Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

FISIOLOGI HEWAN

ACARA 1
RESPIRASI SERANGGA

DISUSUN OLEH:

NAMA : FALYA AURA FADHILLAH


NIM : E1A021083
KELAS : D/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
ACARA 1
RESPIRASI SERANGGA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : Untuk memahami proses pernafasan
pada hewan (insekta) dan mengetahui
konsumsi oksigen.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 6 Maret 2024
3. Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Biologi 2, Fakultas
Keguruan dsn Ilmu Pendidikan,
universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Oksigen merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh hampir seluruh
makhluk hidup di bumi ini. Dalam kajian fisiologi oksigen ini digunakan dalam
proses metabolisme yaitu bahan bakar untuk mengoksidasi zat makanan. Hanya
sedikit hewan yang dapat memenuhi energinya tanpa oksigen, yaitu dengan
memanfaatkan energi kimia senyawa organik secara anaerob tetapi hanya
menghasilkan energi dalm jumlah yang sangat kecil (Suharsono dkk, 2018:
212).
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan
hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, bahkan ada
beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan
bersel satu, porifera, coelenterate, protozoa, dan cacing pada keempat hewan
ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh. Corong hawa
(trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel (stigma). Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen
tubuh. Spirakel menpunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka
dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat. Oksigen dari
luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-
pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi
cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan
dan alat tubuh bagian dalam (Purnamasari & Santi, 2017: 47-48).
Laju metabolisme berkaitan erat dengan pernafasan (pernapasan) sebab
pernapasan ialah proses pembuatan tenaga dari molekul santapan lingkungan
yag tergantung pada terdapatnya oksigen. Laju metabolisme umumnya
diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang disantap dengan
persatuan waktu. perihal ini membolehkan sebab oksidasi dari bahan santapan
membutuhkan oksigen buat menciptakan tenaga yang bisa dikenal jumlahnya.
Kajian metabolisme ini menjadi sangat luas namun secara garis besar
metabolisme diartikan sebagai reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh
organisme, yang terdiri atas anabolisme dan katabolisme (Melisa dkk, 2020:
451).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Alat timbang.
b. Respiratometer.
c. Siring.
2. Bahan
a. Jangkrik (Tarbinskiellus sp.).
b. Kapas.
c. Larutan erosin.
d. Padatan KOH.
e. Vaselin.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja praktikum acara 1 ini, antara lain:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang jangkrik (Tarbinskiellus sp.) dengan alat timbang yaitu neraca
analitik, jangan lupa untuk catat hasilnya.
3. Memasukkan kapas yang sudah diberikan padatan KOH ke dalam tabung
respiratometer.
4. Memasukkan juga jangkrik (Tarbinskiellus sp.) ke dalam tabung
respiratomoter.
5. Mengolesi vaselin pada bagian penghubung antara tabung dan pipa
respiratometer secara merata.
6. Memasukkan larutan erosin ke dalam pipa respiratometer dengan bantuan
siring sampai pada batas skala yaitu angka 0.
7. Mengamati gerakan larutan erosin kearah tabung yang berisi jangkrik
(Tarbinskiellus sp.), setiap 5 menit sekali dalam 30 menit.
8. Menentukan dan catat jumlah skala yang dilalui oleh larutan erosin
persatuan menit.
9. Menghitung jumlah konsumsi oksigen jangkrik (Tarbinskiellus sp.)/gr berat
badan/menit
10. Membersihkan alat dan bahan.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel hasil pengamatan
No Kelas/ Gerakan Eosin Berat
Kelompok
Ket.
I II III IV V VI Jangkrik
1 A/I Tm
0,3 0,6 0,8 0,9 1 1,1 0,6803 =30
menit
2 A/II Tm
0,4 0,61 0,72 0,84 1 1,2 0,23 =30
menit
3 A/III Tm
0,3 0,5 0,6 0, 7 0,72 0,8 0,2742 =30
menit
4 A/IV Tm
1 1,26 1,6 2,15 2,84 3,6 0,6669 =30
menit
5 A/V Tm
0,7 1,1 1,3 1,4 1,6 1,9 0,3804 =30
menit
6 A/VI Tm
0,55 0,76 0,84 0,95 1 1,1 0,6382 =30
menit
7 B/I Tm=28
0,43 0,16 0,18 0,08 0,08 - 0,52
menit
8 B/II Tm =
0,31 0,15 0,1 0,09 0,08 0,08 0,6100 30
menit
9 B/III Tm = 6
0,82 1 - - - - 0, 52
menit
10 C/I Tm =
0,45 0,35 0,1 - - - 0,5997 12,51
menit
11 C/II Tm =
0,55 0,27 0,08 0,1 - - 0,619 16,26
menit
12 C/III Tm =
0,48 0,28 0,24 - - - 0,6509 16
menit
13 C/IV Time =
0,7 0,27 0,03 - - - 0,4677 12
menit
14 C/V Time =
1 - - - - - 0,5735 4
menit
15 C/VI Time =
0,54 0,12 0,05 0,1 - - 0,5129 20
menit
16 D/I Tm =
18
0,50 0,17 0,23 0,1 - - 0,3000
menit
9 detik
17 D/II Tm=
27
0,22 0,43 0,62 0,75 0,86 1 0,525 menit
17
detik
18 D/III TM= 5
menit
0,85 0,15 - - - - 0,654
17
detik
19 D/IV TM =
7
0,82 - - - - - 0,648 Menit
14
detik
20 D/V Tm =
0,27 0,31 0,21 0,13 0,08 - 0,382 25
menit
21 E/I Time =
0,6 1,47 2,44 2,44 2 , 54 2,74 0,6525 30
menit
22 E/II Time =
0,6 0,15 0,21 0,51 0,99 1,64 0,4233 30
menit
23 E/III Time =
0 0,3 0,95 1,85 2,06 2,28 0,6497 30
menit
24 E/IV Time =
0,3 0,83 1,54 2,38 3,47 3,56 0,3963 30
menit
25 E/V Time =
0,24 0,73 1,38 2,06 2,88 3,08 0,6206 30
menit
26 F/I Time
0.38 0.6 0.76 0.87 0.95 1 0.5 =30
menit
27 F/II Tm = 5
1 1,55 2 2,1 2,25 2,4 0,672
menit
28 F/III Tm = 7
0,9 1,1 1,16 1,55 1,73 1,87 0,668
menit

F. ANALISIS DATA
1. Tabel 1.1
Menghitung konsumsi 1 ml O₂
a. =
O2 T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6803 gram
=
0,033 ml⁄menit
gr
= 20,41 ⁄menit

2. Tabel 2.2
a. Menghitung konsumsi 1 ml O₂
=
O2 T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,23 gram
=
0,033 ml⁄menit
gr
= 6,91 ⁄menit

3. Tabel 1.3
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,2742 gram
=
0,033 ml⁄menit
gr
= 8,22 ⁄menit

4. Tabel 1.4
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6669 gram
=
0,033 ml⁄menit
= 20,1 gr⁄menit
5. Tabel 1.5
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,3804 gram
=
0,033 ml⁄menit
= 11,41 gr⁄menit
6. Tabel 1.6
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6382 gram
=
0,033 ml⁄menit
= 19,14 gr⁄menit
7. Tabel 2.1
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
28 menit
= 0,035 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,52 gram
=
0,035 ml⁄menit
= 14,56 gr⁄menit
8. Tabel 2.2
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,61 gram
=
0,033 ml⁄menit
gr
= 18,48 ⁄menit

9. Tabel 2.3
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
6 menit
= 0,16 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,52
=
0,16
gr
= 3,11 ⁄menit

10. Tabel 3.1


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
12,51 menit
= 0,079 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,5997
=
0,079
gr
= 7,5 ⁄menit

11. Tabel 3.2


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
16,26 menit
= 0,061 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,619
=
0,061
gr
= 10,06 ⁄menit

12. Tabel 3.3


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
16 menit
= 0,0625 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6509
=
0,0625
gr
= 10,41 ⁄menit

13. Tabel 3.4


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
12 menit
= 0,08 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,4677
=
0,08
gr
= 5,61 ⁄menit

14. Tabel 3.5


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
4 menit
= 0,25 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,5735
=
0,25
= 2,294 gr⁄menit
15. Tabel 3.6
1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
20 menit
= 0,05 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,5129
=
0,05
gr
= 10,258 ⁄menit

16. Tabel 4.1


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
18 menit
= 0,056 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,3
=
0,056
gr
= 5,39 ⁄menit

17. Tabel 4.2


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
27 menit
= 0,037 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,525
=
0,037
gr
= 14,17 ⁄menit

18. Tabel 4.3


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
5 menit
= 0,2 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,654
=
0,2
gr
= 3,27 ⁄menit

19. Tabel 4.4


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
7 menit
= 0,142 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,648
=
0,142
gr
= 4,53 ⁄menit

20. Tabel 4.5


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,382
=
0,033
gr
= 11,46 ⁄menit

21. Tabel 5.1


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6525
=
0,033
gr
= 19,57 ⁄menit

22. Tabel 5.2


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,4233
=
0,033
gr
= 12,69 ⁄menit

23. Tabel 5.3


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6497
=
0,033
gr
= 19,49 ⁄menit

24. Tabel 5.4


1 ml O₂
Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,3963
=
0,033
gr
= 11,89 ⁄menit

25. Tabel 5.5


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,6206
=
0,033
gr
= 18,61 ⁄menit

26. Tabel 6.1


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,5
=
0,033
gr
= 15.1 ⁄menit

27. Tabel 6.2


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,672
=
0,033
gr
= 20,16 ⁄menit

28. Tabel 6.3


1 ml O₂
a. Menghitung konsumsi O2 =
T Menit
1 ml O₂
=
30 menit
= 0,033 ml⁄menit
B. Jangkrik
b. Menghitung berat badan =
Konsumsi O₂
0,668
=
0,033
= 20,04 gr⁄menit

G. PEMBAHASAN
Praktikum acara 1 kali ini berjudul Respirasi Serangga dimana
praktikan menggunakan jangkirk (Tarbinskiellus sp.) sebagai sampel
praktikum. Jangkrik digunakan sebagai sampel karena merupakan insekta
dengan konsumsi oksigen terbanyak setelah kecoa dan belalang dikutip dari
penelitian yang dilakukan oleh Suharsono dkk (2018). Praktikum ini memiliki
tujuan yaitu untuk memahami proses pernafasan pada hewan (insekta) dan
mengetahui konsumsi oksigen. Artinya, praktikan memahami proses
pernafasan pada hewan khususnya pada insekta yang memiliki alat pernapasan
berupa trakea dan untuk mengetahui jumlah konsumsi oksigen jangkrik/berat
badan. Jumlah oksigen yang dibutuhkan setiap organisme berbeda-beda, jadi
penting untuk mengukurnya untuk mengetahui penyebab perbedaan jumlah
konsumsi tersebut. Pengamatan respirasi dilakukan dalam skala 30 menit pada
respirometer selama 30 menit dengan pengamatan 5 menit sekali.
Sebelum melakukan pengamatan, penting untuk menimbang jangkrik
yang akan diamati untuk menentukan beratnya. Pengamatan ini melibatkan
penggunaan padatan KOH untuk memastikan bahwa hanya oksigen (O2) yang
dikonsumsi oleh jangkrik. Padatan KOH digunakan untuk menyerap karbon
dioksida (CO2), memastikan bahwa pengamatan dilakukan dengan akurat.
Padatan KOH diletakkan pada kapas, karena penggunaan kapas sering
dilakukan dalam pengamatan respirasi terhadap jangkrik. Jumlah konsumsi
oksigen terlihat lebih banyak ketika menggunakan media kapas dan kassa nilon
yang menandakan media ini paling efektiv dalam pengamatan. Selain
penggunaan padatan KOH, larutan yang digunakan pada pengamatan ini yaitu
larutan eosin. Pengamatan menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen yang
lebih signifikan saat menggunakan media kapas dan kasa nilon dan
menunjukkan bahwa media ini paling efektif dalam pengamatan. Selain
menggunakan padatan KOH, larutan eosin juga digunakan dalam pengamatan
ini. Larutan ini berfungsi sebagai indikator untuk mengetahui kecepatan dari
oksigen yang diamati. Pengamatan dilakukan pada beberapa jangkrik sesuai
dengan jumlah kelompok pada setiap kelas. Total jangkrik yang digunakan
yaitu sebanyak 28 individu. Digunakan juga bantuan vaselin agar udara tidak
masuk kedalam respiratometer.
Pengamatan menunjukkan variasi dalam jumlah konsumsi oksigen antara
individu yang berbeda. Sebagai contoh, jangkrik A/IV, yang memiliki massa
badan tertinggi, dapat mengkonsumsi 1 ml oksigen dalam 5 menit pertama,
sementara jangkrik D/V hanya dapat mengkonsumsi 0,27 ml oksigen dalam
interval waktu yang sama. Temuan ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Melisa dkk (2020), yang menyimpulkan bahwa berat tubuh
hewan uji secara signifikan memengaruhi laju respirasi, di mana organisme
yang lebih berat memerlukan lebih banyak oksigen dan memiliki proses
respirasi yang lebih cepat. Contoh lain dari pengamatan ini adalah jangkrik
B/III dengan berat 0,52 gram yang membutuhkan waktu 6 menit untuk
mengkonsumsi 1 ml oksigen, dan jangkrik C/V dengan berat 0,57 gram yang
membutuhkan 4 menit untuk mencapai konsumsi yang sama. Jangkrik E/IV,
dengan berat 0,39 gram, hanya dapat mengkonsumsi 0,3 ml dalam interval
waktu 5 menit.
Penting untuk mencatat bahwa hasil pengamatan menunjukkan beberapa
inkonsistensi dengan temuan dalam penelitian yang disebutkan sebelumnya. Ini
mungkin disebabkan oleh kesalahan dan kurangnya ketelitian dalam proses
pengamatan dan perhitungan. Selain itu, penggunaan larutan eosin yang
berlebihan dapat mengakibatkan ketidakakuratan dalam pengukuran angka di
respirometer. Kesehatan jangkrik yang digunakan juga dapat memengaruhi
hasil pengamatan. Selain itu, ketidakrataan posisi respirometer juga dapat
mengganggu laju perubahan larutan eosin.

H. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori, hasil pengamatan, analisis data serta
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Proses pernafasan pada hewan merupakan system pernapasan Dimana
terjadinya proses konsumsi O2 dan produksi CO2. Proses ini diawali
dengan respirasi luar, pengangkuran O2 dan CO2, dan respirasi dalam.
b. Jumlah konsumsi oksigen pada jangkrik dipengaruhi oleh oksigen.
Semakin berat jangkrik maka semakin banyak oksigen yang
dikonsumsi oleh jangkrik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Melisa, P., Aufa, R. P., Sri, R., Elvi, L., & Sri, J. (2020). Perbedaan Laju Respirasi
pada Belalang (Oxya Serville) dan Jangkrik (Archeta Domesticus) setelah
Penambahan Insektisida. Jurnal Jeumpa, 7(2), 450-457. DOI: 10.33059
/jj.v7i2.3764.
Purnamasari, R. & Dwi, R. S. (2017). Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi
Arsitektur UIN Sunan Ampel. ISBN: 978-602-50337-2-3.
Suharsono, S., Liah, B., & Dani, R. (2018). Perbedaan Jumlah Konsumsi Oksigen
(O2) Pada Respirasi Berbagai Hewan Invertebrata Kelas Insekta. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis
Kesehatan dan Farmasi, 18(2). 212-220. DOI: 10.36465/jkbth.v18i2.405.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1. Jelaskan fungsi KOH.
2. Jelaskan proses respirasi pada belalang.

JAWABAN
1. KOH (Kalium Hidroksida) berfungsi sebagai absorbent CO2 (karbon
dioksida) dalam percobaan ini. Respirasi hewan menghasilkan CO2 sebagai
produk sampingan, dan KOH bertindak untuk menyerap CO2 tersebut agar
tidak memengaruhi hasil pengukuran konsumsi oksigen.
2. Proses respirasi pada belalang melibatkan serangkaian langkah yang mirip
dengan proses respirasi pada hewan lainnya, yaitu pengambilan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida. Belalang menggunakan sistem trakea untuk
melakukan pertukaran gas. Udara diambil melalui lubang-lubang kecil yang
disebut spirakel, kemudian udara ini menyebar melalui tabung-tabung halus
yang disebut trakea menuju ke sel-sel tubuh. Di dalam sel, oksigen dari
udara diserap oleh sel-sel tubuh untuk proses respirasi seluler, di mana
energi dilepaskan dari molekul makanan dengan bantuan oksigen. Karbon
dioksida, yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari proses ini,
kemudian dibawa kembali melalui trakea ke spirakel dan dikeluarkan dari
tubuh belalang. Dalam eksperimen ini, konsumsi oksigen belalang diukur
untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang digunakan oleh belalang
dalam respirasinya.

Anda mungkin juga menyukai