiah kepada Ina kata pamannnya.
Karakter tokoh Ina dalam penggalan cerpen di atas memiliki sifat...

50
a. Protagonis d. Antagonis
b. Tritagonis e. Deltagonis
c. Dentragonis

2. Laki-laki itu harus punya prinsip, Man. Maman kan tahu kalau nanti
menikah pasti akan menjadi kepala keluarga. Maman akan memimpin
dan mempertanggungjawabkan istri serta anak-anak di akhirat nanti.
Belajar dari sekarang, ya! Jangan banyak mengeluh, Nak. Umah yakin
Maman pasti bisa.
Amanat yang bisa diambil dari kutipan cerpen di atas adalah...
a. Menjadi laki-laki harus punya prinsip yang kuat, banyak belajar, dan
jangan sering mengeluh.
b. Cepat untuk menikah dan menjadi kepala keluarga agar punya istri
dan anak.
c. Ketika nanti menjadi suami harus bertangung jawab dan bisa
memimpin.
d. Mulai sekarang persiapkan bekal menuju akhirat.
e. Belajar jangan menunggu nanti.

BAB 4
BERNEGOSIASI AGAR SEPAKAT
(NEGOSIASI LISAN DAN TULISAN)

A. Asesmen Diagnosis
“Tawar Menawar”
1. Apakah kamu pernah melakukan proses tawar menawar? Di mana dan
kapan waktunya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
2. Menurutmu siapa yang umum melakukan proses tawar menawar? Apakah
hanya ibu-ibu ketika di pasar?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................
3. Biasanya, kesepakatan apa yang terjadi setelah melakukan proses negosiasi?

51
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................

B. Tujuan Pembelajaran
Berunding dengan kompromi, berbahasa santun dalam meminta sesuatu,
dan cermat dalam memilih argumen yang jelas dan logis.

C. Gambar/Ilustrasi Materi
Bentuk negosiasi yang baik seperti dalam kisah Utsman bin Affan
Radhiyallahu ‘Anhu yang membeli sumur Raumah milik orang Yahudi. Utsman
bin Affan tidak kehabisan akal ketika pengajuannya ditolak mentah-mentah oleh
Yahudi. “Bagaimana kalau aku membeli setengahnya saja dari sumurmu,”
Utsman melancarkan jurus negosiasinya. Lalu bersepakatlah keduanya untuk
membagi setengah sumur.

Gambar 4.1 Sumur Tua


Sumber:
https://unsplash.com/photos/green-tree-on-green-grass-field-during-daytime-tr2OgYXzczw (diunduh,
20 Januari 2024)

Hingga akhirnya sumur itu didapatkan sepenuhnya oleh Utsman bin Affan.
Hal ini terjadi dikarenakan setengah sumur yang ia beli menjadi dampak atas
kebangkrutan setengah kepemilikan sumur Yahudi. Setelah dibeli, Utsman
menggratiskan setengah sumurnya untuk dimanfaatkan oleh orang-orang di
sekitar. Sehingga penjualan air sumur oleh Yahudi menjadi tidak laku.
Akibatnya Utsman membeli seluruh kepemilikan sumur tersebut dan
menggratiskan untuk semuanya.

52
Merupakan bagian dari bentuk negosiasi yang cukup penting adalah apa
yang telah dilakukan oleh para pemimpin-pemimpin negara. Sebagai contoh
seperti kegiatan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G-20. Tujuan utama KTT G-
20 adalah untuk membahas isu-isu ekonomi global dan kerja sama internasional
dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Negara-negara G-
20 berusaha untuk mencapai kesepakatan bersama terkait kebijakan ekonomi,
keuangan, perdagangan, dan isu-isu penting lainnya yang memengaruhi
stabilitas ekonomi dunia.

D. Infografik
Tujuan dari negosiasi adalah mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan antara pihak-pihak yang terlibat. Negosiasi juga bertujuan
untuk meredakan konflik, memahami kebutuhan dan kepentingan masing-
masing pihak, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Dengan adanya
negosiasi, diharapkan dapat terbentuk hubungan kerja sama yang erat, sehingga
setiap pihak dapat mencapai tujuannya tanpa menimbulkan ketegangan atau
ketidakpuasan. Berikut adalah gambaran tentang proses negosiasi.

Negosiasi bukan hanya tentang membeli barang kemudian menawarnya


dengan harga yang murah. Negosiasi adalah suatu proses kompleks yang
melibatkan komunikasi, pemahaman, dan penyelesaian perbedaan antara pihak-
pihak yang terlibat. Dalam konteks bisnis atau kehidupan sehari-hari, negosiasi
mencakup aspek-aspek seperti penyusunan kontrak, penentuan syarat-syarat
pembayaran, pembagian tanggung jawab, serta penyelesaian konflik yang
mungkin muncul. Dengan demikian, negosiasi dapat dianggap sebagai kegiatan
yang melibatkan strategi, kerjasama, dan resolusi masalah untuk mencapai
tujuan bersama.

53
Gambar 4.2 Gambaran Negosiasi
Sumber: dok. pribadi.

E. Pemahaman
Menurut KBBI VI daring, negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan
jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.
Negosiasi adalah suatu proses interaktif di mana pihak-pihak yang terlibat
berusaha mencapai kesepakatan atau penyelesaian atas suatu masalah atau
perbedaan pendapat. Tujuan utama dari negosiasi adalah mencapai hasil yang
saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Proses ini dapat terjadi
dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, diplomasi, hubungan pribadi, atau
bahkan dalam penyelesaian konflik.

Sebagai sebuah teks, teks negosiasi memiliki struktur sendiri, yaitu


orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Tahap orientasi adalah
persiapan sebelum memulai negosiasi. Pada tahap ini, pihak-pihak yang terlibat
mengumpulkan informasi tentang lawan negosiasi, mengidentifikasi
kepentingan dan batasan masing-masing, serta merancang strategi untuk
mencapai hasil yang diinginkan.

54
Lalu tahap pengajuan adalah awal dari tawar-menawar. Dalam tahap ini
pihak pengaju menyampaikan posisi, kebutuhan, atau tuntutan. Kegiatan tahap
ini menciptakan dasar untuk diskusi selanjutnya. Kemudian tahap penawaran
melibatkan proses tawar-menawar di mana kedua pihak saling memberikan atau
menolak tawaran. Setiap pihak berusaha untuk memperoleh keuntungan sebesar
mungkin dari perjanjian. Terakhir tahap persetujuan terjadi ketika kedua pihak
mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh semua. Jika negosiasi dilakukan
secara tertulis dan formal, maka dibutuhkan dokumen kesepakatan resmi atau
kontrak dan tanda tangan dari semua pihak yang terlibat.

Negosiasi adalah proses saling berunding untuk mencapai kesepakatan yang


memuaskan semua pihak yang terlibat. Berikut adalah beberapa tip yang dapat
membantu kamu dalam bernegosiasi.

1. Siapkan Diri
Pelajari sebanyak mungkin tentang hal-hal yang akan dinegosiasikan.
Siapkan argumen yang jelas dan logis untuk mendukung pengajuanmu.
Mengetahui posisi dan kebutuhan pihak lain akan memberikan kamu
keunggulan.

2. Tetapkan Tujuan
Tentukan tujuan yang spesifik dan realistis sebelum bernegosiasi. Tujuan
menjawab apa saja yang ingin kamu hasilkan dari proses negosiasi.
Prioritaskan kepentinganmu dan tentukan batas-batas yang dapat diterima
oleh lawan bicara.

3. Tingkatkan Keterampilan Komunikasi


Dengarkan dengan seksama untuk memahami perspektif pihak lain.
Ungkapkan diri kamu secara jelas dan tegas, tetapi tetap hormat dan
terbuka. Bicara yang tenang dan usahakan tidak gugup meski kamu
berbicara dengan orang yang berwibawa.

4. Cari Solusi Bersama


Berfokus pada kesepakatan yang menguntungkan semua pihak, bukan
hanya satu pihak saja. Cari opsi kreatif yang dapat memenuhi kebutuhan
semua pihak. Cari jalan tengah yang bisa diterima dengan tulus.
Seimbangkan antara memberikan dan menerima untuk mencapai hasil yang
saling menguntungkan.

55
5. Jaga Emosi
Hindari terlibat dalam konflik pribadi. Pertahankan kontrol emosi dan tetap
tenang meskipun menghadapi tekanan. Marah bukan solusi, terlalu
memaksakan kehendak bukan solusi, dan egois juga bukan solusi. Jika
pengajuan belum berhasil, tenangkan diri dengan memikirkan hal-hal yang
buruk jika pengajuanmu diterima.

6. Berkompromi
Kompromi adalah diskusi yang dilakukan secara damai. Kenali area di mana
kamu perlu bersedia untuk berkompromi. Jangan terlalu kaku dalam
tuntutan, tetapi tetap pegang prinsip penting.

7. Bahasa Tubuh yang Positif


Tatap mata, berjabat tangan dengan mantap, dan tunjukkan sikap terbuka.
Bahasa tubuh yang positif dapat membangun kepercayaan dan kenyamanan.
Kamu perlu percaya diri dalam menyampaikan suatu pengajuan, karena
lawan bicara juga melihat kondisi kamu bukan hanya mendengar ucapan.

F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Bersifat Persuasif
Bahasa yang digunakan dalam negosiasi harus bersifat persuasif atau
mempengaruhi lawan bicara agar setuju dengan tawaran kita. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang tepat dan mengarah pada
tujuan yang ingin dicapai.
Contohnya:
Saya yakin bahwa produk kami dapat memenuhi kebutuhan Anda dengan
baik dan memberikan hasil yang diinginkan.

2. Bahasa Sopan dan Santun


Dalam negosiasi, penggunaan bahasa sopan dan santun sangat penting
untuk membangun hubungan yang baik antara kedua belah pihak. Bahasa
yang kasar atau tidak sopan dapat membuat lawan bicara merasa tidak
nyaman dan cenderung menolak tawaran kita.
Contohnya:
Permisi, apakah Bapak/Ibu bersedia mempertimbangkan tawaran kami?

3. Tidak Berkata Kasar

56
Dalam negosiasi, penting untuk menjaga emosi dan tidak memaksakan
kehendak. Jika terjadi perbedaan pendapat, sebaiknya diselesaikan dengan
cara yang baik-baik tanpa harus mengorbankan hubungan baik antara
kedua belah pihak.
Contohnya:
Saya mengerti bahwa Bapak/Ibu memiliki pendapat yang berbeda, namun
apakah kita bisa mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua?

4. Berbahasa Jelas
Penggunaan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami sangat penting
dalam negosiasi agar lawan bicara dapat memahami tawaran yang kita
ajukan.
Contohnya:
Dengan membeli produk kami, Anda akan mendapatkan diskon 20% dan
gratis pengiriman ke seluruh Indonesia.

5. Argumentasi yang Kuat


Dalam negosiasi, kita harus dapat memberikan argumentasi yang kuat dan
logis untuk mendukung tawaran diajukan. Argumentasi yang kuat dapat
membantu kita meyakinkan lawan bicara untuk setuju dengan tawaran kita.
Contohnya:
Produk kami telah terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan
perusahaan-perusahaan besar dan mendapatkan komentar yang positif dari
para pelanggan.

G. Contoh Teks
“Penjualan Produk Kosmetik”
Orientasi
Penjual : “Selamat pagi, Ibu. Ada yang bisa saya bantu?”
Pembeli : “Selamat pagi. Saya tertarik dengan produk kosmetik
yang Ibu tawarkan di toko ini.”
Pengajuan
Penjual : “Tentu, Ibu. Produk kosmetik yang kami tawarkan
terdiri dari berbagai macam produk mulai dari
skincare hingga makeup. Apa yang Ibu butuhkan?”
Pembeli : “Saya membutuhkan sebuah produk pelembab
yang ringan untuk kulit wajah saya.”
Penawaran

57
Penjual : “Kami memiliki beberapa pilihan produk pelembab
yang ringan dan cocok untuk kulit wajah. Namun,
harga produknya lumayan mahal.”
Pembeli : “Ya, saya memang memiliki uang yang terbatas.”
Penjual : “Bagaimana jika saya tawarkan diskon sebesar 10%
dari harga asli? Kami juga memberikan gratis
pengiriman jika Ibu membeli produk-produk
lainnya.”
Pembeli : “Hmm, itu terdengar menarik. Namun, apakah saya
bisa mendapatkan diskon lebih besar atau hadiah
lainnya jika membeli dalam jumlah yang lebih?”
Penjual : “Tentu saja. Jika Ibu membeli produk dengan jumlah
tertentu, kami bisa memberikan diskon lebih besar
atau hadiah gratis seperti tas kosmetik.”
Persetujuan
Pembeli : “Baiklah, saya akan mempertimbangkan untuk
membeli beberapa produk sekaligus dan mencari
tahu lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan.
Apakah Ibu bisa memberikan brosur atau informasi
lebih lengkap mengenai produk tersebut?”
Penjual : “Tentu saja, Bu. Saya siap membantu memberikan
informasi yang diperlukan. Jika Ibu memiliki
pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk
menghubungi kami.”

“Penawaran Mesin Fotokopi”


Bandung, 1 Februari 2024
Yth. Direktur PT. Harapan Bangsa
di tempat

Dengan hormat,
Berdasarkan iklan di harian Kompak pada tanggal 10 Januari 2024 lalu, kami
mengetahui bahwa perusahaan Anda sedang memerlukan mesin fotokopi.

Oleh karena itu, kami mengajukan penawaran mesin fotokopi dengan


spesifikasi berikut ini.

Merk dan warna : Canon, abu-abu

58
Tipe : Canon IP17
Tahun pembuatan : 2019
Harga : Rp14.800.000
Metode Pembayaran : Cash on Delivery (bayar di tempat)
Metode Penyerahan : Franco pembeli (penyerahan
barang dilakukan ditempat
pembeli)
Sifat Penawaran : Bebas

Apabila Anda memerlukan informasi yang lebih jelas, bersama surat ini, kami
menyertakan brosur produk yang dimaksud.

Demikian surat penawaran ini kami ajukan, agar kiranya informasi ini dapat
berkenan di hati Anda.

Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami,
Adi Baskoro
Direktur
Sumber:
https://www.brainacademy.id/blog/contoh-dan-jenis-teks-negosiasi
(diakses, 17 Januari 2024)

“Lingkungan Keluarga”
Orientasi
Anak : “Bapak sama Ibu lagi sibuk enggak?”
Ibu : “Ibu lagi santai aja.”
Bapak : “Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?”

Pengajuan
Anak : “Begini, Pak. Besok kan aku les, kalau habis pulang les
boleh langsung main?”
Bapak : “Memangnya kamu enggak ada PR dari sekolah?”
Anak : “Ada, Pak. Tapi sudah dikerjakan.”

Penawaran
Bapak : “Mau pergi kemana? Jauh, ya?”

59
Anak : “Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.”
Ibu : “Kamu main sama siapa aja?”
Anak : “Putri, Dinda, sama Vina, bu.”
Ibu : “Bagaimana, Pak. Dea boleh main sama temannya
enggak?”
Anak : “Dea boleh main sama teman dea kan?”
Bapak : “Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya
jangan terlalu sore.”
Anak : “Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya enggak sampai sore.”

Persetujuan
Bapak : “Ingat ya, boleh main tapi jangan lama.”
Ibu : “ Kalau main jangan sampai lupa makan.”
Anak : “Oke, Pak. Oke bu.”
Bapak : “Dea, kamu enggak tidur?”
Anak : “Iya, Pak. Ini aku mau ke kamar langsung tidur. “

Sumber:
https://www.gramedia.com/literasi/contoh-teks-negosiasi-dan-strukturnya/ (diakses, 16 Februari 2024)
(dengan beberapa penyesuaian)

H. Latihan
 Latihan Kelompok
Negosiasi menjadi bagian dari cara penyelesaian masalah jika terjadi konflik
internal dalam suatu komunitas. Coba buatlah satu teks negosiasi dengan
topik masalah kelas! Masalah bisa seputar pertemanan, pembelajaran,
olahraga, dan lainnya. Kamu bisa berdiskusi dengan teman untuk membahas
bagaimana dialog atau narasinya.

 Latihan Individu
1. Guru: “Anak-anak, silakan kumpulkan semua
tugasnya!”
Murid : “Bapak, mohon maaf tugasnya belum
Selesai dikerjakan karena kemarin ada
ujian Al-Qur’an.”
Guru: “Memangnya tidak ada waktu untuk
Mengerjakan tugas?”
Murid : “Ya, Pak. Tidak ada waktu bagi kami untuk
mengerjakan tugas, Bapak.”

60
Guru: “Tidak bisa! Ayo kumpulkan seadanya!
Inikan tugas dua pekan yang lalu.”
Murid : “Tapi, Pak (wajah memelas). Kalau
Dikumpulkan tugasnya akan bernilai jelek.”
Guru: “Terus, mau kalian bagaimana?”
Murid : “Kalau diberikan waktu tambahan dua hari
lagi
kami janji akan menyelesaikan tugasnya
dengan baik.”
Guru: “Ya, sudah kalau maunya seperti itu. Tapi
Topiknya harus diubah ya!”
Murid : “Boleh, Pak. Kami setuju. Terima kasih atas
pengertiannya.”
Jelaskan, menurutmu mengapa proses negosiasi di atas bisa mencapai
kesepakatan!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
............................................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................

61
..................................................................................................................
......................

2. Negosiasi adalah teks yang di dalamnya terdapat suatu pedoman agar


tercapai suatu kesepakatan. Berikut ini adalah tips agar negosiasi lebih
efektif, kecuali…
A. Bangun argumen secara logis, mengikat, dan hati-hati.
B. Tidak menyajikan lebih dari tiga argumen dalam satu waktu.
C. Mulai dengan argumen yang paling kuat dan didukung dengan
fakta.
D. Jelaskan pendapat orang lain secara bijak meski kita kurang
paham maksudnya.
E. Jabarkan kembali kepada lawan bicara untuk menunjukkan bahwa
kamu telah mengerti.

BAB 5
TELADAN DALAM BIOGRAFI
(MENELADANI KISAH ORANG-ORANG SALEH)

A. Asesmen Diagnosis
“Mengagumi Satu Tokoh”
1. Adakah seseorang yang kamu kagumi? Siapakah dia?

62
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Kenapa kamu mengaguminya? Coba sampaikan alasannya!
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Apakah kamu ingin seperti beliau? Lalu hal apa yang akan kamu lakukan
selanjutnya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................

B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati kisah orang-orang saleh, meneladani perjuangan mereka, dan
mengaplikasikan keteladanannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Gambar/Ilustrasi Materi
Salaf, artinya adalah orang-orang terdahulu. Adapun yang dimaksud dengan
Salafush Shalih, dalam istilah ulama adalah orang-orang terdahulu yang saleh
dari generasi sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, dari
generasi tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
setelah mereka. Salafush Shalih adalah generasi terbaik umat Islam. Oleh
karenanya, merupakan kewajiban bagi kita untuk mengikuti pemahaman mereka
dalam beragama. Sehingga berbagai macam bidah, perpecahan dan kesesatan
dapat dijauhi.
Sumber:
https://almanhaj.or.id/25612-kewajiban-mengikuti-pemahaman-salafush-shalih-2.html (diakses, 22
Januari 2024)

63
Gambar 5.1 Padang Pasir
Sumber:
https://unsplash.com/photos/camels-on-sand-during-daytime-9OT34cGVpy8
(diunduh, 20 Januari 2024)

Kisah orang-orang terdahulu sering kali mengandung hikmah dan pelajaran


berharga. Dengan meneladaninya, kita dapat menghindari kesalahan yang sama
dan mengambil inspirasi dari kebijaksanaan dan keberhasilan mereka. Kisah-
kisah sukses orang-orang terdahulu dapat menjadi sumber inspirasi dan
motivasi. Melihat bagaimana mereka mengatasi rintangan dan mencapai tujuan
dapat memberikan semangat untuk menghadapi tantangan di kehidupan kamu
sehari-hari.

D. Infografik

64
Gambar 5.2 Perbedaan Biografi dan Autobiografi
Sumber Inspirasi Infografik:
https://tirto.id/perbedaan-biografi-dan-autobiografi-pengertian-dan-ciri-cirinya-galL (diakses, 18
Januari 2024)

Biografi dan autobiografi adalah dua jenis tulisan yang menceritakan


kehidupan seseorang, tetapi terdapat perbedaan mendasar antara keduanya.
Biografi ditulis oleh seseorang selain subjeknya, yakni oleh seorang penulis
yang melakukan penelitian dan merangkum kehidupan orang tersebut dari sudut
pandang pihak ketiga. Autobiografi ditulis oleh subjeknya sendiri, yaitu orang
yang mengalami peristiwa-peristiwa tersebut secara langsung.

E. Pemahaman
Biografi adalah suatu cerita atau narasi yang menggambarkan kehidupan
seseorang, baik secara umum maupun secara rinci. Dalam KBBI biografi
bermakna riwayat hidup (seseorang) yang ditulis oleh orang lain. Biografi
mencakup berbagai aspek kehidupan individu, seperti latar belakang keluarga,
pendidikan, karier, prestasi, pengalaman hidup, dan berbagai peristiwa penting
lainnya.

65
Tujuan utama dari sebuah biografi adalah untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang kehidupan seseorang dan membantu pembaca memahami
perjalanan hidup dan kontribusi yang diberikan oleh tokoh tersebut. Hal
terpenting dalam membaca biografi adalah tentang kisah yang menginspirasi.
Ketika seseorang membaca biografi, ia akan menemukan suatu petunjuk tentang
bagaimana mengatasi masalah dan mampu bersemangat menjalani hari-hari.

Hal yang penting dalam biografi adalah keteladanan tokoh. Keteladanan


tersebut mencakup nilai-nilai, sikap, dan tindakan positif yang dapat menjadi
contoh atau inspirasi bagi pembaca. Dengan membaca tentang keteladanan
tokoh dalam biografi, kita dapat merenungi diri dan mencari cara untuk lebih
bersemangat. Keteladanan tokoh dalam biografi dapat menjadikan seseorang
menetapkan tujuan yang lebih tinggi dan bekerja keras untuk mencapainya.

Kemudian, untuk memudahkan menulis biografi diperlukan pemahaman


tentang struktur teks. Teks biografi terdiri atas tiga struktur, yakni orientasi,
peristiwa penting, dan reorientasi. Orientasi Berisi pengenalan tokoh secara
umum, seperti nama, tempat dan tanggal lahir, latar belakang keluarga, serta
riwayat pendidikan. Peristiwa penting berisi permasalahan hidup atau kejadian
penting yang pernah dialami oleh tokoh, seperti perjuangan ketika belajar,
meraih suatu keberhasilan, lelahnya bekerja, dan lainnya. Reorientasi adalah
bagian penutup atau simpulan yang berisi tentang pandangan dan pemikiran
penulis terhadap tokoh.

Menulis biografi adalah proses yang melibatkan pengumpulan, penelitian,


dan penyusunan informasi tentang kehidupan seseorang. Berikut adalah
langkah-langkah yang dapat membantu para santri dan santriwati dalam menulis
biografi.

1. Pilih Tokoh Biografi


Pilih tokoh atau subjek biografi yang menarik bagimu dan mungkin juga
bagi pembaca.

2. Lakukan Riset
Kumpulkan informasi tentang kehidupan tokoh tersebut dari berbagai
sumber, termasuk buku, artikel, wawancara, dan catatan pribadi jika
tersedia.

66
3. Buat Rangkuman Kehidupan
Buat rangkuman singkat tentang kehidupan tokoh, mencakup informasi
pribadi, pendidikan, karier, peristiwa penting, dan pengaruh terhadap
lingkungan sekitarnya.

4. Tentukan Fokus dan Tema


Tentukan fokus atau tema utama yang ingin kamu sampaikan melalui
biografi. Apakah itu pencapaian tertentu, hambatan yang diatasi, atau peran
tokoh dalam sejarah?

5. Mulailah dengan Awal yang Menarik


Penjelasan awal harus menarik perhatian pembaca. Gunakan kutipan,
peristiwa dramatis, biodata singkat, pertanyaan retoris untuk membuat
pembaca tertarik.

6. Kembangkan Karakter
Gambarkan karakter tokoh dengan detail. Jelaskan kepribadian, nilai-nilai,
dan motivasi yang mendorong tindakan mereka.

7. Sertakan Peristiwa Penting


Fokus pada peristiwa-peristiwa yang memainkan peran penting dalam
membentuk kehidupan dan kepribadian tokoh.
8. Tutup dengan Hal yang Memuaskan
Tutup biografi dengan kesimpulan yang merangkum kehidupan tokoh dan
memberikan pemahaman baru atau wawasan bagi pembaca.

9. Edit dan Revisi


Selalu lakukan proses edit dan revisi. Pastikan cerita Anda kohesif, teratur,
dan bebas dari kesalahan tata bahasa.

F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Pronomina (Kata Ganti)
Pronomina adalah kata yang digunakan sebagai pengganti atau penunjuk
orang, benda, atau konsep lain dalam suatu kalimat. Pronomina membantu
menghindari pengulangan kata-kata tertentu dan membuat kalimat lebih
ringkas. Berikut adalah beberapa kata ganti orang yang perlu dihafal.

No. Jenis Tunggal Jamak

67
1. Kata ganti orang pertama saya, aku kami, kita
2. Kata ganti orang kedua kamu, Anda, kalian
engkau
3. Kata ganti orang ketiga dia, ia, beliau mereka

2. Kata Kerja Material


Kata kerja material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas dan
sedang dilakukan oleh subjek. Sebagai contoh, kata membuat dan bertugas
terdapat dalam kalimat berikut merupakan kata kerja material.
 Umar bin Khattab membuat strategi cerdas dalam peperangan.
 Anas bin Malik bertugas sebagai pelayan, membantu kebutuhan Nabi.

3. Kata Sifat (Adjektiva)


Kata sifat adalah kata yang menerangkan suatu karakter, ciri, dan lainnya
dari subjek atau objek. Contoh kata sifat seperti diam, cerdas, lembut,
penyayang, dan lainnya. Berikut adalah contoh kalimatnya.
 Abu Hurairah adalah sahabat Nabi, penyayang kucing.
 Salam Al Farisi dengan kecerdasannya memberi saran untuk
dibuatkan parit ketika perang Khandak.

4. Kata Kerja Pasif


Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya dikenai suatu
pekerjaan. Ciri bentuk kata kerja pasif memiliki imbuhan -di atau -ter.
Berikut adalah contoh kalimatnya.
 Hasan Al Bashri dibesarkan dalam lingkungan emas.
 Umar Abdul Aziz terbunuh karena meminum racun.

5. Kata Kerja Mental


Kata kerja mental merupakan jenis kata kerja yang mengutarakan suatu
respons atau reaksi individu terhadap sebuah sikap, kondisi, atau
pengalaman tertentu. Beberapa contoh kata kerja mental adalah berpikir,
belajar, memahami, merasakan, menebak, mengenali, memperhatikan, dan
lainnya. Berikut ini adalah contoh kalimat kata kerja mental.
 Umar merasa bahwa dirinya tidak mungkin menghindar dari tanggung
jawab khalifah.

68
 Ketika Hasan Al Bashri mengetahui bahwa Hajjaj telah membunuh
Sa’id bin Jubair dengan cara disembelih, maka ia berdoa.

6. Penanda Urutan Waktu


Kata penanda urutan waktu terdiri atas kata hubung (konjungsi), kata
depan (preposisi), dan kata benda (nomina) yang berkenaan dengan urutan
waktu (kronologis). Berikut adalah contoh kalimatnya.
 Umar bin Abdul Aziz dilahirkan di Kota Madinah An-Nabawiyah,
pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.
 Begitulah prosesi pengangkatan Umar bin Abdul Aziz menjadi
khalifah umat Islam, salah seorang khalifah Daulah Umawiyah.

G. Contoh Teks
“Umar bin Abdul Aziz”
Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, ya begitulah rakyat
memanggilnya. Seorang pemimpin yang saleh, karismatik, bijaksana, dan dekat
dengan rakyat. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati penasaran
untuk mengenalnya. Peristiwa-peristiwa pada pemerintahannya menimbulkan
rasa cinta untuk meneladaninya. Berikut ini kita simak biografi singkat dari
sang khalifah yang mulia.

Ahli sejarah berpendapat bahwa kelahiran Umar bin Abdul Aziz terjadi di
tahun 61 H. Ia dilahirkan di Kota Madinah An-Nabawiyah, pada masa
pemerintahan Yazid bin Muawiyah. Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia
yang panjang, ia wafat pada usia 40 tahun. Usia yang masih relatif muda dan
masih dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang singkat tersebut,
ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan Islam secara khusus. Ia
dijuluki Asyaj Bani Umayah (yang terluka di wajahnya) sebagaimana mimpi
Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz berwajah lembut dan tampan,
berperawakan ramping, berjanggut rapi, bermata cekung, dan di keningnya
terdapat bekas luka akibat sepakan kaki kuda.

Ada satu cerita yang menarik. Raja’ bin Hayat (seorang menteri Umar bin
Abdul Aziz yang ikhlas) bercerita, “Saya pernah bersama Umar bin Abdul Aziz
ketika beliau menjadi penguasa Madinah”. Beliau mengutus saya untuk
membelikan pakaian untuknya. Lantas saya membelikan pakaian untuknya
seharga lima ratus dirham. Ketika beliau melihatnya, lantas beliau berkomentar,

69
“Ini bagus, tapi sayang harganya murah”. Dan ketika beliau telah menjadi
khalifah, beliau pernah mengutusku untuk membelikan pakaian untuknya. Lalu
saya membelikan pakaian untuknya seharga lima dirham. Ketika beliau melihat
pakaian tersebut, beliau berkomentar, “Ini bagus, hanya saja mahal harganya”.

Raja’ melanjutkan kisahnya, “Tatkala saya mendengar perkataan tersebut


kontan saya pun menangis. Lantas Umar bertanya, “Apa yang membuatmu
menangis, hai Raja?” Saya menjawab, “Saya teringat pakaianmu beberapa tahun
yang lalu dan komentarmu mengenai pakaian tersebut”. Kemudian Umar
mengungkap rahasia hal tersebut kepada Raja’ bin Hayat. Beliau berkata,
“Wahai Raja’! Sungguh, saya mempunyai jiwa ambisius. Jika saya telah
berhasil merealisasikan sesuatu pastilah saya ingin sesuatu yang di atasnya lagi.
Saya mempunyai hasrat untuk menikahi putri pamanku, Fatimah binti Abdul
Malik. Saya pun berhasil menikahinya. Kemudian saya ingin memegang
kepemimpinan. Saya pun berhasil memegang kekuasaan. Kemudian saya ingin
memegang khilafah. Saya pun berhasil menjadi khalifah. Dan sekarang wahai
Raja’, saya ingin mendapat surga, maka aku berharap termasuk ahli surga”.

Dalam kisah yang lain Umar bin Abdul Aziz suatu ketika mendengar kabar
bahwa salah seorang putranya membuat cincin dan memasang batu mata cincin
seharga seribu dirham. Lantas beliau menulis surat kepada putranya tersebut,
“Saya dengar bahwa engkau membeli batu cincin untuk cincinmu seharga
seribu dirham. Oleh karena itu, jualah lalu uangnya gunakan untuk membuat
kenyang seribu orang yang kelaparan. Buatlah cincin dari besi serta tuliskan di
atasnya, “Semoga Allah merahmati orang yang menyadari posisi dirinya
sendiri.”

Itulah Umar dengan kebijaksanaan dan ketegasannya. Ia adalah Umar bin


Abdul Aziz bin Marwan bin Al-Hakam bin Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abd
Syams bin Manaf, seorang imam dalam permasalahan agama dan dunia,
penghafal hadis nawabi, mujtahid, laki-laki yang zuhud, pula ahli ibadah, sosok
yang benar-benar layak digelari pemimpin orang-orang yang beriman. Ia
dikenal juga dengan Abu Hafs, nasabnya Al-Qurasyi Al-Umawi.
Sumber: kisahmuslim.com (dengan beberapa penyesuaian) (diakses, 22 Januari 2024)

“Muhammad bin Sirin”


Muhammad bin Sirin al-Anshari al-Anasi al-Bashri, ber-kun-yah Abu Bakr.
Ia adalah seorang imam panutan dan Syaikhul Islam. Ayahnya adalah bekas

70
sahaya Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Anas membelinya dari Khalid bin al-
Walid yang menawannya di Ain at-Tamr di gurun pasir Irak dekat al-Anbar.
Anas menjanjikan kebebasan bagi budaknya itu bila ia mampu membayar
sejumlah uang. Sirin pun berhasil melunasinya hingga menjadi seorang yang
merdeka. Adapun Ibu Muhammad bin Sirin bernama Shaffiyah. Sang ibu
pernah menjadi sahaya Abu Bakar.

Nasab dan status sosial rendah tidak menghalangi seseorang dari kemuliaan.
Kedua orang tua Muhammad bin Sirin adalah bekas budak, namun sang anak
menjadi tokoh terkemuka. Diingat hingga sekarang, belasan abad lamanya.
Siapa yang nasabnya tinggi, memiliki jabatan dan kedudukan, tapi jauh dari
ketakwaan, hal itu hanyalah kebanggaan yang tak bermanfaat.

Dari as-Sirri bin Yahya, ia berkata, “Muhammad bin Sirin pernah


meninggalkan nilai keuntungan 40.000 dalam suatu permasalahan yang masih
diperselisihkan oleh seorang ulama.”
(Ismail al-Ashbahani: Siyar Salaf ash-Shalih. Tahqiq Dr. Karom bin Hilmi. Cet. Dar ar-Rayah li an-
Nasyr wa at-Tauzi, Riyadh. Hal: 920)

Terkadang ada suatu permasalahan yang diperselisihkan hukum fikihnya.


Apakah ini mubah atau makruh. Kasus lainnya, ini makruh atau haram. Dalam
kasus Muhammad bin Sirin, banyak ulama menyebutkan keuntungan dari usaha
yang ia lakukan adalah sah. Namun ada minoritas ulama yang menyebutkan
cara memperoleh keuntungan tersebut adalah cara yang tidak sah. Artinya,
keabsahannya diperselisihkan. Walaupun dominannya menyatakan sah, tapi
untuk kehati-hatian, Muhammad bin Sirin lebih memilih meninggalkannya.

Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin sendiri bahwa setiap ibunya


memandang dan berbicara dengannya, pasti ia menunduk dan merendah pada
ibunya.
(Ismail al-Ashbahani: Siyar as-Salaf ash-Shalih. Hal: 923)

Hisyam bin Hasan berkata, Hafshah binti Sirin (saudari Muhammad)


berkata, “Ibu Muhammad bin Sirin adalah ibu Muhammad al-Hijaziyah. Sang
ibu sangat suka dengan pakaian yang diwantek. Apabila Muhammad bin Sirin
membeli pakaian, ia akan belikan pakaian terbaik untuk ibunya. Saat tiba hari
Id, ia wantek pakaian itu. Aku tak pernah melihatnya meninggikan suara kepada
ibu. Saat ia bicara dengannya, ia bicara penuh dengan kelembutan.”

71
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 53/216)

Selain dua karakter di atas, Muhammad bin Sirin juga memiliki sifat wara’.
Wara’ secara sederhana berarti meninggalkan perkara haram dan syubhat. Para
ulama seringkali memaksudkan wara’ dalam hal meninggalkan perkara syubhat
dan perkara mubah yang berlebih-lebihan, juga meninggalkan perkara yang
masih samar hukumnya.

Dari Bakr bin Abdullah al-Mazini, ia berkata, “Siapa yang senang melihat
orang yang paling wara’ di zamannya, maka lihatlah Muhammad bin Sirin.
Demi Allah, kami tidak menemui orang yang lebih wara’ melebihi dirinya.”
(al-Ka’bi: Qubul al-Akhbar wa Ma’rifati ar-Rijal, 1/213)

Dari Hammad bin Zaid, dari Utsman al-Buti, ia berkata, “Tidak ada seorang
pun di Kota Bashrah yang paling berilmu tentang hukum melebihi Ibnu Sirin.”
(Adz-Dzahabi: Siyar A’lam an-Nubala, 4/608)

Ketika orang mendesaknya untuk memutuskan hukum suatu permasalahan,


apakah halal, haram, mubah, atau makruh, ia tidak senang dengan hal itu.
Karena ia tidak bermudah-mudahan dalam berfatwa.

Hisyam bin Hasan, “Suatu hari Muhammad bin Sirin tampak murung dan
bersedih. Ada yang bertanya, ‘Mengapa murung seperti ini, Abu Bakr (kun-yah
Ibnu Sirin)?’ Ia menjawab, ‘Kesedihan ini dikarenakan dosa yang kulakukan 40
tahun yang lalu’.”
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 53/226)

Dari ucapan Ibnu Sirin ini, kita mengetahui dari mana datangnya perasaan
sedih dan gundah yang sering dialami. Itu adalah buah pahit dari dosa yang
telah kita lakukan. Bedanya adalah kita tidak mengetahui gundah tersebut akibat
dosa yang mana. Karena terlalu banyak kita melakukan perbuatan dosa. Kita tak
mampu menunjuk dari dosa mana kesedihan itu berasal. Sedangkan Muhammad
bin Sirin, ia bisa tahu gundah itu berasal dari dosa yang mana. Karena
sedikitnya perbuatan dosa yang ia lakukan, masyaallah. Seperti halnya Nabi
Ibrahim, ia mampu mengingat jumlah kebohongannya, karena beliau sedikit
sekali berbohong. Sementara kita tak bisa menghitung lagi berapa jumlah
kebohongan, karena terlalu banyak.

72
Muhammad bin Sirin berkata, “Sungguh aku tahu dosa mana yang
membuatku memiliki utang. 40 tahun yang lalu aku pernah berkata pada
seseorang, ‘Hai orang yang bangkrut’.”
(Ibnu Asakir: Tarikh Dimasyq, 43/545-546).

Ucapan ini serupa dengan riwayat sebelumnya. Menunjukkan betapa beliau


sedikit berbicara. Kalaupun berbicara, ia jaga lisannya sehingga sedikit terjatuh
dalam salah ucapan.

Sejarawan sepakat kalau Muhammad bin sirin wafat di Kota Bashrah pada
tahun 110 H. Tepat 100 hari setelah wafatnya al-Hasan al-Bashri. Muhammad
bin Zaid berkata, “Hasan wafat di awal Rajab tahun 110 H. Kemudian
Muhammad bin Sirin wafat 9 hari setelah berlalu bulan Syawal tahun 110 H.
(An-Nawawi: Tadzhib al-Asma wa al-Lughat, 1/84 dan adz-Dzahabi: Tarikh al-Islami, 3/159).

Ia mewasiatkan agar keluarganya menjadi saudara yang saling menolong


dan mencintai di atas agama. Dan mengatakan bahwa menjaga kesucian diri dan
jujur adalah lebih baik, lebih kekal, dan lebih mulia dari zina dan dusta.
(Ibnu Saad: ath-Thabaqat al-Kubra, 7/153-154).

Sumber:
kisahmuslim.com (dengan beberapa penyesuaian) (diakses, 22 Januari 2024)

Profil & Biografi "Bilal Al-Haram" Syekh Ali Mulla

73
74
Gambar 5.3 Syekh Ali Mulla
Sumber: https://www.instagram.com/p/C3KrIcQv4TR/?img_index=1
(diunduh, 16 Februari 2024) (dengan penyesuaian)

“Tuanku Imam Bonjol”


Sosok yang satu ini sudah tidak lagi asing di telinga. Dia merupakan
seorang ulama, pemimpin, dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam
Perang Padri pada 1803–1838. Dia menjadi sosok yang sangat alot ditaklukkan
oleh Belanda saat itu.

Siapa sebenarnya sosok Imam Bonjol yang dikenal santun dan tidak kenal
kompromi terhadap Belanda tersebut? Berikut pemaparan biografi singkat dari
sosok tersebut.

75
Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Luhak Agam, Pagaruyung pada 1
Januari 1772 dengan nama Muhammad Syahab. Dia selanjutnya dikenal oleh
masyarakat setempat dengan nama Syekh Muhammad Said Bonjol atau Inyik
Bonjol.

Bonjol sendiri merupakan suatu kampung yang berada di daerah Sumatra


Barat. Kampung ini terkenal karena Muhammad Syahab dilahirkan dan
berjuang bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat di tempat itu.
Mereka saling bekerja sama menentang penjajahan dan memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia.

Imam Bonjol adalah putra tunggal dari pasangan Bayanuddin Syahab dan
Hamatun. Ayahnya merupakan seorang alim ulama yang berasal dari Sungai
Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Bonjol dilahirkan di kalangan keluarga
pedagang dan senang merantau. Inilah yang menyebabkan dirinya pernah
dikirim ke Malaysia untuk mendapatkan pendidikan formal Sekolah Rakyat
Desa (setingkat Sekolah Dasar) pada 1779.

Setelah dewasa, dia belajar agama Islam kepada Syekh Ibrahim Kumpulan
di Bonjol pada 1809–1814. Selanjutnya, antara tahun 1818 dia memperdalam
ilmu Tarekat Naqsyabandiyah di Bonjol. Dia juga tertarik mempelajari budi
bahasa yang luhur, tingkah laku, dan kearifan.

Dia mempunyai beberapa orang istri, tetapi hanya satu yang


mendampinginya hingga meninggal, yaitu Hajjah Solehah. Melalui
pernikahannya dengan Solehah, dia dikaruniai 10 orang anak, yaitu lima orang
anak laki-laki dan lima orang anak perempuan. Anak-anaknya adalah Hasan,
Hasyim, Harun al-Rasyid, Syahrudin, Djusnah, Sawwadjir, Hasanah, Rofiah,
Cholidi, dan Nur Baiti.
Kebiasaan Imam Bonjol yang patut untuk dicontoh adalah sebagai berikut.
1. Terbiasa tidur di masjid, tetapi hampir 2/3 dari waktunya dihabiskan untuk
beribadah dan mengajar;
2. Selalu mengenakan jubah dan serban putih;
3. Sering mengurangi waktu tidur pada malam hari untuk berkhalwat kepada
Allah Ta’ala;
4. Memakan dengan lauk sederhana;

76
5. Setiap orang yang datang kepadanya dilayani dengan baik, tanpa
membedakan siapa pun.

Imam Bonjol mempunyai keahlian di bidang ilmu tasawuf dan ilmu fikih.
Selain itu, dia juga mempunyai keahlian di bidang pengobatan tradisional. Dia
dikenal di kalangan masyarakat mampu menyembuhkan berbagai penyakit yang
sering dikatakan misterius. Sebelum menyembuhkan penyakit-penyakit
tersebut, dia melakukan salat istikharah dan berdoa kepada Tuhan, sehingga
para pasiennya juga sembuh seolah-olah secara misterius juga.

Imam Bonjol mendidik dan mengajar di setiap surau, masjid, dan pesantren
yang dia bangun di setiap perkampungan, sekaligus menjadi pemimpin para
jemaahnya. Setelah berjalan lancar, dia kemudian menyerahkannya kepada
murid yang paling dipercayainya. Pekerjaan tersebut dilakukannya dengan
penuh keikhlasan.

Sebagai tokoh panutan, dia sangat dekat dengan masyarakat, begitu juga
sebaliknya. Inilah yang membuatnya sangat memperhatikan kehidupan
masyarakatnya, baik kehidupan jasmaniah maupun kehidupan rohaniahnya. Jika
dia melihat anggota masyarakatnya yang susah kehidupannya, akan dibantunya
dan dianjurkan untuk mencari penghasilan yang lebih menguntungkan.

Sebagai putra bangsa yang hidup sejak zaman penjajahan Belanda, dia telah
berniat berjuang melawan melalui media agama Islam dengan mendirikan
Tarekat Naqsyabandiyah. Melalui tarekat tersebut, dia mengajarkan kepada
murid-muridnya tentang pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan
penjajahan.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai Biografi Tuanku Imam Bonjol.


Menghargai jasa para tokoh-tokoh bangsa, seperti halnya Pangeran Diponegoro
tidak hanya dengan mengenang dalam hati dan berterima kasih, melainkan juga
dengan meneladani sikap dan perbuatan mereka.

Sumber: https://www.gramedia.com/literasi/biografi-tuanku-imam-bonjol/ (diakses, 16 Februari 2024)


(dengan beberapa penyesuaian)

H. Latihan
 Latihan Kelompok

77
Di perpustakaan pesantren, banyak sekali buku-buku tentang kisah saleh
orang terdahulu. Coba pilih satu tokoh kemudian presentasikan bersama dua
orang temanmu di depan kelas! Beritahu mereka tentang kisah menarik
tokoh yang kamu dan temanmu pilih!

 Latihan Individu
1. Bacalah teks biografi berikut!
Tatkala azan subuh berkumandang, beliau bergegas bangkit untuk
salat fajar bersama para sahabat. Lantas, beliau segera pulang dan
memanggil putranya yang bernama ‘Ashim. Beliau menyuruh anak
bujangnya tersebut untuk menggali informasi mengenai jati diri sang
gadis penjual susu dan melamarnya untuk menjadi istri. Umar
berfirasat, “Aku melihat bahwa ia akan mendatangkan keberkahan
untukmu suatu saat nanti. Mudah-mudahan ia melahirkan keturunan
yang akan menjadi pemimpin umat!”

Terbuktilah ucapan ‘Umar. ‘Ashim dan istrinya pun dikaruniai


seorang putri yang bernama Laila. Tatkala beranjak dewasa, Laila
dipersunting oleh ‘Abdul ‘Aziz bin Marwan. Lantas, dari pernikahan
keduanya, lahirlah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz. Kelak, beliau diangkat
sebagai khalifah pada masa Bani Umayyah dan sangat terkenal dengan
keadilan dan kebijaksanaannya.
Sumber:
https://muslimah.or.id/11860-harta-tak-membuat-hatinya-buta.html
(diakses, 22 Januari 2024)

Di bawah ini adalah judul yang tepat sesuai dengan kutipan teks di
atas…
a. Kisah kelahiran pemimpin muslim yang adil dan bijaksana.
b. Keturunan khalifah Usman bin Affan yang berwibawa dan adil.
c. Laila, suami dari putra Umar bin Khattab dan ia ibunda Umar bin
Abdul Aziz.
d. Firasat Umar kepada putranya tentang keturunan yang akan
menjadi pemimpin umat.
e. Umar bin Khattab, sosok khalifah yang melahirkan khalifah pada
masa Bani Umayyah.

78
2. Kamu pasti sudah tahu beberapa tokoh muslim inspiratif. Coba
sebutkan satu tokoh muslim yang kamu sukai dan berikan alasannya
dengan jelas!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................

BAB 6
BERSASTRA DENGAN PUISI
(MENYAJIKAN PUISI SEPENUH HATI)

A. Asesmen Diagnosis
“Mengenal Puisi”
1. Apa yang ada dalam benakmu ketika mendengar kata puisi?

79
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
2. Apakah kamu pernah membaca atau mendengar puisi? Tentang apa
puisinya?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
................................................
3. Menurutmu apa yang menarik dari puisi?
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..............................................

B. Tujuan Pembelajaran
Mencermati puisi dan syair, menyajikan puisi dengan berani, dan memaknai
isi puisi sebagai pesan baik untuk kehidupan.

C. Gambar/Ilustrasi Materi
Puisi disebut menarik, salah satunya karena bahasanya yang kaya akan
makna. Ada satu puisi yang bagus untuk dibahas. Puisi ini berjudul "Rindu"
karya Si Peraih Mimpi (Santri Al-Bassam). Puisi ini, melodramatis! Penyair
memakai kata "rindu" di judul sebagai bentuk pelampiasan rasa. Rindu memang
termasuk dalam kata adjektiva (kata sifat). Ungkapan yang dituliskan penyair
seakan menggetarkan hati pembaca. Sebuah ekspresi yang menandakan batasan
dari rindu. Sebagai seorang santri yang jauh dari orang tua sebuah kerinduan
menjadi lebih bermakna. Berikut ini adalah puisinya.

80
Gambar 6.1 Puisi Rindu
Sumber: https://www.instagram.com/ikhsan_abdulaziz/ (diakses, 20 Januari 2024)

D. Infografik

81
Gambar 6.2 Hari Puisi Sedunia
Sumber:
https://twitter.com/TirtoID/status/1373499613651599361 (diakses, 15 Januari 2024)

82
Hari Puisi Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret. Hari ini
didedikasikan untuk mempromosikan seni sastra, khususnya puisi, dan
merayakan keindahan kata-kata. Tujuannya adalah meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap puisi, memotivasi penulis, serta memperkuat budaya
literasi di seluruh dunia.

Puisi memiliki kekuatan untuk menyampaikan emosi, pemikiran, dan


pengalaman dengan cara yang unik. Hari Puisi Sedunia merayakan
keberagaman puisi dari berbagai budaya dan memupuk pemahaman yang lebih
baik tentang kekayaan sastra. Selama Hari Puisi Sedunia, berbagai kegiatan
diadakan di seluruh dunia, seperti pertunjukan puisi, lokakarya kreatif,
pembacaan puisi, dan diskusi sastra. Orang-orang di seluruh dunia diundang
untuk merayakan dan menghargai keindahan puisi, serta mengenang peran
pentingnya dalam merentangkan batas budaya dan menyatukan orang-orang
melalui bahasa yang indah.

E. Pemahaman
Puisi adalah bentuk seni dan ekspresi sastra yang menggunakan bahasa
untuk menciptakan pengalaman estetis (keindahan) melalui penggunaan ritme,
suara, gaya, dan makna kata. Puisi membedakan diri dari prosa dengan
penggunaan struktur dan gaya yang khas, menciptakan karya-karya yang
seringkali lebih padat dan kaya akan imajinasi. Dalam KBBI VI Daring, puisi
bermakna ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra (ukuran
banyaknya tekanan irama), rima, serta penyusunan larik dan bait.

Puisi lama disebut dengan syair. Syair adalah nenek moyang dari puisi,
sebagaimana hikayat adalah nenek moyang dari cerpen. Persamaan puisi dan
syair adalah tentang kesederhanaan bahasa dan kedalaman makna. Syair sering
kali mengandung pesan moral, nasihat, atau ungkapan perasaan dan pengalaman
penyair. Syair identik dengan agama Islam karena banyak ulama yang membuat
syair.

Penyajian puisi yang tidak umum bisa disusun seperti tulisan esai. Puisi esai
adalah istilah yang merujuk pada jenis puisi yang menggabungkan unsur-unsur
puisi dan esai. Dalam hal ini, penyair menggunakan bentuk puisi untuk
menyampaikan pemikiran-pemikiran yang lebih luas, mempertimbangkan suatu
konsep atau tema, dan merenungkan pengalaman hidup dengan cara yang lebih
analitis seperti dalam esai.

83
Puisi dapat dipentaskan dan ditampilkan dengan suara yang lantang di
depan publik. Bentuk ekspresi dalam puisi biasanya dilakukan oleh seseorang
yang sangat menjiwai pesan-pesan puisi. Hal-hal yang diperhatikan dalam
menampilkan puisi adalah suara yang keras lagi jelas, intonasi yang bervariasi,
mimik wajah yang tidak monoton, dan gerakan tubuh yang menambah keunikan
puisi.

Pembacaan puisi di depan publik bisa memicu semangat dan kesadaran


tentang suatu fenomena. Hal ini tergantung isi puisi yang disampaikan. Sebagai
contoh di zaman Nabi ketika berperang, ada pembacaan syair ketika perang
akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyemangati para
sahabat yang akan berjihad melawan musuh-musuh Allah Ta’ala.

Sebelum puisi ditampilkan, jangan lupa untuk tulis terlebih dahulu larik-
larik dan baitnya. Menulis puisi adalah bentuk ekspresi seni yang
memungkinkan siapa saja bisa menyampaikan perasaan, pemikiran, dan
pengalaman secara mendalam. Berikut adalah beberapa tips yang dapat
membantu kamu dalam menulis puisi

1. Temukan Inspirasi
Cari inspirasi dari pengalaman pribadi, alam, perasaan, atau observasi
sehari-hari. Baca beberapa puisi dari berbagai penyair untuk mendapatkan
wawasan dan ide baru.

2. Pilih Kata Hati


Gunakan kata-kata yang mendalam dan bermakna. Pilih ungkapan-
ungkapan yang tak biasa orang dengar atau baca.

3. Imajinasi dan Detail


Gambarkan suatu hal dengan imajinatif dan berikan detail yang kaya.
Gunakan panca indera untuk menggambarkan suasana atau perasaan yang
ingin Anda sampaikan.
4. Baca dengan Bersuara
Setelah selesai menulis puisi, bacalah puisimu dengan suara agak keras
untuk memeriksa irama atau intonasinya. Dengarkan suara dan irama yang
dihasilkan oleh kata-kata dan struktur kalimat.

84
5. Perbaiki jika Keliru
Berikan waktu untuk mengedit dan merevisi puisi yang kamu buat. Jika
memungkinkan, minta masukan dari teman atau gurumu untuk
mendapatkan perspektif tambahan.

F. Linguistik (Kebahasaan)
1. Makna Konotatif
Makna konotatif sederhananya adalah makna pada kata yang bukan
sebenarnya. Konotatif juga bisa dimaknai makna yang ditambahkan pada
makna denotasi.
 Senja, nuansa romantis dan kesan tenang.
 Bunga indah mekar di tengah kesulitan.

2. Rima
Rima adalah kesesuaian bunyi antara suku kata atau akhiran kata di akhir
baris-baris dalam puisi. Rima adalah salah satu aspek yang membentuk
struktur puisi dan dapat memberikan keindahan suara. Saat dua baris atau
lebih dalam puisi memiliki kesesuaian bunyi di akhirannya, disebut bahwa
baris-baris tersebut berima.
 Pagi ini kuberlari di padang
Menikmati mentari yang terang
 Bunga mekar di pagi hari
Pohon tegak berdiri

3. Majas
Larik-larik dalam puisi juga bisa diisi dengan majas. Di antara majas yang
biasanya ada dalam puisi adalah majas alegori. Majas alegori adalah
ungkapan yang membandingkan manusia dengan suatu benda. Alegori
ditandai dengan kata-kata seperti, bagaikan, dan lainnnya.
Contoh:
 Pikirannya sangat tajam seperti pisau.
 Langkahnya lambat bagai siput.
 Kulitnya putih seputih salju.

4. Idiom
Idiom adalah ungkapan atau frasa dalam bahasa tertentu yang memiliki
makna khusus yang tidak dapat dipahami secara harfiah berdasarkan arti

85
kata-kata individu yang membentuknya. Idiom seringkali mengandung
makna kiasan atau konotasi tertentu yang berkembang dalam budaya atau
masyarakat tertentu. Berikut adalah beberapa contoh idiom.
 Mata Hati
Artinya: kemampuan seseorang untuk melihat atau memahami sesuatu
tanpa menggunakan panca indra.
 Kambing Hitam
Artinya: seseorang atau sesuatu yang dianggap sebagai penyebab
masalah atau kesalahan.

G. Contoh Teks
“Aku”
Karya Chairil Anwar
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

“Suara Kepedihan Palestina”


Karya Ikhsan Abdul Aziz
Aku berdiri di sini, satu suara di antara jutaan orang yang terdiam di bawah
bayangan kepedihan tak berujung. Aku adalah suara rakyat Palestina yang telah
hidup dalam cengkeraman konflik dan penindasan selama lebih dari seratus
tahun. Aku adalah anak Indonesia yang merindukan kebebasan, keadilan, dan
perdamaian.
Wing…. Dar, dar, dar…

86
Setiap hari, mereka menghadapi penderitaan yang tak terlukiskan. Rumah-
rumah dihancurkan, tanah air dirampas, dan ribuan keluarga meninggal dunia.
Mereka hidup dalam ketakutan yang konstan, di bawah ancaman bom dan
senjata yang merenggut nyawa rakyat sipil. Tetapi mereka tetap berdiri tegak.
Mereka adalah rakyat Palestina yang tidak akan menyerah pada kekuatan
penjajah.

Saudara kita di Palestina memahami arti perjuangan. Mereka telah belajar


bahwa perjuangan bukan hanya tentang mempertahankan hak, tetapi juga
tentang mempertahankan harga diri dan martabat manusia. Anak-anak kecil
Palestina tumbuh di tengah puing-puing dan mereka tidak pernah kehilangan
cita-cita. Mereka adalah saksi bisu atas keteguhan dan keberanian yang nyata.

Mereka tidak meminta banyak. Mereka hanya ingin hak dasar untuk hidup
dalam damai dan kebebasan. Mereka ingin memberikan masa depan yang lebih
baik untuk anak-anaknya. Dan aku adalah bagian dari suara kepedihan yang
tidak akan pernah meredup. Aku adalah suara perjuangan yang akan terus
berkumandang, sampai hari di mana rakyat Palestina dapat hidup dalam
kedamaian dan kebebasan. Sebagaimana kumandang azan yang terus bergema
setiap hari, hayya ‘alal falah…

Percayalah hari itu akan datang. Kepedihan itu adalah api yang memang
lama padam, namun perjuangan mereka adalah cahaya yang akan terus
menerangi jalan menuju perdamaian. Palestina akan tak lagi sedih, karena Allah
Ta’ala pasti memberikan kemudahan setelah sulit yang berkepanjangan. Kita
untuk mereka, berikan doa terbaik yang menembus langit.

“Ya Allah, tolonglah kaum Muslimin dan Mujahidin di Palestina.”


Sumber: https://albassam.sch.id/2023/12/puisi-esai-suara-kepedihan-palestina/

“Pada Suatu Hari Nanti”


Karya Sapardi Djoko Damono

Pada suatu hari nanti


Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau tak akan kurelakan sendiri

87
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini

Kau akan tetap kusiasati


Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau tak akan letih-letihnya kucari

“Syair Ulama”
Para imam pembawa petunjuk berkata,
“Jangan amalkan perkataan kami tanpa nas yang sah.”

Padanya ada dalil wajibnya mengambil hadis,


Baik dahulu maupun sekarang.

Imam Abu Hanifah berkata,


“Tidak patut bagi orang Islam mengambil pendapatku
Sebelum menghadapkan dengan Al-Kitab dan hadis terpilih.”

Malik, Imam Darul Hijrah berkata


sambil berisyarat ke kamar (kubur Nabi),
“Setiap perkataan ada yang diterima
dan ada yang ditolak, kecuali Rasul.”

Asy-Syafi’i berkata, “Jika engkau melihat


perkataanku menyelisihi hadis yang kalian riwayatkan
maka buanglah perkataanku
yang menyelisihi khabar (hadis) itu ke tembok.”

Dan Ahmad berkata kepada mereka,


“Jangan kamu tulis perkataanku,
tetapi carilah sumber perkataanku itu.”

Maka dengarkanlah perkataan empat imam pembawa petunjuk. Amalkanlah


karena di dalamnya terdapat manfaat.

88
Perkataan itu sebagai pengekang setiap orang fanatik, sedang orang adil merasa
cukup dengan Nabi.

Sumber: Irsyaadul Bariyyaah hal. 55 s.d. 57 dalam buku Mulia dengan Manhaj Salaf karya Ustaz
Yazid.
H. Latihan
 Latihan Kelompok
Puisi berantai adalah bentuk puisi yang terdiri dari beberapa larik atau
bagian yang saling terhubung satu sama lain. Setiap bagian atau bait dalam
puisi berantai biasanya terkait dengan bagian sebelumnya dan sesudahnya,
sehingga menciptakan sebuah rangkaian atau aliran cerita yang utuh.
Bersama 5 temanmu buatlah puisi berantai yang manarik dan tampilkan di
depan kelas! Sebagai gambaran berikut adalah contoh puisi berantai.
Tukang Kebun “Aku adalah tukang kebun, aku hidup di ...”
Tukang Kayu “Hutan, tempat yang aku sukai karena banyak ...”
Tukang Pijat “Minyak urut tinggal sedikit, memijat rasanya ...”

 Latihan Individu
1. Puisi mampu menggambarkan perasaan seseorang, mewakili rindu
yang tak terlukiskan. Buatlah puisi tentang orang tua minimal 2 bait
lengkap dengan judulnya yang menarik!
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................

89
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................
..................................................................................................................
......................

2. “Mushafku Kini”
Oleh Ikhsan Abdul Aziz
Mayangda tak pernah habis
Sampai mati tak akan puas
Kalaulah suka pasti tak lama
Kalaulah sayang pasti cepat hilang

Terpisah kala ramai


Sembunyi Bersatu sepi

90
Baca-baca dan baca
Ulang-ulang dan ulang

Mushafku penyejuk jiwa


Resapi setiap makna
Suka maupun duka
Berharap sampai di Surga

Di bawah ini adalah pesan yang bisa dipetik dari pembacaan teks puisi
di atas adalah, kecuali…
a. Mengejar dunia tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah
puas.
b. Jangan terlalu menyukai wanita/pria karena rasa ini tidak akan
lama.
c. Pentingnya menyendiri untuk membaca dan mengulang hafalan.
d. Suka duka dalam membaca Al-Qur’an itu perlu diresapi.
e. Jika ingin masuk surga rajinlah membaca Al-Qur’an.

Glosarium

1. Akademis: mengenai (berkaitan dengan) akademi (lembaga pendidikan).

91
2. Audiovisual: bersifat dapat didengar dan dilihat.
3. Bernalar: berpikir logis.
4. Bijak: selalu menggunakan akal budinya.
5. Brosur: selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat, tetapi lengkap
(tentang perusahaan atau organisasi).
6. Detail: bagian yang kecil-kecil (sangat terperinci)
7. Eksplanasi: teks yang menerangkan terjadinya proses atau fenomena, dirangkai
secara berurutan dalam hubungan sebab akibat, berisi informasi yang
berdasarkan fakta.
8. Eksposisi: teks yang berisi uraian atau informasi, bertujuan untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan.
9. Eksternal: menyangkut bagian luar.
10. Empati: keadaan mental yang membuat seseorang merasa dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain.
11. Etimologi: cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal-usul kata serta perubahan
dalam bentuk dan makna.
12. Fenomena: sesuatu yang luar biasa, keajaiban, fakta, kenyataan.
13. Gelar wicara: acara bincang-bincang dalam suatu panel yang terdiri atas
beberapa tokoh dan dipandu oleh pembawa acara.
14. Glosarium: kamus dalam bentuk yang ringkas.
15. Infografik: informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik.
16. Integrasi: pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
17. Intelektual: cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan.
18. Interior: bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya).
19. Internal: menyangkut bagian dalam.
20. Intuisi: daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa
dipikirkan atau dipelajari, bisikan hati.
21. Isu: masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya).
22. Karbon dioksida: senyawa karbon dengan oksigen yang berupa gas tanpa warna,
lebih berat dari udara, tidak terbakar, dan larut dalam air (digunakan dalam alat
pemadam kebakaran).
23. Kompromi: persetujuan dengan jalan damai atau saling mengurangi tuntutan.
24. Konflik: percekcokan, perselisihan, pertentangan.
25. Kontra: menentang (pendapat dan sebagainya).
26. Kontribusi: sumbangan, uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya).
27. Kreatif: memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan

92
28. Literasi: kemampuan menulis dan membaca, kemampuan individu dalam
mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
29. Mengaktualisasi: proses individu untuk mengembangkan potensi diri secara
maksimal untuk mencapai tujuan hidup yang bermakna.
30. Mengalihwahanakan: mengubah atau mengalihkan bentuk suatu karya ke dalam
bentuk lainnya (misalnya mengubah puisi menjadi cerpen).
31. Mengeliminasi: menghapuskan, menghilangkan.
32. Menginterpretasi: memberikan pendapat, atau pandangan teoretis terhadap
sesuatu.
33. Merefleksi: merenungkan kembali apa yang sudah terjadi dan dilakukan.
34. Multimodal: suatun pendekatan menggunakan berbagai macam media.
35. Narasi: cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa.
36. Nitrogen: gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun;
unsur dengan nomor atom 7, berlambang N.
37. Objektif: mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau
pandangan pribadi.
38. Pelampiasan: proses, cara, perbuatan melampiaskan agar seseorang merasa
puas.
39. Potensial: mempunyai potensi (kekuatan, kemampuan, kesanggupan).
40. Pro: pihak yang setuju.
41. Rekon: teks yang menjelaskan suatu kejadian yang pernah terjadi sesuai dengan
urutan waktu kejadian.
42. Sahut: jawab (apabila dipanggil atau ditanya).
43. Salaf Saleh: ulama-ulama, orang-orang terdahulu yang saleh.
44. Santun: halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya).
45. Sesumbar: bercakap besar, menyombong, menantang.
46. Simpati: keikutsertaan merasakan perasaan (senang, susah, dan sebagainya)
orang lain.
47. Sistematis: teratur menurut sistem, dengan cara yang diatur baik-baik.
48. Sosial: berkenaan dengan masyarakat.
49. Subjektif: mengenai atau menurut pandangan (perasaan) sendiri.
50. Visual: dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata); berdasarkan penglihatan

93
Daftar pustaka

Al-Qur’an Al-Karim

Arisni & Icha. Buku Ajar Sastra Indonesia. Bandung: Indonesia Emas Group. 2022.

Aulia & Gumelar. 2021. Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk
SMA/SMK Kelas X. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan
Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan Kemdikbudristek.

Jamal, dkk. 2020. Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia (Teks Cerita Rakyat).
Kemenag.

Purnawanti, Felisia. 2021. Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Depok: Rajawali Pers.

Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta:


Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Fase A-Fase F (BSKAP


Kemdikbudristek).

Waridah, Ernawati. 2014. Kumpulan Majas, Pantun, dan Peribahasa Indonesia Plus
Kesusastraan Indonesia. Bandung: Ruang Kata.

94
Yazid. 2019. Mulia dengan manhaj salaf. Bogor: Pustaka Attaqwa.

Sumber Internet

https://indonesiabaik.id/infografik/kita-indonesia-satu-dalm-keberagaman (diakses, 16
Januari 2024)

https://kbbi.kemdikbud.go.id/

https://twitter.com/IndonesiaBaikId/status/1165194535581798401 (diakses, 26
September 2023)

https://unsplash.com/photos/a-tiled-wall-with-the-words-yots-aloy-on-it-c6b2ru3S4qo
(diunduh, 16 Februari 2024)

https://www.gramedia.com/literasi/biografi-tuanku-imam-bonjol/ (diakses, 16
Februari 2024)

https://www.gramedia.com/literasi/contoh-teks-negosiasi-dan-strukturnya/ (diakses,
16 Februari 2024)

https://www.inews.id/multimedia/infografik/infografik-pemerintah-targetkan-50-juta-
masyarakat-indonesia (diakses, 12 Januari 2024)

https://www.ruangguru.com/blog/contoh-esai (diakses, 13 Januari 2024)

https://www.ruangguru.com/blog/contoh-teks-laporan-hasil-observasi-berdasar-kan-
strukturnya (diakses, 27 September 2023)

Biodata Penulis

Nama : Ikhsan Abdul Aziz, S.Pd.


Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi, 6 September 1998

95
Alamat : Kp. Cibolang RT 27/RW 06, Desa Cibatu, Kec.
Cisaat, Kab. Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Status : Menikah
Hobi : Membaca, menulis, futsal, dan azan
Pekerjaan : Mengajar bahasa Indonesia di Pesantren
Al-Ma’tuq Markaz Tahfiz Al-Bassam
Pos Elektronik : ikhsanaa27@gmail.com
Media Sosial : @ikhsan_abdulaziz (Instagram)
Ikhsan Abdul Aziz (Facebook)

Riwayat Pendidikan Formal


• SDN 2 Cibatu (Lulus tahun 2010)
• Diniyah Takmiliyah Baitussalam (Lulus tahun 2010)
• SMPN 3 Cibadak (Lulus tahun 2013)
• SMKN Gunungguruh (Lulus tahun 2016)
• S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Univ. Muhammadiyah
Sukabumi (Lulus tahun 2020)
• S-2 Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Univ. Suryakancana
Cianjur (Insyaallah lulus tahun 2025)

Beberapa Buku dan Tulisan


No. Judul Jenis Penerbit Tahun
Pesan Untukmu Buku Ilmiah
1 Harva Creative 2023
Wahai Para Santri Islam Populer
Artikel Islami
Petunjuk Hati (Kiat Buku Ilmiah
2 Harva Creative 2023
Mengontrol Islam Populer
Perasaan dan Emosi)
Al-Bassam
Suara Kepedihan https://albassam.sch.id/2023/12
3 Puisi Esai 2023
Palestina /puisi-esai-suara-kepedihan-
palestina/
Al-Mathbaah
Mendidik Anak agar
Artikel https://almathbaah.com/index.p
4 Berbahasa yang 2023
Pendidikan hp/2023/12/31/mendidik-anak-
Baik
agar-berbahasa-yang-baik/
5 5 Miskonsepsi Artikel Al-Mathbaah 2023
Belajar Bahasa Pendidikan https://almathbaah.com/index.p
Indonesia hp/2024/01/03/5-miskonsepsi-

96
belajar-bahasa-indonesia/

Pengalaman Organisasi Beberapa Tahun Terakhir


Organisasi/Lembaga Jabatan Tahun
Lembaga Dakwah Kampus
Ketua Umum 2018
Al-Umm UMMI
Kelompok 54 KKN-Mu (Bengkulu) Ketua Kelompok 2019

Markaz Tahfiz Al-Bassam Sekretaris Bidang Dakwah 2020/2021

Markaz Tahfiz Al-Bassam Asisten Bidang Kesantrian 2021/2023


Ketua MGMP Bahasa
MGMP MA Kab. Sukabumi 2023/2027
Indonesia
Ketua MGMP Bahasa
MGMP MA Pesantren Al-Ma’tuq 2023
Indonesia
Kasi. Administrasi Bidang
Markaz Tahfiz Al-Bassam 2023/2024
Kesantrian

MGMP Bahasa Indonesia Pesantren Al-Ma’tuq


Buku ini tersusun dan dibantu oleh adanya forum MGMP Pesantren Al-Ma’tuq. Ada
10 anggota yang terdiri dari empat markaz, yakni Markaz Al-Ma’tuq, Markaz Al-
Zamil, Markaz Al-Bassam, dan Markaz Al-Afaf. Berikut adalah anggota-anggota
MGMP Bahasa Indonesia Pesantren Al-Ma’tuq.
1. Ujang Ridwan, S.Pd. (Al-Ma’tuq)
2. Ali Mukhtar, S.Sos., M.Pd. (Al-Ma’tuq)
3. Muhammad Zaky Zein (Al-Ma’tuq)
4. Mochamad Teguh Saputra (Al-Ma’tuq)
5. Wila Rahmatillah, S.Pd. (Al-Zamil)
6. Annisa Delis, S.Pd. (Al-Zamil)
7. Fitriyani, S.Pd. (Al-Zamil)
8. Hilda Novianty, S.Pd. (Al-Zamil)
9. Ikhsan Abdul Aziz, S.Pd. (Al-Bassam)
10. Della Alawiyah, S.Pd. (Al-Afaf)

97
Catatan
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

98
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

99
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

100
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

101
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

102
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

103
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

104
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................
..........................................................................................................................................
..........................

105

Anda mungkin juga menyukai