Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Inklusi

T5 – Eksplorasi Konsep
Muhammad Afzian Nursan/23104160060

Ringkasan Materi

Pengelolaan Pembelajaran dalam Setting Pendidikan Inklusif

Pengelolaan Pembelajaran
Pembelajaran yang direncakan oleh guru bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan
belajar dan karakteristik setiap peserta didik melalui pengaturan kondisi kelas sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Penekanan pada keterlibatan dan partisipasi secara aktif sesuai
kemampuan masing-masing setiap peserta didik dalam proses pembelajaran. Prinsip
pengelolaan kelas yang dapat memfasilitasi kebutuhan belajar setiap peserta didik yaitu adanya
kesadaran guru untuk menerima kondisi sehingga dapat memberikan kesempatan dalam
mengakses pembelajaran. Pertimbangan yang perlu diperhatikan sebelum mengatur
lingkungan kelas (Johnson Smith, 2007) sebagai berikut;
1. Periksa kebijakan sekolah,
2. Sediakan ruang khusus untuk akses informasi,
3. Pemanfaatan dinding sebagai media informasi.
4. Pengaturan meja secara fleksibel, Penyediaan alternatif sebagai sumber belajar.
5. Pertimbangan kondisi darurat
Penataan Kelas
Pengelolaan kelas terkait dengan pengaturan isi, tingkat capaian dan proses
penyampaian materi selama pembelajaran. Prinsip pengelolaan kelas yang nyaman untuk
setiap peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pemberian instruksi yang jelas sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan belajar setiap
peserta didik
2. Ketepatan penggunaan pendekatan pembelajaran didasarkan pada karakteristik,
kebutuhan belajar dan tingkat kesulitan maupun cakupan materi yang akan dipelajari
3. Penciptaan hubungan baik dalam kelas
4. Pengembangan perilaku positif
5. Pengaturan tempat duduk sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih dan
karakteristik belajar setiap peserta didik.
Akomodasi
Akomodasi adalah perubahan cara peserta didik berkebutuhan khusus dalam
mengakses materi dan unjuk kinerja sebagai hasil pembelajaran. Pemberian akomodasi tidak
selalu bertujuan untuk menaikkan nilai tes hasil belajar atau melebihi nilai kemampuan peserta
didik lain, namun fokus pada penyediaan akses terhadap pembelajaran sehingga dapat
mengembangkan potensi akademik secara optimal. Kategori pelaksanaan akomodasi terbagi
menjadi empat bagian yaitu:
1. Akomodasi penyajian, perubahan cara penyampaian materi dan penilaian melalui bantuan
sesuai kebutuhan serta modalitas indera sebagai sumber informasi.
2. Pengaturan akomodasi, perubahan setting lingkungan belajar secara fisik dan sosial
sehingga dapat memberikan kemudahan akses peserta didik berkebutuhan khusus dalam
belajar.
3. Akomodasi respons, bantuan yang diberikan agar peserta didik dapat memberikan respon
dengan mudah selama proses pembelajaran.
4. Akomodasi penjadwalan, bantuan yang diberikan ketika peserta didik menyelesaikan tugas
atau tes dengan penambahan waktu.

Pembelajaran Berdiferensiasi
Diferensiasi adalah kerangka kerja atau filosofi yang memungkinkan seluruh peserta
didik dengan karakteristik beragam agar dapat mengoptimalkan potensi dalam mencapai
capaian pembelajaran (Tomlinson & Imbeau, 2010). Pembelajaran diferensiasimenjad i
alternatif untuk mengatasi heterogenitas peserta didik di dalam kelas yang memiliki
keberagaman latar belakang sosial, ekonomi, ras, budaya dan kebutuhan khusus tertentu.
Sekolah sebaiknya tidak memaksakan tuntutan yang dari sudut pandang guru, tetapi bertujuan
untuk memaksimalkan potensi setiap peserta didik. Ciri pembelajaran berdiferensisi antara lain:
1. Keberagaman cara belajar sudah direncanakan
2. Asesmen dilakukan as/of/for yang berfungsi sebagai diagnostic pembelajaran.
3. Fokus pada keberagaman kemampuan setiap peserta didik.
4. Kesiapan peserta didik, minat, perbedaan kemampuan menjadi pertimbangan untuk
menyediakan berbagai materi serta media yang aksesibel.
Inti dari implementasi diferensiasi yang efektif adalah kolaborasi dan kerjasama. Hal ini
membutuhkan bimbingan, dukungan dan kepemimpinan dari praktisi yang berpengalaman dan
sangat terampil, yang penting untuk memastikan efisiensi strategi di semua kurikulum. Prinsip
pembelajaran berdiferensiasi yaitu (Tomlinson & Imbeau, 2010):
1. Seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam belajar dan mengerjakan tugas
2. Guru dan siswa saling bekerjasama untuk terus terlibat selama pembelajaran.
3. Guru merancang ruang kerja, materi dan waktu yang terakses untuk setiap siswa
4. Pembuatan kelompok belajar fleksibel
5. Siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan performa hasil belajar sesuai gaya dan
caranya sendiri.
Cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memastikan keberhasilan pembelajaran
berdiferensiasi yatu dengan indikator (Carol Ann Tomlinson, Kay Brimijoin,
2008)(Tomlinson, 1999):
1. Conten: apa yang diajarkan?
2. Proses: bagaimana cara mengajarkan?
3. Produk: bagaimana pembelajaran terakses?
Instruksi yang digunakan dapat mengikuti model QAIT sebagai berikut:
1. Quality of Instruction, penyampaian pembelajaran membuat peserta didik lebih mudah
memahami materi. Produk berupa kurikulum dan rancangan pembelajaran.
2. Appropriate level of instruction, guru memahami tingkat kemampuan peserta didik
sebagai dasar menentukan kesulitan dan cakupan materi.
3. Incentive, peserta didik termotivasi untuk terus belajar dan menyelesaikan tugas.
4. Time, adanya pertimbangan waktu yang sesuai untuk peserta didik memahami suatu
materi

Pembelajaran Universal Design for Learning (UDL)


UDL merupakan suatu proses tindakan peserta didik dan persepsi guru untuk
memberikan akses pembelajaran bagi seluruh peserta didik termasuk peserta didik
berkebutuhan khusus. Akses dapat berupa penyediaan strategi, metode dan media pembelajaran
sesuai karakteristik setiap peserta didik. Penciptaan lingkungan pembelajaran berbasis UDL
perlu memperhatikan tiga komponen: 1) rancangan ruang dan setting pembelajaran
menggunakan sudut berpikir keaktivan siswa, 2) implementasi pembelajaran menggunakan
berbagai strategi yang mengintegrasikan akses visual, auditori, dan kinestetik,
3) refleksi pelaksanaan pembelajaran dari segi media, metode, strategi, penilaian pembelajaran
sesuai capaianpembelajaran. Perancangan awal pembelajaran dengan UDL perlu
mempertimbangkan aktivitas berikut:
1. Fokus pada prinsip UDL yang akan digunakan dan memilih peralatan, sumber atau strategi
berdasarkan prinsip dan kompetensi.
2. Fokus pada salah satu prinsip UDL untuk memulai aktivitas dari pembelajaran yang telah
dirancang.
3. Mulai pembelajaran dengan menghubungkan aktivitas sesuai tujuan pembelajaran.
4. Review pembelajaran sebelumnya.
5. Buatlah daftar peralatan dan sumber lain yang dapat diakses oleh peserta didik.
6. Diskusikan dengan guru pendamping khusus atau teman sejawat tentang praktik UDL
yang telah diterapkan sebagai bahan refleksi.
Prinsip pelaksanaan UDL, yaitu:
1. Prinsipp engagement memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencapai
kemandirian belajar tingkat tinggi.
2. Prinsip representation bercirikan pada peserta didik agar memperoleh sumber belajar dan
menjadi pembelajar yang berpengetahuan melalui caranya masing-masing.
3. Prinsip action and expression yaitu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mempraktikkan tujuan yang telah disusun, perencanaan, pengelolaan informasi dan
sumber pengetahuan, monitoring perkembangan yang diperoleh melalui cara masing-
masing sesuai karakteristik maupun kebutuhan belajar.

Anda mungkin juga menyukai