Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KERJA

PROPOSED DEVELOPMENT, IMPROVEMENT/REHABILITATION AND


MAINTENANCE OF OECUSSE ROADS & BRIDGES USING DESIGN AND BUILD,
AND PERFORMANCE BASED MAINTENANCE SCHEME FOR PACKAGE A: ROAD
FROM TONO NOEFEFAN BRIDGE TO OENUNO
&
IMPROVEMENT AND UPGRADE OF THE EXISTING TONO MARKET – OESILO
BORDER ROADS, WITH TWO EXISTING BRIDGES, IN OE-CUSSE REGION,
DEMOCRATIC REP. OF TIMOR-LESTE

Disusun oleh :
Grup murid PKL di Perusahaan PT. WASKITA KARYA (Parsero) Tbk

UNIVERSIDADE NACIONAL TIMOR LOROSA’E


FACULDADE ENGENHARIA CIENCIA E TECNOLOGIA
DEPARTAMENTO ENGENHARIA CIVIL
2023

1
LAPORAN PRAKTEK KERJA
PROPOSED DEVELOPMENT, IMPROVEMENT/REHABILITATION AND
MAINTENANCE OF OECUSSE ROADS & BRIDGES USING DESIGN AND BUILD,
AND PERFORMANCE BASED MAINTENANCE SCHEME FOR PACKAGE A: ROAD
FROM TONO NOEFEFAN BRIDGE TO OENUNO
&
IMPROVEMENT AND UPGRADE OF THE EXISTING TONO MARKET – OESILO
BORDER ROADS, WITH TWO EXISTING BRIDGES, IN OE-CUSSE REGION,
DEMOCRATIC REP. OF TIMOR-LESTE

Disusun oleh :
Grup murid PKL di Perusahaan PT. WASKITA KARYA (Parsero) Tbk
Naran NRE
1. Afonsino C. Nunes 20200202001
2. Antoninho de Araujo 20200202008
3. Ana Meliana da Costa 20200202007
4. Deonizio P. Da C. Soares 202002020
5. David Sergio M. Amaral 20200202085
6. Domingos da C. Pinto 20200202023
7. Domingos da S. S. de A. Antonio 20200202024
8. Ella Angelina Ximenes 20200202026
9. Florencios A.Y.da C. Madeira 202002020
10. Helderson M. Serafim 20200202039
11. Joberto M. Da C. Claver 20200202049
12. Luis G. B. Monteiro 20200202090
13. Flader Albino C.Pereira 202002020
14. João Ximenes 202002020
15. Nicolau S.Costa Belo 202002020
16. Leonizia Santa P.Doutel 202002020
17. Marcelo de Araujo 202002020
18. Carlos Seixas Nana 202002020
19. Joanico Almeida Pereira 202002020
20. Jaimelazio Camacho V.Tilman 202002020
21. Newton Gaspar da C.Belo 202002020
22. Evangelino L.de J.Marques 202002020
23. Hortencio A.da C.Menezes 202002020
24. Ronaldo de Jesus 202002020
25. Júlio Ximenes Gonçalves 202002020

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek
Infrastruktur jalan merupakan fasilitas yang ada untuk menghubungkan beberapa daerah yang
ada di Tono Noefefan Bridge sampai ke Oenuno dan Pasar tono sampai ke Oesilo batas Indonesia
sama Timor-Leste. Manfaat lain dari jalan adalah pendukung kesejahteraan masyarakat, dalam hal
ini jalan di artikan sebagai pendukung perkembangan ekonomi masyarakat. Perkembangan jalan
pun terus mengalami berbagai kemajuan, terutama di propinsi Oe-cusse mulai dari perluasan
jalan, penambahan lajur jalan, dan pembuatan jalan baru. Karena perkembangan dan
pengoptimalisasi manfaat jalan di rasa penting, maka pada tahun 2022 di mulailah pembangunan
jalan di Tono Noefefan Bridge sampai ke Oenuno dan di tahun 2023 mulai Pasar tono sampai ke
Oesilo batas Indonesia sama Timor-Leste. Dimana proyek pembangunan jalan ini merupakan
konsentrasi dari PT. WASKITA KARYA (parsero) Tbk. Pembangunan jalan ini di rasa penting
karena merupakan jaringan jalan antar Timor-Leste dan Indonesia. Pembagunan jalan (paket 1)
di noefefan bridge di mulai di tanggal 19 Agustus 2022 dengan sepanjang 11,7 km lalu di proyek
ini pun ada pembagunaan 5 jembatan dan di proyek (Paket 2) Tono sampai Oesilo di mulai di
tanggal 26 june 2023 dengan sepanjang 18 km dan pembagunan 2 jembatan.

PAKET 1

Nama Proyek : Proposed Development, Improvement/Rehabilitation And


Maintenance Of Oecusse Roads & Bridges Using Design And
Build, And Performance Based Maintenance Scheme For Package
A: Road From Tono Noefefan Bridge To Oenuno
Jenis Pekerjaan : Jalan dan Jembatan
No Kontrak : 45/2022/PA/RAEOA-ZEESM
Lokasi Proyek : Tono Noefefan Bridge to Oenuno
Pemilik Proyek : RAEOA ZEESM TIMOR-LESTE
Konsultan perencana : PROFICO
Kontraktor : PT. WASKITA KARYA (Parsero) Tbk
Waktu pelaksanan : 18 bulan
Contract Date : 19 augustus 2022

3
Start Date :19 September 2022
Panjang Total : 11,7 Km
Perkerasan jalan : jalur utama Flexible Pavement tebal 10 cm
Total jembatan : 5 jembatan
Bangunang lainya : Box Culvert, Raitainig wall, Gabions, Drainage

1.2. Lokasi Proyek


Proyek Pembagunan jalan dan jembatan di Paket 1- Tono Noefefan Bridge sampai ke Oenuno
dari STA 0+000 – STA 11+700. Dan Paket 2 - Pasar tono sampai ke Oesilo batas Indonesia sama
Timor-Leste STA 0+000 – STA 18+000.

Gambar 1.1 Peta lokasi Proyek paket 1 Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek Paket 2
(Sumber : (Google Earth ) (Sumber : (Google Earth )

4
BAB II
PENGELOLAAN PROYEK
2.1. Organisasi Proyek dan Sistem Manajemen Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi pelaksanaan yang
merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek. Organisasi dapat didefinisikan
sebagai kelompok orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok kelompok kerja yang saling
terkait, bertanggung jawab dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu.
Secara garis besar unsur-unsur yang ada dalam organisasi proyek meliputi:

1. Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek disebut juga sebagai pemberi tugas atau bouwheer adalah suatu badan
usaha atau perorangan, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki, memberikan
pekerjaan, serta membiayai suatu proyek dalam proses pembangunan suatu bangunan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana mempunyai kewajiban atau tugas yang merencanakan suatu
rencana dalam perencanaan struktur, arsitektur, dan mekanikal/elektrikal, dengan
ketentuan yang diinginkan oleh pemilik proyek.
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah suatu organisasi atau perorangan yang bersifat multi disiplin
yang bekerja untuk dan atas nama Pemilik Proyek (owner). Pengawas harus mampu
bekerjasama dengan Konsultan Perencana dalam suatu proyek.

Hubungan kerja/koordinasi dalam pengelolaan proyek sangat diperlukan adanya suatu


ketegasan didalam pembagian kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing, dimana satu
sama lainnya harus dapat bekerjasama dengan baik. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat teratur dan
berjalan lancar, maka dalam pelaksanaan dilapangan dibuat uraian pekerjaan (job description)
sehingga masing-masing unsur dapat mengetahui tugasnya dengan jelas dan tidak ada tugas yang
tumpang tindih antar pihak yang terkait. Skema hubungan kerja terlampir pada Gambar 2.1.

5
(Gambar 2.1. Skema hubungan kerja unsur proyek)

(Sumber: metodebangunansipil.blogspot.com)

2.2. Struktur Organisasi Pelaksana Proyek

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi pelaksanaan yang
merupakan tata kerja untuk menunjang keberhasilan proyek. Organisasi dalam arti badan dapat
didefinisikan sebagai kelompok orang yang bekerjasama dalam suatu kelompok-kelompok kerja
yang saling terkait, bertanggung jawab dan bekerjasama secara harmonis untuk mencapai tujuan
tertentu. Berikut merupakan tugas unsur dalam proyek pembangunan jalan dan jembatan di Paket
1- Tono Noefefan Bridge sampai ke Oenuno dari STA 0+000 – STA 11+700. Dan Paket 2 - Pasar
tono sampai ke Oesilo batas Indonesia sama Timor-Leste STA 0+000 – STA 18+000.

1. Pimpinan Proyek (Project Manager)


Project Manager adalah perwakilan dari kontraktor yang bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek, sesuai manajemen
proyek dan perencanaan proyek secara menyeluruh. Project Manager bertugas untuk
memimpin jalannya suatu pekerjaan, mengevaluasi hasil dari pekerjaan dan
membandingkan dengan pelaksanaan proyek yang kemudian disusun dalam suatu
format laporan pekerjaan dari awal hingga akhir pelaksanaan proyek.

2. Manajer Lapangan (Site Manager)


Site Manager merupakan wakil dari pimpinan tertinggi suatu proyek yang dituntut
untuk bisa memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dan

6
mendetail. Di samping itu, Site Manager juga dituntut memiliki keterampilan
manajemen serta mampu menguasai seluruh sumber daya manusia yang dibebankan
kepadanya secara efisien dan produktif, artinya dapat memimpin dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan bawahannya agar dapat dipastikan bahwa
pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan yang ada di dalam spesifikasi dan juga
dapat berjalan mengikuti program kerja yang dilaksanakan dalam jangka waktu dan
biaya tertentu tanpa mengurangi perolehan laba yang diperkirakan.

3. Logistik
Bertugas sebagai pengadaan barang dan pengawasan material bahan bangunan,
termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengadaan dan pemakaian bahan dan
peralatan proyek. Bagian ini juga bertugas untuk menyediakan pembelian bahan dan
peralatan yang telah diputuskan oleh koordinator pelaksana sesuai dengan jadwal
pengadaan. Logistik dan peralatan juga perlu menyusun suatu sistem administrasi
tentang penerimaan, penyimpanan, dan pemakaian barang.

4. Pelaksana (Supervisor)
Pelaksana mempunyai dan tanggung jawab mengenai masalah-masalah teknis
dilapangan serta mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagiannya.
Pelaksana mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
• Mengawasi dan mengkoordinasi pekerjaan para pelaksana dilapangan dan
mencatat semua prestasi pekerjaan untuk dilaporkan kepada Site Manager.
• Mengawasi metode pelaksanaan dilapangan untuk menghindarkan kesalahan
pelaksanaan.
• Bertanggung jawab pelaksanaan pekerjaan diproyek kepada Site Manager.

5. Surveyor
Tugas pelaksana pengukuran adalah mengadakan pengukuran di lapangan dengan
menggunakan alat theodolit maupun water pass untuk menentukan as-as bangunan
proyek yang akan dikerjakan.

7
6. Drafter
Tugas dan tanggung jawab drafter adalah:
• Membuat shop drawing yang siap dilaksanakan dengan dikoordinasi oleh
pelaksana.
• Menyiapkan gambar dari revisi desain dan detail desain yang dibutuhkan untuk
kegiatan pelaksanaan dilapangan.
• Menghitung volume berdasarkan data lapangan dan melaporkan pada
administrasi teknik.
• Menjaga peralatan gambar yang digunakan dalam kondisi bagus.

2.3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dari proses produksi suatu proyek,
baik jasa maupun industri. Setiap orang yang bekerja di suatu perusahaan maupun proyek
dianggap memiliki risiko kecelakaan kerja sehingga setiap pemberi kerja wajib memperhatikan
dan menerapkan K3. Oleh karena itu pada proyek pembangunan jalan dan jembatan di Paket 1-
Tono Noefefan Bridge sampai ke Oenuno dari STA 0+000 – STA 11+700. Dan Paket 2 - Pasar
tono sampai ke Oesilo batas Indonesia sama Timor-Leste STA 0+000 – STA 18+000 menerapkan
sistem K3 dalam mengurangi resiko-resiko yang timbul pada saat pelaksanaan di lapangan.

2.3.1. Makna Logo Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan suatu bidang yang berkaitan dengan
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan setiap orang yang bekerja pada suatu proyek ataupun
lokasi pekerjaan. Berikut penjelasan mengenai arti dan makna lambang/logo/simbol K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

1. Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas warna
dasar putih seperti pada Gambar 2.4
2. Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3:
• Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
• Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani. • Warna
Putih : bersih dan suci.
8
• Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
• Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja

Gambar 2.2 Simbol K3


(Sumber: pediailmu.com)

9
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1. Capaian Pekerjaan Saat Kerja Praktek Dimulai
Kerja praktek di lokasi proyek pembangunan jalan dan jembatan di Paket 1- Tono Noefefan
Bridge sampai ke Oenuno dari STA 0+000 – STA 11+700. Kondisi eksisting pada awal masuk
kerja praktek sudah pekerjaan banyak yang sudah dilaksanakan misalnya di pekerjaan jalan ada
yang sujah masuk lapisan base course, subbase, ada yang yang masih di lapisan subgrade (cut
and fill) Embackment ada juga yang sampai sekarang belum mulai pekerjaan pembersian lahan
karna ada masalah dengan pemilik lahan yang terkenah oleh ROW (Right of Way). Pekerjaan
pembagunan Jembatan ada yang sudah habis pemasangan Tiang pancang lalu sudah masuk ke
pembesian, ada yang masih di proses pemasangan , adah juga yang belum pemasangan Tiang
pancang karna kehabisan stock steel pile karan ituh la yang membuat pekerjaan ini tidak belum
mulai di lokasi jembatan 4.

Paket 2 - Pasar tono sampai ke Oesilo batas Indonesia sama Timor-Leste STA 0+000 –
STA 18+000 pada awal masuk ini baru mulai pekerjaanya karna itu disana cuman ada dua
pekerjaan yang lagi di kerjakan seperti berikut : Excavetion , Stake Out Design cuman itu.

3.1.1. Pekerjaan pelapisan

Pada awal masuk kerja praktek area proyek pembangunan jalan sudah masuk lapisan base
course , ada yang baru masuk sub base ,ada yang masih di lapisan subgrade embackment.

(Gambar 3.1. Lapisan subgade loc: Maquelap)


10
3.1.2. Pekerjaan Jembatan

Pekerjaan pembagunan Jembatan ada yang sudah habis pemasangan Tiang pancang lalu
sudah masuk ke pembesian, ada yang masih di proses pemasangan , adah juga yang belum
pemasangan Tiang pancang karna kehabisan stock steel pile karan ituh la yang membuat
pekerjaan ini tidak belum mulai di lokasi jembatan 4.

(Gambar 3.2. Pembesian Abutment; Loc:Jembatan 3)

3.1.3. Pekerjaan Box Culverrt

Pekerjaan box culvert di awal masuk sudah beradah di dalam proses benbangunan, ada yang
sudah habis pekerjaannya, ada juga yang sedang melaksakan pembesian, ada juga yang
sudang pemasangan bekisting, ada juga yangbelum mulai pekerjaan box culvert.

( Gambar 3.3. Pemasangan bekisting, Sta 6+000)

11
3.2. Tahapan Pekerjaan Proyek

Pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan jalan dan jembatan di Paket 1- Tono
Noefefan Bridge sampai ke Oenuno dari STA 0+000 – STA 11+700. Dan Paket 2 - Pasar tono
sampai ke Oesilo batas Indonesia sama Timor-Leste STA 0+000 – STA 18+000 menalami
beberapa tahap pekerjaan, tahapan tersebut salah satunya merupakan pekerjaan lapisan
perkerasan , pekerjaan jembatan ,dan pekerjaan box culvert. Pada masing-masing bagian
memiliki tahapan pekerjaan yang saling berhubung. Berikut adalah tahap tahap pekerjan
proyek di paket 1 dan 2.

3.2.1. Pekerjaan lapisan Perkerasan

Lapisan perkerasan jalan adalah komponen penting dalm konstruksi jalan yang berfunsi
untuk memberikan dukungan structural serta tahan terhadap beban lalu lintas dan kndisi
cuaca. Pekerjaan lapisan perkerasan jalan terdiri dari 4 lapisan yang di gunakan di proyek ini
, dan berikut adalah lapisannya:

3.2.1.1. Cut and fill

Proses pekerjaan cut and fill adalah bagian penting dari konstruksi dan pengembangan
proyek infrastruktur, seperti jalan, jembatan, gedung, dan proyek lainnya yang melibatkan
perubahan topografi atau permukaan tanah. Proses ini melibatkan pemotongan (cut) material
tanah dari area tertentu dan penimbunan (fill) material tanah ke area lain untuk mencapai
elevasi atau kontur yang diinginkan. langkah-langkah umum dalam proses pekerjaan cut and
fill:

1. Survei dan Perencanaan:

- Proses ini dimulai dengan survei lokasi proyek untuk memahami topografi dan
elevasi tanah yang ada.

- Kemudian, perencanaan dilakukan untuk menentukan elevasi yang diinginkan


dan bagaimana cara mencapainya. Ini melibatkan perhitungan volume tanah yang akan
dipotong (cut) dan volume tanah yang akan ditimbun (fill).

12
2. Pengukuran dan Penandaan:

- Area yang akan mengalami cut dan fill ditandai dengan jelas, dan elevasi yang
diinginkan ditandai sebagai panduan untuk operator peralatan berat.

3. Pemotongan (Cutting):

- Pekerjaan cut dimulai dengan menghapus material tanah dari area yang lebih tinggi
(elevasi yang lebih tinggi) ke area yang lebih rendah (elevasi yang lebih rendah).

- Peralatan berat seperti ekskavator, bulldozer, atau scraper digunakan untuk


memotong dan mengangkut material tanah.

4. Penimbunan (Filling):

- Pekerjaan fill melibatkan penempatan material tanah yang telah dipotong di area
yang lebih rendah untuk mencapai elevasi yang diinginkan.

- Material tanah diambil dari area cut atau dapat diimpor dari lokasi lain jika diperlukan.

- Material tanah sering dicompaq untuk menciptakan stabilitas yang baik.

5. Perapian dan Kompaksi:

- Setelah material tanah ditempatkan di area fill, pekerjaan perapian dan kompaksi
dilakukan untuk memastikan bahwa tanah mencapai kepadatan yang cukup.

- Alat kompaksi seperti roller berat digunakan untuk mengompres material tanah.

6. Pengujian dan Pengawasan:

- Proses cut dan fill seringkali mengharuskan pengujian dan pengawasan reguler untuk
memastikan bahwa elevasi dan kualitas tanah sesuai dengan rencana.

7. Penyelesaian dan Pengamanan:

- Setelah cut and fill selesai, area tersebut dapat disiapkan untuk langkah berikutnya
dalam proyek, seperti pembangunan struktur atau permukaan jalan.

13
(Gambar 3.4 pekerjaan cut and fill STA 5+100)

3.2.1.2. Pembuatan lapisan Subgrade

Subgrade jalan adalah lapisan tanah yang berada di bawah semua lapisan lain dalam
konstruksi jalan. Ini merupakan dasar yang mendasari seluruh struktur jalan dan harus
memiliki kekuatan, kestabilan, dan drainage yang baik. langkah-langkah umum dalam proses
pembuatan subgrade jalan di proyek ini adalah:

1. Pengukuran dan Perencanaan:

- Pertama, area yang akan menjadi subgrade jalan diukur dan direncanakan sesuai dengan
desain jalan yang ada.

- Ketinggian dan elevasi subgrade dihitung untuk mencapai profil yang sesuai dengan
perencanaan.

2. Penggalian Tanah Asli (Excavation):

- Jika tanah asli di bawah area subgrade tidak memenuhi persyaratan kekuatan dan
kestabilan yang diperlukan, maka lapisan tanah asli yang tidak sesuai harus digali hingga
mencapai tanah yang lebih kuat atau sesuai dengan spesifikasi proyek.

14
3. Penyusunan Subgrade:

- Setelah penggalian, subgrade harus diratakan dan dibentuk sesuai dengan profil yang
diinginkan sesuai dengan desain.

- Kemudian, subgrade dikompaksi dengan menggunakan peralatan berat seperti roller berat
atau pemadat tanah untuk mencapai kepadatan yang cukup.

4. Drainase:

- Sistem drainase yang baik sangat penting dalam subgrade jalan untuk menghindari
penumpukan air yang dapat merusak struktur jalan.

- Ini dapat mencakup penambahan saluran air, saluran pembuangan, atau pengaturan
permukaan yang miring untuk mengalirkan air hujan.

5. Pengujian dan Pengawasan:

- Pengujian kepadatan dan kelembaban tanah di subgrade perlu dilakukan secara berkala
untuk memastikan bahwa subgrade memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam desain.

6. Perlindungan Subgrade:

- Untuk melindungi subgrade dari erosi dan kerusakan selama konstruksi proyek, di proyek
ini mengunakan pelindung sementara seperti geotekstil .

7. Penyelesaian Subgrade:

- Setelah subgrade dinyatakan memenuhi persyaratan yang diperlukan, pekerjaan


konstruksi jalan dapat melanjutkan dengan penambahan lapisan-lapisan berikutnya seperti
subbase, lapisan pondasi, dan lapisan permukaan (asphalt).

15
(Gamba 3.5 DCP test sta 11+600) (Gambar 3.6 Sand cone test sta 9+350)

(Gambar 3.7 CBR field test sta 1+600) (Gambar 3.8 Check Elevation Sta 2+500)

16
3.2.1.3. Proses pembuatan subbase jalan

Setelah lapisan subgrade telah dibuat dan dipersiapkan dengan benar, langkah
berikutnya dalam konstruksi jalan adalah pembuatan subbase. Subbase adalah lapisan di atas
subgrade yang berfungsi sebagai lapisan pendukung tambahan untuk menyebar beban
kendaraan dan mendukung lapisan permukaan jalan. langkah-langkah dalam proses
pembuatan subbase jalan setelah lapisan subgrade:

1. Pengukuran dan Perencanaan:

- Pertama-tama, area subbase diukur dan direncanakan sesuai dengan desain jalan yang
ada.

- Ketinggian dan elevasi subbase dihitung untuk mencapai profil yang diinginkan sesuai
dengan perencanaan.

2. Persiapan Subgrade:

- Subgrade yang telah ada harus dipersiapkan secara cermat sebelum pembuatan subbase.

- Subgrade perlu dibersihkan dari debu, lumpur, atau benda-benda asing lainnya yang
dapat mempengaruhi kualitas subbase.

- Pengecekan kembali terhadap kemiringan dan drainase subgrade perlu dilakukan untuk
memastikan kondisi yang baik.

3. Pengangkutan Material Subbase:

- Material subbase yang sesuai (biasanya agregat kasar, pasir, atau campuran bahan
lainnya) diangkut ke lokasi konstruksi.

- Material subbase harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam
desain proyek.

4. Penyebaran dan Leveling:

- Material subbase disebar secara merata di atas subgrade dengan ketebalan yang sesuai
sesuai dengan rencana desain.

17
- Material ini kemudian di-levelkan menggunakan alat berat atau alat lainnya agar sesuai
dengan profil yang diinginkan.

5. Kompaksi Subbase:

- Peralatan berat seperti roller berat atau pemadat tanah digunakan untuk mengompres
material subbase.

- Kompaksi diperlukan untuk mencapai kepadatan yang cukup dan stabilitas lapisan
subbase.

6. Pengujian dan Pengawasan:

- Pengujian kepadatan dan kelembaban tanah di subbase perlu dilakukan secara berkala
untuk memastikan bahwa subbase memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam desain.

7. Perlindungan Subbase:

- Subbase harus dilindungi dari erosi atau kerusakan selama konstruksi proyek dengan
menggunakan pelindung sementara jika diperlukan.

8. Penyelesaian Subbase:

- Setelah subbase selesai, konstruksi jalan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu
pembangunan lapisan pondasi dan lapisan permukaan (asphalt) sesuai dengan rencana
proyek.

(Gambar 3.9. Sand cone test sta 1+900)


18
3.2.1.4. Proses pembuatan lapisan Base Course

Pembuatan lapisan base course adalah langkah selanjutnya dalam konstruksi jalan
setelah lapisan subbase. Base course adalah lapisan jalan yang lebih kuat dan padat
dibandingkan subbase, dan ini akan bertindak sebagai dasar untuk lapisan permukaan jalan
(biasanya lapisan aspal atau beton). Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pembuatan
lapisan base course jalan setelah lapisan subbase:

1. Pengukuran dan Perencanaan:

- Area base course diukur dan direncanakan sesuai dengan desain jalan yang ada.

- Ketinggian dan elevasi base course dihitung untuk mencapai profil yang diinginkan sesuai
dengan perencanaan.

2.Persiapan Subbase yang Ada:

- Sebelum material base course ditempatkan, subbase yang ada perlu diperiksa untuk
memastikan bahwa itu dalam kondisi yang baik dan sesuai dengan spesifikasi.

- Jika diperlukan, perbaikan atau persiapan tambahan pada subbase dapat dilakukan.

3. Pengangkutan Material Base Course:

- Material base course yang sesuai (biasanya berupa agregat yang lebih padat dan kuat)
diangkut ke lokasi konstruksi.

- Material base course harus memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditetapkan dalam
desain proyek.

4. Penyebaran dan Leveling:

- Material base course disebar secara merata di atas subbase dengan ketebalan yang sesuai
sesuai dengan rencana desain.

- Material ini kemudian di-levelkan dan diperatakan menggunakan alat berat atau alat
lainnya untuk mencapai profil yang diinginkan.

19
5. Kompaksi Base Course:

- Peralatan berat seperti roller berat digunakan untuk mengompres material base course.

- Kompaksi diperlukan untuk mencapai kepadatan yang cukup dan stabilitas lapisan base
course.

6. Pengujian dan Pengawasan:

- Pengujian kepadatan dan kelembaban base course perlu dilakukan secara berkala untuk
memastikan bahwa base course memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam desain.

7. Perlindungan Base Course:

- Base course harus dilindungi dari kerusakan selama konstruksi proyek, misalnya dengan
mencegah lalu lintas berat melewati lapisan tersebut sebelum lapisan permukaan jalan
diterapkan.

8. Penyelesaian Base Course:

- Setelah base course selesai, konstruksi jalan dapat melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu
pembangunan lapisan permukaan jalan (biasanya aspal atau beton) sesuai dengan rencana
proyek.

3.2.1.5. Trial Mix Aspalt.

Lapisan trial aspal (atau biasa disebut lapisan uji aspal) adalah tahap penting dalam
konstruksi jalan yang bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi karakteristik lapisan aspal
sebelum penerapan lapisan aspal akhir (lapisan permukaan jalan). Proses lapisan trial aspal
melibatkan langkah-langkah berikut.

1.Persiapan Lokasi:

- Area yang akan digunakan untuk lapisan trial aspal harus dipersiapkan dengan baik. Ini
termasuk memastikan bahwa lapisan base course di bawahnya telah selesai dengan baik dan
bersih dari kotoran atau benda asing lainnya.

20
2. Pemilihan Material Aspal:

- Material aspal yang akan digunakan untuk lapisan trial harus dipilih sesuai dengan
spesifikasi proyek dan kondisi lingkungan setempat.

3. Pengangkutan dan Pemanasan Aspal:

- Material aspal diangkut ke lokasi konstruksi dan dipanaskan ke suhu (150) yang sesuai
untuk aplikasi.

- Aspal harus dicairkan dan menjadi cairan yang alir untuk aplikasi yang tepat.

4. Aplikasi Aspal:

- Material aspal diterapkan secara merata di atas lapisan base course dengan menggunakan
alat khusus seperti distributor aspal.

- Teknik pengaplikasian harus sesuai dengan spesifikasi proyek dan lapisan aspal harus
diperiksa agar tidak ada ketidakrataan atau kerusakan.

5. Penyemprotan Agregat:

- Setelah lapisan aspal diterapkan, agregat kasar (biasanya batu pecah) disemprotkan di
atasnya.

- Agregat ini akan menempel pada lapisan aspal yang masih lembek, menciptakan tekstur
dan kekasaran yang diperlukan untuk traksi kendaraan.

6. Penggilasan (Compaction):

- Setelah agregat disemprotkan, lapisan trial aspal harus digilas menggunakan roller berat
untuk mencapai kepadatan yang cukup.

- Penggilasan penting untuk mengamankan agregat ke dalam lapisan aspal.

7. Pengujian dan Pengawasan:

- Lapisan trial aspal harus diuji dan diawasi secara ketat. Pengujian melibatkan pengukuran
ketebalan, kepadatan, kehalusan permukaan, dan berbagai karakteristik lain sesuai dengan
spesifikasi proyek.

21
- Hasil pengujian digunakan untuk mengevaluasi kualitas lapisan trial aspal dan apakah
itu memenuhi persyaratan desain.

8. Evaluasi dan Perbaikan:

- Hasil evaluasi dari lapisan trial aspal akan digunakan untuk menentukan apakah perlu
dilakukan perbaikan atau penyesuaian sebelum lapisan permukaan jalan final diterapkan.

- Jika ada masalah yang ditemukan, lapisan trial aspal dapat diperbaiki atau ditingkatkan
sesuai kebutuhan.

(Gambar 3.10 Marshall Test ) (Gambar 3.11 Trial AC-BC loc:Office Waskita)

22
(Gambar 3.12 Core Drill Test) (Gambar 3.13 Campuran Aspal)

3.2.2. Pekerjaan Pembangunag Jembatan

Pembangunan jembatan dengan penggunaan pondasi tiang pancang melibatkan


sejumlah item pekerjaan yang melibatkan konstruksi struktur jembatan, fondasi tiang
pancang, serta langkah-langkah lain yang diperlukan untuk membangun jembatan yang kuat
dan aman. Berikut adalah beberapa item pekerjaan yang umum terkait dengan pembangunan
jembatan dengan pondasi tiang pancang:

1. Pra-Konstruksi:

- Survei dan pemetaan lokasi jembatan.

- Perencanaan desain jembatan, termasuk pemilihan jenis tiang pancang yang akan
digunakan.

- Pengadaan tanah atau hak kepemilikan tanah jika diperlukan.

- Pengajuan izin perizinan dan persetujuan regulasi setempat.

23
2. Pengujian Tanah:

- Penilaian geoteknikal dan geologis di lokasi untuk memahami karakteristik tanah dan
batuan yang akan digunakan sebagai dasar fondasi tiang pancang.

3. Pembuatan Tiang Pancang:

- Pembuatan tiang pancang sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan untuk proyek.
Ini dapat melibatkan pembentukan tiang pancang dari beton pra-tekan atau baja.

4. Pengeboran Lubang Fondasi:

- Pengeboran lubang fondasi di dasar sungai atau sungai, tempat tiang pancang akan
ditempatkan.

- Lubang fondasi harus mencapai kedalaman yang memadai untuk mencapai lapisan tanah
atau batuan yang cukup kuat.

5. Pemasangan Tiang Pancang:

- Pemasangan tiang pancang ke dalam lubang fondasi dengan penggunaan peralatan berat
seperti rig penggerek tiang pancang.

- Penguncian atau pengikatan tiang pancang dengan elemen-elemen struktural lainnya.

6. Konstruksi Struktur Jembatan:

- Pembangunan komponen struktural jembatan seperti balok, kolom, dan lapisan


permukaan.

- Proses ini dapat melibatkan pengelasan atau penghubungan elemen-elemen struktural,


serta penggunaan bahan seperti beton pra-tekan atau baja struktural

7. Pengujian Beban:

- Pengujian beban untuk memastikan bahwa jembatan mampu menahan beban yang
diharapkan.

- Pengujian mungkin melibatkan simulasi beban lalu lintas atau pengujian beban statis.

24
8. Penyelesaian Jembatan:

- Setelah konstruksi dan pengujian selesai, jembatan dapat diselesaikan dengan


menambahkan lapisan permukaan, pembatas jalan, pencahayaan, dan tanda-tanda jalan.

9. **Uji dan Inspeksi Akhir:**

- Uji dan inspeksi akhir dilakukan untuk memastikan bahwa jembatan memenuhi standar
keselamatan dan kualitas yang ditentukan.

10. Pemeliharaan dan Pengawasan:

- Jembatan memerlukan pemeliharaan berkala dan pengawasan untuk memastikan


kelangsungan fungsinya selama bertahun-tahun.

11. Penyelesaian Dokumentasi:

- Dokumentasi lengkap dari seluruh proyek, termasuk gambar-gambar konstruksi, rencana


perencanaan, dan laporan pengujian dan inspeksi, harus disimpan dengan baik untuk
keperluan pemeliharaan dan referensi masa depan.

Pembangunan jembatan dengan pondasi tiang pancang adalah proyek yang kompleks dan
memerlukan kolaborasi antara berbagai ahli teknik dan konstruksi. Keselamatan selama
konstruksi dan pemeliharaan jembatan sangat penting, dan perencanaan yang cermat serta
inspeksi yang berkala diperlukan untuk menjaga keandalan jembatan selama bertahun-tahun.

(Gambar 3.14 Pemasangan Tiang Pancang) (gambar 3.15 PDA test)

25
(Gambar 3.16 Pemasangan Bekisting pile cap) (Gambar 3.17 Slump Test )

3.2.3. Pekerjaan Box culvert

Pembangunan box culvert melibatkan berbagai item pekerjaan yang harus


dilakukan untuk membangun struktur saluran tertutup berbentuk kotak yang berfungsi untuk
mengalirkan air di bawah jalan atau jalur kereta api. Berikut adalah beberapa item pekerjaan
yang umum terkait dengan pembangunan box culvert:

1. Pengukuran dan Penandaan Lokasi:

- Pengukuran dan penandaan lokasi di mana box culvert akan dibangun sesuai dengan
rencana desain.

2. Penggalian Lubang Pondasi

- Penggalian lubang di tanah atau di bawah sungai yang sesuai dengan dimensi box culvert
yang akan ditempatkan.

26
3. Pembuatan Fondasi:

- Pembuatan fondasi yang kuat di dasar lubang penggalian untuk mendukung box culvert.
Fondasi ini bisa berupa fondasi beton atau fondasi batu.

4. Pemasangan Box Culvert:

- Pemasangan box culvert yang telah diproduksi sesuai dengan spesifikasi teknis di atas
fondasi dengan presisi.

5. Pemasangan Penahan (Wing Wall):

- Pemasangan dinding samping, yang dikenal sebagai wing wall, di kedua ujung box culvert
untuk mengarahkan aliran air dan mencegah erosi

6. Pengisian Ruang Sekeliling:

- Pengisian ruang di sekitar box culvert dengan material seperti pasir atau tanah, yang
kemudian dikompaksi dan dikencangkan.

7. Pemasangan Pelindung (Headwall):

- Pemasangan pelindung (headwall) di ujung-ujung box culvert untuk melindungi struktur


dari erosi dan kerusakan.

8. Pembuatan Pelapis Permukaan:

- Pembuatan pelapis permukaan di atas box culvert jika box culvert tersebut berada di
bawah jalan atau jalur kereta api.

9.Pemasangan Peralatan Tambahan:

- Pemasangan peralatan tambahan seperti aliran air, palang jalan, pagar pengaman, dan
tanda-tanda jalan jika diperlukan.

10. Uji dan Inspeksi:

- Uji dan inspeksi struktur box culvert untuk memastikan bahwa itu memenuhi standar
keselamatan dan kualitas yang ditetapkan.

27
11. Pemeliharaan:

- Pemeliharaan berkala struktur box culvert untuk menjaga keandalan dan fungsi selama
bertahun-tahun.

( Gambar 3.18 Checklist for Box culvert sta 0+400)

3.2.4 Pekerjaan Excavation

Pekerjaan ekskavasi di bukit adalah proses penggalian, pengangkutan, dan pemindahan


tanah atau batuan dari bukit untuk berbagai keperluan konstruksi, perencanaan tanah, atau
proyek infrastruktur. Ekskavasi bukit dapat melibatkan langkah-langkah berikut:

1. Perencanaan:

- Tahap awal dalam pekerjaan ekskavasi bukit adalah perencanaan yang cermat. Ini
termasuk pemahaman tentang tujuan ekskavasi, analisis kondisi geologi dan geoteknikal di
bukit, serta perhitungan kapasitas angkutan dan alat berat yang diperlukan.

2. Izin dan Perijinan

- Dalam banyak kasus, perlu memperoleh izin dan perijinan dari otoritas setempat sebelum
memulai ekskavasi. Ini termasuk izin lingkungan dan izin zonasi.

28
3. Penandaan Lokasi:

- Lokasi ekskavasi harus ditandai dengan jelas untuk memastikan pekerjaan dilakukan di
area yang benar.

4. Pemilihan Alat Berat:

- Pemilihan alat berat yang sesuai seperti ekskavator, buldoser, dump truck, dan lainnya
yang diperlukan untuk ekskavasi yang efisien.

5. Penggalian:

- Proses penggalian dimulai dengan pemotongan tanah atau batuan di bukit menggunakan
alat berat seperti ekskavator atau buldoser.

- Tanah atau batuan kemudian diangkut ke lokasi yang ditentukan menggunakan dump
truck atau konveyor jika perlu.

6. Pengangkutan dan Pemindahan Material:

- Material yang digali harus diangkut dan dipindahkan ke tempat yang sesuai. Ini mungkin
termasuk pemindahan ke area pengisian atau lokasi konstruksi.

7. Pengelolaan Material:

- Material yang digali dapat digunakan kembali di lokasi atau dijual sebagai sumber daya
tambang.

- Jika material mengandung kontaminan atau bahan berbahaya, perlu dilakukan pemrosesan
atau pengelolaan khusus sesuai peraturan lingkungan yang berlaku.

8. Pemadatan dan Perataan:

- Setelah ekskavasi selesai, tanah atau batuan yang digali mungkin perlu dipadatkan dan
diperatakan untuk tujuan konstruksi berikutnya.

9. Pengendalian Erosi:

- Upaya harus dilakukan untuk mengendalikan erosi di area ekskavasi untuk mencegah
tanah longsor atau pencemaran aliran air.

29
10. Pemantauan Keselamatan:

- Keselamatan kerja selama ekskavasi sangat penting. Peralatan harus dioperasikan oleh
operator yang terlatih dan perlindungan harus diberikan kepada pekerja di lapangan.

11. Pengujian dan Inspeksi:

- Pengujian dan inspeksi kualitas tanah atau batuan yang digali mungkin diperlukan untuk
memastikan kesesuaian dengan standar teknis dan kualitas yang diinginkan

12.Pemulihan dan Restorasi:

- Setelah ekskavasi selesai, area harus dipulihkan sesuai dengan tuntutan lingkungan dan
tanah harus ditanami kembali untuk mengurangi dampak ekologis.

Ekskavasi bukit adalah pekerjaan yang kompleks dan memerlukan perencanaan yang cermat
serta pemahaman tentang aspek lingkungan dan keselamatan. Semua pekerjaan ekskavasi
harus mematuhi peraturan dan persyaratan lingkungan setempat.

(Gambar3.19 Excavation Loc:Webaha Sta 7+000) (Gambar 3.20 Galian Bordeskloc:PasarTono )

30
3.2.5 Stake Out Atual Data

Stake out adalah proses untuk menentukan lokasi fisik dari titik-titik yang telah diukur
secara presisi dalam desain konstruksi atau proyek rekayasa lainnya di lapangan. Total Station dan
GPS RTK (Real-Time Kinematic) adalah perangkat yang sering digunakan dalam proses stake out
ini untuk mendapatkan koordinat yang akurat dan mengarahkan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan desain. Berikut adalah cara menggunakan Total Station dan GPS RTK dalam proses stake
out:

1.Perencanaan Stake Out:

- Sebelum melakukan stake out, Anda harus memiliki desain atau rencana yang jelas
yang berisi koordinat dan informasi titik-titik yang akan ditentukan secara fisik di
lapangan

2. Mengumpulkan Data Awal:

- Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu mengumpulkan data awal dari titik-titik
referensi yang dikenal untuk digunakan sebagai acuan dalam proses stake out

3. Persiapan Alat:

- Pastikan bahwa Total Station dan GPS RTK telah dikalibrasi dengan benar dan siap
digunakan.

- Periksa baterai dan peralatan lainnya untuk memastikan semuanya berfungsi dengan
baik

4. Konfigurasi Total Station:

- Total Station harus dikonfigurasi dengan koordinat dan orientasi yang benar, yang
biasanya diambil dari data referensi yang dikenal.

- Total Station juga harus dikalibrasi untuk mengukur dengan akurasi tinggi.

5. Konfigurasi GPS RTK:

- GPS RTK harus diatur untuk berkomunikasi dengan basis atau stasiun referensi yang
sesuai untuk mendapatkan sinyal yang akurat.

31
- Pastikan bahwa GPS RTK dalam mode Real-Time Kinematic untuk akurasi tinggi.

6. Pengukuran dan Pengolahan Data:

- Total Station digunakan untuk mengukur titik-titik yang akan disetak, dan data ini
harus direkam dengan akurat.

- GPS RTK juga digunakan untuk mengukur titik-titik referensi yang sesuai dengan
desain.

- Data dari kedua perangkat dikumpulkan dan diproses menggunakan perangkat lunak
pengolahan data.

7. Stake Out Lapangan:

- Berdasarkan data yang diukur, Total Station dan GPS RTK akan memberikan
petunjuk kepada operator lapangan tentang di mana harus mengeposkan marka tanah
atau struktur sesuai dengan desain

8. Pengukuran Pemeriksaan Lanjutan:

- Setelah stake out selesai, Anda mungkin perlu melakukan pengukuran pemeriksaan
lanjutan untuk memastikan bahwa marka tanah atau struktur telah ditempatkan dengan
benar sesuai dengan desain.

9. Dokumentasi:

- Seluruh proses stake out, termasuk data pengukuran awal dan hasil akhir, harus
didokumentasikan dengan baik untuk referensi masa depan.

32
Penggunaan Total Station dan GPS RTK dalam proses stake out memungkinkan
pemosisian titik-titik dengan akurasi tinggi dan efisiensi yang lebih besar daripada metode
manual tradisional. Hal ini penting dalam pekerjaan konstruksi, survei tanah, dan berbagai
proyek rekayasa lainnya.

( Gambar 3.21 stake out using Total Station Topcon)

( Gambar 3.22. Stake Out using GPS Geodetic)

33
BAB IV
KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Laporan proyek ini membahas pembangunan jalan dan jembatan yang merupakan
bagian integral dari infrastruktur transportasi yang memainkan peran penting dalam
konektivitas dan mobilitas dalam suatu wilayah. Proyek ini melibatkan beberapa tahap,
termasuk perencanaan, desain, konstruksi, dan pemeliharaan. Berikut adalah beberapa
kesimpulan utama dari laporan proyek ini:

1. Pentingnya Infrastruktur Transportasi: Proyek jalan dan jembatan memiliki dampak


besar pada ekonomi, keamanan, dan kualitas hidup masyarakat. Infrastruktur transportasi
yang baik mendukung pertumbuhan ekonomi, aksesibilitas, dan konektivitas antar
wilayah.

2. Perencanaan dan Desain yang Cermat:Tahap awal perencanaan dan desain sangat
penting dalam memastikan bahwa proyek jalan dan jembatan memenuhi kebutuhan dan
standar yang ditetapkan. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang kondisi
lingkungan, regulasi, dan kebutuhan pengguna.

3. Konstruksi yang Aman dan Efisien: Konstruksi jalan dan jembatan melibatkan
penggunaan teknologi modern, peralatan berat, dan tenaga kerja terampil. Keselamatan
selama konstruksi adalah prioritas utama, dan praktik-praktik terbaik harus diikuti untuk
menghindari kecelakaan dan kerusakan lingkungan

4. Penggunaan Bahan dan Teknik yang Tepat: Pemilihan bahan dan teknik konstruksi
yang tepat sangat penting untuk memastikan ketahanan jalan dan jembatan terhadap beban
dan cuaca. Bahan konstruksi seperti beton, baja, dan aspal harus sesuai dengan spesifikasi
dan regulasi yang berlaku.

5. Pemeliharaan yang Berkala: Jalan dan jembatan memerlukan pemeliharaan yang


berkala untuk memastikan kelangsungan fungsinya. Ini termasuk perbaikan rutin,
perawatan permukaan, dan perbaikan struktural jika diperlukan.

34
6. Penggunaan Teknologi Modern: Penggunaan teknologi seperti Total Station, GPS
RTK, dan perangkat lunak pemodelan 3D telah meningkatkan efisiensi dalam
perencanaan, pengukuran, dan konstruksi proyek jalan dan jembatan.

7. Kolaborasi dan Koordinasi:Proyek jalan dan jembatan melibatkan kerja sama antara
berbagai pihak, termasuk insinyur, kontraktor, pemerintah, dan masyarakat setempat.
Koordinasi yang baik adalah kunci keberhasilan proyek.

8. Dampak Lingkungan: Pembangunan jalan dan jembatan dapat memiliki dampak


lingkungan seperti erosi tanah, degradasi habitat, dan polusi. Oleh karena itu, praktik-
praktik berkelanjutan dan mitigasi dampak lingkungan harus diterapkan.

9. Manfaat Jangka Panjang:Jalan dan jembatan yang dibangun dengan baik akan
memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, termasuk peningkatan mobilitas,
kesempatan ekonomi, dan akses ke layanan penting.

Dalam kesimpulan, proyek jalan dan jembatan memainkan peran penting dalam
pembangunan infrastruktur dan perkembangan suatu wilayah. Perencanaan, konstruksi,
dan pemeliharaan yang baik adalah kunci untuk memastikan keberhasilan dan ketahanan
jalan dan jembatan yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan
ekonomi. Selain itu, perhatian terhadap aspek lingkungan dan keselamatan selama seluruh
siklus proyek sangat penting untuk mencapai hasil yang berkelanjutan dan aman.

35

Anda mungkin juga menyukai