Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

FISIOLOGI HEWAN

ACARA II
REFLEKS PADA KATAK

DISUSUN OLEH:

NAMA : FALYA AURA FADHILLAH


NIM : E1A021083
KELAS : D/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
ACARA II
REFLEKS PADA KATAK

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui refleks pada katak
terhadap rangsang mekanik dan kimia.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 20 Maret 2024
3. Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Biologi II, Fakultas Keguruan
dsn Ilmu Pendidikan, universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Amfibi mempunyai beragam pola perilaku sebagai suatu respon terhadap
rangsangan yang diterima. Perilaku yang sudah umum diketahui seperti
perilaku makan, perilaku berbiak, perilaku tidur, perilaku bersuara dan perilaku
social. Amfibi memiliki perilaku unik dan beragam dalam peristiwa saat
berbiak (Jakaria dkk, 2020: 385).
Sistem peredaran darah pada katak terdiri dari jantung (cor), arteri,
kapiler, vena, pembuluh pembuluh limpha, dan cairan darah dan limpha.
Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Atrium
telah terbagi dengan sepurna oleh septum inter uariculum menjadi atrium kiri
dan kanan (Merta dkk, 2019: 91).
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling
sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan
neuron motor,yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu. Gerak
refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron
sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu
yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Misalnya bila kaki menginjak
paku,secara otomatis kita akan menarik kaki dan akan berteriak. Refleks juga
terjadi ketika kita membaui makanan enak, dengan keluarnya air liur tanpa
disadari (Khadijah dkk, 2020: 120-121).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Beker glass.
b. Gunting.
c. Jarum preparat.
d. Papan bedah.
e. Pinset.
f. Statif dengan klem.
2. Bahan
a. Katak (Rana sp.)
b. Asam Sulfat.
c. Tissue.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja praktikum acara II ini, antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Memegang katak dengan tangan kiri, menggunakan tangan kanan guntinglah
tengkorak dengan memasukkan salah satu daun gunting ke dalam mulutnya,
daun gunting yang lain di atas tengkorak belakang.
3. Memperhatikan sikap katak jika diletakkan dengan posisi terlentang.
4. Memperhatikan apa yang terjadi jika diletakkan dengan posisi terlentang.
5. Menjepit dengan menggunakan pinset bagian tulang rawan pada kaki
belakang katak, amati bagaimana responnya.
6. Memasukkan kaki belakang bagian bawah ke dalam larutan asam sulfat, amati
respon yang terjadi dan segera cuci.
7. Menusuk medulla spinalis daerah dada dengan memasukkan jarum 3⁄ cm
4 ke
dalam canalis vertebralis, amati tungkai depan katak apa yang terjadi terutama
dengan tonus otot.
8. Merusak seluruh medulla spinalis, amati apa yang terjadi pada tonus otot
tungkai belakang.
9. Membersihkan alat dan bahan.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan
No. Perlakuan Respon Dokumentasi
1. Posisi tengkurap Ada

(Dokumentasi
Pribadi, 2024)
2. Posisi terlentang Ada

(Dokumentasi
pribadi, 2024)
3. Menjepit tulang rawan kaki Ada
belakang
(Dokumentasi
pribadi, 2024)
4. Mencelupkan kaki belakang Ada
ke dalam H2 SO4

(Dokumentasi
pribadi, 2024)
5. Tusuk medula spinalis 3⁄4 Ada

(Dokumentasi
Pribadi, 2024)
6. Merusak seluruh medulla Tidak ada
spinalis
(Dokumentasi
Pribadi, 2024)

F. PEMBAHASAN
Praktikum acara II kali ini berjudul Gerak Refleks Katak dimana
praktikan menggunakan katak (Rana sp.) sebagai sampelnya. Praktikum ini
memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui refleks pada katak terhadap rangsang
mekanik dan kimia. Rangsangan mekanik yang dimaksud adalah rangsangan
yang terdiri dari bagaimana respon katak pada posisi terlentang dan tengkurap
pada saat rahang atas digunting, bagaimana respon katak ketika tulang rawan
kaki belakang dijepit menggunakan pinset, bagaimana respon katak ketika
medula spinalisnya ditusuk menggunakan jarum sedalam 3⁄4 dan terakhir
bagaimana respon katak ketika medula spinalisnya dirusak. Sedangkan,
rangsangan kimia yang dimaksud adalah bagaimana respon katak ketika kaki
belakang dicelupkan ke dalam H2 SO4 .
Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada posisi tubuh katak (Rana Sp.)
tengkurap, setelah rahang atas digunting katak masih memberikan respon
dengan melompat seperti katak normal pada umumnya. Hal ini terjadi karena
belum ada sistem saraf yang dirusak sehingga keseimbangan dan refleksnya
masih sangat baik. Ketika posisi tubuh terlentang, respon katak ada dengan
menggerakan kaki dan membalikkan badan pada posisi tengkurap. Hal ini
terjadi karena belum ada saraf yang dirusak sehingga keseimbangan dan
refleksnya masih ada dan bekerja dengan baik.
Rangsangan mekanik selanjutnya ketika tulang rawan kaki belakang
katak dijepit menggunakan pinset, respon katak yaitu menggerakkan kakinya
dengan segera. Hal ini terjadi karena belum ada sistem saraf yang dirusak
sehingga sistem sarafnya masih berfungsi dengan baik. Ini terjadi karena belum
ada kerusakan pada sistem saraf, sehingga sistem sarafnya masih beroperasi
dengan baik.
Perlakuan selanjutnya yaitu memberi rangsangan kimia dengan
mencelupkan kaki belakang katak (Rana sp.) ke dalam H2 SO4 . Terdapat respon
katak yaitu kaki katak bergetar dengan cepat, seharusnya respons yang terjadi
penarikan kaki oleh katak. Hal ini mungkin terjadi karena kesalahan praktikan
pada saat percobaan. Masih terjadinya respons pada katak karena belum ada
sistem saraf yang dirusak sehingga sistem sarafnya masih berfungsi dengan
baik. Menurut Duellman dan Trueb sifat dari H2SO4 yang pekat menyebabkan
saraf-saraf sensorik cepat bereaksi dan karena membahayakan
sehingga katak melakukan gerakan refleks untuk menghindari H2SO4 dan
kaki yang satu melakukan gerak refleks untuk menghapuskan H2SO4 yang
menempel pada kaki satunya.
Perlakuan kelima yaitu menuusuk medula spinalis 3⁄4, terdapat
respon dimana badan katak bergetar pelan. Hal ini terjadi karena sistem saraf
pusat ditusuk sedikit sehingga membuat katak menimbulkan gerak refleks.
Menurut buku ajar Anatomi dan Fisiologi Manusia karya Khadijah dkk, Gerak
refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat di katakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh
gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Perlakuan terakhir adalah merusak seluruh medula spinalis katak
menggunakan jarum. Tidak terdapat respon pada katak, hal ini terjadi karena
medulla spinalis yang merupakan pusat saraf juga telah dirusak maka secara
langsung tidak akan terjadi gerakan reflek. Rusaknya medulla spinalis
menyebabkan impuls terhambat karena seluruh sarafnya yang seharusnya dapat
menghantarkan impuls telah rusak. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan
tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan
kontrol dari otak. Jalannya impuls pada gerak reflek menurut Bell dan
Magendie adalah: reseptor – saraf sensoris (melalui lengkung dorsal) – medulla
spinalis – saraf motoris (melalui lengkung dorsal) – efektor. Jadi dapat di
katakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih
dahulu.
Dalam konteks ini, dapat diambil garis besarnya adalah bahwa respons
refleks pada katak dipengaruhi oleh integritas sistem saraf, baik mekanik
maupun kimia. Kerusakan pada medula spinalis secara khusus mempengaruhi
kemampuan katak untuk merespons rangsangan dengan gerakan refleks. Hal
ini menggarisbawahi pentingnya medula spinalis dalam mengoordinasikan
respons refleks pada katak (Rana sp.)

G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori, hasil pengamatan, analisis data serta
pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwasannya praktikan telah
mengerti dan mengetahui refleks pada katak terhadap rangsang mekanik
dan kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Jakaria, M., Junardi., dan Riyandi. (2020). Perilaku Sinyal Akustik dan Visual dari
Katak Jantan Staurois guttatus di Gunung Poteng Kalimantan Barat. Jurnal
Ilmu-ilmu hayati. 19(3), 385-391. DOI: 10.14203/beritabiologi.v19i3 B.3960.
Khadijah, S., Tutik, A., Rahayu, W., dan Ester, R. (2020). Buku Ajar Anatomi dan
Fisiologi Manusia. Respati Press: Yogyakarta.
Merta, I. W., Imam, B., Syachruddin, AR., dan Kusmiyati. (2019). Penyuluhan Tehnik
Pembedahan Hewan Coba Untuk Mengamati Struktur dan Frekwensi Denyut
Jantung Pada Siswa SMP Negeri 7 Mataram. Jurnal Pengabdian Magister
Pendidikan IPA. 1(2): 89-92. e-ISSN: 2655-5263.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Gambar dan jelaskan proses perambatan impuls pada refleks katak .
2. Mengapa setelah seluruh medulla spinalis dirusak tidak terjadi
refleks? jelaskan.

JAWABAN
1. Gambar

Proses perambatan impuls pada refleks katak melibatkan beberapa langkah


yang terjadi dalam urutan yang cepat:
a. Stimulus: Stimulus fisik, seperti sentuhan pada kulit katak, merangsang
reseptor sensorik tertentu yang terletak di sekitar bagian tubuh yang
terkena.

b. Reaksi cepat: Ketika reseptor sensorik menerima stimulus, mereka


menghasilkan sinyal listrik yang disebut impuls saraf. Impuls ini
bergerak cepat melalui serat saraf sensorik menuju sumsum tulang
belakang.
c. Sinapsis: Di sumsum tulang belakang, serat saraf sensorik
berkomunikasi dengan serat saraf motorik melalui sinapsis. Sinapsis ini
adalah tempat di mana impuls saraf dari serat sensorik ditransmisikan
ke serat saraf motorik.

d. Respon motorik: Setelah menerima sinyal dari serat saraf sensorik, serat
saraf motorik mengirimkan impuls saraf ke otot yang relevan,
menyebabkan kontraksi otot yang menghasilkan respons motorik,
seperti menghindari atau melompat.

e. Pola refleks: Proses ini sering kali terjadi dengan sangat cepat dan tanpa
perlu perhatian sadar, karena merupakan respons refleks yang diatur
oleh sistem saraf pusat secara otomatis. Proses ini memungkinkan katak
untuk bereaksi secara cepat terhadap stimulus lingkungan yang
berpotensi membahayakan atau mengganggu.

2. Setelah seluruh medulla spinalis dirusak, tidak terjadi respons refleks


karena medulla spinalis adalah bagian penting dari sistem saraf pusat yang
bertanggung jawab untuk mengoordinasikan respons refleks. Medulla
spinalis merupakan bagian dari sistem saraf pusat yang terletak di tulang
belakang dan berperan sebagai pusat pengendali utama untuk pengiriman
impuls saraf antara otak dan bagian tubuh lainnya.
Kerusakan pada medulla spinalis menyebabkan terhentinya transmisi
impuls saraf antara bagian tubuh yang menerima rangsangan dan otak,
sehingga tidak ada sinyal yang dikirimkan untuk menghasilkan respons
refleks. Medulla spinalis berperan dalam mengatur gerakan refleks dengan
mengoordinasikan interaksi antara saraf sensorik yang menerima informasi
rangsangan dari lingkungan dan saraf motorik yang mengirimkan sinyal
untuk menghasilkan gerakan refleks.
Dengan rusaknya seluruh medulla spinalis, proses pengiriman informasi
antara reseptor (sensorik) dan efektor (motorik) terhambat sepenuhnya.
Tanpa adanya medulla spinalis yang berfungsi, impuls dari reseptor tidak
dapat diteruskan ke efektor, sehingga tidak terjadi respons refleks.
Jadi, ketika seluruh medulla spinalis dirusak, tidak terjadi refleks karena
proses pengoordinasian respons refleks terganggu secara total, dan tidak ada
jalur yang tersedia untuk mengirimkan sinyal refleks ke efektor yang
memicu gerakan.

Anda mungkin juga menyukai